KANKER SERVIKS
Dosen Pengampu : Ns. Martina Ekacahyaningtyas M.Kep.
Disusun Oleh :
Kelompok 1
1. Anisa Andriyana S (S18005)
2. Enny Kusbandiyah (S18018)
3. Giatmi (S18021)
4. Gleryn Viona O (S18022)
5. Irfan Anshory (S18025)
6. Leony Dwi A (S18028)
7. Mia Azizah N M (S18032)
8. Nella Ulfa A N (S18035)
9. Rofiana Nur H (S18044)
S18A
B. Etiologi
Kanker serviks dapat terjadi karena beberapa penyebab yaitu :
1. HPV ( Human Papiloma Virus )
Penyebab utama ca serviks ini adalah infeksi dari virus bernama Human
papilloma Virus (HPV). HPV yang sudah dapat teridentifikasi sampai
saat ini yaitu sebanyak 138 jenis dan 40 di antaranya dapat ditularkan
melalui hubungan seksual. Virus HPV yang dapat menyebabkan ca
serviks yaitu virus HPV risiko sedang maupun tinggi. Tipe virus HPV
tersebut dapat menular lewat hubungan seksual. Beberapa penelitian
menyatakan bahwa sebesar 90% ca serviks disebabkan oleh HPV tipe
16 dan 18. Dari kedua tipe ini, HPV tipe 16 telah menyebabkan lebih
dari 50% ca serviks. Seseorang yang sudah terinfeksi virus HPV 16
maka memiliki kemungkinan terkena ca serviks sebesar 5% (Rasjidi,
2009 dalam Nessia, 2016).
2. Usia Menikah
Usia menikah ≤ 20 tahun merupakan faktor yang mempengaruhi
kejadian ca serviks karena sel mukosa belum benar-benar matang untuk
melakukan hubungan seksual sehingga sangat rentan terhadap
rangsangan dari luar. Hubungan seksual pada usia muda akan
meningkatkan risiko untuk terkena ca serviks, selain karena masih
berkembangnya sel-sel serviks kemudian dipacu rangsangan dari sel
mani yang berasal dari hubungan seksual (Nessia, 2016).
3. Wanita dengan Aktivitas Seksual dan Sering berganti-ganti Pasangan
Wanita dengan aktivitas seksual dan sering berganti-ganti pasangan
akan memiliki risiko untuk mengalami ca serviks karena dengan
semakin tinggi aktivitas seksual dan riwayat berganti-ganti pasangan
akan memperbesar kemungkinan penularan penyakit kelamin serta
memperbesar kemungkinan HPV masuk ke dalam rahim. Virus ini yang
nantinya akan membuat sel mukosa menjadi abnormal sebagai pemicu
kanker (Nessia, 2016).
4. Merokok
Wanita yang merokok memiliki risiko 4–13 kali lebih besar untuk
mengalami ca serviks daripada wanita yang tidak merokok. Hal ini
dikarenakan nikotin dalam rokok mempermudah semua selaput lendir
termasuk sel mukosa dalam rahim untuk menjadi terangsang.
Rangsangan yang berlebihan ini akan memicu kanker. Namun tidak
diketahui dengan pasti berapa jumlah nikotin yang mampu
menyebabkan ca serviks (Nessia, 2016).
5. Wanita yang Terlalu Sering Melahirkan
Wanita yang sering melahirkan berisiko untuk terkena ca serviks,
apalagi dengan jarak persalinan yang terlalu pendek. Semakin sering
seorang wanita melahirkan, maka semakin besar risiko untuk terkena ca
serviks karena semakin banyak lesi yang terdapat pada organ
reproduksi dan memudahkan HPV masuk ke dalam rahim (Nessia,
2016).
6. Penggunaan Kontrasepsi Oral
Penggunaan kontrasepsi oral selama lebih dari empat tahun akan
meningkatkan risiko ca serviks sebesar 1,5–2,5 kali. Namun, efek dari
penggunaan kontrasepsi oral terhadap ca serviks masih kontroversial
karena ada beberapa penelitian yang gagal menemukan peningkatan
risiko pada perempuan pengguna atau mantan pengguna kontrasepsi.
Penelitian Wahyuningsih (2014) (dalam Nessia, 2016), menemukan
bahwa wanita yang menggunakan pil KB selama ≥4 tahun memiliki
risiko 42 kali untuk mengalami kejadian lesi prakanker serviks
dibandingkan wanita yang menggunakan pil KB <4 tahun.
7. Personal Hygiene
Menurut penelitian Indrawati dan Fitriyani (2012) (dalam Nessia, 2016)
, personal hygiene yang kurang baik memiliki risiko untuk terkena ca
serviks 19,386 kali lebih besar dibandingkan dengan wanita yang
memiliki personal hygiene yang baik. Ca serviks dapat disebabkan oleh
HPV yang berasal dari toilet umum ketika virus HPV ada pada tangan
seorang wanita lalu menyentuh daerah genital sehingga virus ini dapat
berpindah dan menginfeksi serviks. Seorang penderita kanker ini juga
dapat memindahkan virus HPV melalui kloset.
C. Manifestasi Klinis
Adapun beberapa manifestasi klinis yang bisa ditemukan bagi penderita
kanker serviks stadium lanjut menurut Arum, 2015 (dalam Bonita, 2018)
yaitu:
1. Keputihan yang Tidak Normal
Keputihan yang berulang-ulang, tidak sembuh walapun sudah diobati.
Keputihan biasanya berbau, gatal dan panas karena sudah ditumpangi
infeksi sekunder, artinya cairan yang keluar dari lesi pra kanker atau
kanker tersebut ditambah infeksi oleh kuman, bakteri/parasit, jamur,
bahkan infeksi virus HPV.
2. Pendarahan dari Vagina
Pada tahap lanjut, gejala kanker serviks tidak hanya menimbulkan
keputihan namun sampai pada pendarahan dari vagina. Pendarahan ini
terjadi diluar masa haid. Pendarahan ini bisa terjadi setelah melakukan
hubungan badan, terlalu memaksa pada saat buang air besar, dan
pendarahan setelah monopause.
3. Sering Merasa Sakit pada Organ Reproduksi
Orang yang terkena kanker serviks akan sering mengalami rasa sakit di
daerah sekitar vagina. Selain di daerah vagina, rasa sakit biasanya juga
akan terasa di bagian perut bawah, paha, dan persendian panggul setiap
saat menstruasi, buang air besar, dan berhubungan badan. Apabila
kanker serviks sudah menyebar ke panggul, pasien akan menderita
keluhan nyeri punggung, hambatan dalam berkemih, serta pembesaran
ginjal.
D. Patofisiologi
Karsinoma serviks biasa timbul di daerah yang disebut squamo-
columnar junction (SJC) atau sambungan skuamo-kolumnar (SSK), yaitu
batas antara epitel yang melapisi ektoserviks (porsio) dan endoserviks
kanalis serviks, di mana secara histologik terjadi perubahan dari epitel
ektoserviks yaitu epitel skuamosa berlapis pipih dengan epitel
endoserviks berbentuk kuboid/kolumnar pendek selapis dan bersilia.
Letak SSK dipengaruhi oleh faktor usia, aktivitas seksual, dan jumlah
paritas. Pada wanita muda, SSK berada di luar ostinum uteri eksternum,
2. Keperawatan
a. Melakukan aktifitas fisik, disarankan aktifitas sedang yang
menyenangkan tetapi tidak menyebabkan kelelahan
b. Anjurkan klien untuk istirahat yang cukup
c. Hindari klien dari asap rokok
d. Anjurkan klien untuk mengkonsumsi obat secara teratur dan
terkontrol
e. Bersihkan area genetalia klien secara teratur dengan teknik antisectik
f. Berikan lingkungan baik dan bersih ( Haffner LJ. 2008)
DAFTAR PUSTAKA
American Cancer Society (2013). Cancer fact & figures 2013. Atlanta:
American Cancer Society.
DisusunOleh :
Kelompok 1
S18A
1. AnisaAndriyana Sefi S.P (S18005)
2. EnnyKusbandiyah (S18018)
3. Giatmi (S18021)
4. Gleryn Viona Octaverlita (S18022)
5. IrfanAnshory (S18025)
6. Leony Dwi Alfina Mega P (S18028)
7. Mia Azizah Nur M (S18032)
8. NelaUlfa Alfiatun Nuriyah (S18035)
9. Rofiana Nur Hasanah (S18044)
A. PENGKAJIAN
I. BIODATA
1. Identitas Klien
Nama Klien : Ny.E
Jenis Kelamin : Perempuan
Alamat : Mojosongo
Umur : 49 Tahun
Agama : Islam
Status Perkawinan : Kawin
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
2. Identitas Penanggung jawab
Nama : Tn.A
Jenis Kelamin : Laki-laki
Umur : 50 Tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Mojosongo
Hubungan dg Klien : Suami
II.RIWAYAT KESEHATAN
1. Keluhan Utama
Pasien mengeluh perut membesar sejak 3 bulan sebelum pasien datang ke
rumah sakit.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Pasien datang kerumah sakit pada tanggal 17 Juni 2020 dengan keluhan nyeri
pada perut bagian bawah, nyeri menetap dengan skala 7. Saat ini diagnosis
medis pasien Kanker Serviks stadium III.
3. Riwayat Penyakit Dahulu
Pasien menyampaikan ada riwayat keputihan berbau dan terdapat perdarahan
pasca berhubungan seksual
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Klien mengatakan bahwa tidak ada riwayat penyakit keluarga.
Genogram
Keterangan
= Laki-laki
= Perempuan = Klien
= Garis keturunan
Keterangan :
0: Mandiri, 1: denganalat bantu, 2: dibantu orang lain, 3: dibantu orang lain
dan alat;
4: tergantung total
Kesimpulan : pola aktifitas pasien sebelum sakit bisa melakuan aktifitas
mandiri tanpa bantuan orang lain ataupun alat. Sedangkan pola aktifitas
selama sakit aktifitas pasien dibantu orang lain kecuali mobilitas ditempat
tidur dan ambulansi ROM pasien bisa melakukan sendiri.
4. Pola nutrisimetabolic
1) PengkajianNutrisi
A :Antropometri
- BB : 57 kg
- TB : 160 cm
- IMT : 22,25 (normal)
B :Biomechanical
- Hb :11,8 g/dl (kurang)
- Ht (hematocrit) :34,1 % (kurang)
- Albumin :3,2 g/dl (kurang)
C :Clinical Sign : Berdasarkan pemeriksaan fisik abdomen oleh perawat
didapatkan data teraba masa kistik campur padat ukuran 15cm x 15cm,
batas tegas, mobilitas terbatas, disertai distensi dan didapatkan shifting
dullness. Dari pemeriksaan vagina didapatkan porsio rapuh dan mudah
berdarah. Hasil ultrasonografi abdomen atas bawah tampak massa solid
kistik di daerah adneksa suspek kistoma ovarium, dengan penilaian organ
intra abdomen lain tidak tampak kelainan. Hasil CT-scan abdomen
menunjukkan adanya massa solid kistik di kavum pelvis yang menempel
dengan usus-usus di sekitar.
D : Diet
Sebelum Sakit Selama Sakit
Sebelum sakit klien tidak Sarapan jus jeruk, melon dan
menjalankan diet sesuai anjuran yogurt. Makan siang roti lapis isi
dikarenakan dia tidak merasa lemas. sayuran dan keju, ditambah irisan
paprika dan jamur. Makan malam
dengan salad dan pasta gandum
utuh yang dilengkapi bayam,
kacang hitam, ayam dan tomat.
5. Pola Nutrisi
Sebelum Sakit Selama Sakit
Frekuensi Makan 3-4x sehari 1x sehari
Frekuensi Minum 7-8 gelas sehari 2 gelas air putih per hari
Jenis Makanan Karbohidrat, Protein, Karbohidrat, Protein,
Serat Serat, Karotenoid
Jenis Minuman Air Putih, Teh dan Air Putih dan jus
Susu
Porsi Makanan 1 porsi penuh 3 sendok
- BAK
Sebelum Sakit Selama Sakit
Frekuensi 5x sehari 3-4x sehari
Jumlah Urin 100cc 100cc
Warna Kuning bening Kuning bening
Keluhan Tidak ada Tidak ada
9. Pola koping
a. Masalah utama selama masuk RS :
Klien memikirkan masalah pembayaran rumah sakit jika harus terus
diopname.
b. Kehilangan/ perubahan yang terjadi sebelumnya :
Klien keterbatasan pergerakan dikarenakan kondisi klien yang masi
lemah
c. Pandangan terhadap masa depan :
Klien masih mempunyai semangat untuk kesembuhannya
d. Kopingvmekanisme yang digunakan saat terjadinya masalah :
Klien selalu mengingat keluarganya
b. Muka
1) Mata
a) Kebersihan : tidak ada kotoran
b) Fungsi penglihatan : normal
c) Palpebra: normal
d) Konjungtiva : tidak anemis
e) Sclera : non ikterik
f) Pupil : isokor
g) Diameter ki/ka :
h) Reflek terhadap cahaya : baik
i) Pengunaan alat bantu penglihatan : tidak ada
2) Hidung
a) Fungsi penghidu : normal
b) Sekret : tidak ada
c) Nyeri sinus : tidak ada
d) Polip : tidak ada
e) Napas cuping hidung : tidak ada
3) Mulut
a) Kemampuan bicara : baik
b) Keadaan bibir : lembab
c) Selaput mukosa : lembab
d) Warna lidah : pink
e) Keadaan gigi : bersih, jumlah gigi masih genap
f) Bau napas : tidak bau
g) Dahak : tidak ada
4) Gigi
a) Jumlah: 32 buah
b) Kebersihan : bersih
c) Masalah : tidak ada
5) Telinga
a) Fungsi pendengaran : normal
b) Bentuk : simetris
c) Kebersihan : bersih
d) Serumen :tidak ada
e) Nyeri telinga : tidak ada
c. Leher
1) Bentuk : normal
2) Pembesaran tyroid : tidak ada
3) Kelenjar getah bening : normal
4) Nyeri waktu menelan : tidak ada
5) JVP : normal, tidak ada penekanan
d. Dada /thorax
1) Paru – paru
a) Inspeksi : tulang iga simetris kanan dan kiri, RR : 22x/menit,
ritme napas normal
b) Palpasi : vocal fremitus anteria kanan dan kiri simetris, tidak
ada nyeri tekan
c) Perkusi : suara paru-paru sonor pada paru kanan dan paru kiri
d) Auskultasi : suara vesikuler
2) Jantung
a) Inspeksi : lokasi lotus di gic midclavikula dan denyut jantung
nampak
b) Palpasi : teraba denyut nadi dengan gerakan
c) Perkusi : di sic 5 mid axial dari lateral ke media bunyinya
sonor sampai dengan sternum 2 jari ke sternum pekak
d) Auskultasi : bunyi jantung normal
3) Abdomen
a) Inspeksi : abdomen membesar, tidak ada luka dan warna
kulit kecoklatan
b) Auskultasi : bising usus 10x permenit
c) Perkusi : shifting dullnes (bunyi pekak berpindah - pindah)
d) Palpasi : ada nyeri tekan pada perut bagian bawah, data
teraba masa masa kistik campur padat ukuran 15x15cm,batas
tegas, mobilitas terbatas, disertai distensi
e. Genetalia : pemeriksaan vagina didapatkan porsio rapuh dan mudah
berdarah
f. Anus dan Rektum : Normal
g. Ekstermitas
1) Ekstermitas Atas
Dekstra Sinistra
Kekuatan otot Baik Baik
ROM Baik Baik
Perubahan bentuk Tidak ada Tidak ada
tulang
Pergerakan sendi Normal Normal
bahu
Perabaan akral Hangat Hangat
Pitting edema Normal Normal
Terpasang infus - Terpasang infus
20tpm
2) Ekstermitas Bawah
Dekstra Sinistra
Kekuatan otot Baik Baik
ROM Normal Baik
Perubahan bentuk Tidak ada Tidak ada
tulang
Varises Tidak ada Tidak ada
Perabaan akral Hangat Hangat
Pitiing edema Normal Normal
Kondisi Baik Baik
3) Integumen :
- Keadaan kulit : kering
- Turgor kulit : < 2 detik
- Tidak ada lesi dan edema
B. Analisa Data
DO:
1. Pasien tampak
sering meringis
kesakitan dan hanya
terlihat berbaring di
tempat tidur, aktivitas
dibantu oleh keluarga
dan perawat
DO:
1.
1. Pasien hanya
terlihat berbaring di
tempat tidur, aktivitas
dibantu oleh keluarga
dan perawat
C. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen pencedera fisiologis (D.0077)
2. Ansietas berhubungan dengan Kurang terpapar informasi (D.0080)
3. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan(D.0056)
D. Intervensi Keperawatan
T:
E:
1. Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu nyeri
2. Jelaskan strategi
meredakan nyeri
3. Anjurkan memonitor
nyeri secara mandiri
4. Anjurkan menggunakan
analgetik secara tepat
K:
Kolaborasi pemberian
analgetik
3. Perilaku gelisah
menurun 1. Ciptakan suasana
teraupetik untuk
4. Perilaku tegang
menumbuhkan kepercayaan
menurun
2. Temani pasien untuk
5. Konsentrasi cukup
mengurangi kecemasan, jika
membaik
memungkinkan
6. Pola tidur cukup
3. Pahami situasi yang
membaik
membuat ansietas
4. Gunakan pendekatan
yang tenang dan
meyakinkan
5. Motivasi
mengidentifikasi situasi
yang memicu kecemasan
6. Diskusikan perencanaan
realistis tentang peristiwa
yang akan datang
E:
1. Jelaskan prosedur,
termasuk sensasi yang
mungkin dialami
2. Informasikan secara
faktual mengenai
Diagnosis, pengobatan, dan
prognosis
3. Anjurkan keluarga untuk
tetap bersama pasien, jika
perlu
4. Anjurkan
mengungkapkan perasaan
dan persepsi
K:
1. Kolaborasi pemberian
obat antiansietas, jika perlu
1. Sediakan lingkungan
yang nyaman dan stimulus
(mis. Cahaya, suara,
kunjungan)
2. Berikan aktivitas
distraksi yang menenangkan
E:
1. Anjurkan melakukan
aktivitas secara bertahap
K:
E. Implementasi
O: Pasien tampak
kooperatif
O: Pasien tampak
kooperatif
O: Pasien tampak
kooperatif
P: Lanjutkan Intervensi
P: Lanjutkan Intervensi
P: Lanjutkan Intervensi
P: Lanjutkan Intervensi
P: lanjutkan intervensi
P: Lanjutkan Intervensi
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
P: Intervensi dihentikan