PENDAHULUAN
A.
Acara
Teknologi Pengolahan Roti
B.
Hari/Tanggal
Rabu, 26 Oktober 2016
C.
Tujuan
1. Mengetahui teknologi pembuatan Roti tawar.
2. Mengetahui pengaruh penggunaan tepung mocaf dan tepung pisang
untuk substitusi tepung terigu terhadap karakteristik organoleptik dan
daya pengembangan roti.
BAB II
METODE PERCOBAAN
A.
Blender
2.
Timbangan
3.
Baskom plastik
4.
5.
Piring plastik
6.
Jahe
7.
Ayakan
8.
Secang
B.
Cara Kerja
1. Tepung Mocaf
Menimbang tepung terigu sebanyak 180 gram, tepung mocaf sebanyak 20 gram,
memasukkan kedalam wadah/baskom yang tersedia
Menimbang gula sebanyak 12 gram, garam 3 gram, mentega 20 gram, ragi roti 3
gram, susu 12 gram dan air 143 ml, menambahkan kedalam adonan tepung.
Memanggang adonan roti didalam oven dengan suhu 200 C selama 30 menit
2. Tepung Terigu
Menimbang tepung terigu sebanyak 200 gram, tepung mocaf sebanyak 180
gram, memasukkan kedalam wadah/baskom yang tersedia
Menimbang gula sebanyak 12 gram, garam 3 gram, mentega 20 gram, ragi roti 3
gram, susu 12 gram dan air 143 ml, menambahkan kedalam adonan tepung.
Memanggang adonan roti didalam oven dengan suhu 200 C selama 30 menit
BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
Tabel 1. Organoleptik Roti tawar
Sampel
Intensitas
Aroma
Tekstur
Rasa
Tepung terigu
Tepung terigu
kecerahan
+++
++
++++
++
++++
+++
+++
++
+++
++
tepung
mocaf
Tepung terigu
+
tepung
pisang
= 25x6.5x4.5 =731,25
= 12x7x5 = 420
= 12x7x5 = 420
Pada
pembuatan roti tawar digunakan tepung terigu protein tinggi biasanya berkisar
antara 13-14% sehingga memiliki kemampuan mengikat dan memerangkap gas
paling baik sehingga adonan mengembang sempurna dan memiliki tekstur yang
lebih kenyal. Roti tawar biasanya tidak ditambahkan rasa atau isi apapun,
sehingga rasanya tawar. Biasanya konsumen menambahkan sendiri isinya sesuai
dengan keinginan dan selera masing-masing. Bisa diolesi margarin, ditaburi
cokelat mesis, diisi keju, diolesi selai buah, diisi telur, daging, atau kombinasi dari
berbagai bahan tersebut.
proses pembuatan roti dapat digolongkan menjadi tiga kelompok, yaitu bahan
pokok atau bahan utama seperti tepung terigu, ragi dan air, bahan penambah
rasa yaitu gula, garam, lemak dalam bentuk shortening atau mentega, susu dan
telur, serta bahan tambahan berupa mineral yeast food (MYF), malt, emulsifier,
bahan untuk meningkatkan mutu adonan (dough improver) dan pengawet
terutama terhadap jamur.
Tepung terigu merupakan bahan baku pada pembuatan roti tawar. Menurut
Koswara (2009), Komponen terpenting yang membedakan dengan bahan lain
adalah kandungan protein jenis glutenin dan gliadin didalamnya, yang pada
kondisi tertentu dengan air dapat membentuk massa yang elastis dan dapat
mengembang yang disebut gluten. Sifat-sifat fisik gluten yang elastis dan dapat
mengembang ini memungkinkan adonan dapat menahan gas pengembang dan
adonan dapat menggelembung seperti balon. Keadaan ini memungkinkan produk
roti mempunyai struktur berongga yang halus dan seragam serta tekstur yang
lembut dan elastis.
Dalam pembuatan roti tawar menggunakan bahan-bahan yang memiliki
fungsi yang beragam, Adapun penjabarannya sebagai berikut :
1. Menurut U.S. Wheat Associates (1983), dalam pembuatan roti, air
mempunyai
banyak
fungsi.
Air
memungkinkan
terbentukna
gluten,
tingkat
fermentasi.
Garam
juga
mengatur,
mencegah
terigu
selanjutnya
ditambah
adonan
air
dibiarkan
lalu
diaduk-aduk
beberapa
merata,
waktu.
setelah
Ragi/yeast
itu
sendiri
untuk
membentuk sel yang baru. Lipase memecah lemak menjadi asam lemak
dan gliserin. Invertase memecah sukrosa menjadi glukosa dan fruktosa.
Maltase memecah maltosa menjadi glukosa dan zymase memecah glukosa
menjadi alkohol dan karbondioksida. Akibat dari fermentasi ini timbul
komponen-komponen pembentuk flavor roti, diantaranya asam asetat,
aldehid dan ester. Ragi berfungsi untuk mengembangkan adonan dengan
memproduksi gas CO2, memperlunak gluten dengan asam yang dihasilkan
dan juga memberikan rasa dan aroma pada roti.
4. Menurut U.S. Wheat Associates (1983), gula pada roti terutama berfungsi
sebagai makanan ragi selama fermentasi sehingga dapat dihasilkan
karbondioksida dan alkohol. Gula juga dapat berfungsi untuk memberi rasa
manis, flavor dan warna kulit roti (crust). Selain itu gula juga berfungsi
sebagai pengempuk dan menjaga freshness roti karena sifatnya yang
higroskopis (menahan air) sehingga dapat memperbaiki masa simpan roti.
Dengan adanya gula maka waktu pembakaran harus sesingkat mungkin
agar roti tidak menjadi hangus karena sisa gula yang masih terdapat
dalam adonan dapat mempercepat proses pembentu-kan warna pada kulit
roti. Dengan singkatnya waktu pembakaran tersebut, maka dipengaruhi
masihbanyak uap air yang tertinggal dalam adonan, dan ini akan
mengakibatkan roti akan tetap empuk. Keutamaan fungsi gula adalah
sebagai
sumber
makanan
untuk
pertumbuhan
ragi
selama
proses
kelembutan,
dan
flavor.
Selain
itu
penambahan
lemak
menyebabkan nilai gizi dan rasa lezat roti bertambah. Lemak juga
berfungsi sebagai pelumas sehingga akan memperbaiki remah roti.
Disamping itu, lemak berfungsi mempermudah pemotongan roti dan
membuat roti lebih lunak.
Koeswara (2009), dalam bukunya menjelaskan bahwa Secara garis besar
prinsip
pembuatan
roti
terdiri
dari
pencampuran
(make
up),
peragian,
pembentukan cita rasa roti. Pada tahap pembentukan secara berurutan adonan
dibagi dan dibulatkan, diistirahatkan, dipulung, dimasukkan dalam loyang dan
fermentasi
akhir
sebelum
dipanggang.
Setelah
itu
dilakukan
proses
dan
cita
rasa khas
yang dapat menutupi aroma dan cita rasa singkong yang cenderung tidak
disukai konsumen, cita rasa MOCAF menjadi netral dengan menutupi cita rasa ubi
kayu sampai 70% (Subagio, 2007). Dan pada tepung pisang mendapati peringakt
terakhir dalam pembuatan roti dikarenakan aroma khas
kuat.
Hasil daya kembang yang paling tinggi diperoleh tepung terigu yaitu
sebesar 37.596% Menurut Koswara (2009),
terigu mampu menyerap air dalam jumlah banyak untuk mencapai konsistensi
adonan yang tepat, dan memiliki elastisitas yang baik untuk menghasilkan roti
dengan remah yang halus, tekstur lembut dan volume yang besar. yang kedua
diperoleh oleh tepung pisang yaitu sebesar
KESIMPULAN
Roti tawar dibuat dari tepung terigu melalui tahapan proses pengadonan,
fermentasi, pembentukan dan pemanggangan.
Pengaruh Tepung mocaf dan tepung pisang pada organoleptik roti tawar
ialah terciptanya aroma yang khas yaitu aroma khas ubi dan pisang. Tepung
mocaf secara karakteristik dan kualitas hampir menyerupai tepung dari terigu,
sehingga sangat cocok untuk menggantikan bahan terigu untuk kebutuhan
industri makanan ini dikarenakan Selama proses fermentasi terjadi penghilangan
komponen penimbul warna, seperti pigmen (khususnya pada ubi kayu kuning)
dan protein yang
Dampaknya adalah warna mocaf yang dihasilkan lebih putih jika dibandingkan
dengan warna tepung ubi kayu biasa dan juga berbau netral (tidak berbau apek
khas).
DAFTAR PUSTAKA
Basuki, Enny. 2010. Kajian Substitusi Tepung Tapioka dan Penambahan Gliserol
Pada pembuatan Roti Tawar. Jurnal Teknologi Pangan Surabaya; UPN.
Fitasari, Eka. 2009. Pengaruh Tingkat Penambahan Tepung Terigu Terhadap Kadar
Air, Kadar Lemak, Kadar Protein, Mikrostruktur, dan Mutu Organoleptik
Keju Gouda Olahan. Jurnal Ilmu dan Teknologi Hasil Ternak, Agustus 2009,
Hal 17-29 Vol. 4, No. 2.
Koswara, Sutrisno. 2009. Teknologi Pengolahan Roti. EbookPangan.