Home
2. Resep Masakan
400 cc air nanas dari 200 g buah nanas yang diblender dan disaring
150 g gula pasir
1 bungkus agar-agar
CARA MEMBUAT
Cara membuat lapisan bawah:
1. Larutkan susu 500 cc, ambil 400 cc susu, tambahkan agar-agar dan gula pasir, masak sampai
mendidih.
2. Ambil 100 cc susu yang tersisa untuk melarutkan tepung maizena, masukkan ke dalam adonan susu,
aduk sampai mengental dan kalis.
3. Sementara itu, kocok putih telur sampai kaku, masukkan adonan susu ke dalam putih telur, aduk
sampai rata, masukkan ke dalam cetakan dan sisihkan.
Cara membuat lapisan atas:
1. Masak semua bahan, yaitu air nanas, agar-agar dan gula pasir.
2. Setelah mendidih, masukkan ke dalam cetakan adonan pertama.
3. Dinginkan, hias dengan cream dan cherry. Pudding siap untuk dihidangkan.
1. Kocok mentega 200 g dengan gula halus 100 g sampai putih beserta susu kental manis 1 sachet (20 g).
Sajian:
10 porsi
Catatan:
Nephrisol merupakan nutrisi khusus yang diformulasikan bagi pasien ginjal kronik pre-
dialisis yang dapat dibeli di rumah sakit atau apotek tertentu.
Nephrisol dapat diganti menjadi Nephrisol-D sebagai nutrisi khusus yang diformulasikan
bagi pasien ginjal kronik dialisis, namun nilai sajian per porsi pada resep ini tidak dapat
menjadi acuan dan harus disesuaikan.
Foto makanan hanya sebagai referensi.
CASAVA MILK
Diperuntukkan bagi pasien pre-dialisis
BAHAN-BAHAN
½ kg singkong
200 g tepung beras
200 cc kara santan
250 g gula pasir
½ sdt garam
3 lembar daun pandan
200 cc air
100 g Nephrisol
CARA MEMBUAT
Sajian:
15 porsi
Catatan:
Nephrisol merupakan nutrisi khusus yang diformulasikan bagi pasien ginjal kronik pre-
dialisis yang dapat dibeli di rumah sakit atau apotek tertentu.
Nephrisol dapat diganti menjadi Nephrisol-D sebagai nutrisi khusus yang diformulasikan
bagi pasien ginjal kronik dialisis, namun nilai sajian per porsi pada resep ini tidak dapat
menjadi acuan dan harus disesuaikan.
Foto makanan hanya sebagai referensi.
1. Home
2. Resep Masakan
3. DADAR GULUNG ISI VLA
Bahan vla:
75 g tepung maizena
100 g Nephrisol
15 g gula pasir
1 sdm garam
500 mL air
CARA MEMBUAT
Cara membuat dadar:
1. Tepung terigu, tepung tapioka diaduk jadi satu lalu masukkan air dan telur.
2. Setelah diaduk menjadi satu, tambahkan pewarna dan minyak goreng.
Cara menghidangkan:
Sajian:
17 porsi
Catatan:
Nephrisol merupakan nutrisi khusus yang diformulasikan bagi pasien ginjal kronik pre-
dialisis yang dapat dibeli di rumah sakit atau apotek tertentu.
Nephrisol dapat diganti menjadi Nephrisol-D sebagai nutrisi khusus yang diformulasikan
bagi pasien ginjal kronik dialisis, namun nilai sajian per porsi pada resep ini tidak dapat
menjadi acuan dan harus disesuaikan.
Foto makanan hanya sebagai referensi.
Kebutuhan diet PGK
Biasanya, penderita PGK membutuhkan 35 kkal/berat (kg). Sedangkan pada pasien geriatri (di
atas 60 tahun), kalori yang dibutuhkan adalah 30 kkal/ kg, sesuai dengan komposisi sebagai
berikut:
Karbohidrat sebagai sumber energi, 50-60% dari total kalori
Protein untuk pemeliharaan jaringan tubuh dan penggantian sel yang rusak adalah 0,6 g /kg.
Jika asupan energi tidak cukup, protein bisa diberikan hingga 0,75 g/kg. Protein diberikan lebih
rendah dari biasanya, oleh karena itu diet ini biasa disebut Low Protein Diet. Dianjurkan agar
50% protein yang dikonsumsi adalah protein hewani. Anda bisa menggantinya dengan protein
nabati yang berasal dari kedelai yang diproses sebagai lauk pauk untuk variasi menu.
Lemak diperlukan untuk memenuhi kebutuhan energi ± 30%, diutamakan lemak tak jenuh.
Kebutuhan cairan disesuaikan dengan jumlah air seni sehari ditambah IWL (Insensible
Water Loss) ± 500 ml.
Garam disesuaikan dengan ada atau tidaknya hipertensi, serta penumpukan cairan dalam
tubuh. Pembatasan garam berkisar antara 2,5 sampai 7,6 g / hari setara dengan 1000-3000 mg
Na / hari.
Kalium disesuaikan dengan adanya / tidak adanya Hyperkalemia 40-70 meq / hari
Fosfor dianjurkan ≤ 10 mg / kg / hari
Kalsium 1400-1600 mg / hari
Resep Nephrisol
Puding NEPHRISOL
(Sajian : 25)
Bahan :
90 g Nephrisol
1 bungkus serbuk agar-agar
Pemanis atau gula putih untuk rasa
700 cc air
Langkah :
1. Campur serbuk agar-agar, air, dan pewarna makanan, aduk rata, masak hingga mendidih
2. Tambahkan pemanis, lalu matikan api.
3. Biarkan hingga hangat, tambahkan Nephrisol, aduk rata.
4. Tuang ke cetakan, masukkan ke dalam kulkas hingga memadat.
Nilai gizi:
Energi : 15,92 kkal
Protein : 0,26 g
Lemak : 2,8 g
Karbohidrat : 0,35 g
Bahan B:
600 cc air
1 bungkus agar-agar
14 porsi Nephrisol (rasa Cokelat)
Langkah :
Bahan A :
1. Didihkan air (400 cc), masukkan serbuk agar-agar, aduk hingga mendidih
2. Larutkan 12 porsi Nephrisol Vanila dengan 200 cc air
3. Masukkan Nephrisol Vanilla ke dalam agar-agar, aduk rata. Tuang campuran ke cetakan, diamkan hingga
memadat.
Bahan B :
Langkah :
Egg roll:
1. Campur tepung terigu dan tepung tapioca dan masukkan air dan telur, aduk rata.
2. Tambahkan serbuk cokelat dan minyak, aduk rata.
Saus Vla :
1. Didihkan air dan masukkan tepung maizena, biarkan hingga hangat di dalam mangkuk.
2. Larutkan Nephrisol dan gula (sudah dicairkan sebelumnya) di dalam mangkuk.
Cara Penyajian :
Panaskan teflon, ratakan minyak kelapa di permukaannya
Masukkan 1 sendok adonan telur, ratakan hingga adonan membentuk lingkaran tipis, masak hingga matang.
Letakkan adonan telur di permukaan rata, isi dengan Vla Nephrisol, lipat hingga membentuk segitiga, dan
gulung.
Nilai gizi :
Energi :110 kkal
Lemak :1.73 g
Protein : 2.8 g
Karbohidrat : 12 g
Makanan yang haya untuk kesehatan ginjal sudah pasti, mudah ditemukan dan dikonsumsi. Banyak
orang tidak sadar akan ancaman dan karena itu mudah mengalami kerusakan ginjal. Dengan mengetahui
lebih banyak makanan yang berbahaya bagi kesehatan ginjal, orang-orang dapat lebih berhati-hati
terhadap segala hal yang dapat merugikan kesehatan ginjal Anda. Makanan tidak hanya dikonsumsi
untuk membantu kita merasa kenyang, selain mempertimbangkan nutrisi dan manfaat lain yang baik
untuk kesehatan dan kelangsungan hidup, kita juga harus memperhatikan dampaknya bagi kesehatan
ginjal kita.
Makanan yang berbahaya bagi kesehatan ginjal misalnya adalah protein hewani. Pada dasarnya protein
sangat penting untuk menjaga kesehatan tubuh. Namun konsumsi berlebihan akan berbahaya bagi
kesehatan ginjal. Protein hewani, yang ditemukan pada daging dan ikan, mengandung fosfor dan purin.
Tingkat berlebih dari dua zat ini berbahaya bagi ginjal. Purine bisa meningkatkan kadar asam darah.
Anda akan dengan mudah merasakan sakit pada sendi dan pada akhirnya, ginjal Anda juga akan
terpengaruh.
Makanan yang mengandung kadar sodium tinggi juga mempengaruhi ginjal dengan adanya kenaikan
tekanan darah sehingga dapat menyebabkan gangguan ginjal. Kandungan natrium yang tinggi biasanya
ditemukan dalam garam, oleh karena itu asupan garam harus diawasi. Hindari makanan yang terlalu
asin. Makanan dan minuman yang diawetkan juga mengandung sodium dalam setiap kemasannya yang
bentuk kaleng. Sedangkan makanan dan minuman kaleng memiliki konsentrasi natrium yang cukup
tinggi.
Selain makanan, ada juga minuman seperti teh, kopi, anggur dan minuman beralkohol. Minuman jenis ini
akan mempercepat pembentukan batu ginjal. Makanan berbahaya lainnya juga bisa ditemukan pada
makanan dengan kadar potasium tinggi. Terlalu banyak potasium akan menyebabkan naiknya
permukaan air dalam tubuh, dan kemudian juga akan menghancurkan sistem ginjal.
Makanan yang mengandung fosfor tinggi juga merupakan salah satu penyebab kerusakan ginjal Anda.
Makanan yang memiliki kandungan fosfor tinggi ini biasa ditemukan pada makanan yang diproduksi
dengan menggunakan coklat, susu, kacang-kacangan dan berbagai macam buah. Kadar fosfor yang
cukup banyak dalam tubuh pasti akan menghambat penyerapan kalsium yang menyebabkan gangguan
pada ginjal Anda.
Untuk membantu ginjal bekerja optimal, Anda harus menjalankan gaya hidup sehat dan mengkonsumsi
banyak air. Selain itu, Anda juga harus mewaspadai makanan yang berbahaya bagi ginjal
FOSFOR DAN MAKANAN/ MINUMAN YANG
SANGAT TINGGI FOSFOR
Fosfor merupakan mineral yang dapat ditemukan di tulang. Bersama dengan kalsium, fosfor
dibutuhkan untuk membentuk tulang yang kuat dan berperan dalam berbagai fungsi agar tubuh
tetap sehat.
Pada ginjal yang berfungsi dengan baik, kelebihan fosfor dalam darah dapat dikeluarkan. Namun
pada pasien dengan penyakit ginjal kronik (PGK), ginjal tidak dapat membuang kelebihan fosfor.
Fosfor yang berlebih dapat menyebabkan keluarnya kalsium dari tulang sehingga menyebabkan
tulang rapuh, kalsium juga dapat terakumulasi di pembuluh darah, paru-paru, mata dan jantung.
Proses dialisis dapat membantu mengurangi kelebihan fosfor dalam tubuh. Penting bagi pasien
agar dapat menjaga kadar fosfor dalam darahnya di antara waktu dialisis.
Minuman
Bir/ ale
Coklat
Kola soft drink
Minuman yang dibuat dengan susu
Es teh kaleng
Minuman botol dengan pengawet fosfat
Keju
Custard
230 mL Susu
Krimer cair nondairy
115 g es krim
Puding
Yogurt
Cream soup
Whipped cream
Roti, biji-bijian dan sereal
Sereal bran
Granola
Beras merah
Biskuit
Roti: whole grain, 100% whole wheat, multi-grain, dark rye
Pancake dan waffel
Muffin
Protein
Tiram
Hati ayam dan sapi
Telur ikan
Sarden
Jerohan
Lainnya
Apabila fungsi ginjal terganggu, dapat menyebabkan kadar kalium meningkat karena tidak dapat
dikeluarkan oleh tubuh. Gejala yang timbul akibat kalium berlebih adalah kelemahan, mati rasa
dan kesemutan. Selain itu, apabila kadar kalium terlalu tinggi, dapat menyebabkan tidak
beraturannya irama jantung atau serangan jantung. Bagi pasien ginjal tahap terminal,
rekomendasi asupan kalium adalah 2,000-3,000 mg per hari.
Bila pada artikel sebelumnya Sahabat Ginjal membahas tentang buah yang rendah dan tinggi
kalium (selengkapnya dapat dilihat di tautan
berikut: https://www.sahabatginjal.com/pengobatan-ginjal/konsumsi-buah-pada-penyakit-ginjal-
kronik- ), pada artikel kali ini, Sahabat Ginjal akan membahas tentang sayuran yang rendah dan
tinggi Kalium.
Sayuran yang digolongkan sebagai tinggi kalium adalah buah yang mengandung lebih dari 200
mg kalium tiap porsinya. Takaran per porsi yang dimaksud adalah takaran ½ cup (sekitar 115 g),
kecuali dinyatakan lain.
Artichoke
Rebung
Labu kuning
Bit
Brokoli
Kubis brussel
Sawi
Wortel mentah
Kacang-kacangan
Jamur putih
Kentang
Labu
Bayam
Tomat
Okra
Sayuran berikut tergolong rendah kalium, namun apabila mengkonsumsi lebih dari 1 porsi,
sayuran ini juga dapat meningkatkan kadar kalium dalam darah. Selain itu, perlu juga
memperhatikan kadar kalium dari total makanan yang dimakan. Takaran per porsi yang
dimaksud adalah takaran ½ cup (sekitar 115 g), kecuali dinyatakan lain.
6 tangkai asparagus
Kubis
Kembang kol
1 tangkai seledri
½ bagian jagung (segar) atau ½ cup jagung (dibekukan)
Ketimun
Terong
Kale
Selada
Bawang merah
1 siung bawang putih
Parsley
Lada
Lobak
Paprika merah
Cara mengolah agar kandungan kalium dalam sayuran bisa berkurang
Berikut tips untuk mengurangi kadar kalium dalam kentang, ubi, wortel, bit dan labu:
1. Kupas dan tempatkan sayuran dalam air dingin sehingga tidak berubah warna menjadi lebih gelap.
2. Potong dengan ketebalan sekitar 1/8 inci (sekitar 0.3 mm).
3. Bilas dengan air selama beberapa detik.
4. Rendam selama minimum 2 jam dalam air hangat. Gunakan air sebanyak 10 bagian lebih banyak
dari sayuran (misal: sayuran yang direndam sebanyak 300 g, maka air yang digunakan 3 liter). Bila
ingin merendam lebih lama, ganti airnya setiap 4 jam.
5. Bilas dengan air selama beberapa detik.
6. Masak sayuran dengan jumlah air 5 bagian lebih banyak dari sayuran yang dimasak.
Buah dan sayur merupakan komponen penting dalam diet sehat. Berkurangnya konsumsi buah
dan sayur berkaitan dengan hidup yang kurang berkualitas serta meningkatnya risiko penyakit
tidak menular. Meski demikian, buah dan sayur banyak mengandung kalium. Kalium merupakan
mineral yang berperan penting dalam menjaga denyut jantung normal dan kerja otot; sedangkan
kadar kalium dalam darah dipertahankan dalam jumlah normal oleh ginjal.
Apabila fungsi ginjal terganggu, dapat menyebabkan kadar kalium meningkat karena tidak dapat
dikeluarkan oleh tubuh. Gejala yang timbul akibat kalium berlebih adalah kelemahan, mati rasa
dan kesemutan. Selain itu, apabila kadar kalium terlalu tinggi, dapat menyebabkan tidak
beraturannya irama jantung atau serangan jantung. Bagi pasien ginjal tahap terminal,
rekomendasi asupan kalium adalah 2,000-3,000 mg per hari.
Buah yang digolongkan sebagai tinggi kalium adalah buah yang mengandung lebih dari 200 mg
kalium tiap porsinya. Takaran per porsi yang dimaksud adalah takaran ½ cup (sekitar 115 g),
kecuali dinyatakan lain.
¼ bagian alpukat
½ bagian pisang
Belewah
5 buah kurma
Melon madu
1 buah kiwi berukuran sedang
1 buah mangga berukuran sedang
1 buah jeruk berukuran sedang
½ bagian papaya
1 buah delima
Prune
Aprikot
Selain itu, buah yang dikeringkan (seperti kismis) dan air kelapa juga mengandung kalium dalam
jumlah banyak.
Buah yang rendah kalium
Buah berikut tergolong rendah kalium, namun apabila mengkonsumsi lebih dari 1 porsi, buah-
buahan ini juga dapat meningkatkan kadar kalium dalam darah. Selain itu, perlu juga
memperhatikan kadar kalium dari total makanan yang dimakan. Takaran per porsi yang
dimaksud adalah takaran ½ cup (sekitar 115 g), kecuali dinyatakan lain.
Belimbing
Selain buah yang tinggi kalium, pasien ginjal disarankan tidak mengkonsumsi belimbing karena
adanya zat caramboxin yang bersifat neurotoksik. Informasi selengkapnya dapat dibaca di artikel
Sahabat Ginjal sebelumnya di tautan berikut: https://www.sahabatginjal.com/pengobatan-
ginjal/mengapa-mengkonsumsi-buah-belimbing-berbahaya-bagi-pasien-dengan-penyakit-ginjal-
kronik-
MENGAPA MENGKONSUMSI BUAH
BELIMBING BERBAHAYA BAGI PASIEN
DENGAN PENYAKIT GINJAL KRONIK?
Belimbing merupakan buah yang banyak ditemukan di negara tropis. Rasanya yang manis dan
menyegarkan membuat buah ini banyak disukai. Namun bagi pasien dengan penyakit ginjal
kronik (PGK), buah ini bersifat toksik (beracun).
Penelitian terdahulu menunjukkan bahwa belimbing mengandung oksalat dalam kadar yang
tinggi dan diduga bertanggung jawab terhadap terjadinya neurotoksisitas (keracunan pada saraf).
Namun, bayam dan sereal yang juga mengandung oksalat dalam kadar yang tinggi tidak bersifat
neurotoksik (beracun bagi saraf) pada pasien PGK.
Penelitian terbaru menunjukkan bahwa belimbing ternyata mengandung caramboxin, dan zat ini
yang terbukti bersifat neurotoksik. Caramboxin ini secara spesifik menghambat sistem signal
GABAergic. Pada individu yang sehat, neurotoxin ini dapat diserap, didistribusikan dan dibuang
melalui ginjal tanpa menimbulkan gangguan kesehatan.
Caramboxin pada pasien PGK, tidak dapat dikeluarkan melalui ginjal sehingga kadarnya dalam
darah mengalami peningkatan dan caramboxin ini dapat menembus selaput sawar darah otak
(blood-brain barrier) dan menyebabkan efek samping di susunan saraf pusat.
Gejala keracunan yang timbul pada pasien PGK yang mengkonsumsi belimbing antara lain:
cegukan, muntah, pasien mengalami kebingungan, gelisah, kejang berkepanjangan dan bahkan
kematian.
Jenis makanan yang tinggi kalium, sedapat mungkin dibatasi. Bahan makanan yang tinggi kalium
antara lain: pisang, jeruk, pepaya, kentang, bayam dan tomat. Sedangkan makanan yang rendah
kalium yaitu apel, kubis, buncis, anggur dan stroberi.
Natrium atau garam dapat menyebabkan penumpukan cairan dalam tubuh sehingga jumlah asupan
makanan yang mengandung natrium harus dibatasi, terutama jika penderita juga mengidap tekanan
darah tinggi (hipertensi) dan edema (pembengkakan). Mengurangi jumlah garam yang dimakan
penderita setiap harinya dengan menghindari produk-produk makanan olahan yang memakai
tambahan garam, seperti kecap, keju, saus, mustard, makanan beku, makanan kalengan, daging atau
ikan yang diiris dan makanan cepat saji.
Fosfor adalah salah satu jenis mineral yang banyak ditemukan pada makanan seperti susu, keju, dan
kacang-kacangan. Kelebihan jumlah fosfor dalam darah penderita akan mengurangi kepadatan
tulang. Meskipun dokter akan memberikan obat-obatan pengikat fosfat untuk mengurangi
penumpukannya, namun penggunaan bahan makanan yang mengandung fosfat tetap harus
diperhatikan. Bahan makanan yang tinggi fosfor antara lain gandum, bekatul, kacang-kacangan,
brokoli, jagung, jamur, asparagus, produk susu, hati ayam/ sapi, minuman soda.
4. PEMBERIAN SUPLEMEN YANG
MENGANDUNG ASAM ALFA KETO PADA
PASIEN PGK
5.
6. Makan merupakan aktivitas rutin yang dilakukan agar dapat memenuhi berbagai jenis
kebutuhan akan zat nutrisi. Zat nutrisi atau yang dikenal juga dengan nama nutrien
dibutuhkan untuk menjalankan berbagai fungsi penting dalam tubuh. Ada dua jenis
nutrient, yaitu makronutrien yang dibutuhkan dalam jumlah besar yang terdiri
karbohidrat, protein dan lemak; selain itu ada mikronutrien yang terdiri dari vitamin dan
mineral yang dibutuhkan dalam jumlah relatif sedikit. Baik makronutrien maupun
mikronutrien memiliki peranan yang sama pentingnya untuk menjaga kesehatan tubuh
7. Peranan Protein pada Kesehatan Ginjal
8. Protein adalah kandungan dari semua sel hidup dan dalam tubuh menempati proporsi
terbesar sesudah air. Protein dibutuhkan untuk membangun sel-sel tubuh dan
memperbaiki jaringan (otot, kulit, tulang, dan sebagainya) melalui proses yang dikenal
dengan nama metabolisme. Secara struktur kimia, protein tersusun atas rantai asam
amino dan nitrogen merupakan unsur utama dari rantai asam amino tersebut. Setelah
menggunakan protein, tubuh akan menghasilkan zat sisa metabolisme nitrogen yang
disebut amonia dan bersifat racun, sehingga harus dikeluarkan dari tubuh.
Oleh hati/ liver, amonia diubah menjadi urea, urea selanjutnya dibuang oleh ginjal
melalui urin. Pada kondisi ginjal sehat, ginjal akan berfungsi sebagai penyaring zat-zat
sisa metabolisme dari tubuh, dan untuk zat yang sudah tidak dibutuhkan seperti urea akan
dikeluarkan melalui urin yang dihasilkan oleh ginjal. Semakin sedikit urea yang
dihasilkan, maka beban kerja ginjal juga semakin berkurang.
9.
10. Bila Fungsi Ginjal Terganggu
11. Pada umumnya pasien penyakit ginjal kronik (PGK) mengalami perubahan pada
kebutuhan diet harian dan toleransi terhadap berbagai zat nutrisi. Penyebab perubahan ini
diantaranya adalah karena penurunan kemampuan dalam ekskresi (pengeluaran) melalui
saluran kemih, saluran cerna maupun melalui kulit dan/ atau adanya perubahan
metabolisme.
Pada saat fungsi ginjal menurun atau terganggu seperti pada pasien PGK, maka
kemampuan ginjal untuk menyaring dan membuang sisa zat yang tidak dibutuhkan oleh
tubuh menjadi terhambat, sehingga zat racun seperti urea dapat tertumpuk dalam darah
dan kadarnya menjadi tinggi melebihi nilai normal. Kadar urea yang tinggi dalam darah
(dikenal dengan istilah uremia) pada pasien PGK dapat menimbulkan berbagai macam
gangguan, seperti timbulnya mual, hilangnya nafsu makan, keletihan dan rasa gatal pada
kulit.
Berbeda dengan protein pada umumnya, asam alfa keto secara gugus kimia hanya terdiri dari
gugus karbon sederhana tanpa gugus amino sehingga tidak mengandung nitrogen. Karena tidak
mengandung nitrogen, maka tidak menghasilkan produk sisa nitrogen yang bersifat racun, yaitu
amonia dan urea. Penelitian menunjukkan bahwa pada pasien yang telah menjalani dialisis rutin,
pemberian suplemen asam alfa keto juga dapat memperbaiki status nutrisi pasien PGK.
Gangguan status gizi (malnutrisi) merupakan suatu kondisi yang sering dialami pasien dengan
penyakit ginjal kronik (PGK) dan berhubungan dengan peningkatan angka kesakitan dan
kematian. Selain gizi makro (karbohidrat, protein dan lemak), pasien PGK juga berisiko
mengalami defisiensi pada beberapa gizi mikro seperti vitamin dan mineral.
Pasien PGK, terutama mereka yang harus menjalani dialisis, memiliki risiko yang lebih besar
untuk mengalami defisiensi vitamin (rendahnya kadar vitamin di dalam tubuh). Pada pasien yang
mengalami defisensi vitamin, gejala penyakitnya tergantung dari jenis vitamin apa yang kurang
dalam tubuh. Pada defisiensi vitamin B1 misalnya, gangguannya dapat berupa timbulnya
kelelahan (fatique) hingga kerusakan sistem saraf, sedangkan pada defisiensi vitamin B12 selain
menyebabkan gangguan fungsi saraf juga dapat menyebabkan gangguan pembentukan sel darah
merah. Salah satu penyebab tersering dari resistensi terapi eritropoietin pada pasien PGK adalah
defisiensi vitamin B12 dan asam folat.
Apabila dibandingkan dengan orang sehat, jumlah kebutuhan vitamin pada pasien PGK memiliki
perbedaan. Contoh perbedaan kebutuhan vitamin pada orang sehat dengan pasien PGK dapat
dilihat pada tabel berikut ini:
Beberapa faktor yang dapat meningkatkan risiko defisiensi vitamin pada pasien PGK, yaitu:
1.
Pembatasan diet pada pasien PGK
Asupan makanan yang harus dibatasi antara lain produk susu, buah, dan sayur. Buah dan sayur
kaya akan vitamin B, tetapi juga kaya akan kalium sehingga sebaiknya dikonsumsi dalam jumlah
yang terbatas. Sebagai tambahan, pasien PGK umumnya mengalami penurunan nafsu makan
terkait penyakit yang dialaminya.
2.
Adanya toksin/ racun uremik
Toksin uremik yang dihasilkan oleh pasien PGK dapat mengganggu penyerapan atau
metabolisme beberapa vitamin. Normalnya, toksin uremik akan disaring oleh ginjal. Namun,
ketika terjadi fungsi ginjal terganggu, kadar toksin ini meningkat melebihi nilai normal.
3.
Konsumsi obat-obatan
Banyaknya jenis obat yang diminum pasien akibat dari penyakit ginjal maupun penyakit
penyerta, dapat mengganggu penyerapan atau metabolisme beberapa vitamin. Seperti pil
kontrasepsi, alkohol, anti-kanker, dan anti-epilepsi.
3.
Proses dialisis
Pada hakikatnya, dialisis merupakan proses yang sangat penting untuk membuang toksin uremik
yang tertumpuk di dalam darah pada pasien dengan gangguan ginjal. Meskipun demikian,
pengaturan proses ini tentu tidak akan seefisien ginjal alami yang normal. Akibatnya, sejumlah
zat (termasuk vitamin) yang sebenarnya diperlukan tubuh dapat terbuang.
Defisiensi Mineral
Selain vitamin, pasien PGK, juga berisiko mengalami defisiensi beberapa mineral tertentu,
seperti zinc dan selenium. Selain disebabkan oleh kehilangan mineral selama dialisis kronis,
asupan mineral yang kurang juga dapat menjadi faktor penyebab. Defisiensi selenium terbukti
memberikan kontribusi bagi kejadian penyakit jantung dan penurunan sistem imun. Defisiensi
selenium sendiri biasanya tidak menimbulkan penyakit, tetapi membuat tubuh lebih rentan
terhadap penyakit.
Berdasarkan faktor-faktor yang telah disebutkan di atas seringkali pasien PGK sering mengalami
kesulitan untuk memenuhi kebutuhan vitamin dan beberapa mineral tertentu dari makanan yang
dikonsumsi sehari-hari. Pada kondisi demikian, pemberian suplementasi vitamin dapat sebagai
alternatif untuk mencukupi kekurangan yang terjadi. Karena kebutuhan yang berbeda dengan
orang sehat, dibutuhkan diperlukan suplemen vitamin dan mineral dengan formulasi khusus bagi
pasien PGK.