Anda di halaman 1dari 3

JURNAL IDAMAN, VOLUME 1, NO.

1, DESEMBER 2017: 24-26


JURNAL IDAMAN, VOLUME 1, NO. 1, DESEMBER 2017: 24-26

PENINGKATAN KEMAMPUAN MASYARAKAT DALAM


PENGEMBANGAN PANGAN BERBAHAN DASAR TANAMAN KELOR
DI RW 8 KELURAHAN BARENG KOTA MALANG

Tanto Hariyanto, Jupriyono


Poltekkes Kemenkes Malang, Jalan Besar Ijen No 77 C Malang
Email: tantohariyanto@yahoo.co.id

Abstract: Utilization of Kelor as a form of effort to increase food security, one of which the community
needs to be given training of Kelor utilization. The purpose of this activity is to increase public knowl-
edge about the use of Kelor as other food that can be used to improve food security. The result of this
activity is the significant increase in knowledge after training. In addition, the trainees have also been
able to produce several types of processed Kelor food for commercialization, although only limited to
working groups in the Village Bareng.

Keywords: Kelor, food security, knowledge

Abstrak: Pemanfaatan Kelor sebagai bentuk usaha untuk meningkatkan ketahanan pangan, salah
satunya masyarakat perlu diberikan pelatihan pemanfaatan Kelor. Tujuan kegiatan ini adalah
meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang pemanfaatan Kelor sebagai makanan lainnya yang
dapat digunakan untuk meningkatkan ketahanan pangan. Hasil dari kegiatan ini adalah meningkatnya
pengetahuan secara bermakna setelah mengikuti Pelatihan. Selain itu peserta pelatihan juga telah
mampu memproduksi beberapa jenis makanan olahan Kelor untuk dikomersialkan, meski baru terbatas
pada kalangan pokja di Kelurahan Bareng.

Kata Kunci: Kelor, ketahanan pangan, pengetahuan

PENDAHULUAN secara liar dan mudah di budidayakan. Namun


Dalam beberapa tahun belakangan ini, demikian banyak masyarakat yang masih
masalah ketahanan pangan menjadi isu penting memandang remeh terhadap tanaman Kelor.
di Indonesia, dan dalam setahun belakangan ini Kondisi demikian membuat masyarakat masih
dunia juga mulai dilanda oleh krisis pangan. belum banyak yang memanfaatkan tanaman Kelor
Menurut Sunday Herald (12/3/2008), krisis sebagai sumber pangan yang bernilai gizi tinggi.
pangan kali ini menjadi krisis global terbesar abad Berdasarkan hasil penelitian Kelor merupakan
ke-21, yang menimpa 36 negara di dunia, bahan makanan yang tinggi zat besi dan vitamin
termasuk Indonesia. Santosa (2008) mencatat dari C. Dalam 100 gram daun kelor segar terkandung
pemberitaan di Kompas (21/1/2007) bahwa akibat 9,2 mg zat besi dan 249 mg vitamin C (Yang, Ray-
stok yang terbatas, harga dari berbagai komoditas Yu, et al, 2006) sementara itu berdasarkan DKBM
pangan tahun 2008 ini akan menembus level yang (2005) daun kelor mengandung 7 mg zat besi dan
sangat mengkhawatirkan. Harga seluruh pangan 220 mg vitamin C per 100 gram. Daun kelor dapat
diperkirakan tahun ini akan meningkat sampai dikembangkan menjadi bentuk serbuk/tepung
75% dibandingkan tahun 2000 beberapa dimana kandungan zat besinya mencapai 28,2 mg
komoditas bahkan harganya diperkirakan akan setiap 100 gramnya namun kandungan vitamin C-
mengalami kenaikan sampai 200%. Sebagai nya turun hingga 17,3 mg. Hal tersebut dikarenakan
negara agraris di Indonesia telah banyak sifat vitamin C yang mudah teroksidasi dan tidak
ditemukan aneka ragam hayati yang telah terbukti tahan panas (Almatsier, S., 2001).
dapat dijadkan sebagai sumber pangan,
24 Berdasarkan hasil
pISSN survey dan
2614-1000 wawancara
eISSN 2613-9383
diantaranya adalah tanaman Kelor. Tanaman ini dengan ketua Pokja PKK Kelurahan Bareng
mudah didapatkan di Indonesia karena tumbuh diperoleh informasi bahwa, masyarakat di wilayah
24
Hariyanto, Peningkatan Kemampuan Masyarakat dalam Pengembangan Pangan...

RW 8 Kelurahan Bareng dengan jumlah penduduk bahan pangan alternatif. Melihat permasalahan
sebesar 6000 jiwa, hanya sebagian kecil yang tersebut, maka dipandang perlu untuk dilakukan
memanfaatkan tanaman kelor sebagai bahan kegiatan Pengabdian Masyarakat dalam bentuk
makanan. Pemanfaatan Kelor sebagai bahan pengembangan pangan lokal berbahan dasar
makanan hanya terbatas untuk diolah menjadi Tanaman Kelor di wilayah RW 8 Kelurahan
sayur bening saja yang dapat membosankan bila Bareng, sebagai salah satu upaya untuk
terlalu sering dikonsumsi. Terlebih lagi adanya meningkatkan ketahanan pangan bagi masyarakat,
image masyarakat yang telah berkembang bahwa khususnya di RW 8 kelurahan Bareng Kota
tanaman Kelor diperuntukkan sebagai bahan Malang.
memandikan orang meninggal dunia. Kondisi
demikian membuat hanya sebagian orang saja METODE
yang mau memanfaatkan tanaman Kelor sebagai Kegiatan ini dilakukan dengan cara: 1) pre-
bahan pangan. Masyarakat RW 8 sebetulnya telah test-postest, 2) ceramah, 3) diskusi dan tanya
membentuk kelompok wanita tani dan sudah giat jawab, 4) praktek pengolahan makanan, 5)
dalam memanfaatkan lahan kosong di lingkunngan pembelajaran modul
rumahnya masing-masing untuk dimanfaatkan
sebagai tanaman sayuran melalui polybag, namun HASIL KEGIATAN
hanya untuk jenis tanaman tertentu saja,
sementara tanaman Kelor belum menjadi Masyarakat diberikan materi pelatihan
perhatian dan hanya dianggap sebagai tanaman tentang Kebijakan Pangan, Kelor Super Nutrisi,
pagar yang kurang dimanfaatkan sebagai tanaman Pemberdayaan Perempuan, Berbagai Resep
pangan. Disamping itu berdasarkan hasil jajak Olahan Makanan Berbahan Dasar Kelor serta
pendapat, diketahui sebagian besar Masyarakat Praktik Pengolahan Berbagai Jenis Makanan
Bareng belum mengetahui bahwa tanaman Kelor dengan Bahan Dasar Tanaman Kelor. Total waktu
mengandung gizi tinggi yang dapat diolah sebagai yang dibutuhkan dalam penyampaian materi

Gambar 1. Hasil Praktik Pengolahan Makanan Berbasis Kelor

pISSN 2614-1000 eISSN 2613-9383 25


JURNAL IDAMAN, VOLUME 1, NO. 1, DESEMBER 2017: 24-26

Tabel 1. Nilai Pre-test dan Post-test Pelatihan

pelatihan tersebut sebanyak 6 jam dengan pemateri


Kepala Kelurahan, Dosen Poltekkes Kemenkes PENUTUP
Malang, staf Dinas Ketahanan Kota Malang,
Dari kegiatan pemberdayaan masyarakat
Pemberdayaan Perempuan serta Ketua Pokja
melalui pengembangan pangan berbahan dasar
PKK Kelurahan Bareng. Setelah Peserta
tanaman Kelor tersebut dapat disimpulkan bahwa,
pelatihan mendapatkan beberapa materi,
Masyarakat RW 8 Kelurahan Bareng Kota
selanjutnya dilakukan praktik pengolahan makanan
Malang berpotensi mampu mengembangkan
dengan bahan dasar Kelor diantaranya adalah
tanaman pangan lokal khususnya tanaman kelor.
Puding Daun Kelor, Rolade Kelor, Nugget Kelor,
Hal ini terbukti dari kesungguhan yang ditunjukkan
dan Stick Kelor.
dalam mengikuti pelatihan pengembangan pangan
Minat kader untuk mengikuti program ini
berbasis tanaman Kelor. Indikator ini dapat dilihat
sangat tinggi, hal ini terlihat dengan seluruh kader
dari meningkatnya pengetahuan secara bermakna
yang diundang sebanyak 25 orang, seluruhnya
setelah mengikuti Pelatihan. Disamping itu juga
hadir dan mengikuti pelatihan dengan sungguh-
dapat dilihat pada saat praktik pengolahan makanan
sungguh. Selain itu pada saat dilakukan praktik
berbahan dasar Kelor, partisipasi sangat baik dan
pengolahan makanan berbahan dasar Kelor,
dapat menghasilkan bermacam-macam jenis
seluruh kader dapat mengikuti kegiatan dengan
makanan yang berbahan dasar Kelor, diantaranya
antusias sampai semua kegiatan berakhir.
Sayur Kelor, Bothok Kelor, Nugget Kelor, Rolade
Kegiatan Pelatihan terbukti dapat meningkat-
Kelor, Puding Kelor, Stick Kelor. Selain itu peserta
kan pengetahuan masyarakat dalam hal
pelatihan juga telah mampu memproduksi
kandungan gizi tanaman kelor, pemanfaatan
beberapa jenis makanan olahan Kelor untuk
tanaman Kelor untuk bahan makanan, sebagai-
dikomersialkan, meski baru terbatas pada kalangan
mana terlihat dari hasil pre test dan posttest berikut
pokja di Kelurahan Bareng.
ini.
Tabel 1 menunjukkan pengetahuan seluruh
DAFTAR PUSTAKA
peserta pelatihan mengalami peningkatan
pengetahuan tentang kandungan gizi yang terdapat Adi, Lukas Trisno. (2006). Tanaman Obat dan Jus Untuk
pada tanaman Kelor dan pemanfaatan tanaman Asam Urat dan Rematik. Jakarta: PT Argo Media
Kelor sebagai sumber makanan bernilai gizi tinggi. Dewan Ketahanan Pangan Kementerian Pertanian and
World food Programme. (2015). Peta Ketahanan
Disamping terjadi peningkatan pengetahuan,
dan Kerentanan Pangan Indonesia. 2015.
setelah kegiatan pengabmas juga terjadi perubahan Mardiana, Lina. (2012). Daun Ajaib Tumpas Penyakit.
perilaku yaitu kader telah mempraktikan Jakarta: Penebar Swadaya
pembuatan makanan olahan dari bahan dasar Kementerian Kesehatan RI. (2010). Riset Kesehatan
Kelor dan dipasarkan pada lingkungan sekitar RW Dasar. Jakarta: Kemenkes RI.
8 serta pada even tertentu misalnya ada kegiatan Tulus Tambunan. (2010). Ketahanan Pangan Di Indo-
di tingkat kelurahan. Disamping itu Pokja nesia Inti Permasalahan Dan Alternatif
merencanakan Wilayah RW 8 akan dijadikan Solusinya. Pusat Studi Industri dan UKM. Jakarta:
Ekowisata dengan salah satu andalanya adalah Universitas Trisakti Kadin
Pembudidayaan tanaman Kelor.

26 pISSN 2614-1000 eISSN 2613-9383

Anda mungkin juga menyukai