Anda di halaman 1dari 27

PROTAP PELAYANAN KESEHATAN

BAGI BUMIL DAN BUFAS SELAMA


PANDEMI COVID-19
di JAWA TIMUR
Drg. Vitria Dewi, M.Si
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat

DINAS KESEHATAN
PROVINSI JAWA TIMUR
Situasi COVID-19
Jawa Timur
s.d 1 Juni 2020
Pedoman KIA Pedoman Draft Pedoman
Tanggal 23 Maret
PEDOMAN DALAM 2020
Kesehatan Balita
Tanggal 22 April
GIZI
Tanggal April 2020
PELAKSANAAN PELAYANAN 2020

KESGA & GIZI DI ERA


PANDEMI COVID-19

Surat Pelaksanaan Program


KGM Selama Pandemi Covid-19

REVI
SI

Pedoman KIA Pedoman Kesehatan Draft Pedoman KB-


Tanggal 8 Mei 2020 Balita Kespro
Tanggal 22 April 2020 Tanggal 20 Mei 2020
PRINSIP UMUM PENCEGAHAN COVID-19 pada IBU HAMIL,
BERSALIN, NIFAS, dan BAYI BARU LAHIR di MASYARAKAT

1. Cuci tangan memakai sabun


selama 20 detik atau memakai hand 4. Makan dengan gizi yang
sanitizer seimbang
2. Memakaialat pelindung diri
(APD)
5. Mempraktikan etika batuk-bersin
3. Menjaga kondisi tubuh dengan
rajin olah raga dan istirahat cukup
Jaga
Kesehatan
Konsumsi makanan bergizi seimbang

Aktivitas fisikringan (yoga / senam hamil)

Ibu hamil sehat tetap minumTablet Tambah Darah


sesuai dosis (Ibu hamil PDP atau terkonfirmasi
COVID-19 tidak diberikan TTD)

Jaga kebersihan diridan lingkungan

Bersihkan & desinfeksi secara rutin permukaan/


benda yang sering disentuh
Ibu Hamil
Pemeriksaan kehamilan pertama oleh
1 dokter untuk skrining faktor resiko, Pelajari Buku KIA dan terapkan dalam
buat janji agar tidak menunggu lama 5 kehidupan sehari-hari, termasuk mengenali
TANDA BAHAYA

Tunda pemeriksaan kehamilan Memeriksa sendiri dirinya, segera ke


2 trimester 2 (dapat melalui 6 fasyankes jika ada risiko / tanda bahaya (baca
telekonsultasi klinis) kecuali ada tanda Buku KIA**)
bahaya
Pastikan gerak janin diawali usia
Pemeriksaan kehamilan trimester 3 7 kehamilan 20 minggu
3 HARUS DILAKUKAN 1 bulan
sebelum taksiran persalinan
Setelah usia kehamilan 28 minggu,
Pengisian stiker P4K dipandu 8 hitung gerakan janin (minimal 10
4 bidan/perawat/dokter melalui media gerakan per 2 jam)
komunikasi
Tunda Kelas Ibu Hamil atau mengikuti
9 kelas ibu secara online
Ibu Bersalin
Ibu tetap bersalin di Fasyankes. Segera
1 ke Fasyankes jika sudah ada tanda-
tanda bersalin.
Ibu dengan status ODP, PDP, atau

Rujukan persalinan terencana untuk ibu


3 terkonfirmasi COVID-19 bersalin di
RS rujukan COVID-19. Ibu lainnya
2 hamil berisiko. Saat merujuk pasien, bersalin di fasyankes sesuai kondisi
sesuai prosedur pencegahan COVID- kebidanan (FKTP/FKRTL)
19.

KB pascasalinsesuai prosedur, diutamakan


4 menggunakan MKJP
Ibu Nifas

Ibu nifas dan keluarga harus


1 memahami tanda bahaya di masa
nisfas(lihat Buku KIA**) Jika ada
resiko/tanda bahaya, periksakan ke Pelayanan KB tetap sesuai jadwal
tenaga kesehatan
3 dengan membuat perjanjian dengan
petugas, diutamakan MKJP

KF 1 dilakukan di Fasyankes KF 2, 3, 4
2 dilakukan dengan metode kunjungan
rumah atau pemantauan dengan media
online
Ibu Menyusui
Konseling risikomenyusui : cenderung
1 terjadi penularan karena
bayikontakdekat dengan ibu 5 Gunakan masker saat menyusui

Menyusui langsunghanya
2 untukibudengan status ODP dengan 6 Bersihkan pompa ASI setiap kali dipakai
pencegahan Covid19 secaraumum

Ibu dengan status PDP/Terkonfirmasi 7 Sebaiknya ibu memerah ASI


3 Covid 19, sementara memberikan ASI
perah, sampai dinyatakan negatif

Cuci tangan sebelum menyentuh bayi,


4 payudara, pompa ASI, atau botol
Rekomendasi Global:
Menyusui Pada Masa Pandemi Covid-19
REKOMENDASI GLOBAL
Hingga saat ini belum ditemukan bukti adanya virus COVID-19 dalam
ASI, sehingga aman bagi seorang Ibu terduga atau terkonfirmasi COVID-
19 untuk menyusui secara langsung atau memberikan ASI Perah

Setelah persalinan, bayi diletakkan kontak kulit dengan kulit dan


menyusu langsung. Inisiasi Menyusu Dini terbukti menurunkan kematian
neonatal- dan keuntungan tersebut secara substansial lebih besar dari
potensi resiko penularan penyakit terkait COVID-19
Berbagai bukti menunjukkan bahwa menyusui menurunkan resiko
kematian neonatal, bayi dan anak serta meningkatkan derajat
kesehatan dari bayi hingga dewasa (sepanjang kehidupan)
REKOMENDASI GLOBAL
Tujuan dari rekomendasi perawatan dan pemberian makan bayi dan anak yang ibunya terduga atau
terkonfirmasi COVID-19 adalah untuk meningkatkan
derajat kesehatan, kelangsungan hidup, dan tumbuh kembang bayi.

Rekomendasi ini mempertimbangkan kemungkinan dan potensi resiko terinfeksi COVID-19 pada
bayi, dan resiko seorang bayi mengalami penyakit serius hingga kematian karena tidak menyusu
atau ketika susu formula disiapkan secara tidak tepat, serta efek perlindungan dari menyusu dan
kontak kulit-ke-kulit
Empat pesan utama bagi ibu yang ingin menyusui tetapi khawatir
menularkan COVID-19 pada bayinya:
I. Sejauh ini SARS-CoV-2 tidak terdeteksi dalam ASI dari ibu
terduga/terkonfirmasi COVID-19 dan tidak ada bukti bahwa virus
ditularkan melalui ASI.
II. Neonatus dan bayi berisiko rendah terhadap infeksi COVID-19. Di antara
beberapa kasus infeksi COVID-19 yang dikonfirmasi pada anak, sebagian besar
hanya mengalami penyakit ringan atau tanpa gejala.
III.Menyusui dan kontak kulit-ke-kulit secara signifikan mengurangi risiko
kematian pada bayi baru lahir dan bayi muda serta memberi manfaat bagi
kesehatan dan tumbuh kembang baik segera maupun seumur hidup. Menyusui
juga mengurangi risiko kanker payudara dan ovarium bagi ibu.
IV.Berbagai manfaat menyusui secara substansial melebihi potensi
risiko penularan dan penyakit yang terkait dengan COVID-19.
Ringkasan

Positif COVID-19 PDP ODP OTG

 Bayi termasuk kontak erat  Bayi termasuk kontak erat  Bayi dapat dirawat gabung
risiko tinggi risiko rendah  Bayi dapat menyusu langsung
 Swab hari ke-1 dan 2  Swab hari ke-1 dan 2 atau minum ASI perah
 Praktik higiene respirasi
 Konseling & dukungan
psikososial
 Rawat terpisah (atas persetujuan ibu)
 Tidak IMD
 Diberikan ASI perah
 Praktik higiene respirasi & APD level 2
(bayi bugar)
 Pompa ASI terjaga kebersihannya  Bayi dapat menyusu langsung
 Konseling & dukungan psikososial setelah hasil tes swab ibu negatif
 Pendampingan relaktasi
Rekomendasi IDAI

BAYI DARI IBU TEKONFIRMASI COVID-19


 Bayi termasuk kontak erat risiko tinggi
 Swab hari ke-1 dan ke-2 kalau perlu hari ke-14
 Tidak dilakukan IMD
 Rawat terpisah (atas persetujuan ibu)
 Diberikan ASI perah
 Praktik higiene respirasi & APD level 2
 Pompa ASI terjaga kebersihannya
 Konseling & dukungan psikososial

IDAI. Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 pada Anak. Edisi 2. 22 Maret 2020
(revised 23 April 2020).
DirJen P2P KemenKes RI. Pedoman Pencegahan Pengendalian COVID-19. Edisi 4. 27 Maret
2020.
Rekomendasi IDAI

BAYI DARI IBU PDP


 Bayi termasuk kontak erat risiko rendah
 Swab hari ke-1 dan ke-2 kalau perlu hari ke-14
 Tidak dilakukan IMD
 Rawat terpisah (atas persetujuan ibu)
 Diberikan ASI perah – sampai ibu negatif
 Praktik higiene respirasi & APD level 2
 Pompa ASI terjaga kebersihannya
 Konseling & dukungan psikososial
Rekomendasi IDAI

BAYI DARI IBU ODP


 Dilakukan IMD (ibu dengan masker bedah)
 Bayi dapat dirawat gabung
 Bayi dapat menyusu langsung atau minum ASI perah
 Praktik higiene respirasi
 Bila baik, dipulangkan setelah 72 jam
 Konseling & dukungan psikososial

IDAI. Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 pada Anak. Edisi 2. 22 Maret 2020.
(revised 23 April 2020)
DirJen P2P KemenKes RI. Pedoman Pencegahan Pengendalian COVID-19. Edisi 4. 27 Maret
2020.
Rekomendasi IDAI

BAYI DARI IBU OTG


 Dilakukan IMD (ibu dengan masker)
 Bayi dapat dirawat gabung
 Bayi dapat menyusu langsung
 Praktik higiene respirasi
 Bila baik, dipulangkan setelah 72 jam
 Konseling & dukungan psikososial

IDAI. Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 pada Anak. Edisi 2. 22 Maret 2020.
(revised 23 April 2020)
DirJen P2P KemenKes RI. Pedoman Pencegahan Pengendalian COVID-19. Edisi 4. 27 Maret
2020.
Rekomendasi IDAI

 Penentuan rawat terpisah sementara dipertimbangkan


kasus per kasus
 Keputusan disepakati oleh ibu dan tim medis berdasar
KIE manfaat menyusui dan potensi risiko penularan
akibat kontak erat
 Petugas atau orang sehat yang membantu perawatan
bayi dan memberikan ASI perah harus menggunakan
APD yang sesuai

IDAI. Panduan Klinis Tata Laksana COVID-19 pada Anak. Edisi 2. 22 Maret 2020.
(revised 23 April 2020)
DirJen P2P KemenKes RI. Pedoman Pencegahan Pengendalian COVID-19. Edisi 4. 27 Maret
2020.
MENGAPA REKOMENDASI WHO BERBEDA DENGAN BEBERAPA
REKOMENDASI/KEBIJAKAN NASIONAL ATAU ORGANISASI PROFESI

• Rekomendasi WHO terkait kontak erat ibu bayi dan menyusui, dibuat
berdasarkan pertimbangan penuh; tidak hanya mempertimbangkan
risiko infeksi bayi dengan COVID-19, tetapi juga risiko kesakitan dan
kematian karena tidak menyusui, atau karena penggunaan susu
formula yang tidak tepat, serta adanya efek perlindungan dari kontak
kulit-ke-kulit dan menyusui.

• Sementara itu, rekomendasi organisasi profesi kemungkinan hanya


berfokus pada pencegahan penularan COVID-19, tanpa adanya
pertimbangan secara utuh tentang pentingnya kontak kulit ke kulit
dan menyusui.
Rekomendas
i WHO –
Panduan di
Fasyankes
dan di
Masyarak
at
IBU TERDUGA ATAU TERKONFIRMASI YANG
TERLALU SAKIT UNTUK MENYUSUI
LANGSUNG, KAPAN BISA MULAI
MENYUSUI?
• Seorang Ibu dapat mulai menyusui ketika
dia merasa cukup sehat untuk menyusui
• Tidak ada interval waktu yang tetap untuk
menunggu setelah terduga/terkonfirmasi
COVID-19
• Tidak ada bukti bahwa menyusui
mengubah perjalanan klinis COVID-19 ibu.
• Ibu perlu mendapat perawatan kesehatan
dan gizi yang baik untuk pemulihan
• Ibu juga perlu mendapat dukungan untuk
memulai menyusui atau relaktasi
(tersedianya konselor atau nakes)
BILA IBU TERDUGA ATAU TERKONFIRMASI
TIDAK DAPAT MENYUSUI LANGSUNG
1. ASI PERAH
• Alternatif pertama adalah menggunakan tangan, sementara
pompa elektrik hanya digunakan bila diperlukan. Pemilihan
didasarkan pada preferensi ibu, ketersediaan alat, kondisi
kebersihan dan biaya
• Memerah penting untuk menjaga produksi ASI sehingga ibu tetap
bisa menyusui setelah pulih
• Ibu dan mereka yang membantu, harus mencuci tangan sebelum
memerah atau memegang pompa, wadah dan peralatan lainny
dan memastikan pompa dibersihkan setelah digunakan
• ASI Perah harus diberikan dengan menggunakan wadah/gelas
dengan atau tanpa sendok yang bersih oleh mereka yang tidak
memiliki symptom atau sakit yang mengenal dekat bayi.
Mereka perlu menerapkan upaya pencegahan seperti mencuci
tangan
BILA IBU TERDUGA ATAU TERKONFIRMASI
TIDAK DAPAT MENYUSUI LANGSUNG
2. ASI Donor
• Bila ibu tidak dapat memerah ASI, dan ASI donor tersedia dari Bank ASI,
donor ASI dapat diberikan kepada bayi sementara ibu dalam proses
pemulihan

3. Bila ASIP atau ASI Donor tidak memungkinkan atau tidak tersedia, maka
pertimbangkan:
• Ibu Susu- bila secara budaya bisa diterima, ibu dan keluarga dapat
menerima adanya ibu susu, ada kebijakan terkait ibu susu
• Susu formula, bila layak, disiapkan dengan tepat, aman dan
berkelanjutan
BILA IBU TERDUGA ATAU TERKONFIRMASI COVID-19
APAKAH SUSU FORMULA LEBIH AMAN UNTUK BAYI?

TIDAK
• Selalu ada resiko terkait pemberian susu
formula pada bayi baru lahir di semua kondisi
• Resiko terkait pemberian susu formula meningkat
saat akses ke air bersih tidak tersedia, akses
terhadap pasokan susu formula sulit/tidak terjamin,
tidak terjangkau dan tidak berkelanjutan
• Manfaat menyusui secara substansial melebihi
potensi risiko dari penularan dan berbagai penyakit
akibat virus COVID-19
DONASI SUSU FORMULA PADA FASILITAS PELAYANAN
KESEHATAN YANG UNTUK IBU & BAYI TERDUGA ATAU
TERKONFIRMASI

• Sumbangan susu formula tidak dapat diterima.


• Jika Fasyankes memerlukan susu formula, kebutuhan hanya dapat dibeli
berdasarkan penilaian/kajian.
• Seringkali sumbangan susu formula tidak sesuai kebutuhan, dengan kualitas yang
bervariasi, jenis yang tidak tepat, diberi label yang tidak sesuai, tidak
mengikutsertakan paket esensial untuk penyiapannya, didistribusikan secara
masal, tidak terkontrol, tidak sesuai dengan sasaran, tidak berkelanjutan, dan
membutuhkan waktu dan sumber daya lama untuk mengurangi resiko.
Terima Kasih
DINAS KESEHATAN
PROVINSI JAWA TIMUR

Anda mungkin juga menyukai