Anda di halaman 1dari 33

CURICULUM VITAE

TEMPAT/TGL LAHIR : Boyolali , 03 Februari 1980


RIWAYAT PEKERJAAN:
• Bidan Puskesmas Cipageran Kota Cimahi
• Dosen Tidak Tetap Stikes Budi Luhur Cimahi Tahun 2009 sd
Sekarang
• Dosen Stikes Jend.A Yani Cimahi Tahun 2005 - 2008
• Bidan RS Cibabat Kota Cimahi Tahun 2003
RIWAYAT PENDIDIKAN:
• S 2 Kebidanan – Unpad Tahun 2010
• D4 Bidan Pendidik – Unpad Tahun 2004
• D3 Kebidanan – Poltekkes Bandung Prodi Karawang 2002
PELAYANAN ANTENATAL
TERINTEGRASI
PELAYANAN KEBIDANAN
• Dilakukan secara mandiri, kolaborasi,konsultasi dan
rujukan
• Ditujukan untuk kesehatan reproduksi perempuan
sepanjang siklus kehidupannya, termasuk bayi dan
anak Balita.
• Bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan
yang diberikan oleh bidan
Pelayanan Kesehatan Ibu
• UU RI No. 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan, pasal 126:
1) Upaya kesehatan ibu harus ditujukan untuk menjaga
kesehatan ibu sehingga mampu melahirkan generasi yang
sehat dan berkualitas serta mengurangi angka kematian ibu
2) Upaya kesehatan ibu sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
meliputi upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif.
3) Pemerintah menjamin ketersediaan tenaga, fasilitas, alat
dan
obat dalam penyelenggaraan pelayanan kesehatan ibu secara
aman, bermutu, dan terjangkau.
4) Ketentuan lebih lebih lanjut mengenai pelayanan kesehatan
ibu diatur dengan peraturan pemerintahàANC Terpadu
Pendahuluan
LATAR BELAKANG

• 2001: Focused Antenatal Care (FANC)Model kali kontak


• Adaptasi di Indonesia: 6 kali kontak Yaitu 2 kali kontak
dengan dokter (TM-1 & TM-3)
DEFINISI PELAYANAN ANTENATAL TERPADU
• Pelayanan antenatal setiap kegiatan dan/atau
serangkaian kegiatan sejak terjadinya masa konsepsi
hingga sebelum mulainya proses persalinan yang
komprehensif dan berkualitas kepada seluruh ibu hamil
INDIKATOR

1. Kunjunganpertama(K-1: sebelumusia gestasi 8 minggu)


• Murni: pada trimester-1
• Akses: pada usiakehamilan berapapun
2. Kunjungankeempat(K-4)
• 1x TM1 (0-12 minggu)
• 1x TM2 (<12 –24 minggu)
• 2x TM3 (<24 –lahir)
3.Kunjungan keenam(K-6)
• 2x TM1 (0-12 minggu) –1x dengandokter
• 1x TM2 (<12 –24 minggu)
• 3x TM3 (<24 –lahir) –1x dengandokter
Standar Pelayanan Antenatal Terpadu: 10 T

1.Timbang berat badan –ukur tinggi badan


2.Ukur tekanan darah
3.Nilai status gizi–uku rLILA
4.Ukur tinggi puncak rahim(fundus uteri)
5.Tentukan presentasi janin dan DJJ
6.Skrining status imunisasi tetanus
7.Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet
8.Tes laboratorium
9.Tatalaksana/penanganan kasus sesuai kewenangan
10.Temu wicara
Langkah Teknis PemeriksaanAntenatal Terpadu

• 1.Anamnesis
• 2.Pemeriksaan FisikUmum
• 3.Pemeriksaan Obstetrik
• 4.Pemeriksaan Penunjang
• 5.Imunisasi dan Suplementasi
• 6.Komunikasi, Informasi dan Edukasi
Keterpaduan Program dalam
Layanan Antenatal
Alur Pemeriksaan Umum PPIA (HIV-Sifilis-Hepatitis) B)
Alur Pencegahan& RujukanHepatitis B SelamaKehamilan
Alur Pencegahan Penularan HIV –Sifilis SelamaKehamilan
ContohTabel Pemeriksaan Obstetrik
Pelayanan ANC di Era Adaptasi Kebiasaan Baru
ANC ke-1 di Trimester 1 : skrining faktor risiko dilakukan
oleh Dokter dengan menerapkan protokol kesehatan

• Sebelum ibu melakukan kunjungan antenatal secara tatap


muka, dilakukan janji temu/ Pedoman Pelayanan
Antenatal, Persalinan, Nifas, dan Bayi Baru Lahir di Era
Adaptasi Kebiasaan Baru teleregistrasi dengan skrining
anamnesa melalui media komunikasi (telepon)/ secara
daring untuk mencari faktor risiko
• Jika ada gejala COVID-19, ibu dirujuk ke RS untuk
dilakukan swab atau jika sulit untuk mengakses RS
Rujukan maka dilakukan Rapid Test. Pemeriksaan
skrining faktor risiko kehamilan dilakukan di RS Rujukan.
• Jika tidak ada gejala COVID-19, maka dilakukan skrining
oleh Dokter di FKTP
• ANC ke-2 di Trimester 1
• ANC ke-3 di Trimester 2
• ANC ke-4 di Trimester 3
• ANC ke-5 di Trimester 3
• ANC ke-6 di Trimester 3
• Dilakukan tindak lanjut sesuai hasil skrining
ANC ke-5 di Trimester 3
• Skrining faktor risiko persalinan dilakukan oleh Dokter
dengan menerapkan protokol kesehatan. Skrining
dilakukan untuk menetapkan :
1. faktor risiko persalinan,
2. menentukan tempat persalinan,
3. menentukan apakah diperlukan rujukan terencana atau
tidak
Rujukan terencana diperuntukkan bagi :
• Ibu dengan faktor risiko persalinan. Ibu dirujuk ke RS
untuk tatalaksana risiko atau komplikasi persalinan
• Ibu dengan faktor risiko COVID-19. Skrining faktor risiko
persalinan dilakukan di RS Rujukan.
• Pada ibu hamil dengan kontak erat, suspek, probable,
atau terkonfirmasi COVID-19, pemeriksaan USG ditunda
sampai ada rekomendasi dari episode isolasinya berakhir
Kontak Erat
• Adalah orang yang memiliki riwayat kontak dengan kasus probable
atau konfirmasi COVID-19. Riwayat kontak yang dimaksud antara
lain :
• 1. Kontak tatap muka/berdekatan dengan kasus probable atau
kasus konfirmasi dalam radius 1 meter dan dalam jangka waktu 15
menit atau lebih.
• 2. Sentuhan fisik langsung dengan kasus probable atau konfirmasi
(seperti bersalaman, berpegangan tangan, dan lain-lain).
• 3. Orang yang memberikan perawatan langsung terhadap kasus
probable atau konfirmasi tanpa menggunakan APD yang sesuai
standar.
• 4. Situasi lainnya yang mengindikasikan adanya kontak
berdasarkan penilaian risiko lokal yang ditetapkan oleh tim
penyelidikan epidemiologi setempat
Suspek
• Adalah seseorang yang memiliki salah satu dari kriteria
berikut :
• 1. Orang dengan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)*
DAN pada 14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki
riwayat perjalanan atau tinggal di negara/wilayah Indonesia
yang melaporkan transmisi lokal
• 2. Orang dengan salah satu gejala/tanda ISPA* DAN pada
14 hari terakhir sebelum timbul gejala memiliki riwayat
kontak dengan kasus konfirmasi/probable COVID-19.
• 3. Orang dengan ISPA berat/pneumonia berat*** yang
membutuhkan perawatan di Rumah Sakit DAN tidak ada
penyebab lain berdasarkan gambaran klinis yang
meyakinkan.
Kasus Probable
• Adalah kasus suspek dengan ISPA Berat/ARDS***/
meninggal dengan gambaran klinis yang meyakinkan
COVID-19 DAN belum ada hasil pemeriksaan
laboratorium RT-PCR.
Kasus Konfirmasi
• Adalah seseorang yang dinyatakan positif terinfeksi virus
COVID-19 yang dibuktikan dengan pemeriksaan
laboratorium RT-PCR. Kasus konfirmasi dibagi menjadi 2:
1. Kasus konfirmasi dengan gejala (simptomatik)
2. Kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik)
• Pemberian Tablet Tambah Darah (TTD) bagi ibu hamil
dengan status suspek, probable, atau terkonfirmasi positif
COVID-19 dilakukan dengan pertimbangan dokter yang
merawat
• Pada ibu hamil suspek, probable, dan terkonfirmasi
COVID-19, saat pelayanan antenatal mulai diberikan KIE
mengenai pilihan IMD, rawat gabung, dan menyusui agar
pada saat persalinan sudah memiliki pemahaman dan
keputusan untuk perawatan bayinya.
Konseling perjalanan untuk ibu hamil
• Ibu hamil sebaiknya tidak melakukan perjalanan ke luar
negeri atau ke daerah dengan transmisi lokal/ zona merah
(risiko tinggi) dengan mengikuti anjuran perjalanan (travel
advisory) yang dikeluarkan pemerintah.
• Dokter harus menanyakan riwayat perjalanan terutama
dalam 14 hari terakhir dari daerah dengan penyebaran
COVID-19 yang luas.

Anda mungkin juga menyukai