TAHUN 2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan health care system yang di dalamnya terdapat
sistem surveilans sebagai upaya pengendalian dan pencegahan yang di dalamnya
Rumah sakit mempunyai peran strategis dalam upaya mempercepat peningkatan
kesehatan masyarakat di Indonesia, karena rumah sakit merupakan fasilitas yang
padat karya dan padat teknologi. Peran strategis rumah sakit sangat diperlukan
untuk menghadapi transisi epidemiologi yang terjadi saat ini.
A. PENGERTIAN
Pencegahan dan pengendalian infeksi mutlak harus dilakukan oleh
seluruh pegawai rumah sakit terutama orang yang terlibat dalam perawatan
pasien. Untuk menanggapi hal ini, Komite PPI RSUD dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga melakukan penilaian terhadap kepatuhan cuci
tangan kepada petugas RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga yang
bersentuhan langsung dengan pasien yang dinilai setiap bulan. Penilaian ini
berdasarkan dilakukan atau tidaknya cuci tangan dalam five moments for hand
hygiene (lima momen cuci tangan) yang ditetapkan oleh WHO. Lima moment
tersebut adalah :
1. Sebelum bersentuhan dengan pasien
2. Sebelum melakukan tindakan aseptik
3. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien
4. Setelah bersentuhan dengan pasien
5. Setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien
Jumlah petugas yang dinilai (audit) berasal dari Profesi Pemberi Asuhan
(PPA) dan orang yang bersentuhan langsung dengan pasien untuk dilakukan
audit hand hygiene. Data dikumpulkan dengan cara menggunakan lembar
observasi. Lembar observasi berisi check list untuk melihat praktik hand hygiene
yang dilakukan oleh petugas (PPA), yang terdiri dari penilaian lima momen cuci
tangan dengan membandingkan jumlah nilai Opportunity dan jumlah Action
setiap petugas dalam melakukan tindakan cuci tangan. Penilaian fasilitas cuci
tangan juga menggunakan lembar Observasi dilakukan berupa format yang berisi
item-item yang perlu diamati menggunakan cheklist.
B. PELAKSANAAN KEGIATAN
10.00
0.00
n
tik
n
n
sie
sie
sie
sie
ep
Pa
Pa
Pa
Pa
As
n
an
ar
n
ga
bu
kit
ka
ng
en
Tu
se
da
de
d
Tin
an
di
ak
ak
air
n
nt
nt
n
ta
ka
/C
Ko
Ko
ala
ku
m
lah
h
er
ela
ra
lu
/P
te
Da
be
Se
n
Se
an
ga
lu
ng
un
be
de
gk
Se
Lin
ak
nt
an
Ko
ng
lah
de
te
ak
Se
nt
Ko
lah
te
Se
Gambar 3.1 Angka Kepatuhan Hand hygiene di Rumah Sakit Umum Daerah dr.
R. Goeteng Taroenadibrata berdasarkan Five Moment
Berikut ini angka kepatuhan Hand Hygiene di Rumah Sakit Umum Daerah dr. R.
Goeteng Taroenadibrata berdasarkan profesi :
90%
80%
70%
60%
Angka Prosentase
50%
40%
30%
20%
10%
0%
Kepatuhan Target
80%
60%
40%
20%
0%
Januari Pebruari Maret Rata-Rata
80%
60%
40%
20%
0%
Triwulan IV 2019 Triwulan I 2020
.
Gambar 3.4 Angka Kepatuhan Hand Hygiene Triwulan IV Tahun 2019 dan
Triwulan I Tahun 2020 di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrat
Purbalingga
Berdasarkan data pada gambar 3.3 menunjukan bahwa angka kepatuhan hand
hygiene di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga pada triwulan I
tahun 2020 sebesar 65 % menunjukkan kepatuhan petugas menurun
dibandingkan pada triwulan IV tahun 2019 sebesar 85 %.
Berdasarkan hasil audit hand hygiene diatas terhadap kepatuhan seluruh
petugas di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga masih rendah,
maka komite PPI RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
merencanakan peningkatan Kepatuhan hand hygiene dengan cara :
a. Melakukan reedukasi
b. Melakukan monitoring sarana dan prasaran
c. Melakukan monitoring kepatuhan five moment
d. Melakukan Supervisi Cuci Tangan oleh IPCN dan Mangemen RSUD
dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
BAB IV
KESIMPULAN
A. Kesimpulan
Kepatuhan hand hygiene Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga pada triwulan I tahun 2020 merupakan audit rutin
hand hygiene yang dilakukan Rumah Sakit. Angka kepatuhan hand hygiene pada
triwulan I tahun 2020 menunjukkan kepatuhan 65 % dan yang tidak patuh
berjumlah 35 %. Kepatuhan hand hygiene di RSUD dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga berdasarkan Profesi menunjukkan profesi Perawat
yang paling tinggi pada triwulan I rata-rata sebesar 77 % dan kepatuhan hand
hygiene yang paling rendah adalah Tenaga Kesehatan Lain sebesar 63 %.
Kepatuhan hand Hygiene pada triwulan I berdasarkan five moment di RSUD dr.
R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga yang paling tinggi pada moment 3 yaitu
sesuai target sebesar 100 % ( setelah kontak dengan darah / cairan tubuh
pasien) , dan pada moment yang paling rendah adalah pada moment ke IV
( setelah kontak dengan pasien ) dan V ( setelah kontak dengan lingkungan )
sebesar 72 %.
B. Penutup
HAIs menjadi masalah yang tidak bisa dihindari sehingga dibutuhkan kepatuhan
hand hygiene dari petugas kesehatan sebagai langkah pencegahan transmisi
mikroorganisme. Tindakan hand hygiene perlu menjadi kebudayaan di rumah
sakit dan juga dibutuhkan kepedulian semua pihak dan semua orang serta harus
didukung oleh pihak pimpinan atau manajemen. Demikian laporan ini kami buat
untuk bisa dijadikan masukan dan tindak lanjut dari manajemen rumah sakit.
Sekretaris
KPPI RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga