Anda di halaman 1dari 12

LAPORAN ANALISIS KEPATUHAN HAND HYGIENE

PERIODE JANUARI – MARET 2020

PEMERINTAH KABUPATEN PURBALINGGA

RSUD dr. R. GOETENG TAROENADIBRATA PURBALINGGA

TAHUN 2020
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan health care system yang di dalamnya terdapat
sistem surveilans sebagai upaya pengendalian dan pencegahan yang di dalamnya
Rumah sakit mempunyai peran strategis dalam upaya mempercepat peningkatan
kesehatan masyarakat di Indonesia, karena rumah sakit merupakan fasilitas yang
padat karya dan padat teknologi. Peran strategis rumah sakit sangat diperlukan
untuk menghadapi transisi epidemiologi yang terjadi saat ini.

HAIs (Health-care associated infection) merupakan kejadian infeksi


yang didapatkan penderita setelah mendapatkan perawatan >48 jam dan pasien
tidak dalam masa inkubasi. Macam kejadian HAIs banyak di hubungkan karena
pemasangan alat, seperti CAUTI (Catheter Associated Urinary Tract Infection),
VAP (Ventilator Associated Pneumonia), CRBSI (Catheter (IV, Central)
Related Blood Stream Infection) dan IDO (Infeksi Daerah Operasi) karena
tindakan operasi. Karena HAIs, diidentifikasi melalui kegiatan surveilans.
Media penularan utama dari sebagian besar bakteri atau virus
penyebab infeksi nosokomial adalah tangan-tangan personil medik yang
terkontaminasi. Hand hygiene adalah istilah yang digunakan untuk mencuci
tangan menggunakan antiseptic pencuci tangan. Pada tahun 2009, WHO
mencetuskan global patient safety challenge dengan clean care is safe care,
yaitu merumuskan inovasi strategi penerapan hand hygiene untuk petugas
kesehatan dengan my five moments for hand hygiene yaitu melakukan cuci
tangan sebelum bersentuhan dengan pasien, sebelum melakukan prosedur
bersih dan steril, setelah bersentuhan dengan pasien, setelah bersentuhan
dengan cairan tubuh pasien, setelah bersentuhan dengan pasien, setelah
bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien.
Pengetahuan tentang infeksi nosokomial dan pencegahannya
merupakan stimulus sosial yang dapat menimbulkan respon emosional
terhadap upaya universal precaution sehingga akan meningkatkan peran
sertanya dalam upaya pencegahan HAIs. Kegagalan melakukan kebersihan
tangan yang baik dan benar dianggap sebagai penyebab utama HAIs
dan penyebaran mikroorganisme multi resisten di fasilitas pelayanan kesehatan
dan telah diakui sebagai Kontributor yang penting terhadap timbulnya wabah
(Boyce & Pittet, 2002).
Sehingga perlu adanya audit kepatuhan pelaksanaan hand hygiene untuk
evaluasi kegiatan hand hygiene yang telah dilakukan oleh IPCN (Infection
Prevention Control Nurse) Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga.

B. Maksud dan Tujuan


1. Maksud
Meningkatkan pemahaman tentang kebersihan tangan (hand hygiene).
2. Tujuan
a. Meningkatkan pengetahuan dalam melakukan cuci tangan (hand
hygiene) dengan handrub maupun handwash.
b. Meningkatkan kepatuhan petugas kesehatan dalam kebersihan tangan
(hand hygiene).
c. Meningkatkan perilaku sehat dengan selalu melakukan cuci tangan
(hand hygiene) dengan enam langkah dalam five moment.
BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
Pencegahan dan pengendalian infeksi mutlak harus dilakukan oleh
seluruh pegawai rumah sakit terutama orang yang terlibat dalam perawatan
pasien. Untuk menanggapi hal ini, Komite PPI RSUD dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga melakukan penilaian terhadap kepatuhan cuci
tangan kepada petugas RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga yang
bersentuhan langsung dengan pasien yang dinilai setiap bulan. Penilaian ini
berdasarkan dilakukan atau tidaknya cuci tangan dalam five moments for hand
hygiene (lima momen cuci tangan) yang ditetapkan oleh WHO. Lima moment
tersebut adalah :
1. Sebelum bersentuhan dengan pasien
2. Sebelum melakukan tindakan aseptik
3. Setelah bersentuhan dengan cairan tubuh pasien
4. Setelah bersentuhan dengan pasien
5. Setelah bersentuhan dengan lingkungan sekitar pasien
Jumlah petugas yang dinilai (audit) berasal dari Profesi Pemberi Asuhan
(PPA) dan orang yang bersentuhan langsung dengan pasien untuk dilakukan
audit hand hygiene. Data dikumpulkan dengan cara menggunakan lembar
observasi. Lembar observasi berisi check list untuk melihat praktik hand hygiene
yang dilakukan oleh petugas (PPA), yang terdiri dari penilaian lima momen cuci
tangan dengan membandingkan jumlah nilai Opportunity dan jumlah Action
setiap petugas dalam melakukan tindakan cuci tangan. Penilaian fasilitas cuci
tangan juga menggunakan lembar Observasi dilakukan berupa format yang berisi
item-item yang perlu diamati menggunakan cheklist.
B. PELAKSANAAN KEGIATAN

Audit hand hygiene merupakan cara yang dilakukan untuk


mengobservasi dan mengukur kepatuhan para petugas kesehatan dalam
melakukan hand hygiene yang merupakan perilaku mendasar dalam upaya
mencegah timbulnya infeksi nosokomial. Dari pelaksanaan audit hand hygiene
yang dilaksanakan rutin tiap bulan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. R.
Goeteng Taroenadibrata Purbalingga, berikut ini laporan kepatuhan hand
hygiene pada setiap unit pelayanan kesehatan Rumah Sakit Umum Daerah dr. R.
Goeteng Taroenadibrata Purbalingga bulan Januari-Maret 2020. Kegiatan audit
kepatuhan hand hygiene dilaksanakan oleh IPCN kepada seluruh petugas
kesehatan dan non kesehatan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga. Kegiatan audit kepatuhan hand hygiene
dilaksanakan oleh IPCN tiap bulan kepada seluruh Petugas di RSUD dr. R.
Goeteng Taroenadibrata Purbalingga.
BAB III
HASIL KEGIATAN DAN RENCANA TINDAK LANJUT

A. Kepatuhan Hand Hygiene Berdasarkan Profesi


Berikut ini angka kepatuhan Hand hygiene RSUD dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga berdasarkan Five Moment

KEPATUHAN HAND HYGIENE BERDASARKAN FIVE


MOMENT DESEMBER 2019-MARET 2020
100.00
90.00
80.00
70.00
60.00
50.00
40.00
30.00
20.00
Prosentase Kepatuhan

10.00
0.00
n

tik

n
n
sie

sie

sie

sie
ep
Pa

Pa

Pa
Pa
As
n

an

ar
n
ga

bu

kit
ka

ng
en

Tu

se
da

de
d

Tin

an

di
ak

ak
air

n
nt

nt
n

ta
ka

/C
Ko

Ko

ala
ku
m

lah
h

er
ela

ra
lu

/P
te
Da
be

Se

n
Se

an

ga
lu

ng

un
be

de

gk
Se

Lin
ak
nt

an
Ko

ng
lah

de
te

ak
Se

nt
Ko
lah
te
Se

Gambar 3.1 Angka Kepatuhan Hand hygiene di Rumah Sakit Umum Daerah dr.
R. Goeteng Taroenadibrata berdasarkan Five Moment

Berdasarkan data gambar 3.1 menunjukkan bahwa angka kepatuhan hand


hygiene berdasarkan five moment di Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Goeteng
Taroenadibrata pada triwulan pertama pada moment pertama dari Desember
2019 sampai Maret 2020 menunjukkan penurunan yang signifikan dari target
100% begitu juga pada moment 2,4 dan 5 kecuali pada moment 3 masih stabil di
angka 100% dan yang memiliki angka kepatuhan paling rendah pada moment
pada moment ke 5 pada angka 65,43 %.

B. Kepatuhan Hand Hygiene Berdasarkan Profesi

Berikut ini angka kepatuhan Hand Hygiene di Rumah Sakit Umum Daerah dr. R.
Goeteng Taroenadibrata berdasarkan profesi :

KEPATUHAN HAND HYGIENE BERDASARKAN


PROFESI TAHUN DESEMBER 2019-MARET 2020
100%

90%

80%

70%

60%
Angka Prosentase

50%

40%

30%

20%

10%

0%
Kepatuhan Target

Gambar 3.2 Angka Kepatuhan Hand Hygiene di RSUD dr. R. Goeteng

Taroenadibrata Purbalingga berdasarkan Profesi

Berdasarkan data pada gambar 3.2 menunjukkan bahwa angka kepatuhan


hand hygiene di Rumah Sakit Umum Daerah pada triwulan pertama tahun 2020
berdasarkan profesi menunjukkan bahwa profesi yang memiliki angka kepatuhan
paling tinggi adalah profesi perawat 80 % dan profesi yang memiliki angka
kepatuhan hand hygiene paling rendah adalah profesi tenaga kesehatan lainnya.
C. Kepatuhan Hand Hygiene RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga

Audit hand hygiene merupakan cara yang dilakukan untuk


mengobservasi dan mengukur kepatuhan para petugas kesehatan dalam
melakukan hand hygiene yang merupakan perilaku mendasar dalam upaya
mencegah timbulnya infeksi silang. Dari pelaksanaan audit hand hygiene yang
telah dilaksanakan di Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Goeteng
Taroenadibrata. Berikut ini laporan kepatuhan hand hygiene di Rumah Sakit
Umum Daerah dr. R. Goeteng Taroenadibrata Triwulan IV 2019 dan Triwulan I
2020 :

KEPATUHAN HAND HYGIENE RSUD dr. R. GOETENG


TAROENADIBRATA PURBALINGGA TRIWULAN I
2020
120%
100%
Angka Kepatuhan

80%
60%
40%
20%
0%
Januari Pebruari Maret Rata-Rata

Gambar 3.3 Angka Kepatuhan Hand Hygiene Triwulan 1 di RSUD


dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga

KEPATUHAN HAND HYGIENE RSUD dr. R. GOETENG


TAROENADIBRATA PURBALINGGA TRIWULAN IV
2019 dan TRIWULAN I 2020
120%
100%
Angka Kepatuhan

80%
60%
40%
20%
0%
Triwulan IV 2019 Triwulan I 2020

.
Gambar 3.4 Angka Kepatuhan Hand Hygiene Triwulan IV Tahun 2019 dan
Triwulan I Tahun 2020 di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrat
Purbalingga
Berdasarkan data pada gambar 3.3 menunjukan bahwa angka kepatuhan hand
hygiene di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga pada triwulan I
tahun 2020 sebesar 65 % menunjukkan kepatuhan petugas menurun
dibandingkan pada triwulan IV tahun 2019 sebesar 85 %.
Berdasarkan hasil audit hand hygiene diatas terhadap kepatuhan seluruh
petugas di RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga masih rendah,
maka komite PPI RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
merencanakan peningkatan Kepatuhan hand hygiene dengan cara :
a. Melakukan reedukasi
b. Melakukan monitoring sarana dan prasaran
c. Melakukan monitoring kepatuhan five moment
d. Melakukan Supervisi Cuci Tangan oleh IPCN dan Mangemen RSUD
dr. R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga
BAB IV
KESIMPULAN

A. Kesimpulan
Kepatuhan hand hygiene Rumah Sakit Umum Daerah dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga pada triwulan I tahun 2020 merupakan audit rutin
hand hygiene yang dilakukan Rumah Sakit. Angka kepatuhan hand hygiene pada
triwulan I tahun 2020 menunjukkan kepatuhan 65 % dan yang tidak patuh
berjumlah 35 %. Kepatuhan hand hygiene di RSUD dr. R. Goeteng
Taroenadibrata Purbalingga berdasarkan Profesi menunjukkan profesi Perawat
yang paling tinggi pada triwulan I rata-rata sebesar 77 % dan kepatuhan hand
hygiene yang paling rendah adalah Tenaga Kesehatan Lain sebesar 63 %.
Kepatuhan hand Hygiene pada triwulan I berdasarkan five moment di RSUD dr.
R. Goeteng Taroenadibrata Purbalingga yang paling tinggi pada moment 3 yaitu
sesuai target sebesar 100 % ( setelah kontak dengan darah / cairan tubuh
pasien) , dan pada moment yang paling rendah adalah pada moment ke IV
( setelah kontak dengan pasien ) dan V ( setelah kontak dengan lingkungan )
sebesar 72 %.
B. Penutup
HAIs menjadi masalah yang tidak bisa dihindari sehingga dibutuhkan kepatuhan
hand hygiene dari petugas kesehatan sebagai langkah pencegahan transmisi
mikroorganisme. Tindakan hand hygiene perlu menjadi kebudayaan di rumah
sakit dan juga dibutuhkan kepedulian semua pihak dan semua orang serta harus
didukung oleh pihak pimpinan atau manajemen. Demikian laporan ini kami buat
untuk bisa dijadikan masukan dan tindak lanjut dari manajemen rumah sakit.

Purbalingga, Maret 2020

Sekretaris
KPPI RSUD dr. R. Goeteng Taroenadibrata
Purbalingga

Achmad Zaeni Prijanto, S. Kep Ns


NIP. 197204231993031004

Anda mungkin juga menyukai