Anda di halaman 1dari 8

PERCOBAAN 3

PENGARUH PEMOTONGAN KOTILEDON TERHADAP PERTUMBUHAN


HIPOKOTIL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang

perkembangan tumbuhan meliputi pertumbuhan dan diferensiasi pada tingkat


seluler. Pertumbuhan tersebut disebabkan karena adanya pembelahan dan
pemanjangan atau pembentangan sel. Sedangkan deferensiasi merupakan perubahan
sel menjadi sekelompok sel atau jaringan yang terspesialisasi. Pola pertumbuhan
tumbuhan sangat bervariasi untuk masing-masing jenis dan dipengaruhi oleh faktor
eksternal maupun internal. Faktor eksternal dapat berupa suhu, cahaya, dan
sebagainya. Sedangkan faktor internal dapat berupa genetik dan hormon.( Indradewa,
2009).

Pertumbuhan bersifat irreversibel atau tidak dapat balik. Saat proses


pertumbuhan tanaman akan mengalami perubahan ukuran, bentuk dan volume pada
bagian tubuhnya. Pertumbuhan pada tanaman dimulai dari proses perkecambahan.
Perkecambahan biji dimulai dari proses imbibisi yaitu penyerapan air oleh biji diikuti
dengan melunak nya kulit biji . Jika prosesi inmbibisi sudah optimal maka dimulailah
proses pertama pada tumbuhan yang berupa kecambah. Struktur pertama yang
muncul menembus selaput biji adalah radikula yang kemudian diikuti dengan
munculnya epikotil atau calon batang. (Salisbury, et al. 1995).

Berdasarkan letaknya, proses perkecambahan terbagi menjadi dua yaitu epigeal


dan hipogeal. Jenis perkecambahan epigeal ditandai dengan hipokotil memanjang dan
muncul kepermukaan tanah, sedangkan kotiledon melakukan proses pembelahan
bentuk daun. Contoh tanaman epigeal adalah bawang merah, kedelai dan kacang
hijau. Jenis perkecambahan hipogeal di tandai dengan epikotil tumbuh memanjang,
sehingga plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas permukaan tanah,
berbeda dengan epigeal disini kotiledon pada hipogeal tetap di dalam tanah. Contoh
tanaman hipogeal adalah Jagung, kacang merah dan kacang tanah. Selama proses
perkecambahan, biji mendapat nutrisi makanan dari kotiledon. (Tjitrosoepomo,1985).

1.2 Tujuan

Untuk mengetahui pengaruh kotiledon terhadap deferensiasi


BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Perkembangan biji diawali dengan fertilisasi, Embrio terdiri atas radikula
(yang akan tumbuh menjadi akar) dan planula ( yang akan tumbuh menjadi
kecambah). Cadangan Makanan bagi embrio tersimpan dalam kotiledon yang
didalamnya terkandung pati, protein, dan beberapa jenis enzim. Kotiledon dikelilingi
oleh bahan yang kuat, yang disebut testa. Testa berfungsi sebagai pelindung kotiledon
untuk mencegah kerusakan embrio dan masuknya bakteri atau jamur kedalam biji.
Pada saat biji terbentuk, air di dalamnya dikeluarkan sehingga biji mengalami
dehidrasi. Akibat ketiadaan air, biji tidak dapat melangsungkan proses metabolisme
sehingga menjadi tidak aktif (dorman) (Agrica, et al. 2009).

Setelah fertilisasi, zigot mengalami rangakian pembelahan sel. Embrio


didalam bakal biji berkembang menjadi massa bulat yang mengandung ratusan sel.
Massa sel tersebut berkembang menjadi jaringan primer dan akhirnya membentuk
seluruh jaringan utama tumbuhan dewasa, termasuk kotiledon. Kotiledon berfungsi
untuk menyimpan cadangan makanan dan perkecambahan (germinasi). Pada kutub
embrio ditemukan dua massa sel yang belum terdiferensiasi, yaitu meristem apical
ujung (terminal) dan meristem apical akar. Perkembangan embrio terhenti setelah
mencapai tahapan tertentu, yaitu saat bakal biji telah menjadi biji matang. Biji
tersebut tetap, yaitu sesuai untuk perkecambahan. Di dalam biji yang matang,
endosperma makanan telah terdiferensiasi menjadi lapisan terluar sel (aleuron) dan
massa sel terdalam bertepung (Heddy dan Abidin, 1996).

Proses penyerapan cairan pada biji (imbibisi) terjadi melalui mikropil. Air
yang masuk kedalam kotiledon membengkak. Pembengkakan tersebut pada akhirnya
menyebabkan pecahnya testa. Awal perkembangan didahului aktifnya enzim
hidrolase (protease, lipase, dan karbohidrase) dan hormon pada kotiledon atau
endosperma oleh adanya air. Enzim protease segera bekerja mengubah molekul
protein menjadi asam amino. Asalm amino digunakan untuk membuat molekul
protein baru bagi membrane sel dan sitoplasma. Timbunan pati di uraikan menjadi
maltosa kemudian menjadi glukosa. Sebagian glukosa akan diubah menjadi selulosa,
yaitu bahan untuk membuat dinding sel bagi sel-sel yang baru. Bahan makanan
terlarut berupa maltosa dan asam amino akan berdifusi ke embrio. Semua proses
tersebut memerlukan energi. Biji memperoleh energi melalui pemecahan glukosa saat
proses respirasi. Pemecahan glukosa yang berasal dari timbunan pati menyebabkan
biji kehilangan bobotnya. Setelah beberapa hari, plumula tumbuh di atas permukaan
tanah. Daun pertama membuka dan mulai melakukan fotosintesis. (Campbell,2005).
Berdasarkan posisi kotiledon dalam proses perkecambahan dikenal
perkecambahan hipogeal dan epigeal. Hipogeal adalah pertumbuhan memanjang dari
epikotil yang meyebabkan plumula keluar menembus kulit biji dan muncul di atas
tanah. Kotiledon relatif tetap posisinya. Contoh tipe ini terjadi pada kacang tanah dan
jagung. Pada epigeal hipokotil lah yang tumbuh memanjang, akibatnya kotiledon dan
plumula terdorong ke permukaan tanah. Perkecambahan tipe ini misalnya terjadi pada
kacang hijau dan jarak. Pengetahuan tentang hal ini dipakai oleh para ahli agronomi
untuk memperkirakan kedalaman tanam. (Dwidjoseputro, 1992).

Macam-Macam Pertumbuhan Pada Tumbuhan, Pertumbuhan primer adalah


pertumbuhan yang memanjang baik yang terjadi pada ujung akar maupun ujung
batang. Pertumbuhan primer dapat diukur secara kuantitatif yaitu dengan
menggunakan alat auksanometer . Pertumbuhan primer pada ujung akar dan ujung
batang. Pertumbuhan sekunder adalah pertumbuhan yang dapat menambah diameter
batang. Pertumbuhan sekunder merupakan aktivitas sel-sel meristem sekunder yaitu
kambium dan kambium gabus. Pertumbuhan ini dijumpai pada tumbuhan dikotil.
(Fetter, 1998).

Proses imbibisi dipengaruhi oleh susunan kimiawi kulit dan cadangan


makanan benih, umur benih, tekanan osmosis air, permeabilitas kulit beih dan suhu.
Laju imbibisi pada awal proses imbibisi berlangsung relative cepat hingga sampai
pada titik tertentu laju ini akan menurun. Imbibisi merupakan penyusupan atau
penyerapan air dengan ruangan antar dinding selnya akan mengembang, masuknya
air pada biji saat berkecambah dan biji serealia yang direndam pada beberapa jam.
Air yang cukup selam proses imbibisi dan perkecambhan dan air tersebut dapat
mencapai embryo dan endosperm/daun lembaga. Hal ini terjadi karena air tersebut
dapat mencapai melalui kulit benih serta air tersedia disekitar benih (around) dan
berhubungan dengan benih (Vicinity) (Lakitan, 1996).
BAB III
METODELOGI PRAKTIKUM

3.1. Waktu dan tempat


Praktikum ini dilakukan pada tanggal 22-29 bulan November 2019 di Laboraturium
Dasar Universitas Samudra

3.2 Metode Pelaksanaan


Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam praktikum ini adalah, alat tulis,
penggaris, pisau. bahan yang digunakan dalam percobaan antara lain pot yang berisi
tanah dan kacang tanah (Arachis hypogaea.)

3.3 Cara Kerja.


Sebanyak dua buah pot disiapkan dan diisi tanah secara merata, kemudian
masing-masing ditanami sebanyak 20 biji kacang tanah (Arachis hypogaea)
dan dibiarkan berkecambah selama 5 hari. Setelah lima hari, dipilih 10
kecambah dengan tinggi rata-rata yang sama dan plumulanya belum
membentang. Adapun perlakukan untuk 10 kecambah tadi adalah sebagai
berikut.
a. Pot I: digunakan sebagai kontrol.
b. Pot II: kotiledon kecambah dipotong pada pangkalnya.
Panjang hipokotil diukur dan pengukuran dimulai dari permukaan tanah yang
sudah ditandai. Kemudian, kedua pot diletakkan pada tempat terbuka dan
panjang hipokotil diukur baik pada pot kontrol maupun pada pot perlakuan
pada hari ke-7 setelah pemotongan kotiledon.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil

Tabel.1 Pengamatan kacang tanah


Gambar kacang tanah Keterangan

Tidak mengalami
pertumbuhan dan
perkembangan
4.2 Pembahasan
Pada percobaan kali ini, menggunakan kacang tanah sebagai objek penelitian,
dengan ditanam pada berbagai media tanam, serta memberikan perlakuan yang sama
terhadap intensitas cahaya, kadar air, dan suhu. Dari perkembangan yang nampak,
terlihat pada hari pertama belum nampak adanya pembentukan bibit tunas kacang
tanah pada media-media tersebut. Pada hari kelima bibit kacang tanah yang ditanam
pada media tanah belum juga menunjukkan perkembangannya.

Pertumbuhan kacang tanah (layaknya tanaman lainnya) dipengaruhi oleh


beberapa faktor. Faktor ini secara garis besar dibagi ke dalam dua bagian yakni faktor
eksternal dan juga internal. Faktor eksternal sendiri merupakan pengaruh dari luar
yang mempengaruhi proses tumbuh tanaman kacang. Faktor eksternal antara lain
mencakup air juga mineral, kelembaban udara dan tanah, suhu dan juga cahaya.
Sementara itu faktor internal yakni hal-hal yang berasal dari dalam tanaman itu
sendiri mencakup hormon antara lain auksin, giberelin, gas etilen, asam absisat, kalin,
dan sitokinin.
Dalam proses pertumbuhan kacang tanah, terkait faktor eksternal yakni cahaya.
Cahaya sangat penting sebab berperan sebagai energi yang digunakan untuk proses
fotosintesis dan juga berperan penting dalam pembentukan klorofil pada tanaman.
Akan tetapi dalam proses perkecambahan, cahaya berpotensi menjadi penghambat
atau inhibitor sebab cahaya bisa memacu difusi auksin. Oleh sebab itu Pertumbuhan
dan perkembangan pada praktikum kami tidak tumbuh diakibat kan Tanaman yang
diletakkan tepat dengan paparan sinar matahari sehingga membuat kacang tanah tidak
tumbuh dan mengalami kematian.

Air merupakan factor yang terpenting bagi tanaman untuk tumbuh dan
mengalami perkembangan pada praktikum kacang tanah kami terlalu sering
menyirami kacang tanah tersebut sehingga tanaman akan menyebabkan permukaan
tanah tempat tanaman hidup akan menjadi lembabkarena kelebihan air, keaddan
lembab tersebut akan memunculkan mikroorganisme jamur yang mengakibatkan
tumbuhnya penyakit bagi tanaman.
BAB V
KESIMPULAN
Adapun yang dapat disimpulkan dari praktikum ini adalah :

1. Air Berfungsi untuk melunakan kulit biji, melarutkan cadangan makanan,


sarana transportasi makanan terlarut, dan hormone ke daerah meristematik
(titik tumbuh) serta brsama dengan hormone membangun pemanjangan dan
pengembangan sel.
2. Cahaya Cahaya merupakan faktor pengendali pertumbuhan dan
perkembangan tumbuhan terutama berperan dalam proses berlangsungnya
fotosintesis.
3. pH tanah sangat menentukan pertumbuhan dan produksi tanaman yang
ditanam pada tanah yang nuansanya asam, tanaman akan cenderung layu dan
akhirnya mati.
DAFTAR PUSTAKA

Agrica, Houlerr, Sugihsantosa. 2009, Biologi, PT Erlangga, Jakarta.

Campbell, N.A., J.B.Reece, & L.G.Mitchell.2005. Biologi Edisi kelima Jilid II.
Erlangga. Jakarta.hal.380-381.

Dwidjoseputro, D., 1992, Pengantar Fisiologi Tumbuhan, Gramedia Pustaka Utama,


Jakarta.

Fetter, 1998, Fisiologi Tumbuhan Dasar, PT Yudhistira, Jakarta.

Heddy dan Abidin, 1996, Biologi Edisi III, Erlangga, Jakarta.

Indradewa, 2009, Fisiologi Tumbuhan Dasar Jilid 1, ITB Press, Bandung.

Lakitan, B., 1996. Fisiologi Pertumbuhan dan Perkembangan Tanaman. PT Raja


Grafindo Persada. Jakarta.

Salisbury, F.B. dan C.W. Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan Jilid III.Penerjemah:
Kisman, S. Dan S.Ibrahim. Bandung: Penerbit InstitutTeknologi Bandung

Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. UGM Press; Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai