Anda di halaman 1dari 16

ACARA IV

PENGARUH KMnO4, CaCl2, CaC2, dan ETHYL DALAM PROSES


PEMATANGAN BUAH

NAMA : SRI WARDAN

NIM : J1B018095

PROGRAM STUDI TEKNIK PERTANIAN


FAKULTAS TEKNOLOGI PANGAN DAN AGROINDUSTRI
UNIVERSITAS MATARAM
2020
A. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara alami,tanaman memproduksi hormon untuk mematangkan
buah. Namun larangannya petani atau pedagang yang mematangkan
buahnya dengan cara diperam. Proses ini menghasilkan gas etilen yang
merambat dari molekul ke molekul Hal ituyang mendasari memberi
kalsium karbida (kalsium karbit) dalam pematangan buah. Karbit yang
terkena uap udara akan menghasilkan gas etilen yang memiliki struktur
kimia mirip dengan etilen alami yang membuat pematangan dikulit buah.
Proses fermentasi berlangsung serentak sehingga terjadipematangan
merata. Secara alami karbohidrat dalam kandungan daging buah yang
berubah pria jadi gula,yang membuat rasa manis dan melunak.
Dibandingkan dengan hasil karbitan, zdi pati berkurang, sehingga
kemanisan juga pria jadi berkurang.
Selain mempercepat kematangan buah ada juga upaya yang dilakukan
untuk menghambat proses pematan gandan mempertahankan kualitas
buah. Salah satunya adalah dengan pemberian bahan-bahan kimia secara
eksogen. Penggunaan KMnO4, KOH,CaCI2, dan Ethylene Block mampu
menyerap gas etilen yang keluar dari jaringan buah. Oleh karena itu perlu
dilakukan praktikum ini untuk mempelajari pengaruh KMnO4, CaCl2,
CaC2 dan ethilen dalam proses pematangan buah.

1.2 Tujuan Praktikum


Adapun tujuan dari praktikum ini adalah untuk mengetahui pengaruh
KOH, CaC2 dan ethilen pada proses pematangan buah apel, mangga,
pisang dan wortel
B. TINJAUAN PUSTAKA
Pematangan adalah proses perubahan susunan yang terjadi dari tingkat
akhir pertumbuhan dan perkembangan yang terus-menerus akan
menyebabkan kelayuan dan menentukan kualitas, yang ditandai dengan
perubahan komposisi, warna, tekstur, dan sifat sensorik lainnya. Buah
digolongkan menjadi dua kelompok, yaitu:1 (buah yang tidak mengalami
proses pematangan ketika sudah dipetik (non-klimaterik), 2. (buah yang
dapat dipanen dalam keadaan optimal dan akan melanjutkan proses
pematangan ketika sudah dipetik atau buah klimaterik. Pada kelompok
pertama, buah akan memproduksi eitlen dalam jumlah yang sangat sedikit
dan tidak merespon perlakuan terhadap etilen kecuali, dalam proses
degreening (perombakan klorofil) sehingga harus dipanen dalam keadaan
matang optimal yang menentukan kualitas flavor seperti pada ketimun,
jeruk, dan nanas. Sedangkan kelompok kedua, buah akan menghasilkan
etilen dalam jumlah yang besar untuk proses pematangan dan perlakuan
dengan etilen dapat mempercepat pematangan. Pada buah non klimakterik,
pemberian etilen mempengaruhi aktivitas respirasinya menjadi lebih
meningkat seperti pada buah apel, pisang dan mangga ( Irawati, 20016).
Penggunaan penyerap etilen telah dilakukan untuk memperpanjang
masa simpan buah. Zat kimia atau bahan campuran sebagai tempat
pembawa (carrier) KMnO4 banyak diaplikasikan untuk memperpanjang
masa simpan buah-buahan. PenggunaanKMnO4, pda vermikulit dengan
konsentrasi sebesar 400 g/l dapat memperpanjang masa simpan buah pisang
dan penggunaan larutan KMnO4 pada butiran tanah liat dengan konsentrasi
30 g per kg buah segar dapat mempertahankan masa simpan pisang raja bulu
sampai 18 hari disimpan pada suhu kamar (27-30 Oc). Mekanisme
penyerapan atau pengikatan etilen yang dihasilkan buah-buahan tejadi
karena KMnO4 sebagai pengoksida dapat bereaksi atau mengikut etilen
dengan memecah ikatan rangkap yang ada pada senyawa etilen menjadi
bentuk etilen glikol dan mangan dioksida ( Santosa et al, 2010)
Pematangan buah dengan menggunakan bahan perangasang
pematangan bertujuan untuk mendapatkan buah dengan warna yang menarik
dan rasa yang lebih enak. Pematangan dapat dilakukan dengan pengaturan
suhu dan penggunaan bahan-bahan kimia. Beberapa bahan kimia yang
digunakan untuk mempercepat pematangan buah dapat berbentuk larutan
(cairan) atau gas, diantaranya adalah etilen (C2H4), CO2. Etilen adalah zat
yang berwujud gas pada suhu dan tekanan ruangan (embien). Peran senyawa
ini sebagai perangsang pemasakan bauh telah diketahui sejak lama meskipun
orang hanya tahu dari praktek tanpa mengetahui penyebabnya. Karbit,
sulfur oksida, dan sulfida- sulfida, sodium klorida, beberapa asam tertentu,
dan borat. Pematangan dapat juga menggunakan pengasapan
(Sambeganarko,2018).
Berbagai hasil penelitian mengenai metode memperpanjang daya
simpan buah-buahan segar telah banyak dihasilkan, misalnya sistem
pengemasan atmosfir termodifikasi yang biasanya dikombinasikan dengan
penyimpanan pada suhu rendah (dingin) ataupun dengan penambahan bahan
penunda kematangan dan penggunaan kemasan yang sesuai sebgai kemasan
primer dan sekunder. Pengemasan dengan sistem MAP dengan penggunaan
plastik sebagai kemasan primer biasanya dikombinasi dengan penggunaan
bahan penyerap etilen berupa KMnO4. Meski cara ini membutuhkan
tambahan biaya, tetapi kondisi atmosfir yang diinginkan lebih cepat tercapai,
sehingga masa simpan dapat diperpanjang dan dapat dilakukan penataan
distribusi pemasaran lebihl uas (Napitupulu, 2017).
C. METODE PENELITIAN
1. Alat- alat praktikum
Adapun alat-alat yang digunakan dalam praktikum ini diantaranya
adalah timbangan analitik, lemari pendingin, penjepit buah, kantung plastik,
kertas saring dan penetrometer.
2. Bahan – bahan praktikum
Adapun bahan-bahan yang digunakan dalam praktikum ini
diantaranya adalah wortel, apel, pisang , mangga larutan KMnO4 dan
KOH
3. Prosedur kerja

Mulai

Menimbang KOH 5 gram dan CaC2 5 gram, lalu


membungkusnya masing-masing dengan kertas
saring

Memasukkan bahan beserta kantong yang berisi KOH dan


CaC2 tadi masing-masing ke dalam kantong plastik
,dengan 2 kondisi terbuka dan tertutup

Sebagai kontrol,memasukkan buah ke dalam kantong


plastik dengan kondisi terbuka dan tertutup, tanpa
penambahan apapun

Menyimpan semua perlakuan di suhu kamar dan


suhu dingin (lemari es)
Mengamati perubahan tekstur dan kenampakan
yang terjadi pada ahri ke -0, 3 dan 7

selesai

4. Rumus perhitungan yang dipakai

D. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN

Tabel 3.1 Hasil Pengamatan Pengaruh KOH dalam Proses Pematangan Buah
Kondisi Kondisi Warna Teks Bentuk
No Komoditi tur
Plastik Suhu
0 3 7 0 3 7 0 3 7
Hijau
Agak Bulat Bulat
Kamar Hijau Hijau kekuninganKeras Keras Bulat
Lunak
Terbuka
Hijau
Bulat Bulat
Dingin Hijau Hijau kekunin Keras Keras Keras Bulat
1 Apel gan
Bulat Bulat
Kamar Hijau Hijau Hijau Keras Keras Keras Bulat
Tertutup Hijau Hijau Hijau
Bulat Bulat
Dingin kecokela kecokela kecokelata Keras Keras Keras Bulat
tan tan n
Oranye
Agak Lonjong Lonjong Lonjong
Kamar Oranye kehitam Cokelat Keras Lunak
lunak
an
Terbuka
Oranye
Agak Lonjong Lonjong Lonjong
Dingin Oranye Oranye kehitaman Keras Keras
keras
2 Wortel
Oranye Oranye
Agak Agak Lonjong Lonjong Lonjong
Kamar Oranye kehitam kecokelata Keras
n lunak keras
Tertutup an
Lonjong Lonjong Lonjong
Dingin Oranye Oranye Oranye Keras Keras Keras
Hijau Hijau
Sangat
Kamar Hijau kehitama kekuningan Kera Lunak Oval Oval Oval
lunak
n s
Terbuka
Hijau
Agak
Dingn Hijau Hijau kecokelata Kera Lunak Oval Oval Oval
lunak
n s
3 Mangga
Hijau
Hijau Sangat
Kamar Hijau kekuning Kera Lunak Oval Oval Oval
pucat lunak
an s
Tertutup
Hijau Hijau
Agak
Dingin Hijau bercakc Bercakco Kera Lunak Oval Oval Oval
lunak
okelat kelat s
Hijau Hijau Hitam Lembe
Lonjong Lonjong Lonjong
Kamar kekuning kehtama kekuningan Kera k Keras
an n s berair
Terbuka
Hijau
Kehitaman Agak Agak Lonjong Lonjong Lonjong
Dingin Hijau kehitama Kera
lunak lunak
n s
4. Pisang
Hijau Hitam Lembe
Agak Lonjong Lonjong Lonjong
Kamar Hijau kehitam kekuningan k Lembek
lunak berair
an
Tertutup
Hijau Hijau
Agak Agak Lonjong Lonjong Lonjong
Dingin Hijau kehitam kehitam Lunak
lunak lunak
an an

Tabel 3.2 Hasil Pengamatan Pengaruh CaC2 dalam Proses Pematangan Buah
Komoditi Kondisi Kondisi Warn Tekstur Bentuk
No a
Plastik Suhu
0 3 7 0 3 7 0 3 7
Hijau Cokelat Keras Agak
Kamar Hijau Lunak Bulat Bulat Bulat
muda pekat lunak
Terbuka
Hijau Keras Keras
Dingin Hijau Hijau Keras Bulat Bulat Bulat
muda
1 Apel Hijau Cokelat Keras Keras
Kamar Hijau Lunak Bulat Bulat Bulat
muda pekat
Tertutu
Kuning
p Hijau Keras Keras Agak
Dingin kehijaun Hijau Bulat Bulat Bulat
muda lunak
Oranye Agak
Oranye Keras Lembk Lonjong Lonjong Lonjong
Kamar Oranye kehitama lembek
Terbuka n
Oranye Keras Keras Lonjong Lonjon Lonjong
Dingin Oranye Oranye Keras
g
2 Wortel Agak
Oranye Keras Lembek Lonjong Lonjong Lonjong
Kamar Oranye Oranye lembek
Tertutu
p
Oranye Oranye Keras Keras Lonjong Lonjon Lonjong
Dingin Oranye Keras
pekat g
Hijau
Keras Lunak
Kamar Hijau Hijau kekunin Lunak Oval Oval Oval
3 Mangga Terbuka
g
an
Dingin Hijau Hijau Hijau Keras Agak Agak Oval Oval Oval

Keras Lunak
Kamar Hijau Hijau Hijau Lunak Oval Oval Oval
Tertutu
tua
p
Keras Agak
Dingin Hijau Hijau Hijau Lunak Oval Oval Oval
lunak
Hijau Kuning
Keras Lunak Lonjong Lonjong Lonjong
Kamar Hijau kehitama kehitam Lunak
n an
Terbuka
Hijau Hijau
Keras Keras Lonjong Lonjong Lonjong
Dingin Hijau kehitama kehitama Keras
4 Pisang n n
Keras Agak Lonjong Lonjon Lonjong
Kamar Hijau Hijau Hijau Lunak
lunak g
Tertutu
Hitam Hijau
p Keras Keras Lonjong Lonjong Lonjong
Dingin Hijau kehijauan kehitama Keras
n
E. PEMBAHASAN
Respirasi pada buah dan sayuran masih berlangsung setelah
dipanen, sampai buah dan sayuran tersbut membusuk. Untuk
berlangsungnya respirasi diperlukan suhu optimal, yaitu suhu dimana
proses metabolisme (termasuk respirasi) berlangsung dngan sempurna.
Praktikum kali ini digunakan empat bahan yaitu pisang, wortel, mangga
dan apel. Empat jenis bahan tersebut memiliki karakteristik yang
berbeda-beda sehingga pengaruh perlakuan suhu kamar, suhudingn dan
suhu bekupun akan menghasilkan kenampakan dan tekstur yang berbeda.
Laju respirasi apel, mangga dan pisang termasuk laju resprasi kelompok
klimakterik, sedangkan laju respirasi untuk komoditi wortel termasuk
laju respirasi kelompok non klimakterik. Buah klimakterik adalah buah
yang mengalami kenaikan produksi CO2 secara mendadak, kemudian
menurun secara cepat. Buah klimakterik mengalami peningkatan laju
respirasi pada akhir fase kemasakan, sedang pada buh non klimakterik
tidak terjadi peningktan laju respirasi pada akhir fase pemasakan
sehingga tidak mampu melanjutkan proses pematangan (perubahan
fisiologis) ketika terlepas dari tanaman. Penyimpanan bahan pada suhu
rendah dapat mengurangi laju respirasi, pada suhu lebih rendah dari suhu
optimum, metabolisme akan berjalan kurang sempurna bahkan berhenti
sama sekali (Diana,2010)
Berdasarkan praktikum ini ada dua pengaruh, pertama Pengaruh
KOH dalam Proses Pematangan Buah. Yang pertama Apel pada kondisi
plastik terbuka dengan kondisi suhu kamar pada hari ke 0 warna (hijau),
ke 3 (hijau) dan hari ke 7 (hijau kekuningan), tekstur pada harike 0 (keras),
hari ke 3 (keras), ke 7 (agak lunak), dan bentuknya pada hari ke 0 (bulat),
hari ke 3 (bulat), hari ke 7 (bulat). pada kondisi plastik terbuka dengan
kondisi suhu dingin pada hari ke 0 warna (hijau), ke 3 (hijau) dan hari ke
7 (hijau kekuningan), tekstur pada harike 0 (keras), hari ke 3 (keras), ke 7
(agak lunak), dan bentuknya pada hari ke 0 (bulat), hari ke 3 (bulat), hari
ke 7 (bulat). pada kondisi plastik tertutup dengan kondisi suhu kamar
pada hari ke 0 warna (hijau kecoklatan), ke 3 (hijau kecoklatan) dan hari
ke 7 (hijau kecoklatan), tekstur pada harike 0 (keras), hari ke 3 (keras), ke
7 (keras), dan bentuknya pada hari ke 0 (bulat), hari ke 3 (bulat), hari ke 7
(bulat). pada kondisi plastik tertutup dengan kondisi suhu dingin pada hari
ke 0 warna (hijau kecoklatan), ke 3 (hijau kecoklatan) dan hari ke 7 (hijau
kecoklatan), tekstur pada hari ke 0 (keras), hari ke 3 (keras), ke 7 (keras),
dan bentuknya pada hari ke 0 (bulat), hari ke 3 (bulat), hari ke 7 (bulat).
sampel yang kedua Wortel pada kondisi plastik terbuka dengan kondisi
suhu kamar pada hari ke 0 warna (oranye), ke 3 (oranye) dan hari ke 7
(cokelat), tekstur pada harike 0 (keras), hari ke 3 (keras), ke 7 (lunak), dan
bentuknya pada hari ke 0 (lonjong), hari ke 3 (lonjong), hari ke 7
(lonjong). pada kondisi plastik terbuka dengan kondisi suhu dingin pada
hari ke 0 warna (oranye), ke 3 (oranye) dan hari ke 7 (oranye), tekstur
pada harike 0 (keras), hari ke 3 (keras), ke 7 (agak keras), dan bentuknya
pada hari ke 0 (lonjong), hari ke 3 (lonjong), hari ke 7 (lonjong). pada
kondisi plastik tertutup dengan kondisi suhu kamar pada hari ke 0 warna
(oranye), ke 3 (oranye kehitaman) dan hari ke 7 (oranye kehitaman),
tekstur pada hari ke 0 (keras), hari ke 3 (agak lunak), ke 7 (agak keras),
dan bentuknya pada hari ke 0 (lonjong), hari ke 3 (lonjong), hari ke 7
(lonjong ). pada kondisi plastik tertutup dengan kondisi suhu dingin pada
hari ke 0 warna (oranye), ke 3 (oranye) dan hari ke 7 (oranye), tekstur
pada hari ke 0 (keras), hari ke 3 (keras), ke 7 (keras), dan bentuknya pada
hari ke 0 (lonjong), hari ke 3 (lonjong), hari ke 7 (lonjong).
Sampel yang ketiga Mangga pada kondisi plastik terbuka dengan
kondisi suhu kamar pada hari ke 0 warna (hijau), ke 3 (hijau kehitaman)
dan hari ke 7 (hijau kekuningan), tekstur pada harike 0 (keras), hari ke 3
(lunak), ke 7 (sangat lunak), dan bentuknya pada hari ke 0 (oval), hari ke
3 (oval), hari ke 7 (oval). pada kondisi plastik terbuka dengan kondisi
suhu dingin pada hari ke 0 warna (hijau), ke 3 (hijau) dan hari ke 7
(hijau kecoklatan), tekstur pada harike 0 (keras), hari ke 3 (agak lunak),
ke 7 (lunak), dan bentuknya pada hari ke 0 (oval), hari ke 3 (oval), hari
ke 7 (oval). pada kondisi plastik tertutup dengan kondisi suhu kamar
pada hari ke 0 warna (hijau), ke 3 (hijau kekuningan) dan hari ke 7 (hijau
pucat), tekstur pada hari ke 0 (keras), hari ke 3 (lunak), ke 7 (sangat
luanak), dan bentuknya pada hari ke 0 (oval), hari ke 3 (oval), hari ke 7
(oval ). pada kondisi plastik tertutup dengan kondisi suhu dingin pada
hari ke 0 warna (hijau), ke 3 (hijau bercakcoklat) dan hari ke 7 (hijau
bercakcoklat), tekstur pada hari ke 0 (keras), hari ke 3 (agak lunak), ke 7
(lunak), dan bentuknya pada hari ke 0 (oval), hari ke 3 (oval), hari ke 7
(oval). Sampel yang keempat Pisang pada kondisi plastik terbuka dengan
kondisi suhu kamar pada hari ke 0 warna (hijau kekuningan), ke 3 (hijau
kehitaman) dan hari ke 7 (hitam kekuningan), tekstur pada harike 0
(keras), hari ke 3 (lembek berair), ke 7 (keras), dan bentuknya pada hari
ke 0 (lonjong), hari ke 3 (lonjong), hari ke 7 (lonjong). pada kondisi
plastik terbuka dengan kondisi suhu dingin pada hari ke 0 warna (hijau),
ke 3 (hijau kehitaman) dan hari ke 7 ( kehitaman), tekstur pada harike 0
(keras), hari ke 3 (agak lunak), ke 7 (agak lunak), dan bentuknya pada
hari ke 0 (lonjong), hari ke 3 (lonjong), hari ke 7 (lonjong). pada kondisi
plastik tertutup dengan kondisi suhu kamar pada hari ke 0 warna (hijau),
ke 3 (hijau kehitaman) dan hari ke 7 (hitam kekuningan), tekstur pada
hari ke 0 (agak lunak), hari ke 3 (lembek berair), ke 7 (lembek), dan
bentuknya pada hari ke 0 (lonjong), hari ke 3 (lonjong), hari ke 7
(lonjong ). pada kondisi plastik tertutup dengan kondisi suhu dingin pada
hari ke 0 warna (hijau), ke 3 (hijau kehitaman) dan hari ke 7 (hijau
kehitaman), tekstur pada hari ke 0 (agak lunak), hari ke 3 (agak lunak),
ke 7 (lunak), dan bentuknya pada hari ke 0 (lonjong), hari ke 3 (lonjong),
hari ke 7 (lonjong).
Yang kedua Pengaruh CaC2 dalam Proses Pematangan Buah, Yang
pertama Apel pada kondisi plastik terbuka dengan kondisi suhu kamar
pada hari ke 0 warna (hijau muda), ke 3 (hijau) dan hari ke 7 (cokelat
pekat), tekstur pada harike 0 (keras), hari ke 3 (agak lunak), ke 7 ( lunak),
dan bentuknya pada hari ke 0 (bulat), hari ke 3 (bulat), hari ke 7 (bulat).
pada kondisi plastik terbuka dengan kondisi suhu dingin pada hari ke 0
warna (hijau muda), ke 3 (hijau) dan hari ke 7 (hijau), tekstur pada harike
0 (keras), hari ke 3 (keras), ke 7 (keras), dan bentuknya pada hari ke 0
(bulat), hari ke 3 (bulat), hari ke 7 (bulat). pada kondisi plastik tertutup
dengan kondisi suhu kamar pada hari ke 0 warna (hijau muda), ke 3
(kuning kehijauan) dan hari ke 7 (hijau), tekstur pada harike 0 (keras), hari
ke 3 (keras), ke 7 ( lunak), dan bentuknya pada hari ke 0 (bulat), hari ke 3
(bulat), hari ke 7 (bulat). pada kondisi plastik tertutup dengan kondisi suhu
dingin pada hari ke 0 warna (hijau muda), ke 3 (kuning kehijauan) dan
hari ke 7 (hijau), tekstur pada hari ke 0 (keras), hari ke 3 (keras), ke 7
(agak lunak), dan bentuknya pada hari ke 0 (bulat), hari ke 3 (bulat), hari
ke 7 (bulat). Yang kedua Wortel pada kondisi plastik terbuka dengan
kondisi suhu kamar pada hari ke 0 warna (oranye), ke 3 (oranye) dan hari
ke 7 (oranye kehitaman), tekstur pada hari ke 0 (keras), hari ke 3 (lembek),
ke 7 (agak lembek), dan bentuknya pada hari ke 0 (lonjong), hari ke 3
(lonjong), hari ke 7 (lonjong). pada kondisi plastik terbuka dengan kondisi
suhu dingin pada hari ke 0 warna (oranye), ke 3 (oranye) dan hari ke 7
(oranye), tekstur pada harike 0 (keras), hari ke 3 (keras), ke 7 (keras), dan
bentuknya pada hari ke 0 (lonjong), hari ke 3 (lonjong), hari ke 7
(lonjong). pada kondisi plastik tertutup dengan kondisi suhu kamar pada
hari ke 0 warna (oranye), ke 3 (oranye) dan hari ke 7 (oranye), tekstur
pada hari ke 0 (keras), hari ke 3 (agak lembek), ke 7 (lembek), dan
bentuknya pada hari ke 0 (lonjong), hari ke 3 (lonjong), hari ke 7
(lonjong ). pada kondisi plastik tertutup dengan kondisi suhu dingin pada
hari ke 0 warna (oranye), ke 3 (oranye) dan hari ke 7 (oranye pekat),
tekstur pada hari ke 0 (keras), hari ke 3 (keras), ke 7 (keras), dan
bentuknya pada hari ke 0 (lonjong), hari ke 3 (lonjong), hari ke 7
(lonjong).
Sampel yang ketiga Mangga pada kondisi plastik terbuka
dengan kondisi suhu kamar pada hari ke 0 warna (hijau), ke 3 ( hijau) dan
hari ke 7 (hijau kekuningan), tekstur pada harike 0 (keras), hari ke 3
(lunak), ke 7 (lunak), dan bentuknya pada hari ke 0 (oval), hari ke 3
(oval), hari ke 7 (oval). pada kondisi plastik terbuka dengan kondisi suhu
dingin pada hari ke 0 warna (hijau), ke 3 (hijau) dan hari ke 7 (hijau),
tekstur pada harike 0 (keras), hari ke 3 (agak lunak), ke 7 (agak lunak),
dan bentuknya pada hari ke 0 (oval), hari ke 3 (oval), hari ke 7 (oval).
pada kondisi plastik tertutup dengan kondisi suhu kamar pada hari ke 0
warna (hijau), ke 3 (hijau ) dan hari ke 7 (hijau tua), tekstur pada hari ke 0
(keras), hari ke 3 (lunak), ke 7 (lunak), dan bentuknya pada hari ke 0
(oval), hari ke 3 (oval), hari ke 7 (oval ). pada kondisi plastik tertutup
dengan kondisi suhu dingin pada hari ke 0 warna (hijau), ke 3 (hijau) dan
hari ke 7 (hijau), tekstur pada hari ke 0 (keras), hari ke 3 (agak lunak), ke
7 (lunak), dan bentuknya pada hari ke 0 (oval), hari ke 3 (oval), hari ke 7
(oval). Sampel yang keempat Pisang pada kondisi plastik terbuka dengan
kondisi suhu kamar pada hari ke 0 warna (hijau), ke 3 (hijau kehitaman)
dan hari ke 7 (hitam kehitaman), tekstur pada harike 0 (keras), hari ke 3
(lunak), ke 7 (lunak), dan bentuknya pada hari ke 0 (lonjong), hari ke 3
(lonjong), hari ke 7 (lonjong). pada kondisi plastik terbuka dengan
kondisi suhu dingin pada hari ke 0 warna (hijau), ke 3 (hijau kehitaman)
dan hari ke 7 (hijau kehitaman), tekstur pada harike 0 (keras), hari ke 3
(keras), ke 7 (keras), dan bentuknya pada hari ke 0 (lonjong), hari ke 3
(lonjong), hari ke 7 (lonjong). pada kondisi plastik tertutup dengan
kondisi suhu kamar pada hari ke 0 warna (hijau), ke 3 (hijau) dan hari ke
7 (hjau) tekstur pada hari ke 0 (keras), hari ke 3 (agak lunak), ke 7
(lunak), dan bentuknya pada hari ke 0 (lonjong), hari ke 3 (lonjong), hari
ke 7 (lonjong ). pada kondisi plastik tertutup dengan kondisi suhu dingin
pada hari ke 0 warna (hijau), ke 3 (hitam kehijuan) dan hari ke 7 (hijau
kehitaman), tekstur pada hari ke 0 (keras), hari ke 3 (keras), ke 7 (keras),
dan bentuknya pada hari ke 0 (lonjong), hari ke 3 (lonjong), hari ke 7
(lonjong).
F. KESIMPULAN
Kesimpulannya adalah Selain mempercepat kematangan buah ada
juga upaya yang dilakukan untuk menghambat proses pematan gandan
mempertahankan kualitas buah. Salah satunya adalah dengan pemberian
bahan-bahan kimia secara eksogen. Penggunaan KMnO4, KOH,CaCI2,
dan Ethylene Block mampu menyerap gas etilen yang keluar dari jaringan
buah. Oleh karena itu perlu dilakukan praktikum ini untuk mempelajari
pengaruh KMnO4, CaCl2, CaC2 dan ethilen dalam proses pematangan
buah.
G. DAFTAR PUSTAKA
Irawati, 2016. Proses Terjadinya Pematangan Buah. Medan: Universitas
Sumatera Utara
Napitupulu, 2017. Kajian Beberapa Bahan Penunda Kematangan
Terhadap Mutu Buah Pisang Barangan Selama Penyimpanan.
J.Hort.Vol.23(3):263-275
Sambeganarko, 2018. Pengaruh Aplikasi KMNO4 Ethylene Bloc, Larutan
CaCl2 dan CaO Terhadap Kualitas Dan Umur Simpan Pisang
(Musa Paradisiaca,L.) Varietas Raja Bulu. Bogor:IPB
Santosa et al.2010. Fisiologi dan Teknologi Pasca Panen Tanaman
Hortikultura.Indonesia Australia University Project. Mataram :
Universitas Mataram.
H. HALAMAN PENGESAHAN

Mataram, 19 November 2020

Dosen Pengampu Praktikum Praktikan

Isnaini Puspitasari. S.TP.,M.T. Novita Rahmawati.STP.,MSc. Sri Wardan


J1B018095

Anda mungkin juga menyukai