Disusun oleh :
Kelas :
Reguler 2A
Dosen Pembimbing :
Drs. Sadakata Sinulingga, Apt, M. Kes
JURUSAN FARMASI
3. Kriteria tablet
Kriteria umum dalam sediaan tablet sebagai berikut : (Agoes, 2008)
a. Disolusi obat optimal sesuai dengan ketentuan spesifikasi / farmakope.
b. Ketersediaan hayati sesuai dengan tujuan penggunaan (pelepasan segera atau
modifikasi).
c. Ketelitian dan keseragaman kandungan obat dalam setiap takaran.
d. Stabilitas ; termasuk stabilitas bahan aktif ; formulasi tablet secara menyeluruh,
waktu hancur, kecepatan dan jumlah bahan aktif terdisolusi dari tablet untuk
jangka tunda.
e. Penerimaan pasien, sedapat mungkin produk jadi harus berpenampilan
menarik, termasuk warna, ukuran, rasa, dan lain sebagainya sehingga secara
maksimal dapat diterima pasien dan mendorong pasien untuk mengikuti
ketentuan penggunaan obat.
f. Manufakrutabilitas
Rancangan formulasi memungkinkan untuk memproduksi bet obat secara
efisien, ekonomis, praktis selama produksi dan reproduksibel.
6. Formula Tablet
R/ Zat berkhasiat
Pengisi
Pengikat
Penghancur
Pelincir
Zat tambahan
Pewarna
Penambah rasa
Penyalut
Pembasah
b. Adsorben
Manfaat adsorben: mencegah tablet basah oleh lelehan zat aktif, jika tablet basah
maka tablet akan lengket dalam cetakan. Bekerja menyerap lelehan zat aktif.
Adsorben harus memiliki titik leleh yang tinggi. Dengan titik leleh tinggi setelah
terjadi lelehan pertama akan terbentuk massa yang bertitik leleh lebih tinggi.
Contoh: Avicel, Bolus alba, Kaolin, bentonit, Mg silikat, MgO, trikalsium fosfat,
Aerosil.
c. Pengikat
Pengikat bisa berupa gula dan polimer.
Pengikat yang berupa polimer alam: starch, gum (acacia, tragacanth, gelatin).
Pengikat yang berupa polimer sintetik: PVP, metilselulosa, etilselulosa,
hidroksipropilselulosa.
Bisa dengan cara kering/basah. Cara basah lebih sedikit membutuhkan bahan.
1. Amilum pragelatinasi
2. Gelatin
3. Larutan akasia
4. PVP
5. Selulosa
a. Metil selulosa
b. CMC Na
c. Etil selulosa
d. Polivinil alkohol
e. Disintegran (Penghancur)
Fungsi : untuk memecah tablet
Cara pakai : saat granulasi dan sebelum dicetak (paling baik).
1. Starch (amylum)
2. Starch 1500
3. Sodium starch glycolate (primogel, explotab)
4. Selulosa (selulosa, metilselulosa, CMC, CMC-Na, Avicel, Acdisol)
5. Gums (agar, pectin, tragacant, guar gum)
6. Clays.
7. Alginat (asam alginat dan Na-alginat)
f. Lubrikan
Konsentrasi optimum : 1%
Fungsi : sebagai eksipien untuk menghilangkan gesekan/friksi saat
pengempaan dan penarikan tablet ke luar cetakan.
Jenis:
Water soluble: banyak digunakan untuk tablet larut air seperti
tablet/serbukeffervescent.
Water insoluble: paling banyak dan digunakan konsentrasi rendah.
Mekanisme:
Fluid type lubricant
Membentuk lapisan cair antara massa cetak dengan logam cetakan. Dapat
meninggalkan noda pada tablet.
Dengan berinteraksi antara gugus polar lubrikan dengan molekul pada
permukaan logam. Tipe ini memiliki adheren terhadap cetakan lebih baik.
Lubrikan dapat menyebarkan tekanan saat pengempaan dan meningkatkan
bobot jenis partikel secara keseluruhan.
Semakin kecil ukuran granul, dibutuhkan lubrikan yang semakin banyak.
Secara umum lubrikan dapat memperlama waktu hancur tablet dan
menurunkan kecepatan disolusi karena sifatnya yang hidrofob.
Perhatian: aspirin tidak stabil dengan adanya senyawa alkaline, misalnya
lubrikan alkalin stearat. Penggantinya dapat digunakan talk..
Lubrikan carbowax seringkali diberikan dalam bentuk larutan alkohol.
Ketika lubrikan ditambahkan saat granulasi, mereka akan membentuk
lapisan di sekitar granul sehingga dapat mengurangi kerusakan tablet
setelah dikempa. Pembentukan lapisan ini juga akan menyebabkan tablet
menjadi labih berpori, elastik, mudah melar, dan memberikan hasil tablet
yang lebih besar sehingga tablet mudah pecah.
Lubrikan seringkali ditambahkan secara kering ketika semuanya telah
homogen, dan dicampur pada 2-5 menit akhir dari total waktu
pencampuran 10-30 menit.
Metode penambahan lubrikan di akhir (sebagai fasa luar-setelah granul
dibentuk) memberikan hasil yang lebih baik terhadap kekerasan tablet dan
kemudahannya untuk dikeluarkan dibandingkan dengan metode
penambahan lubrikan saat dilakukan granulasi.
Sebagai lubrikan tunggal, Mg-lauril sulfiat pada konsentrasi yang lebih
rendah dapat dikombinasi dengan Mg-stearat.
Water soluble lubricant Water insoluble lubricant
Asam borat : 1%
Logam (Mg, Ca, Na) stearat : -2%
Sodium chlorid : 5% Asam stearat : -2%
DL-Leusine :1-5% Sterofex : -2%
Carbowax 4000/6000 : 1-5% Talk : 1-5%
Sodium oleat : 5% Waxes: 1-5%
Sodium benzoat : 5%
Stearowet :1-5%
Sodium asetat : 5%
Sodium lauril sulfat : 1-5% dapat pula sebagai pengikat,
Mg-lauril sulfat : 1-2% dikombinasi dengan Mg-stearat
Sodium benzoat + sodium asetat: 1-5%
g. Glidan
Secara umum, fine silica > Mg stearat > talk murni.
Talk mengandung sejumlah kecil Al silikat dan Fe. Harus hati-hati untuk zat
aktif yang penguraiannya dikatalisis oleh Fe.
1. Cab-O-Sil : 5-10%
2. Corn starch : 5-10%
3. Aerosil : 1-3%
4. Talk : 1-5%
5. Syloid : 0,1-0,5%
h. Anti Adheren
Yang paling baik adalah yang larut air, dan yang paling efisien adalah DL-
Leusine.
Biasa digunakan pada produk yang mengandung vitamin E dosis tinggi
karena cenderung terjadi picking.
1. Talk : 1-5%
2. Logam stearat : <1%
3. Cab-O-Sil : 0,1-0,5%
4. Syloid : 0,1-0,5%
5. Corn starch : 3-10%
6. DL-Leusine : 3-10%
7. Na-lauril sulfat : <1%
8. Kontrol Kualitas
1. Penggunaan Acetaminophen
Paracetamol adalah jenis obat yang termasuk kelompok analgesik atau pereda
rasa sakit. Obat ini dipakai untuk meredakan rasa sakit ringan hingga menengah.
Obat ini juga bisa dipakai untuk menurunkan demam. Dianjurkan untuk
mengonsumsi paracetamol sebanyak 500 mg hingga 1 gram tiap 4-6 jam sekali.
Paracetamol mengurangi rasa sakit dengan cara mengurangi produksi zat
dalam tubuh yang disebut prostaglandin. Prostaglandin adalah unsur yang dilepaskan
tubuh sebagai reaksi terhadap rasa sakit. Paracetamol menghalangi produksi
prostaglandin, sehingga tubuh menjadi tidak terlalu fokus pada rasa sakit.
Paracetamol juga bekerja dengan memengaruhi bagian otak yang berfungsi
mengendalikan suhu tubuh. (Obat-Obat Penting Khasiat,Penggunaan,Dan Efek-
Efek Sampingnya)
2. Efek Samping
Tak jarang terjadi, antara lain reaksi hipersensitivitas dan kelainan darah. Pada
penggunaan kronis dari 3-4 gram sehari dapat terjadi kerusakan hati dan pada dosis
diatas 6 gram mengakibatkan necrosis hati yang tidak reversible. Pada dosis diatas
10 gram persediaan peptida tersebut habis dan metabolit-metabolit mengikat diri
pada protein dengan gugusan SH di sel sel hati dan terjadilah kerusakan
irreversible. Dosis diatas 20 gram berefek fatal (Obat-Obat Penting
Khasiat,Penggunaan,Dan Efek-Efek Sampingnya)
3. Kelebihan Dosis
4. Mekanisme Aksi
6. Farmakodinamika
Efek Kejang dan Parkinson
Disebut juga analgesik perifer karena tidak mempengaruhi susunan syaraf
pusat. Semua analgesik perifer memiliki khasiat sebagai antipiretik yaitu
menurunkan suhu badan pada saat demam. Khasiatnya berdasarkan rangsangan
terhadap pusat pengatur kalor di hipotalamus, mengakibatkan vasodilatasi perifer di
kulit dengan bertambahnya pengeluaran kalor disertai keluarnya banyak keringat.
Misalnya parasetamol, asetosal, dll. Dan berkhasiat pula sebagai antiinflamasi , anti
radang atau antiflogistik. Anti radang sama kuat dengan analgesik, digunakan
sebagai anti nyeri atau rematik contohnya asetosal, asam mefenamat, ibuprofen. Anti
radang yang lebih kuat contohnya fenilbutazon. Sedangkan yang bekerja serentak
sebagai anti radang dan analgesik contohnya indometazin.
Efek Analgetik
Sebagai Antitusivum (Obat-Obat Penting Khasiat,Penggunaan,Dan Efek-Efek
Sampingnya)
IV. Preformulasi Zat Berkhasiat dan Tambahan
1. Acetaminophen
Acetaminophen adalah zat aktif atau zat berkhasiat yang digunakan dalam formula
farmasi dimana khasiat dari acetaminophen adalah analgetik dan antipiretikum.
Acetaminophen berbentuk serbuk atau hablur yang berwarna putih, memiliki rasa
pahit tetapi tidak memiliki bau. Acetaminophen memiliki kelarutan yang agak sukar
larut dalam air sehingga dibutuhkannya pelarut seperti alcohol atau pensuspensi
lainnya, acetaminophen memiliki pH dalam larutan 5-7.
2. Magnesium Stearat (Handbook of pharmaceutical excipients 6th edition hal
404-407)
Magnesium stearate sangat baik, putih bercahaya, endapan atau gilingan, serbuk
ringan dari bobot jenis besar yang rendah, dan rasa yang ciri khas. Serbuk
berminyak untuk disentuh dan mudah menempel pada kulit.
Kelarutan : Praktis tidak larut dalam etanol, etanol (95%), eter dan air; sedikit larut
dalam benzene panas dan etanol panas (95%).
Suhu lebur : 1171500C.Berat Jenis : 0.159g/cm3. OTT dengan asam kuat, basa, dan
garam iron. Hindari campuran dengan bahan oksidator kuat. Magnesium stearate
tidak bisa digunkan pada produk yang mengandung aspirin, beberapa vitamin, dan
kebanyakan garam alkaloidal.Stabilitas dan Kondisi Penyimpanan :Magnesium
stearate stabil dan harus disimpan dalam wadah tertutup baik pada tempat yang
sejuk, tempat kering.Kegunaan : Lubrikan -2%
V. FORMULASI
Formula Acuan
Sumber : Pharmaceutical Technology of BASF Excipient
Usulan formula
Acetaminophen 100 mg
Lactosa Monohidrat 8,33 %
Polivinil Pirolidon (PVP) 7,33 %
Magnesium Stearat 1%
Pewarna Strawberry q.s
Aquadest q.s
Perhitungan Bahan
= 120 tablet
24
3. Kolidon I = 600 x 120 x 200 = 960 mg
20
4. Kolidon II = 600 x 120 x 200 = 800 mg
6
5. Magnesium Stearat = 600 x 120 x 200 = 240 mg
Penimbangan Bahan
1. Acetaminofen = 12.000 mg
2. Lactosa Monohidrat = 2000 mg
3. Kolidon I & II = 1760 mg
4. Magnesium Stearat = 240 mg
5. Pewarna Strawberry = q.s
6. Aquadest = q.s
Alat dan Bahan
Alat Bahan
Stamper Mortir Acetaminofen
Ayakan Beaker gelas Lactosa Monohidrat
Batang pengaduk Sudip Kolidon
Gelas Ukur Erlenmeyer Magnesium Stearat
Botol tablet Neraca gram Pewarna Strawbery
Anak timbangan Sendok plastik Aquadest
Kertas perkamen Penutup botol
Pembuatan
1. Keringkan Granul
2. Campurkanlah Massa I (kolidon 1 dan air)
3. Campurkan Acetaminophen dan lactosa (Massa II)
4. Campurkan Massa I , Massa II , pewarna strawberry
5. Keringkan, dan ayak dengan ayakan no 12
6. Campurkan dengan Massa III (Kolidon 2 dan Magnesium Stearat)
7. kempa tablet dengan kekuatan tekanan yang tinggi (20 KN) dengan mesin
pemutar.
8. Masukkan kedalam botol dan beri penandaan
Evaluasi
1. Evaluasi Granul
Granulometri
Granulometri adalah analis ukuran dan repartisi granul (penyebaran ukuran-
ukuran granul). Dalam melalukan analisis granulometri disunakan susunan
pengayak dengan berbagai ukuran mesh terbesar dileetakan paling atas dan di
bawahnya disusun pengayak dengan mesh yang makin kecil
Caranya:
1. Timbang 100 gr granul
2. Letakan granul pada pengayak paling atas
3. Geratkan mesin 5-30 ment, tergantung dari ketahan granul pada getaran
4. Timbang granul yang tertahan pada tiap-tiap pengayak
5. Hitung persentase granul pada tiap-tiap pengayak
Tujuan granulometri adalah untuk melihat keseragaman dari ukuran
granul. Diharapkan ukuran granul tidak terlalu berbeda. Granulometri
berhubungan dengann sifat aliran granul. Jika ukuran granul berdekatan.
Aliran akan lebih baik. Diharapkan ukuran granul mengkuti kurva
distribusi normal.
Kecepatan Alir
Waktu alir adalah waktu yang diperlukan untuk mengalirkan sejumlah granul
melali bang corong yang diukur dalam sejumlah zat yang mengalir dalam
sewaktu-waktu tertentu. Untuk 10 gram granul waktu alirnya tidak boleh lebih
dari 1 detik. Waktu alir berpengaruh terhadap keseragaman bobot tablet.
Parameter yang digunakan untuk mengevaluasi massa tablet adalah
pemeriksaan laju alirnya.
Rumus
Kecepatan alir = w/t
Dimana w = massa granul (g)
t = waktu (detik)
untuk mengukur laju alir adalah dengan menghitung waktu yang dibutuhkan
sejumlah granul untuk dapat bebas melewati corong (Voight, 1994)
Table . Laju Alir Terhadap Sifat Alir
Laju Alir (gr/detik) Sifat Aliran
(Aulton, 2001)
Cara pengukuran
Alat yang digunakan :Stopwatch, corong
Syarat : tidak boleh >10 detik untuk granul sejumlah 10 gram
Prosedur :
1. Granul ditimbang 10 gram
2. Granul dimasukkan kedalam corong yang bagian bawahnya ditutup lebih
dahulu
3. Setelah seluruh granul masuk, siapkan stopwatch lalu buka tutup bagian bawah
corong lalu biarkan granul mengalir. Hitung kecepatan alir menggunkan
stopwatch .Waktu alir tidak boleh lebih dari 1 detik
Sudut Diam
Sudut diam adalah sudut tepat yang terjadi antara timbunan partikel berbentuk
kerucut dengan bidang horizontal. Jika sejumlah granul atau serbuk dituang
kedalam ala tpengukur, besar kecilnya sudut diam dipengaruhi oleh bentuk
ukuran dan kelembabanserbuk.Bila sudut diam lebih kecil atau sama dengan
300menunjukkan bahwa serbuk dapat mengalir dengan bebas, bila sudut lebih
besar dari 400 biasanya daya mengalirnya kurang baik.
Tabel .Hubungan antara Nilai Sudut Henti Terhadap Sifat Alir
S S
u if
d at
u A
t li
H ra
e n
n
t
i
< S
2 a
5 n
2 g
5 at
- b
3 ai
0 k
3 B
0 ai
- k
4 C
0 u
> k
4 u
0 p
B
u
r
u
k
2. Evaluasi tablet
a. Pemeriksaan Organoleptik (Ansel, 1989)
Pemeriksaan organeleptik meliputi warna, rasa, bau, penampilan
(mengkilap atau kusam), tekstur permukaan (halus atau kasar), derajat
kecacatan seperti serpihan, dan kontaminasi benda asing (rambut, tetesan
minyak, kotoran). Warna yang tidak seragam dan adanya kecacatan pada
tablet selain dapat menurunkan nilai estetikanya juga dapat menimbulkan
persepsi adanya ketidak seragaman kandungan dan kualitas produk yang
buruk.
b. Keseragaman ukuran (Ansel, 1989)
Ukuran tablet meliputi diameter dan ketebalan. Ketebalan inilah yang
berhubungan dengan proses pembuatan tablet, karena harus terkontrol
sampai perbedaan 5 % dari nilai rata-rata. Pengontrolan ketebalan tablet
diperlukan agar dapat diterima oleh konsumen dan dapat mempermudah
pengemasan.
c. Keseragaman kesediaan
1. Keseragaman bobot (Depkes RI, 1979)
Bobot tablet yang dibuat harus diperiksa secara acak untuk memastikan
bahwa setiap tablet mengandung obat dengan jumlah yang tepat. Syarat
keseragam bobot menurut Farmakope Indonesia Edisi III adalah bila
bobot rata-rata lebih kurang 300 mg, jika ditimbang satu persatu tidak
lebih dari 2 buah tablet yang masing-masing bobotnya menyimpang 5%
dari bobot rata-ratanya, dan tidak ada satupun tablet yang bobotnya
menyimpang lebih dari 10% dari bobot rata-ratanya.
Alat yang digunakan :Timbangan
d. Kekerasan
Tablet harus mempunyai kekuatan dan kekerasan tertentu serta dapat
bertahan dari berbagai goncangan mekanik pada saat pembuatan,
pengepakan dan transportasi. Alat yang biasa digunakan adalah hardness
tester (Banker and Anderson, 1984).
Kekerasan adalah parameter yang menggambarkan ketahanan tablet dalam
melawan tekanan mekanik seperti goncangan, kikisan dan terjadi keretakan
talet selama pembungkusan, pengangkutan dan pemakaian. Kekerasan ini
dipakai sebagai ukuran dari tekanan pengempaan (Parrott,
1971).Keseragaman minimum 4 kg diukur dengan alat Hardness tester.
Caranya :
Ambil masing-masing 6 tablet dari tiap batch , yang kemudian diukur
kekerasanya dengan alat pengukur kekerasan tablet. Letakkan sebuah tablet
dengan posisi tegak diantara anvit dan punch, lalu tablet dijepit dengan cara
memutar sampai tablet pecah dan retak. Pada saat tersebut angka yang
ditunjukkan oleh jarum adalah kekerasan tablet tersebut.
f. Waktu Hancur
Tidak lebih dari 15 menit untuk tablet biasa dan 60 menit untuk tablet
bersalut gula dan selaput.
Nama alat Disintegration Tester tipe ZT 2-Erweka
Cara kerja :
4. Gunakan air bersuhu 37 +/_ 2 c sebagai media yang ada di penangas air
yang ditermostatisasi.
6. Tablet hancur sempurna bila sisa sediaan yang tertinggal pada kasa alat uji
merupakan masa lunak yang tidak mempunyai inti yang jelas. Bila 1 tablet
atau 2 tablet tidak hancur sempurna, ulangi pengujian dengan waktu yang
ditambah sebanyak 15 menit. Semua tablet harus hancur tidak lebih dari 15
menit untuk tablet tidak bersalut dan untuk tablet bersalut waktunya 60
menit.