Anda di halaman 1dari 6

PENGARUH PAPARAN SINAR MATAHARI TERHADAP PENDERITA

AUTOIMUNE
Oleh
Juleha Mandasari
0040312186
Autoimun merupakan suatu respon imun terhadap antigen jaringan sendiri yang terjadi akibat
kegagalan mekanisme normal yang berperan untuk mempertahankan self tolerance atau dapat
diartikan sebagai kegagalan pada toleransi imunitas sendiri. Penyakit autoimun terjadi ketika
respon autoimun atau respon sistem kekebalan tubuh mengalami gangguan kemudian
menyerang jaringan tubuh itu sendiri sehingga memunculkankerusakan jaringan atau gangguan
fisiologis, padahal seharusnya sistem imun hanya menyerang organisme atau zat-zat asing yang
membahayakan tubuh (Robbins, 2007).

Gangguan autoimun dapat dikelompokkan menjadi dua kategori berdasarkan organ yang
diserang, yaitu organ tunggal dan sistemik. Organ tunggal berarti sistem imun menyerang satu
organ tertentu, sedangkan yang sistemik artinya sistem imun meyerang beberapa organ atau
sistem tubuh yang lebih luas (Robbins, 2007).

Penyakit autoimun sistemik berarti penyakit dapat menyerang seluruh tubuh atau organ dan
jaringan, contohnya lupus (SLE), artritis rheumatoid (RA), dan sindroma sjogren. Penyakit
autoimun spesifik organ berarti penyakit menyerang satu organ tertentu, contohnya Grave’s
Disease dan Hasimoto’s Disease (menyerang kelenjar gondok/tiroid) dan Addison,s
Disease (menyerang kelenjar anak ginjal/adrenal), IBD (inflamatory Bowel Disease)
menyerang usus.

Penyakit autoimun umumnya berlangsung lama sehingga pada penderita atau disebut dengan
odamun (orang dengan autoimun) akan membawa penyakit tersebut seumur hidupnya, baik
dalam keadaan penyakit yang aktif maupun terkontrol dalam pemantauan.

Ada beberapa faktor risiko yang meningkatkan kemungkinan seseorang terkena penyakit
autoimun. Faktor pertama adalah genetik atau faktor keturunan, sseorang yang punya riwayat
keluarga yang pernah terkena penyakit autoimun juga rentan terkena autoimun. Selain faktor
genetik, faktor gaya hidup yang tidak sehat, lingkungan atau faktor di luar tubuh seperti
paparan sinar matahari dapat memicu munculnya penyakit autoimun.
Bagi orang yang sehat, paparan sinar matahari terutama pada pagi hari baik untuk tubuh.
Tetapi, untuk orang dengan autoimun paparan sinar matahari akan menyebabkan ruam di kulit
bahkan membuat sakitnya memburuk. terlalu sering terkena cahaya matahari dapat
mempengaruhi sistem imun atau sistem kekebalan tubuh. Salah satu fungsi dari sistem
kekebalan tubuh yang normal adalah untuk membuang atau menyingkirkan sel-sel yang mati,
tua, ataupun sel-sel yang rusak.

Proses kematian sel-sel yang normal disebut dengan apoptosis. Dalam penelitian ditemukan
bahwa ketika kulit Anda terlalu banyak terkena sinar ultraviolet secara langsung dapat
menyebabkan sel-sel kulit banyak yang mati atau rusak.

Pada penderita autoimun, proses apoptosis menjadi lambat dan menghadirkan cabang sel-sel
kulit mati akan menghasilkan respon inflamasi di kulit yang dapat menjadi ruap penyakit lupus.

Terlalu banyak terkena sering sinar matahari dapat menyebabkan kematian sel kulit yang
banyak bahkan pada penderita lupus dapat memicu sistem kekebalan tubuh cukup yang
menyebabkan peradangan tidak hanya di kulit tetapi juga pada sendi, otot, bahkan hingga organ
intenal.

Tim peneliti dari Georgetown University Medical Center pernah mempublikasikan penelitian
yang menunjukkan, paparan ultraviolet akan meningkatkan aktivitas sel T (sel darah putih yang
melawan infeksi di tubuh) pada sel-sel di cawan patri. Paling tidak dibutuhkan waktu 5-10
menit terpapar sinar matahari agar kita bisa meningkatkan aktivitas sel pada sistem imun.

Dalam hal ini, berarti tingkat imunitas seseorang akan mengalami penaikan setelah terpapar
atau berada di bawah sinar matahari secara berkala. Sebagaimana yang kita tahu, autoimun
adalah penyakit yang disebabkan oleh sistem imun yang menyerang tubuh itu sendiri, Sehingga
sangat berbahaya bagi penderita autoimun jika terpapar sinar matahari karena imun didalam
tubuhnya akan menjadi lebih kuat dan menyerang tubuh dengan lebih ganas.

Paparan sinar UV pada pancaran sinar matahari dapat menyebabkan kerusakan pada DNA
seluler setiap orang, radiasi UV adalah apa yang menyebabkan kerusakan sel, terlepas dari
apakah itu berasal dari matahari atau lampu.
Tetapi, hal ini tidak perlu dikhawatirkan jika hanya terkena dalam waktu sebentar. Ini memang
menjadi perdebatan, odapus tidak dapat terlalu lama terkena sinar matahari. Tetapi di sisi lain
mereka juga membutuhkannya.

Itulah sebabnya dokter akan meresepkan vitamin D pada odapus untuk melengkapi
kekurangannya.

Gejala penyakit autoimun ini ppun berubah – ubah, sehingga sulit di deteksi. Sementara, salah
satu gejala yang umum muncul saat penderita autoimun terpapar sinar matahari adalah butterfly
rash.

Butterfly rash sejatinya merupakan gejala yang juga bisa ditimbulkan oleh beberapa penyakit
selain lupus. Misalnya, rosacea dan dermatitis seboroik. Pada penderita lupus, hanya 30 persen
di antaranya yang mengalami gejala butterfly rash ini.

Ruam butterfly rash pada penderita penyakit lupus umumnya tidak gatal maupun sakit.
Warnanya juga bisa berupa merah muda hingga merah tua.

Butterflyy rash,sumber : https://images.app.goo.gl/rbxomGUhnVkfwG467

Kemerahan pada kulit penderita penyakit lupus adalah reaksi fotosensivitas, yaitu peradangan
yang dipicu oleh paparan sinar matahari. Pasalnya, sistem kekebalan tubuh penderita lupus
berusaha membersihkan sel-sel kulit yang rusak akibat paparan sinar ultraviolet (UV).

Selain akibat sinar UV dari cahaya matahari, peradangan kulit pada penderita lupus juga bisa
muncul akibat stres, baik karena tekanan fisik maupun tekanan mental. Demikian pula dengan
adanya infeksi tertentu pada penderita.

Pada penderita lupus, sistem imun tubuh memproduksi antibodi yang melawan tubuhnya
sendiri, terutama protein yang terdapat di nukleus. SLE juga dipicu oleh faktor lingkungan
yang tidak diketahui (mungkin termasuk virus) pada orang-orang yang memiliki kombinasi
gen-gen tertentu dalam sistem imunnya.
Semua komponen kunci dalam sistem imun terlibat dalam mekanisme yang melandasi
terjadinya SLE. Dan SLE adalah prototipe penyakit autoimun. Sistem imun seharusnya
memiliki keseimbangan (homeostasis) agar dapat cukup sensitif terhadap infeksi dan dapat
mengenali tubuh sendiri sehingga tidak terlalu sensitif dan menyerang tubuh sendiri. Salah satu
faktor lingkungan yang menjadi pemicu munculnya SLE diantaranya adalah sinar ultraviolet,
obat-obatan dan virus, yaitu Epstein-Barr Virus (EBV). Stimuli ini menyebabkan kerusakan
sel dan menyebabkan DNA, histon dan protein lain terutama bagian-bagian yang ada di dalam
inti sel terekspos. Karena variasi genetik dalam komponen imun sistem yang berbeda, pada
beberapa orang sistem imun menyerang protein yang berhubungan dengan inti sel dan
membentuk antibodi untuk menyerang mereka. Akhirnya, kompleks antibodi ini merusak
pembuluh darah di area kritis tubuh, seperti glomerulus pada ginjal, dan menyebabkan SLE.
Mekanisme pertama yang dicurigai sebagai penyebab SLE adalah faktor genetis. Beberapa gen
yang paling penting dalam kejadian SLE adalah yang terdapat pada Major Histocompatibility
Complex (MHC). Gen-gen ini berhubungan dengan respons imun pada sel limfosit T, sel B,
makrofag dan sel dendritik, karena mengkode peptida pada molekul reseptor di permukaan sel
(Rahman & Isenberg, 2008).

Pengaruh paparan sinar matahari terhadap penderita autoimun sangatlah berbahaya, namun
sebagaimana yang kita tahu penderita autoimun ini pun membutuhkan asupan vitamin D untuk
bertahan hidup. Maka dari itu, asupan vitamin D untuk penderita autoimun dapat diberikan
dalam bentuk lain seperti mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin D, contohnya
minyak ikan cod, Salmon, Tuna, Sarden, Makarel, Kuning telur, Hati sapi, Jamur kancing,
Susu, Sereal yang diperkaya vitamin, Udang, Kaviar.
Daftar pustaka :

UK. 2018. Systemic Lupus Erythematosus Autoimmune Disorder. Essay. Dikutip dari
https://www.ukessays.com/essays/biology/systemic-lupus-erythematosus-autoimmune-
2650.php. Diakses pada : 8 Mei 2020.

Willy, Tjin. 2020. Penyakit Autoimun. Artikel. Dikutip dari


https://www.alodokter.com/penyakit-autoimun. Diakses pada : 8 Mei 2020.

Fadli, Rizal. 2019. Penyakit Autoimun. Artikel. Dikutip dari


https://www.halodoc.com/kesehatan/penyakit-autoimun. Diakses pada : 8 Mei 2020.

Korswandi, Afif. Mengenal Penyakit Autoimun. Artikel. Dikutip dari


http://awalbros.com/penyakit-dalam/mengenal-penyakit-autoimun/. Diakses pada 8 Mei 2020.

Widiastuti Vika, Rosiana Cozanah. Pasien Lupus Tidak Boleh Terkena Sinar Matahari,
Benarkah?. Artikel. Dikutip dari https://www.suara.com/health/2019/07/20/185000/pasien-
lupus-tidak-boleh-terkena-sinar-matahari-benarkah. Diakses pada 8 Mei 2020.

Fimela. Sinar Matahari Penyebab Penyakit Lupus. Artikel. Dikutip dari


https://m.fimela.com/beauty-health/read/3845121/sinar-matahari-penyebab-penyakit-lupus-
bagian-2. Diakses pada 8 Mei 2020.

Anda mungkin juga menyukai