IMUNOLOGI FARMASI
Dosen Pengampu :
DISUSUN OLEH :
Kelempok III :
Segala puji syukur kami panjatkan kepada kehadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang telah melimpahkan rahmat dan karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan
tugas pengantar ilmu pesisir kepulauan dengan judul “AUTOIMUNITAS DAN
HIPERSENSITIVITAS” sesuai dengan waktu yang telah di tentukan. Dengan
selesainya lapran ini ,kami mengucapkan terima kasih kepada pihak yang telah
memberi kan pengarahan kepada kami,dan kami harap dengan adanya laporan ini
dapat memberikan manfaat bagi kita semua. Walaupun kami telah berusaha
semaksimal mungkin, kami menyadari bahwa laporan ini masih terdapat kekurangan..
Oleh karena itu, kami sangat mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang
membangun demi kesempurnaan laporan ini. Untuk itu kami ucapkan terima kasih.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
Pada dasarnya tubuh kita memiliki imunitas alamiah yang bersifat non-
spesifik. Imunitas spesifik ialah sistem imunitas humoral yang secara aktif
diperankan oleh sel limfosit B, yang memproduksi 5 macam imunoglobulin yaitu
IgG, IgA, IgM, IgD dan IgE .
2.1.1 Autoimun
2.1.2 Hipersensitivitas
Hipersensitivitas adalah suatu respon antigenik yang berlebihan, yang
terjadi pada individu yang sebelumnya telah mengalami suatu sensitisasi
dengan antigen atau alergen tertentu.
Reaksi hipersensitivitas adalah reaksi abnormal dari sistem imun yang
terjadi sebagai respon akibat terpapar dengan substansi yang
membahayakan sehingga tingkat respon reaksinya bervariasi dari ringan
sampai mematikan. Reaksi hipersensitivitas dapat mencakup kelainan
autoimun dan alergi, seperti yang diketahui kondisi autoimun merupakan
suatu respon imunologis abnormal yang menyerang bagian tubuhnya
sendiri sedangkan alergi adalah respon imunologis abnormal yang timbul
karena adanya stimulus dari lingkungan di luar tubuh (substansi eksogen).
3. Psoriasis
Penyakit yang disebabkan oleh penumpukan sel kulit baru yang sangat
cepat sehingga menumpuk dipermukaan kulit. Yang membuat kulit
menjadi kemerahan, lebih tebal, bersisk dan terlihat seperti bercak
putih-perak.
4. Kolitis Ulseratif
Salah satu jenis penyakit radang usus, dapat menimbulkan peradangan
kronis pada saluran pencernaan. Kolitis ulseratif secara perlahan
menyerang lapisan terdalam usus dan rektum.
6. Sklerosis Ganda
Penyakit autoimun yang menyerang lapisan pelindung sel saraf dan
dapat mrnimbulkan kerusakan saraf yang mempengaruhi otak dan
sumsum tulang belakang. Gejalanya adalah kebutaan, otot menegang,
mati rasa, lelah, koordinasi tubuh yang buruk dan kelumpuhan.
2.3.2 Jenis Hipersensitivitas
2. Eritema multiforme
Eritema multiforme dapat timbul di kulit dan rongga mulut yang
dimulai dengan adanya pembengkakan dan eritema, kemudian terjadi
pembentukan blister atau lepuhan yang pecah dan meninggalkan daerah
ulserasi. Pada beberapa kasus, bibir menjadi bengkak dan timbul krusta
atau kerak yang menimbulkan pendarahan, dan pada kulit secara khas
ditandai dengan adanya lesi target atau iris lesion yang pada umumnya
muncul di daerah tangan, kaki dan permukaan ekstensor dari siku dan
lutut.
5. Serum sickness
Serum sickness dimediasi kompleks imun (hipersensitivitas tipe 3) yang
terjadi karena pemberian serum untuk perawatan terhadap infeksi
penyakit. Reaksi ini dapat ditemukan pada pemeberian antitoxin
tetanus, antiserum rabies, dan obat yang berkombinasi dengan badan
protein dan membentuk alergen. Serum sickness umumnya terjadi 7-10
hari setelah kontak dengan alergen, dan jangka waktunya bervariasi
dari 3 hari sampai dengan selama 1 bulan. Gejala utama serum sickness
berupa demam, pembengkakan, limfadenopati, nyeri sendi dan otot,
dan gatal.
3.1 Kesimpulan
Hidajat, D., Lindriati, N., & Purwaningsih, D. 2019. Reaksi hipersensitivitas pada
kulit akibat obat anti inflamasi non steroid. Jurnal Kedokteran. 8(3) : 6-13.
Khasanah, Y. C. 2019. Potensi koekspresi chimeric antigen receptor (car) dan gen
foxp3 pada sel t regulators sebagai modalitas terapi penatalaksanaan
autoimun. Essential: Essence of Scientific Medical Journal. 16(2) : 26-30.
Purba, S. 2018. Penyakit autoimun dan terapi herbal: Peran nanoteknologi terhadap
efektivitas obat herbal. Cermin Dunia Kedokteran. 46(3) : 208-212.
Putra, N., Anggraini, A., & Hardiyono, H. 2021. Efek obat imunosupresan pada
pasien autoimun dengan COVID-19 (A scoping review of the clinical
evidence). Journal of Islamic Pharmacy. 6(2), 88-94.
Sari, D. P. 2019. Analisis Mesin Inferensi Forward Dan Backward Chaining Untuk
Diagnosis Penyakit Autoimun Berbasis Web. Skripsi. Institut Teknologi
Nasional Malang. Malang.