Anda di halaman 1dari 27

HYPERSENSITIVE

DISORDER
Chapter 19 Imunologi Serologi

Mujahidah Yunus
Penyebab Penyakit Hipersensitivitas

Reaksi hipersensitivitas dapat dispesifikasi menjadi beberapa tipe antigen:


• Reaksi melawan antigen diri sendiri: kegagalan mekanisme normal self-
tolerance-> sel T dan B menyerang jar.normal
• Reaksi melawan mikroba: respon imun berlebihan melawan mikroba/
mikroba resisten sehingga infeksinya persisten
• Reaksi melawan antigen non mikroba di sekitar: 20% atau lebih
penduduk responsif terhadap lingungan sekitar -> produksi IgE -> alergi
Penyebab Penyakit Hipersensitivitas

Pada semua kondisi ini, mekanisme perlukaan jaringan (tissue injury) itu sama
dengan fungsi normal tubuh untuk mengeliminasi infeksi patogen.
Mekanisme bergantung respon imun sel innate dan sel adaptif yang meibatkan
fagosit, antibodi, limfosit T, sel mast, dan leukoosit dan mediator inflamasi
lainnya
Penyebab Penyakit Hipersensitivitas

• Penyebab penyakit hipersensitivitas yaitu respon imun tidak terkontrol


secara baik atau menarget jaringan normal

• Karena stimulus dari respon imun abnormal sulit untuk dihilangkan (self
antigen, mikroba komensal, antigen sekitar) dan sistem imun telah
menciptakan banyak umpan balik yang positif (mekanisme amplifikasi),
ketika respon imun dimulai, sulit untuk dikendalikan atau untuk dihentikan.
Mekanisme dan Penyakit hipersensitivitas biasanya diklasifikasikan
berdasarkan tipe respon imun dan mekanisme efektor yang
Klasifikasi Reaksi bertanggung jawab terhadap perlukaan sel dan jaringan
Hipersensitivitas
Mekanisme dan Klasifikasi Reaksi
Hipersensitivitas

• Immediate (type I) hypersensitivity:


umumnya dikelompokkan pada keadaan alergi atau atopi, akibat aktivasi
IL-4, IL-5, IL-13 menghasilkan Th2 dan IgE, aktivasi sel mast dan
eosinofil = inflamasi
• Antibody-mediated (type II) hypersensitivity:
IgG dan IgM ab spesifik untuk permukaan sel & matrix ekstrseluler, dapat
menyebabkan kerusakan jaringan dengan mengaktivasi sistem komplemen
-> fagositosis o/ leukosit -> recruiting sel inflamasi & menghambat fungsi
sel normal
Mekanisme dan Klasifikasi Reaksi
Hipersensitivitas

• Immune complex-mediated (type III) hypersensitivity:


IgM & IgG spesifik untuk Ag soluble dalam darah membentuk kompleks
dengan antigen, dideposit dalam pembuluh darah dalam berbagai jaringan
-> inflamasi, thrombosis, dan perlukaan jaringan
• T cell-mediated (type IV) hypersensitivity:
• Pada kelainan ini, perlukaan jaringan akibat limfosit CD4+ yang
mensekresi sitokin yang menginduksi inflamasi, atau CD8+ CTLs, yang
membunuh sel target
Penyakit akibat Antibodi dan Kompleks
Antigen-Antibodi
• Disebabkan oleh antibodi yang berikatan dengan antigen pada sel
tertentu atau jaringan ekstraseluer
• Atau kompleks antigen-antibodi yang terbentuk di sirkulasi dan
dideposit di pembuluh darah
• Antibodi terhadap antigen seluler atau jaringan menyerang sel atau
jaringan dimana antigen tsb muncul-> penyakitnya lebih organ
spesifik
• Sebaliknya, penyakit akibat kompleks imun -> berdasarkan seberapa
banyak deposit kompleks imun -> penyakitnya cenderung sistemik
Penyakit akibat Antibodi dan Kompleks Antigen-Antibodi
Penyakit akibat Antibodi melawan Sel Terfiksir dan Jaringan
Antigen

1. Opsonisasi dan fagositosis

Penyakit yang dimediasi antibodi diproduksi oleh


antibodi yang berikatan terhadap antigen pada se
tertentu atau jaringan ekstraseluler. 3 mekanisme
utama:
Penyakit akibat Antibodi melawan Sel Terfiksir dan
Jaringan Antigen

2. Inflamasi 3. Fungsi Seluler yang Abnormal


Penyakit yang Dimediasi
Kompleks Imun
• Penyakit yang dimediasi kompleks imun
biasanya disebabkan oleh kompleks antigen-
antibodi yang terbentuk di sirkulasi dan
dideposit dalam beberapa jaringan,
menyebaban kelainan sistemik.
• Hampir semua penyakitnya menyerang
sistemik, namun ada yang terbatas di ginjal o/k
kompleks imun hanya terbentuk di membran
basalis glomerulus
Contoh Eksperimen Penyakit
yang Dimediasi Kompleks
Imun
• Imunisasi terhadap kelinci yang memiliki protein
antigen asing dalam jumlah besar
• Pada kulit: inflamasi endotel-> pembentukan
thrombus -> gangguan aliran darah ke jar.
• Kapiler glomerulus ginjal -> plasma ultrafilter ->
deposit kompleks imun -> nefritis
Patogenesis Penyakit yang Dimediasi Kompleks Imun

• Kompleks antigen-antibodi diproduksi selama respon imun normal, namun menjadi


penyakit jika diproduksi berlebihan, tidak secara efektif dibersihkan, dan terdeposit di
jaringan
• Kompleks imun kecil cenderung tidak terfagosit dan terdeposit di pembuluh darah
dibanding kompleks imun besar yang terfagosit
Patogenesis Penyakit yang Dimediasi
Kompleks Imun

Kompleks berikatan
imun dengan
• mengandung komponen peningkatan semakin
antigen kationik kerusakan yang Aktivasi sekresi sitokin
bermuatan permeabilitas banyak
berat dan leukosit dan sel dan mediator
negatif pada vaskular & kompleks imun
jangka panjang mast vasoaktif
pembuluh aliran darah yang terdeposit
darah dan
glomerulus
Contoh Penyakit yang Dimediasi Kompleks Imun
Penyakit Akibat Limfosit T

• Reaksi inflamasi timbul akibat sel T CD4+ dari Th1 dan Th17. Pada
beberapa kelainan akibat sel T, mekanisme prinsip kerusakan jaringan akibat
autoreaktif, atau spesifik terhadap antigen protein asing yang muncul atau
berikatan dengan sel atau jaringan
• Kerusakan jaringan yang dimediasi limfosit T juga diikuti respon imun
perlindungan yang kuat akibat mikroba persisten, khususnya mikroba
intraseluler yang tidak bisa dihilangkan fagosit dan antibodi
Penyakit akibat Limfosit T
Hipersensitifitas tipe
Lambat (Delayed Type
Hypersensitivity)

• DTH merupakan kerusakan akibat reaksi


inflamasi dari aktivasi sel T, khususnya
sel T CD4+
• Dikatakan lambat (delayed) karena
membutuhkan 24-48 jam setelah antigen
menantang individu yang sudah
tersensitisasi sebelumnya, berbanding
terbalik dengan reaksi alergi yang butuh
waktu beberapa menit
Hipersensitifitas
tipe Lambat
(Delayed Type
Hypersensitivity)
Pendekatan Terapeutik
untuk Penyakit Imunologi

1. Agen Antiinflamasi Kerja Luas (Broadly Acting


Antiinflammatory Agents)
• Terapi yang selama ini digunakan untuk penyait
hipersensitifitas yang digunakan selama bertahun-
tahun yaitu obat antiinflamasi, khususnya
kortikosteroid.
• Kortikosteroid menghambat sekresi sitokin dan
mediator inflamasi lainnya -> mengurangi respon
imun patologik yang berkaitan dengan inflamasi
• Antiinflamasi non-steroid (NSAIDs) sering
digunakan untuk mengurangi reaksi inflamasi
yang lebih ringan
Pendekatan Terapeutik untuk Penyakit Imunologi

• Antagonis sitokin
• Antagonis sitokin pertama yang secara klinis terbukti: menargetkan antagonis sitokin
TNF, termasuk receptor TNF bentuk soluble dan antibodi anti-TNF -> mengikat dan
mentralisisr TNF
• Anti-TNF: Pada pasien dengan rheumatoid arthritis (RA), Crohn’s disease, psoriasis
• Antibodi terhadap IL-6: arthritis
• Antagonis proinflamasi dan reseptornya IL-1, IL-12, IL-17, Reseptor IL-12, IL-17,
IL-23 terbukti untuk berbagai penyakit infamasi, beberapa masih dalam penelitian
Contoh
Antagonis
Sitokin
• Antibodi monoklonal yang mendeplesi semua sel limfoid
hanya sel B atau hanya sel T yang digunakan untuk
mengobati penyakit inflamasi

Deplesi Sel • Pengembangan terkini yang sukses digunakan yaitu anti-


CD 20 (rituximab), yang hanya mendeplesi sel B,
dan Antibodi digunakan untuk mengobati penyakit yang awalnya dikira
diakibatkan oleh inflamasi sel T, pada RA dan MS
• Plasmaparesis telah digunakan untuk mengeliminasi
autoantibofi dan kompleks imun yang sedang tersirkulasi
dalam tubuh
Agen Biologis Lainnya

• CTLA-4-Ig, protein fusi dari domain


ekstraseluler dari CTLA-4 dan IgG Fc,
menghambat kostimulator B7 dan disetujui
untuk mengobati RA dan reaksi penolakan post
graft
IgG Intravena

• Intravenous Ig (IVIG) merupakan IgG dari donor yang


sehat yang diberikan secara intravena
• Digunakan pada trombositopeni autoimun dan anemia
hemolitik
• Tidak diketahui mekanisme spesifik bagaimana IgG
yang memiliki spesifisitas yang banyak menghambat
reaksi hipersensitif
• Kemungkinan IgG berikatan dengan inhibitor reseptor
Fc pada limfosit B sehingga mengurangi produksi
autoantibodi dan respon infamasi
Tolerance-Inducing Therapies

• Ada beberapa usaha pada terapi yang lebih spesifik untuk penyakit infamasi akibat
imunitas adaptif, seperti menginduksi toleransi terhadap penyakit yang memproduksi sel T
• MS dan DMT1 kedua penyakit ini sudah diketahui target antigennya
• Risiko yang muncul dari banyaknya pengobatan yang memblok berbagai komponen imun
sistem akan menghalangi fungsi norma sistem imun dalam melawan mikroba sehinga lebih
susceptible terhadap infeksi. Antigen-spesific tolerance mencegah hal ini dengan secara
sselektif menargetkan limfosit penyebab penyakitnya

Anda mungkin juga menyukai