Kelompok 2:
Abdul Karim A. Firdayanti Maulida
Ahmad Rijalul A. Gessyolin Mayasari
Ana Nur Erlinda Hana Hasanah M.
Arif Hidayatullah Ina Rustiannawati
Dinda Heldawati Ingrid Vitriyani
Emma Silvia Isrania Nuraini
Fadila Jane Ismy Aulia H.
Fajar Arip N. Karina Anggraini
“Autoimunitas”
• Pengertian autoimunitas
Autoimunitas adalah respon imun terhadap antigen
jaringan sendiri yang disebabkan oleh mekanisme normal
yang gagal berperan untuk mempertahankan self-
tolerance sel B, sel T atau keduanya. Penyakit autoimun
adalah kerusakan jaringan atau gangguan fungsi fisiologis
yang ditimbulkan oleh respons autoimun.
Kriteria Autoimun
A. IMUN
1. Sequestered antigen
Antigen sendiri yang karena letak anatominya tidak terpajan dengan
sel B atau sel T dari sistme imun. Pada keadaan normal sequestered
antigen dilindungi dan tidak ditemukan untuk dikenal sistem imun.
Perubahan anatomik dalam jaringan seperti inflamasi (sekunder oleh
infeksi, kerusakan iskemia atau trauma), dapat memajankan
sequestered antigen dengan sistem imun yang tidak terjadi pada
keadaan normal. Contohnya protein lensa introkular, sperma dan
MPB. Inflamasi jaringan dapat pula menimbulkan perubahan struktur
pada self antigen dan pembentukan determinan baru yang dapat
memacu reaksi autoimun.
2. Gangguan presentasi
Gangguan dapat terjadi pada presentasi antigen, infeksi yang meningkatkan
respon MHC, kadar sitokin yang rendah (misalnya TGF- β) dan gangguan
respon terhaap IL-2. Pengawasan beberapa sel autoreaktif diduga bergantung
pada sel Ts atau Tr. Bila terjadi kegagalan sel Ts atau Tr, maka sel Th dapat
diangsang sehingga menimbulkan autoimunitas.
3. Obat
Contoh-contoh sindrom autoimun yang diduga ditimbulkan obat,
seperti:
a. Halotan (anestesi umum), gejalanya yaitu hepatitis kronik aktif
b. Metildopa (antihipertensi), gejalanya yaitu anemia hemolitik
c. D- penisilamin, gejalanya yaitu glomerulonefritis
d. Triptofan, gejalanya yaitu sindrom menyerupai sklerodema
4. Radiasi UV
Radiasi UV dapat menimbulkan modifikasi struktur radikal
bebas self antigen yang meningkatkan imunogenesitas.
5. Logam
Berbagai logam seperti Zn, Cu, Cr, Pb, Cd, Pt, perak dan
metaloid (silikon) dapat menimbukan efek terhadap sistem imun.
Salah satu bentuk yang sudah banyak diteliti antara lain adalah
reaksi terhadap silikon. Silikon adalah kristal nonmetal, elemen
ringan dan bentuk dioksidnya disebut silika. Pajanan inhalasi debu
silikon yang berhubungan dengan pekerjaaan dpat menimbulkan
penyakit yang disebut silikosis.
DIAGNOSIS AUTOIMUNITAS
Antibodi dalam Pemeriksaan
Imunoflouresensi
serum Komplemen
• Menemukan auto- • IFT digunakan • Meskipun
antibodi dalam untuk menemukn komplemen
serum pada banyak normal, namun
umumnya autoantibodi konsumsinya
dilakukan dengan dalam serum. Cara dapat diketahui
4 cara yaitu, RIA, ini terutama dengan mengukur
ELISA, penting untuk pecahan atau
imunoflouresensi, diagnosis penyakit produk
elektroforesis antibodi basal aktivasinya.
countercurrent. membran
glomerulus dan
penyakit bulosa
kulit.