Anda di halaman 1dari 5

A.

Pendahuluan
1. Landasan Teori
Bunga (flos) atau kembang adalah struktur reproduksi seksual
pada tumbuhan berbunga (divisio Magnoliophyta atau Angiospermae,
tumbuhan berbiji tertutup). Pada bunga terdapat organ reproduksi
(benang sari dan putik). Bunga secara sehari-hari juga dipakai untuk
menyebut struktur yang secara botani disebut sebagai bunga
majemuk atau inflorescence. Bunga majemuk adalah kumpulan
bunga-bunga yang terkumpul dalam satu karangan. Dalam konteks
ini, satuan bunga yang menyusun bunga majemuk disebut floret.
Bunga

berfungsi

utama

menghasilkan

biji.

Penyerbukan

dan

pembuahan berlangsung pada bunga. Setelah pembuahan, bunga


akan

berkembang

menjadi

buah.

Buah

adalah

struktur

yang

membawa biji.
Organ reproduksi betina adalah daun buah atau carpellum yang
pada pangkalnya terdapat bakal buah (ovarium) dengan satu atau
sejumlah bakal biji (ovulum, jamak ovula) yang membawa gamet
betina) di dalam kantung embrio. Pada ujung putik terdapat kepala
putik atau stigma untuk menerima serbuk sari atau pollen. Tangkai
putik atau stylus berperan sebagai jalan bagi pollen menuju bakal
bakal buah.
Walaupun struktur bunga yang dideskripsikan di atas dikatakan
sebagai

struktur

tumbuhan

yang

umum,

spesies

menunjukkan modifikasi yang sangat bervariasi.

tumbuhan

Modifikasi

ini

digunakan botanis untuk membuat hubungan antara tumbuhan yang


satu dengan yang lain. Sebagai contoh, dua subkelas dari tanaman
berbunga dibedakan dari jumlah organ bunganya: tumbuhan dikotil
umumnya mempunyai 4 atau 5 organ (atau kelipatan 4 atau 5)
sedangkan

tumbuhan

monokotil

memiliki

tiga

organ

atau

kelipatannya.
Fungsi biologi bunga adalah sebagai wadah menyatunya gamet
jantan (mikrospora) dan betina (makrospora) untuk menghasilkan biji.
Proses

dimulai

dengan

penyerbukan,

yang

pembuahan, dan berlanjut dengan pembentukan biji.

diikuti

dengan

Bunga merupakan alat reproduksi Angiospermae, dibentuk oleh


meristem ujung khusus yang berkembang dari ujung pucuk vegetatif
setelah dirangsang oleh faktor internal dan eksternal untuk keperluan
itu. Bunga yang mempunyai kelopak, mahkota, stamen dan putik
disebut bunga lengkap. Namun kebanyakan bunga mempunyai
struktur yang tidak lengkap misalnya tidak mempunyai salah satu
alat kelamin atau keduanya. Bila hanya mempunyai alat kelamin
jantan saja disebut bunga jantan dan sebaliknya bila hanya
mempunyai alat kelamin betina saja disebut bunga betina.
Bagian bunga yang menghasilkan megaspora (sel telur) disebut
ginaecium yang tersusun oleh karpela (megasporofil = daun buah).
Karpela ini secara tersendiri atau bersama-sama membentuk ovarium
(bakal buah), stilus (tangkai putik) dan di ujungnya stigma (kepala
putik). Di dalam bakal buah terdapat satu atau lebih bakal biji
(ovulus) yang terikat oleh placenta pada bakal buah.
Bagian bunga yang menghasilkan mikrospora (tepung sari)
disebut androecium yang tersusun oleh satuan-satuan yang disebut
stamen (benang sari) dan terdiri dari tangkai benang sari (filamen)
dan kepala sari (antera).
Beberapa bunga memiliki warna yang cerah dan secara ekologis
berfungsi sebagai pemikat hewan pembantu penyerbukan. Beberapa
bunga yang lain menghasilkan panas atau aroma yang khas, juga
untuk memikat hewan untuk membantu penyerbukan. Penyerbukan
adalah proses perpindahan tepung sari atau kepala sari ke kepala
putik. Apabila perpindahan tersebut terjadi pada satu bunga atau
bunga lain pada satu tanaman, maka disebut dengan penyerbukan
sendiri (self pollination). Bila serbuk sari berasal dari bunga tanamn
lain disebut dengan penyerbukan silang (cross pollination). Baik
tanaman yang menyerbuk sendiri maupun tanaman yang menyerbuk
silang

memiliki

kemungking

yang

sama

untuk

terjadinnya

penyerbukan yang berkebalikan. Tanamna yang menyerbuk silang


memiliki kemungkinan terjadinnya penyerbukan sendiri sebesar 5%.
Begitu juga tanaman yang menyerbuk sendiri memiliki peluang
terjadinya penyerbukan silang sebesar 5%. Terjadinnya penyerbukan

silang

akan

tanaman.

meningkatkan

Sedangkan

keragaman

penyerbukan

sifat

sendiri

dan
akan

genotip

dari

meningkatkan

kehomogenitasan dari suatu tanaman. (Sunarto, 1997).


Bakal buah tersusun oleh satu sampai banyak karpela (daun
buah)

tergantung

dari

jenis

tumbuhannya.

Bila

bakal

buah

berkembang menjadi buah, karpela akan berubah menjadi perikarp


yang umumnya bersatu dengan bagian-bagian buah yang lain
membentuk kulit buah. Perikarp dapat terbagi tiga lapis secara jelas
yaitu eksokarp (kulit luar), mesokarp (kulit tengah) dan endokarp
(kulit

dalam),

tetapi

sering

sulit

untuk

dipisahkan.

Biji

pada

Angiospermae tersusun atas embrio, endosperm (kadang-kadang


tidak ada) dan jaringan pelindung kulit biji atau testa yang berasal
dari integumen.
B. Tujuan
1. Membuat preparat basah dan preparat awetan dari bunga, buah,
dam biji.
2. Mengidentifikasi susunan anatomi dari bunga, buah dan biji.
C. Alat, Bahan, dan Cara Kerja
1. Alat
Silet
Mikroskop
Kaca objek
Cover glass
Pipet tetes
Tissue
Pentul
Sterofom
2. Bahan
a. Preparat basah
Mangga (eksokarp-mesokarp dan mesokarp-endokarp)

Melinjo (eksokarp-mesokarp)
Kacang tanah (eksokarp-mesokarp dan endosperm)
Jagung (biji)
Kembang sepatu (reseptakulum, sepal, dan petal)
b. Preparat awetan
Lilium anther (metaphase dan prophase)
c. Air
3. Cara Kerja
a. Menyiapkan alat dan bahan yang akan dipraktikumkan
b. Membuat preparat basah pada mangga, melinjo, dan kacang
tanah dengan mengiris setipis mungkin secara melintang
dengan menggunakan silet untuk memudahkan penyayatan.
Bagian yang akan diamati yaitu mesokarp, endokarp, dan
eksokarp.
c. meletakkan bahan tersebut di atas glass object dengan bantuan
d.
e.
f.
g.

pentul
memberi sedikit air untuk menutupi bahan
Tutup menggunakan cover glass dengan sudut kemiringan 450
Letakkan preparat tersebut di meja specimen pada mikroskop
Memutar makrometer dan mikrometer pada mikroskop agar

mendapat pembesaran benda.


h. Mengamati bagian-bagiannya kemudian digambar/difoto.
i. Mengulang langkah b pada preparat jagung dengan mengiris
bijinya secara membujur, dan mengamati preparat basah pada
kembang sepatu dengan fokus pada bagian reseptaculum, sepal,
petal, dan ovarium diiris secara melintang.
j. Mengulangi langkah c sampai h.
k. Setelah praktikan mengamati preparat

basah,

kemudian

praktikan mengamati preparat awetan dari Lilium anther amati


bagian metaphase dan prophase, kemudian ulangi langkah c
sampai h.
D. Hasil dan Pembahasan
E. Penutup
Daftar Pustaka

Tjitrosoepomo, Gembong. 1984. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta : UGM Press


Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius.

Anda mungkin juga menyukai