Anda di halaman 1dari 12

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam pandangan botani, buah adalah organ pada tumbuhan berbunga.
Pada banyak spesies tumbuhan, yang disebut buah mencakup bakal buah
yang telah berkembang lanjut beserta dengan jaringan yang mengelilinginya.
Bagi tumbuhan berbunga, buah adalah alat untuk menyebarluaskan biji-
bijinya; adanya biji di dalam dapat mengindikasikan bahwa organ tersebut
adalah buah, meski ada pula biji yang tidak berasal dari buah. Dalam batasan
tersebut, variasi buah bisa sangat besar, mencakup buah mangga, buah apel,
buah tomat, buah cabai, dan lain-lain. Namun juga bulir (kariopsis) padi,
‘biji’ (juga merupakan bulir) jagung, ‘biji’ bunga matahri, ‘biji’ lada, atau
polong kacang tanah. Sementara, dengan batasan ini, buah jambu monyet
atau buah nangka tidak termasuk buah sejati (Ashari, 2004).
Pada pembentukan buah, ada kalanya bagian bunga selain bakal buah
ikut tumbuh dan merupakan suatu bagian buah, sedang umumnya segera
setelah terjadi penyerbukan dan pembuahan bagian-bagian bunga selain
bakal buah segera menjadi layu dan gugur. Dari putik sendiri dengan tegas
disebut hanya bakal buahnya, karena biasanya tangkai dan kepala putiknya
gugur pula seperti halnya dengan bagian-bagian yang lain.
Buah adalah suatu hasil dari proses akhir yang mulai dari
penyerbukan. Pada hakikatnya buah hanya dibedakan ke dalam dua jenis,
yang pertama adalah buah semu dan yang kedua adalah buah sejati. Tak
lepas dari penamaan buah tersebut menjadi buah sejati dan buah semu dapat
dilihat dari struktur buah dan bagian-bagian buah yang ada. Dari adanya
tipe-tipe buah yang berbeda maka untuk mengetahui tipe-tipe buah dari
berbagai jens buah dilakukanlah praktikum ini.

1.2 Tujuan
Tujuan dari Praktikum Morfologi Buah pada Tanaman ini adalah
untuk mengetahui dan mengidentifikasi bagian-bagian buah.

1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Buah
Buah adalah pertumbuhan sempurna dari bakal buah (ovarium). Setiap
bakal buah berisi satu atau lebih bakal biji (ovulum), yang masing-masing
mengandung sel telur. Bakal biji itu dibuahi melalui suatu proses yang
diawali oleh peristiwa penyerbukan, yakni berpindahnya serbuk sari dari
kelapa sari ke kepala putik. Setelah serbuk sari melekat di kepala putik,
serbuk sari berkecambah dan isinya tumbuh menjadi buluh serbuk sari yang
berisi sperma. Buluh ini terus tumbuh menembus tangkai putik menuju
bakal biji, dimana terjadi persatuan antara sperma yang berasal dari serbuk
sari dengan sel telur yang berdiam dalam bakal biji, membentuk zigot yang
bersifat diploid. Pembuahan pada tumbuhan berbunga ini melibatkan baik
plasmogami, yakni persatuan protoplasma sel telur dan sperma, dan
kariogami, yakni persatuan inti sel keduanya (Sujana, 2007).
Setelah itu, zigot yang terbentuk mulai bertumbuh menjadi embrio
(lembaga), bakal biji tumbuh menjadi biji, dan dinding bakak buah, yang
disebut pericarp, tumbuh menjadi berdaging (pada buah batu atau drupa)
atau membentuk lapisan pelindung yang kering dan keras (pada buah geluk
atau nux). Sementara itu, kelopak bunga (sepal), mahkota (petal), benang
sari (stamen), dan putik (pistil) akan gugur atau bisa jadi bertahan sebagian
hingga buah menjadi. Pembentukan buah ini terus berlangsung hingga biji
menjadi masak. Pada sebagian buah berbiji banyak, pertumbuhan daging
buahnya umumnya sebanding dengan jumlah bakal biji yang terbuahi
(Sujana, 2007).
Dinding buah, yang berasal dari perkembangan dinding bakal buah
pada bunga, dikenal sebagai perikarp (pericarpium). Perikarp ini sering
berkembang lebih jauh, sehingga dapat dibedakan atas dua lapisan atau
lebih. Yang di bagian luar disebut dinding luar, eksokarp (exocarpium), atau
epikarp (epicarpium), yang di dalam disebut dinding dalam atau endokarp

2
(endocarpium), serta lapisan tengah (bisa beberapa lapis) yang disebut
dinding tengah atau mesokarp (mesocarpium) (Kimball, 1999).
Pada umumnya buah hanya akan terbentuk sesudah terjadi
penyerbukan dan pembuahan pada bunga. Walaupun demikian mungkin
pula buah terbentuk tanpa ada penyerbukan dan pembuahan. Peristiwa
terbentuknya buah yang demikian itu dinamakan partenokarpi
(parthenocarpy). Buah yang terjadinya dengan cara ini biasanya tidak
mengandung biji, atau jika ada bijinya, biji itu tidak mengandung lembaga,
jadi bijinya tak dapat dijadikan alat perkembangbiakan. Pembentukan buah
dengan cara ini lazim kita dapati pada pohon pisang (Musa paradisiacal L.)
(Tjitrosoepomo, 1985).

2.2 Penggolongan Buah


Buah pada tumbuhan umumnya dapat dibedakan dalam dua golongan,
menurut Tjitrosoepomo (2003) penggolongan buah adalah sebagai berikut :
1. Buah semu atau buah tertutup, yaitu buah terbentuk dari bakal buah
beserta  bagian-bagian lain bunga, yang perlahan menjadi bagian utama
buah ini, sedang buah yang sesungguhnya kadang-kadang tersembunyi.
2. Buah sungguh atau buah telanjang, yang melulu terjadi dari bakal buah,
dan jika ada bagian bunga lainnya yang masih tinggal bagian ini tidak
merupakan  bagian buah yang berarti.
Tjitrosoepomo (2003) juga membagi buah semu dalam tiga golonga,
yaitu :
1. Buah semu tunggal, yaitu buah terjadi dari satu bunga dengan satu bakal
buah. Pada buah ini selain bakal buah ada bagian lain bunga yang ikut
membentuk buah, misalnya : tangkai bunga, pada buah  jambu monyet
dan kelopak bunga pada buah ciplukan.
2. Buah semu ganda, jika pada satu bunga terdapat lebih dari satu bakal
buah yang bebas satu sama lain, dan kemudian masing-masing dapat
tumbuh menjadi buah, tetapi disamping itu ada bagian lain pada bunga
itu yang ikut tumbuh, dan merupakan bagian buah yang mencolok (dan
seringkali yang berguna), misalnya pada buah arbe (Fragraria vesca L.)

3
3. Buah semu majemuk, ialah buah semu yang terjadi dari bunga majemuk,
tetapi seluruhnya dari luar tampak seperti satu buah saja, misalnya buah
nangka (Artocarpus integra Merr.), dan keluwih (Artocarpus communis
Forst.), yang terjadi dari ibu tangkai bunga yang tebal dan berdaging,
beserta daun-daun tenda bunga yang pada ujungnya berlekatan satu sama
lain, hingga merupakan kulit buah semu ini.
Rifai (1976) mengelompokan buah sejati menjadi tiga jenis, yaitu :
1. Buah sejati tunggal, ialah buah sejati yang terjadi dari satu bunga dengan
satu bakal buah saja. Buah ini dapat berisi satu biji atau lebih, dapat pula
tersusun dari satu atau banyak daun buah dengan satu atau banyak
ruangan, misalnya buah mangga (Mangifera indica L.), mempunyai satu
ruang dengan satu biji, buah pepaya (Carica papaya L.), terjadi dari
beberapa daun buah dengan satu ruang dan banyak biji, buah durian
(Durio zibertinus Murr.), yang terdiri atas beberapa daun buah,
mempunyai beberapa ruang, dalam tiap ruangnya terdapat beberapa biji.
2. Buah sejati ganda, terjadi dari satu bunga dengan beberapa bakal buah
yang bebas satu sama lain, dan masing-masing bakal buah menjadi satu
buah, misalnya pada cempaka (Michelia champaka Bail.).
3. Buah sejati majemuk, yaitu buah yang berasal dari suatu bunga
majemuk, yang masing-masing bunganya mendukung satu bakal buah,
tetapi setelah menjadi buah tetap berkumpul, sehingga seluruhnya
tampak seperti buah saja, misalnya pada pandan (Pandanus tectorius
Sol.).

BAB III
METODE PRAKTIKUM

4
3.1 Waktu dan Tempat
Praktikum Morfologi Buah pada Tumbuhan ini dilaksanakan pada hari
Selasa, 12 Maret 2019 pukul 07.00-09.00 WIB bertempat di Laboratorium
Bioteknologi, Agroekoteknologi, Fakultas Pertanian, Universitas Sultan
Ageng Tirtayasa.

3.2 Alat dan Bahan


Alat yang digunakan pada Praktikum Morfologi Buah pada Tanaman
antara ATK dan pisau kecil. Bahan yang digunakan pada Praktikum
Morfologi Buah pada Tanaman antara lain kertas HVS, buah tomat
(Solanum lycopersicum), buah belimbing (Averrhoa carambola), buah
jambu biji (Psidium guajava), buah jeruk (Citrus sp.), buah naga
(Hylocereus undatus), dan buah sirsak (Annona muricata).

3.3 Cara Kerja


Adapun cara kerja pada Praktikum Morfologi Buah pada Tanaman
adalah sebagai berikut :
1. Disiapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Buah yang telah dibawa dipotong secara vertikal dan horizontal.
3. Buah yang telah dipotong, diamati dan diidentifikasikan.
4. Bagian buah digambar dan diberi keterangan.

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

5
4.1 Hasil
Tabel 1. Hasil Identifikasi Bagian-Bagian Buah
No Gambar Keterangan
.

Buah tomat (Solanum 1. Mesokarp


lycopersicum) 2. Endokarp
1. 3. Eksokarp
4. Biji
5. Plasenta

Buah belimbing (Averrhoa


1. Mesokarp
carambola)
2. Endokarp
2. 3. Eksokarp
4. Biji
5. Funiculus

Buah jambu biji (Psidium


1. Mesokarp
guajava)
2. Endokarp
3. 3. Eksokarp
4. Biji

Buah jeruk (Citrus sp.) 1. Mesokarp


2. Endokarp
4. 3. Eksokarp
4. Biji
5. Ruang biji

6
Buah naga (Hylocereus
1. Mesokarp
undatus)
2. Endokarp
5. 3. Eksokarp
4. Kulit buah
5. Biji

Buah sirsak (Annona muricata)


1. Mesokarp
2. Endokarp
6.
3. Eksokarp
4. Funiculus

4.2 Pembahasan
Pada praktikum kali ini praktikan mengamati morfologi macam-
macam buah tanaman yang sudah dipersiapkan sebelum praktikum. Pada
praktikum kali ini praktikan menggunakan enam macam buah tanaman
antara lain gambar pertama pada tabel hasil adalah buah tomat (Solanum
lycopersicum), gambar kedua pada tabel hasil adalah buah belimbing
(Averrhoa carambola), gambar ketiga pada tabel hasil adalah buah jambu
biji (Psidium guajava), gambar keempat pada tabel hasil adalah buah jeruk
(Citrus sp.), gambar kelima pada tabel hasil adalah buah naga (Hylocereus
undatus), gambar keenam pada tabel hasil adalah buah sirsak (Annona
muricata).
Praktikan mengamati morfologi buah dengan cara memotong masing-
masing buah secara melintang dan membujur. Pertama-tama praktikan
mengamati buah tomat (Solanum lycopersicum). Buah tomat ada yang
berwarna merah dan hijau muda termasuk ke dalam buah sejati tunggal
karena terlihat jelas seperti buah, memiliki banyak biji dalam suatu ruang,
dan tidak tertutup atau terbungkus seperti yang diungkapkan Syaiful (2011)
bahwa buah yang semata-mata terbentuk dari bakal buah, atau paling banyak

7
padanya terdapat sisa-sisa bagian bunga yang lazimnya telah gugur itu,
umumnya merupakan buah yang tidak terbungkus, jadi merupakan buah
yang telanjang (fructus nudus). Buah ini juga dinamakan buah sejati atau
buah sungguh. Buah tomat memiliki kulit luar (eksokarp) yang tipis dengan
permukaan yang licin. Memiliki mesokarp yang berselaput. Memiliki
endokarp (kulit dalam) yang terdiri dari biji dan plasenta seperti yang
dijelaskan oleh Rifai (1976) bahwa kulit dalam merupakan bagian buah
yang berbatasan dengan ruang yang mengandung biji dan buah tomat
memiliki banyak biji. Mesokarp, endokarp, eksokarp, biji, dan plasenta pada
buah tomat terlihat saat dipotong secara melintang maupun membujur.
Selanjutnya, buah belimbing (Averrhoa carambola). Buah belimbing
termasuk buah sejati tunggal karena terlihat jelas seperti buah dan setiap
ruang pada buah belimbing terdapat biji. Menurut Baswarsiati (2017)
belimbing berasal dari dari wilayah tropis Amerika (Brazil) yang banyak
berkembang di wilayah Asia Tenggara. Belimbing dapat dimakan segar,
sebagai manisan, salad, jam, selai, jus atau minuman lainnya serta untuk
penurun tekanan darah tinggi. Belimbing juga dapat berbuah terus setiap
tahun, selama empat kali dalam setahun. Buah belimbing berwarna kuning
dan memiliki eksokarp yang cukup kokoh. Mesokarp yang tebal serta
endokarp yang membungkus biji. Buah belimbing juga memiliki biji dalam
suatu ruangan biji. Buah belimbing juga memiliki funiculus yang
menyelimuti biji buah, berwarna putih serta dapat dimakan. Mesokarp,
endokarp, eksokarp, biji, dan tali pusar pada buah belimbing terlihat saat
dipotong secara melintang maupun membujur.
Selanjutnya, buah jambu biji (Psidium guajava). Buah ini termasuk ke
dalam buah sejati karena, buahnya terlihat jelas dan tidak tertutupi, kulit
luarnya (eksokarp) berwarna hijau dan daging buahnya berwarna merah
jambu. Mesokarp pada buah jambu biji ini juga terlihat jelas dan tebal. Biji
pada buah jambu biji ini terlindungi oleh endokarp. Biji pada buah jambu
biji ini keras tetapi biasanya sebagian orang memakan bijinya juga.
Mesokarp, endokarp, eksokarp, dan biji pada buah jambu biji terlihat saat
dipotong secara melintang maupun membujur.

8
Selanjutnya, buah jeruk (Citrus sp.). Buah jeruk ini memiliki kulit luar
yang berwarna oranye, tidak hanya kulitnya tetapi buahnya juga berwarna
oranye. Buah jeruk merupakan sumber vitamin C seperti yang diungkapkan
oleh Adelina (2017) pada umumnya buah jeruk merupakan sumber vitamin
C yang berguna untuk kesehatan manusia. Makin tua buah jeruk, biasanya
makin berkurang kandungan vitamin C-nya. Vitamin C terdapat dalam sari
buah, daging dan kulit, terutama pada lapisan terluar kulit buah. Daging
buah jeruk memiliki kandungan vitamin C yang tinggi yang mampu
menambah daya tahan tubuh. Selain daging jeruk, khasiat dan manfaat buah
jeruk juga banyak terkandung pada kulit jeruk. Kulit jeruk memiliki
kandungan manfaat yang tidak kalah banyak dibandingkan dengan
kandungan buah jeruknya sendiri. Kandungan kulit jeruk memiliki manfaat
diantaranya mulai dari penenang, penghalus kulit hingga obat anti nyamuk.
Buah jeruk memiliki tiga lapisan dinding buah. Lapisan luar yang liat
dan berisi kelenjar minyak disebut eksokarp, lapisan tengah yang serupa
jaringan bunga karang dan umumnya berwarna putih disebut mesokarp,
serta lapisan dalam yang bersekat-sekat disebut endokarp, dengan
gelembung-gelembung berisi cairan di dalamnya. Biji buah jeruk tersebar di
antara gelembung-gelembung itu yang disebut juga ruang biji. Buah jeruk
termasuk ke dalam buah sejati tunggal berdaging. Mesokarp, endokarp,
eksokarp, dan biji serta ruang biji pada buah jeruk terlihat saat dipotong
secara melintang maupun membujur.
Selanjutnya, buah naga (Hylocereus undatus). Buah naga termasuk
tipe buah sejati. Buah naga tergolong buah yang berdaging dan berair,
bentuk buah bulat agak memanjang atau bulat agak lonjong . Kulit buah ada
yang berwarna merah menyala, merah gelap dan kuning, tergantung dari
jenisnya. Kulit buah agak tebal, yaitu sekitar 3 mm sampai 4 mm. Disekujur
kulitnya dihiasi dengan jumbai-jumbai menyerupai sisik-sisik ular naga.
Oleh karena itu buahnya disebut buah naga. Daging buah berserat sangat
halus dan di dalam daging buah bertebaran biji-biji hitam yang sangat
banyak dan berukuran sangat kecil. Daging buah ada yang berwarna merah,
putih, dan hitam, terganting dari jenisnya. Daging buah bertekstur lunak dan

9
rasanya manis sedikit masam. Mesokarp, endokarp, eksokarp, dan biji pada
buah naga terlihat saat dipotong secara melintang maupun membujur.
Yang terakhir, buah sirsak (Annona muricata). Buah tanaman sirsak
termasuk jenis buah sejati berganda, yaitu buah yang berasal dari satu
bunga, dengan banyak bakal buah tetapi membentuk satu buah, buahnya
memiliki duri sisik yang halus. Jika sudah tua daging buah akan berwarna
putih, lembek, dan berserat dengan biji yang banyak. Biji buah sirsak
berwarna coklat kehitaman berujung tumpul, permukaan halus mengkilat,
dan keras sedangkan biji yang tidak normal berwarna putih kecoklatan dan
tidak berisi. Setiap ruang biji pada buah sirsak memiliki satu biji buah. Kulit
buah sirsak ini licin dan berduri kecil serta rasa daging buahnya manis.
Funiculus pada buah sirsak umunya berwarna putih. Mesokarp, endokarp,
eksokarp, dan funiculus pada buah sirsak terlihat saat dipotong secara
melintang maupun membujur.

10
BAB V
PENUTUP

5.1 Simpulan
Simpulan pada Praktikum Morfologi Buah pada Tanaman ini adalah
praktikan dapat mengetahui dan mengidentifikasi bagian-bagian buah.
Praktikan juga dapat mengetahui funiculus atau yang biasa disebut tali pusar
yang melindungi biji buah. Dapat disimpulkan juga bahwa buah yang
digunakan untuk praktikum kali ini adalah buah sejati semua.
Bagian-bagian buah yang pasti terdapat pada semua buah adalah
mesokarp, endokarp, dan eksokarp. Tekstur kulit luar buah juga berbeda-
beda. Praktikan juga dapat mengetahui jumlah biji buah yang terdapat pada
suatu ruangan di dalam buah atau tepatnya di daging buah itu sendiri.

5.2 Saran
Saran untuk Praktikum Morfologi Buah pada Tanaman selanjutnya
adalah akan lebih baik lagi jika buah yang akan diamati adalah buah yang
mudah didapatkan.

11
DAFTAR PUSTAKA

Adelina, Surya Oktafia. 2017. Identifikasi Morfologi dan Anatomi Jeruk Lokal
(Citrus sp.) di Desa Doda dan Desa Lempe Kecamatan Lore Tengah
Kabupaten Poso. Jurnal Agrotekbis. Vol 5 (1).
Ashari. 2004. Biologi Reproduksi Tanaman Buah-Buahan Komersial. Malang:
Bayumedia Publishing.
Baswarsiati. 2017. Karakteristik, Penciri dan Keunggulan Belimbing Varietas
Karangsari sebagai Varietas Unggul Asal Jawa Timur. Jurnal Ilmu-Ilmu
Pertanian. Vol 11 (2).
Kimball, John W. 1999. Biologi Jilid 2 dan 3. Jakarta: Erlangga.
Rifai. 1976. Keanekaragaman Tumbuhan. Malang: Universitas Negeri Malang
Press.m
Sujana. 2007. Botani Umum I. Bandung: Angkasa.
Syaiful. 2011. Respon Tumpangsari Tanaman Jagung dan Kacang Hijau terhadap
Sistem oleh Tanah dan Pemberian Pupuk Organik. Jurnal Agronomika.
Vol 1 (1).
Tjitrosoepomo, Gembong. 1985. Morfologi Tumbuhan. Yogyakarta: Universitas
Gadjah Mada Press.
Tjitrosoepomo, Gembong. 2003. Morfologi Tumbuhan Edisi ke-14. Yogyakarta:
Universitas Gadjah Mada Press.

12

Anda mungkin juga menyukai