Anda di halaman 1dari 9

Buah

Buah adalah hasil pertumbuhan dari bakal buah.Buah yang dewasa mempunyai dinding

buah dan rongga buah.Daun-daun buah menjadi dinding buah atau pericarp. Kerap kali pericarp

dapat dibedakan menjadi 3 lapisan yang jelas berbeda satu dari yang lainnya.

1. Eksocarp = Lapisan yang paling luar

2. Mesocarp = Lapisan di tengah

3. Endocarp = Lapisan paling dalam

Berikan 5 contoh buah dengan ekso-meso dan endocarp yang jelas berbeda-beda?

Berikan juga gambarnya.

Menurut banyaknya bunga yang membentuk buah, maka buah dapat kita golongkan

menjadi :

a) Buah Tunggal, jika dibentuk oleh satu bakal buah dari satu bunga.

Berikan 3 contoh buah tunggal beserta gambarnya.

b) Buah Agregat atau buah kumpulan, jika dibentuk oleh banyak buah, tetapi semuanya itu

berasal dari satu bunga.

Berikan 3 contoh buah agregat beserta gambarnya.

c) Buah Majemuk, jika dibentuk oleh banyak bakal buah dari banyak bunga.

Berikan 3 contoh buah majemuk beserta gambarnya.

Jika buah yang dibentuk semata-mata oleh bakal buah saja, buah kita sebut buah sejati.

Tetapi bila dalam buah tadi bagian-bagian lain dari bunganya ikut membentuk buah, maka buah

yang terjadi buah semu. Dari bunga dapat ikut membentuk buah.
a. Bractea. Contoh : Buah semu pada Ananas

b. Tangkai bunga. Contoh : Jambu monyet (Anacardium occidentale)

c. Receptaculum 1. Dari satu bunga contoh : Arbei (Fragaria), Apel (Malus pumilus.

2. Dari banyak bunga contoh: Ficus

d. Calyx. Contoh : Ciplukan (Physalis angulate)

e. Perianthium. Contoh : Nangka (Artocarpus heterophylla.)

Lampirkan gambar masing-masing buah dari 5 bagian bunga yang menjadi buah

diatas

Pada kebanyakan tumbuhan buah berkembang setelah bakal biji dibuahi, dan akhirnya

akan dihasilkan buah yang mengandung biji. Tetapi didalam terdapat beberapa tumbuhan yang

tidak mengandung biji, karena perkembangan buahnya tidak bergantung kepada adanya

pembuahan bijinya (beberapa varietas Musa, Ananas, Vitis, Sukun = Artocarpus communis, dan

lain-lain). Peristiwa pembentukan buah tanpa pembuahan bakal bijinya disebut parthenocarpi.

Seperti telah dibicarakan, perkembangan bakal buah menjadi buah dipengaruhi oleh

adanya hormone tumbuhan (auxin). S. Yasuda, ahli botani bangsa Jepang, dengan penelitian-

penelitiannya yang sangat luas dari 1930 – 1940 menunjukkan bahwa auxin tadi diterima oleh

bakal buah dari buluh sari pada waktu buluh sari ini menerobos jaringan bakal buah dalam

perjalanannya untuk mencapai bakal biji. Jadi, fungsi buluh sari ternyata ganda, bukan saja ia

membawakan gamet-gamet jantan, tetapi ia juga mendiffusikan auxin kedalam jaringan bakal

buah. Setelah analisis ternyata bahwa bakal buah yang di alam terdapat berkembang secara

parthenocaprik menjadi buah, bakal buah tadi telah cukup mengandung auxin untuk

perkembangan lebih lanjut membentuk buah.


Biji

1. Biji dan Perkembangan Biji

Setelah pembuahan bakal biji berkembang menjadi biji.Zigot tumbuh menjadi embryo,

sedang inti endosperm primer berkembang menjadi jaringan cadangan makanan yang disebut

endosperm. Pada beberapa tumbuhan endosperm yang sedang berkembang sudah dimakan oleh

embryonya sendiri, sehingga biji yang terjadi nanti tidak mempunyai endosperm.

Berikan 2 contoh biji yang tidak memiliki endosperm eserta gambarnya.

Pada umumnya nucellus mati diserap oleh embryo. Tetapi pada beberapa spesies nucellus

tidak mati, bahkan berkembang menjadi cadangan makanan di samping jaringan makanan yang

dibentuk oleh endosperm. Jaringan cadangan makanan yang berasal dari nucellus disebut

perisperm.

Berikan 2 contoh perisperm beserta gambarnya.

Integument-integumen menjadi kulit biji.Kadang-kadang tepi mikrophyle tumbuh

membentuk jaringan yang menjentil dan mengandung minyak serta protein dan disebut caruncula

(Euphorbiaceae).

Selain tepi mikrophyle juga ujung funiculus yang melekat pada biji dapat tumbuh

membentuk jaringan yang menyelubungi biji, kerap kali tebal lunak berdaging dan manis. Jaringan

pertumbuhan dari funiculus disebut arillus. (durian = Dudio zibethinus, manggis = Garcinia

mangostana, rambutan = Nephelium lappaceum, salak = Salacca edulis, duku = Lansium

domesticum, menteng = Baccaurea racemosa).

a. Embryo. Pada tumbuhan monokotil embryo hanya mempunyai satu daun lembaga atau

kotiledon dan kotiledon ini berfungsi sebagai alat penghisap endosperm bila biji berkecambah
(Kelentos pada kelapa). Pada tumbuhan dikotil embryo mempunyai dua kotiledon. Biasanya

biji yang mengandung banyak endosperm, embryonya kecil sekali (Cocus nucifera). Biji yang

tidak mengandung endosperm, embryonya besar dan memenuhi seluruh ruangan di dalam kulit

biji (Leguminosae). Luar biasa kecil adalah embryo Orchidaceae dan tumbuhan parasit

(Otobanchaceae, Rafflesiaceae). Embryo disini berwujud bulatan yang mikroskopik kecilnya

dan hanya terdiri dari beberapa sel.

b. Endosperm. Endosperm dapat bersifat macam-macam : seperti tepung (Graminae), berdaging

(Ricinus, Cocos) ; liat seperti tanduk (Coffea), bening seperti gelas (Arenga pinnata) ; keras

membatu (Salacca), cair (Cocos ; jadi Cocos mempunyai dua bentuk endosperm ; padat dan

cairan).

c. Biji. Jika biji tanggal dari funiculusnya maka bekas luka ini kelihatan jelas pada kulit biji dan

dinamakan hilum (hilus). Kulit biji dapat keras membatu (saga = Adenanthera pavonina) ;

dapat lendir (tomat = Lycoperiscum esculentum), markisa (Passiflora sp) ; dapat berambut-

rambut (kapas = Gossypium sp) ; dapat berduri-duri (ganitri = Elaeocarpus ganitrus) ; dapat

berkait-kait- (anyang-anyang = Elaeocarpus grandiflorus) ; dapat bersayap (Spathodea

campanulata ; Macrozanonia macrocarpa ; mahoni = Swietania mahagoni).

2. Pembentukan Embryo dengan Cara Lain

Tidak semua embryo dibentuk melewati proses-proses seperti di atas. Di bawah akan

diutarakan cara-cara pembentukan embryo tanpa ada pencampuran antara gamet betina dengan

gamet jantan. Peristiwa ini disebut apomixis


Proses-proses apomixis yang berbagai macam ragamnya, dapat dibagi menjadi 3

kelompok, yaitu :

a. Parthenogenesis, bilamana terjadi embryo dari sel telur tanpa ada pembuahan oleh gamet

jantan.

b. Apogami, apabila terjadi embryo yang sama sekali bukan sel telur, dan juga dapat dibuahi

oleh gamet jantan.

c. Androgenesis, bilamana terjadi embryo yang hanya berasal dari gamet jantan saja.

Tambahkan gambar proses apomixis beserta penjelasannya.

3. Parthenogenesis

Dalam peristiwa ini embryp berasal dari sel telur maka tidak dibuahi oleh gamet jantan.

Bergantung kepada sifat sel telur dapat dibedakan :

1) Parthenogenesis Haploid, jika embryo berasal dari sel telur yang haploid, inilah yang disebut

parthenogenesis yang sesungguhnya. Dalam kasus ini embryo yang terjadi adalah haploid.

Parthenogenesis diungkapkan pertama kali pada tembakau, kelak juga Triticum, Scale,

Hardeum, Lycopersicum dan lain sebagainya. Tumbuhan yang haploid karena

parthenogenesis ini steril, jadi tidak dapat membentuk keturunan dan peristiwa

parthenogenesis ini berhenti disini ; tumbuhannya kelihatan kurus, lemah. Laju

parthenogenesis haploid dapat ditingkatkan dengan temperatur tinggi atau temperatur rendah.

Juga dapat diinduksi karena penyerbukan dengan tepung sari species lain, misalnya Solanum

ningrum dengan S. Luteum. Tepung sari S. Luteum tumbuh dan mencapai kandungan
lembaga dengan mudah ; salah satu gamet jantannya masuk ke dalam sel telur, tetapi tidak

dapat membuahi sel telur dan segera mati. Namun, kehadirannya cukup untuk menstimulasi

sel telur berkembang menjadi embryo, tetapi segera parthenogenesis.

2) Parthenogenesis diploid, yaitu embryo berasal dari sel telur yang diploid. Dalam kasus ini

ada dua hal istimewa, yaitu peristiwa parthenogenesis sendiri dan peristiwa terbentuknya sel

telur yang diploid. Sel telur yang diploid dapat menjadi 2 jalan yaitu diplospori dan aposprori.

a. Diplospori : pembentukan kandungan lembaga mula-mula berjalan seperti biasa. Di dalam

jaringan nucellus terdefferensiasi satu sel yang besari ialah sel induk kandungan lembaga.

Tetapi, dalam proses pembentukan megaspora terjadi hal yang istimewa yaitu gangguan

dalam meiosisnya, sehingga terbentuk sel telur yang diploid. Diplospori terdapat pada

Teraxacum albidum, Eupatorium glandulosum, Erigeron ramosus, Ixesis dentata.

Semua ini dari famili compositae.

b. Apospori. Pada apospori juga ada sel induk kandungan lembaga. Tetapi, sebelum sel ini

sempat membentuk megaspora atau dalam waktu ia melakukan proses pembentukan

megaspora, sel ini atau sel-sel keturunannya mati terdesak oleh sel lain yang berasal dari

nucellus yang menjadi besar. Sel besar ini kemudian mengambil alih fungsi dari sel yang

mati, meneruskan pembentukan kandungan lembaga tanpa melalui pembentukan

megaspora. Ia langsung membagi diri tiga kali secara mitosis dan terbentuklah kandungan

lembaga dengan sel telur yang diploid. Apospori terdapat pada tumbuhan Crepis

occidentalis (Compositae), Malus sp, Ranunculus sp.

Tambahkan gambar proses parthenogenesis beserta penjelasannya.


Oleh karena parthenogenesis yang diploid ini, yang disebabkan karena diplospori maupun

apospori, menghasilkan keturunan-keturunan yang diploid, jadi tumbuh-tumbuhan yang normal

tidak mandul, maka peristiwa ini tidak hanya muncul satu kali saja seperti parthenogenesis haploid,

tetapi terjadi berulang-ulang dari generasi ke generasi.

4. Apogami

Pada peristiwa apogami embryonya berasal bukan dari sel telur, tetapi berasal dari salah

satu sel di dalam kandungan lembaga sendiri yang bersifat haploid atau embryo berasal dari salah

satu sel di luar kandungan lembaga, jadi sel bersifat diploid.Oleh sebab itu maka apogami dapat

juga digolongkan menjadi apogami haploid dan apogami diploid.

1) Apogami haploid. Pada peristiwa ini embryo mungkin terjadi dari sel synergida, mungkin juga

dari sel antipoda.

a. Embryo haploid yang berasal dari sel synergida beberapa kali dilaporkan terdapat di

samping embryo diploid sel telur pada tumbuhan Lilium martagon, Orchia maculata.

b. Embryo haploid berasal dari sel antipoda di samping embryo diploid dari sel telur

dilaporkan terdapat pada Ulmus glabra, Elatostemma sinustum.

2) Apogami diploid. Peristiwa ini juga disebut embryonic adventif. Di sini embryo berasal dari

sel di luar kandungan lembaga, jadi mungkin dari nucellus mungkin juga dari integumen. Pada

kedua kejadian ini, embryo nucellar maupun embryo intergumenter, tumbuh masuk kedalam

kandung lembaga dan diberi makan kandungan lembaga dan hidup disamping embryo dari sel

telur. Oleh karena embryo nucellus dan embryo intergumen ini diploid, maka tumbuhan ini

bersifat normal. Tidak steril dan dapat terjadi berulang-ulang. Embryo nucellar terdapat
banyak sekali pada Citrus, Euphorbia dulcis, Eugenia jambes, Mangifera indica. Embryo

intergumenter dilaporkan terdapat pada Eugenia malaccensis, Allium cepa.

Tambahkan gambar proses apogami beserta penjelasannya.

5. Androgenesis

Dalam pembentukan embryo pada androgenesis hanya tersangkut gamet jantan.Pada

tahun 1929 D. Kostoff melakukan penelitian dengan nicotiana. Kostoff menyerbuki Nicotiana

tabaccum Var. macrophylla yang mempunyai 2n = 72 kromosom dengan pollen N. langsdorffi

dengan 2n = 18 kromosom. Dari 1000 kecambag yang dihasilkan hanya satu yang dapat mencapai

dewasa. Tumbuhan yang satu ini sama sekali berbeda dari N. tabaccum, tetapi merupakan miniatur

dari N. langsdorffi. Penyelidikan menunjukkan bahwa setiap selnya hanya mengandung 9 buah

kromosom.Jumlah ini member petunjuk bahwa tumbuhan ini berasal dari gamet jantan N.

langsdorffi.

Pada tahun 1929 itu juga R.E. Clausen dan W.E. Lammerts menyerbuki Nicotiana

digluta yang mempunyai 70 kromosom dengan N. tabaccum yang mempunyai 2n = 48 kromosom.

Dari perkawinan ini didapatkan tumbuhan yang hanya mengandung 24 kromosom.Wujud

keturunan ini tidak berbeda dengan tumbuhan haploid yang biasa muncul dari N. tabaccum.Hal

ini member petunjuk bahwa embryo disini hanya dibentuk oleh N. tabaccum yaitu gamet jantan.
6. Polyembryoni

Bilamana dalam satu nucellus tumbuh lebih dari satu embryo maka peristiwa ini disebut

polyembryoni. Embryo tadi mungkin terdapat dalam satu kandung lembaga, mungkin juga dalam

beberapa kandung lembaga (Gymnospermae)

Telah dibicarakan di atas bahwa di samping embryo sendiri berasal dari sel telur, di dalam

satu kandung lembaga terdapat embryo-embryo lain yang berasal dari sel-sel lainnya, dapat dari

synergida, ataupun antipoda, dapat dari nacelles maupun intergumen.Jadi dalam satu nucellus

terdapat berbagai tipe embryo yang mengandung jumlah kromosom bermacam-macam dengan

sifat-sifat keturunan yang berbagai macam juga.Istimewa sekali embryo nucellar pada citrus yang

dapat mencapai jumlah 12 buah.Jumlah 12 ini masih ditambah satu embryo yang sesungguhnya

yang terjadi dari sel telur yang dibuahi sehingga seluruhnya ada 13 embryo di dalam satu nucellus.

Dapat juga semua embryo di dalam nucellus itu hanya satu tipe, ialah bilamana semua

embryo tadi berasal dari percabangan ataupun perpecahan satu embryo, misalnya terdapat pada

Erythronium americanum, Nymphae advena, Crotalaria sagittalis, Nicotiana rustica, Isotoma

longifolia, dan lain-lain.

Anda mungkin juga menyukai