Anda di halaman 1dari 31

Buah, Biji, dan Embrio

Oleh :
1. Novin Tri Wahyuni
2. Chintia Pertiwi
3. Andri Warisman Putra
4. Hapsa Rahmawati
5. Leni Anggraini
BUAH
Berdasarkan derajat kekerasan
perikarpium (dinding buah) buah dibedakan
ke dalam 2 tipe, yaitu :
1. Buah kering: Biasanya perikarpium sering
mempunyai jaringan skelerenkimatis
2. Buah berdaging: Berasal dari dinding
ovarium yang terdeferendiasi menjadi
epikarpium, mesokarpium, dan
endokarpium.
Penggolongan kedua didasarkan pada
kemampuan buah untuk membuka
(merekah) atau tidak pada waktu masak
Perkembangan Buah
Secara normal perkembangan buah terjadi
setelah pembuahan. Bakal buah meluas ke arah
plasenta dan ovarium.Bertambahnya ukuran buah
disebabkan oleh adanya 2 proses yaitu,
1. Pembelahan sel (yang diawali oleh
membesarnya sel, sebelum pembelahan mitosis)
2. Pembesaran sel selanjutnya
dan dimulai sebelum antesis, kemudian
berlanjut sampai buah nyata. Tingkat ini
kemudian berangsur diganti dengan
pembentangan sel, dan diikuti oleh
pertumbuhan memanjang.
Pada beberapa macam buah,
perkembangan ruang antar sel pada
parenkim yang berdaging, mendukung
bertambahnya volume. Misalnya pada buah
apel 25% volume ditempati oleh ruang
udara,sehingga separuh dari pertumbuhan
volume terjaddi lebih cepat dari pada
penambahan berat yang mengikutinya.
Pada anggur berlawanan keadaannya,
bertambahnya berat lebih besar dari pada
volume pada akhir pertumbuhan.
Periode tingkat perkembangan buah
berbeda,diikuti pola oleh pertumbuhan
komponen buah seperti perikarpium,kulit
biji,endosperm dan embrio.
Fakta yang mempengaruhi perkembangan
buah adalah faktor dalam dan faktor luar.
Salah satu dalam adalah perkembangan
biji.

2. Struktur Buah
Apabila bakal buah berkembang menjadi
buah,dinding ovarium menjadi perikarpium.
Pada bunga dinding ovarium terdiri dari sel-sel
parenkim, jaringan pembuluh, dan lapisan
epidermis dalam dan luar. Selama pemasakan,
perikarpium bertambah jumlah selnya. Jaringan
dasar secara relatif tetap homogen dan
parenkim terdiferensiasi menjadi parenkim dan
jaringan sklerenkim.
Perikarperium mungkin terdiferensiasi menjadi
3 bagian yang secara morfologi berbeda yaitu,
eksokarpium, mesokarpium dan endokarpium
Masing-masing merupakan terluar, bagian
tengah dan lapisan terdalam kadang-
kadang eksokarpium dan endokarpium
merupakan epidermis luar dan dalam
dinding overium. Dinding ovarium
menyelubungi ovarium dimana biji
dihasilkan.
Jaringan pembuluh bervariasi untuk setiap
jenis buah dan terdapat pada perikarpium
struktur perikarpium, yaitu parenkematik,
pada buh berdaging dan sklerenkimatik
pada buah kering.
Pada Glicine,susunan lapisan perikarpium
dari luar ke dalam adalah:
Eksokarpium terdiri dari lapisan epidermis
dan hipodermis,keduanya dengan dinding sel
yang tebal;
Mesokarpium dengan yang parenkimatis;
Endokarpium terdiri dari beberapa lapisan sel
sklerenkim dan epidermis dalam (Gambar
47.A.).
Pada buah polongan pada waktu masak karpel
memisah sepanjang sutur atau kampula yang
mengelilingi buah, meninggalkan biji yang
melekat pada rusuk yang membentuk suatu
kerangka disekitar sekat (Gambar 47.C).
Pisang (Musa acuminata) mempunyai tipe
ovarium inferior, dengan 3 karpel. Ovarium
ini kemudian munul sebagai buah yang
mempunyai biji, atau buah tanpa biji
(partenokarpi). Buah yang berbiji
partenokarpi mempunyai struktur sama
pada awal perkembangan.
Akhirnya ovulum pada buah partenokarp
mengalami degenerasi,dan lokulus ditutupi
oleh daging buah berasal dari perikarp dan
sekat.daging buah kaya akan amillum.pada
varietas yang berbiji,biji yang masak
hampir memenuhi lokulus,dan daging buah
sangat tipis,i katan pembuluh bersama
dengan lateks,terselubung dalam jaringan
parenkim dinding buah.
Berbeda dengan pisang, tomat
(Lycopersicon esulentum), mempunyai
jumlah karpel yg banyak jaringan
berdaging terdiri atas perikarpium,sekat
dan plasenta.jaringan plasenta
meluas,memasuki ruang-ruang anatara
ovulum. Plasenta menutup lokulus,dan
terselubung oleh ovulum.jaringan antar
ovulum berisi gelatin pada waktu buah
masak, perubahan warna kulit buah selama
pemasakan disebabkan adanya
transformasi kloroplas menjadi kromoplas.
BIJI
Selain perkembangan biji dari bakal biji,
integumen berkembang menjadi kulit biji
atau testa. Sel telur yang dibuahi zigot
berkembang menjadi embrio, dan sel
endosperma primer, membelah
menghasilkan endosperm. Biji yang tidak
mempunyai endosperm (eksalbuminus)
menyimpan cadangan pada kotiledon. Pada
beberapa jenis tumbuhan, dijumpai adanya
arilus, yang merupakan pertumbuhan
funikulus ke arah luar. Misalnya Myristica
fragrans. Biji memiliki bentuk, ukuran,
warna, struktur, dan permukaan yang
Struktur biji
1. Kulit biji
Merupakan bagian terluar biji. Pada
angiospermae bakal biji mempunyai satu
atau dua integumen. Pada umumnya semua
bagian yang menyusun integumen berperan
dalam pembentukan kulit biji. Sering pada biji
tertentu jaringan integumen mengalami
kerusakan karena adanya perkembangan
jaringan lain pada biji, sehingga kulit biji
berasal dari bagian yang tersisadi dalam
integumen.
Gossypium sp. Mempunyai ovulum yang
bitegmik, dan kedua integumen berperan
dalam pembentukan kulit biji. Perubahan-
perubahan histologis tampak jelas 6 hari
setelah pembuahan. Struktur anatomi kulit
biji sangat bervariasi untuk semua jenis
tumbuhan (gambar cin)
Sel-sel parenkim pada integumen mengalami
diferensiasi menjadi aerenkim, kolenkim, sel-sel
tempat cadangan makanan, sel-sel tanin, sel
kristal, sel gabus, sel sklerenkim dan lain-lain
Pada beberapa tumbuhan suatu keadaan yang
ekstrim adalah tidak adanya kulit biji pada biji
yang masak. Ini dijumpai pada taksa yang
ovulumnya mengalami reduksi. Misalnya pada
Crinum (Amaryllidaceae), Santalaceae, dan
Loranthaceae, pada beberapa jenis suhu
Apocynaceae dan Rubiceae yang ovulumnya
berkembang dengan baik.
Mengenai sususan kulit biji pada biji yang keras,
disebelah luar terdapat epidermis, atau sering tanpa
epidermis, tetapi langsung jaringan tiang pada daun.
Ini disebut jaringan palisade dan sel-selnya dikenal
sebagai makrosklereida.
Disebelah dalam lapisan ini mungkin masih dijumpai
adanya jaringan yang sel-selnya berdinding tebal
disebut osteosklereida. Selain itu masih dijumpai
lagi sel-sel parenkim, sel-sel kristal atau sel-sel yang
mengandung pigmen. Pada permukaan kulit biji,
pengamatan dengan menggunakan mikroskop
elektron skaning menunjukan adanya ornamentasi
yang bermacam-macam bentuknya.
Endosperm
Endosperm merupakan hasil pembelahan
inti primer endosperm yang berkali-kali,
dan berfungsi memberi makan embrio yang
sedang berkembang. Tidak semua
golongan tumbuhan membentuk
endosperm. Tumbuhan yang tidak
membentuk endosperm adalah suku
Orchidaceae, Podostemaceae, dan
Trapaceae.
Derajat ploidi (jumlah kromosom)
endosperm bervariasi tergantung pada
jumlah inti megaspora yang berfungsi pada
pembentukan gametofit betina. Endosperm
pada kebanyakan tumbuhan mempunyai
derajat ploidi (triploid). Ploidi pada
endosperm haustorium pada Thesium
alpinum lebih dari 384 n. Yang mempunyai
ploidi sangat tinggi adalah endosperm
Arum maculatum, yaitu 24576 n. Terjadinya
poliploidisasi pada endosperm disebabkan
karena peristiwa endomitosis dan fusi inti
di dalam sel-sel endosperm (Kapoor, dalam
Sel-sel endosperm biasanya isodiametris, di
dalamnya terdapat butir-butir amilum,
lemak, protein, atau butir-butir alauron.
Pada serealia, beberapa lapisan endosperm
yang terluar menjadi terspesialisasi baik
secara morfologi maupun fisiologi, dan
menyusun suatu jaringan aleuron. Pada
gandum jaringan aleuron terdiri atas 3-4
lapis sel. Pada waktu biji masak, lapisan
aleuron masih tetap hidup, dan bagian
dengan sel yang mengandung amilum
dikelilingi oleh lapisan alauron. Sel-sel
aleuron mempunyai dinding tebal, dan
Pada dikotil aleuron tidak merupakan
lapisan, tetapi merupakan butir-butir yang
terdapat di dalam sel endosperm. Misalnya
pada Ricinus communis, Viccia faba, dan
lain-lain.
Tergantung pada ada atau tidaknya lapisan,
maka biji dibedakan 3 tipe biji yaitu :
1. Endospermus (albuminus)
Pada biji dijumpai adanya endosperm
Misalnya pada : Zea Mays, Ricinus
communis, dan lain-lain.
2. Non endospermus (eks albuminus)
Pada biji tidak dijumpai adanya endosperm
Misalnya pada : Areca catechu, Piper
nigrum, Glycinemax, Curcubita, dan lain-
lain.
Apabila di dalam biji tidak dijumpai adanya
endosperm, fungsi nutritif bagi embrio
yang sedang berkembang diambil alih oleh
jaringan yang ada di dalam ovulum. Pada
suku tertentu, antara lain Amaranthaceae,
Cannaceae, Piperaceae, Capparidaceae,
jaringan nuselus berfungsi sebagai
cadangan makanan. Jaringan nuselus ini
disebut perisperm.
Pada Piper nigrum jaringan nuselus di
bawah kantong embrio membelah dan
aktivitas pembelahannya terus bertambah.
Sel-sel nuselus dan epidermis nuselus
tersebut banyak mengandung amilum,
sedang endospermnya sendiri yang
terdapat di sekitar embrio sangat
mengalami reduksi bila dibanding
perisperm. Pada biji Myristica fragans (pala)
endosperm dan perisperm berkembang
sama kuat. Pada Cynastrum endosperm
dan sebagian besar nuselus tidak tampak
selama perkembangan biji.
Pada Cynastrum endosperm dan sebagian
besar nuselus tidak keliatan selama
perkembangan biji. Tetapi sel-sel nuselus
yang ada dibagian khalaza, tepat di atas
jaringan vascular aktif mengadakan
pembelahan membe.ntuk jaringan yang
nyata disebut khalasosperm. Sel-sel
jaringan ini penuh dengan lemak dan
amilum, berfungsi sebagai pengganti
endosperm

Anda mungkin juga menyukai