Anda di halaman 1dari 9

TUGAS PROBLEMATIKA REKAYASA BUDIDAYA TANAMAN

“KASUS PROTEKSI LAHAN TANAMAN KACANG TANAH”

Disusun oleh :

1. Budi Jatmiko Rohman P (20180210103)


2. Merlinda Astuti (20180210132)
3. Sufiyanti Puji Lestari (20180210133)
4. Rizky Fajar P (20180210142)
5. Dytia Rahmi Forlita (20180210144)
6. Rahmat Handoko

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA
YOGYAKARTA
2019
I. KASUS
Tanaman Kacang Tanah milik Pak Nino tumbuh tidak normal. Buku-buku
cabangnya pendek, tumbuh rapat, tegak lurus seperti sapu. Daunnya kecil-kecil, berwarna
kekuningan seperti mozaik. Bunganya klorotis. Biji buahnya tidak sempurna
pertumbuhannya. Apa yang terjadi denga tanaman kacang tanah mili Pak Nino? Berikan
jalan keluarnya.

II. PEMBAHASAN

A. TANAMAN
Berdasarkan klasifikasi tanaman kacang tanah terdiri atas :
Kingdom: Plantae(tumbuhan)
Divisi:Tracheophyta
Kelas:Magnoliophyta
Ordo:Leguminales,
Famili:Papilionacea
Genus:Arachis
Species:Arachis hypogaeaL.

Kacang tanah merupakan salah satu sumber protein nabati yang cukup
penting dalam pola menu makanan penduduk. Di masyarakat, kacang tanah ini
memiliki beberapa nama antara lain kacang cina, kacang brol, dan kacang brudul
(Jawa). Kacang tanah adalah komoditas agrobisnis yang bernilai ekonomis cukup
tinggi danmerupakan salah satu sumber protein dalam pola pangan penduduk
Indonesia. Kebutuhan kacang tanah dari tahun ketahun terus meningkat, sejalan
dengan bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan gizi masyarakat, kapasitas
industri pakandan makanan Indonesia (Hasanah, 2002).

Secara garis besar kacang tanah dibedakan menjadi 2 tipe yaitu tipe tegak
dan menjalar. Kacang tanah tipe tegak percabangannya kebanyakan lurus atau
sedikit kering dan umur panennya berkisar yaitu 100-120 hari, sehingga lebih
cepat panen. Kacang tanah tipe menjalar percabangannya tumbuh ke samping,
dan umur panennya berkisar antara 180-210 hari (Adisarwanto, 2000).

Tanaman kacang tanah merupakan tanaman yang tersusun atas 3 bagian


utama yaitu akar (radix), batang (caulis), dan daun (folium). Sedangkan bagian
organ lain seperti bunga (flos), buah (frucus), dan biji (semen) merupakan bagian
reproduktif dari tanaman kacang tanah (Suprapto, 1999).

Perakaran kacang tanah banyak, dalam, dan berbintil. Panjang akarnya


dapat mencapai dua meter. Kacang tanah berakar tunggang dengan akar cabang
yang tumbuh tegak lurus pada akar tunggang tersebut. Akar cabang ini
mempunyai akar-akar yang bersifat sementara dan berfungsi sebagai alat
penyerap. Akar-akar ini dapat mati dan dapat juga menjadi akar yang permanen.
Bila menjadi akar permanen, maka akan berfungsi kembali sebagai penyerap
makanan (Suprapto, 1999).

Batang tanaman kacang tanah berukuran pendek, berbuku-buku dengan


tipe pertumbuhan tegak atau merumpun. Pada awalnya batang tumbuh tunggal,
namun lambat laun bercabang banyak seolah-olah merumpun. Tinggi tanaman
berkisarantara 30-50 cm atau lebih tergantung jenis atau varietas kacang
tanah(Rukmana,1997).

Daun kacang tanah adalah daun majemuk bersirip genap, terdiri atas
empat anak daun yang bentuknya bulat, elip atau agak lancip dan berbulu. Bunga
kupu-kupu,tajuk 4 daun berjumlah 5 dan 2 diantaranya bersatu berbentuk seperti
perahu. Mahkota bunga berwarna kuning kekuningan. Buah berbentuk polong
berada didalam tanah. Buah berisi sesuai varietas, kulit tipis ada yang berwarna
putih dan ada yang merah serta biji berkeping dua.
Bunga berbentuk kupu-kupu berwarna kekuning-kuningan dan bertangkai
panjang yang tumbuh dari ketiak daun. Fase berbunga biasanya berlangsung
setelah tanaman berumur 4-6 minggu. Bunga kacang tanah menyerbuk sendiri
(selfing) pada malam hari dan hanya 70-75 % yang membentuk bakal polong
(ginofora). Bunga mekar selama 24 jam kemudian layu dan gugur (Sumarno,
1986).

Polong kacang tanah berkulit keras dan berwarna putih kecoklatan dan
setiap polong mempunyai 1-4 biji. Polong terbentuk setelah terjadi pembuahan.
Bakal buah tersebut tumbuh memanjang, hal ini disebut ginofor yang akan
menjadi tangkaipolong. Ginopor terbentuk diudara, sedangkan polong terbentuk
di dalam tanah. Biji kacang tanah berbentuk agak bulat sampai lonjong,
terbungkus kulit biji tipisberwarna putih dan merah (Marzuki, 2007).

B. SYARAT TUMBUH
Kacang tanah memerlukan iklim yang panas tetapi sedikit lembab yaitu
antara 65% sampai 75%. Pada iklim tropis tanaman kacang tanah juga memenuhi
syarat tumbuh. Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kacang tanah antara 800-
1.300 mm/tahun. Hujan yang terus-menerus akan meningkatkan kelembaban di
sekitar pertanaman kacang tanah, Suhu udara bagi tanaman kacang tanah tidak
terlalu sulit, karena suhu udara minimal bagi tumbuhnya kacang tanah sekitar 28–
32 oC. Kelembaban udara untuk tanaman kacang tanah berkisar antara 65-75 %.
Penyinaran sinar matahari dibutuhkan secara penuh bagi tanaman kacang tanah,
terutama untuk kesuburan daun dan perkembangan besarnya kacang. Ketinggian
tempat yang baik dan ideal untuk tanaman kacang tanah adalah pada ketinggian
dibawah 500 m dpl. Jenis kacang tanah tertentu dapat ditanam pada ketinggian
tempat tertentu untuk dapat tumbuh optimal (Tim Bina Karya Tani, 2009) .

Jenis tanah yang sesuai untuk tanaman kacang tanah adalah jenis tanah
yang gembur, bertekstur ringan dan subur, cukup mengandung unsur hara (Ca,
N,P, dan K), sedangkan derajat keasaman tanah yang sesuai untuk budidaya
kacang tanah adalah pH antara 5,0–6,5 (Suprapto, 2006). Kekurangan air akan
menyebabkan tanaman kurus, kerdil, layu dan akhirnya mati. Air yang diperlukan
tanaman berasal dari mata air atau sumber air yang ada disekitar lokasi
penanaman. Tanah yang baik bagi pertumbuhan kacang tanah yaitu tanah
berdrainase dan berserasi baik atau lahan yang tidak terlalu becek dan tidak terlalu
kering,.

C. OPT

1. Aphis craccivora Koch.


Tubuh Aphis craccivora ini berukuran kecil lunak, dan berwarna hitam,
sebagian besar jenis serangga ini tidak bersayap tetapi apabila populasinya
meningkat sebagian serangga dapat membentuk sayap bening. Jenis serangga ini
menyukai bagaian-bagian muda dari tanaman inangnya. Biasanya serangga muda
(nimfa) dan imago (dewasa) mengisap cairan tanaman pada bagian pucuk
tanaman muda yang menyebabkan pertumbuhan tanaman kacang tanah menjadi
kerdil. Hama ini juga bertindak sebagai vector (serangga penular) berbagai virus
kacang-kacangan, hama ini juga menyerang tanaman kacang tanah muda sampai
tua. Hal yang menyebabkan populasi hama kutu daun ini yaitu cuaca panas pada
musim kemarau.

2. Kutu Kebul
Serangga kutu kebul ini berwarna putih dengan sayap jernih, ditutupi lapisan
lilin yang bertepung, Serangga ini biasa meletakkan telur di permukaan bawah
daun muda, untuk penyerangan serangga jenis ini dengan cara mengisap cairan
daun baik serangga muda maupun serangga tua. Ekskreta kutu kebul ini
menghasilkan embun madu yang merupakan media tumbuh cendawan jelaga,
sehingga tanaman sering tampak berwarna hitam, serangga ini juga termasuk
serangga penular penyakit Cowpea Mild Mott;e Virus (CMMV) pada kacang
tanah dan kacang-kacang lainnya.
3. Tungau Merah
Tubuh tungan merah ini berwarna merah dengan tungkai putih. Perkembangan
dari telur hingga menjadi tungau dewasa berkisar kurang lebih 15 hari, telur
serangga jenis ini biasanya diletakkan di permukaan bawah daun kacang tanah.
Tungau menyerang tanaman dengan cara mengisap cairan daun sehingga daun
berwarna kekuningan. Pada daun yang terserang akan dijumpai jaringan benang
halus yang digunakan oleh tungau dewasa untuk berpindah dari daun satu ke daun
yang lain.

4. Thrips
Thrips merupakan jenis serangga kecil yang hidup di bagian bunga dan
cekungan/lipatan daun pada tanaman kacang tanah. Telur thrips ini iasanya
diletakkan di dalam jaringan daun muda. Nimfa dan serangga dewasa menyerang
dengan menghisap daun yang dapat menyebabkan mekrotik dan serangan berat
daun menjadi keriting.Serangga pada daun muda menyebabkan daun nekrotik dan
keriting sehingga dapat meneyebabkan gagal panen.

5. Wereng Empoasca spp.


Hama ini juga dikenal dengan nama sikada, meyerang kacang tanah pada
musim kemarau. Sikada pada kacang tanah berwarna hijau kekuningan, telur
sikada ini diletakkan di dalam jaringan daun, dekat tulang daun di permukaan
bawah. Nimfa dan serangga dewasa mengisap cairan daun muda dari permukaan
bawah daun. Kerusakan pada daun muda, urat daun menjadi putih. Serangan pada
tanaman dapat menyebabkan tanaman layu. Pada tanaman yang lebih tua, ujung
daun muda yang terserang berwarna kuning membentuk huruf V, sehingga
kacang tanah yang terserang sikada tampak lebih kuning daripada tanaman sehat.

6. Ulat grayak
Serangga dewasa jenis ini berupa ngengat abu-abu, dimana telur serangga ini
biasa diletakkan padadaun secara berkelompok. Ulat grayak yang baru keluar dari
telur akan berkelompok di permukaan daun dan memakan jaringan epidermis
daun, ulat grayak ini aktif makan pada malam hari dan meninggalkan apidermis
atas dan tulang daun yang terserang berwarna putih Kepompong terbentuk di
dalam tanah, setelah 9-190 hari kepompong akan berubah menjadi ngengat. Selain
memakan daun, ulat dewasan memakan polong muda atau tulang daun muda,
sedang pada daun yang tua, tulang-tulangnya akan tersisa.

7. Rayap
Rayap menyerang tanaman kacang tanah melalui tiga cara: (1) masuk langsuk
ke dalam system perakaran, menggerek di dalam akar dan batang, dan akhirnya
menyebabkan tanaman mati, (2) langsung menggerek dan melubangi polong dan
merusak biji, dan (3) langsung meruk=sak urat polong kacang tanah. Polong yang
terserang rayap dapat membuat kacang tanah peka terhadap serangan jamur
Aspergillus spp.

III. ANALISIS MASALAH


Berdasarkan kasus nomor 3 yang telah diberikan, tanaman kacang tanah milik Pak
Nino mengalami penyakit yang disebut “Sapu Setan” (withes broom disease) yang
ditandai dengan buku-buku cabang yang pendek, tanaman kacang tanah tumbuh rapat,
tegak lurus seperti sapu. Selain itu, tanda lain ditunjukkan oleh daunnya yang kecil-kecil
berwarna kekuningan seperyi mozaik dan bunganya klorotis, serta biji buahnya tidak
sempurna pertumbuhannya. Penyakit ini disebatkan oleh virus yang dibawa oleh
serangga jenis kutu-kutuan (Aphid).

IV. PENYELESAIAN MASALAH


Berdasarkan dari hasil analisis masalah, ternyata tanaman kacang tanah Pak Nino
terserang penyakit “Sapu Setan” atau withes broom disease. Penyelesaian masalah
terhadap penyakit sapu setan ini yaitu yang pertama dengan memilih benih sehat yang
telah di uji atau varietas kacang tanah yang tahan terhadap penyakit sapu setan ini.
Contoh varietas tanaman kacang tanah tahan terhadap penyakit sapu setan antara lain
varietas Macan, Gajah, Kidang (Pitojo, 2005). Pengendalian yang lain yaitu dengan
melakukan rotasi tanaman dan pemberantasan terhadap vector Aphis sendiri yaitu dengan
menggunakan insektisida. Penyemprotan dengan Diazenon 0,2% formulasi 1000 liter per
hektar pada tanaman kacang tanah yang berumur 30 hari dapat menekan populasi Aphis.
Apabila tanaman kacang tanah sudah terserang penyakit ini, pengendalian yang dapat
dilakukan dengan mencabut dan membakar agar tidak menyebar ke tanaman yang lain
serta melakukan pembersihan lahan yaitu dengan mencabut gulma yang ada di sekitar
tanaman kacang tanah. Penyakit sapu setan berpotensi merusak tanaman, sehingga perlu
dilakukan pengamatan setiap saat terhadap gejalanya agar pengendaliannya dapat
dilakukan sedini mungkin.

V. KESIMPULAN
Dari hasil pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa kasus tanaman kacang
Pak Nino yaitu terserang penyakit “Sapu Setan”, dan penyelesaiannya dapat dilakukan
dengan cara memilih benih sehat yang telah diuji atau varietas yang tahan terhadap
penyakit sapu setan. Selain itu juga dapat dilakukan dengan pencegahan terhadap opt
yang menyebabkan atau membawa virus penyakit sapu setan ini.

VI. SARAN
Dilakukan monitoring secara berkala guna mengetahui gejala gejala yang terjadi
pada tanaman kacang, dan penanggulangan dengan cara diberikan pestisida maupun
pupuk untuk menunjang pertumbuhan tanaman kacang tanah.
DAFTAR PUSTAKA
Adisarwanto, T. 2000. Meningkatkan Produksi Kacang Tanah di Lahan Sawah dan Lahan
Kering. Penebar Swadata, Jakarta.

Danarti dan S. Najiyati. 1998. Palawija Budidaya dan Analisa Usaha Tani. Penebar Swadaya.
Jakarta.

Hasanah, M. 2002. Pengembangan Industri Benih Tanaman Industri. Jurnal Penelitian dan
Pengembangan Pertanian, Bogor. Balai Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
(BALITRO).

Marzuki, R. 2007. Bertanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya, Jakarta.

Marwoto. Hama Utama Kacang Tanah dan Strategi Pengendaliannya. Balai Penelitian Tanaman
Aneka Kacang dan Umbi.

Pitojo, S. 2005. Benih Kacang Tanah. Penebar Kanisius. Yogyakarta.

Rukmana, R. 1997. Kacang Tanah. Kanisius, Yogyakarta.

Sumarno, 1986. Memperpanjang Daya Simpan Benih Dengan Urea. Penelitian Pertanian 7:57-
61.

Suprapto, 1999. Bertanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya, Jakarta.

Suprapto. 2006. Bertanam Kacang Tanah. Penebar Swadaya. Jakarta.

Tim Bina Karya Tani. 2009. Budidaya Tanaman Kacang Tanah. Yrama Widya. Bandung.

Anda mungkin juga menyukai