Anda di halaman 1dari 2

LATAR BELAKANG

Lahan pasir pantai selatan Kabupaten Bantul merupakan lahan marginal yang dapat
dimanfaatkan menjadi lahan pertanian non-padi sehingga dapat meningkatkan kesejahteraan
masyarakat setempat. Namun, pada saat ini lahan tersebut belum dimanfaatkan sepenuhnya
hanya digunakan untuk lahan pertanian sekitar 50% dan sisanya masih belum dimanfaatkan.
Oleh sebab itu masih terdapat potensi yang dapat dikembangkan untuk menjadi lahan pertanian
non-padi.

Lahan pasir merupakan salah satu sumberdaya lahan yang memiliki potensi untuk
dikembangkan sebagai kawasan produksi pertanian. Akan tetapi pengolahan lahan pasir untuk
pertanian kurang optimal serta kemampuannya untuk menyimpan air yang sangat rendah
membuat sedikitnya petani Indonesia yang mencoba untuk menanam di lahan pasir pantai.
Padahal potensi lahan pasir dapat dilihat dari keberadaannya yang masih tergolong luas, jarang
banjir serta sinar matahari yang melimpah.

Pada Penelitian yang dilakukan oleh Afif, et al (2014) mengenai pengaruh pemberian
berbagai macam pupuk kandang pada media lahan pasir pantai menunjukan bahwa memang ada
beda nyata antara penanaman tanaman yang menggunakan pupuk kandang dan yang tidak.
Dalam penelitian tersebut tanaman yang memiliki tingkat pertumbuhan terbaik adalah tanaman
yang diberi pupuk kandang kambing, hal ini dikarenakan fungsi dari pupuk itu sendiri untuk
memperbaiki sifat fisik, biologis maupun kimiawi dari tanah pasir. Tanah pasir yang memiliki
tingkat menyimpan air yang rendah karena tekstur yang kasar dan memiliki ruang makro yang
besar maka pemberian pupuk dapat meminimalisir masalah tersebut.

Sistem irigasi yang cocok pada lahan pantai adalah sistem irigasi tetes (drip irrigation)
karena lahan berpasir memiliki kapasitas penyimpanan air yang rendah dan rata-rata infiltrasi
yang tinggi. Oleh sebab itu, tanah berpasir tersebut memerlukan aplikasi irigasi yang sering,
tetapi jumlahnya sedikit pada situasi disaat kadar lengas dalam tanah tersebut rendah. Dalam
situasi tersebut, irigasi tetes akan lebih cocok dari pada irigasi permukaan (Agus dkk, 2005).

Cabai merupakan salah satu komoditas hortikultura yang banyak dibudidayakan oleh
petani di Indonesia, karena memiliki harga jual yang tinggi dan memiliki beberapa manfaat
kesehatan. Salah satunya berfungsi dalam mengendalikan kanker karena mengandung
lasparaginase dan capcaicin. Selain itu kandungan vitamin C yang cukup tinggi pada cabai dapat
memenuhi kebutuhan harian setiap orang, namun harus dikonsumsi secukupnya untuk
menghindari nyeri lambung (Prajnanta, 2001).

Selain sebagai bumbu masak, buah cabai juga digunakan sebagai bahan campuran
industri makanandan untuk peternakan (Setiadi, 2000). Cabai atau lombok termasuk dalam suku
terong-terongan (Solanaceae) dan merupakan tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah
ataupun di dataran tinggi. Tanaman cabai banyak mengandung vitamin A dan vitamin C serta
mengandung kapsidiol, yang menyebabkan rasa pedas dan memberikan kehangatan bila
digunakan untuk rempah-rempah (bumbu dapur). Cabai dapat ditanam dengan mudah sehingga
bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari (Prajnanta, 2001).

Tujuan

1. Untuk mengetahui permasalahan yang ada di lahan pasir pantai


2. Bagaimana menyelesaikan permasalahan yang ada di laha pasir pantai

Dafpus

Prajnanta, F., 2011, Mengatasi Permasalahan Bertanam Cabai, Penebar Swadaya, Jakarta.

Afif, T,. D. Kastono,. & P. Yudono. 2014. Pengaruh Macam Pupuk Kandang Terhadap
Pertumbuhan dan Hasil Tiga Kultivar Kacang Hijau (Vigna Radiata L. Wilczek)
di Lahan Pasir Pantai Bugel Kulon Progo. Vegetalika 3 (3): 78- 88.

Agus, F., E. Surmaini dan N. Sutrisno. 2005. Teknologi Hemat Air dan Irigasi Suplemen.
Teknologi Pengelolaan Lahan Kering dalam Adimihardja dan Mappaona (eds).
Menuju Pertanian Produktif dan Ramah Lingkungan. Edisi II. Pusat Penelitian
dan Pengembangan Tanah dan Agroklimat. Badan Litbang Pertanian. Deptan.
Hlm: 223 – 245

Anda mungkin juga menyukai