Anda di halaman 1dari 34

Perkecambahan Benih

(Seed Germination)

Tim Dosen :
H. Yamin Samaullah, Ir., MS.
Elia Azizah, SP., MP.
Miftakhul Bakhrir RK., SP., Msi.
Kajian Perkecambahan

 Morfologi: perubahan bentuk dari embrio


menjadi kecambah

 Fisiologi: dimulainya kembali proses metabolisme


dan pertumbuhan struktur penting embrio yang
tadinya tertunda, ditandai dengan munculnya
struktur tersebut menembus kulit benih
Kajian Perkecambahan

 Biokimiawi: merupakan rangkaian perubahan


lintasan-lintasan oksidatif dan biosintesis

 Teknologi Benih: muncul dan berkembangnya


struktur penting dari embrio serta menunjukkan
kemampuan untuk berkembang menjadi
tanaman normal dan diharapkan berproduksi
normal pada kondisi lingkungan yang optimum
Definisi Perkecambahan

 Fisiologi benih : Munculnya akar melalui kulit biji

 Analis benih : Proses pemunculan dan


perkembangan struktur ensensial dari embrio
benih menjadi tanaman normal pada lingkungan
yang optimum. (AOSA, 2000)
Kriteria Kecambahan
Kecambah normal Kecambah abnormal
 kecambah memiliki  kecambah rusak tanpa
perkembangan sistem kotiledon, embrio pecah,
perakaran yang baik, terutama dan akar primer pendek.
akar primer dan akar seminal  bentuk kecambah cacat,
paling sedikit dua. perkembangan bagian-
 perkembangan hipokotil baik bagian penting lemah dan
dan sempurna tanpa ada kurang seimbang. Plumula
kerusakan pada jaringan. terputar, hipokotil, epikotil,
 pertumbuhan plumula kotiledon membengkok,
sempurna dengan daun hijau akar pendek, kecambah
tumbuh baik. Epikotil tumbuh kerdil.
sempurna dengan kuncup  kecambah tidak
normal. membentuk klorofil.
 memiliki satu kotiledon untuk  kecambah lunak.
kecambah dari monokotil dan
dua bagi dikotil.
jagung padi
Tipe Perkecambahan
Epigeal :
 tipe perkecambahan yang keping biji (kotiledon) terangkat ke
atas permukaan tanah.
 hipokotil mengalami pemanjangan.
 Tipe ini biasanya terdapat pada tanaman dikotil
(kakao,kopi,kacang-kacangan dll)

Hipogeal :
 tipe perkecambahan yang keping lembaga (kotiledon) tidak
terangkat ke atas permukaan tanah.
 epikotil mengalami pemanjangan.
 Tipe ini biasanya terdapat pada tanaman monokotil (kelapa
sawit,kelapa, jagung dll)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perkecambahan Benih

A. Faktor Internal Benih

1. Faktor genetik (sifat dormansi, komposisi kimia)

2. Tingkat kemasakan benih (cadangan


makanan, struktur embrio yang terbentuk)

3. Umur benih
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perkecambahan Benih
B. Faktor Eksternal/Lingkungan Benih

1. Air
Merupakan media reaktivasi enzim, melunakkan kulit biji, transport
metabolit, memungkinkan masuknya oksigen dan penyimpanan
material cadangan. Faktor: sifat kulit benih dan jumlah air.

2. Udara (Gas)
Proses respirasi akan berlangsung selama benih masih hidup. Pada saat
perkecambahan berlangsung, proses respirasi akan meningkat disertai
dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbon
dioksida, air dan energi. Proses perkecambahan dapat terhambat bila
penggunaan oksigen terbatas.
Namum demikian beberapa jenis tanaman seperti padi mempunyai
kemampuan berkecambah pada keadaan kurang oksigen.
 Pada umumnya kandungan gas atmosfer 20% O2, 0.03% CO2,
79% N2 dan gas-gas lain.

Tabel 1. Pengaruh komposisi gas terhadap perkecambahan


Avena sativa (Mayer dan Mayber, 1982)

Komposisi Gas (%) Daya Berkecambah


O2, CO2 (%)

20.9 0.0 100

17.4 16.9 93

14.7 30.0 50

13.6 35.5 31
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perkecambahan Benih
B. Faktor Eksternal/Lingkungan Benih

3. Suhu
Berperan meningkatkan aktivitas metabolisme. Suhu kardinal berbeda-
beda tergantung spesies benih.
 Suhu maksimum: suhu paling tinggi dimana benih masih mampu
berkecambah
 Suhu optimum: suhu dimana diperoleh perkecambahan terbesar
dalam waktu paling singkat
 Suhu minimum: suhu paling rendah dimana benih masih mampu
berkecambah
Suhu mengatur perkecambahan melalui 3 cara:
 Menentukan kecepatan dan kapasitas perkecambahan
 Mematahkan dormansi primer dan sekunder
 Menginduksi dormansi sekunder. Ex: Kondisi cahaya gelap + suhu
tinggi (40°C) akan menginduksi dormansi benih lettuce
Tabel 2. Temperatur minimum, optimum dan maksimum untuk
perkecambahan beberapa jenis tanaman (Milfhorpe
& Moorby dalam Sutopo, 1993)
Jenis
Minimum (°C) Optimum (°C) Maksimum (°C)
Tanaman
Beras 11 32 38
Jagung 9 33 42

Gandum 4 25 32
Rye 2 25 35
Lucerne 1 30 38
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perkecambahan Benih
B. Faktor Eksternal/Lingkungan Benih

4. Cahaya
Respon dapat terjadi karena adanya pigmen penangkap cahaya yang
disebut phytochrom. Pengaruh cahaya terhadap perkecambahan
tergantung pada:
 Intensitas cahaya (Optimum pada 100-200 foot candle)
 Kualitas cahaya, dinyatakan dengan panjang gelombang (λ)

Panjang gelombang cahaya untuk perkecambahan:


 Cahaya merah (R) (λ= 660-700 nm) yang menstimulir
perkekcambahan optimum pada 670 nm.
 Cahaya inframerah (yang menghambat perkekcambahan (λ= 700
nm)
 < 290 nm : menghambat
 290-400 nm: tidak jelas
 400 nm : cahaya biru, menghambat perkecambahan
Phytochrom ini berfungsi dalam pengaturan proses fisiologis tumbuhan
termasuk perkecambahan. Dalam benih Phytochrom ada
dua bentuk yakni aktif (PFR) dan inaktif (PR).

Terdapat 4 mekanisme secara fisiologis peran PFR dalam merangsang


perkecambahan
 Mempengaruhi sintesis giberelin yang dapat berperan sebagai
pengganti cahaya pada benih yang peka cahaya.
 Meningkatkan aktivitas sejumlah enzim hidrolitik.
 Mengubah permeabilitas membran , karena letak Phytochrom ada
di membran sel , sehingga giberelin dibebaskan setelah ada induksi
cahaya.
 Meningkatkan aktivitas enzim kinase sehingga mengubah
keseimbnagan antara lintasan pentosa phospat dan lintasan
glikolisis yang dapat mengubah kapasitas perkecambahan.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perkecambahan Benih
B. Faktor Eksternal/Lingkungan Benih

5. Medium Perkecambahan (kondisi tanah)

Faktor biotik:
 Ada tidaknya aktivitas mikroorganisme penghasil zat penghambat
perkecambahan
 Ada tidaknya bahan organik hasil dekomposisi dan eksudat yang
dikeluarkan kecambah yang menghambat perkecambahan

Faktor abiotik:
 Keadaan fisik tanah (aerasi, tekanan osmosis, kapasitas memegang
air)
 Sifat kimia tanah (kadar zat / unsur yang mempengaruhi
perkecambahan)
Metabolisme Perkecambahan
Tahap I
Proses awal perkecambahan (sebelum gejala perkecambahan nampak)

1. Imbibisi: proses penyerapan air oleh benih sehingga kulit benih melunak dan
terjadilah hidrasi dari protoplasma
 Permeabilitas kulit benih
 Komposisi kimia benih
 Suhu
 Konsentrasi air/potensial air
 Luas permukaan yang berhubungan dengan air

2. Reaktivasi:
 enzim
 respirasi (lintasan respirasi yang menghasilkan ATP/energi)
 sintesis organel sel
 sintesis RNA dan protein

3. Inisiasi pertumbuhan embrio

4. Retaknya kulit benih: munculnya akar menembus kulit benih (emerge)


Metabolisme Perkecambahan
Tahap II
Proses lanjut perkecambahan (sesudah gejala perkecambahan
tampak diawali dengan munculnya akar menembus kulit benih)

1. Perombakan cadangan makanan energi pertumbuhan


 karbohidrat
 lemak
 protein
 phytin (Unsur yang mengandung phospat)
2. Respirasi (lintasan respirasi)
3. Pertumbuhan kecambah
4. Peranan fitohormon dalam metabolisme perkecambah
 Proses perombakan cadangan makanan akan berbeda tergantung jenis
senyawanya.

 Karbohidrat disimpan dalam bentuk pati. Dihidrolisis melalui dua lintasan


menjadi senyawa lebih sederhana, yang dimobilisasi ke titik tumbuh
sebagai substrat awal respirasi.
a. Amilolisis/hidrolisis Glukosa
b. Fosforilasi Glukosa-1-P + limit dekstrin

 Lemak. Tahap pertama katabolisme lemak menghasilkan asam lemak dan


gliserol. Melalui beberapa tahap reaksi redoks di tempat/organel sel
berbeda menghasilkan sukrosa yang ditranslokasikan ke embrio sebagai
sumber energi perkecambahan

 Protein akan dirombak menjadi asam amino. Kemudian digunakan untuk


biosintesis protein baru atau melalui proses deaminasi membentuk
kerangka karbon untuk proses oksidasi dalam respirasi guna menghasilakn
energi
 Phityn dirombak oleh enzim phytase menjadi phospor anorganik untuk
pembentukan unsur yang mengandung phospat lainnya (ADP/ATP)
Peran Giberelin dalam perombakan cadangan dan mobilisasi
cadangan makanan pada benih barley

Testa - perikarp
Lapisan aleuron
Penjelasan
A. Giberelin disintesis di dalam embrio, kemudian berdifusi melalui
endosperma menuju lapisan aleuron
B. Pada aleuron, giberelin mernagsang sintesis enzim-enzim yang
berhubungan dengan hidrolisis terutama -amilase yang kemudian
di lepaskan kemabali ke endosperma
C. Enzim -amilase melalui hidrolisis merombak cadangan makanan
berupa pati
D. Maltosa dan glukosa yang terbentuk melalui proses amilolisis
dirombak menjadi sukrosa dan dipindahkan ke poros embrio
E. Bila produksi gula berlebih dan tidak seimbang dengan
penggunaan pada poros embrio, maka akan terjadi akumulasi
pada endosperma, gula akan berdifusi kembali menuju aleuron
dan berperan menghentikan produksi -amilase lebih lanjut
F. Gula dapat diserap secara langsung melalui skutelum dimana
proses sintesis sukrosa terjadi
Ringkasan
Proses perkecambahan melalui beberapa tahap:

1. Imbibisi yaitu proses penyerapan air oleh benih sehingga kulit


benih melunak dan terjadilah hidrasi dari protoplasma

2. Perombakan cadangan makanan di dalam endosperm

-Karbohidrat dirombak menjadi glukosa


-Protein dirombak menjadi asam amino
-Lemak dirombak menjadi asam lemak dan gliserol

3. Perombakan bahan-bahan cadangan makanan yang


dilakukan oleh enzym (amilase, protease, lipase)
Ringkasan
4. Translokasi makanan ke titik tumbuh Setelah penguraian
bahan-bahan karbohidrat, protein, lemak menjadi bentuk-
bentuk yang terlarut kemudian ditranslokasikan ke titik tumbuh

5. Pembelahan dan pembesaran sel Assimilasi dari bahan-bahan


yang telah diuraikan tadi di daerah meristematik menghasilkan
energi bagi kegiatan pembentukan komponen dan
pertumbuhan sel-sel baru

6. Munculnya radikula dan plumula menembus kulit biji


Chemical Promotion of Seed Germination

 Giberelin : dpt menggatikan cahaya dan suhu dlm


perkecambahan
 Sitokinin : memecah dormansi, mengontrol permeabilitas
membran
 Ethylene : memecah dormansi benih
 Hidrogen Peroksida : menstimulasi respirasi untuk
meningkatkan penguraian cadangan makanan
 Auksin (IAA) + Light : meningkatkan perkecambahan
 Potassium nitrate (KNO3): meningkatkan perkecambahan
 Thiourea : menggantikan cahaya dan suhu untuk
perkecambahan (stratifikasi)
Faktor Lain yang Mempengaruhi
Perkecambahan
 Tekanan osmotik tinggi menghambat perkecambahan
 pH (hydrogen-ion concentration) : 4,0-7,6
 Pra perendaman untuk mempercepat
perkecambahan
 Effect of low temperature : menghambat
 Radiation : menghambat
 Kerusakan mekanik (mechanical damage) akibat
perlakuan benih saat panen hingga pengecambahan
Terima Kasih
Tugas 4
 Uraikan secara fisiologis dan mekanis
bagaimana terjadinya pemunculan radikula
menembus selaput benih dalam proses
perkecambahan benih

Anda mungkin juga menyukai