(Seed Germination)
Tim Dosen :
H. Yamin Samaullah, Ir., MS.
Elia Azizah, SP., MP.
Miftakhul Bakhrir RK., SP., Msi.
Kajian Perkecambahan
Hipogeal :
tipe perkecambahan yang keping lembaga (kotiledon) tidak
terangkat ke atas permukaan tanah.
epikotil mengalami pemanjangan.
Tipe ini biasanya terdapat pada tanaman monokotil (kelapa
sawit,kelapa, jagung dll)
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perkecambahan Benih
3. Umur benih
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perkecambahan Benih
B. Faktor Eksternal/Lingkungan Benih
1. Air
Merupakan media reaktivasi enzim, melunakkan kulit biji, transport
metabolit, memungkinkan masuknya oksigen dan penyimpanan
material cadangan. Faktor: sifat kulit benih dan jumlah air.
2. Udara (Gas)
Proses respirasi akan berlangsung selama benih masih hidup. Pada saat
perkecambahan berlangsung, proses respirasi akan meningkat disertai
dengan meningkatnya pengambilan oksigen dan pelepasan karbon
dioksida, air dan energi. Proses perkecambahan dapat terhambat bila
penggunaan oksigen terbatas.
Namum demikian beberapa jenis tanaman seperti padi mempunyai
kemampuan berkecambah pada keadaan kurang oksigen.
Pada umumnya kandungan gas atmosfer 20% O2, 0.03% CO2,
79% N2 dan gas-gas lain.
17.4 16.9 93
14.7 30.0 50
13.6 35.5 31
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perkecambahan Benih
B. Faktor Eksternal/Lingkungan Benih
3. Suhu
Berperan meningkatkan aktivitas metabolisme. Suhu kardinal berbeda-
beda tergantung spesies benih.
Suhu maksimum: suhu paling tinggi dimana benih masih mampu
berkecambah
Suhu optimum: suhu dimana diperoleh perkecambahan terbesar
dalam waktu paling singkat
Suhu minimum: suhu paling rendah dimana benih masih mampu
berkecambah
Suhu mengatur perkecambahan melalui 3 cara:
Menentukan kecepatan dan kapasitas perkecambahan
Mematahkan dormansi primer dan sekunder
Menginduksi dormansi sekunder. Ex: Kondisi cahaya gelap + suhu
tinggi (40°C) akan menginduksi dormansi benih lettuce
Tabel 2. Temperatur minimum, optimum dan maksimum untuk
perkecambahan beberapa jenis tanaman (Milfhorpe
& Moorby dalam Sutopo, 1993)
Jenis
Minimum (°C) Optimum (°C) Maksimum (°C)
Tanaman
Beras 11 32 38
Jagung 9 33 42
Gandum 4 25 32
Rye 2 25 35
Lucerne 1 30 38
Faktor-faktor yang Mempengaruhi
Perkecambahan Benih
B. Faktor Eksternal/Lingkungan Benih
4. Cahaya
Respon dapat terjadi karena adanya pigmen penangkap cahaya yang
disebut phytochrom. Pengaruh cahaya terhadap perkecambahan
tergantung pada:
Intensitas cahaya (Optimum pada 100-200 foot candle)
Kualitas cahaya, dinyatakan dengan panjang gelombang (λ)
Faktor biotik:
Ada tidaknya aktivitas mikroorganisme penghasil zat penghambat
perkecambahan
Ada tidaknya bahan organik hasil dekomposisi dan eksudat yang
dikeluarkan kecambah yang menghambat perkecambahan
Faktor abiotik:
Keadaan fisik tanah (aerasi, tekanan osmosis, kapasitas memegang
air)
Sifat kimia tanah (kadar zat / unsur yang mempengaruhi
perkecambahan)
Metabolisme Perkecambahan
Tahap I
Proses awal perkecambahan (sebelum gejala perkecambahan nampak)
1. Imbibisi: proses penyerapan air oleh benih sehingga kulit benih melunak dan
terjadilah hidrasi dari protoplasma
Permeabilitas kulit benih
Komposisi kimia benih
Suhu
Konsentrasi air/potensial air
Luas permukaan yang berhubungan dengan air
2. Reaktivasi:
enzim
respirasi (lintasan respirasi yang menghasilkan ATP/energi)
sintesis organel sel
sintesis RNA dan protein
Testa - perikarp
Lapisan aleuron
Penjelasan
A. Giberelin disintesis di dalam embrio, kemudian berdifusi melalui
endosperma menuju lapisan aleuron
B. Pada aleuron, giberelin mernagsang sintesis enzim-enzim yang
berhubungan dengan hidrolisis terutama -amilase yang kemudian
di lepaskan kemabali ke endosperma
C. Enzim -amilase melalui hidrolisis merombak cadangan makanan
berupa pati
D. Maltosa dan glukosa yang terbentuk melalui proses amilolisis
dirombak menjadi sukrosa dan dipindahkan ke poros embrio
E. Bila produksi gula berlebih dan tidak seimbang dengan
penggunaan pada poros embrio, maka akan terjadi akumulasi
pada endosperma, gula akan berdifusi kembali menuju aleuron
dan berperan menghentikan produksi -amilase lebih lanjut
F. Gula dapat diserap secara langsung melalui skutelum dimana
proses sintesis sukrosa terjadi
Ringkasan
Proses perkecambahan melalui beberapa tahap: