DISUSUN OLEH :
ANASTASIA SHENDY GANI
KELAS : XII MIA 3
1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau
2. Mengetahui perbedaan antara tanaman kacang hijau yang tumbuh di tempat
terang dengan tanaman kacang hijau yang tumbuh di tempat gelap
BAB II
LADASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah peristiwa perubahan biologis yang terjadi pada seluruh
makhluk hidup berupa pertambahan ukuran volume, tinggi, dan massa yang
bersifat irreversible. Pertumbuhan dapat diukur secara kuantitatif dalam satuan
ukuran panjang dan berat. Sifat irreversible berarti perubahan yang sudah terjadi
tidak akan kembali lagi. Perkembangan adalah proses menuju tercapainya
kedewasaan. Perkembangan dinyatakan secara kualitatif (Irnaningtyas, 2014).
Fisiologi perkecambahan:
1) Proses fisika ->imbibisi= penyerapan air ke dalam sel-sel biji
2) Proses kimia
a. Air membebaskan hormone GA (Gibberelic Acid / gibberelin) agar
aleuron (lapisan tipis di bagian luar endosperma) menyekresikan
enzim.
b. Enzim menghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam
endosperm
Enzim berfungsi sebagai biokatalisator dalam metabolisme biji.
- Pati (KH) dalam biji dipecah enzim amylase menjadi maltose,
maltose dihidrolisis enzim maltase menjadi glukosa, selanjutnya
glukosa diubah menjadi energi.
Energi dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan
embrio.
- Protein dipecah menjadi asam amino.
Asam amino dalam proses metabolism dirangkai menjadi
protein untuk menyusun struktur sel dan enzim-enzim baru.
- Lemak dipecah menjadi asam lemak dan gliserol.
Asam lemak digunakan untuk menyusun membran sel.
3) Proses biologis
- Sel-sel membesar dan membelah menjadi radicula (akar) dan
plumula (batang dan daun).
- Embrio yang baru tumbuh belum memiliki klorofil sehingga tidak
bisa berfotosintesis, makanan untuk embrio diperoleh dari
cadangan makanan (endosperm).
2. Pertumbuhan primer
Pertumbuhan primer adalah pola pertumbuhan tumbuhan bergantung pada
letak meristem. Meristem apikal, berada pada ujung akar dan pada pucuk
tunas, menghasilkan sel bagi tumbuhan untuk tumbuh memanjang
(Campbell, 2000).
3. Pertumbuhan sekunder
Pertumbuhan sekunder adalah produk dari meristem lateral. Pertumbuhan
ini akan menyebabkan membesarnya ukuran dan diameter tumbuhan
(Campbell, dkk., 2003).
2.5 Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan
tinggi tumbuhan kacang hijau (Phaseolus radiatus).
BAB III
METODE PENELITIAN
X 5,83 15,63
4.2 Perbandingan tinggi tumbuhan kacang hijau pada tempat terang (kiri) dan
pada tempat gelap (kanan)
4.3 Pembahasan
Dari hasil percobaan, dapat dilihat dari tinggi batang tumbuhan kacang
hijau yang tumbuh di tempat terang memiliki batang yang lebih pendek dari pada
tumbuhan kacang hijau yang tumbuh di tempat gelap. Arah pertumbuhannya juga,
batang tumbuhan kacang hijau di tempat terang tumbuh ke atas, sedangkan batang
tumbuhan kacang hijau di tempat gelap membelok ke samping. Dan yang terakhir
adalah warna daunnya, tumbuhan kacang hijau yang tumbuh di tempat terang
memiliki warna hijau yang lebih tua dan segar sedangkan kacang hijau yang
tumbuh di tempat gelap terlihat pucat. Jadi berdasarkan hasil pengamatan dan data
yang diperoleh, terbukti bahwa cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman.
Hal ini bisa terjadi karena adanya perbedaan interaksi antara hormon
auksin dengan cahaya pada kedua tanaman tersebut. Hormon auksin adalah
hormon yang mempercepat pertumbuhan tanaman dengan merangsang
pembelahan sel dan pembesaran. Tetapi hormon ini dapat rusak jika terkena
cahaya matahari (Kusumo, 1990). Dalam keadaan terang, batang tumbuhan
kacang hijau memperoleh cahaya dengan intensitas yang sangat besar yang
menyebabkan pertumbuhan akan berjalan lambat karena sebagian besar hormon
auksin akan terurai oleh cahaya matahari. Sedangkan dalam keadaan gelap, batang
memiliki banyak hormon auksin sehingga tumbuhan akan lebih tinggi.
Pertumbuhan ini disebut etiolasi. Etiolasi adalah pertumbuhan tumbuhan yang
sangat cepat di tempat gelap namun kondisi tumbuhan lemah, batang tidak kokoh,
daun kecil dan tumbuhan tampak pucat. Gejala etiolasi terjadi karena ketiadaan
cahaya matahari (Utomo dkk,. 2017).
Pada Tumbuhan di tempat terang pastinya akan memperoleh cukup cahaya
matahari sehingga dapat melakukan fotosintesis agar makananannya tersedia yang
membantu dalam pembentukkan klorofil (zat hijau daun) sehingga daunnya
terlihat lebih hijau dan segar. Sedangkan di tempat gelap tidak dapat melakukan
fotosintesis maka pembentukkan klorofil akan terganggu yang akan menyebabkan
tumbuhan terlihat lebih pucat. Hasil dari fotosintesis berupa makanan juga dapat
membuat tanaman tumbuh subur sehingga tumbuhan di tempat terang akan
memiliki ukuran tinggi yang lebih tinggi daripada di tempat gelap (Dwijoseputro,
1983).
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Dari penelitian ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya:
1. Intensitas cahaya mempengaruhi pertumbuhan kecambah kacang hijau.
2. Tumbuhan yang tumbuh di tempat terang memiliki daun berwarna hijau, batang
pendek, tumbuh ke atas dan terlihat subur. Tumbuhan yang tumbuh di tempat
gelap memiliki daun berwarna pucat, batang tinggi, tumbuh membelok dan
terlihat tidak subur.
DAFTAR PUSTAKA