Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN PENGAMATAN

PENGARUH FAKTOR CAHAYA TERHADAP TINGGI


KECAMBAH KACANG HIJAU (Phaseolus radiatus)

DISUSUN OLEH :
ANASTASIA SHENDY GANI
KELAS : XII MIA 3

SMA DON BOSCO PADANG


TAHUN AJARAN 2021/2022
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Seperti yang kita tahu, semua makhluk hidup akan mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan dan perkembangan memiliki arti dan definisi yang
berbeda namun saling terkait erat satu dengan yang lain dan tidak dapat
terpisahkan. Pertumbuhan berasal dari kata tumbuh yang artinya adalah proses
bertambahnya ukuran berbagai organ (fisik) yang disebabkan
karena adanya peningkatan ukuran dari masing-masing sel organ terkait.
Sedangkan perkembangan adalah proses menuju dewasa yang bersifat kualitatif
(tidak dapat diukur).
Tumbuhan sebagai makhluk hidup tentu mengalami pertumbuhan dan
perkembangan. Pertumbuhan pada tumbuhan diawali dengan perkecambahan.
Perkecambahan dapat terjadi apabila kandungan air dalam biji semakin tinggi
karena masuknya air ke dalam biji melalui proses imbibisi. Salah satu tumbuhan
dengan proses perkecambahan yang relatif cepat adalah kacang hijau (Phaseolus
radiatus) (Irnaningtyas, 2014).
Pertumbuhan pada tumbuhan dipengaruhi oleh dua faktor yaitu, faktor
internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah pengaruh yang berasal dari
dalam tumbuhan itu sendiri, meliputi gen dan hormon. Sedangkan faktor eksternal
adalah pengaruh yang berasal dari lingkungan , meliputi nutrisi, air, derajat
keasaman, kadar garam, oksigen, dan cahaya (Astawan, 2008).
Cahaya sebagai salah satu faktor eksternal dari pertumbuhan, memiliki
pengaruh dalam perkecambahan, pertumbuhan batang dan daun, hingga respons
gerak tumbuhan. Cahaya matahari memang berguna bagi fotosintesis pada
tumbuhan namun efek lain dari sinar matahari ini adalah menekan pertumbuhan
sel tumbuhan. Sedangkan kondisi gelap, dapat memacu tumbuhan untuk
memproduksi hormon auksin. Auksin adalah hormon tumbuh pada sel-sel
meristem, seperti ujung akar dan ujung batang yang menyebabkan tanaman lebih
cepat tumbuh dan panen (Sutopo, 2002).
Maka dari itu, penelitian ini dilaksanakan untuk melihat ada atau tidaknya
pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau dengan memberi perlakuan
variasi cahaya yang berbeda pada tumbuhan kacang hijau. Hasil laporan ini
diharapkan dapat berguna sebagai sumber informasi dan referensi bagi orang dan
diri pribadi tentang pengaruh cahaya terhadap laju pertumbuhan tanaman.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dikemukakan beberapa rumusan
masalah, diantaranya :
1. Bagaimana pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau?
2. Bagaimana perbedaan antara tanaman kacang hijau yang tumbuh di tempat
terang dengan tanaman kacang hijau yang tumbuh di tempat gelap?

1.3 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang hijau
2. Mengetahui perbedaan antara tanaman kacang hijau yang tumbuh di tempat
terang dengan tanaman kacang hijau yang tumbuh di tempat gelap
BAB II
LADASAN TEORI DAN HIPOTESIS
2.1 Definisi Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan adalah peristiwa perubahan biologis yang terjadi pada seluruh
makhluk hidup berupa pertambahan ukuran volume, tinggi, dan massa yang
bersifat irreversible. Pertumbuhan dapat diukur secara kuantitatif dalam satuan
ukuran panjang dan berat. Sifat irreversible berarti perubahan yang sudah terjadi
tidak akan kembali lagi. Perkembangan adalah proses menuju tercapainya
kedewasaan. Perkembangan dinyatakan secara kualitatif (Irnaningtyas, 2014).

2.2 Pertumbuhan dan Perkembangan pada Tumbuhan


Pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan tingkat tinggi diawali dari biji.
Biji merupakan hasil pembuahan antara spermatozoid dengan ovum yang tumbuh
menjadi zigot. Zigot kemudian tumbuh menjadi embrio. Embrio di dalam biji
dilengkapi dengan cadangan makanan (endosperma). selanjutnya embrio akan
berkecambah menghasilkan individu muda. Dalam perkecambahan tersebut, sel
sel embrio membelah. Proses ini menghasilkan banyak sel dengan bentuk, letak,
fungsi, struktur, dan susunan biokimia yang berbeda beda (Gardner, dkk., 1991).
Pertumbuhan dan perkembangan merupakan hasil dari tiga kegiatan, yaitu
pembelahan sel, pembesaran sel, dan diferensiasi sel. Pembelahan sel adalah sel
membelah secara mitosis untuk menghasilkan dua sel anak. Dua sel anak yang
terbentuk kemudian akan membelah lagi menghasilkan empat sel anak, dan
seterusnya sehingga terjadi pertambahan jumlah sel. Pembesaran sel adalah
pertambahan ukuran sel anak sebagai akibat bertambahnya substansi material
dalam sel. Diferensiasi sel adalah perubahan sel sel selama masa pertumbuhan
hingga terbentuk organ organ yang mempunyai struktur dan fungsi berbeda,
misalnya akar, batang, dan daun (Campbell, 2000).

2.3 Proses Pertumbuhan dan Perkembangan Tumbuhan


Proses pertumbuhan dan perkembangan dimulai dari tahap embrio hingga menjadi
tumbuhan lengkap. Proses pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan dibagi
menjadi tiga tahap, yaitu, perkecambahan, pertumbuhan primer, dan pertumbuhan
sekunder.
1. Perkecambahan
- Ditandai dengan berakhirnya masa dormansi biji (masa ketika sel
penyusunnya tidak aktif membelah atau tidak tumbuh, tapi sel tersebut
tidak mati)
- Membutuhkan air yang terserap ke dalam sel-sel biji secara imbibisi

Fisiologi perkecambahan:
1) Proses fisika ->imbibisi= penyerapan air ke dalam sel-sel biji
2) Proses kimia
a. Air membebaskan hormone GA (Gibberelic Acid / gibberelin) agar
aleuron (lapisan tipis di bagian luar endosperma) menyekresikan
enzim.
b. Enzim menghidrolisis cadangan makanan yang terdapat dalam
endosperm
Enzim berfungsi sebagai biokatalisator dalam metabolisme biji.
- Pati (KH) dalam biji dipecah enzim amylase menjadi maltose,
maltose dihidrolisis enzim maltase menjadi glukosa, selanjutnya
glukosa diubah menjadi energi.
Energi dibutuhkan untuk pertumbuhan dan perkembangan
embrio.
- Protein dipecah menjadi asam amino.
Asam amino dalam proses metabolism dirangkai menjadi
protein untuk menyusun struktur sel dan enzim-enzim baru.
- Lemak dipecah menjadi asam lemak dan gliserol.
Asam lemak digunakan untuk menyusun membran sel.
3) Proses biologis
- Sel-sel membesar dan membelah menjadi radicula (akar) dan
plumula (batang dan daun).
- Embrio yang baru tumbuh belum memiliki klorofil sehingga tidak
bisa berfotosintesis, makanan untuk embrio diperoleh dari
cadangan makanan (endosperm).

Proses perkecambahan dipengaruhi oleh faktor:


1. Air
Dibutuhkan untuk mengaktifkan enzim.
2. Oksigen
Diperlukan untuk proses oksidasi sel untuk menghasilkan energi.
3. Suhu
Diperlukan dalam aktivitas enzim, karena enzim tidak dapat bekerja
pada suhu yang terlalu rendah atau terlalu tinggi, enzim membutuhkan
suhu optimum (350C – 400C)
4. Cahaya
Cahaya dengan intensitas tinggi menghambat proses perkecambahan
karena dapat menguraikan hormone auksisi. Cahaya dengan intensitas
rendah atau gelap dapat mempercepat proses perkecambahan.

2. Pertumbuhan primer
Pertumbuhan primer adalah pola pertumbuhan tumbuhan bergantung pada
letak meristem. Meristem apikal, berada pada ujung akar dan pada pucuk
tunas, menghasilkan sel bagi tumbuhan untuk tumbuh memanjang
(Campbell, 2000).
3. Pertumbuhan sekunder
Pertumbuhan sekunder adalah produk dari meristem lateral. Pertumbuhan
ini akan menyebabkan membesarnya ukuran dan diameter tumbuhan
(Campbell, dkk., 2003).

2.4 Peranan Cahaya dan Hormon Auksin


Cahaya merupakan salah satu faktor dalam fotosintesis. Kekurangan cahaya akan
mengganggu proses fotosintesis dan pertumbuhan, meskipun kebutuhan cahaya
tergantung pada jenis tumbuhan. Kekuranagan cahaya pada saat pertumbuhan
berlangsung akan menimbulkan gejala etiolasi, dimana batang kecambah akan
tumbuh lebih cepat namun lemah dan daunnya berukuran lebih kecil, tipis, pucat.
Auksin diproduksi dalam jaringan merismatik yang aktif, yaitu tunas, daun
muda, dan buah (Gardner, dkk., 1991). Auksin adalah zat hormon tumbuhan yang
berfungsi sebagai pengatur pembesaran sel dan memicu pemanjangan sel di
daerah belakang meristem ujung. Auksin berperan penting dalam pertumbuhan
tumbuhan dan hormon pertumbuhan auksin terhambat oleh adanya cahaya
(Salisbury dan Ross, 1985)

2.5 Hipotesis
Hipotesis pada penelitian ini adalah cahaya berpengaruh terhadap pertumbuhan
tinggi tumbuhan kacang hijau (Phaseolus radiatus).
BAB III
METODE PENELITIAN

2.1 Variabel Penelitian


1. Variabel bebas : intensitas cahaya yang diterima tumbuhan kacang hijau
2. Variabel terikat : pertumbuhan tinggi kacang hijau
3. Variabel kontrol : jumlah air yang diberikan, jumlah biji kacang hijau
dalam setiap wadah, tanah yang digunakan , kualitas biji kacang hijau
4. Variabel pengganggu : tikus yang menganggu tumbuhan

2.2 Alat dan Bahan


Alat :
1. Kamera
2. Spidol
3. Penggaris
4. Kertas
5. Alat tulis
6. Solder
Bahan :
1. 12 biji kacang hijau
2. 6 buah pot dari botol bekas
3. Tanah
4. Air

2.3 Prosedur Kerja


1. Siapkan alat dan bahan yang akan digunakan.
2. Rendam biji kacang hijau di dalam air kurang lebih satu jam , lalu tiriskan.
3. Buat bolongan kecil pada bagian bawah botol pot bekas dengan solder.
4. Masukkan tanah ke dalam botol pot bekas tersebut.
5. Tanam masing masing 2 biji kacang hijau yang sudah direndam tadi pada setiap
pot dengan ke dalaman kurang lebih setengah sampai satu sentimeter.
6. Letakkan 3 pot di tempat gelap dan 3 pot di tempat terang.
7. Siram sehari sekali dengan volume air 50 mL.
8. Amati, catat dan ukur pertumbuhan kacang hijau tersebut menggunakan
penggaris setiap hari selama 5 hari.
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Tabel Pengamatan


Tempat Terang (cm) Tempat Gelap (cm)
Hari ke-
1 2 3 1 2 3
1 0,45 0,5 0,5 1,2 0,7 1,1
2 1 0,5 1 6 4,5 5
3 7,5 1,5 6 20 19 18
4 11 6 11 23 24 24,5
5 14 14 12 29 28 30,5
X 6,79 4,6 6,1 15,84 15,24 15,82

X 5,83 15,63

4.2 Perbandingan tinggi tumbuhan kacang hijau pada tempat terang (kiri) dan
pada tempat gelap (kanan)

4.3 Pembahasan
Dari hasil percobaan, dapat dilihat dari tinggi batang tumbuhan kacang
hijau yang tumbuh di tempat terang memiliki batang yang lebih pendek dari pada
tumbuhan kacang hijau yang tumbuh di tempat gelap. Arah pertumbuhannya juga,
batang tumbuhan kacang hijau di tempat terang tumbuh ke atas, sedangkan batang
tumbuhan kacang hijau di tempat gelap membelok ke samping. Dan yang terakhir
adalah warna daunnya, tumbuhan kacang hijau yang tumbuh di tempat terang
memiliki warna hijau yang lebih tua dan segar sedangkan kacang hijau yang
tumbuh di tempat gelap terlihat pucat. Jadi berdasarkan hasil pengamatan dan data
yang diperoleh, terbukti bahwa cahaya memegang peranan penting dalam proses
fisiologis tanaman.
Hal ini bisa terjadi karena adanya perbedaan interaksi antara hormon
auksin dengan cahaya pada kedua tanaman tersebut. Hormon auksin adalah
hormon yang mempercepat pertumbuhan tanaman dengan merangsang
pembelahan sel dan pembesaran. Tetapi hormon ini dapat rusak jika terkena
cahaya matahari (Kusumo, 1990). Dalam keadaan terang, batang tumbuhan
kacang hijau memperoleh cahaya dengan intensitas yang sangat besar yang
menyebabkan pertumbuhan akan berjalan lambat karena sebagian besar hormon
auksin akan terurai oleh cahaya matahari. Sedangkan dalam keadaan gelap, batang
memiliki banyak hormon auksin sehingga tumbuhan akan lebih tinggi.
Pertumbuhan ini disebut etiolasi. Etiolasi adalah pertumbuhan tumbuhan yang
sangat cepat di tempat gelap namun kondisi tumbuhan lemah, batang tidak kokoh,
daun kecil dan tumbuhan tampak pucat. Gejala etiolasi terjadi karena ketiadaan
cahaya matahari (Utomo dkk,. 2017).
Pada Tumbuhan di tempat terang pastinya akan memperoleh cukup cahaya
matahari sehingga dapat melakukan fotosintesis agar makananannya tersedia yang
membantu dalam pembentukkan klorofil (zat hijau daun) sehingga daunnya
terlihat lebih hijau dan segar. Sedangkan di tempat gelap tidak dapat melakukan
fotosintesis maka pembentukkan klorofil akan terganggu yang akan menyebabkan
tumbuhan terlihat lebih pucat. Hasil dari fotosintesis berupa makanan juga dapat
membuat tanaman tumbuh subur sehingga tumbuhan di tempat terang akan
memiliki ukuran tinggi yang lebih tinggi daripada di tempat gelap (Dwijoseputro,
1983).
BAB V
PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Dari penelitian ini, dapat ditarik beberapa kesimpulan, diantaranya:
1. Intensitas cahaya mempengaruhi pertumbuhan kecambah kacang hijau.
2. Tumbuhan yang tumbuh di tempat terang memiliki daun berwarna hijau, batang
pendek, tumbuh ke atas dan terlihat subur. Tumbuhan yang tumbuh di tempat
gelap memiliki daun berwarna pucat, batang tinggi, tumbuh membelok dan
terlihat tidak subur.
DAFTAR PUSTAKA

Astawan, Made. 2008. Sehat dengan Hidangan Kacang dan Biji-bijian .


Depok :Penebar Swadaya.
Campbell, N. A., Reece, J. B dan Mitchell, L.G. 2000. Biologi Edisi kedua Jilid 2.
Jakarta: Erlangga.
Campbell, N. A., Reece, J. B dan Mitchell, L.G. 2003. Biologi Jilid 2. Jakarta:
Erlangga
Campbell, Neil. A. 2001. “Biologi edisi ke-5 jilid ke-2”. Erlangga : Jakarta
Dwijoseputro, D. 1983. Pengantar Fisiologi Tumbuhan. Gramedia. Jakarta.
Gardner, Franklin P, dkk. Fisiologi Tanaman Budidaya Fisiologi Tanaman
Budidaya. Jakarta: Universitas Indonesia (UI-Press). 1991.
Irnaningtyas. 2014. Biologi untuk SMA Kelas XII. Jakarta: Penerbit Erlangga
Kusumo, S. 1990. Zat Pengatur Tumbuh Tanaman. Jakarta: Yasaguna.
Sutopo. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Sebelas Maret University Press.
Surakarta.
Salisbury dan Ross. 1995. Fisiologi Tumbuhan. Bandung: ITB.
Utomo, S., D. Martino, dan E. Indraswari. 2017. Pengaruh naungan terhadap
pertumbuhan selada merah (Lactuca sativa L. Var. Red Rapids) secara
hidroponik sistem wick. Jurnal Marine Agriculture, 1 (1) : 1-8.

Anda mungkin juga menyukai