Anda di halaman 1dari 16

II.

KARAKTERISTIK BIOLOGI BENIH

2.1. PEMBENTUKAN DAN PERKEMBANGAN


BENIH
2.2. STRUKTUR DAN KOMPOSISI KIMIA
BENIH
2.1. PEMBENTUKAN & PERKEMBANGAN
BENIH

2.1.1. Gambaran Umum


2.1.2. Penyerbukan
2.1.3. Pembuahan
2.1.4. Perubahan Bentuk Bakal Buah
2.1.5. Pertumbuhan Embrio
2.1.6. Pemasakan Benih
2.1.7. Partenogenesis, Apogami & Partenokarpi
2.1.1. Gambaran Umum
Pembentukan dan perkembangan benih diawali dengan
penyerbukan dan pembuahan putik oleh tepung sari
sehingga terbentuklah embrio serta bagian-bagian
lainnya yang dilanjutkan dengan proses perkembangan
benih hingga matang dan kondisi maksimal terjadi pada
saat matang fisiologis. Selama proses berlangsung
terjadi deposit fotosintat dan hormon yang terlibat dalam
perkecambahan.

2.1.2. Penyerbukan
Jatuhnya tepung sari matang pada kepala putik.
2.1.3. Pembuahan
Pembuahan adalah proses penggabungan sel sperma
dengan sel telur dalam kandung embrio dari bakal biji
yang telah masak sehingga terbentuk zygote (2n),
sedangkan sel sperma lainnya begabung dengan dua
inti polar membentuk sel endosperm primer (3n).
Bakal biji yang telah masak mengandung 8 buah inti
yang letaknya teratur dalam 3 kelompok sbb:
 Kelompok I, 1 inti sel telur (ovum) dan 2 inti sinergida
(synergidae), pada bagian ujung dekat mikropile.
 Kelompok II, 2 inti polar (polar nuclei), terletak di
bagian tengah kandung embrio.
 Kelompok III, 3 inti antipodal (antupodal nuclei),
terletak di ujung lainnya, yaitu jarak paling jauh dari
inti sel telur.
2.1.4. Perubahan Bentuk Bakal Buah

Perubahan bakal buah menjadi struktur yang lebih


kompleks:
1. Inti sel telur (ovum) menjadi zigot
2. dua buah inti polar menjadi endosperm (setelah
bergabung dengan inti sperma)
3. Inti bakal biji (nucellus) menjadi perisperm
4. Selaput dalam bakal biji (Integumentum interius)
menjadi kulit biji bagian dalam (tegmen)
5. Selaput luar bakal biji (Integumentum exerius)
menjadi kulit biji bagian luar (testa)
6. Bakal Biji (ovulum) menjadi biji (semen)
7. Daun BUah (carpellum) menjadi kulit buah
(pericarpium)
8. Bakal buah (ovarium) menjadi buah (fructus)
2.1.5. Pertumbuhan Embrio
Pertumbuhan embrio di dalam biji umumnya berjalan
dengan lamban dan akan bertambah cepat seiring
dengan penyerapan zat makanan dari endosperm
maupun cotyledon.

2.1.6. Pemasakan Benih


Sejak terjadinya pembuahan sampai terbentuknya biji
yang matang, pada benih terjadi berbagai perubahan
baik fisiologis, morfologis, maupun fungsional. Setelah
melewati titik maksimum kemasakan, benih akan
mengalami penurunan, baik berat kering maupun kadar
airnya.
Tabel 1. Umur rata-rata buah setelah penyerbukan hingga
mencapai masak fisiologis

No Nama Spesies Waktu yang diperlukan Kadar air (%)


(hari)
1 Sorgum 35 – 45 23 – 31
2 Jagung 50 – 60 30 – 38
3 Gandum 26 – 30 40
4 Kedelai 60 – 65 30 – 50
5 Kapas 40 – 50 50 – 55
6 Cengkeh 90 – 120 45 *
*) Perkiraan
2.1.7. Partenogenesis, Apogami & Partenokarpi

• Partenogenesis
Pertumbuhan sel telur di dalam bakal biji menjadi embrio
tanpa mengalami pembuahan, telur dapat haploid
maupun diploid.
• Apogami
Proses pertumbuhan bukan sel telur di lua kandung
embrio (jaringan nucellus) menjadi embrio. Karena tidak
mengalami reduksi dan tidak terlibat pembuahan maka
inti selnya haploid. Benih yang dihasilkan polyembriony
• Partenokarpi
Proses terbentuknya buah tanpa biji yang berlangsung
tanpa adanya pembuahan.
2.2. Komposisi Kimia Benih

2.2.1. Struktur Benih

2.2.2. Komposisi Kimia Benih


2.2.1. Struktur Benih
Tiga struktur dasar benih:
a. Embrio, terdiri dari:
 plumula (bakal daun)
 radikula (bakal akar)
 bakal batang (caulicalus atau hipokotil)
 koleoptil (pada benih graminae)

b. Jaringan cadangan makanan (food reserve)


c. Kulit benih (testa)
STRUKTUR BENIH
• KULIT BENIH ( SEED TESTA ) :
BAGIAN DALAM (LEBIH TIPIS DAN
LUNAK) DAN BAGIAN LUAR (LEBIH
KERAS)
FUNGSI : MELINDUNGI BENIH DARI
GANGGUAN LINGKUNGAN (BIOTIK
DAN ABIOTIK)
TEMPAT TERJADINYA IMBIBISI
STRUKTUR BENIH
• EMBRIO : PADA MONOKOTIL
TERDAPAT DALAM SKUTELUM
• TERDIRI DARI PLUMULA, RADIKULA,
HYPOKOTIL
• PADA MONOKOTIL ADA PELINDUNG
PLUMULA – COLEOPTIL DAN
PELINDUNG RADIKULA -- COLEORYZA
STRUKTUR BENIH
• CADANGAN MAKANAN
• PADA GRAMINAE : ENDOSPERM , MERUPAKAN
BAGIAN YANG TIDAK HIDUP (PADA TEST
TETRAZOLIUM TIDAK BERWARNA)
• PADA KACANG-KACANGAN : KOTILEDON,
MERUPAKAN BAGIAN YANG HIDUP (PADA TEST
TETRAZOLIUM AKAN BERUBAH WARNA BAGI YANG
VIABLE DAN TIDAK BERWARNA MERAH BAGI YANG
NON VIABLE)
• ADA JUGA BERUPA PERISPERM : PADA BIJI LOBAK
Gambar 1. Struktur benih jagung, kacang tanah, kacang merah, tomat dan lobak
2.2.2. Komposisi Kimia Benih
Kelompok Benih Berdasarkan Komposisi Kimia:
 Kaya Karbohidrat
Tanaman serealia (padi, jagung, gandum dan sorgum)
 Kaya Protein
Biji kedele
 Kaya Lemak
Biji kedele, kacang tanah dan kapas
 Kaya Alkaloid ( senyawa kimia lain seperti: tannin,
cafein, theobromin, dsb)
Cafein pada biji kopi dan theobromin pada biji cacao
Tabel 2. Rata-rata komposisi kimia benih
No Spesies tanaman Karbohidrat Protein Lemak
(%) (%) (%)
1 Jagung (Zea mays) 74 8.2 3.9
2 Padi (Oryza sativa) 7.9 1.8
3 Kedele (Soy bean) 37.9 18.0
4 Kacang Tanah 31.7 30.4 33 – 47.7
5 Bunga Matahari 16.8 25.9
6 Gandum 13.2 1.9
7 Buncis 22.5 1.2
8 Kacang Hijau 23.6 0.2
9 Kacang Kapri 23.4 1.2
Sumber : Morrison, dikutip Copeland and McDonald (1985)

Anda mungkin juga menyukai