Anda di halaman 1dari 38

K.

1 BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM


(2/1 SKS)
SILABUS:
PENDAHULUAN :
PENGERTIAN TANAMAN SEMUSIM
PENGGOLONGAN TANAMAN SEMUSIM
SIFAT KHUSUS TANAMAN SEMUSIM
TAHAPAN BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM

FAKTOR PENENTU PERTUMBUHAN DAN HASIL


TANAMANSEMUSIM:
FAKTOR INTERNAL (GENETIS)
FAKTOR EKSTERNAL (LINGKUNGAN
TEMP TUMBUH)
TEKNOLOGI BUDIDAYA TANAMAN
SEMUSIM
TAHAPAN TEKNIK BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM:
PERSIAPAN BAHAN TANAM
PERSIAPAN LAHAN
PENANAMAN
PEMELIHARAAN
PEMANENAN
PASCA PANEN

BUDIDAYA ANEKA TANAMAN SEMUSIM:


TEBU
TEMBAKAU
SERELIA
KACANGAN
UMBI-UMBIAN
I. BATASAN PENGERTIAN BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM

TANAMAN SEMUSIM: TANAMAN YANG DALAM


MENYELESAIKAN SATU SIKLUS HIDUPNYA, MEMERLUKAN
WAKTU MAKSIMAL SETAHUN

SATU SIKLUS HIDUP TANAMAN :


TANAM ---PERTUMBUHAN VEGETATIF --- PERTUMBUHAN
GENERATIF --- PENUAAN --- MATI
 Tanaman semusim merupakan istilah agrobotani bagi
tumbuhan yang dapat dipanen hasilnya dalam satu
musim tanam.
 Dalam pengertian botani, pengertiannya agak
diperlonggar menjadi tumbuhan yang menyelesaikan
seluruh siklus hidupnya dalam rentang setahun.
 Istilah dalam bahasa Inggris, annual plant, menunjukkan
bahwa yang dimaksud "satu musim" adalah satu tahap
dalam setahun.
 Bagi pertanian di daerah beriklim sedang seringkali yang
dimaksud semusim adalah apabila tanaman yang
dimaksud tidak perlu mengalami musim dingin bagi
pembungaannya (vernalisasi).
I. PENGGOLONGAN TANAMAN SEMUSIM
1. Berdasarkan proses akhir siklus hidup :
A. Tanaman semusim murni (Pure Annual Crops):
- Proses akhir siklus hidup tanaman terjadi secara alami
- Contoh : Kapas

2. Berdasarkan fungsinya :
A. Tanaman penghasil gula (Sugar Crops)
B. Tanaman Kacangan (Legume Crops)
C. Tanaman pangan/padi-padian (Cereal Crops)
D. Serat (Fiber Crops)
E. Industri (Tembakau)
F. Pangan/ubi-ubian (Tuber Crops)
BUDIDAYA TANAMAN SEMUSIM

INPUT  PROSES BUDIDAYA  OUTPUT  PGN


Sebagai Sistem
Ada : Struktur organisasi
Manajemen
Regulasi

INPUT: Bahan tanam


Saprotan
Fasilitas
Sumber daya manusia
PROSES : Teknologi
SDM
Relugasi
OUTPUT: Hasil
Kualitas
Kuantitas
Standard mutu

PENGGUNA: Konsumen
Pasar
Pabrik pengolah
KERANGKA BERPIKIR

Teknik Biotik
Agronomi
(Gulma)
Faktor Faktor
Internal Eksternal Abiotik
(I. chy)
Menghambat Mendukung

Proses Fisiologi
(Fotosintesis, Respirasi)

Pertumbuhan Vegetatif

Pertumbuhan Generatif
Rendah Tinggi
Hasil Akhir
- Menurun Meningkat +
PERTUMBUHAN DAN PERKEMBANGAN TANAMAN

Pertumbuhan : Proses perubahan ukuran sel, bersifat tidak balik


Perkembangan : Proses perubahan struktur dan fungsi sel, diferensiasi
struktur dan fungsi sel
Pertumbuhan : Fungsi (Fotosintesis + Respirasi P = f (F+R)
Fotosintesis
Energi alam semesta   Energi kimia
-Es = Energi Surya Respirasi -Produk tanaman
-Air -Urgan Veg.
-Organ Gen
-Angin
-CO2, O2

Input Proses Output


Output pada tanaman :
- Merupakan akumulasi fotosintesis yang ditentukan oleh imbangan
antara laju fotosintesis dan respirasi

- Reaksi fotosintesis :
6CO2 + 12 H2O Energi Cahaya C6H12O6 + 6O2 + 6H2O
Khlorofil
Input Fotocintesis Output

Respirasi
- Pertumbuhan tanaman ditentukan oleh kinerja zat pengatur
tumbuhan
Alami  (Hormon Pertumbuhan)
- ZPT dihasilkan tanaman
Buatan  Tiruan, sintesis
Memacu
- ZPT
Pertumbuhan
Buatan
- Sifat khas ZPT:
- Pada konsentrasi sangat rendah, mampu berpengaruh nyata
terhdap proses fisiologi tanaman
- Konsentrasi (ppm)  sangat rendah

- Auksin

Mengatur perpanjangan sel


Akumulasi di pucuk tanaman
Mengatur plastisitas dinding sel
- Fototropisme:
- Proses pertumbuhan yang mengarah ke sumber cahaya
- Mekanisme?
- Cahaya menghambat sintesa auksin di sel yang terkena cahaya,
perpanjangan sel terhambat
- Bagian sel yang gelap  terpacu  sel lebih panjang 
pertumbuhan belok ke cahaya

PERTUMBUHAN VEGETATIF DAN GENERATIF


Akar  Root
- Pertumbuhan vegetatif
Batang
Shoot
Daun
1. Pembelahan sel
- Penentu pertumbuhan vegetatif 2. Pemanjangan sel
3. Diferensiasi awal sel
 Pembentukan jaringan
Dinding sel  dari selulosa
Protoplasma  dari gula
Vakuola  membesar  menghisap air

- Perubahan volume sel  Perubahan luas permukaan sel 


akibatnya sel membelah
- Pertumbuhan vegetatif  merombak makanan cadangan 
respirasi

Bunga

- Pertumbuhan generatif Buah


Biji
KONSEP PERKECAMBAHAN BIJI

Germination Requirements
Perlu diketahui, sebagai :
1. Pedoman penanaman
2. Dasar penentuan perlakuan khusus  Pematahan/perpanjangan
dormansi
3. Pedoman pengendalian  pada biji gulma

Persyaratan lingkungan:

Air Persyaratan utama hampir semua biji

Kesesuaian Suhu Artinya: salah satu tidak terpenuhi,


perkecambahan biji terhambat
Oksigen
Cahaya
AIR :
- Terpenting – Penentu awal untuk memulai perkec
Pemicu
- Tanpa air terjadi hambatan proses fisiologi Perkecambahan
- 70% berat protoplasma sel hidup, terdiri atas air
- Fungsi rinci:

1. Pelunak kulit biji  Imbibisi  Pengembangan Embrio + Endosperm


2. Meningkatkan suplai O2  respirasi T.  Embrio ↑ aktif
3. Mencairkan protoplasma  mengaktifkan kerja enzim 
mengaktifkan proses hidup :
a. Respirasi
b. Asimilasi
c. Pertumbuhan
4. Alat transpor larutan makanan cadangan dari Source  Sink
- Dalam perkembangan biji perlu proses rehidrasi (penambahan air ke
dalam sel biji)
- Tingkat rehidrasi tergantung aktivitas pertumbuhan poras embrio
selama perkecambahan  ditentukan oleh :
1. Spesies
2. Tingkat kemasakan biji
3. Pengeringan

- Secara umum : Untuk berkecambah perlu kadar air biji = 30-55%


Kadar air kritis biji untuk perkecambahan :
- Kadar air biji yang diperlukan untuk memulai perkecambahan
- Setiap biji bervariasi
Macam biji Kadar air kritis biji untuk perkecambahan (%)
1. Seredia : Padi
Jagung
Gandum 30 - 35
Sorghum
Barley
2. Gula beet 31
3. Jarak 32 - 36
4. Kacang tanah 50 - 55
Kedelai
Kapas
Cara masuk air kedalam biji:
1. Disfungsi
2. Osmose
3. Imbibisi
Konsentrasi air tinggi

Konst air
rendah
Air masuk (a) (a > b)
Air keluar
Air riil yang terserap
(b) biji = a - b

Suhu
Ada 3 suhu kritis untuk perkecambahan biji (suhu (kardinal) :
1. Suhu Minimum: Suhu terendah yang menyebabkan kecepatan dan
persentase biji berkec. minimal
2. Suhu Optimum: Suhu yang menyebabkan kecepatan dan
prosentase berkec. maksimal
3. Suhu Maksimum: Suhu tertinggi yang menyebabkan kecepatan
dan persentase biji berkecambah minimal
Suhu sub optimal: Suhu diatas titik beku, tetapi di bawah suhu
minimum yang umumnya menghambat
perkecambahan

Kecepatan Perkec.

Sub optimal

Suhu
Titik
1 2 3
beku
Suhu berganti (Alternating Temperature)
- Biji tanaman pakan ternak
Berkecambah lebih baik, bila
- Paspalum mengalami suhu berganti,
- Festuca daripada suhu konstan
Dasar Teorinya:
4. Teori zat penghambat
Tinggi  Memacu pembentukan zat penghambat (ABA)
Pada suhu
Rendah  Menghambat pembentukan zat penghambat

B. Teori oksigen
Tinggi  Terjadi penghambatan suplai O2
Pada suhu (biji mengalami dehidrasi  volu,e biji mengecil
 kulit menebal, kaku, rigid  impermeabel
Rendah  terjadi peningkatan suplai O2
Kesimpulan :
Zat penghambat meningkat Perkec. Biji
Tinggi
Suplai O2 menurun terhambat

Zat penghambat menurun


Rendah Perkec. Biji
Suplai O2 meningkat terpacu
PERAN AIR BAGI TANAMAN

- Secara umum tanaman mati, jika kekeringan selama 3 hari


1. Air merupakan penyusun protoplasma
(85%-90% dari berat jaringan tanaman yang sedang tumbuh)
2. Reagen penting dalam fotosintesis dan proses hidrolitik pati
 gula
6CO2 + 12H2O Energi cahaya C6H12O6+6H2O
3. Pelarut gas, garam, material dalam imbibisi
Kholofil
4. Pengatur turgiditas pertumbuhan sel, stabilitas sel, struktur sel

- Kebutuhan air tanaman :


- Jumlah satuan air yang diserap per satuan berat kering yang
dibentuk
-Kondisi air dalam tanah
1. Air higroskopis  Air yang terikat kuat pada
partikel tanah, tidak (titik layu) tersedia bagi tanaman (sulit
diserap)
permanen
2. Air kapiler  Air yang tertahan pada pori mikro tersedia bagi
Antara tanah lapang dengan titik layu permanen
(kapasitas)
3. Air gravitasi  Air yang lolos akibat gravitasi bumi
(Kapasitas lapang)
FAKTOR CAHAYA MATAHARI

Istilah PAR = Photosyntesis Active Radiation


(Radiasi Aktif Fotosintesis)
Adalah : Satuan yang digunakan untuk menggambarkan kekuatan
radiasi matahari (energi cahaya matahari) untuk fotosintesis
Cahaya matahari dapat dipandang dari 2 aspek:
1. Sebagai energi radiasi  satuannya watt/1 m2 (W/1m2)
Data cahaya matahari langsung, siang hari, di belahan bumi utara
(jam 12.’’), besarnya energi radiasi matahari:
1360 watt/1 m2  satuan radiasi atau
1360 joule/1m2/1 detik satuan energi
1 watt = 1 joule/1 detik
2. Sebagai kekuatan cahaya (Intensitas cahaya)
Adalah : Suatu penggambaran subyektif kemampuan mata manusia
untuk menerima cahaya  satuannya :
Lux  Diukur dengan alat Lux meter atau Foot candle (f.c)
= kaki lilin
Data cahaya matahari langsung, siang hari (jam 12.’’) di belahan
bumi utara:
10.000 f.c
atau
108.000 lux ≈ 100.000 lux

1 lux ≈ 1/10 f.c


1 f.c ≈ 10 lux
RUMUS PERSAMAAN SATUAN CAHAYA MATAHARI

Pada kondisi : siang hari (12.’’) di belahan bumi utara:


1. Satuan Radiasi  Watt/1m2
Cahaya matahari = 1360 watt/1m2
Pengguna umumnya : Bidang Teknik Elektro
2. Satuan Energi  Joulle/1m2/1m2/1 detik
Cahaya matahari = 1360 Joulle/1m2/1 detik
3. Satuan Intensitas  Foot candle (f.c) atau lux
Cahaya matahari = 10.000 f.c
= 108.000 lux
Pengguna umumnya: Bidang AGRO – KOMPLEKS
(Pertanian, kehutanan)
PRINSIP HUBUNGAN CAHAYA MATAHARI DENGAN
FOTOSINTESIS

Adalah: Fotosintesis dan reaksi fotokimia lain tidak tergantung pada


energi total cahaya yang ada, tetapi tergantung pada energi
cahaya yang diserap tumbuhan.
Tanaman C3: - gandum - paku-pakuan - pohon
- ganggang - padi - semak
Tebu fotosintesisnya paling efisien
. Tebu . Sorghum

Tanaman C4: . Teki . Jagung


PROSES PERKECAMBAHAN FISIOLOGIS
(PHYSIOLOGICAL PROCESS)

Dalam proses perkecambahan terjadi 6 tahapan proses fisiologis:


1. Penyerapan air (water absorption)
2. Pencernaan (digestion)
3. Pengangkutan zat makanan (food transfer)
4. Asimilasi (assimilation)
5. Pernapasan (respiration)
6. Pertumbuhan (growth)

1. Water Absorption
- Merupakan proses paling awal pada fase perkec.
- Proses penting, sangat menentukan terhadap keberlangsungan
proses-proses berikutnya
- Setelah proses “W.A” diikuti: pelunakan kulit biji dan pengembangan
biji (swelling of the seed)
- Proses “W.A” berlangsung melalui Imbibisi dan Osmose, O.k.i tidak
perlu energi
- Setelah air melewati kulit biji, akan diserap embrio dan endosperm,
terjadi ‘pembengkakan’, pendesakan kulit biji yang melunak,
akhirnya muncul ‘radicle’
Mekanisme Kerja Enzim:
- Setelah terjadi penyerapan air (rehydration), enzim ‘diaktivir’,
kemudian masuk ke dalam endosperm dan mencerna zat makanan
cadangan
- Senyawa hasil rombakan, larut dalam air dan ammpu berdiffusi, dan
ditranslokasikan dari daerah jaringan penyimpanan makanan
(source) ke daerah yang membutuhkan (sink)
3. Food Transfer
- Pada embrio, jaringan pengangkut (Conductive tissue) masih sangat
sederhana
- Oki pengangkutan dilakukan dengan cara diffusi atau osmose (dari
satu sel  ke sel) hidup lainnya, disebut “Streaming System”

4. Assimilation
- Adalah: proses pembentukan kembali (rebuilding process) senyawa-
senyawa sederhana menjadi kompleks
- Proses ini perlu energi (diperoleh dari respirasi)

5. Respiration
- Adalah : proses perombakan sebagian makanan cadangan (stored
food) menjadi senyawa sederhana
- Perlu supply oksigen yang cukup
- Disebut pula: Proses reduksi dan pelepasan energi (“Reducing and
Energy Relaasing Process”)
SISTEM PERTANAMAN
(CROPING SYSTEM)
Adalah : cara pengaturan dan pemilihan tanaman yang dibudidayakan
disebidang tanah tertentu dalam jangka waktu tertentu.

 Pertanaman berganda (Multiple Cropping) :


 Budidaya tanaman untuk mendapatkan > 1x panenan dari ≥ 1jenis
tanaman pada 1 bidang tanah selama kurun waktu tertentu.
 Beet (1982) :
Menanam > 1 jenis tanaman pada lahan yang sama dalam kurun
waktu 1 tahun
 Tumpang sari :
- pertanaman yang terdiri atas > 1 macam tanaman
- ditanam dilahan yang sama secara simultan
- diatur dalam satu / kumpulan baris secara berselang – seling.

- Perlu memperhatikan : interaksi antar tanaman

- Produktivitas 1 species tanaman tumpangsari < monokultur.


Tetapi Produksi total dalam 1 lahan > monokultur.

- Dipilih tanaman yang :


a. Berbeda famili
b. Berdeba problem hama
c. Kebutuhan unsur hara utama berbeda
d. Melengkapi secara fisiologis
Dalam tumpangsari :
• Kompetensi perakaran > kompetensi tajuk
• Kompetensi akar dan tajuk diukur melalui :
a. Keuntungan hasil tanaman
b. Kelengkapan kompetensi
c. Kemampuan kompetensi
d. Keragaman kompetensi
SIFAT – SIFAT TANAMAN C3 DAN C4
FAKTOR SIFAT TAN C3 TAN C4
1. Fotosintesis 1. Kurang Efifien 1. Lebih efisien
- Bila tanpa naungan
- Suhu tinggi pada
udara normal >
30oC 2. 30 – 40oC
2. Suhu maksimum utk 2. 15 – 25 oC (40µ mol CO2/1m2/1 detik)
fotosintesis optimum (15µ mol CO2/1m2/1 detik) 3. Laju fotorespirasi lebih
3. Fotorespirasi lambat shg lbh byk
3. Laju fotorespirasi lebih
- Bila tanpa naungan cepat  sehingga lebih membentuk biomassa
- Suhu tinggi cepat kehilangan CO2 4. Laju fotosintesis lbh cpt 
4. Laju fotosintesis 4. Laju fotosintesis lebih shg lbh byk membentuk
lambat  sehingga sedikit biomassa
5. Kebutuhan lengas membentuk biomassa
tanah 5. Lebih banyak 5. Lebih sedikit
6. Kebutuhan N 6. Lebih banyak 6. Lebih sedikit
Pertumbuhan = fungsi {↑F - ↑R}

Apabila F > R  ada pertumbuhan


F = R  tidak ada pertumbuhan / stagnan
F < R  terjadi penghambatan pertumbuhan
ISTILAH – ISTILAH TENTANG
PERUMUSAN HASIL AKHIR
TANAMAN PERTANIAN

1. HASIL TANAMAN
Produk tanaman yang dipanen per satuan luas lahan
2. PRODUKSI TANAMAN
Produksi tanaman yang dipanen per satuan luas wilayah per satuan
waktu
3. HASIL EKONOMI TAN (Economic Yield)
Bagian tanaman yang dipanen yang memiliki nilai ekonomi.
4. HASIL LIMBAH TAN
Bagian tanaman yang dipanen tetapi tidak memiliki nilai ekonomi.
5. HASIL BIOLOGI TAN (Biological Yield)
Hasil total tanaman yang dipanen (Hasil ekonomi + Limbah) tanaman
6. INDEKS PANEN (HARVEST INDEX)
Nisbah dari hasil ekonomi terhadap hasil biologi
I.P = Hasil Ekonomi
Hasil Biologi
Tan HMT (Hijauan Makanan Ternak)
/ Forage Crops : I.P mendekati 1
Sistem budidaya tanaman
Pengertian :
 Sistem pengembangan dan pemanfaatan sumber daya alam nabati melalui
upaya manusia yang dengan modal, teknologi dan sumber daya lainnya
menghasilkan barang guna memenuhi kebutuhan manusia secara baik

Azas :
 Manfaat, lestari, dan berkelanjutan

Tujuan :
1. Meningkatkan dan memperluas penganekaragaman hasl pertanian
guna memenuhi kebutuhan pangan, sandang, papan, kesehatan, industri
dalam nenegri dan memperbesar eksport;
2. Meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani
3. Mendorong perluasan dan pemerataan kesempatan berusaha dan
kesempatan kerja

Anda mungkin juga menyukai