Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM PENYIMPANGAN SEMU HUKUM MENDEL

(Dengan Media: Baling – Baling Genetika)


A. TUJUAN
Menentukan rasio fenotip F2 pada peristiwa epistasis dan hypostasis dalam penyilangan dihybrid
(2 sifat beda).

B. DASAR TEORI
Tumbuhan merupakan makhluk hidup yang berperan sebagai produsen dimuka
bumi ini serta mengalami pertumbuhan dan perkembangan. Pertumbuhan adalah
peristiwa perubahan biologis yang terjadi pada seluruh makhluk hidup berupa
pertambahan ukuran volume, tinggi, dan massa yang bersifat irreversible. Pertumbuhan
bersifat kuantitatif (dapat diukur) menggunakan auksanometer. Pertumbuhan terjadi
karena pertambahan jumlah sel dan pembesaran sel. Proses ini terjadi akibat pembelahan
mitosis pada jaringan bersifat meristematik. Contoh, pertambahan tinggi batang dan
jumlah daun. Perkembangan adalah proses menuju tercapainya kedewasaan.
Perkembangan tidak dapat diukur secara kuantitatif, tetapi dapat dinyatakan secara
kualitatif. Contoh, munculnya bunga sebagai alat perkembangbiakan.
Faktor penyebab pertumbuhan dan perkembangan pada tumbuhan dibagi menjadi
dua yaitu faktor eksternal dan faktor internal.
i. Faktor eksternal/lingkungan
Faktor ini merupakan faktor luar yang erat sekali hubungannya dengan
proses pertumbuhan dan perkembangan. Faktor tersebut yaitu:
a) Nutrisi
Nutrisi diperlukan tumbuhan untuk proses kehidupan seperti metabolisme,
pertumbuhan dan perkembangan, atau menghasilkan bunga dan buah.
b) Air
Air diperlukan tumbuhan dalam jumlah besar dan memiliki banyak fungsi
penting untuk tumbuhan diantaranya sebagai pelarut zat- zat yang diperlukan
oleh tumbuhan, bahan dasar untuk reaksi biokimia, sebagai medium
berlangsungnya reaksi metabolisme, mengedarkan hasuk fotosintesis ke
seluruh tumbuhan, dan lain – lain.
c) Derajat keasaman
d) Kadar Garam
e) Oksigen
Oksigen pada tumbuhan diperlukan sebagai fotosintesis dan respirasi.
f) Cahaya
Sinar matahari sangat dibutuhkan oleh tanaman untuk dapat melakukan
fotosintesis (khususnya tumbuhan hijau). Jika suatu tanaman kekurangan
cahaya mat ahari, maka tanaman itu bisa tampak pucat dan warna tanaman itu
kekuning - kuningan (etiolasi).
g) Suhu
Tinggi rendah suhu menjadi salah satu faktor yang menentukan tumbuh
kembang, reproduksi dan kelangsungan hidup dari tanaman. Suhu yang
baik bagi tumbuhan adalah antara 22°C-37°C. Temperatur yang lebih
atau kurang dari batas normal tersebut dapat mengakibatkan pertumbuhan
yang lambat atau berhenti.
h) Kelembapan
Kadar air dalam udara dapat mempengaruhi pertumbuhan serta
perkembangan tumbuhan. Tempat yang lembab menguntungkan bagi
tumbuhan di mana tumbuhan dapat mendapatkan air lebih mudah serta
berkurangnya penguapan yang akan berdampak pada pembentukan sel yang
lebih cepat.
i) Gravitasi
j) Sentuhan
ii. Faktor internal
Faktor internal merupakan faktor yang melibatkan hormon dan gen yang
akan mengontrol pertumbuhan dan perkembangan tumbuhan.
a) Gen
Gen adalah faktor penentu sifat-sifat yang akan diwariskan kepada generasi
berikutnya. Gen juga berperan dalam pengendalian metabolisme zat di dalam
sel, misalnya proses sintesis protein. Protein merupakan komponen dasar
penyusun tubuh makhluk hidup termasuk tumbuhan. Dengan demikian gen
dapat mengatur pola pertumbuhan dengan cara menurunkan sifat-sifatnya dan
sintesis-sintesis yang dikendalikannya.
b) Hormon
Di bawah ini merupakan macam-macam hormon pada tumbuhan.
• Auksin
• Giberelin
• Sitokinin
• Gas Etilen
• AsamAbsisat
• Kalin :
Rhizokalin: merangsang pembentukan akar.
Kaulokalin: merangsang pembentukan batang.
Anthokalin: merangsang pembentukan bunga.
Filokalin: merangsang pembentukan daun.

C. ALAT DAN BAHAN


1. Kertas karton yang tebal atau kardus bekas
2. Sedotan yang dipotong 15 cm dan 2 cm
3. Lidi 30 cm
4. Gunting
D. CARA KERJA:
1. Buatlah dua buah baling – baling dengan potongan kertas karton berbentuk model simbol
palang merah. Lubangi bagian tengahnya untuk memasukkan lidi. Hati – hati menggunakan
guntuing, jangan sampai melukai tubuh.
2. Pada keempat lengan baling – baling, tuliska symbol jenis gamet PK,Pk,pK, dan pk.
Ketentuan: gen P untuk putih, p untuk hijau, K untuk kuning, dan k untuk hijau. P sebagai
gen epistasis (menutuoi), sedangkan K dan k sebagai gen hypostasis (ditutupi).
3. Rangkailah alat secara berurutan: pasang sedotan 15 cm pada lidi → satu baling – baling →
sedotan 2 cm → satu baling – baling lainnya (paling atas).
4. Putar lengan kedua baling -baling tersebut dengan arah yang berlawanan.
5. Hentikan putaran secara mendadak dan acak, dengan cara menangkap salah satu lengan pada
kedua baling – baling tersebut. Temukan jenis genotipenya dengan cara menggabungkan
kedua macam gamet yang tertera pada lengan baling – baling yang tertangkap.
6. Ulangi pemutaran dan penangkapan baling – baling sebanyak 100 kali. Tuliskan datanya ke
dalam tabel.

\
E. TABEL PENGAMATAN
No Genotipe Feno Turus (perkelompok) Ju Rasio Fenotipe
ipe mla
h

1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.

1. Berdasarkan perangkat percobaan, tentukan variabel control, variabel bebas, dan variabel
terikatnya.
Variabel bebas : Suhu dan cahaya
Variabel control : Jenis biji, kapas, air, wadah
Variabel terikat : pertumbuhan batang
2. Apakah selama masa percobaan anda menemukan variabel pengganggunya? Jika ada, jelaskan
Jawab : Ada, pada kecambah I B: Sebagian terbakar kompresor kulkas; pada kecambah II :
kekurangan air
3. Bandingkan kecambah pada gelas I A, I B, dan I c kemudian jawablah pertanyaan berikut.
a. Manakah yang lebih cepat mulai berkecambah?
Jawab : Kecambah I B (suhu panas)
b. Manakah yang lebih cepat pertumbuhannya?
Jawab : kecambah I B (suhu panas)
c. Manakah yang kecambahnya lebih banyak hidup?
Jawab : kecambah I B dan kecambah I A
4. Bandingkan kecambah pada gelas II A dan II B, kemudian jawablah pertanyaan berikut.
a. Manakah yang lebih cepat berkecambah?
Jawab : kecambah II B ( tempat gelap)
b. Manakah yang lebih cepat pertumbuhannya?
Jawab : kecambah II B (tempat gelap)
c. Manakah yang kecambahnya lebih banyak hidup?
Jawab : kecambah II B dan IIA
5. Berdasarkan data percobaan yang anda peroleh, buatlah analisis dari percobaan tersebut dan
tuliskan kesimpulannya.
Analisis:
Tumbuhan kacang hijau yang tumbuh di daerah gelap dan suhu panas tumbuh lebih cepat dengan
keadaan tanaman yang tidak sehat (daun menguning dan batangnya melengkung). Tanaman
kacang hijau yang diletakkan di suhu normal dan terang tumbuh lebih pendek tetapi tumbuh
dengan sehat dan subur. Sedangkan tanaman kacang hijau yang diletakkan di suhu dingin tidak
dapat tumbuh.
Kesimpulan: proses pertumbuhan perkecambahan dipengaruhi suhu dan cahaya.
F. ANALISIS DATA
Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan kita dapat mengetahui faktor suhu dan cahaya
terhadap perkecambahan.
Untuk pengaruh cahaya kita telah membuktikan bahwa pertumbuhan yang paling cepat
adalah biji yang ditanam di tempat gelap. Peristiwa itu terjadi karena pengaruh fitohormon,
terutama hormon auksin. Fungsi utama hormon auksin adalah sebagai pengatur pembesaran sel di
daerah belakang meristem ujung. Hormon auksin ini sangat peka terhadap cahaya matahari. Bila
terkena cahaya matahari, hormon ini akan terurai dan rusak. Pada keadaan yang gelap, hormon
auksin ini tidak terurai sehingga akan terus memacu pemanjangan batang. Akibatnya, batang
tanaman akan lebih panjang bila ditanam ditempat yang lebih gelap. Peristiwa ini dinamakan
etiolasi yang telah terbukti pada percobaan II B.
Untuk pengaruh suhu kita telah mengetahui bahwa tumbuhan yang paling cepat tumbuh,
berkecambah, dan lebih banyak hidup adalah tumbuhan yang ditanam pada suhu hangat (berkisar
antara 28˚C - 30˚C). Hal ini telah dibuktikan pada percobaan IB.
Pada kegiatan praktikum ini kita mengetahui pengaruh suhu dan cahaya terhadap
perkecambahan antara lain :
• Pada gelas IA (suhu normal) hari pada saat biji berkecambah yaitu pada hari ke-2; Rata-
rata panjang kecambah setelah 6 hari 16,3 cm; jumlah kecambah selama 6 hari terdapat 5
biji; keadaan daun berwarna hijau, batang berwarna hijau kekuningan, dan kotiledon
tumbuh keatas.
• Pada gelas IB (suhu panas) hari pada saat biji berkecambah yaitu pada hari ke-1; Rata-
rata panjang kecambah setelah 6 hari 29,9 cm; jumlah kecambah selama 6 hari terdapat 5
biji; keadaan daun berwarna kuning dan layu, batang berwarna putih dan tumbuh kecil
memanjang, kotiledon tumbuh keatas.
• Pada gelas IC (suhu dingin) biji tidak berkecambah; tidak terdapat daun, tidak terdapat
batang, dan kotiledon tidak terbuka.
• Pada gelas IIA (gelas terbuka/terang) hari pada saat biji berkecambah yaitu pada hari ke-
2; Rata-rata panjang kecambah setelah 6 hari 20,55 cm; jumlah kecambah selama 6 hari
terdapat 5 biji; keadaan daun berwarna hijau tua, batang berwarna hijau dan tegak,
kotiledon tumbuh keatas.
• Pada gelas IIB (grlas tertutup/gelap) hari pada saat biji berkecambah yaitu pada hari ke-1;
Rata-rata panjang kecambah setelah 6 hari 21,8 cm; jumlah kecambah selama 6 hari
terdapat 5 biji; keadaan daun berwarna kuning, batang berwarna putih, dan kotiledon
tumbuh keatas.

G. KESIMPULAN
Proses pertumbuhan perkecambahan dipengaruhi oleh suhu dan cahaya serta beberapa faktor
– faktor lainnya (faktor internal dan faktor eksternal). Hal ini telah dibuktikan pada gelas berlabel
I B yang tumbuh pada suhu panas. Ia lebih cepat perkecambahannya dan lebih cepat
pertumbuhannya daripada gelas berlabel I A, dan I C.
Kemudian juga telah dibuktikan pada gelas berlabel II B yang tumbuh di ruangan gelap (tidak
mendapatkan cahaya matahari). Ia juga mengalami pertumbuhan dan perkecambahan yang lebih
cepat dari pada gelas berlabel II A yang di taruh pada ruangan terbuka.
Jadi, pengaruh suhu dan cahaya sangat penting pada pertumbuhan perkecambahan. Suhu
yang baik untuk mempercepat pertumbuhan perkecambahan adalah ditaruh di tempat yang hangat
(tetapi kecambah tidak tumbuh dengan segar) sedangkan kondisi yang baik untuk mempercepat
pertumbuhan kecambah adalah pada ruangan yang gelap dan tidak terpapar cahaya matahari.

H. DAFTAR PUSTAKA
Irnaningtyas.2018.Biologi untuk SMA/MA Kelas XII.Jakarta : Erlangga.

Lampiran dan Dokumentasi Kegiatan

1. Kecambah Label I A (suhu normal)

Pertumbuhan pada hari ke-2 Pertumbuhan pada hari ke-4 Pertumbuhan pada hari ke-6

2. Kecambah Label I B (suhu panas)


Pertumbuhan pada hari ke-2 Pertumbuhan pada hari ke-4 Pertumbuhan pada hari ke-6

3. Kecambah Label I C (suhu dingin)

Tidak terjadi
pertumbuhan pada hari
ke-2,ke-3, dan ke-6

4. Kecambah Label II A (di tempat terbuka)

Pertumbuhan pada hari ke-2 Pertumbuhan pada hari ke-4 Pertumbuhan pada hari ke-6

5. Kecambah Label IIB (ditempat gelap)


Pertumbuhan pada hari ke-2 Percobaan pada hari ke-4 Percobaan pada hari ke-6

Anda mungkin juga menyukai