Anda di halaman 1dari 265

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 1

Menurut Aidh bin Abdullah al-Qarn, ada 11 manfaat membaca:


1. Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan.
2. Ketika sibuk membaca, sesorang terhalang masuk dalam kebodohan.
3. Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa berhubungan dengan
orang2 malas dan tidak mau bekerja.
4. Dengan sering membaca, seseorang bisa mengembangkan keluwesan dan kefasihan
dalam bertutur kata.
5. Membaca membatu mengembangkan pemikiran dan menjernihkan cara berpikir.
6. Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan meningkatkan memori dan
pemahaman.
7. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengambil manfaat dari pengalaman orang
lain, seperti mencontoh kearifan orang bijaksanan dan kecerdasan orang-orang
berilmu.
8. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengembangkan kemampuannya baik
untuk mendapat dan merespon ilmu pengetahuan maupun untuk mempelajari disiplin
ilmu dan aplikasi didalam hidup.
9. Keyakinan seseorangakan bertambah ketika dia membaca buku2 yang bermanfaat,
terutama buku2 yang ditulis oleh penulis2 yg baik. Buku itu adalah penyampai
ceramah terbaik dan ia mempunyai pengaruh kuat untuk menuntun seseorang menuju
kebaikan dan menjauhkan dari kejahatan.
10. Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pikirannya dari keruwetan dan
menyelamatkan waktunya agar tidak sia2.
11. Dengan sering membaca, seseorang bisa menguasai banyak kata dan mempelajari
berbagai model kalimat, lebihlanjut lagi ia bisa meningkatkan kemampuannya untuk
menyerap konsep dan untuk memahami apa yang tertulis diantara baris demi baris
(memahami apa yang tersirat).
SELAMAT MEMBACA..:D
#Angkatan52 #Wisuda2014





MODUL MATERI STATISTIK SOSIAL KEPENDUDUKAN
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 2


CHAPTER 1
DEMOGRAFI

A. Arti Demografi
- Berasal dari bahasa Yunani:
demos = rakyat / penduduk, grafein =menulis
- Demografi adalah tulisan-tulisan atau karangan-karangan mengenai rakyat atau
penduduk (Achille Guillard, 1885)

B. Sejarah
- Penggunaan kata Demografi: Achille Guilard (Belgia) dalam publikasi:
Elements de Statistique humaine, ou demographie comparee.
(Elements of human statistics or comparative demography)

C. Definisi
- Studi ilmiah tentang populasi penduduk, terutama yang berkaitan dengan ukuran,
struktur dan perkembangannya (United Nations, 1958: 3)
Populasi adalah produk dari angka kelahiran, migrasi dan kematian. Demografi adalah
nama yang diberikan terhadap studi alamiah dan interaksi dari populasi penduduk,
dan pengaruh dari perubahan-perubahan terhadap komposisi dan pertumbuhan
penduduk
- Studi tentang ukuran, distribusi teritorial, dan komposisi dari populasi, perubahan
didalamnya, dan komponen-komponen perubahannya yang dapat diidentifikasikan
sebagai natalitas, mortalitas, pergerakan teritorial (migrasi), dan mobilitas sosial
(perubahan status). (Hauser & Duncan, 1959: 2)
- Studi matematik dan statistik dari ukuran, komposisi dan distribusi penduduk, dan
perubahan sepanjang waktu dari aspek-aspek ini terhadap operasi 5 proses yang
meliputi fertilitas, mortalitas, perkawinan, migrasi dan mobilitas penduduk (Boque,
1969: 1-2)



PENGANTAR DEMOGRAFI
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 3

D. Tokoh-tokoh Demografi
- Bapak Demografi: John Grount (abad 17)
o Menganalisis data kelahiran dan kematian yang diperoleh dari catatan
kematian (bills of mortality) yang setiap minggu diterbitkan oleh petugas
gereja.
o Mencetuskan hukum-hukum tentang pertumbuhan penduduk (Natural and
Political Observations, Made Upon The Bills of Mortality, 1662).
- Johan Suszmilch (1762)
o Mempelajari hukum Ilahi dalam perubahan-perubahan pada umat manusia
yang tampak dari kelahiran, kematian dan pertumbuhannya.
- Suszmilch, Guillard & Wolfe
o Menganggap demografi sebagai semacam Bio-social Book-keeping atau
Tatabuku Bio-sosial. Pengumpulan angka-angka itu penting, tetapi angka-
angka tersebut harus dinyatakan hubungan-hubungannya, setelah itu baru bisa
dinamakan ilmu demografi.

E. Ilmu Demografi
- Formal Demography (Demografi Formal, Demografi Matematik atau Analisis
Demografi) : mempelajari hal-hal yang berkaitan dengan Variabel Demografi yang
dihitung dengan cara matematik.
- Population Studies (Studi Kependudukan):mempelajari hubungan antara variabel
demografi dan non demografi dipertimbangkan

F. Tujuan dan Penggunaan Demografi
1. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.
2. Menjelaskan pertumbuhan penduduk masa lampau, penurunannya atau
kecenderungannya dan persebarannya dengan sebaik-baiknya dan dengan data yang
tersedia.
3. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk dengan
bermacam-macam aspek organisasi sosial.
4. Mencoba meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang dan
kemungkinan-kemungkinan konsekwensinya (proyeksi penduduk).

G. Sumber Data Demografi
1. Sensus
- Sejarah :
o Sensus dari bahasa latin censere = pajak. Awalnya dikaitkan dengan
pajak.
Alasan lain : kebutuhan militer (menghitung anak laki-laki dan suplai
makanan).
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 4

o Saat ini digunakan untuk analisis statistik, data individu tidak
dipublikasikan.
o Adanya UU tentang Sensus di Amerika Serikat tahun 1797, menandakan
dimulainya pelaksanaan sensus 10 tahun sekali..
o Di Eropa Abad 19, Asia (India) 1972, Australia 1881, sebagian besar
negara abad 20.
- Karakteristik :
o Interval yang tetap, tiap 5 atau 10 tahun sekali.
o Mencakup setiap individu pada periode waktu tertentu.
o Berisi sedikit pertanyaan penting (seperti umur, jenis kelamin, status
perkawinan, tempat kelahiran, pendidikan dan pekerjaan).
o Membutuhkan tenaga dan biaya yang besar.
o Non sampling error besar.
- Metode : - Canvasing& Wawancara
- Self Enumeration
Mailing
Dropping
Telepon
- Sistem :
-De Jure : mencakup semua penduduk yang ditemui saat pencacahan.
- De Facto : mencakup penduduk yang terdapat dalam wilayah dimana seseorang
biasanya tinggal (di Indonesia menggunakan konsep penduduk yang
tinggal atau bermaksud tinggal minimal selama 6 bulan).
- Kombinasi
- Scope : - Penduduk Demografi (Data pokok)
Pendidikan
Ketenagakerjaan
Migrasi
Fertilitas & Mortalitas
- Perumahan Permanen
Fasilitas Pokok
Tata Ruang
Rumah tangga
- Coverage : - Usual Resident
- Tamu 6 bulan
- WNI & WNA di Wilayah Geografis RI
- Penduduk Nomad
- Tahapan Kegiatan
Pembentukan Enumeration Area
Pemetaan Wilayah
Listing
Pencacahan Lengkap
Pencacahan Sampel
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 5

PES
Tabulasi
Analisis
2. Survei
- Karakteristik :
o Lebih murah.
o Mencakup sebagian penduduk.
o Informasi yg dihasilkan lebih detail dan kualitas yang lebih baik
dibandingkan sensus.
o Waktu untuk wawancara lebih lama.
o Digunakan untuk menguji ketepatan data sensus dan registrasi.
o Digunakan untuk mengumpulkan data statistik vital jika registrasi tidak
tersedia.
o Sampling error besar.
3. Registrasi
a. Registrasi Vital (kelahiran, kematian dan perkawinan)
o Statistik vital sumber utama perubahan penduduk, karena dikumpulkan
terus menerus.
o Mencakup data kematian, kelahiran & perkawinan.
o Sistem registrasi negara dikembangkan abad 19 & 20.
o Registrasi efektif dapat digunakan bersama sensus terbaru dan statistik
migrasi digunakan mengestimasi data penduduk.
o Contoh registrasi efektif: Australia, Sri Lanka, Thailand dan negara
2
maju.
b. Register Penduduk
o Pertama kali terdapat di Cina dan ditiru Jepang.
o Identik dengan setiap orang harus mempunyai kartu identitas.
o Hanya 18 negara yg memiliki register lengkap dan dapat digunakan untuk
keperluan demografi.
o Kebanyakan Eropa, di luar Eropa yaitu Taiwan, Israel, Korea dan
Thailand
o Mengacu US, register penduduk ideal menyediakan catatan secara
kontinyu karakteristik dan kejadian vital tiap individu.
c. Statistik Migrasi Internasional
o Diperoleh dari kunjungan internasional
o Orang yg melewati batas internasional harus membuat paspor dan
melengkapi berbagai formulir keberangkatan dan kedatangan
o Tidak semua perpindahan internasional dapat dicatat

H. Ukuran-ukuran dalam Demografi
- Untuk mengetahui dinamika penduduk diperlukan ukuran-ukuran.
- Agar penduduk dapat dipelajari secara sistematis, dapat dianalisis dan dibandingkan.
- Ukuran-ukuran demografi antara lain :
1. Bilangan
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 6

Digunakan untuk menunjukkan jumlah absolut/mutlak suatu penduduk atau suatu
kejadian/peristiwa demografi yang terjadi di daerah tertentu dalam suatu periode
tertentu.
Contoh:
Berdasarkan data SP 2000, Penduduk Indonesia tahun 2000 adalah 205,843 juta.
2. Proporsi
Y = a/(a+b)
Proporsi adalah perbandingan antara dua bilangan, dimana pembilangnya
merupakan bagian dari penyebut atau jumlah satu sub group penduduk dibagi
dengan jumlah seluruh penduduk. Bila dinyatakan dalam per 100, dikenal sebagai
persen.

Contoh :
Proporsi/persentase penduduk yang tinggal di perkotaan DKI Jakarta 100%
tidak ada penduduk DKI yang tinggal di pedesaan.

3. Rate/Angka
- Rate /angka adalah jumlah kejadian/peristiwa demografi dalam suatu
penduduk selama periode tertentu (biasanya 1 tahun) dibagi penduduk at
risk selama periode tersebut.
- Population at risk adalah penduduk yang menanggung risiko peristiwa
tersebut biasanya kira-kira, jumlah penduduk pada pertengahan
-rata penduduk selama periode.
- Rate sering diekspresikan per 100 atau per 1000 penduduk/populasi, agar lebih
mudah dimengerti artinya.
- Rate ada 2 macam:
o Angka Kasar (Crude Rate):angka yang dipakai untuk menghitung
peristiwa demografi penduduk total, termasuk yang tidak menanggung
risiko
o Angka Spesifik(Specific Rate):angka yang digunakan untuk menghitung
peristiwa demografi penduduk yang menanggung risiko peristiwa
tersebut.
- Beberapa macam rate :
Fertilitas
CBR (Crude Birth Rate/Angka Kelahiran Kasar)
xk
P
B
CBR =
B = Jumlah kelahiran selama 1 tahun tertentu
P = Jumlah penduduk pertengahan tahun
k = 1000
ASFR (Age Specific Fertility Rate/Angka Kelahiran Menurut Umur)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 7

xk
Pfi
Bi
ASFRi =
Bi = Jumlah kelahiran dari wanita kelompok umur i
Pfi = Jumlah wanita pada kelompok umur i
k = 1000
TFR (Total Fertility Rate/Angka Kelahiran Total)

= ASFRi CBR 5
Mortalitas
CDR (Crude Death Rate/Angka Kematian Kasar)
xk
P
D
CDR =
- D = Jumlah kematian selama 1 tahun tertentu
- P = Jumlah penduduk pertengahan tahun
- k = 1000
ASDR (Age Specific Death Rate/Angka Kematian Menurut Umur)
xk
Pi
Di
ASDRi =
- Di = Jumlah kematian dari kelompok umur i
- Pi = Jumlah penduduk pada kelompok umur i
- k = 1000
Migrasi
Angka Migrasi Netto
xk
P
Mo Mi
AMN

=
- Mi = Jumlah migrasi masuk
- Mo= Jumlah migrasi keluar
- k = 1000
Jika Angka Migrasi Neto +

Contraceptive Prevalenserate adalah jumlah perempuan usia reproduksi
yang menggunakan kontrasepsi per 100 perempuan usia reproduksi.
Incidence rate biasanya untuk morbidity/kesakitan. Incidence rate untuk
penyakit TBC.

Contoh :
Insidence rate penyakit TBC di Kenya pada tahun 1996 adalah 97 per
100.000 penduduk. Artinya per 100.000 penduduk Kenya ada 97 orang
yang menderita TBC.


DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 8

4. Rasio
Y = a/b
- Rasio adalah perbandingan satu jumlah dengan jumlah lainnya atau
perbandingan antara dua bilangan misalnya perbandingan satu sub group
penduduk dengan sub group penduduk lainnya.
- Beberapa macam rasio : Dependecy ratio, Sex ratio, Child Women ratio,
Abortion ratio, Maternal Mortality ratio.

Contoh:
Rasio Jenis Kelamin (Sex Ratio) :Perbandingan penduduk laki-laki terhadap
perempuan.
100
. .
. .
x
Perempuan Penduduk Jumlah
laki Laki Penduduk Jumlah
RJK

=
Misal : RJK Indonesia Tahun 2000 adalah 100,6 untuk setiap 100
perempuan terdapat 101 laki-laki.
5. Konstanta
- Konstanta/Bilangan konstan adalah bilangan tetap (100, atau 1000 atau
100.000) dimana rate/angka, rasio, atau proporsi dapat dikalikan untuk
menggambarkan ukuran-ukuran dalam suatu bentuk yang mudah dimengerti.
Dalam rumus, bilangan konstan ditulis sebagai k.
6. Periode
- Periode adalah ukuran tentang peristiwa yang terjadi dari sebagian atau
seluruh penduduk dalam suatu periode tertentu

7. Kohor
- Cohort/Kohor adalah sekelompok penduduk yang mempunyai pengalaman
waktu yang sama dari suatu peristiwa demografi tertentu. Yang paling sering
digunakan adalah kohor kelahiran penduduk di suatu daerah yang lahir pada
tahun yang sama. Kohor lain yaitu kohor perkawinan, kohor pendidikan (kelas
sekolah).

CHAPTER 2
PENDUDUK

A. Penduduk
1. Dinamika Kependudukan : perubahan dalam penduduk
2. Besaran dan Persebaran Penduduk
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 9

Jumlah penduduk atau besarnya biasanya dikaitkan dengan pertumbuhan income
per capita Negara tersebut, yang secara kasar mencerminkan kemajuan perekonomian
Negara tersebut.
Ada pendapat yang mengatakan bahwa jumlah penduduk yang besar adalah
sangat menguntungkan bagi pembangunan ekonomi. Tetapi ada pula yang
berpendapat bahwa justru penduduk yang kecil yang dapat mempercepat proses
pembangunan ekonomi ke arah yang lebih baik. Di samping kedua pendapat tersebut
ada pendapat yang mengatakan bahwa jumlah penduduk suatu Negara harus seimbang
dengan jumlah sumber-sumber ekonominya, baru dapat diperoleh kenaikan
pendapatan nasionalnya. Jumlah penduduk tidak boleh terlampau sedikit tetapi juga
tidak boleh terlampau banyak (teori penduduk optimum).

B. Pertumbuhan Penduduk
- Dinyatakan dengan formula(balancing equation):
P
t
= P
o
+ (B D) + (M
i
M
o
)
Dimana:
P
o
= Jumlah penduduk tahun dasar
P
t
= Jumlah penduduk tahun t
B = Kelahiran jangka waktu 2 kejadian (t tahun)
D = Kematian t tahun
M
i
= Migrasi masuk t tahun
M
o
= Migrasi keluar t tahun

- Model pertumbuhan penduduk
Migrasi
Positif Negatif Nol
M > F N,T,S T T
M < F N N,T,S N
M = F N T S
Keterangan:
M = Mortalitas (Kematian) T = Turun
F = Fertilitas (Kelahiran) S = Stabil
N = Naik

C. Transisi Demografi
1. Tahap 1
- Pertumbuhan penduduk sangat kecil karena jumlah kematian hampir sama dengan
jumlah kelahiran setiap tahun.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 10

-
penyakit, infeksi kronis dan malnutrisi.
2. Tahap 2
- Pada abad ke 17 dan 18 kesehatan kondisi kehidupan diperbaiki di Eropa, sanitasi
public mengurangi kejaidan penyakit.
- Jumlah kelahiran melebihi jumlah kematian, mulai ada pertumbuhan penduduk.
Fluktuasi mortalitas pada abad terdahulu mulai berkurang.
- Perluasan perdagangan membuat supply makanan lebih luas tersedia dan
perbaikan nutrisi.
3. Tahap 3
- Angka kelahiran juga menurun sebagai akibat menikah pada usia lebih tua,
urbanisasi, industrialisasi, meningkatnya aspirasi dan factor-faktor lain.
- Angka mortalitas menurun terus.
4. Tahap 4
- Angka fertilitas dan angka mortalitas pada tingkat yang rendah, terjadi keseimbangan
pertumbahan penduduk yang lambat.
- Pergeseran dari tingkat fertilitas dan tingkat mortalitas tingi ke tingkat fertilitas dan


D. Dampak Transisi Demografi
- Perubahan struktur umur penduduk
- Penurunan fertilitas menurunkan proporsi anak-anak <15 tahun
- Penurunan AKB menambah bayi yang hidup terus sampai dewasa
- Ledakan penduduk usia kerja
- Proporsi lansia meningkat

E. Peluang dan Tantangan
- Ada peluang
o Bonus demografi dan the window of opportunity
o isebabkan oleh penurunan
rasio ketergantungan sebagai hasil proses penurunan kematian bayi dan
penurunan fertilitas jangka panjang. Penurunan proporsi penduduk muda
mengurangi besarnya biaya investasi untuk pemenuhan kebutuhannya, sehingga
sumber daya dapat dialihkan kegunaannya untuk memacu pertumbuhan ekonomi
dan peningkatan kesejahteraan keluarga.
- Ada tantangan
o Ledakan penduduk usia kerja
o Jumlah penduduk yang masih akan meningkat terus
o


DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 11

CHAPTER 3
STRUKTUR DAN PERSEBARAN PENDUDUK

A. Manfaat
1. Analisis struktur penduduk menurut umur dan jenis kelamin diperlukan untuk
perencanaan berbagai kegiatan pemerintah : untuk perencanaan dalam bidang
pendidikan, militer, kesehatan, perkawinan dan institusi keluarga, dll.
2. Kalangan bisnis memerlukan analisis umur dan jenis kelamin untuk perencanaan
pasar (sales), jasa pelayanan, dll.
3. Data mengenai umur sangat diperlukan untuk proyeksi : proyeksi jumlah rumah
tangga, proyeksi murid yang akan terdaftar di sekolah (school enrollment), proyeksi
angkatan kerja, proyeksi kebutuhan perumahan, proyeksi kebutuhan pangan, dsb.
4. Analisis persebaran penduduk menurut geografis dan administrasi diperlukan untuk
mengetahui ketidakmerataan (atau kemerataan) penduduk antara wilayah satu dan
wilayah lain, untuk mengetahui kepadatan penduduk di suatu wilayah, dan untuk
mengetahui daya dukung suatu wilayah.
- Untuk persoalan pertahanan dan keamanan
- Untuk mengkaji potensi SDA & SDM suatu wilayah
- Perencanaan transportasi dan komunikasi, dll.

B. Struktur/Komposisi Penduduk
Merupakan pengelompokan penduduk berdasarkan ciri tertentu:
1. Demografi/Biologis
Adalah komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin.
- Menurut umur: satu tahunan, lima tahunan
- Jenis kelamin: laki-laki & perempuan
2. Sosial Budaya
- Pendidikan:
Kemampuan membaca menulis
Buta huruf
Angka buta huruf (Illiteracy rate)
Pendidikan tertinggi yg ditamatkan
- Status Perkawinan:
Belum kawin
Kawin
Cerai hidup
Cerai mati
- Etnis:
Suku
Bahasa sehari-hari
Agama
Dll.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 12

3. Karakteristik Ekonomi
- Lapangan Pekerjaan: Pertanian, Perdagangan, jasa
- Jenis Pekerjaan
- Status Pekerjaan
4. Geografi
- Urban, rural

C. Komposisi Menurut Umur dan Jenis Kelamin
1. Komposisi Penduduk menurut JK dan Umur : satu tahunan, lima tahunan, dsb.
2. Single Age (Umur Tunggal) : umur seseorang dihitung berdasarkan hari ulang tahun
terakhir.
3. Median Age
i fmd x f
N
Lmd Med ] / )) (
2
[( + =

Lmd = Batas bawah kelompok umur median
N = jumlah penduduk
F(x) = Kumulatif penduduk kel umur sebelum N/2
fmd = Jumlah penduduk kel umur terdapat N/2
4. Penduduk tua & Penduduk muda
UMUR TUA MUDA
0 14 30% 40%
15 64 60% 55%
65 + 10% 5%
UMUR MEDIAN
20 Muda
20 - 30 Intermediate
30 Tua

D. Piramida Penduduk
- Grafik berbentuk piramida yang merupakan gambaran secara visual dari komposisi
penduduk menurut jenis kelamin dan umur (umumnya tahunan atau lima tahunan).
Bentuk piramida dapat memberikan keterangan yang akan membantu memudahkan
mengenal dan memahami tentang perubahan tiap kelompok umurkarakteristik
penduduk di suatu wilayah menurut jenis kelamin.
Misal :
o Angka kelahiran tinggi, dasar piramida lebih panjang
o Mortalitas meningkat, terjadi penciutan balok diagram
o Migrasi masuk > migrasi keluar, pembengkakan balok diagram
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 13

- Cara Menggambar Piramida Penduduk
1. Buat sumbu tegak untuk umur dengan umur muda di bawah
2. Buat batang mendatar yang lebarnya menunjukkan jumlah penduduk
(absolut/relatif)
3. Sebelah kiri laki-laki, kanan perempuan
4. Tinggi batang sama
5. Jika jumlah penduduk dlm persentase, total 100%
- Model Piramida Penduduk :
o Model 1 : dasar lebar dan slope tidak terlalu curam atau datar. Bentuk semacam
ini terdapat pada penduduk dengan tingkat kelahiran dan kematian sangat tinggi.
Umur median rendah, sedangkan angka beban tanggungan (dependency ratio)
tinggi. Contoh : India 1951, Indonesia 1971
o Model 2 : dasar piramida lebih lebar dan slope lebih curam sesudah kelompok
umur 0-4 tahun sampai ke puncak piramida. Terdapat pada Negara dengan
permulaan pertumbuhan penduduk yang tinggi/cepat akibat adanya penurunan
kematian bayi dan anak-anak tetapi belum ada penurunan fertilitas. Median age
sangat rendah dan dependency ratio sangat tinggi. Contoh : Sri Lanka, Meksiko,
dan Brazil.
o Model 3 : terdapat pada Negara dengan tingkat kelahiran dan kematian yang
begitu rendah. Karakteristik yang dimiliki piramida ini yaitu umur median sangat
tinggi, dengan beban tanggungan sangat rendah terutama pada kelompok-
kelompok umur tua. Contoh : hampir seluruh Negara Eropa Barat.

o Model 4 : terdapat pada Negara dengan tingkat kelahiran dan kematian yang
begitu rendah. Karakteristik yang dimiliki piramida ini yaitu umur median sangat
tinggi, dengan beban tanggungan sangat rendah terutama pada kelompok-
kelompok umur tua. Contoh : Amerika Serikat
o Model 5 : tingkat kelahiran dan kematiannya sangat rendah. Menyebabkan
berkurangnya jumlah absolut penduduk. Contoh : Jepang


E. Rasio Ketergantungan (Dependency Ratio)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 14

- Ada tiga pengelompokan penduduk berkenaan dengan kaitan antara struktur umur dan
kemampuan berproduksi secara ekonomi, yaitu :
1. Kelompok penduduk usia muda, yaitu mereka yang berumur di bawah 15 tahun
(0-14 tahun)
2. Kelompok penduduk usia produktif, yaitu penduduk umur 15-64 tahun.
3. Kelompok penduduk usia lanjut (65 tahun ke atas)
- Berdasarkan struktur penduduk umur dan jenis kelamin maka karakteristik penduduk
dari suatu negara dapat dibedakan atas tiga ciri yaitu :
o Expansive : jika sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur muda.
Tipe ini umumnya terdapat pada Negara-negara yang mempunyai angka
kelahiran dan angka kematian tinggi. Contoh : Indonesia.
o Constrinctive : jika penduduk yang berada dalam kelompok termuda jumlahnya
sedikit. Tipe ini terdapat pada Negara-negara dimana tingkat kelahiran turun
dengan cepat, dan tingkat kematiannya rendah. Contoh : Amerika Serikat.
o Stationary : jika banyaknya penduduk dalam tiap kelompok umur hampir sama,
kecuali pada kelompok umur tertentu. Tipe ini terdapat pada Negara-negara yang
mempunyai tingkat kelahiran dan tingkat kematian rendah. Contoh : Swedia.
- Angka yang menyatakan perbandingan antara banyaknya penduduk yang tidak
produktif, baik penduduk usia muda maupun usia lanjut, dengan banyaknya penduduk
usia produktif.
k
P
P P
RK
64 15
65 14 0

+
+
=

Dimana k konstanta (100, 1000, dll).

F. Persebaran Penduduk
Persebaran penduduk dapat digolongkan menurut:
1. Geografis: Persebaran penduduk berdasarkan letak geografisnya (menurut batas-batas
alam seperti pantai, sungai, danau dan sebagainya). Misalnya Indonesia terdiri dari
beberapa kepulauan besar dan kecil, dimana 922 pulau berpenghuni dan 12.675 pulau
tidak berpenghuni. Pulau yang terpadat adalah pulau Jawa, dengan separuh lebih
penduduk Indonesia tinggal di pulau tersebut.
2. Administratif dan politis : persebaran penduduk menurut batas-batas wilayah
administrasi yang ditetapkan oleh suatu Negara. Misal : Secara administrasi
pemerintah penduduk Indonesia tersebar di 33 propinsi, yang terbagi dalam
kabupaten, kecamatan dan kelurahan.







DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 15

CHAPTER 4
EVALUASI DATA UMUR

A. Evaluasi Data
Evaluasi data adalah kegiatan melakukan penilaian atas data, sampai seberapa jauh
data dapat dipercaya kebenarannya. Hal ini dikarenakan :
1. Data tidak lepas dari kesalahan
2. Mengetahui jenis kesalahan dan seberapa jauh data menyimpang dari yang
seharusnya.
3. Pamakai data menuntut ketelitian tertentu pada data yang akan digunakan.
Sebelum data digunakan perlu dinilai lebih dahulu.

B. Ketelitian Data
Dipengaruhi oleh :
1. Partisipasi dan kerjasama masyarakat
2. Kondisi geografi
3. Kualitas pencacah
4. Apakah pelaksanaan di lapangan sesuai dengan rencana, ketentuan yang telah dibuat
dan peralatan yang diperlukan telah tersedia.

C. Kesalahan/Error
Seluruh statistic penduduk baik dari sensus, survei, registrasi berpotensi memiliki
kesalahan. Besar/kecilnya error tergantung pada :
1. Jenis data yang dikumpulkan
2. Efisiensi pengumpulan data
3. Kondisi geografis dan kebudayaan dari daerah yang bersangkutan.
Kesalahan data penduduk adalah kesalahan yang berkaitan dengan kepentingan
analisis demografi, yaitu kesalahan data jenis kelamin dan kesalahan data umur.
1. Kesalahan data jenis kelamin
Dideteksi melalui sex ratio dengan :
- Membandingkan sex ratio berbagai kelompok umur
- Membandingkan sex ratio berbagai daerah yang berbeda-beda
- Melihat konsistensi sex ratio
2. Kesalahan pelaporan umur
Dideteksi dengan :
- Mengamati grafik penduduk (piramida penduduk) yang disusun menurut umur
tunggal
- Jika umur dilaporkan dengan baik, maka piramida akan halus dan licin artinya
tidak terdapat heaping pada piramida.
Penyebab :
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 16

- Terjadinya perbedaan kelengkapan pencatatan antara kelompok umur yang
berbeda.
- Adanya mis-
ketidaktahuan, kesengajaan.
Dapat dievaluasi dengan :
- Indexof Age Preference
o Dibandingkan dengan bilangan yang dilaporkan.
o Asumsi data memiliki distribusi rectangular.
o Contoh: Age heaping 30 th :


atau:

o Makin tinggi indeks, ada age heaping.
o Indeks 100 -> tidak ada konsentrasi umur tersebut.
o Untuk range tinggi (misal 11), asumsi distribusi linier
- Indeks Whipple
o Dikembangkan dari indeks preference
o Contoh:
Asumsi rectangularity dalam range 10.
Heaping terminal digit 0.
Untuk range 23 s/d 62:
100
) .... (
10
1
) (
62 24 23
60 50 40 30
x
P P P
P P P P

+ + +
+ + +

- Indeks Myers
Menghitung age heaping dalam range 10-89.
LANGKAH:
a. Jumlahkanpendudukmasing-masing digit (contoh: 10, 20,...80; 11, 21,
31,81).
b. Jumlahkansepertiatas, denganmengeluarkankombinasipenduduk step 1
(contoh: 20, 30,..80; 21, 31,81).
c. Beripenimbangjumlahpadatahap 1 dan 2
danjumlahkanhasilnyauntukmemperolehBlended population (contoh:
penimbang 1 dan 9 untuk digit 0, penimbang 2 dan 8 untuk digit 1).
d. Konversidistribusipadatahap 3 dalampersen.
e. Buatdeviasipadamasing-masingpersendalamtahap 4 terhadap 10.
f. Indeksnyaadalahjumlahdeviasi/2. Mendekati 0 jikatidakadaHeaping, 90
jikaseluruh data dilaporkanuntuk digit tunggal.
- Indeks UN
o Indeks UN untuk melihat tingkat keakurasian umur dan jenis kelamin.
100
) (
3
1
31 30 29
30
x
P P P
P
+ +
100
) (
5
1
32 31 30 29 28
30
x
P P P P P
P
+ + + +
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 17

o Kualitas umur menurut kelompok umur dievaluasi dengan rata-rata rasio
umur.
o Dengan adanya fluktuasi dalam kelahiran, kematian, dan migrasi pada
masa lampau, penduduk pada tiga kelompok umur yang berurutan hampir
mendekati series linear. Oleh karena itu ratio umurnya mendekati 100.
o Kriteria Indeks UN:
< 20 : data umur dan jenis kelamin tersebut akurat
20 40 : data umur jenis kelamin tersebut tidak akurat
> 40 : data umur jenis kelamin tersebut sangat tidak akurat.


CHAPTER 5
ESTIMASI PENDUDUK
A. Kegunaan
- Dalam mewujudkan pembangunan ditiap wilayah administrasi, setiap wilayah
membuat perencanaan pembangunan di segala sektor.
o Perencanaan yang bertujuan menyediakan jasa sbg response terhadappenduduk
yang sudah diproyeksikan.
o Perencanaan yang bertujuan merubah trend penduduk menuju perkembangan
demografi sosial ekonomi.
- Diperlukan untuk penghitungan jumlah sasaran dan evaluasi program.

B. Jenis Estimasi Penduduk
1. Antar sensus (Intercensal)
Disebut Interpolasi, perkiraan penduduk antara 2 sensus yang diketahui
Rumus:


m
Po Pm Pn

n
2. Sesudah sensus (Postcensal)
Disebut Ekstrapolasi, perkiraan penduduk setelah 2 sensus yang diketahui

Rumus:

) (
o n o m
P P
n
m
P P + =
) (
o n n m
P P
n
m n
P P |
.
|

\
|
=
) (
o n n m
P P
n
m
P P + =
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 18


n m
Po Pn Pm

3. Proyeksi (Projection)
Metode Proyeksi:
1. Mathematical Method
- Keunggulan :
o Mudah dalam penghitungan
o Dapat dipergunakan bila komponen penduduk tidak lengkap
- Kelemahan :
o Tidak baik digunakan dalam proyeksi dengan jangka waktu yang panjang.
- Metode :
a. Metode Aritmatik (Arithmetic Rate of Growth)
Pt = Po (1 + rt)
b. Metode Geometrik (Geometric Rate of Growth)
Pt = Po (1 + r)
t

c. Metode Non-Linier dengan Eksponensial (Exponential Rate of Growth)
Pt = Po . e
rt


d. Doubling Time
P
n
= 2P
o


Dimana :
Pt : jumlah penduduk pada tahun t
Po : jumlah penduduk pada tahun 0
t : jumlah tahun antara tahun 0 dan tahun t
r : laju pertumbuhan penduduk rata-rata per tahun

2. Component Method

D. Pro Rating
Pro-rating dikerjakan dengan 2 cara :
- Mengalikan masing-masing kelompok penduduk menurut umur dengan factor
pengali k yang dapat dicari dengan rumus :
NS Penduduk Seluruh Jumlah
Penduduk Seluruh Jumlah
K

=

- Jumlah penduduk kelompok umur tertentu ditambah dengan hasil perkalian
proporsi penduduk kelompok umur di atas dengan jumlah seluruh penduduk
dengan jumlah penduduk NS.

) (
o n o m
P P
n
n m
P P |
.
|

\
| +
+ =
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 19



CHAPTER 6
FERTILITAS

A. Peta Konsep

B. Konsep dan Definisi
1. Fertilitas (fertility) atau kelahiran adalah istilah dalam demografi yang
mengindikasikan jumlah anak yang dilahirkan hidup oleh seorang wanita atau
sekelompok wanita (proses reproduksi).
Istilah yang sama artinya dengan fertilitas adalah natalitas (natality) tetapi berbeda
dalam ruang lingkupnya. Fertilitas berperan dalam perubahan penduduk sedangkan
natalitas berperan selain dalam perubahan penduduk juga dalam reproduksi manusia.
2. Fekunditas (fecundity) adalah potensi atau kemampuan psikologis untuk memberikan
kelahiran hidup.
Berbeda dengan fertilitas, fekunditas berkaitan dengan potensi untuk melahirkan,
tanpa memperhatikan apakah seorang wanita benar-benar melahirkan seorang anak
atau tidak.
3. Natural fertilitas (fertilitas alami) adalah fertilitas wanita tanpa dibatasi kontrol
kelahiran
4. Fecund /subur adalah jika seorang wanita mampu memberikan kehidupan bagi
seorang bayi, jika tidak bisa: steril atau infecund. Wanita subur tidak selalu fertile,
contoh: jika ia mengatur fertilitas dengan tidak melakukan sexual intercourse atau
menggunakan kontrasepsi.
5. Lahir hidup (live birth) adalah kelahiran seorang bayi yang menunjukkan tanda-tanda
kehidupan, seperti: bernafas, bergerak, menangis walaupun beberapa saat dalam
hitungan detik.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 20

6. Lahir mati (still birth) adalah kelahiran seorang bayi paling sedikit telah berumur 28
minggu dalam kandungan tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
7. Abortus (abortion) adalah kematian seorang bayi dalam kandungan dengan umur
kandungan kurang dari 28 minggu.
Terdapat 2 jenis abortus, yaitu:
- Abortus yang disengaja (induced). Abortus disengaja dapat terjadi karena alasan
medis misal: si ibu mempunyai penyakit yang berat (jantung, dsb) sehingga bila
diteruskan kehamilannya akan membahayakan jiwanya. Sedangkan abortus yang
disengaja bukan karena alasan medis, misal: kehamilan yang tidak diharapkan
sehingga dengan sengaja digugurkan.
- Abortus tidak disengaja (spontaneous) atau yang biasa dikenal dengan istilah
keguguran.
8. Masa reproduksi (childbearing age) atau masa usia subur (15-49 tahun) adalah masa
seorang wanita mampu melahirkan anak-anaknya.

C. Faktor yang Mempengaruhi Fertilitas
Faktor yang mempengaruhi fertilitas secara tidak langsung dinamakan Intermediate
Variable.
Intermediate Variable menurut Kingsley Davis dan Blake, 1956 :
1. Tahap hubungan seksual (coitus/intercourse)
Usia memasuki perkawinan
Selibat permanen : proporsi wanita yang tidak pernah menikah
Periode reproduktif pada saat dan sesudah perkawinan, misal perpisahan karena
perceraian, perpisahan karena suami meninggal (lamanya berstatus kawin)
Voluntary abstinence (contoh : biarawati)
Involuntary absninence (contoh :sakit)
Frekuensi senggama
2. Tahap pembuahan (conception)
Fecundity atau infecundity terpaksa
Menggunakan atau tidak menggunakan kontrasepsi
Fecundity atau infecundity sukarela (sterilisasi, alasan kesehatan, dll)
3. Tahap kehamilan (gestation) dan melahirkan (parturition)
Kematian bayi tidak sengaja
Kematian bayi secara sengaja

D. Sumber Data
1. Registrasi Penduduk (Vital Registration)
Registrasi (statistik kelahiran) merupakan salah satu sumber data dalam pengukuran
fertilitas.
Kelemahan registrasi penduduk :
Ketidaktepatan konsep dan definisi yang dipakai dan aplikasinya
Ketidaklengkapan (uncompletness) registrasi
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 21

Ketidaktepatan alokasi tempat
Ketidaktepatan alokasi waktu
Ketidaktepatan pengelompokkan kelahiran berdasarkan karakteristik demografi
dan ekonomi
2. Sensus Penduduk (Population Census)
Hasil sensus penduduk merupakan salah satu sumber data yang pokok dalam
pengukuran fertilitas, seperti :
Komposisi penduduk menurut kelompok umur dan jenis kelamin
Jumlah penduduk yang pernah dilahirkan
Kelemahan :
Informasi jumlah anak yang pernah dilahirkan hidup sangat tergantung pada daya
ingat si ibu. Semakin tua umur ibu semakin rendah daya ingatnya yang
memungkinkan ia lupa dengan jumlah anak-anak yang pernah dilahirkan. Hal ini
dimungkinkan karena anak ada yang telah mati atau telah menikah dan tidak
tinggal bersama lagi.
Kesalahan dalam pelaporan umur
3. Survei
Informasi yang diperoleh dalam survei hampir sama dengan yang diperoleh
dari sensus penduduk, namun pada umumnya dalam survei terdapat informasi
tambahan mengenai fertilitas yang lebih rinci, seperti : riwayat kelahiran (birth
history/pregnancy history), status kehamilan (pregnancy status)
Kelemahan yang ditemui dalam survei sama dengan kelemahan dalam sensus karena
keduanya berdasarkan informasi kejadian kelahiran (birth event) yang sudah lampau.
Contoh sumber data :
SP61, SP71, SP80, SP90, SP2000, SP2010
SUPAS
SDKI
Susenas

E. Masalah dalam Pengukuran Fertilitas
Tingkat fertilitas adalah ukuran fertilitas yang menunjukkan rata-rata anak yang akan
dilahirkan oleh seorang wanita, seandainya dia dapat hidup sampai karir masa
reproduksinya, umur 15-49 tahun.
Masalah dalam pengukuran fertilitas :
1. Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas,
karena seorang wanita hanya mati satu kali tetapi ia dapat melahirkan lebih dari
seorang bayi.
2. Di samping itu seseorang yang telah mati pada hari dan waktu tertentu tidak
mempunyai risiko kematian yang kedua kali. Sebaliknya seorang wanita yang
melahirkan anak tidak berarti risiko melahirkan dari wanita tersebut berhenti.
3. Kompleksnya pengukuran fertilitas karena melibatkan dua orang (suami dan istri)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 22

4. Masalah lain yang dijumpai dalam pengukuran fertilitas adalah tidak semua wanita
mengalami risiko melahirkan karena ada kemungkinan beberapa dari mereka tidak
mendapat pasangan untuk berumahtangga. Juga ada wanita yang bercerai atau
menjanda.
5. Memperhatikan masalah-masalah di atas, terdapat variasi pengukuran fertilitas yang
dapat diterapkan dan masing-masing mempunyai keuntungan dan kelemahan.

F. Ukuran Dasar Fertilitas
Terdapat 2 macam pendekatan dalam pengukuran fertilitas, yaitu :
1. Pengukuran fertilitas tahunan (vital rates/yearly performance) adalah mengukur
jumlah kelahiran pada tahun tertentu dihubungkan dengan jumlah penduduk yang
mempunyai risiko melahirkan pada tahun tersebut. Hal ini disebut dengan current
fertility.
Angka Kelahiran Kasar /Crude Birth Rate (CBR)
Rumus :
k
P
B
CBR =
Dimana :
B : jumlah kelahiran hidup selama 1 tahun
P : jumlah penduduk pada pertengahan tahun
k : bilangan konstanta, biasanya 1000
Kelebihan :
Perhitungan ini sederhana, karena hanya memerlukan keterangan tentang
jumlah anak yang dilahirkan dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun.
Kekurangan :
Tidak memisahkan penduduk laki-laki dan penduduk perempuan yang masih
kanak-kanak dan yang berumur 50 tahun ke atas. Jadi angka yang dihasilkan
sangat kasar.

Angka Kelahiran Umum /General Fertility Rate (GFR)
GFR adalah banyaknya kelahiran tiap seribu perempuan yang berumur 15-49
tahun.
Rumus :
k
P
B
GFR
f
=
49 15


Dimana :
B : jumlah kelahiran hidup selama satu tahun
f
P
49 15
: jumlah penduduk perempuan yang berumur 15-49 tahun pada
pertengahan tahun
k : bilangan konstanta, biasanya 1000
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 23

Kelebihan :
Ukuran ini lebih cermat daripada CBR karena hanya memasukkan wanita
yang berumur 15-49 tahun atau sebagai penduduk yang exposed to risk.
Kekurangan :
Ukuran ini tidak membedakan risiko melahirkan dari berbagai umur, sehingga
wanita yang berumur 40 tahun dianggap mempunyai risiko melahirkan yang sama
besarnya dengan wanita yang berumur 25 tahun.

Angka Kelahiran menurut Kelompok Umur /Age Specific Fertility Rate (ASFR)
ASFR adalah banyaknya kelahiran tiap seribu wanita pada kelompok umur
tertentu.
Rumus :
k
p
b
ASFR
f
i
i
=
Dimana :
b
i
: jumlah kelahiran di dalam kelompok umur i selama satu tahun
f
i
p : jumlah penduduk wanita kelompok umur i pada pertengahan tahun
k : bilangan konstanta, biasanya 1000

Angka Kelahiran Total /Total Fertility Rate (TFR)
TFR adalah jumlah dari ASFR, dengan catatan bahwa umur dinyatakan dalam
satu tahunan.
Rumus :

=
=
7
1
5
i
i
ASFR TFR
Dimana :
ASFR : angka kelahiran menurut kelompok umur
i : kelompok umur 5 tahunan, dimulai dari 15-19 tahun.

2. Kumulatif Ferlititas (Reproductive History)
Jumlah Anak yang Pernah Dilahirkan /Children Ever Born (CEB)
CEB mencerminkan banyaknya kelahiran sekelompok atau beberapa kelompok
wanita selama reproduksinya, dan disebut juga paritas.
Rumus :
Rata-rata jumlah anak yang dilahirkan =
f
i
i
P
CEB

Dimana :
i
CEB : jumlah anak yang dilahirkan hidup oleh kelompok umur i
f
i
P : jumlah wanita pada kelompok umur i
Kebaikan :
- Mudah didapatkan informasinya (di sensus dan survei)
- Tidak ada referensi waktu
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 24


Kelemahan :
- Angka paritas menurut kelompok umur akan mengalami kesalahan karena
kesalahan pelaporan umur penduduk, terutama di negara sedang berkembang
- Ada kecenderungan semakin tua semakin besar kemungkinan melupakan
jumlah anak yang dilahirkan
- Fertilitas wanita yang telah meniggal dianggap sama dengan wanita yang
masih hidup
Child Women Ratio (CWR)
CWR adalah hubungan dalam bentuk rasio antara jumlah anak di bawah 5 tahun
dan jumlah penduduk wanita usia reproduksi
Rumus :
k
P
P
CWR
f
=

49 15
4 0
atau
k
P
P
CWR
f
=

44 15
4 0


Dimana :
4 0
P = jumlah penduduk umur 0-4 tahun
f
P
44 15
= jumlah wanita umur 15-44 tahun

f
P
49 15
= jumlah wanita umur 15-49 tahun
k = konstanta, biasanya 1000
Kebaikan :
- Untuk mendapatkan data yang diperlukan tidak perlu membuat pertanyaan
khusus
- Berguna untuk indikasi fertilitas di daerah kecil sebab di negara yang
registrasinya cukup baik pun, statistik kelahiran tidak ditabulasikan untuk
daerah yang kecil-kecil

Kelemahan :
- Langsung dipengaruhi oleh kekurangan pelaporan tentang anak, yang sering
terjadi di negara sedang berkembang. Walaupun kekurangan pelaporan juga
terjadi di kelompok ibunya, namun secara relative kekurangan pelaporan pada
anak-anak jauh lebih besar
- Dipengaruhi oleh tingkat mortalitas, dimana tingkat mortalitas anak,
khususnya di bawah 1 tahun juga lebih besar dari orang tua, sehingga CWR
selalu lebih kecil daripada tingkat fertilitas yang seharusnya
- Tidak memperhitungkan distribusi umur dari penduduk wanita

G. Ukuran-ukuran Reproduksi
Ukuran reproduksi direpresentasikan dengan angka reproduksi, yaitu ukuran yang
berkenaan dengan kemampuan suatu penduduk untuk menggantikan dirinya. Oleh
karenanya yang dihitung hanyalah bayi wanita saja.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 25

Gross Reproduction Rate (GRR)
GRR adalah banyaknya perempuan yang dilahirkan oleh suatu kohor wanita.
Rumus :
Jika diketahui TFR dan Sex Ratio (SR) saat lahir
TFR SR GRR =
Apabila diketahui banyaknya bayi wanita untuk kelompok umur ibu

=
=
7
1
5
i
f
i
ASFR GRR
Dimana :
f
i
ASFR : jumlah bayi wanita dari kelompok umur i
Kelemahan :
Tidak memperhitungkan kemungkinan mati bayi wanita tersebut sebelum
masa reproduksinya.

Net Reproduction Rate (NRR)
NRR adalah rata-rata banyak anak perempuan yang dimiliki suatu kohor wanita yang
akan tetap hidup hingga masa reproduksinya.
Asumsi yang dipakai adalah bayi perempuan tersebut mengikuti pola fertilitas
dan mortalitas ibunya.

















DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 26

CHAPTER 7
MORTALITAS

A. Peta Konsep


B. Konsep dan Definisi
1. Menurut WHO mortalitas adalah menghilangnya tanda-tanda kehidupan secara
permanen, yang bisa terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.
2. Tujuan mempelajari mortalitas :
Mengenali level dan tren dari mortalitas
Membandingkan mortalitas antar penduduk
Melihat pola dan tren penyebab kematian
Mempelajari pengaruh faktor-faktor sosial, ekonomi, budaya dan lingkungan
terhadap mortalitas
3. Lahir mati (fetal death) adalah peristiwa menghilangnya tanda-tanda kehidupan dari
hasil konsepsi tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya.

4. Lahir mati dibedakan menjadi :
Still birth (late fetal death) adalah kematian yang terjadi pada janin yang berusia
28 minggu
Keguguran adalah kematian janin yang terjadi pada awal kehamilan (sebabnya
tidak disengaja)
Aborsi adalah kematian janin yang terjadi pada awal kehamilan (sebabnya
disengaja)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 27

5. Kematian noe-natal adalah kematian yang terjadi sebelum bayi berumur satu bulan
atau 28 hari, per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
6. Kematian post-neonatal adalah kematian yang terjadi pada bayi yang berumur antara
satu bulan sampai dengan kurang dari satu tahun per 1000 kelahiran hidup pada satu
tahun tertentu.



C. Penyebab Kematian
1. Urutan penyebab kematian :
Penyakit yang berhubungan dengan peredaran darah
Penyakit yang berhubungan dengan sel darah
Penyakit yang berhubungan dengan pernafasan
Kecelakaan dan kekerasan
Infeksi dan penyakit akibat parasit atau virus, dll
2. Faktor yang mempengaruhi kematian bayi secara langsung (Proximate determinants),
oleh Mosley dan Chen (1984) :
Faktor ibu (umur, paritas, selang kelahiran)
Kontaminasi lingkungan (udara, makanan, air, serangga penyebar penyakit)
Gizi (kekurangan gizi untuk kalori, protein, vitamin, mineral)
Kecelakaan
Daya tahan tubuh (pencegahan, pemberian obat)

D. Sumber Data
1. Sistem Registrasi Vital
Registrasi vital untuk kematian menurut UN mencatat hal-hal sebagai berikut :
umur, sex, tempat tinggal, sebab-sebab kematian, tanggal dan tempat kejadian
kematian, tanggal pencatatan, status perkawinan, pekerjaan, pendidikan, jumlah anak
yang dilahirkan (untuk wanita), umur pasangan hidup ketika yang bersangkutan
meninggal.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 28

Apabila sistem ini bekerja dengan baik merupakan sumber data kematian yang
ideal. Kejadian kematian dilaporkan dan dicatat segera setelah peristiwa kematian
tesebut terjadi.
2. Sensus atau survey penduduk
Sensus Penduduk dilaksanakan 10 tahun sekali, dengan pertanyaan berkaitan
kematian (untuk wanita pernah kawin berumur 10 tahun ke atas): berapa jumlah
seluruh anak yang dilahirkan hidup dan jumlah anak yang masih hidup. Data
tersebut digunakan untuk memperkirakan angka kematian, terutama bayi dan anak
dengan menggunakan metode tidak langsung (misal : Brass Method)
Survey Nasional antara lain SUSENAS yang dilaksanakan setiap tahun oleh BPS

3. Rumah Sakit atau Dinas Pemakaman atau Kantor Polisi Lalu Lintas
Sensus atau survey penduduk merupakan kegiatan sesaat yang bertujuan untuk
menugmpulkan data penduduk, termasuk data kematian. Berbeda dengan sistem
registrasi vital, pada sensus dan survey kejadian kematian dicatat setelah sekian lama
peristiwa kematian itu terjadi.
E. Ukuran Dasar Mortalitas
1. Angka Kematian Kasar /Crude Death Rate (CDR)
CDR adalah jumlah kematian pada tahun kematian pada tahun dibagi dengan jumlah
penduduk pada pertengahan tahun tersebut.
Rumus :
k
P
D
CDR =
Dimana :
D : jumlah kematian pada tahun tertentu
P : jumlah penduduk pada pertengahan tahun
k : konstanta, biasanya 1000
Kelebihan :
Berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan
penduduk pada suatu tahun tertentu
Kekurangan :
- Tidak memperhitungkan struktur umur penduduk
- Data kematian sering underestimate
- Dalam SP atau survey, kematian dilaporkan terjadi di waktu lampau
2. Angka Kematian Menurut Umur /Age Specific Death Rate (ASDR)
ASFR adalah banyaknya kematian pada kelompok umur tertentu per 1000 penduduk
dalam kelompok umur yang sama
Rumus :
k
P
D
CDR
i
i
=


DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 29

Dimana :
D
i
: jumlah kematian dari orang-orang berumur i
P
i
: jumlah penduduk berumur I pada pertengahan tahun
k : konstanta, biasanya 1000
Kelebihan :
- Lebih baik dan rinci dibanding CDR
- Dapat dibandingkan antar wilayah
3. Angka Kematian Bayi /AKB
AKB merupakan salah satu indicator penting dalam menentuan tingkat kesehatan
masyarakat. Angka ini sangat sensitif terhadap perubahan tingkat kesehatan dan
kesejahteraan.
Rumus :




Dimana :
tahun
D
1 0 <
: jumlah kematian bayi (umur di bawah 1 tahun)
lahir hidup : jumlah kelahiran hidup pada satu tahun tertentu di daerah tertentu
k : konstanta (1000)
AKB terbagi lagi menjadi 2, yaitu :
Angka Kematian Neo-Natal (AKN)




Angka Kematian Post-Natal (AKPN)




4. AKBa (Angka Kematian Balita)
AKBa adalah jumlah kematian anak berusia 0-4 tahun selama 1 tahun tertentu per
1000 anak umur yang sama pada pertengahan tahun tersebut.
Rumus :

()

()

Dimana :
D
(0-4)tahun
: banyaknya kematian anak berusia 0-4 tahun pada satu tahun
tertentu di daerah tertentu
penduduk
(0-4)tahun
: jumlah penduduk usia 0-4 tahun pada pertengahan tahun
tertentu di daerah tertentu
5. AKI (Angka Kematian Ibu)
AKI adalah kematian perempuan pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu
42 hari sejak terminasi kehamilan tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat
persalinan, yakni kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau
pengelolaannya, tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dll
(Budi Utomo, 1985)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 30

Menurut WHO,2000 : kematian perempuan ketika hamil atau dalam 42 hari setelah
terminasi kehamilan (melahirkan/keguguran/aborsi) yang disebabkan oleh hal-hal
terkait dengan kehamilan atau pemeliharaannya.




Dimana, k = 1.000





Dimana, k = 100.000

F. Standarisasi
Standarisasi ukuran kematian dilakukan agar dapat melakukan perbandingan angka-angka
kematian dengan lebih akurat, terutama untuk angka-angka kasar. Biasanya CDR
distandarisasi menurut struktur umur untuk mengurangi efek dari perbedaan dalam
struktur umur antar penduduk dalam 2 (atau lebih) wilayah/negara.
1. Standardisasi Direct Method
1000
1
=

P
P M
m
a b

Dimana :
1
m : angka kematian kasar (CDR) hasil standarisasi
b
m : ASDR penduduk yang akan dibandingkan
a
P : jumlah penduduk standar menurut kelompok umur
P : jumlah penduduk standar (
a
P )
2. Standardisasi Indirect Method
M
P M
d
m
b a
=

2

Dimana :
2
m : angka kematian kasar (CDR) hasil standarisasi
a
M : ASDR penduduk standar
b
P : jumlah penduduk yang akan dibandingkan menurut kelompok umur
M : angka kematian kasar penduduk standar
d : jumlah kematian pada penduduk yang akan dibandingkan




\

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 31

Ketenagakerjaan dan Pendidikan Di Indonesia
CHAPTER 8
KETENAGAKERJAAN
A. Peta Konsep

B. Konsep
Economically Active Population
Para pekerja yang memproduksi barang dan jasa (secara ekonomi) dan mereka yang
sedang aktif mencari pekerjaan
Economically Inactive Population
Bukan pekerja atau sedang tidak mencari pekerjaan, dimana mereka hanya
mengkonsumsi dan tidak memproduksi barang dan jasa
Tenaga Kerja (manpower)
- Penduduk dalam usia kerja
- Dalam literatur biasanya penduduk usia 15-64 tahun
- Penduduk usia 10+ (SP71 dan SP80)
- Tenaga kerja adalah penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi
barang dan jasa jika ada permintaan terhadap tenaga mereka dan jika mereka mau
berpartisipasi dalam aktifitas tersebut
Penduduk usia kerja : penduduk yang berusia 15 tahun ke atas.
Angkatan kerja (labor force) : Bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat,
atau berusaha terlibat dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi barang atau jasa
Bekerja : kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh seseorang dengan maksud
memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan, paling sedikit
1 jam (tidak terputus) dalam seminggu yang lalu. Kegiatan tersebut termasuk pula
kegiatan pekerja tak dibayar yang membantu dalam suatu usaha atau kegiatan
ekonomi.
Penganggur : angkatan kerja yang tidak bekerja/tidak mempunyai pekerjaan, yang
mencakup mereka yang sedang mencari pekerjaan, mempersiapkan usaha, tidak
mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan pekerjaan dan yang
punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 32

Setengah penganggur : penduduk yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu tidak
termasuk yang sementara tidak bekerja.
Setengah penganggur terpaksa : penduduk yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu
yang masih mencari pekerjaan atau yang masih bersedia menerima pekerjaan lain.
Setengah penganggur sukarela : penduduk yang bekerja kurang dari 35 jam seminggu
yang tidak mencari pekerjaan dan tidak bersedia menerima pekerjaan lain.
Pengangguran terbuka : bagian dari angkatan kerja yang tidak bekerja atau sedang
mencari pekerjaan (baik bagi mereka yang belum pernah bekerja sama sekali maupun
yan sudah pernah bekerja) atau sedang mempersiapkan suatu usaha, mereka yang
tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin untuk mendapatkan pekerjaan
dan mereka yang sudah memiliki pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
Tingkat partisipasi angkatan kerja (TPAK) : TPAK diukur sebagai persentase jumlah
angkatan kerja terhadap jumlah penduduk usia kerja. Indicator ini menunjukkan
besaran relatif dari pasokan tenaga kerja (labour supply) yang tersedia untuk
memproduksi barang-barang atau jasa dalam suatu perekonomian.
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) : TPT memberikan indikasi tentang penduduk
usai kerja yang termasuk dalam kelompok pengangguran. Tingkat pengangguran
terbuka diukur sebagai persentase pengangguran terhadap jumlah angkatan kerja.

C. Jenis atau Jabatan Pekerjaan (Occupation)
1. Tenaga profesional, teknisi dan tenaga lain.
2. Tenaga kepemimpinan dan manajemen.
3. Tenaga administrasi, tenaga tata usaha, dan tenaga yang berhubungan dengan itu.
4. Tenaga penjualan
5. Tenaga usaha jasa.
6. Tenaga usaha pertanian, dan sebagainya.
7. Tenaga produksi dan sejenis, dan operator alat-alat pengangkutan.
8. Lain-lainnya (termasuk TNI).

D. Lapangan Pekerjaan/Usaha (I ndustry)
1. Pertanian, perburuan, kehutanan dan perikanan.
2. Pertambangan dan penggalian.
3. Industri pengolahan.
4. Listrik, gas dan air.
5. Bangunan.
6. Perdagangan, rumah makan, dan hotel.
7. Angkutan, penyimpanan, dan komunikasi.
8. Keuangan, asuransi dan perdagangan benda tak bergerak.
9. Jasa-jasa kemasyarakatan, social dan pribadi.
10. Kegiatan yang tidak/belum jelas.

E. Status atau Kedudukan dalam Pekerjaan dari Angkatan Kerja
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 33

1. Pengusaha tanpa buruh (own account worker) : mereka yang melakukan
usaha/pekerjaan atas risiko/tanggungan dan tidak memakai buruh yang dibayar atau
hanya anggota rumah tangganya dengan membayar upah.
2. Pengusaha pakai buruh (employer) : seseorang yang dalam usahanya dibantu oleh
satu atau beberapa buruh yang dibayar.
3. Buruh/pekerja (employee) ; mereka yang bekerja dengan menerima upah atau gaji
baik berupa uang maupun barang.
4. Pekerja keluarga (unpaid family worker) : anggota rumah tangga yang membantu
usaha yang dilakukan oleh salah seorang anggota rumah tangga tanpa mendapat
upah/gaji.

F. Konsep dalam Angkatan Kerja yang Lazim Dipakai
1. Gainful Worker Concept
Tidak mempunyai referensi waktu yang pasti. Biasanya menunjukkan Usual Activity
dari seseorang, yang mungkin sudah berubah dibandingkan masa lalu. Sehingga kita
tidak bisa mendapat statistik yang pasti dari penduduk yang bekerja dan mencari
pekerjaan.
Labor force adalah mereka yang bekerja ataupun tidak bekerja pada saat wawancara,
dan mereka biasanya mempunyai pekerjaan yang menghasilkan pendapatan baik
berupa uang ataupun barang.
2. Labor Force Concept
Dua perbaikan diusulkan dalam konsep ini, yaitu :
a. Activity Concept
Bahwa yang termasuk dalam labor force haruslah orang yang secara aktif bekerja
atau sedang mencari pekerjaan.
b. Aktivitas tersebut berada dalam suatu batasan waktu tertentu sebelum waktu
wawancara (Referensi waktu)
Labor force dibagi dalam :
- Bekerja
- Mencari pekerjaan (menganggur), yang terbagi :
Mencari pekerjaan tetapi sudah pernah bekerja sebelumnya.
Mencari pekerjaan untuk pertama kalinya (belum pernah bekerja sebelumnya).
3. Labor Utilization Approach (P.M. Hauser)
Dalam pendekatan ini, mereka yang sudah bekerja penuh disebut kelompok yang
sudah dimanfaatkan. Mereka inilah yang disebut sebagai kelompok sisa atau
residual. Pengelompokkannya :
a. Pemanfaatan cukup (sudah dimanfaatkan).
b. Pemanfaatan kurang karena jumlah jam kerja dan pendapatan yang rendah.
c. Pengangguran terbuka.

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 34

Sehubungan dengan pendekatan Labor Utilization ini maka definisi yang dipakai oleh
LEKNAS-LIPI adalah :
- Bekerja paling tidak satu jam selama seminggu yang lalu.
- Mencari pekerjaan paling tidak satu hari dalam seminggu yang lalu

G. Ukuran-ukuran Dasar
Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (labor force participation rate)/ APAK
Yaitu manggambarkan jumlah angkatan kerja yang dalam suatu kelompok umur
sebagai persentase penduduk dalam kelompok umur itu.
Angka bermanfaat untuk mengetahui bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya
terlibat, atau berusaha untuk terlibat dalam kegiatan produktif yaitu memproduksi
barang dan jasa, dalam kurun waktu tertentu.
Rumus :
% 100
tan
=
a TenagaKerj
Kerja Angka
TPAK
Tingkat Penganggur (TP) : persentase penduduk yang sedang mencari perkajaan
terhadap angkatan kerja
% 100
tan
=
Kerja Angka
ariKerja SedangMenc
TP
Tingkat Setengah Pengangguran (TSP)
100
ker
35 ker

<
=
ya jaSeluruhn Be JumlahYang
gu jamPerMing ja Be JumlahYang
TSP
Tingkat Setengah Pengangguran Kritis (TSPK)





Tingkat Setengah Pengangguran Sukarela (TSPS)






Tingkat Setengah Pengangguran Terpaksa (TSPP)









DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 35

CHAPTER 9
PENDIDIKAN
A. Partisipasi Sekolah
Terdapat dua ukuran partisipasi sekolah yang utama :
Angka Partisipasi Kasar (APK)
Angka Partisipasi Murni (APM)
Keduanya mengukur penyerapan penduduk usia sekolah oleh sektor pendidikan.

Tabel Usia Standar di Setiap Jenjang Pendidikan
Jenjang Kelompok Usia
SD 7-12 tahun
SMP 13-15 tahun
SMA 16-18 tahun
Perguruan Tinggi 19 tahun ke atas



Kegunaan secara umum angka partisipasi sekolah :
Angka partisipasi sekolah merupakan ukuran daya serap sistem pendidikan terhadap
penduduk usia sekolah
Angka tersebut memperhitungkan adanya perubahan penduduk terutama usia muda
Ukuran yang banyak digunakan di sector pendidikan seperti pertumbuhan jumlah
murid lebih menunjukkan perubahan jumlah murid yang mampu ditampung di setiap
jenjang sekolah
Naiknya persentase jumlah murid tidak dapat diartikan sebagai semakin
meningkatnya partisipasi sekolah
Kenaikan tersebut dapat pula dipengaruhi oleh semakin besarnya jumlah penduduk
usia sekolah yang tidak diimbangi dengan ditambahnya infrastruktur sekolah serta
peningkatan akses masuk sekolah sehingga partisipasi sekolah seharusnya tidak
berubah atau malah semakin rendah

Angka Partisipasi Kasar (APK)
APK adalah rasio jumlah siswa berapapun usianya, yang sedang sekolah di tingkat
pendidikan tertentu terhadap jumlah penduduk kelompok usia yang berkaitan dengan
jenjang pendidikan tertentu.
Kegunaan :
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 36

APK menunjukkan tingkat partisipasi penduduk secara umum di suatu tingkat
pendidikan. APK merupakan indikator yang paling sederhana untuk mengukur daya
serap penduduk usia sekolah di masing-masing jenjang pendidikan.
Rumus :
100
,
=
t
a h
t
h
h
P
E
APK



Dimana :
t
h
E : jumlah penduduk yang pada tahun t dari berbagai usia sedang sekolah pada
jenjang pendidikan h
t
a h
P
,
: jumlah penduduk yang pada tahun t berada pada kelompok usia a yaitu yang
berkaitan dengan jenjang pendidikan h
Terkadang APK lebih dari 100, hal ini dikarenakan pembilang dari rumus APK yaitu
jumlah siswa adalah seluruh siswa yang saat ini sedang sekolah di suatu jenjang
pendidikan dari berbagai kelompok usia.
Angka Partisipasi Murni (APM)
APM adalah persentase siswa dengan usia yang berkaitan dengan jenjang
pendidikannya dari jumlah penduduk di usia yang sama
Kegunaan :
APM menunjukkan partisipasi sekolah penduduk usia sekolah di tingkat pendidikan
tertentu. Seperti APK, APM juga merupakan indikator daya serap penduduk usia
sekolah di setiap jenjang pendidikan. Tetapi, jika dibanding APK, APM merupakan
indikator daya serap yang lebih baik karena APM melihat partisipasi penduduk
kelompok usia standar di jenjang pendidikan yang sesuai dengan standar tersebut.
Rumus :
100
,
,
=
t
a h
t
a h
h
P
E
APM
Dimana :
t
a h
E
,
: jumlah siswa/ penduduk kelompok usia a yang bersekolah di tingkat
pendidikan h pada tahun
t
a h
P
,
: jumlah penduduk kelompok usia a yang berkaitan dengan usia sekolah
standar di tingkat pendidikan h
Nilai APM akan berkisar dari 0 sampai dengan 100. Tidak mungkin ditemukan APM
lebih dari 100 karena jumlah siswa (pembilang) merupakan bagian dari jumlah
penduduk usia tertentu (penyebut)
Selisih antara APK dan APM menunjukkan proporsi siswa yang tertinggal atau terlalu
cepat bersekolah.
Kelemahan APM :
Kemungkinan adanya kekurangan estimasi karena siswa diluar kelompok usia standar
di tingkat pendidikan tertentu.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 37

Angka Melek Huruf (AMH)
AMH adalah persentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang bisa membaca dan
menulis serta mengerti sebuah kalimat sederhana dalam hidupnya sehari-hari. Melek
huruf adalah mereka yang bisa membaca menulis huruf latin dan huruf lainnya.
Kegunaan :
- Mengukur keberhasilan program-program pemberantasan buta huruf, terutama di
daerah pedesaan di Indonesia dimana masih tinggi jumlah penduduk yang tidak
pernah bersekolah atau tidak tamat SD
- Menunjukkan kemampuan penduduk di suatu wilayah dalam menyerap informasi
dari berbagai media
- Menunjukkan kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan dan tertulis, sehingga
AMH dapat berdasarkan kabupaten mencerminkan potensi perkembangan
intelektual sekaligus kontribusi terhadap pembangunan daerah
Rumus :
100
15
15
15
=
+
+
+ t
t
t
P
L
LIT
Dimana :
t
LIT
+ 15
: angka melek huruf (penduduk usia 15 tahun ke atas) pada tahun t
t
L
+ 15
: jumlah penduduk (usia di atas 15 tahun) yang bisa membaca dan menulis
pada tahun t
t
P
+ 15
: jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas

Angka Buta Huruf
Angka ini menujukkan ketertinggalan sekelompok penduduk tertentu dalam mencapai
pendidikan. Angka Buta Huruf ini juga merupakan cerminan besar kecilnya perhatia
pemerintah, baik pusat maupun local terhadap pendidikan penduduknya.
















DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 38

CHAPTER 10
MiGRASI
A. Peta Konsep

B. Konsep
Migrasi : semua kejadian yang berhubungan dengan perpindahan, baik secara individu
maupun kelompok.
Migrasi (UN) : perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari satu tempat asal
(place of origin) ke tempat tujuan (place of destination) melampaui batas politik/Negara
ataupun batas administratif/batas bagian dalam suatu Negara.
Migrasi (Peterson, 1958) : perpindahan yang relatif permanen dari seseorang atau
sekelompok orang meampaui jarak yang signifikan.
Dalam sosiologi, menurut sifatnya :
1. Mobilitas Horizontal
Perpindahan penduduk secara territorial, spasial, atau geografis
2. Mobilitas Vertikal
Perubahan status sosial dengan melihat status kedudukan generasi misalnya
melihat status kedudukan ayah
Istilah mobilitas digunakan untuk semua jenis perpindahan area, baik itu permanen
atau sementara.
1. Untuk perpindahan permanen : migrasi
2. Untuk perpindahan sementara : perpindahan ulak-alik dalam batas 1 wilayah
administrasi dan commuting/nglaju.
Pada umumnya istilah mobilitas berhubungan dengan mobilitas sosial dan mobilitas
pekerjaan.

C. Jenis Migrasi
Migrasi masuk (In Migration): masuknya penduduk ke daerah tempat tujuan (area of
destination)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 39

Migrasi keluar (Out Migration) : perpindahan penduduk keluar dari daerah asal (area
of origin)
Migrasi neto(Net Migration) : selisih antara jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar,
jika migrasi masuk lebih besar daripada migrasi keluar disebut migrasi neto positif,
sedangkan jika migrasi keluar lebih besar daripada migrasi masuk disebut migrasi
neto negatif.
Migrasi bruto (Gross Migration) : jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar
Migrasi total (Total Migration) : seluruh kejadian migrasi, mencakup migrasi seumur
hidup (life time migration) dan migrasi pulang (return migration)
Migrasi internasional (International Migration): perpindahan penduduk dari suatu
Negara ke Negara lain (imigrasi, emigrasi)
1. Imigrasi : masuknya penduduk ke suatu Negara
2. Emigrasi : keluarnya penduduk dari suatu Negara
Migrasi internal : migrasi yang melewati batas wilayah administrasi di dalam suatu
Negara
Migrasi parsial (Partial Migration) : jumlah migrasi ke daerah tujuan dari satu daerah
asal atau dari daerah asal ke satu daerah tujuan. Migrasi ini merupakan ukuran arus
migrasi antara dua daerah asal dan tujuan.
Migrasi semasa hidup (Life Time Migration): migrasi berdasarkan tempat kelahiran.
Migrasi semasa hidup adalah mereka yang pada waktu pencacahan sensus bertempat
tinggal di daerah yang berbeda dengan daerah tempat kelahirannya.
Migrasi risen : migrasi berdasarkan tempat tinggal beberapa tahun sebelumnya, missal
: 3 tahun, 5 tahun
Migrasi pulang : kejadian migrasi dimana seseorang pernah pindah ke daerah lain dan
sudah kembali ke daerah asal
Urbanisasi (Urbanization): bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di daerah
kota yang disebabkan oleh proses perpindahan penduduk ke kota dan/atau akibat dari
perluasan daerah kota seta perubahan konsep desa kota.
Transmigrasi (Transmigration): perpindahan dan/kepindahan penduduk dari suatu
daerah untuk menetap ke daerah lain yang ditetapkan di dalam wilayah Republik
Indonesia guna kepentingan pembangunan Negara atau karena alasan-alasan yang
dipandang perlu oleh pemerintah berdasarkan ketentuan yang diatur dalam undang-
undang. Transmigrasi diatur dengan UU No. 3 Tahun 1972.
Transmigrasi umum : transmigrasi yang diselenggarakan dan diatur pemerintah.
Transmigrasi spontan atau transmigrasi swakarsa : transmigrasi yang biaya
perjalanannya dibiayai sendiri tetapi ditampung dan diatur oleh pemerintah.
Arus migrasi (Migration Stream): banyaknya perpindahan yang terjadi dari daerah
asal ke daerah tujuan dalam jangka waktu tertentu

D. Sumber Data Migrasi
1. Sensus penduduk : mulai tahun 1961 sekarang
2. Survei : Supas 1985, Supas 1995, Modul Kependudukan
3. Catatan registrasi (Vital Registrasi)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 40

Migrasi internal :
- Kandepnaker/kanwil depnaker
- Depdagri

Migrasi internasional :
- Imigrasi
- Depnaker
Pertanyaan pokok dalam migrasi :
1. Propinsi tempat lahir
2. Lamanya tingal di propinsi sekarang
3. Propinsi tempat tinggal terakhir sebelum tempat tinggal di propinsi sekarang
4. Propinsi tempat tinggal 5 tahun yang lalu

E. Variable-variabel untuk Analisis Migrasi
1. Umur
2. Jenis kelamin
3. Status perkawinan
4. Status pendidikan
5. Jenjang pendidikan
6. Jenis kegiatan
7. Lapangan pekerjaan
8. Status pekerjaan
9. Jenis pekerjaan
10. Upah/gaji
11. Alasan utama pindah

F. Teori Migrasi
Teori Migrasi The Seven Law of Population Mobility (E.G. Ravenstein, 1885) : Pioneer
Teori Migrasi
1. Migrasi dan Jarak
Banyaknya migran pindah ke jarak yang lebih dekat
Migran jarak jauh tertuju ke pusat-pusat perdagangan dan industry

2. Migrasi bertahap
Adanya arus migrasi yang terarah
Adanya migrasi dari desa ke kota kecil ke kota besar
3. Arus dan arus balik
Setiap arus migrasi utama menimbulkan arus balik penggantinya
4. Perbedaan antara desa dan kota mengenai kecenderungan melakukan migrasi
Desa lebih besar daripada kota
5. Wanita melakukan migrasi pada jarak yang dekat dibandingkan pria
6. Teknologi dan migrasi
Teknologi menyebabkan migrasi meningkat
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 41

7. Motif ekonomi merupakan dorongan utama orang melakukan migrasi

G. Faktor yang Mempengaruhi
1. Faktor Pendorong : faktor-faktor yang dipengaruhi oleh keadaan di daerah asal,
seperti :
Berkurangnya sumber-sumber alam, menurunnya permintaan atas barang-
barang tertentu yang bahan bakunya makin sulit diperoleh, seperti hasil
tambang, kayu atau bahan dari pertanian
Berkurangnya lapangan pekerjaan di daerah asal akibat masuknya teknologi
yang menggunakan mesin (capital intensive)
Adanya tekanan atau diskriminasi politik, seperti : agama, suku
Ketidakcocokan degan adat/budaya/kepercayaan/agama di tempat asal
Pekerjaan atau perkawinan yang menghambat perkembangan karir
Bencana alam : kelaparan, banjir, gempa bumi, kebakaran, kemarau yang
panjang, wabah penyakit
2. Faktor penarik : faktor-faktor yang dipengaruhi oleh keadaan di daerah tujuan,
seperti :
Adanya kesempatan untuk memasuki lapangan pekerjaan yang cocok
Kesempatan mendapatkan pendapatan yang lebih baik
Kesempatan mendapatkan pendidikan yang lebih tinggi
Mendapatkan lingkungan yang lebih baik : perumahan, iklim, sekolah dan
fasilitas lainnya
Ajakan/pengaruh orang yang diharapkan sebagai pelindung di tempat tujuan
Aktivitas yang beragam dari kota besar seperti : banyaknya hiburan, kebebasan
melakukan aktivitas, gaya hidup
3. Everett S. Lee (1979) : Ada 4 faktor yang mempengaruhi seseorang melakukan
migrasi, yakni :
Faktor-faktor yang terdapat di daerah asal : push faktor
Faktor-faktor yang terdapat di daerah tujuan : pull faktor
Rintangan-rintangan yang menghambat : UU Imigrasi, biaya pindah, jarak
Faktor-faktor pribadi : keputusan individu dalam menilai untung ruginya
bermigrasi

H. Ukuran Migrasi
1. Angka mobilitas
Adalah rasio dari banyaknya penduduk yang pindah secara local (mover) dalam suatu
jangka waktu tertentu dengan banyaknya penduduk.
Rumus :
k
P
M
m =
Dimana :
m : angka mobilitas
M : jumlah mover
P : penduduk
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 42

k : konstanta, biasanya 1000
Dalam kenyataan sulit untuk mengetahui jumlah penduduk yang pindah secara lokal
ini.

2. Angka migrasi seumur hidup
Adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara jumlah penduduk suatu
provinsi yang lahir di provinsi lain dengan jumlah penduduk keseluruhan dari
provinsi tersebut.
k
P
Ml
msh =
3. Angka migrasi risen
Adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara jumlah penduduk suatu
provinsi yang lima tahun yang lalu tinggal di provinsi lain dengan jumlah penduduk
keseluruhan di provinsi tersebut.
k
P
Mn
mr =
4. Angka migrasi total
Adalah angka yang menunjukkan perbandingan antara jumlah penduduk suatu
provinsi yang sebelumnya tinggal di provinsi lain dengan jumlah penduduk
keseluruhan di provinsi tersebut.
k mt
P
Mp
=
5. Angka migrasi masuk
Adalah angka yang menunjukkan banyaknya migran yang masuk per 1000 orang
penduduk daerah tujuan dalam waktu satu tahun.
Rumus :
k
P
I
m
i
=
Dimana :
m
i
: angka migrasi masuk
I : jumlah migrasi masuk (In Migration)
P : penduduk pertengahan tahun
k : konstanta, biasanya 1000


6. Angka migrasi keluar
Adalah angka yang menunjukkan banyaknya migran yang keluar per 1000 orang
penduduk daerah asal dalam waktu satu tahun.
Rumus :
k
P
O
m
o
=
Dimana :
m
o
: angka migrasi keluar
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 43

O : jumlah migrasi keluar (Out Migration)
P : penduduk pertengahan tahun
k : konstanta, biasanya 1000
7. Angka migrasi neto
Adalah selisih banyaknya migran masuk dan keluar ke dan dari suatu daerah per 1000
penduduk dalam waktu satu tahun.
Rumus :
k
P
O I
m
n

=
Dimana :
m
n
: angka migrasi neto
I : jumlah migrasi masuk (In Migration)
O : jumlah migrasi keluar (Out Migration)
P : penduduk pertengahan tahun
k : konstanta, biasanya 1000
8. Angka migrasi bruto
Adalah angka yang menunjukkan banyaknya kejadian perpindahan yaitu jumlah
migrasi masuk dan migrasi keluar dibagi jumlah penduduk tempat asal dan jumlah
penduduk tempat tujuan.
Rumus :
k
P P
O I
m
g

+
+
=
2 1

Dimana :
m
g
: angka migrasi bruto
I : jumlah migrasi masuk (In migration)
O : jumlah migrasi keluar
P
1
: penduduk di tempat tujuan
P
2
: penduduk di tempat asal
k : konstanta, biasanya 1000
9. Persentase Penduduk Kota
k
P
U
P
u
=
Dimana :
P
u
: persentase penduduk kota
U : penduduk daerah kota
P : penduduk total
k : konstanta, biasanya 1000
10. Rasio Penduduk Kota-Desa
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 44

k
R
U
UR =
Dimana :
UR : rasio penduduk kota-desa
U : penduduk daerah kota
R : penduduk daerah desa
k : konstanta, biasanya 1000

CHAPTER 11
LIFE TABLE

A. Peta Konsep

B. Pendahuluan
Life table/ tabel kematian adalah tabel yang berisi riwayat kehidupan suatu penduduk
menurut umur dalam sebuah model statistik tunggal (a single statistical model)
Life table menerangkan riwayat suatu kelompok hipotetis atau suatu kohor penduduk,
berkenaan dengan riwayat kematian secara bertahap
Life table menggambarkan sejarah hidup suatu kelompok hipotetis manusia atau
kohor yang berangsur-angsur berkurang jumlahnya oleh karena kematian
Kegunaan life table :
1. Salah satu cara unutk menganalisis angka kematian umur tertentu (ASDR)
2. Digunakan untuk keperluan perhitungan dalam bidang lainnya seperti asuransi
3. Untuk membandingkan tingkat mortalitas penduduk yang berbeda-beda
4. Untuk membuat proyeksi jumlah penduduk dan karakteristiknya
5. Ukur morbiditas dan kesehatan
6. Analisis mortalitas menurut penyebab kematian
7. Life table survival rates
8. Analisis fertilitas,reproduksi, dan struktur umur
9. Evaluasi program KB
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 45

Asumsi life table :
1. Kohor hanya berkurang secara berangsur-angsur karena kematian dan tidak ada
migrasi (closed cohort)
2. Orang mati mengikuti pola tertentu pada berbagai tingkat umur
3. Kohor berasal dari suatu radiks tertentu (radiks adalah bilangan permulaan
perhitungan dalam tabel kematian dan biasanya 1000, 10000, 100000)
4. Pada setiap tingkat umur, rata-rata orang mati mencapai pertengahan antara dua
tingkat umur berturut-turut
Ada 2 bentuk tabel kematian :
1. Tabel Kematian Lengkap (Completed Life Table)
Tabel kematian yang menggunakan kelompok umur tahunan (single-year age
groups)
2. Tabel Kematian Singkat (Abridged Life Table)
Table kematian yang menggunakan kelompok umur 5 tahunan (five-year age
groups)
Model Life Table
1. Tabel kematian model PBB (UN) oleh B. Pichat (1950)
Dengan mengumpulkan sejumlah besar tabel kematian dan melihat hubungan
antara nilai-nilai qx-nya secara berturut-turut. Hubungan yang terjadi merupakan
suatu regresi parabola (parabolic-regression).
Kelemahan tabel kematian PBB :
- Tidak cukup banyak tabel kematian yang digunakan
- Terlalu sulit menemukan tabel kematian untuk negara-negara yang tidak
mempunyai data statistik, lebih-lebih negara yang e
0
-nya dibawah 60 tahun
dan yang tinggi angka mortalitasnya.
2. Tabel kematian model Coale & Demeny
- Sebagai dasar digunakan 326 tabel kematian dari seluruh penjuru dunia
- Tabel kematian itu merupakan pola rata-rata dari seluruh 326 tabel kematian
- Kemudian masing-masing tabel kematian itu dibandingkan terhadap rata-rata
- Akhirnya didapatkan 4 pola spesifik dari mortalitas :
a. Model East Eastern Europe
b. Model North Northern Europe
c. Model South Southern Europe
d. Model West Western Europe dan beberapa Negara Barat lain

C. Jenis Life Table
1. Period (Population) Life Table adalah alat untuk menganalisa kondisi mortalitas suatu
penduduk berdasarkan pengalaman mortalitas suatu penduduk pada periode waktu
tertentu. Disebut juga Current Life table, karena menggambarkan keadaan current
mortality pada suatu penduduk.
2. Cohort (or Generation) Life Table adalah pengalaman nyata kelangsungan hidup (the
actual survival experience) suatu kelompok atau kohort dari individu-individu yang
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 46

lahir pada tahun yang sama atau disebut dengan a generation atau Longitudinal Life
Table, karena merupakan riwayat hidup suatu kohort sampai dengan kematiannya.
Hal ini membutuhkan data pada periode waktu yang panjang dalam menyempurnakan
life table untuk satu kohort.
Tabel kematian longitudinal :
- Mencerminkan pengalaman kematian sebuah kohor dari mulai dilahirkan sampai
anggota-anggota tersebut mati semua
- Kurang praktis
- Data yang dibutuhkan untuk pembentukan tabel kematian generasi sering tidak
tersedia

D. Fungsi Life Table
X : umur tepat dalam tahun

n
q
x
: kemungkinan mati antara umur x dan x+n

n
p
x
: kemungkinan hidup antara umur x dan x+n
l
x
: mereka yang bertahan hidup pada umur tepat x

n
d
x
: jumlah kematian antara umur x dan x+n

n
L
x
: jumlah tahun-orang hidup (person-years lived) yang dijalani seseorang antara
umur tepat x dan x+n
T
x
: tahun total kehidupan (total years lived) setelah umur tepat x sampai semua
anggota kohor meninggal
e
0
x
: (expectation of life) jumlah rata-rata tahun kehidupan setelah umur tepat x

E. Rumus :
x
x n
x n
l
d
q =
x
n x
x n
l
l
p
+
=

n x n n x x
p l l

=
n x x x n
l l d
+
=
1 = +
x n x n
q p
x
x
x
l
T
e =
0

1 0 0
7 . 0 3 . 0 l l L + =
2 1 1
6 . 0 4 . 0 l l L + =

=
=
w
x i
i x
L T
2
n x x
x
l l
L
+
+
=
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 47

SOAL PENGANTAR DEMOGRAFI

1. Studi ilmiah tentang populasi penduduk, terutama yang berkaitan dengan ukuran,
struktur dan perkembangannya merupakan konsep definisi demografi menurut :
a. Achille Guilard
b. Hauser & Duncan
c. John Grount
d. Donald J. Bouge
e. Perserikatan Bangsa-Bangsa

2. Berikut ini ilmu yang mempelajari hubungan antara variabel demografi dan non
demografi:
a. Demografi Formal
b. Analisis Demografi
c. Demografi Matematik
d. Studi Kependudukan
e. Jawaban a,b dan c benar

3. Yang tidak termasuk pemanfaatan demografi yang benar adalah:
a. Mempelajari kuantitas dan distribusi penduduk dalam suatu daerah tertentu.
b. Menjelaskan pertumbuhan penduduk.
c. Menjadi dasar untuk menyajikan publikasi data individu penduduk.
d. Mengembangkan hubungan sebab akibat antara perkembangan penduduk
dengan bermacam aspek organisasi sosial.
e. Meramalkan pertumbuhan penduduk di masa yang akan datang.

4. Salah satu ukuran dasar demografi adalah ASDR yaitu :
a. Angka kelahiran total
b. Angka kelahiran menurut umur
c. Angka kelahiran kasar
d. Angka kematian kasar
e. Angka kematian menurut umur

5. UU tentang Sensus di Amerika Serikat tahun :
a. 1762
b. 1797
c. 1881
d. 1958
e. 1972

6. Komposisi penduduk menurut unsur demografissalah satunya dibagi menurut :
a. Agama
b. Etnisitas
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 48

c. Tingkat pendidikan
d. Umur
e. Status perkawinan

7. Yang dimaksud dengan sistem pencatatan de jure adalah :
a. Mereka yang dicacah mencakup semua penduduk yang ditemui saat
pencacahan
b. Mereka yang dicacah pada saat sensus dilaksanakan berada di wilayah sensus
c. Mereka yang dicacah telah tinggal selama 6 bulan lebih
d. Mereka yang dicacah semua tanpa kecuali
e. Mereka yang dicacah tercakup dalam suatu wilayah

8. Kelemahan dari survei adalah :
a. Cakupan data sempit
b. Waktu yang sedikit
c. Biaya besar
d. Sampling error besar
e. Non sampling error besar

9. Pembengkakan balok diagram pada Piramida Penduduk menandakan kemungkinan
kejadian :
a. Migrasi masuk < migrasi keluar
b. Tingginya mortalitas penduduk
c. Jumlah penduduk usia muda lebih besar dari penduduk usia tua
d. Jumlah penduduk usia tua lebih besardari penduduk usia muda
e. Angka kelahiran yang tinggi

10. Persebaran penduduk dapat dibagi menjadi dua, yaitu berdasarkan
a. Umur dan Geografis
b. Jenis Kelamin dan Administrasi Pemerintahan
c. Umur dan Administrasi Pemerintahan
d. Jenis Kelamin dan Geografis
e. Geografis dan Administrasi Pemerintahan

11. Yang tidak termasuk survei BPS adalah
a. SDKI
b. SUPAS
c. SP 2010
d. SUSENAS
e. SUSI

12. Yang dimaksud transisi demografi adalah
a. Pergeseran dari tingkat mortalitas yang rendah ke tingkat mortalitas yang
tinggi.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 49

b. Pergeseran dari tingkat fertilitas yang rendahke tingkat mortalitas yang tinggi..
c. Pergeseran dari tingkat fertilitas yang rendah ke tingkat fertilitas yang tinggi.
d. Pergeseran dari tingkat mortalitas yang rendah ke tingkat fertilitas yang tinggi.
e. Jawaban a, b, c, &d salah.

13. Dampak transisi demografi tidak termasuk :
a. Perubahan struktur umur penduduk
b. Tingginya fertilitas menurunkan proporsi anak-anak <15 tahun
c. Penurunan AKB menambah bayi yang hidup terus sampai dewasa
d. Ledakan penduduk usia kerja
e. Proporsi lansia meningkat

14. Gambar piramida penduduk menyerupai bawang yang berdiri merupakan piramida
penduduk dimana
a. Umur median tinggi, beban tanggungan rendah
b. Penduduk stasioner
c. Tingkat kelahiran dan kematiannya sangat tinggi
d. Terdapat penurunan kematian bayi dan anak-anak tetapi belum ada penurunan
fertilitas
e. Umur median tinggi, beban tanggungan tinggi

15. Jika penduduk suatu negara sebagian besar penduduk berada dalam kelompok umur
muda, maka karakteristik penduduk negara tersebut adalah
a. Proportional
b. Expansive
c. Constrinctive
d. Stationary
e. Jawaban A, B, C, dan D tidak ada yang benar

16. Pengelompokan penduduk usia produktif adalah penduduk dengan rentang umur
a. 0-14 tahun
b. 15-64 tahun
c. 65 tahun ke atas
d. 0-64 tahun
e. 15-65+

17. Diketahui penduduk kecamatan A pada tahun 2000 (hasil SENSUS) adalah 1000
orang, dan tahun 2010 adalah 3000 orang, maka jumlah penduduk pada tahun 2008
untuk kecamatan tersebut adalah
a. 2400 orang
b. 2500 orang
c. 2600 orang
d. 2700 orang
e. 2800 orang
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 50


18. Diketahui penduduk kecamatan B pada tahun 2002 adalah 1500 orang, dengan laju
pertumbuhan penduduk per tahun adalah 1,5 persen per tahun. Dengan menggunakan
metode Eksponensial maka jumlah penduduk pada tahun 2009 untuk kecamatan
tersebut adalah
a. 1080 orang
b. 1500 orang
c. 1666 orang
d. 1861 orang
e. 1786 orang

19. Diketahui penduduk kecamatan C pada tahun 2003 adalah 1750 orang, dengan laju
pertumbuhan penduduk per tahun adalah 1,03 persen per tahun. Dengan
menggunakan metode Eksponensial maka jumlah penduduk pada tahun 2009 untuk
kecamatan tersebut adalah
a. 1080 orang
b. 1500 orang
c. 1666 orang
d. 1861 orang
e. 1786 orang

20. Tanda-tanda kehidupan saat bayi dilahirkan adalah
a. Gerakan otot
b. Berteriak
c. Menangis
d. Pilihan b dan c saja yang benar\
e. Pilihan a, b dan c benar

21. Berikut ini adalah pengertian yang benar dari fekunditas yaitu
a. Banyaknya kelahiran hidup bagi wanita
b. Banyaknya kelahiran hidup wanita menikah
c. Fertilitas wanita tanpa dibatasi control kelahiran
d. Potensi atau kemampuan psikologis untuk memberikan kelahiran hidup

22. General Fertility Rate adalah
a. Banyaknya kelahiran tiap 1000 wanita
b. Banyaknya kelahiran tiap 1000 wanita usia reproduksi
c. Banyaknya kelahiran bayi perempuan per 1000 wanita sepanjang usia
reproduksinya
d. Banyaknya kelahiran bayi perampuan dari 1000 wanita dengan
memperhitungkan kemungkinan wanita akan meninggal sebelum masa
reproduksinya

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 51

23. Kematian bayi dalam kandungan dengan umur kehamilan kurang dari 28 minggu
disebut
a. Kematian post-neonatal
b. Lahir mati
c. Abortus
d. Childbearing age

24. Bentuk grafik mortalitas menurut umur dengan kematian relative pada umur sangat
muda dan umur tua adalah menyerupai
a. Huruf U
b. Hurut U terbalik
c. Huruf J
d. Huruf J terbalik

25. Berikut ini adalah asumsi-asumsi yang dipakai dalam life table, kecuali
a. Migrasi dianggap tidak ada
b. Tidak ada perubahan dalam risiko kematian
c. Jumlah kematian selama setahun pada interval umur menyebar tidak merata
d. Besaran kohor merupakan jumlah tetap dari jumlah kelahiran menurut jenis
kelamin yang disebut radix life table

26. Data dasar yang digunakan untuk membentuk life table adalah
a. Jumlah penduduk menurut jenis kelamin
b. Kohor penduduk yang diamati terus menerus sampai semuanya meninggal
c. Jumlah penduduk dan jumlah kematian menurut umur dan jenis kelamin
d. Jumlah kelahiran dan jumlah kematian menurut umur dan jenis kelamin

27. Urbanisasi adalah
a. Proses perpindahan penduduk daerah pedesaan ke daerah perkotaan
b. Proses perpindahan penduduk daerah perkotaan ke daerah pedesaan
c. Proses peningkatan jumlah penduduk suatu wilayah yang berdiam di daerah
kota
d. Proses perpindahan penduduk dari suatu kota ke kota lainnya

28. Teori migrasi yang disampaikan oleh E. G. Revenstein yaitu the seven laws of
population mobility menyebutkan tentang hubungan migrasi dan jarak. Bagaimana
hubungan tersebut
a. Migrasi jarak jauh tertuju ke pusat perdagangan dan industry
b. Migrant dari desa bermigrasi pada jarak dekat
c. Migrant pindah pada jarak yang sesuai dengan kemampuan
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 52

d. Adanya kecenderungan migrant untuk berpindah ke kota

29. Di bawah ini yang termasuk angkatan kerja adalah
a. Penduduk 15 tahun ke atas yang aktif bekerja
b. Penduduk 15 tahun ke atas yang sedang mencari pekerjaan
c. Penduduk 15 tahun ke atas yang aktif bekerja dan yang sedang mencari
pekerjaan
d. Penduduk 15 tahun ke atas

30. Yang dimaksud dengan tingkat pengangguran terbuka adalah
a. Jumlah bukan angkatan kerja dibanding dengan penduduk usia kerja
b. Jumlah pencari kerja dibanding dengan penduduk usia kerja
c. Jumlah pencari kerja dibanding dengan angkatan kerja
d. Jumlah pencari kerja dibanding dengan penduduk yang bekerja



DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 53

JAWABAN SOAL PENGANTAR DEMOGRAFI

1. E. United Nations
Pembahasan : Definisi ini dicetuskan Perserikatan Bangsa-Bangsa (United Nations) tahun
1958.

2. D. Studi Kependudukan
Pembahasan :
Demografi Formal, Demografi Matematik atau Analisis Demografi : mempelajari hal-hal
yang berkaitan dengan Variabel Demografi yang dihitung dengan cara matematik.
Studi Kependudukan:mempelajari hubungan antara variabel demografi dan non
demografi dipertimbangkan

3. C. Menjadi dasar untuk menyajikan publikasi data individu penduduk.
Pembahasan :
Data individu penduduk bersifat privasi dan tidak untuk dipublikasikan. Sehingga
publikasi atasnya bukan merupakan pemanfaatan demografi yang benar.

4. D. Angka kematian menurut umur
Pembahasan :
Angka kelahiran total : TFR
Angka kelahiran menurut umur : ASFR
Angka kelahiran kasar : CBR
Angka kematian kasar : CDR
Angka kematian menurut umur : ASDR

5. B. 1797
Pembahasan :
Adanya UU tentang Sensus di Amerika Serikat tahun 1797, menandakan dimulainya
pelaksanaan sensus 10 tahun sekali..

6. D. Umur
Pembahasan :
Umur merupakan komposisi penduduk menurut biologis/demografis
Agama, etnisitas tingkat, pendidikan dan status perkawinan menurut unsur sosial budaya

7. Mereka yang dicacahmencakup semua penduduk yang ditemui saat pencacahan
Pembahasan :
Mereka yang dicacah mencakup semua penduduk yang ditemui saat pencacahan : de jure
Mereka yang dicacah pada saat sensus dilaksanakan berada di wilayah sensus : de facto
Mereka yang dicacah tinggal selama 6 bulan lebih: de facto
Mereka yang dicacah semua tanpa kecuali : konsep umum
Mereka yang dicacah tercakup dalam suatu wilayah : konsep umum

8. D.Sampling error besar
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 54

Pembahasan : sampling error adalah kesalahan yan terjadi dalam metode pengambilan
sampel survei. Kesalahan ini tidak ditemui dalam sensus.

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 55

9. E. Angka kelahiran yang tinggi
Pembahasan
Balok piramida penduduk yang bengkak menunjukkan banyaknya jumlah penduduk suatu
kelompok umur tertentu. Maka pada tahun kelahiran kelompok umur tersebut
dimungkinkan angka kelahirannya tinggi.

10. E. Geografis dan Administrasi Pemerintahan
Pembahasan : sudah jelas

11. C. SP 2010
Pembahasan :
SP 2010 : Sensus Penduduk 2010, bukan merupakan survei
SDKI : Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia
SUPAS : Survei Penduduk Antar Sensus
SUSENAS : Survei Sosial Ekonomi Nasional
SUSI : Survei Usaha Terintegrasi

12. E. Jawaban a, b, c, & d salah
Pembahasan : Transisi demografi : dari fertilitas & mortalitas yang tinggi ke fertilitas &
mortalitas yang rendah

13. B. Tingginya fertilitas menurunkan proporsi anak-anak <15 tahun
Pembahasan : yang benar adalah penurunan fertilitas menurunkan proporsi anak-anak <15
tahun.

14. Umur median tinggi, beban tanggungan rendah(Model 3)
Pembahasan : jawaban





15. B. Constrinctive
Pembahasan : jawaban




16. B. 15-64 tahun
Pembahasan :
Pengelompokan penduduk :
o Penduduk muda : 0-14 tahun
o Penduduk produktif : 15-64 tahun
o Penduduk tua : 65+

17. 1080 orang
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 56

Pembahasan :
Pn = Po + (m/n).(Pn - Po) = 1000 + (8/10)(3000-1000) = 2600 orang

18. C. 1666 orang
Pembahasan :
Pt = Po .

= (1500)(

) = 1666,06 = 1666 orang



19. D. 1861 orang
Pembahasan :
Pt = Po ( )

= (1750)( )

= 1860,97 = 1861 orang



20. E. Pilihan a, b dan c benar
Pembahasan :
Tanda kehidupan bayi saat dilahirkan : bernafas, ada denyut jantung, gerakan otot,
menangis, berteriak.

21. D
Pembahasan :
a. Banyaknya kelahiran hidup bagi wanita = fertilitas
b. Banyaknya kelahiran hidup wanita menikah = marital fertilitas
c. Fertilitas wanita tanpa dibatasi control kelahiran = natural fertility (fertilitas
alami)
d. Potensi atau kemampuan psikologis untuk memberikan kelahiran hidup

22. B
Pembahasan :
a. Banyaknya kelahiran tiap 1000 wanita = CBR
b. Banyaknya kelahiran tiap 1000 wanita usia reproduksi
c. Banyaknya kelahiran bayi perempuan per 1000 wanita sepanjang usia
reproduksinya = GRR
d. Banyaknya kelahiran bayi perampuan dari 1000 wanita dengan
memperhitungkan kemungkinan wanita akan meninggal sebelum masa
reproduksinya = NRR

23. C
Pembahasan :
a. Kematian post-neonatal = kematian yang terjadi pada bayi yang berumur
antara satu bulan sampai dengan kurang dari satu tahun per 1000 kelahiran
hidup pada satu tahun tertentu
b. Lahir mati = peristiwa menghilangnya tanda-tanda kehidupan dari hasil
konsepsi tersebut dikeluarkan dari rahim ibunya
c. Abortus
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 57

d. Childbearing age = masa seorang wanita mampu melahirkan anak-anaknya
(15-49 tahun)

24. A
Pembahasan :
a. Huruf U
b. Huruf U terbalik : Bentuk grafik mortalitas menurut umur dengan kematian
relative pada umur produktif
c. Huruf J : Bentuk grafik mortalitas menurut umur dengan kematian relative
pada umur tua
d. Huruf J terbalik : Bentuk grafik mortalitas menurut umur dengan kematian
relative pada umur sangat muda

25. C
Pembahasan :
Asumsi life table :
5. Kohor hanya berkurang secara berangsur-angsur karena kematian dan
tidak ada migrasi (closed cohort)
6. Orang mati mengikuti pola tertentu pada berbagai tingkat umur
7. Kohor berasal dari suatu radiks tertentu (radiks adalah bilangan
permulaan perhitungan dalam tabel kematian dan biasanya 1000, 10000,
100000)
8. Pada setiap tingkat umur, rata-rata orang mati mencapai pertengahan
antara dua tingkat umur berturut-turut

26. B
Pembahasan :
Data dasar yang digunakan untuk membentuk life table adalah kohor penduduk
yang diamati secara terus menerus sampai semuanya meninggal sesuai dengan
konsepnya gambaran tentang sejarah kehidupan suatu kohor hipotetis yang
berangsur-angsur berkurang jumlahnya karena kematian.
27. C
Pembahasan :
Urbanisasi (Urbanization): bertambahnya proporsi penduduk yang berdiam di
daerah kota yang disebabkan oleh proses perpindahan penduduk ke kota dan/atau
akibat dari perluasan daerah kota serta perubahan konsep desa kota.

28. A
Pembahasan :
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 58

Teori Migrasi The Seven Law of Population Mobility (E.G. Ravenstein, 1885) :
Pioneer Teori Migrasi
11. Migrasi dan Jarak
Banyaknya migran pindah ke jarak yang lebih dekat
Migran jarak jauh tertuju ke pusat-pusat perdagangan dan industry
12. Migrasi bertahap
Adanya arus migrasi yang terarah
Adanya migrasi dari desa ke kota kecil ke kota besar
13. Arus dan arus balik
Setiap arus migrasi utama menimbulkan arus balik penggantinya
14. Perbedaan antara desa dan kota mengenai kecenderungan melakukan migrasi
Desa lebih besar daripada kota
15. Wanita melakukan migrasi pada jarak yang dekat dibandingkan pria
16. Teknologi dan migrasi
Teknologi menyebabkan migrasi meningkat
17. Motif ekonomi merupakan dorongan utama orang melakukan migrasi

29. C
Pembahasan :
a. Penduduk 15 tahun ke atas yang aktif bekerja = bekerja
b. Penduduk 15 tahun ke atas yang sedang mencari pekerjaan = penganggur
c. Penduduk 15 tahun ke atas yang aktif bekerja dan yang sedang mencari
pekerjaan
d. Penduduk 15 tahun ke atas = usia kerja

30. C





DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 59

















Kunci dari kesuksesan adalah rajin belajar pada saat orang lain sedang tidur, rajin
bekerja pada saat orang lain sedang malas, mempersiapkan diri pada waktu orang lain
bermain-main, dan memiliki mimpi disaat orang lain memiliki keinginan.
( William A Ward )







ARI STOLES TENTANG KEMALASAN
Di antara murid-murid yang belajar pada Aristoteles
(filsuf Yunani) terdapat seorang yang sangat malas.
Ketika diperingatkan oleh gurunya, dia menjawab
mengemukakan alasannya, Apa yang harus saya
lakukan? Saya tidak memiliki ketekunan untuk
membaca, dan tidak mempunyai kesabaran terhadap
kelelahan serta kejenuhan belajar. Apa jawaban
Aristoteles?
Aristoles lalu berkata kepada muridnya yang malas itu,
Kalau demikian tidak ada jalan lain bagimu kelak,
kecuali harus sabar menghadapi KESENGSARAAN
dan KEBODOHAN.
[Abdulaziz Salim Basyarahil, Hikmah dalam humor
kisah dan pepatah, jilid 3.]

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 60


CHAPTER 1
STUDI KEPENDUDUKAN
Konsep dan Definisi
a. Definisi Demografi
1. David Lucas : Demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang penduduk, dan
secara khusus mengenai kelahiran, perkawinan, kematian, dan migrasi. Hal itu
mencakup pelajaran ilmiah tentang jumlah/besarnya penduduk, penyebaran
penduduk secara geografis, dan komposisi penduduk, serta bagaimana
perubahannya sepanjang waktu.
2. Hauser and Duncan (1959:2) : Demografi adalah ilmu yang mempelajari tentang
besar, penyebaran secara teritorial, dan komposisi penduduk; perubahan-
perubahannya, dan komponen-komponen perubahannya yang mana diidentifikasi
sebagai kelahiran, kematian/mortalitas, perpindahan teritorial/migrasi, dan
mobilitas sosial (perubahan status).
3. Pressat (1985:54) : Demografi adalah Ilmu yang mempelajari tentang penduduk
dalam kaitannya dengan perubahan-perubahan yang dihasilkan oleh hal yang
saling mempengaruhi antara kelahiran, kematian, dan migrasi.
4. UN (1958:3) : Demografi adalah ilmu yang secara ilmiah mempelajari tentang
penduduk terutama yang berkaitan dengan besar, struktur, dan perkembangannya.
5. Hawthorn (1970:3)
Penduduk merupakan hasil dari angka kelahiran, migrasi, dan kematian.
Demografi adalah sebuah nama secara konvensional diberikan terhadap ilmu yang
mempelajari angka-angka tersebut secara alami dan interaksinya dalam penduduk,
serta efek perubahan-perubahannya terhadap komposisi dan pertumbuhan
penduduk.
6. Bogue (1969:1-2)
Demografi adalah ilmu yang mempelajari secara statistik dan matematik tentang
besar, komposisi, dan penyebaran spasial penduduk, serta perubahan-
perubahannya sepanjang waktu melalui 5 proses, yaitu: fertilitas, mortalitas,
perkawinan, migrasi, dan mobilitas sosial.

Perbedaan Demografi Formal dengan Studi Kependudukan
- Demografi formal
a. kumpulan dan analisis statistik data demografi.
b. demografer formal seorang statistisi dan matematik
PENGANTAR STUDI KEPENDUDUKAN
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 61

c. variabel-variabel demografi diperlakukan secara matematis. Misal, jumlah
perempuan usia subur berubah, apa efek yang mungkin terhadap angka
kelahiran dikemudian hari?
Studi kependudukan
a. Adalah interdisiplin
b. Berkaitan dengan berbagai disiplin ilmu seperti matematik, statistik, biologi,
kesehatan, geografi, sosiologi, ekonomi, politik, dll.
c. Mempertimbangkan variabel demografi dan non-demografi
d. Melihat pengaruh variabel non-demografi terhadap variabel demografi.
e. Variabel demografi menyebabkan suatu perubahan dalam variabel non-
demografi.

Analisis Demografi Formal dan Studi Kependudukan Berdasarkan Jenis Variabel
Bebas dan Variabel Tidak Bebas


CHAPTER 2
TEORI PENDUDUK
Pertumbuhan Penduduk
Dinyatakan dengan formula

( ) (

)
Dimana :

: jumlah penduduk tahun t


: kelahiran jangka waktu 2 kejadian ( t tahun )
kematian t tahun

migrasi masuk tahun t

migrasi keluar tahun t




DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 62




Model Pertumbuhan Penduduk
Migrasi
Positif Negatif Nol
M > F N, T, S T T
M < F N N, T, S N
M = F N T S

Ket : M : Mortalitas N : Naik S : Stabil
F : Fertilitas T : Turun

Teori Mengenai Penduduk
1. Malthus (1766 1834)
- Menurut Thomlinson (1976), Malthus adalah penulis kependudukan pertama yg
profesional. Malthus menghitung doubling time untuk Amerika di bawah 25
tahun. Dia berasumsi bahwa ketika penduduk bertambah menurut deret
geometrik (1,2,4,8,16,..), produksi pertanian tidak akan meningkat lebih cepat dari
deret aritmetik (1,2,3,4,5,..)
- Pembatasan Pertumbuhan Penduduk



- Beberapa kritik tentang Malthus
a. Malthus tidak memperhitungkan kemajuan transportasi, dikaitkan dengan
pembukaan lahan pertanian yang baru
b. Hewan dan tumbuhan dapat meningkat seperti deret ukur, dalam kondisi
yang sesuai. Teknologi dan metode pengembangan pertanian, seperti
penggunaan pupuk dapat meningkatkan produktivitas.
c. Malthus tidak memperhitungkan penggunaan kontrasepsi dalam
perkawinan.
d. Fertilitas dapat turun selaras dengan peningkatan ekonomi dan standar
hidup

2. Aliran Neo Malthusians
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 63

- Awal abad 20, dipelopori Garet Hardin dan Paul Ehrlich
- Mendukung aliran Malthus yg lebih radikal.
- Malthus mengurangi jumlah penduduk dengan moral restrain saja
- Menggunakan semua cara preventive checks
- Meadow (1970) menerbitkan The Limit to Growth, memuat hubungan antara
variabel lingkungan yaitu: penduduk, produksi pertanian, produksi industri,
sumber daya alam dan polusi. Waktu sumber daya alam melimpah, bahan
makanan, hasil industri dan penduduk bertambah dengan cepat. Tahun 2100,
sumber daya alam akan habis, dan semua akan menurun.

3. Aliran Marxist
- Dipelopori oleh Karl Marx dan Friedrich Engels
- Pertumbuhan penduduk tidak perlu dibatasi, karena semakin banyak manusia
semakin tinggi produksi yang dihasilkan.
- Menurut Marx, kemelaratan disebabkan kaum kapitalis menguasai alat produksi,
sedang dalam sistem sosialis alat produksi dikuasai buruh
- Menentang usaha moral restraint yang disarankan Malthus.

4. Aliran Muktahir
TEORI FISIOLOGI DAN SOSIAL EKONOMI
1. John Stuart Mill
setuju dengan malthus, pada waktu tertentu manusia dapat mempengaruhi perilaku
demografinya. Misal, jika produktifitas tinggi, pendidikan tinggi, pendapatan tinggi,
wanita, cenderung menginginkan fertilitas rendah.
2. Arsene Dumont
Teori kapilaritas sosial, yaitu kedudukan sosial akan merambat dalam lapisan
masyarakat. contoh di Perancis abad 19, saat sitem demokrasi baik tiap orang
berlomba mencapai kedudukan yg tinggi. Akibatnya angka kelahiran turun dengan
cepat
3. Emile Durkheim
Adanya persaingan antar penduduk, timbul persaingan yg menyebabkan tiap orang
berusaha meningkatkan pendidikan, dan keterampilan.
4. Michael Thomas Sadler dan Doubleday
Daya reproduksi manusia dibatasi oleh jumlah penduduk di suatu negara/wilayah.
Jika kepadatan penduduk tinggi, daya reproduksi menurun dan sebaliknya. Thomson
(1953) mengkritik untuk Jawa, India dan Cina.

KELOMPOK EKONOMI YANG OPTIMIS
Menentang toeri maltus, manusia dengan ilmu pengetahuannya dapat melipatgandakan
produksi pertanian.
5. Herman Kahn (1976)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 64

Negara-negara kaya akan membantu negara miskin. Dunia tidak akan kehabisan
sumber daya alam, karena seluruh bumi penuh dengan mineral. Proses penggantian
dan recycling akan terus terjadi. Era ini disebut era substitusi.

Fase Transisi Demografi




Pendekatan lain Transisi Demografi
Coale (1973) berpendapat bahwa 3 kondisi untuk mengontrol marital fertility:
Penurunan fertilitas harus dipersepsikan memberi keuntungan
Kontrol fertilitas harus dalam calculus of conscious choices
Metode efektif harus tersedia

CHAPTER 3
FERTILITAS

Konsep & Definisi
- Fertilitas : banyaknya kelahiran hidup bagi wanita.
- Marital fertilitas: banyaknya kelahiran hidup wanita menikah
- Natural fertility (fertilitas alami): fertilitas wanita tanpa dibatasi kontrol kelahiran
- Fecunditas: potensi atau kemampuan psikologis untuk memberikan kelahiran hidup
- Fecund/subur: jika seorang wanita mampu memberikan kehidupan bagi seorang
bayi, jika tidak bisa: steril atau infecund
- Lahir hidup (live birth) : kelahiran seorang bayi yang menunjukkan tanda-tanda
kehidupan seperti : bernapas, bergerak, menangis walaupun beberapa saat dalam
kehidupan detik.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 65

- Lahir mati ( still birth) : kelahiran seorang bayi paling sedikit telah berumur 20
minggu dalam kandungan tanpa menunjukkan tanda tanda kehidupan.
- Abortus ( abortion ) : kematian seorang bayi dalam kandungan denagn umur
kandungan kurang dari 28 minggu. Terdapat 2 jenis abortus, yaitu :
1. Abortus yang disengaja (induced) : dapat terjadi karena alasan medis, misal si
ibu mempuanyai penyakit yang berat ( jantung, dsb ) sehingga diteruskan
kehamilannya akan membahayakan jiwanya. Sedangkan abortus disengaja bukan
karena medis, misalnya : kehamilan yang tidak diharapkan sehingga dengan
sengaja digugurkan.
2. Abortus tidak disengaja (spontaneous) : atau yang biasa dikenal dengan istilah
keguguran.
- Masa Reproduksi (childbearing age) atau masa usia subur (15-49 tahun) : masa
dimana seorang wanita mampu melahirkan anak-anaknya.

Faktor Penentu Fertilitas
Faktor yang mempengaruhi fertilitas secara langsung (Intermediate Variable).
intermediate variable ( Kingsley Davis & Blake, 1956 )
1. Tahap Hubungan Seksual ( coitus/intercourse).
A. Masa Perkawinan.
Usia memasuki perkawinan.
Selibat permanen : proporsi wanita yang tidak pernah menikah.
Periode reproduktif pada saat dan sesudah perkawinan (perpisahan
karena percerian atau perpisahan karena suami meninggal ).
B. Peluang intercourse dalam perkawinan
Voluntary abstinence
Involuntary abstinence ( contoh : sakit )
Coital frequency
2. Tahap Pembuahan (conception)
Fecundity atau infecundity terpaksa
Menggunakan atau tidak menggunakan kontrasepsi
Fecundity atau infecundity sukarela ( sterlisasi, alasan kesehatan, dll)
3. Tahap Kehamilan (gestation) & Melahirkan (parturition)
Kematian bayi tidak disengaja
Kematian bayi secara sengaja

Kerangka Analisis Fertilitas menurut Ronald Fredman

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 66



Proximate Determinant of Fertility
Karena sulit menghitung keterkaitan antara Var. Intermediate dan Vertilitas, Th. 1978
Bongaarts mengurangi 11 var menjadi 8 var.
1. Proporsi wanita yang menikah atau dalam ikatan perkawinan
a. Usia Perkawinan Pertama
b. Frekuensi wanita yg tidak pernah menikah
c. Frekuensi perceraian dan menikah kembali
d. Berada di luar penikahan
2. Patern of Sexual Activity
a. Frekuensi Hubungan Seksual
b. Tidak melakukan Hubungan seksual
c. Pasangan yang terpisah
3. Masa Hamil dan menyusui

Penggunaan kontrol kelahiran
4. Kontrasepsi termasuk sterilisasi
5. Aborsi
6. Keguguran

Sterility
7. Natural Infertility
8. Pathological Infertility



DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 67

Faktor Faktor yang Mempengaruhi Fertilitas.
- Ukuran Keluarga Ideal
Bongaart (1990): ukuran keluarga ideal seringkali overestimate 1 atau 2
kelahiran dibanding total fertilitas yg diinginkan. 48 survey di negara
berkembang, rata-rata 26% fertilitas tidak diinginkan.
- Son Preference
a. Keinginan memiliki anak laki-laki erat kaitannya dengan alasan-alasan
ekonomi, sosial & agama
b. Jumlah anak laki-laki yg sedikit mempengaruhi fertilitas
c. Di Korea, pasangan cenderung membatasi kelahiran jika mempunyai anak
laki-laki lebih banyak dari perempuan (Williamson 78)
d. Di India, Pakistan dan Moroco, anak laki-laki tidak mempengaruhi fertilitas
- Nilai Ekonomi Anak
a. Dalam teori ekonomi mikro, anak disamakan dengan barang-barang konsumsi
seperti mobil atau televisi yg memberi kepuasan untuk jangka waktu lama.
b. Dalam teori kebiasaan konsumen, individu mempunyai sumber yg terbatas &
mencoba untuk memaksimalkan kepuasan dengan memilih berbagai benda yg
berbeda. Pilihan ini dipengaruhi oleh harga barang yg bervariasi &
pendapatan.
c.
Kategori Nilai Anak
1. Nilai Positif
- Keuntungan Emosional
- Keuntungan ekonomi dan keamanan
- Pengembangan diri dan pencapaian status kedewasaan
- Identifikasi dengan anak
- Kelangsungan keluarga
2. Nilai Negatif
- Biaya Emosional
- Biaya ekonomi
- Opportunity Cost
- Kebutuhan Fisik
- Family Cost
3. Nilai Keluarga Besar
- Hubungan Saudara Kandung
- Sex Preference
- Child Survival

4. Nilai Keluarga Kecil
- Kesehatan Ibu
- Biaya Kemasyarakatan
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 68

Menurut H. Leibenstein, anak dilihat dari 2 segi yaitu kegunaannya (utility) dan biaya
(cost), sedangkan menurut Gary Becker anak adalah barang konsumsi tahan lama. Kualitas
diartikan pengeluaran rata rata untuk anak oleh suatu keluarga.

CHAPTER 4
MORTALITAS
Konsep & Definisi
Mati
peristiwa hilangnya semua tanda-tanda kehidupan secara permanen, yang bisa terjadi
setiap saat setelah kelahiran hidup.
Morbiditas/penyakit/kesakitan
penyimpangan dari keadaan yang normal, yang biasanya dibatasi pada kesehatan fisik dan
mental (Budi Utama, 1985).
Lahir mati (still birth)
kematian bayi yang cukup masanya pada waktu keluar dari rahim, tidak ada tanda-tanda
kehidupan.
Kematian baru lahir (neo natal death)
Kematian bayi sebelum berumur satu bulan.
Kematian lepas baru lahir (post neo natal death)
kematian bayi setelah berumur satu bulan dan kurang dari setahun
Kematian bayi (infant mortality)
Kematian setelah bayi lahir hidup hingga berumur kurang dari satu tahun.
Kematian Maternal
kematian ibu pada saat mengandung atau pada periode 42 hari setelah terminasi
kehamilan, tidak tergantung umur maupun letak kehamilan yang dikarenakan atau
dipersulit oleh semua sebab yang berkaitan dengan kehamilan atau penanganan kehamilan,
bukan kematian yang disebabkan kecelakaan atau kelalaian (WHO 1992). Kematian
Maternal dibagi kedalam 2 kelompok, yaitu :
a. Kematian obstetrik langsung
kematian sebagai akibat dari komplikasi obstetrik pada masa kehamilan, persalinan,
dan nifas atau dari tindakan dan perawatan yang tidak tepat.
b. Kematian obstetrik tidak langsung
Kematian karena penyakit yang diderita sebelum kehamilan atau yang berkembang
selama kehamilan, bukan karena obstetrik langsung tapi yang dipersulit oleh efek
fisiologi kehamilan.

5 proximate determinan (mempengaruhi IMR secara langsung) oleh Mosley & Chen
(1984)
1. Faktor ibu (umur, paritas, interval kelahiran)
2. Kontaminasi lingkungan (air, udara, makanan, serangga penyebab penyakit)
3. Nitrisi (kekurangan kalori, protein, vitamin, mineral)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 69

4. Kecelakaan
5. Kontrol penyakit individu (preventif, perlakuan medis)
Faktor sosial ekonomi (seperti pendapatan & pendidikan) bekerja melalui proximate
determinan.

Perbedaan Mortalitas
Perbedaan berdasarkan jenis kelamin
Sejak 1660 John Graunt meneliti bahwa wanita hidup lebih lama dibandingkan pria.
Penelitian Penny Kane memberikan gambaran sbb.:
1. Penjelasan biologis: hormon pria lebih agresif. Adanya komponen genetik pada
anak perempuan yang memberikan kekebalan lebih besar terhadap serangan
infeksi
2. Penjelasan Biososial: karena perempuan melahirkan anak, laki-laki mengambil
resiko lebih tinggi dalam kelompoknya.
3. Lingkungan & Kebiasaan:
o Resiko Pekerjaan: laki-laki memiliki pekerjaan yang berisiko lebih besar
dibanding perempuan, dan menghadapi polusi industri, kimia, kecelakaan,
dll.
o Kebiasaan/adat: Maskulinitas menyebabkan anak laki-laki lebih suka
berpetualang dan mengambil resiko, dan wanita cenderung lebih
memperhatikan kesehatannya
o Gaya hidup: laki-laki cenderung lebih banyak yang minum alkohol &
merokok
Perbedaan lain
Beberapa faktor sosial ekonomi dan demografi yang mempengaruhi mortalitas seperti
Status perkawinan, pendidikan, status sosial, daerah/wilayah, status migrant, etnik.

Faktor Penyebab Kematian karena Penyakit
a. Kematian bayi (<1th): infeksi saluran pernafasan atas, diare, radang paru-paru,
saluran pencernaan, dll
b. Kematian anak 1 4 th: infeksi saluran pernafasan atas, diare, radang paru-paru,
saluran pencernaan
c. Kematian maternal: toxaemia, perdarahan, aborsi, sepsis, komplikasi lain kehamilan
& kelahiran
d. Penyakit infeksi dan noninfeksi
e. HIV/AIDS
Model Kematian dalam bentuk sederhana
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 70




CHAPTER 5
MIGRASI
Konsep dan Definisi
Adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat ke tempat
lain melampaui batas politik / negara ataupun batas administrative / batas bagian dalam
suatu negara.
Teori mengenai migrasi :
a. UN : migrasi adalah bentuk mobilitas geografi (geographic mobility) atau
mobilitas ruang (spatial mobility) dari suatu unit geografi ke unit geografi lainnya,
yang menyangkut suatu perubahan tempat kediaman secara permanen dari tempat
asal ke tempat tujuan.
b. Bogue (1969:752): Migrasi merupakan suatu bentuk mobilitas tempat kediaman
penduduk yg menyangkut perubahan tempat kediaman dari suatu masyarakat ke
masyarakat yg lain bersifat sosiologis.
c. Shryock and Siegel (1971: 579) : Migrasi adalah suatu bentuk dari mobilitas
geografi atau mobilitas keruangan yang menyangkut perubahan tempat kediaman
secara permanen antar unit-unit geografis tertentu.
d. Mobilitas menurut PBB dan Shryock & siegel menekankan 2 unsur pokok yaitu
permanenitas (Dimensi waktu) & unit geografi (tempat)
e. Petersen & Petersen (1986:556) : Perpindahan yang relatif permanen dari
seseorang melewati jarak yang signifikan
f. Lee (1966:285) : Perpindahan tempat tinggal yg permanen dan semi permanen
tidak ada batasan jarak
g. Mangalam & Morgan (1968:8) : Pergerakan yg relatif permanen dari suatu
wilayah geografis ke wilayah yang lain.
h. United Nation (1973: 23) : Menekankan pada mereka yang tinggal ke tempat yg
baru lebih dari 12 bulan.

Mobilitas Penduduk
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 71

o Batasan ruang dan waktu dalam penelitian mobilitas penduduk ( Ida Bagoes
Mantra, 1975 )
No Bentuk Mobilitas Batas Wilayah Batas Waktu
1 Ulang alik (
commuting)
Dukuh / Dusun 6 jam + & kembali
pada hari yang sama
2 Menginap / mondok
didaerah tujuan
Dukuh / Dusun Lebih dari 1 hari dan
kurang dari 6 bulan
3 Permanen / menetap
didaerah tujuan
Dukuh / Dusun 6 bulan + & menetap


o Beberapa bentuk mobilitas
a. Recurrent Movement
Perubahan tempat yang bersifat rutin, misalnya orang yang pulang balik kerja.
b. Perubahan tempat yang bersifat sementara
c. Non Recurrent Movement
Perubahan tempat tinggal dengan tujuan menetap dan tidak kembali ke tempat
semula.
Jenis jenis Migrasi
Migrasi Masuk : masuknya pendudukn ke suatu daerah tempat tujuan ( area
of destination ).
Migrasi Keluar : perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (area of
origin).
Migrasi Neto: selisih antara migrasi masuk dan migrasi keluar.
Migrasi Bruto : Jumlah antara migrasi masuk dan migrasi keluar.
Migrasi Total : seluruh kejadian migrasi, mencakup migrasi seumur hidup
dan migrasi pulang
Migrasi Internasional : Perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara
lain. Imigrasi yaitu masukntya penduduk ke suatu negara. Emigrasi yaitu
keluarnya penduduk suatu negara.
Migrasi Seumur Hidup : migrasi berdasarkan tempat kelahiran, atau mereka
yang pada waktu pencacahan bertempat tinggal berbeda dengan daerah
kelahirannya.
Migrasi Parsial : jumlah migrant ke suatu daerah tujuan dari suatu daerah asal
atau dari daerah asal ke suatu daerah tujuan.
Arus Migrasi : jumlah atau banyaknya perpindahan yang terjadi dari daerah
asal ke daerah tujuan dalam jangka waktu tertentu.
Urbanisasi : bertambahnya proprosi penduduk yang berdiam di daerah kota
yang disebabkan oleh proses perpindahan penduduk ke kota, perluasan daerah
kota, ataupun perubahan konsep desa kota.
Transmigrasi : perpindahan penduduk dari suatu daerah untuk menetap ke
daerah lain yang ditetapkan daidalam wilayah NKRI guna kepentingan
pembangunan negara atau alasan alasan yang dipandang perlu oleh
pemerintah dasar berdasar UU (UU No. 3 Tahun 1972 ).
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 72


Faktor faktor yang Mempengaruhi Migrasi
Faktor Pendorong
1. Berkurangnya sumber-sumber alam, menurunnya permitnaan atas barang-barang
tertentu yang bahan bakunya makin sulit diperoleh.
2. Menempitnya lapangan pekerjaan di tempat asal akibat masuknya teknologi yang
menggunakan mesin.
3. Adanya tekanan / diskriminasi politik, agama, suku ditempat asal.
4. Tidak cocok dengan adat/kebudayaan/kepercayaan ditempat asal.
5. Alasan pekerjaan atau perkawinan yang menyebabkan tidak bisa mengembangkan
karir pribadi.
6. Bencan alam.
Faktor Penarik
1. Adanya rasa superior di tempat yang baru atau kesempatan untuk memasuki
lapangan pekerjaan yang cocok.
2. Kesempatan memperoleh pendapatan yang lebih baik.
3. Kesempatan memperoleh pendidikan yang lebih tinggi.
4. Keadaan lingkungan dan keadaan hidup yang menyenangkan.
5. Tarikan dari orang-orang yang diharapkan sebagai tempat berlindung.
6. Adanya aktifitas aktifitas di kota besar, tempat hiburan, dan pusat kebudayaan
sebagai daya tarik.
Menurut Everet S. Lee
4 faktor yang menyebabkan orang melakukan migrasi :
1. Faktor yang terdapat didaerah asal.
2. Faktor yang terdapat didaerah tujuan.
3. Rintangan rintangan yang menghambat
4. Faktor faktor pribadi.
7 Teori Migrasi oleh E.G.Ravenstein :
- Migrasi dan Jarak
- Banyak migrant pada jarak dekat
- Migrant jarak jauh tertuju ke pusat perdagangan dan industry.
- Migrasi bertahap
- Adanya arus migrasi yang terarah
- Adanya migrasi dari desa kota kecil kota besar.
- Arus dan Arus Balik
Setiap arus migrasi utama menimbulkan arus migrasi penggantinya.
- Perbedaan desa kota dalam bermigrasi
- Wanita melakukan migrasi jarak dekat.
- Teknologi dan migrasi
Teknologi menyebabkan migrasi meningkat.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 73

- Motif ekonomi.

Ukuran Migrasi
1. Angka Mobilitas
Adalah rasio banyaknya penduduk yang pindah secara local 9mover) dalam jangan
waktu tertentu dengan banyak penduduk.


Dimana : m : Angka mobilitas
M : Jumlah Mover
P : Penduduk
K : 1000
2. Angka Migrasi Masuk
Adalah banyaknya migrant yang masuk per 1000 penduduk dareah tujuan dalam
waktu 1 tahun.


Dimana :

: angka migrasi masuk


I : jumlah migrasi masuk
P : penduduk pertengahan tahun
K : 1000
3. Angka Migrasi Keluar
Banyaknya migrant yang keluar per 1000 penduduk daerah asal dalam waktu 1 tahun.


Dimana :

: angka migrasi keluar


O : jumlah migrasi keluar
P : penduduk pertengahan tahun
K : 1000
4. Angka Migrasi Neto
Adalah selisih banyaknya migrant yang masuk dan keluar dari suatu daerah per 1000
penduduk dalam 1 tahun.


Dimana :

: angka migrasi neto


I : jumlah migrasi masuk
O : jumlah mirgrasi keluar
P : penduduk pertengahan tahun
K : 1000
5. Angka Migrasi Bruto
Adalah jumlah banyaknya migrant yang masuk dan keluar dibagi jumlah penduduk
asal dan tujuan dalam 1 tahun.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 74


Dimana :

: angka migrasi masuk


I : jumlah migrasi masuk
O : jumlah mirgrasi keluar
P : penduduk pertengahan tahun
K : 1000

Urbanisasi
1. Persentase Penduduk Kota
Jumlah banyaknya migrant yang masuk dan keluar diibagi jumlah penduduk asal dan
tujuan dalam 1 tahun.


Dimana :

:Persentase penduduk kota


U : Penduduk daerah kota
P : penduduk total
2. Rasio Penduduk kota desa
Jumlah banyaknya migrant yang masuk dan keluar dibagi jumlah penduduk asal dan
tujuan dalam 1 tahun.


Dimana :
U : Penduduk daerah kota
R : penduduk desal
3. Latar Belakang Masalah
o Pull faktor yang besar di kota dibanding di desa.
o Tekanan penduduk dan menyempitnya kerja dipedesaan.
o Anggapan kota yang memungkinkan pengembangan diri.
4. Masalah masalah urbanisasi
o Pertambahan penduduk yang besar.
o Pendatang dengan keahlian berbeda dengan yang dibutuhkan dikota.
o Kota belum siap menerima penduduk desa.
5. Kebijaksanaan
o Kebijakan pintu tertutup.
o Perencanaan kota yang baik.
o Usaha yang sifatnya strategis seperti menurunkan tingkat fertilitas,
transmigrasi, dan meningkatkan kesempatan kerja di kota maupun di desa.



DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 75

CHAPTER 6
KETENAGAKERJAAN
Konsep dan Definisi
- Economically Active Population
Para pekerja yang memproduksi barang dan jasa (secara ekonomi) dan mereka yang
sedang aktif mencari pekerjaan
- Economically Inactive Population
Bukan pekerja atau sedang tidak mencari pekerjaan, dimana mereka hanya mengonsumsi
dan tidak memproduksi barang dan jasa.
- Tenaga Kerja (manpower)
o Penduduk dalam usia kerja.
o Dalam literatur biasanya penduduk usia 15 64 tahun.
o Penduduk usia 10+ (SP71 dan SP80)
o Definisi:
Penduduk dalam suatu negara yang dapat memproduksi barang dan jasa jika
ada
permintaan terhadap tenaga mereka dan jika mereka mau berpartisipasi dalam
aktifitas tersebut.
- Angkatan Kerja (labor force)
Bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya terlibat, atau berusaha terlibat dalam
kegiatan produktif yaitu memproduksi barang dan jasa
- Bukan Angkatan Kerja (Not in thelabor force)
Bagian dari tenaga kerja yang sesungguhnya tidak terlibat, atau tidak berusaha terlibat
memproduksi barang dan jasa.

Pengertian Angkatan Kerja SP71
Konsep : Labor Force Concept
Referensi waktu : 1 minggu sebelum pencacahan
Kelompok kegiatan penduduk:
1. Angkatan Kerja
2. Bukan Angkatan Kerja
3. Tidak Terjawab
- Bekerja
1. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan melakukan suatu pekerjaan
dengan maksud memperoleh atau membantu memperoleh pekerjaan
2. Mereka yang selama seminggu sebelum pencacahan tidak melakukan pekerjaan atau
bekerja kurang dari 2 hari tetapi mereka adalah:
a. Pekerja tetap, pegawai-pegawai pemerintah atau swasta yang sedang tidak masuk
kerja karena cuti, sakit, mogok, mangkir dll.
b. Petani yang mengusahakan tanah pertanian yang tidak bekerja karena menunggu
panenan atau hujan untuk menggarap sawah.
c. Orang yang bekerja dalam bidang keahlian seperti dokter, tukang cukur, dll.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 76

- Mencari Pekerjaan
1. Mereka yang belum pernah bekerja dan sedang berusaha mencari/mendapatkan
pekerjaan
2. Mereka yang bekerja, pada saat pencacahan sedang menganggur dan berusaha
mendapatkan pekerjaan
3. Mereka yang dibebastugaskan dan sedang berusaha mendapatkan pekerjaan
- Bukan Angkatan Kerja
1. Sekolah
2. Mengurus Rumahtangga
3. Penerima Pendapatan (pensiun, menerima bunga simpanan, hasil sewa, dll)
4. Lain-lain (lanjut usia, lumpuh, dungu, dll)
Jika seseorang mempunyai lebih dari satu kegiatan, jika salah satu masuk anggkatan
kerja, dimasukkan kategori angkatan kerja .
Pengertian Angkatan Kerja SP80
Kegiatan Utama Seminggu yang lalu:
Kegiatan yang dilakukan dalam waktu terbanyak yang dilakukan seminggu yang lalu \
- Bekerja:
Penduduk (10+) yang selama seminggu yll. Melakukan pekerjaan dengan maksud
memperoleh atau membantu memperoleh penghasilan atau keuntungan paling sedikit 1
jam seminggu yll.
- Punya pekerjaan sementara tidak bekerja:
Penduduk (10+) yang mempunyai pekerjaan tetapi selama seminggu yll tidak bekerja
karena berbagai sebab, misal: cuti, sakit, menunggu panen, mogok, dll atau bekerja
kurang dari 1 jam.
- Mencari pekerjaan:
Penduduk (10+) yang sedang berusaha mendapatkan/mencari pekerjaan, termasuk
didalamnya:
A. Mereka yang belum pernah bekerja
B. Mereka yang pernah bekerja, karena suatu hal berhenti atau diberhentikan.
- Usaha mendapatkan pekerjaan misal:
a. Mendaftar di Kantor Penempatan Tenaga Kerja
b. Mengajukan Lamaran
c. Membalas iklan yang menawarkan pekerjaan
d. Mendatangi langsung kantor/pabrik
e. Pesan lewat saudara/kenalan
f. lainnya
- Mengurus Rumahtangga:
Penduduk (10+) yang selama seminggu yang lalu mengurus rumahtangga atau membantu
mengurus rumahtangga tanpa mendapatkan upah/gaji.
- Sekolah:
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 77

Penduduk (10+) yang melakukan kegiatan bersekolah selama seminggu yang lalu.
- Lainnya:
Penduduk (10+) yang tidak dapat melakukan kegiatan seperti yang termasuk dalam
kategori sebelumya, seperti: lanjut usia, cacat jasmani, cacat mental, dll



BAGAN


Pengukuran Kegiatan Ekonomi
- Gainful Worker Approach (pendekatan kebiasaan). Kegiatan yang biasa dilakukan
- Labour Force Approach (pendekatan saat ini).
o Sensus Penduduk 1961: kegiatan utama yg dilakukan minimal 2 bulan selama 6
bulan yll.
o Sensus Penduduk 1971 menggunakan referensi waktu 2 hari dalam seminggu
- Labour Utilization Approach (LUA)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 78

o penyempurnaan dan penyesuaian konsep LFA untuk negara agraris (Suharso,
1983). Pemyempurnaan dilakukan hanya pada kelompok angkatan kerja.
o Mereka yang bekerja dibagi menjadi dua : fully employed (fully utilized dan
under employed (under utilized) )
Ukuran Dasar Ketenagakerjaan
- Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
TPAK =


x 100
- Tingkat Penganggur
TP =


x 100
- Tingkat Setengah Pengangguran (TSP)
TSP =


x 100
- Tingkat Setengah Pengangguran Kritis
TSPK =


x 100
- Tingkat Setengah Pengangguran Sukarela
TSPS =



x100

- Tingkat Setengah Pengangguran Terpaksa
TSPT =



- Tingkat Pengangguran Baru
TTPB = TPT (Tingkat Pengangguran Terbuka ) + TSPT
- Rasio Beban Ketergantungan
=
() ()
()
x 100

PENGANGGURAN
- Pengangguran Terbuka Tahun 2000 (Sakern as)
a. Mereka yang tidak bekerja dan mencari pekerjaan,
b. Mereka yang tidak bekerja dan mempersiapkan usaha,
c. Mereka yang tidak bekerja dan tidak mencari pekerjaan, karena merasa tidak
mungkin mendapatkan pekerjaan, dan
d. Mereka yang tidak bekerja dan tidak mencari pekerjaan karena sudah diterima
bekerja, tetapi belum mulai bekerja.
- Sejak tahun 2001 definisi pengangguran mengalami penyesuaian/perluasan
menjadi sebagai berikut ;
a. mereka yang tidak mencari pekerjaan karena merasa tidak mungkin mendapatkan
pekerjaan (sebelumnya dikatagorikan sebagai bukan angkatan kerja),
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 79

b. yang sudah punya pekerjaan tetapi belum mulai bekerja (sebelumnya dikatagorikan
sebagai bekerja), dan pada waktu yang bersamaan mereka tak bekerja (jobless).
- Dilihat dari penyebabnya, pengangguran dibagi kedalam 5 bagian, yaitu :
a. Pengangguran siklus adalah pengangguran yang terjadi karena menurunnya
kegiatan perekonomian (misal terjadi resesi) sehingga menyebabkan
berkurangnya permintaan masyarakat (aggrerat demand).
b. Pengangguran musiman adalah pengangguran yang terjadi karena adanya
pergantian musin misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.
c. Pengangguran friksional adalah Pengangguran yang muncul akibat adanya
ketidaksesuaian antara pemberi kerja dan pencari kerja.
d. Pengangguran teknologi adalah Pengangguran yang terjadi karena adanya
penggunaan alat-alat teknologi yang semakin modern yang menggantikan tenaga
krja manusia.
e. Pengangguran struktural adalah pengangguran yang terjadi karena adanya
perubahan dalam struktur perekonomian yang menyebabkan kelemahan di bidang
keahlian lain.


CHAPTER 7
KELUARGA BERENCANA

Istilah istilah yang berkaitan dengan Keluarga Berencana :
1. Usia Subur (reproductive age)
Usia dimana secara rata-rata perempuan mampu untuk melahirkan, yaitu 15-49 tahun.
2. Pasangan Usia Subur (reproductive couple)/PUS
Pasangan suami istri dimana istrinya berada dalam usia yang mampu melahirkan yaitu
istrinya berusia 15-49 tahun.
3. Keluarga Berencana
Upaya untuk mengatur jumlah, jarak, dan waktu kelahiran anak dalam rangka
mencapai tujuan reproduksi keluarga.
4. Alat/Cara KB (kontrasepsi)
Alat atau cara yang digunakan oleh pasangan usia subur untuk mengatur jarak
kelahiran atau untuk membatasi jumlah kelahiran yang berfungsi untuk mencegah
terjadinya kehamilan.
5. Aborsi yang disengaja dengan tujuan di luar alasan kesehatan ibu dan atau janin tidak
termasuk dalam alat/cara KB karena dilakukan setelah terjadi peristiwa kehamilan
(konsepsi). Walaupun aborsi dikenal juga sebagai metode pengendalian kelahiran.
6. Jenis JenisAlat/Cara KB
- Tradisional :Sistem kalender dan Metode Senggama Terputus.
- Modern :IUD, Pil, Suntikan, Kondom, Diaphragma, Spermisida,Vaginal
tablet/jelly/foam, Sterilisasi(vasektomi dan sterilisasi tuba).


DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 80


CHAPTER 8
INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

Indeks Pembangunan Manusia (IPM):

Salah satu alat ukur yang dianggap dapat merefleksikan status pembangunan manusia,
merupakan suatu indeks komposit yang mencakup tiga bidang pembangunan manusia yang
dianggap sangat mendasar yaitu:

- Usia hidup (longetivity)
Indikator : angka harapan hidup waktu lahir (life expectacy at birth/ e
o
).
- Pengetahuan (knowledge)
Indikator : angka melek huruf (Literacy Rate) dan rata-rata lama sekolah (Mean
Years School).
- Standar hidup layak (decent living).
Indikator : GDP per kapita riil yang telah disesuaikan (adjusted real GDP per
capita)



Tahapan Menghitung IPM :

1. Menghitung masing masing komponen IPM


Dimana :
Xi : Indikator komponen pembangunan manusiake-i, i= 1,2,3
Xmin : Nilai minimum Xi
Xmaks : Nilai maksimum Xi

2. menghitung rata-rata sederhana dari masing-masing indeks Xi

dimana :
X1 = Indeks Angka Harapan Hidup
X2 = 2/3(Indeks Melek Huruf) + 1/3(Indeks Rata-rata Lama Sekolah)
X3 = Indeks Konsumsi perkapita yang disesuaikan

- Tinggi : IPM lebihdari 80,0
- MenengahAtas : IPM antara 66,0 79,9
- MenengahBawah : IPM antara 50,0 65,9
- Rendah : IPM kurangdari 50,0


Indeks (Xi) = (Xi Xmin)/(Xmaks Xmin)

IPM = {X1 + X2 + X3} / 3

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 81

CHAPTER 9
STUDI ANAK JALANAN

- Undang-Undang Republik Indonesia nomor 23 tahun 2002 tentang Perlindungan
Anak yang menegaskan bahwa:
Perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin dan melindungi anak dan
hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan berpartisipasi secara optimal
sesuai dengan harkat dan martabat kemanusiaan, serta mendapat perlindungan dari
kekerasan dan diskriminasi
- UNICEF memberikan batasan tentang anak jalanan, yaitu anak jalanan merupakan
anak-anak berumur di bawah 16 tahun yang sudah melepaskan diri dari keluarga,
sekolah, dan lingkungan masyarakat terdekatnya, larut dalam kehidupan yang berpindah-
pindah di jalan raya.
- Menurut Yayasan Kesejahteraan Anak Indonesia, anak jalanan dibedakan menjadi 4
kelompok, yaitu:
1. Anak-anak yang tidak berhubungan lagi dengan orang tua. Mereka tinggal
di jalanan selama 24 jam dan menggunakan semua fasilitas jalanan sebagai
ruang lingkup hidupnya. Hubungan dengan keluarga sudah terputus.
2. Anak-anak yang berhubungan tidak teratur dengan orang tua. Mereka
adalah anak yang bekerja di jalanan. Mereka sering kali diidentikkan sebagai
pekerja migrant kota yang pulang tidak teratur kepada orang tuanya di
kampung.
3. Anak-anak yang berhubungan teratur dengan orang tuanya. Mereka
tinggal dengan orangtuanya, beberapa jam di jalanan sebelum atau sesudah
sekolah. Motivasi mereka ke jalan karena terbawa teman, belajar mandiri,
membantu orangtua, dan disuruh orangtua. Aktivitas utama mereka biasanya
adalah berjualan koran.
4. Anak-anak jalanan yang berusia diatas 16 tahun. Mereka berada di jalanan
untuk mencari kerja, atau masih labil suatu pekerjaan. Mereka biasanya kaum
urban yang mengikuti orang dewasa (orangtua atau saudaranya) ke kota.


MDGs (MILLENIUM DEVELOPMENT GOALS)
1. Tujuan 1 : Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan
2. Tujuan 2 : Mencapai pendidikan dasar universal
3. Tujuan 3 : Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan
4. Tujuan 4 : Menurunkan angka kematian anak
5. Tujuan 5 : Meningkatkan kesehatan ibu
6. Tujuan 6 : Memerangi HIV / AIDS, malaria dan lainnya
7. Tujuan 7 : Memastikan kelestarian lingkungan hidup
8. Tujuan 8 : Mengembangkan Kemitraan Global untuk Pembangunan




DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 82

CHAPTER 10
KEMISKINAN

- Untuk menguku rkemiskinan, BPS menggunakan konsep kemampuan memenuhi
kebutuhan dasar (basic needs approach). Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang
sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar makanan
dan bukan makanan yang diukur dari sisi pengeluaran. Jadi Penduduk Miskin adalah
penduduk yang memiliki rata-rata pengeluaran perkapita perbulan dibawah garis
kemiskinan.


- Garis Kemiskinan
1. Garis Kemiskinan (GK) merupakan penjumlahan dari Garis Kemiskinan Makanan
(GKM) dan Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM). Penduduk yang memiliki
rata-rata pengeluaran perkapita per bulan dibawah Garis Kemiskinan dikategorikan
sebagai penduduk miskin.
2. Garis Kemiskinan Makanan (GKM) merupakan nilai pengeluaran kebutuhan
minimum makanan yang disetarakan dengan 2100 kilokalori perkapita perhari. Paket
komoditi kebutuhan dasar makanan diwakili oleh 52 jenis komoditi (padi-padian,
umbi-umbian, ikan, daging, telur dan susu, sayuran, kacang-kacangan, buah-buahan,
minyak dan lemak, dll)
3. Garis Kemiskinan Non Makanan (GKNM) adalah kebutuhan minimum untuk
perumahan, sandang, pendidikan dan kesehatan. Paket komoditi kebutuhan dasar non
makanan diwakili oleh 51 jenis komoditi di perkotaan dan 47 jenis komoditi di
pedesaan.

- Rumus Penghitungan :



GK : Garis Kemiskinan
GKM : Garis Kemiskinan Makanan
GKNM : Garis Kemiskinan Non Makanan




K = GKM + GKNM

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 83


SOAL PENGANTAR STUDI KEPENDUDUKAN
1. Beberapa karakteristik yang termasuk kedalam demografi formal adalah, kecuali..
a. Variabel variabel demografi diperlakukan secara matematis
b. Kumpulan dan analisis statistik data demografi
c. Melihat pengaruh variabel non-demografi terhadap variabel demografi
d. Demografer formal seorang statistisi dan matematik
2. Misal diketahui di negara X jumlah penduduk pada tahun 2007 adalah 510 ribu jiwa, dan
pada tahun 2005 adalah sebesar 450 ribu jiwa. Apabila kelahiran dan kematian pada
tahun 2007 masing-masing sebesar 30.000 dan 2000 jiwa, sedangkan penduduk yang
berimigrasi sebesar 40.000, maka penduduk yang melakukan emigrasi ialah ....
a. 8000 jiwa
b. 6000 jiwa
c. 7000 jiwa
d. 9000 jiwa
3. Migrasi dikatakan sebagai suatu bentuk mobilitas geografi atau mobilitas keruangan,
yaitu terjadinya perubahan tempat kediaman secara permanen antar unit unit geografi
tertentu ialah menurut...
a. Everett S. Lee
b. Shryock and siegel
c. Bogue
d. United Nation
4. Para pekerja yang berasal dari Depok dan bekerja di Jakarta, dan setiap hari pulang pergi
Jakarta Depok, tergolong kedalam penduduk yang disebut....
a. Mondok
b. Sirkulasi
c. Ulang Alik
d. Menetap
5. Perbedaan antara Tingkat Setengah Pengangguran Terpaksa ataupun Sukarela lebih
dititikberatkan kepada..
a. Jumlah yang bekerja < 35 jam
b. Jumlah yang bekerja < 35 jam dan Jumlah angkatan kerja
c. Jumlah penduduk usia kerja
d. Jumlah yang bekerja < 35 jam dan jumlah penduduk bersedia atau tidak mencari
pekerjaan lain
6. Pengangguran yang terjadi akibat pindahnya seseorang dari suatu pekerjaan ke pekerjaan
lain, dan akibatnya harus mempunyai waktu tenggang dan berstatus sebagai penganggur
sebelum mendapatkan pekerjaan yang lain tersebut termasuk kedalam pengangguran...
a. Pengangguran Struktural
b. Pengangguran Siklis
c. Pengangguran Friksional
d. Pengangguran Musiman
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 84

7. Proporsi wanita yang menikah atau dalam ikatan perkawinan berdasarkan proximate
determinant of fertility ialah, kecuali..
e. Usia Perkawinan Pertama
f. Frekuensi wanita yg tidak pernah menikah
g. Frekuensi perceraian dan menikah kembali
h. Frekuensi hubungan seksual
8. Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandingkan dengan pengukuran mortalitas
kecuali karena...
a. Tidak semua wanita mengalami resiko melahirkan, disebabkan tidak mendapat
pasangan, telah bercerai atau menjanda
b. Seorang wanita hanya mati satu kali, namun ia dapat melahirkan bayi berkali
kali
c. Rumus penghitungan fertilitas jauh lebih rumit dan kompleks dibandingkan
mortalitas
d. Kompleksnya pengukuran fertilitas karena melibatkan dua orang (suami dan
istri)
9. Kematian bayi setelah berumur satu bulan dan kurang dari satu tahun dikategorikan
kedalam kematian...
a. Still birth
b. Neo natal death
c. Post neo natal death
d. Morbiditas
10. Apabila mortalitas lebih besar dibandingkan fertilitas, begitu pula imigrasi lebih besar
dibandingkan emigrasi disuatu negara, maka pertumbuhan penduduknya..
a. Naik
b. Turun
c. Stabil
d. Bisa ketiga tiganya
11. Kontrasepsi yang mengandalkan pemberian air susu ibu secara eksklusif (tanpa makanan
dan minuman tambahan), belum haid dan bayi berumur kurang dari 6 bulan disebut :
a. Mal
b. Intravag
c. Diaphragma
d. Sterilisasi

12. Yang dimaksud dengan IPM adalah
a. Ukuran pencapaian rencana pembangunan jangka panjang dan menengah
nasional
b. Satu satunya indikator pencapaian MDGs
c. Ukuran keberhasilan pendidikan nasional
d. Indikator keberhasilan upaya pembangunan kualitas hidup manusia
(masyarakat/penduduk).

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 85

13. Berikut ini merupakan pernyataan yang benar mengenai MDGs
a. Mendeklarasikan 8 target yang terdiri dari 18 indikator pembangunan nasional
b. Setiap tujuan yang berisi satu atau lebih target dan sejumlah indikator akan
diukur tingkat pencapaiannya hingga pada tenggat waktu yang telah ditetapkan,
yaitu akhir 2020.
c. Hanya negara negara maju yang termasuk dalam pelaksanaan setiap tujuan
dan target MDGs. Sedangkan Indonesia dan negara berkembang lainnya hanya
mendukung dan memberikan bantuan terhadap keberhasilan pelaksanaan.

d. Menurunkan kesehatan ibu, dan memerangi HIV/AIDs,malaria dan penyakit
menular lainnya termasuk tujuan MDGs di bidang kesehatan.

14. Pengukuran kemiskinan dapat dilakukan dengan pendekatan Kuantitatif/Moneter dan
pendekatan Kualitatif/Non-Moneter. Dibawah ini yang tidaktermasuk pendekatan
kualitatif adalah
a. Melalui pendapatan per kapita
b. Melalui pendekatan sosial, seperti unemployment, lack of housing, dll.
c. Indikator rumah tangga, seperti kondisi rumah, proporsi pengeluaran rumah
tangga terhadap makanan, dll.
d. Accesibilities & Participation






















DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 86




JAWABAN SOAL PENGANTAR STUDI KEPENDUDUKAN
1. C
Pembahasan :
Studi kependudukan
f. Adalah interdisiplin
g. Berkaitan dengan berbagai disiplin ilmu seperti matematik, statistik, biologi,
kesehatan, geografi, sosiologi, ekonomi, politik, dll.
h. Mempertimbangkan variabel demografi dan non-demografi
i. Melihat pengaruh variabel non-demografi terhadap variabel demografi.
j. Variabel demografi menyebabkan suatu perubahan dalam variabel non-
demografi.

2. A. 8000 jiwa
Pembahasan :

( ) (

)
Dimana :

: jumlah penduduk tahun t


: kelahiran jangka waktu 2 kejadian ( t tahun )
kematian t tahun

migrasi masuk tahun t

migrasi keluar tahun t



Tahun dasar : 2005



jiwa

migrasi ( 40.000 jiwa )

migrasi ( ??? )

( ) (

)
( ) (

)

3. B. Shryock and Siegel
Pembahasan :
- Everett S Lee : migrasi adalah perubahan tempat tinggal yang permanen atau
semi permanen tanpa mempertimbangkan jarak yang ditempuh apakah perbuhan
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 87

tempat tinggal itu sukarela atau terpaksa, dan apakah perubahan tempat tinggal
itu antar negara tau masih dalam suatu negara.
- Bouge : migrasi merupakan suatu bentuk mobilitas penduduk yang berkaitan
dengan perubahan tempat kediaman penduduk dari suatu masyarakat ke
masyarakat yang lain.
- United Nation : migrasi merupakan suatu bentuk dari mobilitas geografi atau
mobilitas keruangan dari suatu unit geografi ke unit geografi lainnya, yang
menyangkut suatu perubahan tempat kediaman secara permanen dari tempat asal
atau tempat keberangaktan ke tempat tujuan atau tempat yang didatangi.

4. C. Ulang Alik
Pembahasan :
No Bentuk Mobilitas Batas Wilayah Batas Waktu
1 Ulang alik (
commuting)
Dukuh / Dusun 6 jam + & kembali
pada hari yang sama
2 Menginap / mondok
didaerah tujuan
Dukuh / Dusun Lebih dari 1 hari dan
kurang dari 6 bulan
3 Permanen / menetap
didaerah tujuan
Dukuh / Dusun 6 bulan + & menetap

5. D.
Pembahasan :
- Tingkat Setengah Pengangguran Sukarela
TSPS =


x 100
- Tingkat Setengah Pengangguran Terpaksa
TSPT =


x 100

6. C. Pengangguran Friksional
Pembahasan :
- Pengangguran Struktural : pengangguran yang terjadi karena adanya perubahan
dalam struktur perekonomian yang menyebabkan kelemahan di bidang keahlian lain.
- Pengangguran Siklis : pengangguran yang terjadi karena menurunnya kegiatan
perekonomian (misal terjadi resesi) sehingga menyebabkan berkurangnya permintaan
masyarakat (aggrerat demand).
- Pengangguran Musiman : pengangguran yang terjadi karena adanya pergantian
musin misalnya pergantian musim tanam ke musim panen.

7. D. Frekuensi hubungan seksual
Pembahasan :
- Proporsi wanita yang menikah atau dalam ikatan perkawinan
i. Usia Perkawinan Pertama
j. Frekuensi wanita yg tidak pernah menikah
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 88

k. Frekuensi perceraian dan menikah kembali
l. Berada di luar penikahan
- Patern of Sexual Activity
d. Frekuensi Hubungan Seksual
e. Tidak melakukan Hubungan seksual
f. Pasangan yang terpisah


8. C.
Pembahasan :
Pengukuran fertilitas lebih kompleks dibandinhgkan dengan pengukuran mortalitas,
karena seseorang wanita hanya mati satu kali tetapi ia dapat melahirkan lebih dari
seorang bayi. Disamping itu seseorang yang telah mati pada hari dan waktu tertentu tidak
mempunyai kematian yang kedua kali, sebaliknya seorang wanita yang melahirkan
seorang anak tidak berarti resiko melahirkan dari wanita tersebut berhenti.

Kompleknya pengukuran fertilitas juga karena melibatkan dua orang ( suami dan istri ).
Masalah lain yang dijumpai dalam pengukuran fertilitas adalah tidak semua wanita
mengalami resiko melahirkan karena ada kemungkinan beberapa dari mereka tidak
mendapat pasangan untuk berumah tangga, ataupun ada wanita yang bercerai atau janda.

9. C. Post neo natal death
Pembahasan :
Morbiditas/penyakit/kesakitan
penyimpangan dari keadaan yang normal, yang biasanya dibatasi pada kesehatan
fisik dan mental (Budi Utama, 1985).
Lahir mati (still birth)
kematian bayi yang cukup masanya pada waktu keluar dari rahim, tidak ada tanda-
tanda kehidupan.
Kematian baru lahir (neo natal death)
Kematian bayi sebelum berumur satu bulan.
Kematian lepas baru lahir (post neo natal death)
Kematian bayi setelah berumur satu bulan dan kurang dari setahun

10. D. Bisa ketiga tiganya
Pembahasan :
Migrasi
Positif Negatif Nol
M > F N, T, S T T
M < F N N, T, S N
M = F N T S

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 89

Mortalitas > fertiilitas
Imigrasi > Emigrasi ( Migrasi positif )
Maka, pertumbuhan penduduk suatu negara tersebut bisa naik, turun, ataupun stabil.

11. A. Mal
Pembahasan :
- Intravag :alat KB berupa tisyu yang dimasukkan pada vagina ketika
akan melakukan hubungan seksual untuk mencegah kehamilan.
- Diaphragma :alat/cara KB yang berbentuk mangkok terbuat dari
karet lunak yang dimasukkan ke dalam vagina untuk menutup mulut
rahim agar sperma tidak masuk kedalam rahim dan bertemu dengan sel
telur.
- Sterilisasi :
Sterilisasi wanita adalah tindakan operasi menyumbat (mengikat
dan atau memotong) saluran keluar ovum, yakni tuba, sehingga
perjalanan ovum dari ovarium saat ovulasi tidak sampai ketempat
pembuahan di uterus.
Sterilisasi Pria adalah suatu operasi ringan yang dilakukan pada
pria dengan maksud untuk mencegah terjadinya kehamilan.


12. D.
Pembahasan : (cukupjelas)
13. D.
Pembahasan : tujuan MDGs di bidang kesehatan terdapat pada tujuan ke 5 dan 6
Tujuan 5 : Meningkatkan kesehatan ibu
Tujuan 6 : Memerangi HIV / AIDS, malaria dan lainnya

14. A
Pembahasan :
Pengukuran kemiskinan dilakukan dengan dua pendekatan :
1. Pendekatan Kualitatif/Non-Moneter :
Indikator individu (Angka kematian bayi, partisipasi sekolah,
harapan hidup)
Indikator rumah tangga (Kondisi rumah, proporsi pengeluaran
rumah tangga thd makanan)
Accessibilities & Participation
Social exclusion (unemployment, lack of social insurance, lack of
housing, low monetary income)
2. Pendekatan Kuantitatif/Moneter :
Pendapatan per kapita
Konsumsi/pengeluaran per kapita
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 90

Dikisahkan, di sudut atap sebuah rumah yang sudah
tua, tampak seekor laba-laba yang setiap hari bekerja
membuat sarangnya dengan giat dan rajin.

Suatu hari, hujan turun dengan derasnya dan angin
bertiup sangat kencang. Rumah tua itu bocor di sana-
sini dan sarang laba-laba pun rusak terkena bocoran air
serta hempasan angin. Tembok menjadi basah dan
licin. Tampak si laba-laba dengan susah payah
berusaha merayap naik. Tetapi karena tembok licin,
laba-laba pun terjatuh. Ia terus bersusah payah untuk
merayap naik, tetapi jatuh dan jatuh lagi. Begitu terus
berulang-ulang. Tetapi, laba-laba itu ternyata tetap
berusaha merayap naik dengan kegigihan yang luar
biasa.

Rumah tua itu dihuni oleh tiga orang kakak beradik
yang masih muda usianya. Saat kejadian itu
berlangsung, kebetulan mereka bertiga sedang
menyaksikan tingkah laku si laba-laba tadi. Dan
berikut adalah komentar-komentar mereka:

Si sulung dengan menghela napas berkata: "Nasibku
sama dengan laba-laba itu. Meskipun aku telah
berusaha dengan susah payah dan terus menerus, tetapi
tetap saja hasilnya nol. Sia-sia belaka! Memang
beginilah nasibku. Meskipun telah berusaha sekuat apa
pun percuma saja. Tidak bisa berubah !

Pemuda kedua dengan santai berkomentar: "Laba-laba
itu bodoh sekali ! Kenapa tidak mencari jalan yang
kering dengan memutar kemudian merayap naik ? Aku
tidak akan sebodoh dia. Kelak bila ada kesulitan, aku
akan mencari jalan pintas. Aku pasti memakai otak
mencari akal untuk menghindari kesulitan. Tidak perlu
bersusah payah menghadapinya.

Lain lagi pendapat si bungsu. Melihat kegigihan
laba-laba tadi, hatinya sangat tergugah. Beginilah
komentarnya: "Laba-laba itu begitu kecil, tetapi
memiliki semangat pantang menyerah yang luar
biasa ! Dalam hal ketabahan dan keuletan, aku
harus belajar dari semangat laba-laba itu. Dengan
mencontoh semangat juang seperti itu, suatu hari
aku pasti bisa meraih kesuksesan !

Cerita laba-laba di atas sungguh inspiratif sekali. Sudut
pandang yang berbeda dalam melihat sebuah persoalan
yang terjadi akan melahirkan penanganan yang
berbeda. Dan cara penanganan yang berbeda tentunya
akan mendatangkan hasil yang berbeda pula.

Cara pandang sulung memperlihatkan sosok yang
tanpa motivasi, tanpa target hidup yang pasti, pasrah,
mudah putus asa, dan bergantung pada apa yang
disebutnya "nasib. Inilah perspektif yang paling
menghambat langkah seseorang untuk meraih
keberhasilan. Jika kita menganut sudut pandang seperti
ini, dijamin keberhasilan akan jauh dari jangkauan kita.

Sebaliknya, perspektif pemuda kedua menunjukkan
tanda-tanda sebuah pribadi yang oportunis dan sangat
pragmatis. Dalam menghadapi setiap persoalan, pilihan
yang ditempuhnya adalah menghindari atau lari dari
persoalan tersebut. Jika toh harus dihadapinya, maka
ditempuhlah jalan-jalan pintas dengan menghalalkan
segala cara, asalkan tujuannya tercapai. Bukannya
mencari pemecahan dengan kreativitas dan kecerdasan,
tetapi lebih menggunakan cara-cara yang tidak benar,
mengelabui, curang, melanggar etika, dan
mengabaikan hak-hak orang lain. Jika setiap kali
menemui rintangan dan kita bersikap demikian. Maka
bisa dipastikan mental kita akan menjadi lemah, rapuh,
dan besar kemungkinan menjadi manusia "raja tega
yang negatif.

Dan tentu saja, saya setuju dengan pendapat si bungsu.
Kegigihan adalah semangat pantang menyerah
yang harus kita miliki untuk mencapai kesuksesan.
Setiap persoalan merupakan batu penguji yang
harus dipecahkan dan dihadapi dengan penuh
keberanian. Kita harus membiasakan diri melihat
setiap masalah yang muncul sebagai suatu hal yang
wajar dan harus dihadapi, bukan menghindar atau
melarikan diri dari masalah.

Sesungguhnya, kualitas kematangan mental
seseorang dibangun dari fondasi banyaknya
hambatan, masalah, kelemahan, dan problem
kesulitan yang mampu diatasi.

Dan jelas sekali, dengan bekal kegigihan,
ketabahan, dan usaha yang konsisten, kesuksesan
yang kita peroleh pasti berkualitas dan
membanggakan, membahagiakan !.

Andri Wongso, Buku Wisdom Success 15











DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 91





CHAPTER 1
UKURAN UKURAN DALAM ANALISIS DEMOGRAFI

1. Konsep dan Definisi
a. Jumlah Absolut : adalah jumlah mutlak suatu penduduk atau kejadian lain untuk
suatu daerah dan waktu tertentu.
b. Proporsi : Proporsi atau biasa disebut dengan persentase menyatakan suatu
perbandingan antara suatu kelompok penduduk tertentu dibandingkan dengan
jumlah penduduk keseluruhan. Dalam perbandingan tersebut pembilang
merupakan bagian dari penyebut .
c. Ratio : Rasio adalah perbandingan jumlah terhadap jumlah lainnya, dimana
pembilang dan penyebut merupakan kelompok yang berlainan sama sekali, yang
dikalikan dengan suatu konstanta tertentu.
Contoh : Bila jumlah laki-laki dinyatakan dengan simbol a, dan jumlah
perempuan dengan simbol b, maka rasio jenis kelamin (sex ratio=SR) dapat
ditulis dengan rumus:

SR :

x K
k : konstanta
d. Angka/Rate : Angka merupakan suatu ukuran yang menunjukkan terjadinya
suatu kejadian dalam suatu periode tertentu. Secara umum angka didefinisikan
sebagai perbandingan dari suatu kejadian tertentu dari sekelompok penduduk
dibandingkan dengan jumlah penduduk yang beresiko terhadap kejadian tersebut
selama suatu periode tertentu.

2. Fertilitas
a. Cruse Birth Rate ( CBR ) atau angka kelahiran kasar


B = Jumlah Kelahiran selama 1 tahun
P = Jumlah Penduduk pada Pertengahan Tahun
k = Konstanta (1.000)
Kebaikan : sederhana
Kelemahan : kasar
b. General Fertility Rate (GFR) / Angka Kelahiran Umum

TEKNIK DEMOGRAFI 1
K
P
B
CBR x =
k x
49 15
f
p
B
GFR

=
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 92


B = Jumlah Kelahiran selama 1 tahun
= Jumlah Penduduk wanita yang berumur 15-49 pada Pertengahan
Tahun
Kebaikan : lebih cermat dari CBR, memperhatikan wanita yang exposed to
risk.
Kelemahan : tidak membedakan risiko melahirkan dari berbagai umur.
c. Age Spesific Fertility Rate (ASFR) / Angka Kelahiran Menurut Kelompok
Umur
- B
i
(jumlah bayi yang dilahirkan oleh perempuan kel.umur i)


ASFR
i
=------ X K (konstanta)
P
f
i
(jumlah perempuan kel.umur i pada pertengahan tahun ttt)


ASFR
i
= banyaknya kelahiran pada th ttt per 1000 perempuan kelompok umur
i )

Kebaikan:
Lebih cermat dari GFR, exposed to risk, telah dibagi menurut umur
Dapat dilakukan studi menurut kohor
Dapat membuat analisa perbedaan fertilitas menurut berbagai
karakteristik wanita
Merupakan dasar perhitungan TFR, GRR dan NRR
Kelemahan:
Membutuhkan data yang terperinci, data sukar diperoleh karena
adanya kesalahan pelaporan umur

d. Total Fertility Rate (TFR) / Angka Kelahiran Rate


i= kelompok umur (15-19) th s/d (45-49)th
ASFR
i
= jumlah kelahiran per 1000 perempuan kel umur (15-19)th s/d (45-49)
th


Total Fertility Rate adalah jumlah anak yang akan dipunyai seorang wanita
selama masa reproduksinya

3. Mortalitas
a. Angka Kematian Kasar
Besarnya kematian yang terjadi pada suatu tahun tertentu untuk setiap 1000
penduduk
Rumus :
Dimana :
CDR =Crude Death Rate ( Angka Kematian Kasar)
D = Jumlah kematian (death) pada tahun tertentu
P = Jumlah Penduduk pada pertengahan tahun tertentu
K = Bilangan konstan 1000
f
p
49 15

7
1 =
5 =
i
ASFRi TFR
K
P
D
CDR =
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 93

Berguna untuk memberikan gambaran mengenai keadaan kesejahteraan
penduduk pada suatu tahun yang bersangkutan. Apabila dikurangkan dari
Angka Kelahiran Kasar (CBR) akan menjadi dasar perhitungan pertumbuhan
penduduk alamiah (Rate of Natural Increase).
Keterbatasan:
Ukuran ini dianggap kasar karena tidak memperhitungkan struktur
umur penduduk
Data kematian sering underestimate
Dalam Sensus Penduduk ataupun Survei, kematian dilaporkan terjadi
di waktu lampau
b. Angka Kematian Spesifik Menurut Umur

( )

( )
x K

Disebut juga Age Specific Death Rate (ASDR)
Definisi: Banyaknya kematian pada kelompok umur tertentu per 1000
penduduk dalam kelompok umur yang sama.
ASDR lebih baik dan rinci dibanding CDR karena melihat kematian pada
kelompok umur tertentu.
ASDR dapat dibandingkan antar wilayah, terutama pada umur-umur tertentu
yang menjadi isu. Contohnya ASDR untuk kelompok 60 keatas dapat
dibandingkan untuk melihat kecenderungan aging population dan juga
kesehatan/kesejahteraan lansia tersebut.

c. Angka Kematian Bayi
Disebut juga : Infant Mortality Rate (IMR)
Definisi : banyaknya kematian bayi berusia dibawah satu tahun, per 1000
kelahiran hidup pada satu tahun tertentu.
Terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu
tahun
Kematian bayi endogen/neonatal : terjadi di bulan pertama setelah dilahirkan,
dan disebabkan faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir
Kematian bayi eksogen/post neo-natal : terjadi setelah usia satu bulan s/d satu
tahun & disebabkan faktor-faktor dari lingkungan luar.
Rumus :

AKB = Angka Kematian Bayi / Infant Mortality Rate (IMR)
D 0-<1th = Jumlah Kematian Bayi (berumur kurang 1 tahun) pada satu
tahun tertentu di daerah tertentu.
lahir hidup = Jumlah Kelahiran Hidup pada satu tahun tertentu di
daerah tertentu.
K = 1000
0 1th
D
AKB xK
LahirHidup
- <
=

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 94



Data mengenai jumlah anak yang lahir jarang tersedia dari pencatatan atau
registrasi kependudukan, sehingga sering dibuat perhitungan/estimasi tidak
langsung dengan piranti lunak "Mortpak".
Angka kematian bayi mencerminkan besarnya masalah kesehatan yang
bertanggung jawab langsung terhadap kematian bayi, seperti diare, infeksi
saluran pernapasan dll, tetapi juga mencerminkan tingkat kesehatan ibu.
Angka kematian bayi juga dipakai sebagai angka probabilitas untuk
mengukur risiko kematian bayi saat lahir sampai menjelang ulang tahun
pertama.

CHAPTER 2
DIAGRAM LEXIS
Diagram Lexis adalah diagram yang melukiskan hubungan antara waktu terjadinya
suatu peristiwa kependudukan dengan umur seseorang pada waktu terjadinya peristiwa
tersebut.
Peristiwa ini dilukiskan dalam sebuah grafik dimana :
Sumbu x (sumbu horizontal) melukiskan skala waktu dan menunjukan kejadian
/even seperti kelahiran atau jumlah penduduk pada suatu periode waktu tertentu,
biasanya dalam satu tahun tertentu
Sumbu y (sumbu vertikal) melukiskan skala umur atau lamanya waktu dan
menunjukan jumlah penduduk menurut umur pada suatu saat, biasanya tanggal
tertentu. Umur dapat dinyatakan dalam dua bentuk :
1. Exact Age (EA) jarang dipakai
2. Last Birth Day (LBD) lebih sering dipakai
Garis diagonal merupakan tempat kedudukan titik-titik yang menghubungkan antara
waktu dan umur. Garis ini disebut garis kehidupan (life line). Garis kehidupan ini
dimulai pada saat seseorang dilahirkan dan berakhir pada saat orang tersebut
meninggal.
Kematian dinyatakan dalam bidang datar atau dalam satu kotak.
Ada 2 jenis kematian yang dipisahkan oleh garis diagonal, yaitu:
1. kematian alpha () atau kematian di bawah diagonal, ialah kematian untuk kohor
yang lahir pada tahun z-n.
2. kematian delta ( ) atau kematian di atas diagonal, ialah kematian untuk kohor
yang lahir pada tahun z-(n+1).
Catatan: z ialah tahun terjadinya kematian dan n ialah umur saat kematian (LBD).

Istilah-istilah yang sering dipakai:
E = Events, biasanya dipakai untuk menunjukan kelahiran penduduk
B = Birth (kelahiran)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 95

D = Death (kematian)
P = Population (penduduk)
Dn = Semua kematian umur n tahun (LBD)
Do = Semua kematian umur 0 tahun (LBD)

Keterangan:

= Jumlah kelahiran pada tahun 1995

= Jumlah anak yang berulang tahun pertama pada tahun 1995

= Jumlah anak yang berulang tahun pertama pada tahun 1996


= Jumlah kematian pada umur 0 tahun untuk yang lahir di tahun 1995

= Jumlah kematian pada umur 0 tahun untuk yang lahir di tahun 1994

= Jumlah kematian pada umur 0 tahun untuk yang lahir di tahun 1995

Manfaat diagram Lexis:
Sebagai alat bantu untuk menganalisis perjalanan atau riwayat suatu kelompok atau
kohor. (Kohor adalah sekelompok penduduk yang dalam perjalanan hidupnya
dipengaruhi oleh faktor-faktor yang sama. Misalnya kohor kelahiran /actual birth
cohort adalah sekelompok penduduk yang lahir pada waktu yang sama)
Sering dipakai untuk menganalisis kelangsungan hidup/survival dari suatu kohor, baik
untuk riwayat kesehatan maupun kesakitan.
Memahami hubungan antara umur dengan variabel-variabel demografi yang lain.
Analisis mortalitas : Diagram Lexis dapat dipakai untuk menghitung IMR bila angka
kematian bayi diantara angka kelahirannya di dalam tahun bersangkutan dan tahun
sebelumnya diketahui.
Contoh :

B1, B2, dan B3, adalah jumlah kelahiran selama tahun observasi secara berturut-turut
(tahun 1,2, dan 3). Misalnya

dan

adalah angka kematian bayi yang terjadi pada


tahun ke-i (i = 1, 2, 3) berturut-turut diantara kelahiran bayi dalam tahun yang sama
dan pada tahun sebelumnya. Berikut adalah penjelasan data dalam Diagram Lexis.

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 96


Tahun
Angka Angka Kematian Bayi
Kelahiran Tahun yang sama Tahun sebelumnya
Hidup
dengan kohor
kelahiran
dengan kohor
kelahiran
(1) (2) (3) (4)
1



Berdasarkan informasi diatas dapat dihitung IMR ;
- secara konvensional untuk tahun ke-2, sebagai berikut:

x 1000

Dimana ;

= IMR untuk tahun ke-2



Jika dianggap tidak ada migrasi , probability of dying untuk kohor kelahiran

diantara umur 0 dan 1 :


x 1000
- secara Adjustment dengan asumsi tidak ada migrasi;

Po =

= ( 1 Po) x 1000

Dimana , Po = probability of survivorship dari umur 0s/d 1 tahum selama
tahun ke-2.

Contoh :

Tabel berikut adalah data kelahiran dan kematian bayi USA tahun 1975

Tahun
Angka Angka Kematian Bayi
Kelahiran Tahun yang sama Tahun sebelumnya
Hidup dr kohor kelahiran dr kohor kelahiran
(1) (2) (3) (4)
1974(1) 3.159.958 (

) 47.566 (

) 5210 (

)
1975(2) 3.144.198 (

) 45.321 (

) 5204 (

)
1976
(3) 3.167.788 (

) 43.183 (

) 5082 (

)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 97


Hitung IMR USA dengan menggunakan rumus konvensional dan rumus-rumus
adjustment.

Penyelesaian :

secara konvensional untuk tahun ke-2

x 1000 = 75,011

Jika dianggap tidak ada migrasi

x 1000 = 73,25

secara Adjustment untuk tahun ke-2
Po =

= 0.984

= ( 1 Po) x 1000 = 16,06




CHAPTER 3
LIFE TABLE

Life table adalah tabel yang menerangkan riwayat suatu kelompok hipotetis atau suatu
kohor penduduk, dengan riwayat kematian secara bertahap atau suatu tabel yang memberi
gambaran tentang sejarah kehidupan suatu kohor yang berangsur-angsur berkurang
jumlahnya karena kematian. Life table mempunyai bentuk yang sangat sederhana disusun
berdasarkan tingat kematian berdasarkan umur (ASDR).
Pembuatan Life Table pada dasarnya memerlukan nilai nqx dan beberapa asumsi untuk
memastikan nilai Lx dari nilai lx.
Kaitan antara Life Table dengan jumlah penduduk menururt asumsi dasar adalah :

= Mx
dimana ;
Mx =


Mx adalah ASDR (central) observasi dalam penduduk dengan pendekatan central
death rate pada Life table atau

.
Hubungan antara

dan Mx (ASDR)
Hubungan Antara Tingkat Kematian Menurut Umur (ASDR
i
atau M
x
) dengan
Peluang Mati antara Umur x dan x+1 (q
x
)


DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 98








B
F
GG
E C



A H D

Keterangan :
AB = penduduk permulaan tahun (l
x
)
DC = penduduk akhir tahun (l
x+1
)
EB = jumlah kematian pada tahun tersebut (d
x
)
HF = penduduk pertengahan tahun l
x


n
q
x
=
2n
n
M
x

2 + n (
n
M
x
)

Kegunaan Life Table:
- Membandingkan tingkat mortalitas penduduk
- Proyeksi penduduk
- Mengukur kondisi kesehatan terkini suatu penduduk
- Mampu mengidentifikasi tren kematian
- Melihat tren harapan hidup
- Penentuan premi asuransi jiwa dan pensiun (aktuaria)
- Berbagai studi kependudukan lainnya (fertilitas, migrasi, pertumbuhan penduduk,
lamanya perkawinan, lamanya bekerja)
Asumsi dalam pembuatan Life Table:
- Migrasi dianggap tidak ada. Kohor hanya berkurang secara berangsur-angsur karena
kematian (closed cohort).
- Kematian anggota kohor mengikuti pola tertentu pada berbagai tingkat umur
(deterministic model).
- Kohor berasal dari radiks tertentu. Radiks adalah jumlah tetap dari jumlah kelahiran
seperti 1.000, 100.000 .
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 99

- Jumlah kematian pada suatu interval umur dalam setahun diasumsikan menyebar
secara merata kecuali pada tahun pertama.
Jenis life table:
- Current/Period Life Table, adalah alat untuk menganalisis kondisi mortalitas suatu
penduduk berdasarkan pengalaman mortalitas suatu penduduk pada periode waktu
tertentu (ASDR periode tertentu diaplikasikan pada kohor hipotetis daripada meneliti
kohor sebenarnya sepanjang hidup mereka untuk melihat level mortalitas yang
dialami kohor tersebut; menyajikan kejadian kematian untuk kohor sintesis).
- Generation/Cohort Life Table, adalah pengalaman nyata kelangsungan hidup suatu
kelompok atau kohor dari individu yang lahir pada tahun yang sama. Disebut pula
longitudinal life table karena merupakan riwayat hidup suatu kohor hingga
kematiannya (kurang praktis, data yang dibutuhkan untuk pembentukan tabel
kematian generasi sering tidak tersedia).
Bentuk Life Table, ada 2 macam:
1. Complete Life Table (Tabel kematian lengkap), tabel kematian yang menggunakan
kelompok umur tahunan.
2. Abridged life Table (Tabel kematian singkat), tabel kematian yang menggunakan
kelompok umur 5 tahunan.

Model Life Table
1. Model PBB (UN):
Dengan mengumpulkan sejumlah besar tabel kematian dan melihat hubungan
antara nilai qx nya secara berturut-turut. Hubungan yang terjadi merupakan suatu
regresi parabola. Kelemahannya : tidak cukup banyak tabel kematian yang
digunakan karena tabel ini disiapkan berdasarkan 158 Tabel Kematian yang
dikumpulkan dari Negara-negara terpulih di dunia dan mewakili periode waktu yang
berbeda. Sehingga terlalu sulit menemukan tabel kematian untuk negara yang tidak
punya data statistik, terlebih negara yang

nya di bawah 60 tahun dan tinggi


angka mortalitasnya.
2. Model Coaled & Demeny:
Tabel ini berdasarkan Tabel Kematian dari 326 laki-laki dan 326 perempuan.
Tabel level kematian yang disajikan untuk laki-laki berbeda dengan perempuan. Ada
4 pola spesifik mortalitas: model East, model North, model South, dan model West
(Indonesia mengikuti model West). West model merupakan pola mortalitas dari rata-
rata pola dunia dan dapat digunak untuk segala pola mortalitas. Dibanding dengan
UN, Tabel Kematian Coale and Demenys lebih luas.
3. Model Ledermanns:
Tabel ini terbit pada tahun 1969 dalam bentuk 7 model Tabel Kematian
berdasarkan 154 Tabel kematian yang mencakup sebagian besar wilayah.
Ledermanns Model Life Tabel lebih bak dan tidak diragukan disbanding dengan
model U.N dan Coale and Demeny, namun tidak mudah digunakan seperti memilih
Tabel Kematan menjadi sulit ketika input estimasi parameternya kurang dipercaya.
4. Mode Logit System
Ada hubungan antara logit nilai lx pada Tabel Kematian yang berbeda-beda
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 100

menunjukkna hubungan linear.

Metode pembuatan tabel kematian :
a. Reed and Merrel Method :
- mengusulkan hubungan langsung antara nqx dan nmx tanpa
menganggap bentuk fungsi lx.
- Diguanakan untuk membuat abridged life table.
b. Greville Method : mempertimbangkan fungsi lx tak linear untuk selang umur
[x,x+n].
c. Chiang Method : merupakan turunan dari hubungan nLx dengan nqx , rata-rata
jumlah tahun kehidupan seseorang berumur x yang meninggal dalam selang
[x,x+n].
d. Keyfitz method : menganggap angka pertumbuhan konstan
e. Merujuk pada standar life table
f. Complete life table from abridge life table
g. For incomplete data : based on death record, based upon a single cencus record,
based on two consecutive cencus age distribution
h. Arriga Method based on age data

Fungsi-fungsi dalam Life Table:
- x = umur (tepat dalam tahun)
- nqx = probabilitas meninggal antara umur tepat x dan x+n lx+n
nqx =

atau nqx =

()
dimana nMx = ASDR
- npx = probabilitas hidup antara umut tepat x dan x+n
npx = 1 nqx atau npx =


- lx = jumlah orang hidup pada umur tepat x
lx = lx-n . npx-n
- ndx = jumlah orang yang meninggal antara umur tepat x dan x+n
ndx = lx. nqx atau ndx = lx - lx+n
- nLx = jumlah tahun-orang hidup yang dijalani seseorang antara umur tepat
x dan x+n
nLx =
(


Untuk Lo ,

dan


Lo = 0,3

+ 0,7


DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 101

= 0,4

+ 0,6

atau



- Tx = jumlah tahun-orang hidup yang dijalani seseorang antara umur tepat
x dan x+n.
Tx = Li a tau

+ nLx dan

= angka harapan hidup merupakan rata-rata jumlah tahun yang dijalani


oleh seseorang setelah orang tersebut mencapai ulang tahunnya yang ke x.



CHAPTER 4
STANDARISASI
Standarisasi merupakan suatu prosedur untuk menghilangkan perbedaan dalam komposisi
umur. Standarisasi menghasilkan ukuran tunggal untuk perbandingan populasi.
Standarisasi ukuran kematian perlu dilakukan agar dapat melakukan perbandingan angka-
angka kematian dengan lebih akurat, terutama untuk angka-angka ukuran kasar.
Penduduk yang dipakai sebagai penduduk (populasi) standar dapat diambil dari salah satu
kelompok yang diperbandingkan atau penduduk dari negara lain.


Metode standarisasi:
Standarisasi Langsung adalah standarisasi angka kematian dengan menggunakan
distribusi umur penduduk standar sebagai penimbang.


SDR
D
= Angka Kematian Kasar (CDR) hasil standarisasi
M
i
= ASDR penduduk yang akan dibandingkan
P
i
s
= Jumlah penduduk standar pada kelompok umur i
P
s
= Jumlah penduduk standar

Standarisasi Tidak langsung adalah standarisasi angka kematian dengan menggunakan
suatu himpunan ASDR standar yang kemudian diaplikasikan pada masing-masing
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 102

penduduk yang akan dibandingkan. Metode ini digunakan jika ASDR penduduk yang
ingin dicari tidak diketahui.


SDR
i
= Angka Kematian Kasar (CDR) hasil standarisasi
d = Jumlah kematian pada penduduk yang akan dibandingkan
M
i
s
= ASDR penduduk standar pada kelompok umur i
P
i
= Jumlah penduduk yang akan dibandingkan pada kelompok umur i
M
s
= Angka kematian kasar penduduk standar


Comparative Mortality Index (CMI)
CMI adalah suatu ukuran mortalitas untuk menunjukkan perubahan dalam seluruh
level mortalitas atau penduduk. Hal ini berkaitan dengan pengaruh pada komposisi
umur dan jenis kelamin penduduk saat sekarang maupun penduduk pada awal tahun.
CMI didefinisikan sebagai rasio jumlah tertimbang ASDR dalam masing-masing
tahun ke jumlah tertimbang ASDR yang sama pada awal tahun. Penimbang-
penimbangnya adalah rata-rata pada (a) proporsi penduduk total menurut kelompok
umur pada awal tahun dan (b) proporsi penduduk dalam tahun yang terkait.
Tujuan dasar penghitungan CMI adalah untuk membandingkan relatif mortalitas suatu
wilayah pada dua titik waktu.

)
M
a
= ASDR pada tahun standar
M
a
= ASDR pada tahun observasi
P
a
& P = Mengacu pada tahun standar
p
a
& p = Mengacu pada tahun observasi


Langsung Vs, Tidak Langsung :
Direct : ASDR masing-masing penduduk yang akan dibandingkan diaplikasikan pada
distribusi penduduk standar
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 103

Indirect : ASDR penduduk standar diaplikasikan pada masing-masing penduduk yang
akan dibandingkan

Standarisasi tingkat fertilitas : Tinggi rendahnya tingkat fertilitas suatu daerah dipengaruhi
oleh beberapa variabel seperti umur, status perkawinana, dll. Perbandingan tingkat fertilitas
dapat dilakukan dengan membandingkan General Fertility Rate (GFR) yang telah
distandarisasikan melalui 2 cara:
Direct Age Standardized GFR



Indirect Age Standardized GFR


Sex Age Adjusted Birth rate:
Direct Age Standardized Birth Rate



Indirect Age Standardized Birth Rate




CHAPTER 5
MEDIAN AGE
Pemilihan ukuran pemusatan:
Logika penggunaan ukuran
Bentuk sebaran
Sensitivitas terhadap variasi sebaran
Masalah penerapan aritmatika

Ukuran pemusatan yang paling sering digunakan dalam sebaran umur adalah median.

Penggunaan rata-rata hitung dalam sebaran umur kurang tepat dibandingkan dengan median,
karena:
1. Kemencengan sebaran
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 104

2. Kurang bermakna
3. Bermasalah dengan sebaran umur yang diakhiri dengan interval terbuka (65+ atau
75+)
Dalam analisis demografi, median secara umum digunakan sebagai ukuran pemusatan,
dengan mempertimbangkan:
a. Bentuk umum sebaran umur populasi (menceng kanan).
b. Model sebaran demografi lainnya yang juga cenderung menceng kanan, seperti:
- Keluarga/RT menurut jumlah ART
- Tingkat kelahiran dan kelahiran menurut urutan
- Tingkat kelahiran menurut umur bagi wanita kawin
- Usia penduduk lajang
- Usia penduduk yang mendaftar sekolah

Formula :

Md =

+ (

)i

Keterangan :

= Batas bae]wah kelas nilai tengah


N = Jumlah semua frekuensi

= Jumlah frekuensi semua kelas sebelum kelas nilai tengah


= Frekuensi kelas nilai tengah.


i = interval kelas nilai tengah.

Penduduk Muda/Tua

Penggolongan penduduk muda/young population (berstruktur umur muda) dan penduduk
tua/old population (berstruktur umur tua) dapat dilakukan dengan cara:

1. Melihat umur mediannya

Umur
Median
Kategori
<20 tahun Penduduk muda
20-29 tahun
Penduduk
"Intermediate"
30 tahun Penduduk tua

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 105


2. Melihat komposisi umur dibawah 15 tahun dan diatas 65 tahun

Umur
Median
Penduduk
Tua
Penduduk
Muda
0-14 < 30 % 40%
15-64 60% 55%
65+ 10% 5%


Struktur umur penduduk dipengaruhi oleh tiga variabel demografi, yaitu kelahiran, kematian,
dan migrasi. Faktor sosial-ekonomi suatu negara akan mempengaruhi struktur umur
penduduk melalui ketiga variabel demografi tersebut. Perbedaan struktur umur akan
menimbulkan pula perbedaan dalam aspek sosial-ekonomi, seperti masalah angkatan kerja,
pertumbuhan penduduk, dan masalah pendidikan.


CHAPTER 6
PARITY PROGRESSION RATIO (PPR)

a. Pengertian PPR
- Sebagai salah satu instrumen analisis untuk mengkaji fertilitas melalui marital
fertility.
- Perbandingan antara jumlah wanita kawin yang mempunyai jumlah anak minimal n
dengan jumlah wanita kawin yang mempunyai jumlah anak minimal n-1 berdasarkan
kohor tertentu.
- Kemungkinan atau peluang seorang wanita yang telah melahirkan sejumlah anak (n-
1) untuk melahirkan anak kembali (n)
- suatu metode untuk melihat berapa persen wanita yang akan melahirkan anak kedua
atau lebih (2+) setelah mereka melahirkan anak pertama (1), anak ketiga atau lebih
(3+) setelah melahirkan anak kedua (2), dan seterusnya.

b. Data yang dibutuhkan
- Jumlah wanita kawin menurut kohor tertentu.
- Jumlah anak lahir menurut kohor.
- Sumber data, yang dapat berupa data SP, SUSENAS, SDKI, dan pendataan yang
dilakukan BKKBN.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 106


c. Kelebihan PPR
- Lebih realistis dari TFR, karena dapat menggambarkan keadaan fertilitas pasangan
usia subur yang telah terjadi selama masa reproduksinya.
- Perhitungan PPR lebih mudah dan sederhana.
- Dapat menggunakan sampel yang relatif kecil, sehingga dapat dipakai untuk analisis
keadaan tingkat kabupaten.

d. Keterbatasan PPR
- Sangat bergantung dari kebenaran pelaporan jumlah anak yang pernah dilahirkan.
- Dipengaruhi oleh pendidikan, program KB nasional.
- Angka PPR masih bersifat labil untuk kelompok perempuan yang umur muda (yang
belum menyelesaikan rencana fertilitasnya).
- Hati-hati dalam analisis, terutama perbandingan dengan perempuan kawin yang
secara programatik dianggap selesai menjalani masa reproduksi atau secara alami
sudah selesai menjalani masa reproduksinya.

e. Manfaat PPR
- Untuk mengevaluasi perilaku reproduksi, termasuk efektivitas pelaksanaan program
KB.
- Angka PPR yang dihasilkan antarwilayah merupakan gambaran tentang seberapa jauh
norma keluarga kecil telah diterima dalam masyarakat.
- PPR dapat digunakan untuk melengkapi analisis TFR.

f. Langkah Penghitungan PPR
- Tentukan kohor yang digunakan.
- Hitung jumlah wanita kawin menurut kohor berdasarkan jumlah anak lahir hidup
yang dimiliki.
- Bandingkan jumlah wanita yang mempunyai jumlah anak minimal n dengan jumlah
wanita yang mempunyai jumlah anak minimal n-1 berdasarkan kohor tersebut.

()






Dimana : n = 1,2,3,


= Jumlah wanita kawin yang mempunyai jumlah anak minimal n
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 107



= Jumlah wanita kawin yang mempunyai jumlah anak minimal n-1

g. Analisa / Interpretasi Hasil Perhitungan
Aspek yang perlu diperhatikan dalam analisa:
- Perilaku melahirkan menurut kohor
- Setting sosial ekonomi wilayah dan tingkat modernisasi saat kohor itu
mengarungi perjalanan reproduksi
- Dapat melihat pengaruh upaya pemerintah dalam pelaksanaan program KB

Contoh interpretasi untuk wanita kelompok umur 45-49 tahun:

()

()


Artinya : Diantara wanita yang berumur 45-49 tahun yang belum/tidak punya anak
berpeluang mempunyai seorang anak sebesar 95,06%. Sedangkan wanita yang tetap
tidak mempunyai anak/steril sekitar 5%.

()

()


Diantara wanita yang berumur 45-49 tahun yang telah mempunyai satu orang anak,
akan berpeluang melahirkan anak kedua sebesar 92,42%. Sedangkan wanita yang
tetap mempunyai satu anak saja sekitar 8%.

CHAPTER 7
METODE BRASS (P/F RATIO)
Pendahuluan
Estimasi Tidak Langsung diperlukan karena :
- Jika sistem registrasi vital dan data sensus sempurna maka parameter demografi
dapat dihitung secara langsung dan tidak diperlukan lagi teknik estimasi secara
tidak langsung.
- Di banyak negara sistem registrasi vital tidak berjalan dengan baik dan data sensus
yang ada juga kurang sempurna.
- Sensus umumnya memiliki dua jenis kelemahan; yaitu kesulitan dalam mendata
semua anggota populasi yang relevan dan kelemahan dalam pelaporan umur.

Jumlah ALH: catatan pengalaman melahirkan perempuan dari mulai awal
produktif sampai sekarang.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 108


Kesalahan yang sering ditemui dalam informasi mengenai ALH adalah
penghilangan/pengurangan jumlah ALH. Hal ini mungkin disebabkan karena
kejadian kematian anak yang terjadi pada waktu yang telah lama atau mungkin
juga karena anak yang telah lama meninggalkan rumah orang tuanya.
Hal ini biasa ditemui pada perempuan yang berumur relatif tua.
Untuk perempuan berumur sampai dengan 30-35 tahun, kemungkinan besar
data ini masih reliabel.

Keunggulan Data ALH : Tidak mengandung informasi waktu Data tidak
tergangu oleh kesalahan penanggalan.
Kelemahan Data ALH : 1) Tidak memiliki imformasi pola umur tren waktu
tidak ada pendefenisian periode waktu yang jelas. 2) Data yang dikumpulkam
berupa jumlah kemungkinan kesalahan lebih besar daripada informasi yang
diperoleh melali pertanyaan sederhana : ya atau tidak.

Metode Brass
a. Asumsi
- Tingkat kematian sebelum saat sensus/survei tetap
- Tabel kematian standar diketahui
- Distribusi waktu anak lahir hidup diketahui
- Tidak ada perbedaan tingkat kematian antar anak dari berbagai kelompok umur
ibu
- Tidak ada perbedaan tingkat kematian antara anak yang ibunya masih hidup dan
anak yang ibunya sudah meninggal
Data yang dibutuhkan : 1) Jumlah ALH
2) Jumlah kelahiran pada periode 1 tahun sebelum survey
3) Jumlah perempuan
4) Jumlah penduduk, jika ingin mengestimasi tingkat kelahiran.
Kebaikan : - Mudah dihitung dan diaplikasikan
Tidak membutuhkan waktu acuan
Kelemahan : - Tingkat mortalitas diasumsikan konstan sebelum saat sensus/survei


b. Prosedur Penghitungan
Tiap fungsi diberi indeks i , i=1,7 dimulai dari kelompok umur 15-19 s/d 45-
49.
Step 1 : Hitung rata-rata paritas yang dilaporkan
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 109

P(i) =( Jumlah ALH / Jumlah Perempuan)
Step 2 : Hitung preliminary fertility schedule dari informasi kelahiran selama periode
setahun yang lalu.
f(i) = ( Jumlah kelahiran setahun yang lalu / Jumlah Perempuan )
Step 3 : Hitung fertility schedule kumulatif untuk satu periode. Kemudian hitung
perkiraan fertilitas kumulatif sampai batas atas dari kelompok umur i.
(i) = 5( ()

)
Step 4 : Hitung estimasi dari ekuivalen rata-rata paritas untuk satu periode ( F(i) ),
berdasarkan interpolasi dari f(i) dan (i).
F(i) = (i-1) + a(i) f(i) + b(i) f(i+1) + c(i) (7) ; untuk i=1,,6
F(7) = (6) + a(7) f(7) + b(7) f(6) + c(7) (7) ; untuk i=7

Nilai a,b,c diestimasi menggunakan OLS , dibangun berdasarkan Coale-Trussel
fertility model.
Age
Fertility rates calculated from
births in a 12-month period by
age of mother at end of period
Fertility rates calculated from
births by age of mother at
delivery
a(i) b(i) c(i) a(i) b(i) c(i)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
15-19
20-24
25-29
30-34
35-39
40-44
45-49
2,531
3,321
3,265
3,442
3,518
3,862
3,828
-0,188
-0,754
-0,627
-0,563
-0,763
-2,481
0,016
0,0024
0,0161
0,0145
0,0029
0,0006
-0,0001
-0,0002
2,147
2,838
2,760
2,949
3,029
3,419
3,535
-0,244
-0,758
-0,594
-0,566
-0,823
-2,966
-0,007
0,0034
0,0162
0,0133
0,0025
0,0006
-0,0001
-0,0002

Step 5 : Menghitung fertility schedule untuk kelompok umur lima tahunan
konvensional, f
+
(i) = (1 - w(i-1)) f(i) + w(i) f(i+1)
w(i) = x(i) + y(i) f(i) / (7) + z(i) f(i+1) / (7)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 110

Jika fertility rate dihitung dari kelahiran yang diklasifikasikan berdasarkan
umur ibu saat melahirkan, langkah ini tidak perlu dilakukan.
Note : - f(i) dan f
+
(i) = unadjusted dan adjusted ASFR.
- w(i) = faktor penimbang.

Step 6 : Penyesuaian terhadap periode fertility schedule, K.
Hitung rasio P(i)/F(i)
Jika faktor penyesuai (K) telah ditentukan, hitung nilai adjusted fertility
schedule. f*(i) = K f
+
(i) atau f*(i) = K f

(i)
Kemudian Hitung Total Fertility;
TF = 5( ())

)
Estimasi dari adjusted birth rate dapat diperoleh dengan mengalikan masing2
adjusted fertility rates dengan masing2 jumlah perempuan, kemudian
dijumlahkan dan dibagi dengan jumlah total populasi.
Contoh Perhitungan :
Children Ever Born and Births in The Past Year
by Age Group of Mother, Bangladesh 1974


Age group

Number Children Births in

of women ever born past year
(1)

(2) (3) (4)
15-19

3,014,706 1,160,919 320,406
20-24

2,653,155 4,901,382 609,269
25-29

2,607,009 9,085,852 561,494
30-34

2,015,663 9,910,256 367,833
35-39

1,771,680 10,384,001 237,297
40-44

1,479,575 9,164,329 95,357
45-49

1,135,129 6,905,673 38,125

#1 P(i) = kol (3) / kol (2)
P(3) = (9.085.852 / 2.607.009) = 3,485
#2 f(i) = kol (4) / kol (2)
f(3) = (561.494 / 2.607.009) = 0,2154
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 111

#3 (4) = 5(0,1063 + 0,2296 + 0,2154 + 0,1825)
(4) = 3,6689
Average Parities, Period Fertility Rates and Cumulated Fertility

Age group Index Average Period fertility Calculated

I parity per woman Rate fertility

P(i) f(i) (i)
(1) (2) (3) (4) (5)
15-19 1 0.385 0.1063 0.5314
20-24 2 1.847 0.2296 1.6796
25-29 3 3.485 0.2154 2.7565
30-34 4 4.917 0.1825 3.6689
35-39 5 5.861 0.1339 4.3386
40-44 6 6.194 0.0644 4.6609
45-49 7 6.084 0.0336 4.8288


#4 F(1) = (0) + a(1)f(1) + b(1)f(2) + c(1) (7)
= 0,0 + (2,531)(0,1063) + (-0,188)(0,2296) + (0,0024)(4,8285) = 0,237
F(4) = (3) + a(4)f(4) + b(4)f(5) + c(4) (7)
= 2,7565 + (3,442)(0,1825) + (-0,563) (0,1339) + (0,0029)(4,8285) =
3,323
F(7) = (6) + a(7)f(7) + b(7)f(6) + c(7) (7)
= 4,6605 + (3,828)(0,0336) + (0,016)(0,0644) + (-0,0002)(4,8285) = 4,790
Average Parities, Estimated Parity Equivalents and P/F Ratios

Age group Index Average Estimated parity P/F

i parity per woman equivalents Ratio

P(i) F(i) P(i)/F(i)
(1) (2) (3) (4) (5)
15-19 1 0.385 0.237 1.622
20-24 2 1.847 1.209 1.528
25-29 3 3.485 2.338 1.490
30-34 4 4.917 3.323 1.479
35-39 5 5.861 4.094 1.432
40-44 6 6.194 4.504 1.375
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 112

45-49 7 6.084 4.788 1.270


#5 (i=4) w(4) = x(4) + y(4)f(4) / (7) +z(4)f(5) / (7)
= 0,120+(1,139)(0,1825)/(4,8285)+(-1,531)(0,1339)/(4,8285) =
0,121
f
+
(4) = (1-w(3))f(4) + w(4)f(5)
= (0,889)(0,1825) + (0,121)(0,1339) = 0,1783
#6 TF = 5(1,4477) = 7,24
Adjusted Birth Rates : Jika diketahui total populasi sebesar 71.315.944,
maka:
b = 3.386.209 / 71.315.944 = 0,0475
GFR = 3.386.209 / 14.676.917 = 0,2307
Reported Period Fertility Rates, Fertility Rates for Conventional Age Groups,
Adjusted Fertility Rates and Estimated Number of Births



Age group Index Reported fertility Fertility rate for Adjusted Estimated

I Rate Conventional fertility rate number of

f(i) age groups f*(i)=Kf
+
(i) births

f
+
(i) (K = 1.499) b(i)=f*(i)FPOP(i)
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
15-19 1 0.1063 0.1262 0.1892 570,322
20-24 2 0.2296 0.2324 0.3483 924,099
25-29 3 0.2154 0.2131 0.3194 832,684
30-34 4 0.1825 0.1783 0.2673 538,728
35-39 5 0.1339 0.1282 0.1922 340,596
40-44 6 0.0644 0.0596 0.0893 132,150
45-49 7 0.0336 0.0280 0.0420 47,630

Total 0.9658 0.9658 1.4477 3,386,209

Total Fertility 4.83 4.83 7.24


DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 113


Total Population = 71,315,944

b = 0.0475


GFR = 0.2307







CHAPTER 8
LAST LIVE BIRTH ( LLB )
a. Asumsi
Asumsi dasar : Fertilitas wanita yang sudah meninggal dianggap sama dengan fertilitas
wanita yang masih hidup.
Asumsi dalam estimasi : Pengumpulan data dilaksanakan secara merata selama periode
pencacahan dan tidak terjadi perubahan fertilitas selama dua bulan berikutnya.

b. Prinsip dasar
Menghitung jumlah bayi yang dilahirkan oleh wanita umur tertentu berdasarkan
informasi dari ibunya, yaitu melalui pertanyaan kapan kelahiran anak terakhir? atau
dari catatan sejarah kelahiran.
Melakukan penyesuaian karena adanya kelahiran kembar, kelahiran dua kali dalam
setahun, maupun tidak dilaporkan (not stated).
Menetapkan titik waktu pengambilan data.
Menentukan interval waktu dari 1 Januari sampai titik waktu pengambilan data.
Menghitung ASFR tahun reference.

c. Informasi dasar
Umur wanita
Status perkawinan (pernah/tidak pernah)
Status kelahiran (pernah/tidak pernah)
Waktu kelahiran anak terakhir
Waktu pelaksanaan sensus/survei

d. Penyesuaian Jumlah Kelahiran Anak Terakhir
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 114

Adanya kelahiran kembar
Kelahiran dua kali dalam setahun
Salah pelaporan tanggal kelahiran anak terakhir
Tidak menjawab atau lupa kelahiran anak terakhir

Ada tiga teknik penghitungan dalam metode LLB, yaitu Ignoring not stated LLB, Open Birth
Interval (OBI) dan Pro Rata.
I gnoring not stated LLB
Metode penghitungan ini tidak mempertimbangkan adanya wanita yang tidak melaporkan
kelahiran terakhirnya (not stated).
a. Data yang dibutuhkan
- Waktu pelaksanaan pengambilan data (reference period)
Misal, sensus dilaksanakan tanggal 6-31 oktober 1980. Maka titik reference = (31-
5)/2 + 6 = 19 oktober 1980.
- Sebaran wanita menurut umur. Jika not stated maka ignore atau prorata
- Sebaran wanita yang tidak melaporkan kelahiran anak terakhir pada tahun T
(dimana dalam metode ini, wanita yang tidak melaporkan kelahiran anak terakhir,
diabaikan).
b. Proses penghitungan
- Menghitung jumlah kelahiran anak terakhir pada tahun T=0 (LLB 80)
- Menghitung jumlah bayi B= 1,005 LLB 80
- Menghitung jumlah wanita umur i (Wi)
- Menduga fertilitas umur (i) untuk T=0, periode 1/1/1980-19/10/1980 sehingga
diperoleh
()


- Menghitung faktor penyesuaian (f
i
*
)

() ( )
dimana 0,08 diperoleh dari

dan 0,92 diperoleh dari 1-0,08


- Menghitung pendugaan ASFR (i) untuk satu tahun, yaitu tahun 1980
()



Open Birth I nterval (OBI)
a. Data yang dibutuhkan
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 115

- Waktu pelaksanaan pengambilan data (reference period)
- Sebaran wanita menurut umur. Jika not stated maka ignore atau prorata
- Sebaran wanita yang melaporkan kelahiran anak terakhir pada tahun T
- Sebaran wanita pernah menikah yang tidak melaporkan kelahiran anak terakhir
- Sebaran Open Birth Interval

b. Proses penghitungan
- Menghitung jumlah kelahiran anak terakhir pada tahun T=0 (LLB 80)
- Menghitung faktor koreksi LLB 80 dari not stated dengan menggunakan sebaran
Open Birth Interval
- LLB 80 terkoreksi = LLB 80 + (not stated proporsi OBI)
- Menghitung jumlah bayi B= 1,005 LLB 80 terkoreksi
- Menghitung jumlah wanita umur i (Wi)
- Menduga fertilitas umur (i) untuk T=0, periode 1/1/1980-19/10/1980 sehingga
diperoleh
()


- Menghitung faktor penyesuaian (f
i
*
)

() ( )
dimana 0,08 diperoleh dari

dan 0,92 diperoleh dari 1-0,08


- Menghitung pendugaan ASFR (i) untuk satu tahun, yaitu tahun 1980
()



Pro Rata
a. Data yang dibutuhkan
- Waktu pelaksanaan pengambilan data (reference period)
- Sebaran wanita menurut umur. Jika not stated maka ignore atau prorata
- Sebaran wanita yang melaporkan kelahiran anak terakhir pada tahun T
- Sebaran wanita pernah menikah yang tidak melaporkan kelahiran anak terakhir
pada tahun T (A)
- Sebaran wanita pernah menikah menurut umur, yang pernah melahirkan (B)
- Sebaran wanita yang melaporkan kelahiran anak terakhir dihitung berdasarkan B-
A
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 116


b. Proses penghitungan
- Menghitung jumlah kelahiran anak terakhir pada tahun T=0 (LLB 80)
- Menghitung proporsi LLB 80 terhadap total LLB yang dilaporkan
- Menghitung faktor koreksi LLB 80 dari not stated dengan menggunakan
informasi proporsi LLB 80
- Menghitung jumlah bayi B= 1,005 LLB 80 yang telah dikoreksi
- Menghitung jumlah wanita umur i (Wi)
- Menduga fertilitas umur (i) untuk T=0, periode 1/1/1980-19/10/1980 sehingga
diperoleh
()


- Menghitung faktor penyesuaian (f
i
*
)

() ( )
dimana 0,08 diperoleh dari

dan 0,92 diperoleh dari 1-0,08


- Menghitung pendugaan ASFR (i) untuk satu tahun, yaitu tahun 1980
()



CHAPTER 9
P/F RATIO (HYPOTHETICAL INTERSURVEY COHORT)

- Tujuan analisis kohor fertilitas adalah untuk meneliti berapa banyak anak yang
dilahirkan, khususnya suatu kohor kelahiran dan perkawinan selama hidup.
- Studi kohor fertilitas diperlukan karena faktor pola umur fertilitas dari masing-masing
riil kohor (menurut pengalaman) tidak sama dengan riil kohor lainnya.
- Pengalaman fertilitas pada riil kohor dipengaruhi oleh kondisi pada saat itu. Hal ini
mempengaruhi pengalaman kumulatif fertilitas dan sikap menuju ke masa yang akan
datang yang akan terjadi pada suatu keluarga.

a. Prinsip dasar
Penekanannya, bahwa estimasi suatu adjusment factor untuk period fertility atas dasar
perbandingan cumulated period fertility rate dengan paritas rata-rata semasa hidup
hanya valid jika fertilitas telah konstan selama 15 tahun atau pada saat data
dikumpulkan.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 117

Jika tingkat fertilitas tersebut berubah, maka tingkat fertilitas kumulatif tidak dapat
disamakan dengan fertilitas seumur hidup
Salah satu cara mengatasi masalah tersebut adalah dengan menghitung rata-rata
paritas yang merujuk pada pengalaman fertilitas suatu periode tertentu dan
membandingkan dengan tingkat rata-rata paritas yang dikumulatifkan yang diukur
pada periode yang sama
Paritas yang pas untuk suatu periode tertentu bukan pengalaman seumur hidup.
Paritas tersebut dapat diukur berdasarkan data ALH yang diklasifikasikan menurut
umur ibu yang tersedia dari dua survei
Rata-rata paritas dari kohor sintesis dapat dibangun berdasarkan paritas antar survei
untuk kohor sebenarnya
Kenaikan paritas untuk kohor yang berbeda selama kurun waktu dua survei dapat
dikumulatifkan untuk menghitung rata-rata paritas untuk kohor hipotesis
Dalam mengukur fertilitas antar survei ini diasumsikan bahwa mortalitas dan migrasi
tidak memiliki pengaruh terhadap distribusi ALH actual

- Childbearing adalah kemampuan suatu kohor melahirkan anak.
Pengalaman pada masing-masing kohor umur pada wanita berbeda dalam pola
kelahirannya. Selang kelahiran yang lebih spesifik antar kelahiran pada suatu kohor
dapat dicari dengan analisis order specific birth rate (tingkat kelahiran menurut urutan
kelahiran), mencari selisih umur antara cumulative fertility rate yang berurutan pada
urutan kelahiran.

b. Data yang dibutuhkan
Jumlah ALH dari dua survei (jarak 5-10 tahun), dimana ALH diklasifikasikan
menurut kelompok umur lima tahunan ibu
Jumlah kelahiran selama tahun pelaksanaan survei/sensus menurut kelompok umur
ibu (15-49 tahun) atau hasil registrasi (kelahiran) menurut kelompok umur ibu untuk
masing-masing tahun survei/sensus (jika menggunakan hasil registrasi, banyaknya
wanita hasil sensus pada akhir periode juga diperlukan).
Jumlah wanita menurut kelompok umur 15-49 tahun dari dua survey/sensus.
Jumlah penduduk dari dua survei, untuk menghitung tingkat kelahiran

c. Tahapan Perhitungan

Tahap 1 : Menghitung Rata-rata Paritas (Average Parities) dari Masing-masing Sensus
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 118


dimana P
i,1
= rata-rata paritas dari survei 1
P
i,2
= rata-rata paritas dari survei 2

Tahap 2 : Menghitung Average Parities untuk Hypothetical Intersurvey Cohort
Hypothetical cohort parity untuk kelompok umur i dinotasikan dengan P(i,s).
Parity increment dinotasikan dengan P(i)
P(i + 2) = P(i + 2,2) - P(i,1)



Tahap 3: Menghitung Intersurvey Fertility Schedule
ASFR dinotasikan dengan f(i,s) pada kelompok umur i dan kohor s



Tahap 4: Menghitung Kumulatif Fertilitas untuk Hypothetical Intersurvey Cohort (i)



Tahap 5: Estimasi Average Parity Equivalent untuk Hypothetical Intersurvey
Cohort Average Parity Equivalent F(i),
F(i) = (i - 1) + a(i)f(i) + b(i)f(i +1) + c(i) (7)

Tahap 6: Menghitung Fertility Schedule untuk Kelompok Umur 5 Tahunan (


(tahapan ini dihitung jika menggunakan data sensus. Namun tahapan ini
diabaikan jika menggunakan data registrasi dimana kemungkinan besar wanita
telah melaporkan umur mereka pada saat melahirkan)

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 119

Tahap 7: Adjusment of Intercensal Fertility Schedule (

)

()


()



()



CHAPTER 10
METODE OWN CHLDREN METHOD

a. Prinsip dasar
- Metode anak kandung (OCM) merupakan pengembangan dari metode teknik
reverse survival yang menghasilkan ASFR menurut kelompok umur Ibu Kandung.
Metode ini mengukur fertilitas mundur yakni beberapa tahun sebelum sensus atau
survei.
- Beberapa penyesuaian dilakukan dalam rangka untuk mengurangi kesalahan
akibat: misenumeration, seperti undercount dan age misreporting ; unmatched
seperti adanya non own children.
- Menghitung jumlah anak kandung umur x yang dilahirkan oleh ibu umur a.
- Menghitung mundur anak yang sekarang umur x, pada saat lahir jumlahnya ada
berapa?
- Ibu kandung yang sekarang umur a, pada x tahun yang lalu jumlahnya berapa?
- Menghitung tingkat fertilitas umur (ASFR)
- Angka kelahiran dan jumlah ibu kandung diperoleh berdasarkan reverse survival
dengan menggunakan life table
- Perhitungan jumlah bayi dan ibu kandung berupa data tahunan

b. Data dasar yang dibutuhan untuk menghitung tingkat fertilitas dengan OCM ;
- Jumlah anak umur 0-4 tahun menurut kelompok umur 15-19 tahun s/d kelompok
umur 45-49 tahun.
- Jumlah penduduk perempuan menurut kelompok umur 15-49 tahun.
- Persentase anak-anak yang tinggal dengan ibu kandungnya.

Estimasi ASFR
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 120

1. Jumlah anak umur 0-4 tahun menurut kelompok umur 15-49 tahun dibagi
dengan survival ratio (Sb) mulai dari lahir sampai dengan umur 0-4 tahun
untuk mendapatkan banyaknya kelahiran selama tahun x-5 s/d tahun x
sesuai dengan tingkat mortalitas yang berlaku untuk tahun x.
2. Hitung survival ratio tengah tahun periode x-5 s/d x , misalnya untuk
kelompok umur 15-19 tahun adalah ( 1+

) dan seterusnya untuk


penduduk perempuan sesuai dengan level of mortality yang berlaku pada
tahun x.
3. Hitung ratio of birth per1.000 wanita.
4. Hasil tersebut di atas (ratio of birth per 1.000 wanita) masing-masing dikalikan
dengan koefisien pada Tabel Koefisien untuk Menghitung Average Annual
ASFR dari Data Rasio Anak Kandung per 1.000 Wanita

c. Kekuatan
- Tidak memerlukan pengumpulan data khusus. Hanya membutuhkan tabulasi
sederhana yaitu jumlah anak kandung menurut umur ibu kandung.
- Sesuai digunakan untuk negara yang belum memiliki catatan statistik vital yang
bagus
- Dapat digunakan untuk mengestimasi angka fertilitas menurut parity dan menurut
sosial ekonomi.
- Tidak memerlukan survei khusus, sehingga tidak mahal untuk diaplikasikan
- Dapat menggunakan ukuran data yang besar, seperti sensus dan survey
- Dapat menyediakan informasi angka fertilitas menurut umur sampai 15 tahun
sebelum sensus atau survey.

d. Keterbatasan
- Kemungkinan adanya bias karena angka migrasi yang tinggi.
- Hasil informasi tidak valid jika terjadi kesalahan pelaporan umur, baik pada anak
maupun wanita , terutama wanita yang berumur 40 tahun keatas.
- Sehingga dibuat matrik data menurut kelompok umur anak dan kelompok umur
ibu kandung dengan interval umur 5 tahunan. ( Nb : anak yang berumur 0 tahun
tidak dimasukkan karena banyak yang lewat cacah).


e. Asumsi yang perlu diperhatikan untuk data :
- Umur anak harus cukup akurat
- Anak kandung yang dihitung adalah anak yang tinggal dengan ibu kandungnya.
- Konsep defennisi hubungan kepala rumah tangga dengan masing-masing anak
kandungsudah cukup baik.
- Estimasi level mortalitasselama pencacahan relatif rendah.

Selanjutnya penggunaan Own Children Method engasumsikan bahwa :
a. Umur anak x s/d x+1 adalah under enumerated untuk umur dan
karakteristik ibu kandung.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 121

b. Umur wanita a s/d a+1 adalah under enumerated untuk karakteristik ibu
kandung (tidak termasuk umur).
c. Proporsi bukan anak kandung konstan menurut kelompok umur dan
karakteristik ibu kandung.
d. Jumlah wanita mengikuti distribusi uniform menurut kelompok umur dan
jumlah kelahiran untuk setahun terakhir distribusinya merata.
e. Age Specific Death Rate(ASDR) tidak berubah.

f. Syarat Own Children Mehod
Metode Anak Kandung (Own Children Method) membutuhkan data pelaporan
umur ibu dan anak yang akurat sehingga dapat mengestimasi ASFR dan TFR
secara akurat juga.
Umumnya di negara-negara berkembang pelaporan umur ibu dan anak sangat
lemah, sehingga mengakibatkan kesalahan dalam penghitungan TFR dan juga
pola umur fertilitas.

g. Own Children Method dalam Diagram Lexis

Gambar 1. Diagram Lexis untuk probability kohor tahun kelahiran menurut umur
(age specific birth)




Keterangan:
- Dalam Diagram Lexis, kohor ini menunjukkan risiko kelahiran sebelum mencapai
tahun t+1. Probability kohor tahun netto kelahiran menurut umur adalah rasio jumlah
kelahiran di wilayah A menurut umur wanita a s/d a+1 pada tahun t.
- Sehingga didapat persamaan menurut Rutherford and Cho sebagai berikut (dengan
asumsi sensus dilaksanakan pada tahun t).
i.
()

(t)

x
ii.
()

(t)

+ Ra a+x+1
iii.
()

()

()


a
a+2
a+1
Umur
t t+1 tahun
A
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 122

Dimana ;

(t) = Probability umur tunggal waktu netto kelahiran menurut umur pada
tahun t s/d t+1

(t) = Kelahiran selama periode t s/d t+1 terakhir untuk wanita umur
a s/d a+1 pada tahun t

(t) = Jumlah wanita umur a s/d a+1 pada tahun t

(t) = Jumlah anak kandung yang tinggal dalam rumah tangga umur t s/d
t+1 menurut umur ibu a s/d a+1 pada tahun t

(t) = Factor adjusment untuk kesalahan pelaporan umur periode t s/d


t+1 (anak) pada sensus atau survei

(t) = Factor adjusment untuk kesalahan pelaporan umur wanita a s/d


a+1
= Invers proporsi anak umur x s/d x+1 yang tinggal dengan ibu
kandung pada saat pencacahan


= Reverse survival factor La/Lb

= Reverse survival factor Lo/


Gambar 2.Diagram Lexis untuk menghitung Central Age Specific Birth Rate


Keterangan :
Central ratesmerujuk pada rasio jumlah kelahiran dalam kotak DE untuk
wanita umur a s/d a+1 pada tahun t-x-0,5.
iv.

(t-x-1) = 0,5

(t-x-1) + 0,5

(t-x-1)

v.

(t-x-1) = 0,5

(t-x-0,5) + 0,5

+ 0,5(t-x-0,5)

vi.
()

()

()

()

adalah Central Age Specific Fertility Rate(ASFR) satu tahun untuk


kalender tahun t s/d t+1.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 123

SOAL TEKNIK DEMOGRAFI 1
1. Istilah yang dipakai dalam diagram Lexis, kecuali :
a. Moment
b. Birth
c. Death
d. Population

2. Pada diagram Lexis terdapat dua jenis kematian salah satunya kematian alpha () yang
menunjukan
a. kematian di bawah diagonal untuk kohor yang lahir pada tahun z-n
b. kematian di atas diagonal untuk kohor yang lahir pada tahun z-n
c. kematian di bawah diagonal untuk kohor yang lahir pada tahun z-(n+1)
d. kematian di atas diagonal untuk kohor yang lahir pada tahun z-(n+1)

3. Pada suatu diagram Lexis diketahui

= 351. Notasi ini menunjukan


a. Jumlah kematian padaumur 0 tahun untuk yang lahir di tahun 2001 sebesar 351
b. Jumlah kematian pada umur 0 tahun untuk yang lahir di tahun 2000 sebesar 351
c. Jumlah kematian padaumur 0 tahun untuk yang lahir di tahun 1999 sebesar 351
d. Jumlah kelahiran padaumur 0 tahun untuk yang lahir di tahun 1999 sebesar 351


4. Diagram Lexis merupakan diagram yang terdiri dari 2 jenis garis, vertikal dan horizontal.
Garis vertikal pada diagram ini menunjukan
a. Umur
b. Waktu kejadian
c. Kejadian/event
d. Periode

5. Model life table yang digunakan untuk membahas estimasi tingkat kematian di Indonesia
adalah....
a. Coaled an Demenys Model Life Table
b. UN Model Life Table
c. Ledermanns Model Life Table
d. The Logit System of Model Life Table

6. Unbridged Life Table adalah bentuk tabel kematian yang menyajikan....
a. Umur 10 tahunan
b. Umur 5
c. Umur 1 tahunan
d. Kelompok umur tertentu saja


7. Simbol lx pada kolom tabel kematian lengkap menunjukkan
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 124

a. Tahun kehidupan (years lived) antara umur x dan x+1
b. Tahun total kehidupan setelah umur tepat x
c. Jumlah kematian antara umur x dan x+1
d. Mereka yang bertahan hidup pada umur tepat x


8. Suatu ukuran demografi yang merupakan penyusun dasar Life Table adalah...
a. Age Spesific Fertility Rate
b. Crude Death Rate
c. General Fertility Rate
d. Age Spesific Death Rate
e.
9. Berikut ini merupakan asumsi-asumsi dalam Life Table, kecuali...
a. migrasi dianggap tidak ada
b. jumlah kematian pada suatu interval umur dalam setahun diasumsikan menyebar
secara merata untuk semua tahun
c. kohor berasal dari radiks tertentu
d. kematian anggota kohor mengikuti pola tertentu pada berbagai tingkat umur

10. Life Table pada dasarnya digunakan untuk menghitung angka harapan hidup yang
disimbolkan dengan

yang berarti......
a. total jumlah tahun yang dijalani oleh seseorang sebelum orang tersebut mencapai
ulang tahunnya yang ke x
b. rata-rata jumlah tahun yang dijalani oleh seseorang setelah orang tersebut
mencapai ulang tahunnya yang ke x
c. rata-rata jumlah tahun yang dijalani oleh seseorang sebelum orang tersebut
mencapai umurnya yang ke x
d. rata-rata jumlah tahun yang dijalani oleh seseorang setelah orang tersebut
mencapai umur yang ke x+n



11. Berikut ini merupakan fungsi-fungsi yang digunakan dalam Complete life Table
kecuali...
a. nqx
b. Tx
c.


d.



12. Suatu negara memiliki umur median sebesar 27 maka penduduk negara tersebut
dikategorikan sebagai....
a. Penduduk Muda
b. Penduduk Tua
c. Penduduk Sedang
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 125

d. Penduduk Intermediate

13. Suatu penduduk dikategorikan sebagai penduduk tua jika komposisi umur 0-14, 15-64,
dan 65+ masing-masing sebesar
a. < 30%, 55%, 15%
b. >30%, 60%, 10%
c. 40%, 55%, 5%
d. > 40%, 55%, 5%

14. Yang termasuk cakupan paritas di bawah ini adalah
a. Still birth
b. Live birth
c. Foetal death
d. Marital fertility

15. Berikut merupakan kemungkinan kesalahan data ALH, kecuali
a. Kesalahan pelaporan
b. Kesalahan klasifikasi wanita pada kelompok umur tertentu
c. Pengaruh migrasi
d. Moral hazard


16. Nilai adjustment factor (k) pada metode Brass P/F Ratio merupakan
a. Perbandingan antara tingkat fertilitas kumulatif dengan rata-rata ALH seumur
hidup
b. Perbandingan antara tingkat fertilitas menurut kelompok umur dengan rata-rata
ALH seumur hidup
c. Perbandingan antara tingkat fertilitas kumulatif dengan jumlah kelahiran dalam
setahun
d. Perbandingan antara tingkat fertilitas menurut kelompok umur dengan jumlah
kelahiran dalam setahun

17. Nilai adjustment factor (k) pada metode Brass P/F Ratio hanya valid jika tingkat fertilitas
konstan selama tahun sejak data tersebut dikumpulkan.
a. Satu
b. Lima
c. Sepuluh
d. Lima belas


18. Data yang dibutuhkan untuk keperluan analisis menggunakan metode Brass P/F ratio
(Hyphotetical Intersurvey Cohort) di bawah ini, kecuali
a. Jumlah ALH dua survei
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 126

b. Jumlah wanita yang melaporkan kelahiran dari dua survei
c. Jumlah kelahiran setahun sebelum masing-masing survei
d. Jumlah wanita dari dua survei

19. Metode anak kandung (own children method) menggunakan teknik
a. Reverse-survival
b. Survival analysis
c. Marital fertility
d. Maximum likelihood

20. Tahapan komputasi pada metode OCM di bawah ini, kecuali
a. Matching anak umur kurang dari 15 tahun dengan umur ibu kandungnya
b. Membuat tabel wanita menurut umur dan tabel anak menurut umur dan ibu
kandungnya
c. Menghitung ASFR
d. Menghitung proporsi jumlah anak kandung terhadap jumlah anak yang dimiliki
wanita

21. Berikut adalah kelebihan metode OCM, kecuali
a. Tidak memerlukan survei khusus sehingga tidak mahal untuk diaplikasikan
b. Sesuai digunakan untuk negara yang belum memiliki catatan statistik vital yang
bagus
c. Perhitungannya sederhana dan mudah diaplikasikan
d. Dapat digunakan untuk estimasi angka fertilitas menurut paritas dan sosial-
ekonomi

22. Penyesuaian pada metode OCM dilakukan dalam rangka untuk mengurangi kesalahan
seperti di bawah ini, kecuali
a. Undercount
b. Digit preference
c. Agemisreporting
d. Misenumeration

23. Penyebut pada perhitungan Rate (tingkat/angka) adalah . . . .
a. Penduduk yang telah mengalami peristiwa
b. Penduduk yang beresiko mengalami peristiwa
c. Penduduk yang tidak mengalami peristiwa
d. Penduduk total

24. Berikut ini adalah contoh ukuran demografi dengan menggunakan rate, kecuali . . . .
a. CBR
b. TFR
c. IMR
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 127

d. SR

25. Proporsi adalah perbandingan antara dua bilangan dengan pembilangnya bernilai a dan
penyebutnya bernilai . . . .
a. a + b
b. a b
c. b a
d. b

26. Yang dimaksud dengan metode standarisasi tidak langsung pada standarisasi tingkat
mortalitas adalah standarisasi angka kematian yang dilakukan dengan cara . . . .
a. ASFR masing-masing penduduk yang akan dibandingkan diaplikasikan pada
distribusi penduduk standar
b. ASDR penduduk standar diaplikasikan pada masing-masing penduduk yang akan
dibandingkan
c. ASDR masing-masing penduduk yang akan dibandingkan diaplikasikan pada
distribusi penduduk standar
d. ASFR penduduk standar diaplikasikan pada masing-masing penduduk yang akan
dibandingkan

27. Tujuan utama dilakukannya standarisasi dalam membandingkan angka kematian adalah
a. akan mempermudah penghitungan jika ASDR tidak diketahui
b. menyeragamkan metode penghitungan angka kematian
c. menghilangkan perbedaan-perbedaan dalam komposisi umur
d. bentuk penyesuaian dengan metode penghitungan angka kematian secara global

28. Data yang diperlukan dalam perhitungan Angka Kematian Kasar (Crude Death Rate /
CDR) hasil standarisasi dengan metode langsung adalah sebagai berikut, kecuali . . . .
a. ASDR penduduk yang akan dibandingkan
b. Jumlah penduduk standar pada kelompok umur i
c. Jumlah penduduk yang akan dibandingkan pada kelompok umur i
d. Jumlah penduduk standar

29. Comparative Mortality Index (CMI) adalah suatu ukuran mortalitas untuk menunjukkan
perubahan dalam seluruh level mortalitas atau penduduk. Tujuan dasar penghitungan
CMI adalah . . . .
a. untuk membandingkan relatif mortalitas suatu wilayah pada dua titik waktu.
b. menyeragamkan metode penghitungan angka kematian
c. menghilangkan perbedaan-perbedaan dalam komposisi umur
d. bentuk penyesuaian dengan metode penghitungan angka kematian secara global

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 128

30. Kemungkinan atau peluang seorang wanita yang telah melahirkan sejumlah anak (n-1)
untuk melahirkan anak kembali (n), merupakan instrumen analisis fertilitas, yakni . . . .
a. Brass P/F Ratio
b. Own Children Method (OCM)
c. Parity Progression Ratio (PPR)
d. Last Live Birth (LLB)

31.
()
artinya . . . .
a. Diantara wanita yang berumur 40-44 tahun yang belum/tidak punya anak berpeluang
mempunyai seorang anak sebesar 97%
b. Diantara wanita yang berumur 40-44 tahun yang berpeluang belum/tidak punya anak
sebesar 97%
c. Diantara wanita yang berumur 40-44 tahun yang belum/tidak punya anak berpeluang
mempunyai lebih dari satu anak sebesar 97%
d. Diantara wanita yang berumur 40-44 tahun yang berpeluang mempunyai seorang anak
sebesar 97%

32. Salah satu kelebihan analisis PPR adalah . . . .
a. Lebih realistis dari TFR, karena dapat menggambarkan keadaan fertilitas pasangan
usia subur yang telah terjadi selama masa reproduksinya.
b. Dapat menggunakan sampel yang relatif kecil, sehingga tidak dapat dipakai untuk
analisis keadaan tingkat kabupaten.
c. Tidak bergantung dari kebenaran pelaporan jumlah anak yang pernah dilahirkan.
d. Dipengaruhi oleh pendidikan, program KB nasional.

33. Data yang dibutuhkan untuk analisis PPR, kecuali . . . .
a. Jumlah wanita kawin menurut kohor tertentu
b. Jumlah anak lahir hidup menurut kohor
c. Sumber data
d. Periode survei

34. Salah satu metode LLB yang mengabaikan adanya wanita yang tidak melaporkan
kelahiran anak terakhirnya adalah . . . .
a. Open Birth Interval
b. Prorata
c. Ignoring not stated Last Live Birth
d. Hyphotetical Intersurvey Cohort

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 129

35. Berikut ini beberapa penyesuaian jumlah kelahiran anak terakhir dalam perhitungan
estimasi dengan menggunakan metode LLB, kecuali . . . .
a. Adanya kelahiran kembar
b. Kelahiran dua kali dalam setahun
c. Adanya anak yang meninggal
d. Tidak menjawab atau lupa kelahiran anak terakhir

36. Berikut ini adalah teknik perhitungan dalam metode LLB, kecuali . . . .
a. Open Birth Interval
b. Prorata
c. Ignoring not stated Last Live Birth
d. Hyphotetical Intersurvey Cohort

37. Tujuan analisis kohor fertilitas adalah . . . .
a. menghilangkan perbedaan-perbedaan dalam komposisi umur
b. bentuk penyesuaian dengan metode penghitungan secara global
c. untuk membandingkan suatu wilayah pada dua titik waktu.
d. untuk meneliti berapa banyak anak yang dilahirkan

38. Rumus dalam mengestimasi average parity equivalent untuk hypothetical intersurvey
cohort average parity equivalent F(i) adalah . . . .
a. F(i) = (i + 1) + a(i)f(i) + b(i)f(i -1) + c(i) (7)
b. F(i) = (i - 1) + a(i)f(i) + b(i)f(i +1) + c(i) (7)
c. F(i) = (i + 1) + a(i)f(i) + b(i)f(i +1) + c(i) (7)
d. F(i) = (i - 1) + a(i)f(i) + b(i)f(i -1) + c(i) (7)

39. Berikut ini yang tidak termasuk angka fertilitas yang dihitung dalam analisis kohor
fertilitas adalah . . . .
a. Age Specific Birth Rate (ASFR)
b. General Fertility Rate (GFR)
c. Total Fertility Rate (TFR)
d. Adjusted Birth Rate (B)






DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 130

JAWABAN SOAL TEKNIK DEMOGRAFI 1
1. Jawaban : A
Dalam diagram Lexis hanya menggunakan istilah Birth, Death, Population, dan Event.

2. Jawaban : A
Kematian alpha () pada diagram Lexis menunjukan kematian di bawah diagonal untuk
kohor yang lahir pada tahun z-n.

3. Jawaban : C

= 351= 351 berarti jumlah kematian padaumur 0 tahun untuk yang lahir di tahun
1999 sebesar 351.

4. Jawaban : A
Cukup Jelas

5. Jawaban : A
Model Coaled & Demeny merupakan model life table yang digunakan untuk
mengestimasi tingkat kematian di Indonesia.

6. Jawaban : C
Unbridged Life Table atau Complete Life Table (Tabel kematian lengkap) merupakan
tabel kematian yang menggunakan kelompok umur tahunan (1 tahunan).
7. Jawaban : D
lx= jumlah orang hidup pada umur tepat x

8. Jawaban : D
ASDR (Age Spesific Death Rate) merupakan penyusun Life Table.

9. Jawaban : B
Cukup Jelas

10. Jawaban : B
Cukup Jelas

11. Jawaban : A
Complete Life Table atau Tabel Kematian lengkap menggunakan umur tunggal sehingga
tidak ada fungsi nqx.

12. Jawaban : D
Penduduk yang memiliki umur median berkisar 20-29 tahun dikategorikan sebagai
penduduk intermediate

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 131

13. Jawaban : B
Cukup Jelas

14. Jawaban : C
Still birth : Lahir mati, yaitu kelahiran seorang bayi paling sedikit telah berumur 28
minggu dalam kandungan tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan.
Foetal Death : Kematian janin lainnya
Abortus : Kematian seorang bayi dalam kandungan dengan umur kandungan kurang
dari 28 minggu.

15. Jawaban : D
Cukup Jelas

16. Jawaban : A
Cukup jelas

17. Jawaban : D
Cukup Jelas

18. Jawaban : B
Cukup Jelas

19. Jawaban : A
Cukup Jelas

20. Jawaban : D
Tahap Komputasi
- Tahap 1 : Matching anak umur kurang dari 15 tahun dengan umur ibu
kandungnya
- Tahap 2 : Membuat tabel wanita menurut umur dan tabel anak menurut
umur dan ibu kandungnya
- Tahap 3 : Menghitung ASFR dari tabel yang dihasilkan tahap 2

21. Jawaban : C
Cukup Jelas

22. Jawaban : B
Beberapa penyesuaian dilakukan dalam rangka untuk mengurangi kesalahan akibat:
misenumeration, seperti undercount dan age misreporting ;unmatched seperti adanya
non own children.

23. Jawaban : B
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 132

Rate (tingkat/angka) : Jumlah peristiwa /kejadian dalam kurun waktu tertentu dibandingkan
dengan jumlah penduduk yang mengandung resiko terjadinya peristiwa tersebut dalam
kurun waktu yang sama.

24. Jawaban : D
CBR (Crude Birth Rate)
TFR (Total Fertility Rate)
IMR (Infant Mortality Rate)
SR (Sex Ratio)

25. Jawaban : A
Proporsi adalah erbandingan antara dua bilangan dengan pembilangnya merupakan
bagian dari penyebut (a/(a+b))

26. Jawaban : B
Standarisasi angka kematian yang dilakukan dengan cara ASDR penduduk standar
diaplikasikan pada masing-masing penduduk yang akan dibandingkan

27. Jawaban : C
Standarisasi dilakukan dengan tujuan menghilangkan perbedaan-perbedaan dalam
komposisi umur.

28. Jawaban : C


SDR
D
= Angka Kematian Kasar (CDR) hasil standarisasi
M
i
= ASDR penduduk yang akan dibandingkan
P
i
s
= Jumlah penduduk standar pada kelompok umur i
P
s
= Jumlah penduduk standar

29. Jawaban : A
Tujuan dasar penghitungan CMI adalah untuk membandingkan relatif mortalitas suatu
wilayah pada dua titik waktu.

30. Jawaban : C
Brass P/F Ratio: Merupakan hasil pembagian antara jumlah ALH yang dilahirkan oleh
wanita pada suat kelompok umur dengan jumlah wanita pada kelompok umur yang
bersesuaian.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 133

Own Children Method (OCM) : Menghitung jumlah anak kandung umur x yang
dilahirkan oleh ibu umur a.
Parity Progression Ratio (PPR) : Menghitung kemungkinan atau peluang seorang wanita
yang telah melahirkan sejumlah anak (n-1) untuk melahirkan anak kembali (n).
Last Live Birth (LLB): Menghitung jumlah bayi yang dilahirkan oleh wanita umur tertentu
berdasarkan informasi dari ibunya, yaitu melalui pertanyaan kapan kelahiran anak
terakhir? atau dari catatan sejarah kelahiran.

31. Jawaban : A

()
artinya diantara wanita
yang berumur 40-44 tahun yang belum/tidak punya anak berpeluang mempunyai seorang
anak sebesar 97%

32. Jawaban : A
Kelebihan analisis PPR :
- Lebih realistis dari TFR, karena dapat menggambarkan keadaan fertilitas
pasangan usia subur yang telah terjadi selama masa reproduksinya.
- Perhitungan PPR lebih mudah dan sederhana.
- Dapat menggunakan sampel yang relatif kecil, sehingga dapat dipakai untuk
analisis keadaan tingkat kabupaten.

33. Jawaban : D
Periode survey

34. Jawaban : C
Open Birth Interval (OBI): Salah satu metode LLB yang menggunakan data wanita yang
tidak melaporkan kelahiran anak terakhirnya yang nantinya akan dikalikan dengan
sebaran Open Birth Interval.
Prorata : Salah satu metode LLB yang menggunakan data wanita yang tidak melaporkan
kelahiran anak terakhirnya yang nantinya akan dikalikan dengan proporsi LLB pada
tahun tertentu terhadap LLB yang dilaporkan.
Ignoring not stated Last Live Birth : Salah satu metode LLB yang mengabaikan adanya
wanita yang tidak melaporkan kelahiran anak terakhirnya
Hyphotetical Intersurvey Cohort : Salah satu metode Brass P/F ratio yang menggunakan
data dua periode survei.

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 134

35. Jawaban :C
Adanya anak yang meninggal

36. Jawaban : D
Hyphotetical Intersurvey Cohort : Salah satu metode Brass P/F ratio yang menggunakan
data dua periode survei.

37. Jawaban : D
Tujuan analisis kohor fertilitas adalah untuk meneliti berapa banyak anak yang
dilahirkan

38. Jawaban : B
F(i) = (i - 1) + a(i)f(i) + b(i)f(i +1) + c(i) (7)

39. Jawaban : A
Age Specific Birth Rate (ASFR)
























DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 135







S
SSe
eem
mma
aan
nng
gga
aat
tt.
...
...
..S
SSe
eem
mma
aan
nng
gga
aat
tt.
...
...
..
S
SSU
UUK
KKS
SSE
EES
SS K
KKO
OOM
MMP
PPR
RRE
EEH
HHE
EEN
NNS
SSI
IIF
FF
S
SSU
UUK
KKS
SSE
EES
SS S
SSK
KKR
RRI
IIP
PPS
SSI
II
S
SSU
UUK
KKS
SSE
EES
SS T
TTI
IIN
NNG
GGK
KKA
AAT
TT 4
44
W
WWI
IIS
SSU
UUD
DDA
AA 2
220
001
114
44 M
MMe
een
nna
aan
nnt
tti
ii !
!!!
!!!
!!!
!!!
!!






DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 136




CHAPTER 1
ANAK LAHIR HIDUP (ALH ) DAN ANAK MASIH HIDUP (AMH)
1. ALH dan AMH
- Anak lahir hidup adalah anak pada saat lahir menunjukkan tanda-tanda kehidupan
seperti menangis, bernapas, bergerak, dan sebagainya walaupun dalam hitungan detik
(sesaat).
- Dalam setiap kegiatan Sensus Penduduk (SP) baik itu SP71, SP80, SP90, SP2000, &
SP2010 maupun Survei Penduduk Antar Sensus (SUPAS) terdapat pertanyaan mengenai
Anak Lahir Hidup (ALH) dan Anak Masih Hidup (AMH) yaitu: berapa jumlah anak
yang pernah dilahirkan hidup dan berapa jumlah anak yang masih hidup.
- Dari pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat disajikan berupa angka rata-rata banyak-nya
kelahiran untuk setiap wanita menurut umur pada saat sensus/survei. Angka ini
menujukkan angka kumulatif.
- Umumnya umur wanita disajikan kedalam kelompok umur 5 tahunan, dimulai pada
kelompok umur usia subur 15-19 tahun sampai akhir masa usia subur yaitu umur 40-44
tahun atau 45-49 tahun.
- Bila digambarkan dalam bentuk grafik, angka rata-rata tersebut rendah pada masa awal
melahirkan 15-19 tahun, kemudian semakin tinggi, sesuai dengan per-kembangan umur
sampai dengan 45-49 tahun. Pada umur 50 tahun atau lebih, angka tersebut cenderung
datar.
- Hal ini secara teoritis bahwa wanita yang telah berumur 50 tahun atau lebih tidak dapat
melahirkan lagi, sehingga rata-rata jumlah anak yang dilahirkan oleh wanita pada umur-
umur 55, 60, 65 tahun dan seterusnya cenderung sama.
- Pola ini terjadi dengan asumsi tidak terjadi perubahan berarti pada tingkat kelahiran,
kematian, atau migrasi selama beberapa tahun terakhir pada penduduk wanita.
- Dalam sensus atau survei pola ini tidak selalu ditemukan. Angka rata-rata ALH dan
AMH pada wanita umur di atas 50 tahun atau lebih sering menurun, bukannya datar. Hal
ini biasanya disebabkan kesalahan responden dalam menjawab pertanyaan mengenai
jumlah anak yang pernah dilahirkan dan jumlah anak yang masih hidup. Kesalahan ini
mungkin timbul akibat faktor lupa (memory error).
- Terkadang responden wanita lupa, berapa orang anak yang pernah dilahirkannya. Kasus
ini sering terjadi pada wanita usia tua, karena biasanya anak-anaknya yang sudah besar
tidak lagi tinggal bersamanya karena sudah berkeluarga atau bekerja di daerah lain
(merantau) dan sebagainya, atau mungkin anak tersebut sudah meninggal.



TEKNIK DEMOGRAFI 2
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 137

Hasil Perhitungan ALH
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk 2010 diperoleh data Wanita Berumur 10 Tahun
Keatas Menurut Kelompok Umur dan Jumlah Anak yang Dilahirkan Hidup Daerah
(Pedesaan + Perkotaan) Provinsi Bali sebagai berikut
Kelompo
k Umur
Anak Lahir Hidup
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10+ Tidak
Ditanyaka
n
Jumlah
10-14 157,32
5
14 0 0 0 0 0 0 0 0 0 91 157,430
15-19 129,58
1
7,333 487 43 6 0 0 0 0 0 0 113 137,563
20-24 84,206 44,323 10,996 1,338 157 34 6 0 2 0 0 134 141,196
25-29 46,933 59,989 47,934 9,395 1,652 272 87 21 8 1 4 220 166,516
30-34 24,876 37,436 73,646 26,561 6,086 1,360 359 96 54 11 10 145 170,640
35-39 18,819 25,818 76,134 38,910 11,638 3,026 926 355 196 95 211 115 176,243
40-44 15,376 20,112 59,153 36,134 12,958 4,088 1,530 608 329 145 248 81 150,762
45-49 12,483 15,724 42,448 29,550 12,614 4,571 1,941 840 461 217 350 59 121,258
50-54 9,998 12,394 29,675 24,087 12,891 5,699 2,589 1,229 721 340 474 24 100,121
55-59 7,692 8,698 18,417 17,896 11,449 5,778 2,923 1,495 838 457 596 16 76,255
60-64 6,856 7,159 10,980 12,933 10,906 6,654 3,899 2,145 1,18
2
760 931 8 64,413
65-69 5,855 5,613 6,998 8,447 8,454 6,411 4,198 2,483 1,59
8
903 1,13
9
4 52,103
70-74 4,741 4,267 4,319 5,050 5,324 4,606 3,616 2,512 1,56
2
1,00
1
1,15
0
0 38,148
75-79 3,180 2,970 2,712 3,046 3,241 2,768 2,317 1,726 1,17
8
726 1,06
7
2 24,933
80-84 1,815 1,808 1,516 1,546 1,612 1,475 1,205 956 674 480 692 0 13,779
85-89 817 839 653 646 703 512 422 381 314 205 321 0 5,813
90-94 334 314 248 256 248 244 184 141 89 74 126 1 2,259
95+ 167 172 117 131 108 97 88 77 64 44 81 0 1,146
Jumlah 531,05
4
254,98
3
386,43
3
215,96
9
100,04
7
47,59
5
26,29
0
15,06
5
9,27
0
5,45
9
7,40
0
1,013 1,600,57
8

Dari data diatas didapatkan jumlah dan rata-rata anak lahir hidup berdasarkan kelompok
umur ibu
Kelompok
Umur
Jumlah ALH Jumlah
Wanita
Rata Rata ALH Rata - Rata ALH dari
Publikasi
10-14 14 157,430 8.89284E-05 8.89798E-05
15-19 8,460 137,563 0.061499095 0.061549654
20-24 71,179 141,196 0.504114847 0.504593725
25-29 192,792 166,516 1.15779865 1.159336364
30-34 299,012 170,640 1.752297234 1.753805097
35-39 369,072 176,243 2.094108702 2.097576762
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 138


Ra
ta-rata
anak yang
dilahirkan
hidup oleh wanita kelompok umur 25-29 tahun sebesar 1.1578 atau dengan kata lain
kemampuan reproduksi wanita usia 25-29 rata-rata melahirkan 1.1578 anak.
Hasil Perhitungan AMH
Berdasarkan hasil Sensus Penduduk diperoleh data Wanita Berumur 10 Tahun Keatas
Menurut Kelompok Umur dan Jumlah Anak yang Masih Hidup Daerah (Pedesaan +
Perkotaan) sebagai berikut
Kelompok
Umur
Anak Masih Hidup
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10+ Tidak
Ditanyakan
Jumlah
10-14 157,326 13 0 0 0 0 0 0 0 0 0 91 157,430
15-19 129,692 7,304 421 28 5 0 0 0 0 0 0 113 137,563
20-24 84,530 44,760 10,566 1,086 99 21 0 0 0 0 0 134 141,196
25-29 47,274 61,109 47,897 8,490 1,296 173 46 8 2 1 0 220 166,516
30-34 25,081 38,524 75,000 25,285 5,217 1,056 232 63 33 3 1 145 170,640
35-39 19,005 26,912 78,194 38,013 10,401 2,460 674 228 105 48 88 115 176,243
40-44 15,572 21,214 60,971 35,645 11,881 3,423 1,158 440 195 73 109 81 150,762
45-49 12,741 16,947 44,230 29,372 11,495 3,738 1,554 595 273 119 135 59 121,258
50-54 10,290 13,660 31,363 24,315 11,931 4,837 2,035 887 417 197 165 24 100,121
55-59 7,972 9,709 19,943 18,412 10,807 5,042 2,341 1,100 503 212 198 16 76,255
60-64 7,184 7,895 12,220 14,019 10,774 6,085 3,240 1,576 775 335 302 8 64,413
65-69 6,150 6,228 7,847 9,493 8,746 6,231 3,662 1,937 980 481 344 4 52,103
70-74 5,010 4,706 4,941 5,824 5,876 4,710 3,344 1,940 1,021 480 296 0 38,148
75-79 3,449 3,290 3,113 3,501 3,559 2,808 2,277 1,473 773 374 314 2 24,933
80-84 2,003 2,020 1,672 1,872 1,844 1,535 1,148 760 477 249 199 0 13,779
85-89 914 938 725 764 760 576 434 316 203 105 78 0 5,813
90-94 376 367 261 302 291 235 174 110 76 39 27 1 2,259
95+ 201 191 126 154 128 110 98 49 50 23 16 0 1,146
Jumlah 534,770 265,787 399,490 216,575 95,110 43,040 22,417 11,482 5,883 2,739 2,272 1,013 1,600,578

Dari data diatas didapatkan jumlah dan rata-rata anak masih hidup berdasarkan
kelompok umur ibu
Kelompok Umur Jumlah AMH Jumlah Wanita Rata Rata AMH Rata - Rata
AMH dari
Publikasi
10-14 13 157,430 8.2576E-05 8.262E-05
15-19 8,250 137,563 0.05997252 0.0600218
40-44 338,945 150,762 2.248212414 2.252228217
45-49 289,248 121,258 2.385393129 2.390605533
50-54 261,769 100,121 2.614526423 2.621517128
55 + 943,914 278,849 3.385036346 3.410698018
Jumlah 2,774,405 1,600,578 1.733376943 1.740085586
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 139

20-24 69,651 141,196 0.49329301 0.4937616
25-29 188,779 166,516 1.13369886 1.1351987
30-34 292,661 170,640 1.71507853 1.716543
35-39 359,035 176,243 2.03715892 2.0391817
40-44 328,065 150,762 2.17604569 2.178191
45-49 276,287 121,258 2.27850534 2.2809017
50-54 246,418 100,121 2.46120195 2.4635004
55 + 850,284 278,849 3.04926322 3.0550718
Jumlah 2,619,443 1,600,578 1.63656067 1.6389237

Rata-rata anak yang masih hidup oleh wanita kelompok umur 25-29 tahun sebesar
1.337. Apabila hasil perhitungan dibandingkan dengan hasil publikasi dari SP 2010 terlihat
pada gambar grafik seperti di bawah ini

Perbandingan Rata-Rata ALH dengan Rata-Rata AMH

Pola ini terjadi dengan asumsi tidak terjadi perubahan berarti pada tingkat kelahiran,
kematian, atau migrasi selama beberapa tahun terakhir pada penduduk wanita Dari grafik di
atas dapat dilihat bahwa pada kelompok umur wanita 10-14 tahun rata-rata ALH dan AMH
cenderung rendah, pada kelompok umur 15-19 rata-rata ALH dan AMH nya sedikit lebih
tinggi dari pada kelompok umur 10-14 tahun. Rata- rata ALH dan AMH semakin naik
mengikuti kelompok umur ibu. Pada kelompok umur wanita 50-54 grafiknya cenderung
datar.


0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
10-
14
15-
19
20-
24
25-
29
30-
34
35-
39
40-
44
45-
49
50-
54
Rata Rata ALH
Rata Rata AMH
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 140

CHAPTER 2
METODE ESTIMASI ANGKA KEMATIAN BAYI DAN ANAK

Secara ideal, studi mortalitas dilaksanakan berdasarkan data yang diperoleh secara
langsung dari penduduk, yaitu melalui catatan-catatan kematian yang ada di badanbadan
pengelola kesehatan atau badan pemerintah atau dengan mengumpulkan keterangan
mengenai kematian yang terjadi selama kurun waktu tertentu (biasanya satu tahun sebelum
waktu wawancara) dan membagi angka tadi dengan penyebut yang tepat, biasanya jumlah
penduduk. Tetapi, data seperti ini sangat langka diperoleh serta masih memiliki kekurangan
kelengkapan dan kecermatan data.
Kesalahan yang paling sering terjadi adalah kesalahan dalam pelaporan umur anak
ketika meninggal. Oleh karena itu, cara langsung tidak dapat digunakan untuk
memperkirakan angka kematian bayi dari hasil sensus karena informasi yang dikumpulkan
tidak rinci seperti dalam pengumpulan data di beberapa survei kependudukan. Karena
kekurangan-kekurangan tersebutlah maka tidak mengherankan studi mortalitas selama ini
menggunakan metode perkiraan tidak langsung yaitu dengan memperkirakan angka kematian
bayi dengan menggunakan informasi tertentu yang tidak berhubungan langsung dengan data
kematian, misalnya struktur umur, komposisi anggota rumah tangga, jumlah anak lahir hidup
dan jumlah anak yang masih hidup, yang kemudian dikonversikan dengan metode tertentu.
Metode tidak langsung merupakan suatu cara yang ditempuh untuk menanggulangi
keterbatasan kelengkapan data tadi dengan menggunakan berbagai asumsi. Kelengkapan
penggunaan asumsi merupakan tuntutan utama dari pemakaian metode estimasi mortalitas.
Metode yang direkomendasikan dari UNDP untuk negara berkembang dan beberapa Negara
maju yaitu dengan menggunakan metode Trussel. Ada berbagai metode tidak langsung
lainnya seperti metode Brass, metode Sullivan, metode Feeney (BPS 2006).
Metode Brass
Inti dari metode Brass adalah bahwa proporsi kematian diantara anak-anak
yangpernah dilahirkan oleh wanita menurut kelompok umur lima tahunan secara beruntun
atau Di sama dengan probabilita kematian antara kelahiran dan tepat usia x atau qx. Bentuk
dasar persamaan yang dikemukakan Brass adalah:


- q = probabilitas kematian dari saat lahir sampai umur tepat x
- Q = proporsi anak yang meninggal yang pernah dilahirkan oleh ibu-ibu dalam
kelompok umur i (i = 1 untuk kelompok umur 15-19, , i= 7 untuk kelompok umur
45-49)
- k = faktor pengali yang bersesuaian dengan ibu-ibu dalam kelompok umur i
Untuk memperkirakan angka kematian, Brass mengemukakan beberapa asumsi dasar :


DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 141

1. Tingkat kelahiran dan kematian dalah konstan selama beberapa tahun sebelum sensus
atau survey yang dilaksanakan.
2. Pola kelahiran yang dipakai sebagai dasar penghitungan, hendaklah merupakan
pengalaman suatu kohor dan sesuai dengan modul tertentu dari tabel kematian.
3. Tabel kematian standar diketahui
4. Distribusi waktu anak lahir hidup diketahui
5. Tidak ada perbedaan tingkat kematian antar anak dari berbagai kelompok umur ibu
6. Tidak ada perbedaan tingkat kematian antara anak yang ibunya masih hidup dan anak
yang ibunya sudah meninggal

Tahapan perhitungan estimasi kematian dengan menggunakan Metode Brass

1. Sediakan data jumlah penduduk wanita (Wi), ALH, dan AMH
2. Hitung rata-rata ALH (Pi).
3. Hitung proporsi anak yang meninggal (Qi).

( )


4. Hitung P
1
/P
2
dan P
2
/P
3
untuk memperoleh nilai k, dengan menggunakan tabel
kematian standar Afrika dan model fertilitas polinomial untuk mendapatkan distribusi
waktu ALH). Untuk memudahkan perhitungan, Brass menyediakan faktor pengali k
(multiplier factors)
5. Lakukan interpolasi nilai k
6. Hitung nilai q

Estimasi Kematian dengan Menggunakan Metode Brass
Kelompok
Umur
Jumlah
Wanita
Jumlah
ALH
Jumlah AMH Rata Rata ALH Q
(1) (2) (3) (4) (5) = (3)/(2) (6)= ((3)-(4))/(3)
15-19 137,563 8,460 8,250 0.061499095 0.024822695
20-24 141,196 71,179 69,651 0.504114847 0.021467006
25-29 166,516 192,792 188,779 1.15779865 0.020815179
30-34 170,640 299,012 292,661 1.752297234 0.02123995
35-39 176,243 369,072 359,035 2.094108702 0.027195236
40-44 150,762 338,945 328,065 2.248212414 0.032099603
45-49 121,258 289,248 276,287 2.385393129 0.044809299
50-54 100,121 261,769 246,418 2.614526423 0.058643308
Jumlah 1,164,299 1,830,477 1,769,146 1.572170894 0.033505474
Dari data di atas diperoleh nilai P/P sebesar 0.121994 dan nilai P/P sebesar
0.435408.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 142

Kelompok
Umur

Q k x q
P/P P/P P/P P/P
(1) (2) (3) (4) (5) (6)= (2)*(3) (7)=(2)*(4)
15-19 0.024822695 1.07587753 1.065604599 1 0.02670618 0.026451178
20-24 0.021467006 1.058457087 1.053904311 2 0.022721904 0.02262417
25-29 0.020815179 1.020323047 1.017871552 3 0.021238207 0.021187179
30-34 0.02123995 1.021945034 1.020193966 5 0.021706062 0.021668869
35-39 0.027195236 1.031548698 1.029914368 10 0.02805321 0.028008764
40-44 0.032099603 1.010737705 1.008753161 15 0.032444279 0.032380576
45-49 0.044809299 1.01013404 1.008032759 20 0.045263398 0.045169241
50-54 0.058643308 1.025737705 1.023753161 25 0.060152652 0.060036272

Berdasarkan rasio paritas kelompok umur 15-19 dan 20-24, probalita kematian
sebelum usia 2 tahun adalah 0,0227 yang berarti terdapat kematian anak usia 2 tahun
sebesar 22,7 per 1.000 kelahiran hidup. Berdasarkan rasio paritas kelompok umur20-
24 dan 25-29, probalita kematian sebelum usia 2 tahun adalah 0,0226 yang berarti
terdapat kematian anak usia 2 tahun sebesar 22,6 per 1.000 kelahiran hidup.

Metode Sullivan
Metode Sullivan didasarkan pada teknik yang dikemukakan Brass. Perbaikanyang
dilakukan oleh Sullivan terhadap metode Brass, terutama pada faktor pengalinya sehingga
langkah-langkah penghitungan kematian menjadi lebih sederhana. Sullivan menggunakan
persamaan regresi sebagai berikut:


- q = probabilitas kematian dari saat lahir sampai umur tepat x
- Q = proporsi anak yang meninggal yang pernah dilahirkan oleh ibu-ibu dalam
kelompok umur i (i = 1 untuk kelompok umur 15-19, , i= 7 untuk kelompok umur
45-49)
- A dan B = koefisien regresi
-

= perbandingan antara rata-rata ALH kelompok umur 20-24dan 25-29


Oleh karena sifat penghitngannya sangat sederhana, maka metode ini hanya dapat
memperkirakan kematian anak tepat usia dua, tiga dan lima tahun.
Contoh Estimasi Kematian dengan Menggunakan Metode Sullivan
Model West
i Q A B x q
2 0.021467006 1.3 -0.54 2 0.022859778

)

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 143

3 0.020815179 1.17 -0.4 3 0.020728521
4 0.02123995 1.13 -0.33 5 0.020949289

Model East
i Q A B x q
2 0.021467006 1.26 -0.44 2 0.022935788
3 0.020815179 1.14 -0.33 3 0.020738482
4 0.02123995 1.11 -0.26 5 0.021171853

Model North
i Q A B x q
2 0.021467006 1.3 -0.63 2 0.022018556
3 0.020815179 1.17 -0.5 3 0.019822211
4 0.02123995 1.15 -0.42 5 0.020541764

Model South
i Q A B x q
2 0.021467006 1.33 -0.61 2 0.022849504
3 0.020815179 1.2 -0.44 3 0.020990452
4 0.02123995 1.14 -0.32 5 0.021254169

Berdasarkan rasio paritas kelompok umur 20-24 dan 25-29 pada model North,
probalita kematian anak sebelum usia 5 tahun sebesar 0,0205 yang berarti terdapat kematian
anak sebelum usia 5 tahun sebesar 20,5 per 1.000 kelahiran hidup. Sedangkan probabilitas
kematian anak sebelum usia 5 tahun pada model South, West dan East masing-masing
sebesar 0.02125, 0.02094 dan 0.02117.



Metode Feeney
Metode Feeney menggunakan asumsi bahwa tingkat kematian berubah secara linier.
Metode ini dapat memperkirakan AKB untuk waktu-waktu sebelum sensus/survei. Dalam
perhitungannya metode Feeney memerlukan tiga tabel sebagai berikut.
- Display 1: untuk memperkirakan umur rata-rata waktu melahirkan ().
- Display 2: untuk memperkirakan AKB dan THS (tahun-tahun sebelum sensus/survei).
- Display 3: untuk memperkirakan THS dimana kematian bayi terjadi.
Langkah Perhitungan :
1. Hitung jumlah rata-rata ALH untuk setiap kelompok umur ibu.
2. Hitung P
1
/P
2
, P
2
/P
3
, dan P
3
/P
4
.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 144

3. Dapatkan untuk masing-masing rasio paritas dari Display 1.
4. Hitung rata-rata (M).
5. Hitung AKB dan THS dari Display 2.
6. Hitung waktu untuk AKB untuk setiap kelompok umur dengan menggunakan Display
3
Contoh Estimasi Kematian dengan Menggunakan Metode Feeney
P Ratio Proporsi X
P 0.061499095 P/P 0.121994215 20 29
P 0.504114847 P/P 0.435408046 25 29
P 1.15779865 P/P 0.660731882 30 29
P 1.752297234
M 29

Kelompok Umur Q IMR THS
20-24 0.021467006 15.4279914 2.371350609
25-29 0.020815179 12.21390151 4.207330429
30-34 0.02123995 11.18863123 6.290354762
35-39 0.027195236 9.749901401 8.797756188
40-44 0.032099603 10.79186151 11.77092665
45-49 0.044809299 16.60292171 14.88179869


Kelompok Umur THS Waktu (2010.4 -THS) Tanggal
20-24 2.4 2008.0 1 January - 18 January
25-29 4.2 2006.2 25 February - 1 April
30-34 6.3 2004.1 19 January - 24 February
35-39 8.8 2001.6 21 July - 25 August
40-44 11.8 1998.6 21 July - 25 August
45-49 14.9 1995.5 14 June - 20 July

Angka kematian bayi sebesar 15,42 per 1000 penduduk hidup pada pertengahan tahun
kondisinya 2,4 tahun sebelum pelaksanaan SP 2010 yakni pada tanggal 1 Januari 8
Februari 2008.


DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 145

Metode Trusell
Metode Trusell (UN, 1983) mengadakan pendekatan dengan cara regresi, dengan
model regresi ini terdiri dari model life table Coele-Demeny yaitu: West, South, East, dan
North. Pada saat ini para peneliti biasa memakai West Model untuk memperkirakan AKB
karena pola mortalitas di Indonesia mendekati model tersebut (BPS, 2006) untuk memperoleh
faktor pengalinya. Faktor pengali yang digunakan didasarkan pada nilai P
1
/P
2
dan P
2
/P
3
dengan P, P, dan P adalah rata-rata anak lahir hidup pada wanita berumur 15-19 tahun
untuk P, 20-24 tahun untuk P, dan 25-29 tahun untuk P. Trusell memakai rasio P
1
/P
2
dan
P
2
/P
3
sekaligus, yang kemudian dikalikan dengan koefisien tertentu untuk mendapatkan
faktor pengalinya.
Trusell menyediakan satu set koefisien berdasarkan empat model table kematian
Coaley-Demeny. Selain itu, terdapat pula satu set koefisien untuk penghitungan waktu
rujukan yang diperkirakan berdasarkan rasio paritas di atas, yang selanjutnya dikonversikan
ke kalender masehi. Untuk model yang dikembangkannya, Trusell memakai asumsi
perubahan kematian yang sesuai untuk digunakan di Indonesia (BPS, 2006).
Langkah perhitungannya sebagai berikut
1. Hitung rata-rata paritas perempuan P
2. Hitung proporsi anak meninggal Q.
3. Hitung pengali k
k = a + b.P
1
/P
2
+ c.P
2
/P
3

4. Hitung probabilitas meninggal q =


5. Hitung periode acuan t
t = a + b.P
1
/P
2
+ c.P
2
/P
3



Contoh Estimasi Kematian dengan Menggunakan Metode Trussel
Model North
Umur P(i) Q(i) x k(i) q(x) t(x)
15-19 0.061499095 0.024822695 1 1.125017168 0.027925958 0.903264029
20-24 0.504114847 0.021467006 2 1.035731463 0.022234053 2.069303640
25-29 1.157798650 0.020815179 3 0.969039568 0.020170732 3.822843303
30-34 1.752297234 0.021239950 5 0.995382852 0.021141882 5.957754531
35-39 2.094108702 0.027195236 10 1.053473084 0.028649449 8.377932109
40-44 2.248212414 0.032099603 15 1.037947328 0.033317697 11.033235456
45-49 2.385393129 0.044809299 20 1.018394503 0.045633543 13.955547732

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 146

Dengan Metode Trussel Model North Probalita kematian anak sebelum usia 2 tahun
sebesar 0,02223 yang berarti terdapat kematian anak usia 2 tahun sebesar 22,23 per 1.000
kelahiran hidup pada periode 2,069 tahun sebelum pelaksanaan SP2010.
Model South
Kelompok Umur P(i) Q(i) x k(i) q(x) t(x)
15-19 0.061499095 0.024822695 1 1.094086260 0.027158170 0.895744399
20-24 0.504114847 0.021467006 2 1.077587342 0.023132574 2.073673616
25-29 1.157798650 0.020815179 3 1.027941796 0.021396793 3.909798702
30-34 1.752297234 0.021239950 5 1.027298779 0.021819775 6.183669127
35-39 2.094108702 0.027195236 10 1.042784640 0.028358774 8.769267918
40-44 2.248212414 0.032099603 15 1.020931540 0.032771497 11.613669787
45-49 2.385393129 0.044809299 20 1.008376471 0.045184642 14.786202444

Dengan Metode Trussel Model South Probalita kematian anak sebelum usia 2 tahun
sebesar 0,0231 yang berarti terdapat kematian anak usia 2 tahun sebesar 23,1 per 1.000
kelahiran hidup pada periode 2,07 tahun sebelum pelaksanaan SP2010.
Model East
Umur P(i) Q(i) x k(i) q(x) t(x)
15-19 0.061499095 0.024822695 1 1.143695733 0.028389610 0.908812971
20-24 0.504114847 0.021467006 2 1.072881182 0.023031546 2.132107724
25-29 1.157798650 0.020815179 3 1.014909405 0.021125521 4.020730669
30-34 1.752297234 0.021239950 5 1.012862263 0.021513144 6.338017626
35-39 2.094108702 0.027195236 10 1.031978687 0.028064904 8.970147595
40-44 2.248212414 0.032099603 15 1.015523843 0.032597912 11.883123021
45-49 2.385393129 0.044809299 20 1.006623684 0.045106101 15.146995977

Dengan Metode Trussel Model East Probalita kematian anak sebelum usia 2 tahun
sebesar 0,023 yang berarti terdapat kematian anak usia 2 tahun sebesar 23 per 1.000 kelahiran
hidup pada periode 2,13 tahun sebelum pelaksanaan SP2010.
Model West
Umur P(i) Q(i) x k(i) q(x) t(x)
15-19 0.061499095 0.024822695 1 1.144914846 0.028419872 0.906729122
20-24 0.504114847 0.021467006 2 1.075837811 0.023095016 2.114395053
25-29 1.157798650 0.020815179 3 1.010952293 0.021043153 3.973771705
30-34 1.752297234 0.021239950 5 1.014552529 0.021549045 6.243652017
35-39 2.094108702 0.027195236 10 1.030230556 0.028017363 8.781991782
40-44 2.248212414 0.032099603 15 1.017484252 0.032660841 11.525964532
45-49 2.385393129 0.044809299 20 1.009712686 0.045244517 14.506938081

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 147

Dengan Metode Trussel Model West Probalita kematian anak sebelum usia 2 tahun
sebesar 0,0231 yang berarti terdapat kematian anak usia 2 tahun sebesar 23,1 per
1.000 kelahiran hidup pada periode 2,11 tahun sebelum pelaksanaan SP2010.




CHAPTER 3
PENDUDUK STABIL ( STABLE POPULATION )
- Definisi
Stabel Population/Penduduk Stabil (PS) pertama kali dikemukakan oleh Euler lebih
dari 200 tahun yang lalu. Konsepnya secara sistematis baru diperkenalkan oleh Alfred
Lotka (1939). Pada tahun 1949 konsep tersebut memperoleh perhatian dari para
Demografer.
Hal ini berkaitan dengan kondisi demografis di banyak negara-negara berkembang
pada saat itu yang ditandai dengan fertilitas yang konstan dan mortalitas yang turun
secara mantap, suatu kondisi yang dikenal dengan kuasi stabil (quasi stable, lihat Coale
and Demeny, 1966:10). Sedangkan Relatively stable population yaitu penduduk dengan
tingkat mortalitas konstan.
- Asumsi
A fixed schedule of age-specific fertility rates
A fixed schedule of age-specific mortality rates
No migration
- Perbedaan Penduduk Stabil dengan Penduduk Stationer
Penduduk Stabil adalah suatu penduduk yang menunjukkan tingkat fertilitas dan
mortalitas yang konstan serta migrasi tertutup dalam jangka waktu lama, tersaji
pada suatu distribusi umur yang tetap dan tingkat pertumbuhan karakteristik
vitalnya (fertilitas, mortalitas, dan migrasi) yang konstan.
Penduduk Stasioner/Seimbang adalah suatu penduduk stabil yang mempunyai
tingkat pertumbuhan penduduk = 0 (zero growth rate) dengan jumlah kelahiran
dan kematian yang konstan per tahun. Struktur umurnya dipengaruhi oleh tingkat
mortalitas dan sebanding dengan kolom lamanya hidup seseorang dalam tahun (
n
L
x
)
pada tabel kematian (life table). Juga disebut kemungkinan masih hidup
(survivorship probabilities).
- Kegunaan
o Kegunaan model penduduk stabil dalam memperkirakan parameter-parameter yang
menentukan pertumbuhan dan struktur umur penduduk aktual didasarkan pada tiga
hal, yaitu:
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 148

a. Distribusi umur penduduk yang memiliki fertilitas hampir konstan dan mortalitas
menurun, terbukti sangat mendekati distribusi umur penduduk stabil.
b. Kondisi tersebut (fertilitas hampir konstan dan mortalitas konstan atau baru
mengalami penurunan) banyak ditemukan di negara-negara sedang berkembang.
c. Ketersediaan himpunan tabel model penduduk stabil yang memungkinkan akan
dilakukan identifikasi distribusi umur penduduk stabil yang mendekati distribusi
penduduk aktual.
o Kegunaan model penduduk stabil untuk mengestimasi parameter-parameter
demografi antara lain:
1. Untuk mengevaluasi distribusi umur.
2. Memperkirakan fertilitas dari proporsi penduduk di bawah 15 tahun dan
probabilitas kelangsungan hidup sampai umur 5 tahun.
3. Memperkirakan angka harapan hidup umur 5 tahun (e
5
) dan angka kematian umur
5 tahun ke atas (d
5+
) berdasarkan proporsi penduduk di bawah 15 tahun dan angka
pertumbuhan penduduk.
o Menghitung parameter demografi dapat dilakukan dengan memilih suatu model
penduduk stabil yang cocok dengan 2 karakteristik yang diasumsikan tercatat atau
diestimasi secara cermat. Dengan kata lain 2 parameter cukup untuk mengidentifikasi
penduduk stabil dari famili tertentu.
o Proporsi penduduk pada umur tertentu bersama dengan l
x
angka pertumbuhan
penduduk dan angka kematian, menentukan suatu model penduduk stabil.
- Estimasi Parameter Penduduk Stabil

Intrinsic (true) birth rate
Intrinsic rate of natural increase
Mean length of generation
Intrinsic (true) death rate
Stable age distribution
- Keterbatasan
Ada 3 hal praktis yang harus diperhatikan sebelum menggunakan angka estimasi dengan
mencocokan (fitting) model penduduk stabil, sebagai berikut:
o Tidak ada penduduk aktual yang sepenuhnya memenuhi asumsi penduduk stabil.
o Karakteristik penduduk yang digunakan untuk mengidentifikasi penduduk stabil
seringkali tidak tercatat secara cermat.
o Hasil estimasi parameter yang diperoleh dapat saja sangat berbeda semata-mata
karena menggunakan model penduduk stabil yang berbeda (karena model yang
tersedia terbatas, maka tidak ada jaminan bahwa mereka mencakup seluruh
pengalaman yang mungkin).
o
- Cara Perhitungan r

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 149

1. Hitung ASFR per wanita dan kalikan dengan proporsi kelahiran bayi perempuan
(misal: 100/205, 100/203, dsb) untuk memperoleh angka kelahiran bayi perempuan
(Kolom 1).
2. Masukkan nilai tengah untuk setiap interval umur (Kolom 2).
3. Ambil dari life table, catat jumlah tahun hidup (PYL) wanita dan bagi dengan 100.000
(Kolom 3).
4. Kalikan setiap nilai pada kolom 1 dengan nilai yang bersesuaian pada kolom 3.
Hasilnya menunjukkan ekspektasi bayi perempuan (Kolom 4).
5. Kalikan setiap nilai pada kolom 2 dengan nilai yang bersesuaian pada kolom 4
(Kolom 5).
6. Kalikan setiap nilai pada kolom 2 dengan nilai yang bersesuaian pada kolom 5
(Kolom 6).
7. Jumlahkan kolom 1, 4, 5, dan 6.
- GRR = jumlah kolom 1 dikalikan dengan 5.
- NRR = jumlah kolom 4.
8. R
0
, R
1
, dan R
2
masing-masing merupakan hasil penjumlahan kolom 4, 5, dan 6.
9. Hitung dan


Keterangan :

0
= NRR

1
= The first moment of the curve representing the age schedule of net
reproductivity

2
= The second moment of the curve representing the age schedule of net
reproductivity


Hubungan antara R
0
dengan r
- Jika R
0
bernilai 1 maka r = 0
- Jika R
0
bernilai >1 maka r >0
- Jika R
0
bernilai <1 maka r <0

10. Hitung nilai r


atau


DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 150


- Langkah Perhitungan b, d, c(x)
o Langkah 1: Buat nilai tengah kelum (Kolom 1).
o Langkah 2: Kalikan setiap nilai pada Kolom 1 dengan nilai r (Kolom2).
o Langkah 3: Hitung nilai
( )
(Kolom 3). Jika nilai r posistif, maka hasilnya
akan terletak antara 0 dan 1.
o Langkah 4: Dari life table untuk wanita, catat rata-rata jumlah tahun hidup wanita
yang akan dijalani untuk setiap kelum. Angka ini diperoleh dengan membagi 5Lx
dengan 100.000 (Kolom 4).
o Langkah 5: Kalikan setiap nilai di Kolom 4 dengan nilai yang bersesuaian di Kolom 3
(Kolom 5). Jumlahkan hasil perkalian ini di bagian bawah Kolom 5. Jumlah Kolom 5
merupakan jumlah tahun-orang wanita.
o Langkah 6: Dari life table untuk pria, kalikan rata-rata tahun hidup yang akan dijalani
untuk setiap kelum dengan rasio jenis kelamin saat lahir (Kolom 6).
o Langkah 7: Kalikan setiap nilai di Kolom 6 dengan nilai yang bersesuaian di Kolom
3 (Kolom 7). Jumlahkan hasil perkalian ini di bagian bawah Kolom 7. Jumlah Kolom
7 merupakan jumlah tahun-orang pria.
o Langkah 8: Hitung angka kelahiran dan kematian intrinsik.
=


d = b - r
o Langkah 9: Hitung distribusi penduduk stabil menurut umur dan jenis kelamin
(Kolom 8 dan 9).
Female (Kolom 8) = ()


Male (Kolom 9) = ()


o Langkah 10: Hitung proporsi penduduk stabil menurut umur dan jenis kelamin
(Kolom 10 dan 11).
Female (Kolom 10) =
()
()

Male (Kolom 11) =
()
()


Contoh Populasi Stabil
Kelompok
Umur
ASFR Pivotal (Mid point)
5
L
x
f
/l
o
f


R R R
15-19 0.01921182 17.5 4.8844568 0.093839318 1.642188062 28.73829109
20-24 0.05763547 22.5 4.8726542 0.280837705 6.318848365 142.1740882
25-29 0.06256158 27.5 4.8569748 0.30386 8.356149995 229.7941249
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 151

30-34 0.04236453 32.5 4.8371280 0.204922664 6.659986581 216.4495639
35-39 0.02068966 37.5 4.8107416 0.099532585 3.732471931 139.9676974
40-44 0.00591133 42.5 4.7727282 0.028213172 1.199059794 50.96004125
45-49 0.00197044 47.5 4.7136518 0.009287984 0.441179233 20.95601354
SUM 0.21034483 1.020493427 28.34988396 829.0398203




Age interval Midpoint r(x+2.5) e
-r(x+2.5)

5
L
x
f
/l
o
f
Female stable
population derivative
0-4 2.5 0.001826556 0.998175111 4.9110109 4.902048849
5-9 7.5 0.005479669 0.994535317 4.89833 4.871562179
10-14 12.5 0.009132782 0.990908795 4.8922575 4.847780986
15-19 17.5 0.012785895 0.987295498 4.8844568 4.822402208
20-24 22.5 0.016439007 0.983695376 4.8726542 4.793207405
25-29 27.5 0.02009212 0.980108382 4.8569748 4.760361711
30-34 32.5 0.023745233 0.976534467 4.837128 4.723622214
35-39 37.5 0.027398345 0.972973585 4.8107416 4.6807245
40-44 42.5 0.031051458 0.969425687 4.7727282 4.626805314
45-49 47.5 0.034704571 0.965890726 4.7136518 4.552872561
50-54 52.5 0.038357684 0.962368656 4.6216458 4.447727056
55-59 57.5 0.042010796 0.958859428 4.4810997 4.296744697
60-64 62.5 0.045663909 0.955362997 4.2645617 4.074204447
65-69 67.5 0.049317022 0.951879315 3.9211971 3.732506411
70-74 72.5 0.052970134 0.948408337 3.3855535 3.210887164
75-79 77.5 0.056623247 0.944950015 2.6037967 2.46045773
80-84 82.5 0.06027636 0.941504304 1.6862358 1.587598263
85+ 90 0.065756029 0.936359281 1.1109759 1.040272595
SUM 72.43178629
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 152

Age
interval
5
L
x
m
/l
o
m
x SR
o
Male stable
population
derivative
Stable Population F: cx M:cx
Female Male
0-4 5.022503407 5.013337895 3,421 3,499 6.767814381 7.07578213
5-9 5.002647685 4.975309801 3,400 3,472 6.7257242 7.022109604
10-14 4.992044865 4.946661164 3,383 3,452 6.692891663 6.981675163
15-19 4.976969888 4.913739963 3,366 3,429 6.657853485 6.935210463
20-24 4.953201608 4.872441517 3,345 3,401 6.617546868 6.876922191
25-29 4.925650138 4.827670985 3,322 3,369 6.572199796 6.813733445
30-34 4.89672918 4.78182482 3,297 3,337 6.521476904 6.749026561
35-39 4.861678177 4.730284444 3,267 3,301 6.46225192 6.676282916
40-44 4.811988505 4.664865262 3,229 3,256 6.387810588 6.583950843
45-49 4.732286178 4.570871334 3,178 3,190 6.28573834 6.451288619
50-54 4.601633974 4.428468302 3,104 3,091 6.140573475 6.250302201
55-59 4.390285287 4.209666441 2,999 2,938 5.932125821 5.941487129
60-64 4.06447064 3.883044852 2,843 2,710 5.624884675 5.480496219
65-69 3.589990222 3.417237435 2,605 2,385 5.153133179 4.823059623
70-74 2.937986523 2.786410912 2,241 1,945 4.432980779 3.932716476
75-79 2.110749851 1.994553103 1,717 1,392 3.396930901 2.815095152
80-84 1.249162885 1.176092232 1,108 821 2.191852975 1.659926495
85+ 0.704416073 0.659586528 726 460 1.436210051 0.930934771
SUM 70.85206699 50,551 49,449 100 100


Dari hasil perhitungan populasi stabil di atas didapatkan
SR = 1.03 r = 0.000730623
bF = 1/72.43178629 =0.01380609
bM = (1/ 70.85206699)* 1.03 = 0.014537332
bT = (1+1.03)/143.2838533 = 0.014167682
dF = 0.01380609-0.000731 = 0.01308
dM = 0.0145373-0.000731 = 0.013806709
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 153

dT = 0.0141677- 0.000731 = 0.013437059

Dari hasil perhitungan populasi stabil dapat dilihat dengan menggunakan piramida
penduduk seperti di bawah ini

Piramida di atas berbentuk sarang tawon kuno, yang menandakan bahwa tingkat
kelahiran dan kematiannya rendah. Karakteristik yang dimiliki piramida ini adalah umur
median sangat tinggi dengan tanggungan sangat rendah terutama pada kelompok umur tua.













DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 154

CHAPTER 4
KEMATIAN MATERNAL





4.1 Definisi
Definisi Kematian Maternal (ICD-10)
Kematian ibu adalah kematian perempuan
pada saat hamil atau kematian dalam kurun waktu 42 hari sejak terminasi kehamilan,
tanpa memandang lamanya kehamilan atau tempat persalinan,
yaitu kematian yang disebabkan karena kehamilannya atau diperparah karena
kehamilannya atau karena pengelolaannya,
tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan atau kelalaian.

Ada 3 jenis kematian yang termasuk sebagai kematian maternal berdasarkan I nternational
Classification of Diseases 10
th
(ICD-10), yaitu:

Kematian
Maternal
Definisi
Penghitungan
Kematian
Maternal
Langsung
Tidak
Langsung
Angka
Kematian
Khusus
Menurut JK &
Golum
Prob.
Kelangsungan
Hidup WUS
Metode
Orphanhood
Metode
Widowhood
Metode
Sibling
Metode
Sisterhood
Indirect Direct
Indikator
Kematian
Maternal
MMRatio MMRate
Adult LTR of
MD
PM
Sumber Data
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 155



4.2 Penghitungan Kematian Maternal
- Langsung
Diperoleh dengan menanyakan responden tentang ada tidaknya kematian ibu hamil
atau bersalin pada waktu tertentu. Data dapat diperoleh dari regristrasi vital,
pencatatan pelaporan di rumah sakit, survei atau sensus penduduk.
- Tidak Langsung
Diperkirakan dari:
o Angka kematian khusus menurut jenis kelamin & golongan umur.
o Probabilitas kelangsungan hidup wanita usia subur.



















Konsep yang dipakai BPS
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 156

4.3 Indikator Kematian Maternal












Jumlah perempuan umur 15-49 tahun disebut juga person years lived exposed to risk
yaitu jumlah orang yang mempunyai risiko mengalami kematian karena
kehamilan/kelahiran (sesuai definisi kematian ibu).

Hubungan MMRatio dan MMRate per unit:



4.4 Sumber Data
- Registrasi penduduk
- Survei rumah tangga: DHS (Sisterhood Method)
- Sensus penduduk
- Reproductive-age mortality studies (RAMOS): menggunakan beberapa sumber data
(wawancara angota keluarga, registrasi, catatan faskes, catatan pemakaman, TBA)
- Verbal autopsy: kombinasi survei dan sensus dan menggunakan software untuk
mendiagnosa penyebab kematian maternal

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 157

4.5 Metode Untuk Memperkirakan Probabilitas Kelangsungan Hidup Wanita Usia
Subur
1) Metode Anak Yatim (Orphanhood), mencari riwayat kematian ibu dari para anak
yatim.
o Recall problem
o Underreported by young adults owing to the adoption effect
o Deaths occurring among women who fail to produce at least one surviving
offspring will be omitted

2) Metode Duda (Widowhood), mencari riwayat kematian istri dari duda.
o Likely to produce biased results in polygamous societies.
o Husbands may intentionally omit or misreport the death owing to the sensitivity of
the event or to feelings of culpability (keadaan patut dipersalahkan).
o Naturally exclude maternal death among women without spouses.

3) Metode Saudara Kandung (Sibling), mencari riwayat kematian saudara kandung
perempuan dan laki-laki.
o Dimodifikasi: metode saudara kandung perempuan (sisterhood), untuk
mendapatkan riwayat kematian khusus pada wanita
o Most suitable:
The survival to adulthood of at least one sibling in any family provides the
opportunity to obtain information on all of his or her sisters who reached
reproductive age.
The number of households that need to be visited in order to obtain
information on large numbers of women who reached reproductive age is
relatively small, given the average family sizes in the high-fertility societies
of the developing countries.
Siblings remain in close contact long after they have left their natal home.
Sisters may assist each other in the later stages of pregnancy, at the time of
childbirth, or during the period immediatly following delivery.

4) Metode Saudara Kandung Perempuan (Sisterhood Method)
- Pendekatan ini ditujukan untuk mengatasi masalah ukuran sampel yang besar
sehingga mengurangi biaya pencacahan.
- Metode ini mengurangi ukuran minimum sampel yang dibutuhkan karena
memperoleh informasi dengan mewawancarai responden tentang kelangsungan
hidup seluruh saudara perempuan mereka.
- Responden: laki-laki dan perempuan usia 15 tahun ke atas.
- Asumsi: model fertilitas dan distribusi kematian diketahui.
- Alat pengumpulan data: kuesioner.
o Indirect Sisterhood Method Questions Original
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 158

1. How many sisters have you ever had, born to the same mother, who ever
reached the age 15 (or who were ever married) including those who are
now dead?
2. How many of these sisters reaching age 15 are alive now?
3. How many of these sisters are dead?
4. How many of these dead sisters died during pregnancy or
duringchildbirth, or during the six weeks after the end of the pregnancy?

o Direct Sisterhood Method Questions
1. How many children did your mother give birth to?
2. How many of these births did your mother have before you were born?
3. What was the name given to your oldest (next oldest) brother or sister?
4. Is (NAME) male or female?
5. Is (NAME) still alive?
6. How old is (NAME)?
7. In what year did (NAME) die?
OR
7. How many years ago did (NAME) die?
8. How old was (NAME) when she died?

For dead sisters aged 15-49 only:
9. Was (NAME) pregnant when she died?
10. Did (NAME) die during childbirth?
11. Did (NAME) die within two months after the end of pregnancy or
childbirth?

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 159



- Graham dkk. (1988) menunjukkan bahwa proporsi saudara kandung yang meninggal
selama kehamilan, masa melahirkan, atau sesudah melahirkan (nifas), (u), yang
dilaporkan dalam sensus atau survei oleh responden berumur u, dapat dihubungkan
dengan probabilitas kematian maternal pada umur u, q(u).
- Hubungan ini dipengaruhi oleh pola risiko kematian maternal selama masa reproduksi
dan oleh distribusi perbedaan umur antara saudara kandung dan responden, yang
dinyatakan sbb:
(u) = (z) q(u+z) dz

dimana q(u+z) = q(x) adalah life-table probability of dying before age x, dan (z)
adalah distribusi perbedaan umur antara saudara kandung dan responden (z).
- Jumlah saudara kandung perempuan yang pernah kawin yang diharapkan untuk
kelompok umur yang lebih muda (15-19, 20-24) diperoleh dengan mengalikan jumlah
responden pada kelompok umur ini dengan rata-rata jumlah saudara kandung
perempuan yang pernah menikah dan telah mencapai masa reproduksi per responden
dalam kelompok umur yang lebih tua.
- Metode ini mengoreksi (u) untuk memberikan suatu estimasi dari q(u) atau q(w),
dimana q(w) adalah probabilitas kematian maternal pada akhir masa reproduksi atau
risiko seumur hidup (Lifetime Risk / LTR).



DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 160

Tabel 1. Faktor penyesuaian A
u
untuk mengestimasi q(w) dari
u

Umur responden (u)
A
u

15-19 0.107
20-24 0.206
25-29 0.343
30-34 0.503
35-39 0.664
40-44 0.802
45-49 0.900
50-54 0.958
55-59 0.986
60+ 1.000

- Faktor penyesuaian Au ini digunakan untuk menghasilkan jumlah saudara kandung
perempuan yang terpapar terhadap kematian maternal (Bu) untuk responden pada
umur u (kelompok umur 5 tahunan).
- Jumlah kematian maternal untuk responden pada kelompok umur u (ru) dibagi
dengan Bu akan menghasilkan estimasi q(w) dari responden pada kelompok umur
tersebut.
- Jika jumlah saudara kandung perempuan dalam setiap kelompok umur responden
cukup besar, maka setiap q(w) dapat digunakan sebagai estimasi terpisah.
- Jika kematian maternal sedikit, maka estimasi LTR tunggal digunakan



dimana Q = lifetime risk

- Q dihitung dari responden usia kurang dari 50 tahun karena untuk responden yang
lebih tua

-maternal meningkat

- Variasi dalam q(w) menurut umur responden dapat disebabkan oleh:




DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 161

- Tiap kelompok umur u memberikan nilai LTR yang mengacu pada tahun sebelum
data dikumpulkan (Tu).

Tabel 2. Estimasi Lokasi-Waktu untuk Sisterhood Method
Umur responden
(u)
Tahun sebelum
pengumpulan data (T
u
)
15-19 5.70
20-24 6.80
25-29 8.10
30-34 9.70
35-39 11.70
40-44 14.30
45-49 17.50
50-54 21.20
55-59 25.60
60-64 30.30
65-69 35.20
70+ 40.20

- Jika menggunakan Q sebagai LTR, maka



- Jika TFR diketahui, maka rasio kematian maternal dapat dihitung dengan
menggunakan rumus berikut:

( )

( )



- Sisterhood Methodsebaiknya tidak digunakan jika:
o tingkat fertilitas rendah (TFR < 3) atau
o ketika fertilitas menunjukkan penurunan yang signifikan atau ketika
o terjadi migrasi besar-besaran.

Contoh Soal:
Tabel Jumlah Responden,Saudara Perempuan Pernah Kawin, Kematian Maternal dan
Proporsi Kematian Maternal menurut Kelompok Umur,Ghana Tahun 1992



DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 162



1) Hitunglah Rasio Kematian Maternal untuk Negara Ghana pada tahun 1992 berdasarkan
data tabel di atas dengan menggunakan metode saudara kandung perempuan dimana
TFR=6,6!
2) Hitung periode referensi untuk indikator di atas!
3) Interpretasikan hasil poin 1 dan 2!

Jawaban:


1) Langkah 1: Hitung Faktor Inflasi




Kelompok
Umur
Jumlah
Responden
Ever
Married
Sister
Maternal
Death
Proportion
of
Maternal
Death
A
u
T
u
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7)
15-19 1.992 126 0,079 0,107 5.7
20-24 2.863 306 0,072 0,206 6,8
25-29 3.059 7.233 386 0,093 0,343 8,1
30-34 2.558 6.513 453 0,071 0,503 9,7
35-39 2.065 5.329 524 0,094 0,664 11,7
40-44 1.392 3.432 327 0,110 0,802 14,3
45-49 1.228 2.832 391 0,095 0,900 17,5

Kelum
Jumlah
Responden
Ever
Married
Sister
Maternal
Death
Proportion
of
Maternal
Death
A
u
T
u
B
u
=
A
u
*EMS
B
u
*T
u
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)=(6)*(3) (9)=(8)*(7)
15-19 1.992 4.900 126 0,079 0,107 5,7 524 2.986,8
20-24 2.863 7.042 306 0,072 0,206 6,8 1.451 9.866,8
25-29 3.059 7.233 386 0,093 0,343 8,1 2.481 20.096,8
30-34 2.558 6.513 453 0,071 0,503 9,7 3.276 31.777,2
35-39 2.065 5.329 524 0,094 0,664 11,7 3.538 41.394,6
40-44 1.392 3.432 327 0,110 0,802 14,3 2.572 36.779,6
45-49 1.228 2.832 391 0,095 0,900 17,5 2.549 44.607,5
Jumlah 10.302 25.339 2.513 16.391 187.508,6

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 163


Langkah 2 : Hitung EMS kelompok umur 15-19 dan 20-24
EMS
(15-19)
= Faktor InflasiJumlah responden
(15-19)

= 2,4596 1992
= 4900(dibulatkan)

EMS
(20-24)
= Faktor InflasiJumlah responden
(20-24)

= 2,4596 2863
= 7042(dibulatkan)

Langkah 3 : Hitung B
u

B
u
=A
u
EMS
B
u(15-19)
= A
u(15-19)
EMS
(15-19)

= 0,107 4900
524
Dan seterusnya untuk kelompok umur yang bersesuaian.

Langkah 4: Hitung Life Time Risk(LTR)
Untuk menghitung RKM kita gunakan LTR tunggal




Rasio Kematian Maternal(RKM ) = 1 (1 - LTR)
1/TFR

= 1 (1 0,1533)
1/6,6

= 0,0248983

2) Langkah 1 : Hitung B
u
T
u
untuk setiap kelompok umur
Langkah 2 : Hitung periode referensi(T)



(11,44 tahun sebelum tahun 1992) atau pertengahan tahun 1980

3) Pada pertengahan tahun 1980, rasio kematian maternal sebanyak 2490 kematian dari
100.000 kelahiran






DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 164

\

CHAPTER 5
EVALUASI DATA STRUKTUR UMUR




5.1 Pendahuluan
- Umur informasi dasar yang sangat penting.
- Kesalahan pencatatan informasi umur akan berdampak sangat fatal, karena struktur
umur menjadi dasar dalam penghitungan berbagai indikator kependudukan dan
indikator lainnya.
- Komposisi penduduk menurut umur sangat penting bagi pemerintah dan swasta
o Pemerintah : bahan pertimbangan perumusan kebijakan publik karena pelayanan
kebutuhan penduduk sangat bervariasi menurut umur
o Swasta : mempengaruhi segmentasi pasar

- Umur dihitung dengan pembulatan ke bawah, atau umur pada ulang tahun yang
terakhir.



5.2 Kesalahan Pencatatan Umur
- Kesalahan penuturan umur (age misstatement)
Responden tidak tahu/lupa, tidak punya catatan administrasi atau tidak
bersedia menyebutkan umur.
E
v
a
l
u
a
s
i

D
a
t
a

S
t
r
u
k
t
u
r

U
m
u
r

Pendahuluan
Kesalahan Pencatatan
Umur
Age Misstatement
Digit Preference
Jumlah Penduduk under-est
& over-est utk kelum ttt
Alat Evaluasi
Indeks Preferensi Umur
Indeks Whipple
Indeks Myers
Indeks UN Akurasi Umur-JK
Evaluasi Komposisi JK
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 165

- Digit Preference
kecenderungan untuk melaporkan umur yang berakhiran nol dan lima.
- Jumlah penduduk under-estimate dan over-estimate untuk kelompok umur tertentu
o Under-estimate : kelompok umur di bawah lima tahun, kelompok umur tua
o Over-estimate : kelompok umur muda atau produktif (kuliah/sekolah, bekerja
di kota lain)
- Evaluasi struktur umur perlu dilakukan untuk mengetahui apakah terjadi kesalahan-
kesalahan dalam pencatatan data penduduk menurut umur guna menghindari
berbagai kesalahan dalam analisis.

5.3 Alat Untuk Mengevaluasi Data Struktur Umur
- Indeks Preferensi Umur
- Indeks Whipple
- Indeks Myers
- Indeks UN Akurasi Umur-Jenis Kelamin
- Evaluasi Komposisi Jenis Kelamin

5.3.1 Indeks Preferensi Umur
Digunakan untuk mengukur penumpukan (heaping)pada umur-umur
tunggal atau terminal digit.

Contoh: Heaping pada umur 30



atau



Semakin besar nilai indeks, berarti semakin besar heaping pada umur yang
diamati. Nilai indeks = 100 menunjukkan tidak ada heaping pada umur ini.

Contoh Soal:
Penduduk Provinsi Kalimantan Tengah usia 28, 29, ..., 32 berturut-turut adalah
43.932; 45.525; 53.189; 38.799; dan 38.488. Hitung indeks preferensi umur
dan interpretasikan hasilnya!

Jawaban:

)

x100
) P P (P
3
1
P
31 30 29
30
+ +
x100
) P P P P (P
5
1
P
32 31 30 29 28
30
+ + + +
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 166


( )

116,0378


( )

= 120,9209

Terjadi heaping di umur 30 karena nilai indeksnya lebih dari 100.

5.3.2 Indeks Whipple
- Untuk mengukur sejauh mana kecenderungan responden melaporkan
umur yang berakhiran 0 atau 5.
- Umur pada masa kanak-kanak dan umur tua tidak dilibatkan dalam
penghitungan karena untuk kelompok ini lebih banyak kesalahan yang
berhubungan dengan kesalahan pelaporan umur daripada kecenderungan
untuk menyebutkan angka tertentu.
- Indeks ini pada dasarnya menggunakan informasi umur 23 sampai
dengan 62 tahun dan jumlah penduduk yang berakhiran 0 dan 5 yang
merupakan 1/5 dari jumlah total penduduk. Pemilihan umur 23 dan 62
sebagai batas umur pengujian kemungkinan berubah-ubah, tetapi telah
diuji lebih cocok untuk tujuan praktis. Penghitungan dengan metode
Indeks Whipple menghasilkan angka minimal 100 (sangat akurat)
sampai dengan 500 (sangat tidak akurat).
o 100 : tidak ada kecenderungan untuk menyebutkan umur
pada angka tertentu
o 500 : semua orang melaporkan umurnya dalam umur yang
berakhiran 0 atau 5
o 0 - 100 : ada kecenderungan untuk menghindari angka yang
berakhiran 0 atau 5

- Indeks Whipple sangat efektif untuk mengukur kecermatan umur,
sepanjang digit-preference terkonsentrasi. Kelebihan lain dari metode ini
adalah dapat dihitung dengan sangat mudah. Kekurangan Indeks
Whipple utamanya adalah pada pengukuran digit-preference hanya
menggunakan 2 digit yaitu 0 dan 5.


( )
( )
100 x
P P P ... P P P 1/5
P P ... P P
Whipple Indeks
62 61 60 25 24 23
60 55 30 25


+ + + + + +
+ + + +
=
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 167



Contoh Soal:
Hitung indeks Whipple berdasarkan data berikut dan interpretasikan hasilnya!

Umur L P L+P Umur L P L+P
20
23.169 22.146 45.315
30
28.433 24.756 53.189
21
19.662 19.308 38.970
31
20.529 18.270 38.799
22
20.205 19.862 40.067
32
20.187 18.301 38.488
23
20.705 20.188 40.893
33
19.035 17.216 36.251
24
21.373 21.222 42.595
34
20.357 18.285 38.642
25
25.049 23.956 49.005
35
23.598 20.584 44.182
26
21.338 20.509 41.847
36
18.241 15.911 34.152
27
24.434 23.223 47.657
37
20.034 17.009 37.043
28
22.783 21.149 43.932
38
16.856 14.751 31.607
29
23.516 22.009 45.525
39
18.174 15.640 33.814

Umur L P L+P Umur L P L+P
40
22.858 19.237 42.095
50
14.679 12.829 27.508
41
16.148 13.237 29.385
51
9.293 7.339 16.632
42
14.264 12.590 26.854
52
8.717 7.044 15.761
43
11.837 10.394 22.231
53
7.398 6.162 13.560
44
13.989 12.104 26.093
54
7.042 5.953 12.995
45
17.016 14.531 31.547
55
8.515 7.429 15.944
46
11.690 9.867 21.557
56
6.166 4.648 10.814
47
12.247 10.051 22.298
57
6.171 4.608 10.779
48
9.882 8.266 18.148
58
5.188 3.829 9.017
49
10.958 9.708 20.666
59
5.286 4.520 9.806


60
7.130 7.005 14.135



(

)
(

)

=

(

=

( )

=

Ada kecenderungan beberapa orang menyebutkan umur pada angka tertentu.

5.3.3 Indeks Myers
- Untuk menghitung kecenderungan menyebut umur berakhiran 0 dan
menghindari penyebutan umur yang berakhiran angka 1 sampai dengan 9.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 168

- Indeks Myers menunjukkan digital preference, oleh karena itu
penghitungannya dilakukan terhadap distribusi umur tunggal.
- Penghitungan Indeks Myers dibuat terpisah untuk laki-laki dan
perempuan.
- Nilai Indeks Myers akan berkisar 0 hingga 90 (nilai 0 menunjukkan tidak
adanya digital preference).

Cara Penghitungan Indeks Myers
1. Jumlahkan penduduk menurut kelompok umur yang berakhiran sama,
mulai dari penduduk berumur 10 tahun (contoh: 10, 20, 30, , 80; 11, 21,
31, , 81; dst).
2. Ulangi langkah pertama dengan menghitung mulai dari penduduk
berumur 20 tahun (contoh: 20, 30, , 80; 21, 31, , 81; dst).
3. Berikan penimbang untuk hasil penghitungan langkah 1 & 2 (contoh:
penimbang 1 & 9 untuk penjumlahan dari kelompok umur yang
berakhiran 0, penimbang 2 & 8 untuk penjumlahan dari kelompok umur
yang berakhiran 1, dst).
4. Ubah hasil penghitungan langkah 3 ke dalam distribusi persentase.
5. Hitung deviasi dari hasillangkah 4 terhadap 10%. Jumlah total deviasi
adalah jumlah mutlak.
6. Indeks Myers diperoleh dari menjumlahkan total hasil langkah 5 &
membaginya dengan 2.

Contoh soal:
Diketahui data penduduk perempuan di Provinsi Kalimantan Tengah sebagai
berikut. Hitunglah indeks Myers dan interpretasikan hasilnya!

Umur P Umur P Umur P Umur P Umur P
0
20.647
10
23.989
20
22.146
30
24.756
40
19.237
1
22.466
11
19.682
21
19.308
31
18.270
41
13.237
2
22.865
12
20.023
22
19.862
32
18.301
42
12.590
3
23.301
13
19.776
23
20.188
33
17.216
43
10.394
4
23.823
14
19.533
24
21.222
34
18.285
44
12.104
5
22.259
15
19.454
25
23.956
35
20.584
45
14.531
6
23.419
16
18.687
26
20.509
36
15.911
46
9.867
7
24.021
17
19.612
27
23.223
37
17.009
47
10.051
8
22.548
18
18.843
28
21.149
38
14.751
48
8.266
9
23.630
19
19.759
29
22.009
39
15.640
49
9.708



Umur P Umur P Umur P Umur P Umur P
50
12.829
60
7.005
70
4.114
80
1.803
90
470
51
7.339
61
3.046
71
1.359
81
400
91
79
52
7.044
62
3.075
72
1.318
82
375
92
78
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 169

53
6.162
63
2.639
73
1.086
83
315
93
63
54
5.953
64
3.362
74
1.166
84
267
94
52
55
7.429
65
4.222
75
1.647
85
518
95
116
56
4.648
66
1.863
76
677
86
191
96
44
57
4.608
67
2.479
77
677
87
189
97
58
58
3.829
68
2.005
78
623
88
122
98
386
59
4.520
69
2.424
79
833
89
222 Jumlah 1.058.346



Jawaban:
Terminal
digit a
Jumlah Penduduk pada Terminal Digit a
Penimbang
Blended Population
Deviasi
terhadap
10%
Mulai pada
Umur a
Mulai pada Umur
a+10
(2)*(4) +
(3)*(5)
Distribusi
(%)
(7) -
10,00
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)
0 116.349 92.360
1 9
947589 12,85 2,85
1 82.720 63.038
2 8
669744 9,09 0,91
2 82.666 62.643
3 7
686499 9,31 0,69
3 77.839 58.063
4 6
659734 8,95 1,05
4 81.944 62.411
5 5
721775 9,79 0,21
5 92.457 73.003
6 4
846754 11,49 1,49
6 72.397 53.710
7 3
667909 9,06 0,94
7 77.906 58.294
8 2
739836 10,04 0,04
8 69.974 51.131
9 1
680897 9,24 0,76
9 75.115 55.356
10 0
751150 10,19 0,19
Total
7371887 100,00 9,13
Indeks Myers = (Total Deviasi)/2
4,57

Indeks Myers sebesar 4,57 menunjukkan bahwa tidak ada digital preference
(kecenderungan menyebut umur berakhiran 0 dan menghindari penyebutan
umur yang berakhiran angka 1 sampai dengan 9).

5.3.4 Indeks UN Akurasi Umur-Jenis Kelamin
- Indeks UN untuk melihat tingkat keakurasian umur dan jenis kelamin.
- Kualitas umur menurut kelompok umur dievaluasi dengan rata-rata rasio
umur.
- Dengan adanya fluktuasi dalam kelahiran, kematian, dan migrasi pada
masa lampau, penduduk pada tiga kelompok umur yang berurutan hampir
mendekati series linear. Oleh karena itu ratio umurnya mendekati 100.
- Kriteria Indeks UN:
: data umur dan jenis kelamin tersebut akurat
40 : data umur-jenis kelamin tersebut tidak akurat
: data umur-jenis kelamin tersebut sangat tidak akurat
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 170

- Indeks UN = (3 x rata-rata perbedaan rasio JK) + rata-rata deviasi rasio
umur laki-laki + rata-rata deviasi rasio umur perempuan

Contoh Soal:
Diketahui data penduduk perempuan di Provinsi Kalimantan Tengah sebagai
berikut. Hitunglah indeks UN dan interpretasikan hasilnya!

Kelompok Umur Laki-laki Perempuan L + P
0-4 119.696 113.102 232.798
5-9 123.059 115.877 238.936
10-14 109.515 103.003 212.518
15-19 101.762 96.355 198.117
20-24 105.114 102.726 207.840
25-29 117.120 110.846 227.966
30-34 108.541 96.828 205.369
35-39 96.903 83.895 180.798
40-44 79.096 67.562 146.658
45-49 61.793 52.423 114.216
50-54 47.129 39.327 86.456
55-59 31.326 25.034 56.360
60-64 20.738 19.127 39.865
65-69 13.863 12.993 26.856
70-74 8.924 9.043 17.967
75-79 4.314 4.457 8.771
80-84 2.703 3.160 5.863
85-89 1.183 1.242 2.425
90-94 456 742 1.198
95+ 508 604 1.112
Jumlah 1.153.743 1.058.346 2.212.089

Jawaban:
Umur L P
Analisis Rasio Jenis
Kelamin
Analisis Rasio Umur
(2)/(3)*100
Perbedaan
Rasio Jenis
Kelamin
Laki-laki Perempuan
Rasio
|Deviasi
dari 100|
Rasio
|Deviasi
dari 100|
(6) - 100 (8) 100
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9)
0-4 119.696 113.102 105,8301 (X) (X) (X) (X) (X)
5-9 123.059 115.877 106,198 0,367816 107,3762 7,376173 107,2414 7,241387
10-14 109.515 103.003 106,3221 0,124195 97,42417 2,575827 97,06642 2,933582
15-19 101.762 96.355 105,6115 0,710605 94,82596 5,174045 93,67177 6,328228
20-24 105.114 102.726 102,3246 3,28691 96,04627 3,953728 99,15589 0,844108
25-29 117.120 110.846 105,6601 3,335474 109,6347 9,634691 111,0937 11,09374
30-34 108.541 96.828 112,0967 6,436603 101,4293 1,429286 99,44285 0,55715
35-39 96.903 83.895 115,5051 3,408388 103,2877 3,287731 102,0683 2,068252
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 171

40-44 79.096 67.562 117,0717 1,566631 99,68241 0,317588 99,12411 0,875893
45-49 61.793 52.423 117,8738 0,802107 97,90929 2,090711 98,08867 1,911329
50-54 47.129 39.327 119,8388 1,964954 101,2232 1,223166 101,5454 1,545374
55-59 31.326 25.034 125,1338 5,29503 92,31585 7,684147 85,65368 14,34632
60-64 20.738 19.127 108,4226 16,71117 91,7834 8,216601 100,5969 0,596944
65-69 13.863 12.993 106,6959 1,726735 93,47313 6,526869 92,24707 7,752929
70-74 8.924 9.043 98,68407 8,011848 (X) (X) (X) (X)
Jumlah Mutlak 53,74847

59,49056

58,09524
Rata-rata 3,839176

4,576197

4,468865
Indeks UN 20,56259

( )

( )


Data umur dan jenis kelamin Provinsi Kalimantan tersebut tidak akurat.



CHAPTER 6
PERAPIHAN UMUR



6.1 Pendahuluan
- Tujuan perapihan umur adalah untuk memperkecil kesalahan yang ada dalam data
- Ketika kita ingin menghitung proyeksi penduduk, proses perapihan umur harus
dilakukan terlebih dahulu
Perapihan Umur
Pendahuluan
Tahapan Perapihan Umur
Prorata Umur TT
(Tak Terjawab)
Perapihan Umur 10-69
Perapihan Umur 70+
Perapihan Umur 0-9
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 172

- Jika perapihan umur tidak dilakukan maka kesalahan-kesalahan itu akan terbawa ke
dalam penghitungan proyeksi, sehingga akan mempengaruhi jumlah dan struktur
umur penduduk dalam periode proyeksi tersebut.

6.2 Tahapan Perapihan Umur
1) Prorata Umur TT(Tak Terjawab)
ahu umurnya
walapun pewawancara sudah melakukan probing untuk mengetahui berapa kira-
kira umurnya. Karena itulah dalam data ditemukan umur dengan kode jawaban
TT. Umur TT harus kita prorata/distribusikan ke kelompok umur yang lain
(prorate).







atau



dimana:
P
a
= Jumlah penduduk setiap umur
P
u
= Jumlah penduduk umur TT

2) Perapihan Umur 10-69 Tahun
Secara umum formula yang digunakan adalah sebagai berikut:


dimana:
-
5
P
x
*= Jumlah penduduk yang telah dirapihkan menurut kelompok umur 5
tahunan (setelah adjustment)
-
5
P
x
= Jumlah penduduk dari data dasar menurut kelompok umur 5 tahunan
(sebelum adjustment)

3) Perapihan Umur 70+
- Perapihan penduduk yang berusia 70+ menggunakan distribusi umur penduduk
70+ dari suatu negara yang penduduknya sudah stabil.
- Penduduk suatu wilayah dikatakan memiliki struktur umur yang stabil jika selama
100 tahun fertilitas dan mortalitas tetap konstan dan tidak ada migrasi masuk
ataupun migrasi keluar (Rowland, 2003).
( )
10 x 5 5 x 5 x 5 5 x 5 10 x 5
*
x 5
P P 4 P 10 P 4 P
16
1
P
+ +
+ + + =
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 173

- Kelompok penduduk ini tidak besar pengaruhnya terhadap hasil proyeksi karena
jumlahnya relatif kecil dan dalam waktu relatif singkat akan berkurang menjadi
nol.
- Secara umum formula yang digunakan adalah sebagai berikut:









dimana:
Ratio P = Ratio P yang dikonversikan ke table stable population . Hal yang
sama untuk P
(75+)
.


- Nilai-nilai pada Tabel 1 digunakan sebagai faktor pengali untuk proses perapihan
penduduk 70 tahun ke atas.
- Pemilihan faktor pengali disesuaikan dengan besarnya nilai persentase penduduk
70 tahun ke atas pada wilayah yang bersangkutan.
- Lakukan interpolasi jika persentase penduduk 70+ tidak ada dalam tabel.

Tabel 1
Percentage of persons at advanced ages in stationary populations

Percentage of total
population aged
70 and over
Estimated percentage of total population in specified
70-74 75-79 80-84 85+ 75+
1.0 0.62 0.28 0.09 0.01 0.38
1.5 0.90 0.43 0.14 0.03 0.60
2.0 1.16 0.58 0.21 0.05 0.84
2.5 1.41 0.73 0.29 0.07 1.09
3.0 1.64 0.89 0.37 0.10 1.36
3.5 1.86 1.05 0.45 0.14 1.64
4.0 2.08 1.20 0.54 0.18 1.92
4.5 2.28 1.36 0.63 0.23 2.22
5.0 2.48 1.51 0.73 0.28 2.52
Sumber: Manual III, Chapter II, Page 14


4) Perapihan Umur 0-9 Tahun
100% x
P
P P
P & P Rasio
) 75 (0
) (75 74) (70
) (75 74) (70
+
+
+
+
=
) 75 (0
74) (70
74) (70
P x
100
P' Ratio
P
+

=
) 75 (0
) (75
) (75
P x
100
P' Ratio
P
+
+
+
=
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 174

- Diperlukan data angka kelahiran total (TFR) masa lampau yang menggambarkan
keadaan paling tidak 10 tahun sebelum pencacahan, jumlah dan susunan umur
wanita usia subur, serta tingkat kematian dalam kurun waktu yang sama
- Perapihan penduduk 0-4 dan 5-9 tahun menggunakan survival ratio, dengan
tahapan sebagai berikut:
- Tahapan P(0-4) adalah:
1. Menghitung rata-rata kelahiran dari 5 tahun sebelum tahun dasar
dengan cara: rata-rata ASFR x rata-rata perempuan.
2. Menghitung jumlah kelahiran dengan cara: Rata-rata kelahiran x 5
(karena kelompok umur 5 tahunan).
3. Menghitung P(0-4) Perempuan dengan cara: jumlah kelahiran x sex
ratio at birth x survival ratio perempuan.
4. Menghitung P(0-4) laki-laki dengan cara: jumlah kelahiran P(0-4)
perempuan.

- Tahapan P(5-9) adalah:
1. Menghitung rata-rata kelahiran dari 10 tahun sebelum tahun dasar
dengan cara: rata-rata ASFR x rata-rata Perempuan.
2. Menghitung jumlah kelahiran dengan cara: Rata-rata kelahiran x 5
(karena kelompok umur 5 tahunan).
3. Menghitung P(5-9) Perempuan dengan cara: jumlah kelahiran x sex
ratio at birth perempuan x survival ratio perempuan.
4. Menghitung P(5-9) laki-laki dengan cara: jumlah kelahiran P(5-9)
perempuan.

Note: Proses penghitungan perapihan umur 0-9 sangat panjang dan kompleks,
tahapanselanjutnya tidak diberikan/diajarkan oleh dosen.
Contoh Soal:
Lakukanlah perapihan umur untuk penduduk laki-laki Provinsi Kalimantan Tengah
berdasarkan SP2010 berikut ini.

Kelompok
Umur
Jumlah
Penduduk
0-4 119.696
5-9 123.059
10-14 109.515
15-19 101.762
20-24 105.114
25-29 117.120
30-34 108.541
35-39 96.903
40-44 79.096
45-49 61.793
50-54 47.129
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 175

55-59 31.326
60-64 20.738
65-69 13.863
70-74 8.924
75+ 9.164
Jumlah 1.153.743

Jawaban:
Tidak perlu melakukan prorata karena tidak ada data Tanpa Terjawab (TT).
Untuk perapihan umur 0-9 tahun memerlukan persyaratan berikut:
- Diperlukan data angka kelahiran total (TFR) masa lampau yang menggambarkan
keadaan paling tidak 10 tahun sebelum pencacahan, jumlah dan susunan umur
wanita usia subur, serta tingkat kematian dalam kurun waktu yang sama
- Perapihan penduduk 0-4 dan 5-9 tahun menggunakan survival ratio
Karena di soal tidak terdapat data yang diperlukan, maka kita samakan saja dengan
jumlah penduduk setelah di prorate/sebelum dirapihkan.

a. Perapihan Umur 10-69 Tahun



Contoh penghitungan:

( () () () )


Dan seterusnya hingga kelompok umur 65-69.

Kelompok Umur Laki-laki
5
P
x
*

0-4 119.696 119.696
5-9 123.059 123.059
10-14 109.515 110.602
15-19 101.762 102.247
20-24 105.114 106.788
25-29 117.120 114.197
30-34 108.541 109.831
35-39 96.903 96.292
40-44 79.096 79.380
45-49 61.793 62.163
50-54 47.129 46.496
55-59 31.326 31.817
60-64 20.738 20.755
65-69 13.863 13.852
70-74 8.924 9.977
75+ 9.164
Jumlah 1.153.743

( )
10 x 5 5 x 5 x 5 5 x 5 10 x 5
*
x 5
P P 4 P 10 P 4 P
16
1
P
+ +
+ + + =
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 176

b. Perapihan Umur 70-74





Karena nilai rasionya terletak antara 1,5 dan 2, maka lakukan interpolasi.

1,5 1,567767 2

0,9 x 1,16

Interpolasi Rasio P

(70-74)
=*(

) ( )+




c. Perapihan Umur 75+

1,5 1,567767 2

0,6 x 0,84

Interpolasi Rasio P

(75+)
= *(

) ( )+















100% x
P
P P
P & P Rasio
) 75 (0
) (75 74) (70
) (75 74) (70
+
+
+
+
=
) 75 (0
74) (70
74) (70
P x
100
P' Ratio
P
+

=
) 75 (0
74) (70
74) (70
P x
100
P' Ratio
P
+

=
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 177


CHAPTER 7
PROYEKSI PENDUDUK



7.1 Pendahuluan
- Population Projection: future profile of a population, based on current trends and
information about expected change.
- Proyeksi penduduk adalah perhitungan (kalkulasi) yang menunjukkan keadaan
fertilitas, mortalitas dan migrasi di masa yang akan datang. Jumlah penduduk yang
akan datang adalah x jikafertilitas, mortalitas dan migrasi berada pada tingkat
tertentu.
- Proyeksi penduduk bukan merupakan ramalan jumlah penduduk tetapi suatu
perhitungan ilmiah yang didasarkan pada asumsi dari komponen-komponen laju
pertumbuhan penduduk, yaitu kelahiran, kematian dan perpindahan (migrasi).
- Ramalan penduduk (population forecast) lebih sering dikaitkan dengan pemilihan
hasil proyeksi penduduk yang diperkirakan hasilnya akan mendekati kenyataan pada
masa yang akan datang (Adioetomo dan Samosir, 2010).
- Untuk proyeksi penduduk daerah perkotaan dan perdesaan digunakan metode Urban-
Rural Growth Difference (URGD).
- Untuk pemecahan umur tunggal digunakan metode Beers.
- Perhitungan proyeksi penduduk dilakukan secara berjenjang. Mula-mula dihitung
proyeksi penduduk Indonesia, kemudian proyeksi penduduk per provinsi untuk setiap
periode.
- Jumlah penduduk hasil proyeksi per provinsi menurut umur harus sama dengan
jumlah penduduk hasil proyeksi Indonesia.
Proyeksi
Penduduk
Pendahuluan
Metode
Proyeksi
Metode
Matematik
Aritmatik :
P
n
= P
0
(1 + rn)
Geometrik :
P
n
= P
0
(1 + r)
n

Eksponensial
P
n
= P
0
e
rn

Metode
Komponen
Data
Pendukung
Metode
Komponen
Tahapan
Penghitungan
Penentuan
Asumsi
Proyeksi
Asumsi
Fertilitas
Asumsi
Mortalitas
Asumsi
Migrasi
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 178

- Untuk menyamakan hasil proyeksi penduduk per provinsi menurut umur dan proyeksi
tingkat nasional menurut umur, harus dilakukan iterasi.

7.2 Metode Proyeksi
7.2.1 Metode Matematik
Hanya mempertimbangkan jumlah total penduduk.
1) Aritmatik : P
n
= P
0
(1 + rn)
2) Geometrik :P
n
= P
0
(1 + r)
n
3) Eksponensial : P
n
= P
0
e
rn


dimana :
Pn = Jumlah penduduk pada tahun n
Po = Jumlah Penduduk pada tahun awal
r = Angka pertumbuhan penduduk
n = Periode waktu antara tahun dasar dan tahun n (dalam tahun)
e = Bilangan pokok dari sistem logaritma natural; 2,7182818

Contoh:


7.2.2 Metode Komponen
- Mempertimbangkan seluruh kelompok umur
- Berdasarkan asumsi kecenderungan fertilitas, mortalitas, dan perpindahan
penduduk antar provinsi yang paling mungkin terjadi selama 25 tahun ke
depan.
- Dapat dihitung secara:
- Manual, menggunakan asumsi-asumsi demografi (e
0
, ASDR, TFR, dsb)
- Aplikasi software (Spectrum modul Demproj, Mortpak, FivSin, dll)



Cohort-Component Projections in Context:
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 179



Data Pendukung Metode Komponen
Data Penduduk pada Tahun Dasar
Angka Kelahiran (Fertilitas) : Angka fertilitas (TFR dan ASFR)
Angka Kematian (Mortalitas)
o e
0
atau
o konversi dari angka IMR dengan menggunakan tabel kematian (Life
tables) model west.
Angka Migrasi (Migration Rate)
o Jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar menurut jenis kelamin dan
kelompok umur
o Angka migrasi netto menurut jenis kelamin dan kelompok umur.

Tahapan Penghitungan:
1. Penentuan dan perapihan data dasar
2. Penentuan asumsi kelahiran, kematian, dan perpindahan
3. Perhitungan proyeksi total
4. Iterasi untuk menyamakan hasil proyeksi penduduk per provinsi menurut
umur dan proyeksi tingkat nasional menurut umur
5. Perhitungan proyeksi penduduk daerah perkotaan dan perdesaan
6. Perhitungan proyeksi umur tunggal

Penentuan Asumsi Proyeksi:
1) Asumsi Fertilitas
Asumsi fertilitas dibuat berdasarkan tren tingkat fertilitas di masa lalu,
kebijakan pemerintah yang berhubungan dengan tingkat fertilitas, dan informasi
mengenai target pencapaian tingkat fertilitas di masa yang akan datang..
Asumsi fertilitas : mengikuti pola/trend periode sebelumnya dengan melakukan
pembatasan limit 1,6.

TFR
t
= 1,6 (1,6 TFR
0
) x e
rt


dimana:
TFRt = TFR pada tahun t
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 180

r = Rate Penurunan TFR
T = Periode Proyeksi
TFR
0
= TFR pada tahun Dasar

2) Asumsi Mortalitas
Asumsi mortalitas juga dibuat berdasarkan tren tingkat mortalitas di masa lalu,
kebijakan pemerintah sehubungan dengan tingkat kematian bayi, dan informasi
mengenai target pencapaian tingkat mortalitas di masa yang akan datang.
Asumsi mortalitas antara laki-laki dan perempuan mempunyai perlakuan yang
berbeda yaitu:
IMR
t
f
= 4,45 (4,45 IMR
0
f
) x e
rt

IMR
t
m
= 7,11 (7,11 IMR
0
m
) x e
rt

dimana:
IMRt = Infant Mortality Rate pada tahun t
r = Rate Penurunan IMR
t = Periode Proyeksi
IMR
0
= Infant Mortality Rate pada tahun Dasar

E
0t
f
= 78 (78 E
0
f
) x e
(-rt)

E
0t
m
= 75 (75 E
0
m
) x e
(-rt)

dimana:
E
0t
= AHH saat lahir pada tahun t
r = Rate penurunan IMR
t = Periode proyeksi
E
00
= AHH saat lahir pada tahun dasar

3) Asumsi Migrasi
Menggunakan ASNMR laki-laki dan perempuan untuk tahun dasar
Misal tahun dasarnya adalah 2005 (berdasarkan SUPAS2005)
- untuk kelum 5-9 s/d 75+




- untuk kelum 0-4
Laki-Laki



DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 181

Perempuan






CHAPTER 8
PROYEKSI PENDUDUK PERKOTAAN & PERDESAAN
(URBAN-RURAL GROWTH DIFFERENCE / URGD)




8.1 Definisi Perkotaan
- Perkotaan merupakan daerah dengan batas geografis tertentu, sehingga penduduk
perkotaan dapat bertambah karena kelahiran, kematian, dan migrasi saja.
- Definisi lain menyatakan bahwa batas geografis dapat berkembang secara terus-
menerus sehingga penduduk perkotaan dapat bertambah karena adanya reklasifikasi
wilayah serta 3 faktor di atas.
- Pada dasarnya definisi perkotaan tersebut meliputi 3 jenis, yaitu: secara
administratif, ekonomi, dan geografis.
- Daerah perkotaan adalah suatu wilayah administratif setingkat desa/kelurahan
yang memenuhi persyaratan tertentu dalam hal kepadatan penduduk, persentase
rumah tangga pertanian, dan sejumlah fasilitas perkotaan, seperti jalan raya, sarana
pendidikan formal, sarana kesehatan umum, dan sebagainya.
Proyeksi Penduduk
Perkotaan &
Perdesaan
Definisi
Urban-Rural
Tujuan Urbanisasi
Definisi
Tingkat Urbanisasi
Tempo Urbanisasi
URGD
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 182

- Daerah perdesaan adalah suatu wilayah administratif setingkat desa/kelurahan
yang belum memenuhi persyaratan tertentu dalam hal kepadatan penduduk,
persentase rumah tangga pertanian, dan sejumlah fasilitas perkotaan, seperti jalan
raya, sarana pendidikan formal, sarana kesehatan umum, dan sebagainya.

8.2 Tujuan
- Perencanaan bidang ekonomi: prioritas pembangunan untuk jenis investasi
tertentu ditentukan berdasarkan konteks regional (metropolitan vs. non-
metropolitan).
- Pelaksanaan kebijakan sosial: untuk perumusan kebijakan sosial maka penduduk
perkotaan sebaiknya didefinisikan sebagai mereka yang tinggal dalam batas wilayah
administratif perkotaan.
- Perencanaan pembangunan fisik: pengelolaan lingkungan dan arus lalu-lintas
pada wilayah padat penduduk. Dalam konteks ini, lebih bermanfaat jika
memproyeksikan penduduk aglomerasi.

8.3 Urbanisasi
Urbanisasi adalah bertambahnya penduduk kota.
Pertambahan penduduk perkotaan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu:
1) Pertumbuhan alami penduduk daerah perkotaan
2) Migrasi dari daerah perdesaan ke daerah perkotaan
3) Reklasifikasi desa perdesaan menjadi desa perkotaan
- Tingkat urbanisasi
o Menunjukkan situasi urbanisasi pada suatu waktu
o Diukur melalui persentase penduduk daerah perkotaan terhadap total
penduduk pada suatu waktu.
- Tempo urbanisasi
o Menunjukkan tren pembangunan daerah perkotaan
o diukur dengan beberapa cara, yaitu:
- Pertumbuhan tahunan penduduk perkotaan
- Pertambahan tahunan (annual gain) dari persentase penduduk
perkotaan
- Pertumbuhan tahunan dari annual gain


8.4 URGD
- Metode proyeksi penduduk dengan menggunakan tempo urbanisasi.
- Proyeksi penduduk perkotaan berdasarkan perbedaan laju pertumbuhan penduduk
daerah perkotaan dan perdesaan.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 183

- Ukuran yang digunakan: selisih antara pertumbuhan penduduk perkotaan dengan
pertumbuhan penduduk perdesaan (Urban-Rural Growth Difference).
- Misalkan:
T = jumlah total penduduk pada tahun t
U = jumlah penduduk perkotaan pada tahun t
R = jumlah penduduk perdesaan pada tahun t
T = jumlah total penduduk pada tahun t+1
U = jumlah penduduk perkotaan pada tahun t+1
R = jumlah penduduk perdesaan pada tahun t+1
u = angka pertumbuhan penduduk perkotaan
r = angka pertumbuhan penduduk perdesaan
d = u - r

Hubungan yg diperoleh adalah sbb:

( )

(
)

( )

( ) ( ) ( )( ) ( )

Sehingga:

( )

Oleh karena itu:


( )



Sehingga:

] [

( )

] [

]

- Data yang Diperlukan:
o Tingkat pertumbuhan penduduk perkotaan diasumsikan konstan
o Proyeksi penduduk total untuk tahun yang bersesuaian telah tersedia
- Penduduk perkotaan dikurangi dari penduduk total untuk memperoleh
penduduk perdesaan
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 184


Contoh Soal:
Diketahui jumlah penduduk pedesaan di kabupaten A sebagai berikut:






Jika diketahui jumlah penduduk pedesaan di
kabupaten A pada tahun 2001 sebesar 1.308 jiwa
dan tempo urbanisasi di kabupaten A sebesar 4%,pada tahun berapa tingkat(level)
urbanisasi di kabupaten A mencapai 50-an persen?

Jawaban:
Langkah 1: cari populasi penduduk pedesaan dan perkotaan
Gunakan rumus:

]

R(t) = T(t)-U(t)

Tahun
Penduduk
Total
Tempo Urbanisasi
(4%)
Kota Desa
2001 2,454 1,146 1,308
2002 2,722 1,296 1,426
2003 2,944 1,429 1,515
2004 3,250 1,607 1,643
2005 3,651 1,838 1,813


U(2001) = T(2001)-R(2001)
= 2.454 1.308
= 1.146

U(2002) =
()(())
()
()
=
()

1.146
= 1.296

Tahun Penduduk
2001
2002
2003
2004
2005
2.454
2.722
2.944
3.250
3.651
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 185

Untuk perhitungan selanjutnya caranya sama,untuk mencari penduduk kota 2003 kita
harus menghitung dulu penduduk desa 2002 dst.


Langkah 2 : hitung tingkat urbanisasi per tahun
Gunakan rumus : Level Urbanisasi(t) =
()
()


- Level Urbanisasi(2001) =
()
()

=


= 46,7%

- Level Urbanisasi(2002) = 47,6%
- Level Urbanisasi(2003) = 48,5%
- Level Urbanisasi(2004) = 49,4%
- Level Urbanisasi(2005) = 50,3%

Jadi pada tahun 2005 tingkat urbanisasi mencapai 50-an persen.






















DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 186

SOAL TEKNI K DEMOGRAFI I I


1. Kematian maternal adalah kematian wanita pada waktu hamil sampai dengan 42 hari
setelah bersalin tanpa memandang umur kehamilan yang disebabkan oleh faktor-faktor
berikut, kecuali...
A. Kecelakaan
B. Suatu penyakit yang berkaitan dengan kehamilan
C. Kondisi yang memburuk akibat kehamilan
D. Pertolongan persalinan

2. 1) Tidak ada pertumbuhan
2) Tingkat pertumbuhan konstan
3) Distribusi umur relatif terhadap populasi konstan
4) NRR=1
5) Kematian penduduk banyak
Kondisi yang paling tepat menggambarkan suatu populasi dikatakan stabil ketika...
A. 1) dan 5)
B. 2) dan 5)
C. 2) dan 3)
D. 3) dan 4)

3. Masalah-masalah yang ada dalam data ALH dan AMH antara lain sebagai berikut,
kecuali...
A. Responden yang berusia lanjut biasanya melaporkan jumlah anak yang kurang dari
anak yang sebenarnya
B. Lahir mati dilaporkan sebagai anak yang lahir hidup dan kemudian mati
C. Diperoleh dari ibu yang masih hidup dan yang sudah meninggal
D. Jika tingkat kematian tinggi sangat mungkin bahwa risiko kematian anak dari ibu-ibu
yang sudah meninggal adalah lebih tinggi dari risiko kematian anak dari ibu-ibu yang
masih hidup

4. Berikut ini indeks yang dapat digunakan untuk mengevaluasi struktur umur adalah
A. Indeks Myer dan indeks Marshal
B. Indeks Myer dan indeks Whipple
C. Indeks UN dan indeks Fisher
D. Indeks Myer dan indeks Fisher

5. Lotka(1907) menunjukkan bahwa terdapat asumsi-asumsi yang jika belangsung dalam
jangka panjang akan menyebabkan komposisi penduduk akan konstan stabil,asumsi-
asumsi di bawah ini adalah benar, kecuali...
A. Hanya terjadi kelahiran dan kematian
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 187

B. Fertilitas konstan
C. Migrasi konstan
D. Pertumbuhan konstan

6. Penduduk stasioner adalah...
A. Penduduk stabil dengan GRR = 1
B. Penduduk dengan pertumbuhan yang konstan
C. Penduduk dengan NRR = 1
D. Penduduk stabil dengan pertumbuhan penduduk nol

7. Sisterhood Method sebaiknya tidak digunakan jika...
A. TFR < 3
B. TFR < 4
C. Ketika fertilitas meningkat signifikan
D. Ketika mortalitas menunjukkan penurunan yang signifikan

8. Cara yang tidak benar untuk mengukur tempo urbanisasi, yaitu:
A. Pertumbuhan tahunan penduduk perkotaan
B. Annual gain dari persentase penduduk perkotaan
C. Pertumbuhan tahunan dari annual gain
D. Pertumbuhan tahunan dari persentase annual gain

9. Perhitungan kematian maternal secara tidak langsung salah satunya diperkirakan dari
probabilitas kelangsungan hidup wanita usia subur dengan metode sebagai berikut,
kecuali...
A. Metode Anak Yatim
B. Metode Duda
C. Metode Anak pertama
D. Metode Saudara Kandung

10.Metode untuk memproyeksi penduduk ada dua, yaitu:
A. Metode intercensal dan postcensal
B. Metode aritmatik dan eksponensial
C. Metode komponen dan eksponensial
D. Metode komponen dan matematik


11.Jika diketahui rata-rata deviasi rasio umur laki-laki,rata-rata deviasi rasio umur perempuan
dan rata-rata perbedaan rasio jenis kelamin dari penduduk menurut kelompok umur di kota
B masing-masing adalah 4,8;5,2; dan 3,2 maka apakah tingkat keakuratan data umur dan
jenis kelamin di kota B tersebut adalah
A. Akurat
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 188

B. Tidak akurat
C. Sangat tidak akurat
D. Tidak dapat ditentukan

12.Diketahui pada tahun 2010 di kabupaten X terdapat sebanyak T total penduduk,U
penduduk perkotaan,R penduduk perkotaan. Sedangkan pada tahun berikutnya total
penduduk naik menjadi T penduduk, penduduk pedesaan menjadi R penduduk,
penduduk perkotaan di kabupaten X menjadi U,tempo urbanisasi di kabupaten X sebesar
d. Jika nilai T,U,R, T, R dan d diketahui, formula yang tepat untuk mencari banyaknya
penduduk perkotaan di kabupaten X pada tahun 2011 (U) adalah
A. =


B. = (

)
C. = (

)
D.

)

13.Asumsi yang mendasari pada perhitungan ASNMR penduduk umur 0-4 tahun
mengikutsertakan jumlah Migrasi net perempuan umur 15-49 tahun
A. Penduduk umur 0-4 tahun jumlahnya sama dengan penduduk perempuan umur 15-49
tahun
B. Penduduk umur 0-4 tahun mengikuti pola migrasi dari ibunya
C. Penduduk umur 0-4 tahun jumlahnya sebanding dengan penduduk perempuan umur
D. Penduduk umur 0-4 tahun cenderung tidak stabil jumlahnya

14.Diketahui dari data fiktif risiko kematian maternal selama hidup tunggal penduduk suatu
daerah A pada tahun tertentu sebanyak 1 dari 10 kelahiran dan TFR-nya adalah
4,berapakah rasio kematian maternalnya?
A. (

)
B. (

)
C. (

)
D. (

)

15.Indikator kematian maternal yang menggambarkan besarnya jumlah wanita usia subur
yang terpapar terhadap komplikasi kehamilan adalah
A. Maternal Mortality Rate
B. Maternal Mortality Ratio
C. Life Time Risk
D. Maternal Mortality Indeks

16.Indeks yang dalam mengevaluasi struktur umur pada pengukuran digit-preference hanya
menggunakan digit 0 dan 5 adalah.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 189

A. Indeks Myers
B. Indeks UN
C. Indeks Fisher
D. Indeks Whipple

17.Yang tidak termasuk komponen dalam perhitungan proyeksi penduduk menggunakan
metode komponen adalah..
A. Mortalitas
B. Fertilitas
C. Migrasi
D. Jumlah penduduk menurut pekerjaan

18.Kriteria yang dilihat untuk mengklasifikasikan suatu daerah adalah perkotaan diantaranya:
1) Kepadatan penduduk
2) Fasilitas perkotaan
3) Persentase kendaraan pribadi
4) Persentase rumah tangga pertanian
5) Luas wilayah
Kriteria yang paling tepat adalah...
A. 1, 2, dan 3
B. 1, 2, dan 4
C. 2, 3, dan 5
D. 2, 4, dan 5

19. Metode tidak langsung yang tidak dapat mengestimasi angka kematian bayi (IMR) adalah
metode .
A. Brass
B. Sullivan
C. Feeney
D. Trussel

20. Dalam perhitungan estimasi angka kematian dalam metode Brass digunakan ki atau factor
pengali yang didapat dengan cara-cara membandingkan P1/P2 atau P2/P3. Jika hasil
perhitungan P1/P2 atau P2/P3 berada di luar angka-angka yang ada dalam table Multipliers
factor maka yang harus dilakukan adalah .
A. Interpolasi
B. Ekstrapolasi
C. Iterasi
D. Subtitusi

21. Kelemahan dari metode Feeney adalah.
A. Terlalu banyak memerlukan asumsi
B. Hanya dapat mengestimasi AKB
C. Perhitungannya sangat rumit
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 190

D. Tidak dapat diterapkan di Indonesia

22. Masalah-masalah yang ada dalam data ALH dan AMH antara lain sebagai berikut,
kecuali:
A. Diperoleh dari ibu yang masih hidup dan yang sudah meninggal.
B. Jika tingkat kematian tinggi sangat mungkin bahwa risiko kematian anak dari ibu-
ibu yang sudah meninggal adalah lebih tinggi dari risiko kematian anak dari ibu-
ibu yang masih hidup.
C. Lahir mati dilaporkan sebagai anak yang lahir hidup dan kemudian mati.
D. Responden yang berusia lanjut biasanya melaporkan jumlah anak yang kurang
dari anak yang sebenarnya.

23.1) Tidak ada pertumbuhan
2) Tingkat pertumbuhan konstan
3) Distribusi umur relatif terhadap populasi konstan
4) NRR=1
5) Kematian penduduk banyak
Kondisi yang paling tepat menggambarkan suatu populasi dikatakan stabil ketika:
A. 1) dan 5)
B. 2) dan 5)
C. 3) dan 4)
D. 2) dan 3)

24. Lotka(1907) menunjukkan bahwa terdapat asumsi-asumsi yang jika belangsung dalam
jangka panjang akan menyebabkan komposisi penduduk akan konstan stabil,asumsi-
asumsi di bawah ini adalah benar, kecuali:
A. Hanya terjadi kelahiran dan kematian
B. Fertilitas konstan
C. Migrasi konstan
D. Pertumbuhan konstan

25. Penduduk stabil adalah...
A. Penduduk stabil dengan GRR = 1
B. Penduduk dengan pertumbuhan yang konstan
C. Penduduk dengan NRR = 1
D. Penduduk stabil dengan pertumbuhan penduduk nol

26. Penduduk dengan mempunyai tingkat pertumbuhan penduduk = 0 (zero growth rate)
disebut dengan penduduk .
A. Stabil
B. Stasioner
C. Dinamis
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 191

D. Konstan

27. Hasil penjumlahan dari Ro merupakan angka
A. GRR
B. NRR
C. TFR
D. ASFR
28. Jika NRR nya bernilai positif maka nilai r nya adalah
A. r =1
B. r = 0
C. r > 0
D. r < 0
























DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 192

JAWABAN SOAL TEKNIK DEMOGRAFI II


1. Jawaban: A
- Kematian wanita pada waktu hamil sampai dengan 42 hari setelah bersalin tanpa
memandang umur kehamilan.
- Disebabkan oleh suatu penyakit yang berkaitan dengan kehamilan atau memburuk
akibat kehamilan, atau disebabkan oleh pertolongan persalinan.
- Tidak termasuk kematian yang disebabkan oleh kecelakaan atau kelalaian.

2. Jawaban: C
Suatu populasi dikatakan stabil ketika,baiktingkat pertumbuhan (r) maupun distribusi umur
relatif terhadap total populasi, tidak berubah dari waktu ke waktu (konstan).

3. Jawaban: C
Masalah-masalah yang ada dalam data ALH dan AMH:
- Diperoleh dari ibu yang masih hidup saja
- Jika tingkat kematian tinggi sangat mungkin bahwa risiko kematian anak dari ibu-
ibu yang sudah meninggal adalah lebih tinggi dari risiko kematian anak dari ibu-
ibu yang masih hidup yang mengakibatkan hasil perkiraan kematian anak akan
lebih rendah dari yang sebenarnya
- Responden usia lanjut biasanya melaporkan jumlah anak kurang dari yang
sebenarnya
- Lahir mati dilaporkan sebagai anak yang lahir hidup dan kemudian mati

4. Jawaban: B
Indeks yang dapat mengevaluasi struktur umur,yaitu:
1. Indeks Whipple
2. Indeks myer
3. Indeks UN

5. Jawaban: C
Lotka (1907) menunjukkan bahwa jika asumsi-asumsi antara lain:
- Hanya terjadi kelahiran & Kematian
- Migrasi = 0
- Fertilitas Konstan
- Mortalitas Konstan
- Pertumbuhan(r) konstan

Berlangsung dalam jangka waktu yang panjana maka komposisi penduduk akan konstan
stabil. Pilihan C menyatakan bahwa migrasi konstan,jadi bukan berarti nol.

6. Jawaban: D
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 193

Penduduk stasioner adalah penduduk stabil dengan NRR = 1 atau r = 0 (zero population
growth/penduduk tanpa pertumbuhan).

7. Jawaban: A
Sisterhood Methodsebaiknya tidak digunakan jika:
o tingkat fertilitas rendah (TFR < 3) atau
o ketika fertilitas menunjukkan penurunan yang signifikan atau ketika
o terjadi migrasi besar-besaran.

8. Jawaban: D
Tempo urbanisasi dapat diukur dengan beberapa cara, yaitu:
- Pertumbuhan tahunan penduduk perkotaan
- Pertambahan tahunan (annual gain) dari persentase penduduk perkotaan
- Pertumbuhan tahunan dari annual gain

9. Jawaban: C
Perkiraan kematian maternal dengan probabilitas kelangsungan hidup wanita usia
subur menggunakan metode antara lain:
1. Metode Anak Yatim
2. Metode Duda
3. Metode Saudara Kandung

10. Jawaban: D
Metode proyeksi penduduk ada 2 yaitu:metode matematik dan komponen.

11. Jawaban: A
rata-rata deviasi rasio umur laki-laki = 4,8
rata-rata deviasi rasio umur perempuan = 5,2
rata-rata perbedaan rasio jenis kelamin = 3,2
Ditanya: tingkat keakuratan?
Penyelesaian: menggunakan indeks UN

Indeks UN = (3 x rata-rata perbedaan rasio JK) + rata-rata deviasi rasio umur
Laki-laki + rata-rata deviasi rasio umur Perempuan
Indeks UN = (3 x 3,2) + 5,2 + 4,8=19,6

Kriteria Indeks UN:
< 20 : data umur dan jenis kelamin tersebut akurat
20 40 : data umur jenis kelamin tersebut tidak akurat
> 40 : data umur jenis kelamin tersebut sangat tidak akurat


12. Jawaban: B
(Cukup Jelas). Penurunan rumusnya ada di materi modul.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 194


13. Jawaban: B
Asumsi yang mendasari adalah penduduk 0-4 tahun mengikuti pola migrasi ibunya.

14. Jawaban: A
Diketahui:
LTR = 1 dari 10 kelahiran = 0,1
TFR = 4
Ditanya: Rasio Kematian Maternal (RKM)?
Penyelesaian:
( )


( )



15. Jawaban: A
- Maternal Mortality Rate: Menggambarkan besarnya jumlah wanita usia subur yang
terpapar terhadap komplikasi kehamilan.
- Maternal Mortality Ratio: Mencerminkan besarnya resiko suatu kehamilan
- Life Time Risk: menggambarkan resiko kematian maternal selama hidup
- Maternal Mortality Indeks : jebakan batman kekeke

16. Jawaban: D




Pembilang pada rumus indeks Whipple hanya kelipatan 0 dan 5.

17. Jawaban: D
Komponen perhitungan proyeksi dengan metode komponen yaitu
1. Jumlah penduduk menurut umur dan jenis kelamin yang merupakan hasil perapihan
2. Fertilitas
3. Mortalitas
4. Migrasi

18. Jawaban: B
Daerah perkotaan adalah suatu wilayah administratif setingkat desa/kelurahan
yang memenuhi persyaratan tertentu dalam hal kepadatan penduduk, persentase
rumah tangga pertanian, dan sejumlah fasilitas perkotaan, seperti jalan raya,
sarana pendidikan formal, sarana kesehatan umum, dan sebagainya.
19. Jawaban B
Cukup Jelas
( )
( )
100 x
P P P ... P P P 1/5
P P ... P P
Whipple Indeks
62 61 60 25 24 23
60 55 30 25


+ + + + + +
+ + + +
=
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 195

20. Jawaban B
Cukup Jelas

21. Jawaban B
Cukup Jelas
22. Jawaban A
Cukup Jelas
23. Jawaban D
Cukup Jelas
24. Jawaban C
Cukup Jelas
25. Jawaban B
Cukup Jelas
26. Jawaban B
Cukup Jelas
27. Jawaban B
Cukup Jelas
28. Jawaban C
Cukup Jelas









DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 196

Kisah Motivasi
Anak Sekolah
Pagi itu, seorang guru
perempuan memasuki
kelasnya dengan penuh
senyum. Seperti biasa, ia
selalu menyapa murid-
muridnya dengan sapaan
yang luar biasa hebohnya.
Muridnya yang kelas 1 SD
itu pun antusias menjawab
setiap kalimat pertanyaan
yang keluar dari mulut guru
mereka yang santun.
"Apa kabar anak-anakku
semua hari ini?" sapa sang
guru.
"Alhamdulillah, luar biasa,
Allahu akbar. yes yes yes!"
Kegembiraan pun kian
meluap dan memacu
semangat sang pelajar.
"Nak, coba dengarkan. Hari
ini bu guru mau berbagi
cerita dengan kalian. Kalian
bisa mendengarkan?"
"Bisa, Bu..."
Sang guru pun mulai
bercerita.
Suatu ketika, ada anak
kelas satu SD bernama
Yayan. Dia gembira sekali
siang itu.
Dia melihat keempat hasil
ulangannya yang ternyata
nilainya 100 semua! Dia
gembiraaaa...sekali. Yayan
senyum-senyum sendiri.
Dalam hatinya, ia bertekad
akan memberikan hasil
ulangan itu kepada ibunya
nanti di rumah.
"Tentu ibu akan sangat
senang melihat nilai
ulanganku." batinnya.
Tahu tidak, Nak? Usai
pulang sekolah, Yayan
langsung pulang menuju
rumahnya. Seperti biasa, ia
akan melewati rel kereta api menuju rumahnya.
Namun apa yang terjadi kemudian? Dia melihat banyak orang
berkerumun di tengah rel itu. Mereka tengah sibuk mengerumuni
seorang wanita yang ternyata baru saja tertabrak kereta api.
Yayan sangat penasaran. Dia pun ikut berkerumun. Dan
ternyata, wanita yang tertabrak itu adalah seorang tukang jamu
gendong. Betapa sedihnya Yayan begitu tahu bahwa tukang
jamu itu tak lain ibunya sendiri.
Dia menangis sejadinya karena tak bisa membendung
kesedihan. Tiba-tiba saja, ia berucap dalam hati.
"Aku sangat mencintai ibu. Aku berjanji, sampai kapanpun aku
akan belajar dengan tekun agar menjadi anak pintar dan baik.
Ibu sudah membiayai sekolahku dengan susah payah, maka aku
akan berusaha menjadi anak baik sampai kapanpun juga."
Yayan membuka kembali hasil ulangannya lalu memperlihatkan
kepada ibunya yang sudah meninggal.

Sang guru lalu berkata lagi.
"Nah, inti dari cerita itu apa, Nak?"
Anak-anak tak ada yang menjawab.
"Inti dari cerita ini adalah kita harus belajar dengan tekun sampai
kapanpun. KIta tak boleh menyianyiakan masa belajar kita.
Karena apa? Karena orang tua kita sudah susah-payah
menyekolahkan kita..."
Sang guru menarap semua murid-muridnya dengan tatapan
yang lembut namun tegas.
"Nak, kalau kita sekolah tapi masih rewel, oke tidak?" tanyanya.
"Tidaaaaak!"
"Nah, janganlah anak-anak menjadi anak yang tidak baik. Orang
tua kalian semua tentu mengharapkan kalian menjadi anak yang
soleh. Jadi jangan sia-siakan ya kasih sayang yang mereka
berikan!"
"Yaaaa!"
"Diantara orang tua kalian semua, pasti tidak ada yang
mengharapkan kalian menjadi anak yang nakal, kan?"
Hampir semua siswa menggelengkan kepala.

----

Kala itu aku membersamai sang guru. Entah kenapa tiba-tiba
hatiku sangat tersentuh dengan kisah sederhana itu.
Aku tahu. Guru itu ingin memotivasi murid-muridnya agar selalu
belajar dengan baik, menghargai jerih payah orang tua, dan
selalu menyayangi mereka. Dia sama sekali tak ingin
menyinggung siapapun atau ingin membuka sejarah siapapun
yang telah lalu.
Namun, sejarah hidupku tiba-tiba kembali terbuka. Sejarah
beberapa tahun silam yang menurutku kini masih memberi teka-
teki.

Sumber : http://isnaenidk.blogspot.com/2012/09/kisah-motivasi-anak-sekolah.html



DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 197



CHAPTER 1
URBANISASI DAN MIGRASI
PETA KONSEP


1. MIGRASI
1.1 Konsep Dasar Tentang Mobilitas dan Migrasi
a. Mobilitas Penduduk
Mobilitas penduduk adalahpergerakan penduduk secara geografis yang
melewati batas wilayah menuju ke wilayah lain dalam periode tertentu .

Pengertian tentang mobilitas yang berkaitan dengan pindah tempat tinggal
(migrate) berbeda dengan pengertian tentang mobilitas berkaitan dengan gerak
(move).Dalam hal ini terdapat dua kategori mobilitas yaitu mobilitas permanen
dan mobilitas non permanen.
URBANISASI DAN MIGRASI
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 198



Mobilitas Penduduk Vertikal ( Perubahan Status )
Merupakan perubahan status sosial yang berlaku di masyarakat. Contohnya :

Mobilitas Penduduk Horisontal ( Geografis )
Mobilitas Horizontal (Mobilitas Geografis) terbagi menjadi 2, yaitu :
a. Mobilitas Permanen (Migrasi) yaitu Mobilitas yang melintasi batas
administratif (migrasi internal), batas politik/negara (migrasi
internasional), terkait dengan perubahan tempat tinggal, serta lamanya
tinggal lebih dari 6 bulan (sesuai konsep penduduk)
b. Mobilitas Non-Permanen yaitu
- Sirkuler (gerak kembali ke tempat asal) Tidak berniat menetap
di daerah tujuan (niat kembali). Dengann rentang waktunya 1
minggu kurang dari 6 bulan
- Komuter Apabila rutin beraktifitas melintasi batas
administratif, dengan waktu kurang dari 24 jam meninggalkan
tempat tinggal.
b. Migrasi
Rozy Munir dalam Dasar-dasar demografi mengatakan bahwab Migrasi
adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap dari suatu tempat
ke tempat lain melampaui batas politik/ negara ataupun batas administratif /
batas bagian dalam suatu negara. jadi ada 2 dimensi yang perlu ditinjau dalam
penelaahan migrasi yaitu :
dimensi waktu misalnya : pada SP 1961 batas waktu bagi penentuan migran
adalah 3 bulan, sedangkan pada SP 1980 batasnya 6 bulan.
dimensi daerah secara garis besar dibedakan perindahan antar negara , dalam
negara (antar provinsi),dan lokal .

Shryock & Siegel (1971) mengacu kepada pergerakan spasial, fisik atau
geografis, maka disebut juga mobilitas geografis atau mobilitas spasial. Tetapi,
tidak semua pergerakan geografis dikatakan sebagai migrasi, dimana terdapat
4 aspek :
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 199

- Aspek Spasial
Melewati batas administratif/politik: negara, propinsi, kabupaten,
kecamatan, dst.
- Semakin kecil satuan unit administrasi, tingkat migrasi semakin besar
- Yang tinggal di daerah batas semakin besar kemungkinan melewati
batas
- Jarak

- Aspek Tempat Tinggal
-Adanya perubahan tempat tinggal (usual place of residence)
- Lamanya tinggal
- Niat tinggal di tempat yang baru
- Berkaitan dengan konsep penduduk pada Sensus/Survei pendekatan:
usual place of residence (de jure), atau current place of residence
(de facto)

- Aspek Waktu
- Dimensi waktu dalam perpindahan sebagai batasan migrasi:
o Tahun: 5 tahun, 3 tahun, 1tahun
o Bulan: 6 bulan,
o Mingguan, Harian
- Seumur hidup (umur sekarang)
- Pernah Tinggal (tidak terbatas)

- Aspek Aktifitas (Non-Permanen)
-Adanya perubahan tempat aktifitas sehari-hari
- Beberapa analis menyatakan bahwa mobilitas harus menyangkut
tempat tinggal dan perubahan tempat aktifitas
- Tempat aktifitas berubah, tempat tinggal tidak berubah; atau tempat
tinggal berubah tanpa mengubah tempat aktifitas

Catatan : Bukan termasuk migrasi, yaitu : 1. Wisata; 2. Bekerja ke luar kota; 3.
Mengunjungi Famili

c. Jenis-jenis Migrasi
Ada beberapa jenis Migrasi yang perlu diketahui , yaitu :
- Migrasi Masuk ( In Migration )
Masuknya penduduk ke suatu daerah tempat tujuan (Area of
Destination )
- Migrasi Keluar ( Out Migration )
Perpindahan penduduk keluar dari suatu daerah asal (Area of Origin )
- Migrasi Neto ( Net Migration )
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 200

Merupakan selisi antara jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar.
Apabila migrasi masuk > migrasi keluar maka disebut migrasi neto
positif, sedangkan jika migrasi keluar> migrasi masuk maka disebut
migrasi neto negatif.
- Migrasi Bruto ( Gross Migration )
Jumlah migrasi masuk dan migrasi keluar.
- Migrasi Total ( Total Migration )
Migrasi Total adalah seluruh kejadian migrasi, mencakup migrasi
semasa hidup dan migrasi pulang . migran total adalah semua orang
yang pernah pindah.
- Migrasi Internasional ( International Migration )
Merupakan perpindahan penduduk dari suatu negara kenegara lain.
Migrasi yang merupakan masuknya penduduk kesuatu negara disebut
imigrasi, sedangkan jika migrasi itu keluarnya penduduk dari suatu
negara disebut emigrasi.
- Migrasi Semasa Hidup ( Life Time Migration )
Adalah migrasi berdasarkan tempat kelahiran. Migrasi semasa hidup
adalah mereka yang pada waktu pencacahan sensus bertempat tinggal
didaerah yang berbeda dengan daerah tempat kelahirannya.
- Migrasi Parsial ( Partial Migration )
Adalah jumlah migran kesuatu daerah tujuan dari suatu daerah asal,
atau dari daerah asal kesuatu daerah tujuan. Migrasi ini merupakan
ukuran dari arus migrasi antara dua daerah asal dan tujuan.
- Arus Migrasi ( Migration Stream )
Merupakan jumlah atau banyaknya perpindahan yang terjadi dari
daerah asal kedaerah tujuan dalam jangka waktu tertentu.
- Transmigrasi ( Transmigration )
Transmigrasi adalah salah satu bagian dari migrasi. Istilah ini memiliki
arti yang sama dengan resettlement atau settlement dalam literatur.
Trasmigrasi adalah pemindahan dan / kepindahan penduduk dari suatu
daerah untuk menetap kedaerah lain yang ditetapkan didalam wilayah
republik indonesia guna kepentingan pembangunan negara atau karena
alasan-alasan yang dipandang perlu oleh pemerintah berdasarkan
ketentuan yang diatur dalam undang-undang. Transmigrasi diatur
dengan undang-undang No 3 tahun 1972. Transmigrasi yang
diselenggarakan dan diatur pemerintah disebut transmigrasi umum ,
sedangkan transmigrasi yang biaya perjalanannya dibiayai sendiri
tetapi ditampung dan diatur oleh pemerintah disebut transmigrasi
spontan atau transmigrasi swakarsa.
Transmigrasiadalah perpindahan penduduk dari suatu daerah padat
penduduk ke daerah lain yang tidak padat penduduk. Dengan tujuan
pemerataan penduduk di suatu daerah dan mengembangkan daerah
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 201

yang menjadi tujuan transmigrasi serta memberikan lapangan kerja
bagi para transmigran
Sedangkan perhitungan angka migrasi biasanya didasarkan pada tiga kriteria :
1. Life time migration(migrasi seumur hidup) yang menyatakan bahwa
seseorang dikatakan sebagai migran bila tempat tinggal waktu survei berbeda
dengan tempat tinggal waktu lahir
2. Recent migration(migrasi risen)yang menyatakan bahwa seseorang
dikatakan sebagai migran bila tempat tinggal waktu survei berbeda dengan
tempat tinggal lima tahun sebelum survei
3. Total migration (migrasi total), yang menyatakan bahwa seseorang
dikatakan sebagai migran bila dia pernah bertempat tinggal di tempat yang
berbeda dengan tempat tinggal waktu survei.

1.2 Faktor - Faktor Yang Mempengaruhi Migrasi
Menurut Everest S. Lee (1969), terdapat 4 faktor seseorang melakukan migrasi :

Keterangan :
1. = faktor pendorong
+ = faktor penarik
0 = faktor yang netral


1. FAKTOR YANG TERDAPAT DI DAERAH ASAL ( faktor pendorong )
- Berkurangnya sumber-sumber di daerah asal
- Berkurangnya lapangan pekerjaan
- Adanya tekanan/diskriminasi politik
- Ketidak cocokan dengan adat/budaya tempat asal
- Pekerjaan/perkawinan yang menghambat karir
- Bencana alam

2. FAKTOR YANG TERDAPAT DI DAERAH TUJUAN ( faktor Penarik )
- Adanya pekerjaan yang cocok
- Kesempatan pendapatan yang baik
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 202

- Kesempatan pendidikan yang tinggi
- Lingkungan yang sesuai
- Ajakan orang yang diharapkan menjadi pelindung
- Aktivitas yang beragam, tempat-tempat hiburan, pusat kebudayaan.


3. FAKTOR PRIBADI(Elspeth Young; 1964) Keputusan Individu (Migrate or Stay)
- Karakteristik demografi: umur, jenis kelamin, peran daam keluarga
/lingkungan
- Keahlian yang dimiliki: pendidikan/kemampuan
- Pengetahuan yang didapat dari kesempatan yg ada ditempat asal/lain yg
menarik individu tsbt untuk pindah
- Keinginan/ambisi memperoleh materi lebih/gaya hidup yg berbeda
- Kerabat dan saudara yg lebih dahulu pindah di tempat tujuan

4. RINTANGAN YANG MENGHAMBAT
- undang-undang imigrasi
- biaya pindah dan jarak

1.3 Teori Teori Migrasi
E.G. Ravenstein (1885, dalam Todaro 1969) tentang tingkah laku migrasi :
1. Migrasi dan jarak, artinya : a) banyak migran pada jarak yang dekat karena
keterbatasan transportasi, teknologi, dan informasi; b) migran jarak jauh lebih
tertuju ke pusat-pusat perdagangan dan industri yang penting karena informasi
tentang kesempatan kerja banyak terdapat di kota.
2. Migrasi bertahap, artinya biasanya arus migrasi terarah dari desa-kota kecil-kota
besar.
3. Arus migrasi utama dan arus balik, artinya setiap arus migrasi utama
menimbulkan arus balik penggantiannya, baik dalam bentuk komuter atau
sirkuler.
4. Perbedaan antara desa dan kota mengenai kecenderungan melakukan migrasi.
Dimana penduduk kota lebih sedikit bermigrasi dibandingkan dengan penduduk
desa .
5. Wanita lebih suka bermigrasi ke daerah yang dekat
6. Migrasi dan teknologi, artinya bahwa meningkatnya sarana perhubungan,
perkembangan industri dan perdagangan akan meningkatkan migrasi.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 203

7. Motif ekonomi merupakan dorongan utama orang melakukan migrasi.
8. Adanya kecenderungan pola migrasi non permanen, khususnya mobilitas ulang
alik. Dalam situasi ekonomi yang terus berkembang dan disertai dengan
meningkatnya sarana dan prasarana transportasi yang semakin baik, arus mobilitas
penduduk cenderung menunjukkan gerak yang sifatnya berulang-ulang. Sifat
berulang ini dapat terjadi dalam limit waktu yang pendek sekali, misalnya dalam
jangka waktu satu hari.

Lewis-Fei-Ranis (1964)
Perpindahan penduduk pada dasarnya terjadi karena adanya perbedaan antara sektor
kota yang modern dan desa yang tradisional.

Lowri (1966), tentang Gravity Model :
Migrasi sebagai interaksi sosial merupakan suatu kekuatan tarik-menarik antara
jumlah penduduk daerah asal dan jumlah penduduk daerah tujuan yang dihubungkan
oleh jarak.

Wilbur Zelinski (1971) tentang Teori Transisi Mobilitas :
1. Tahap masyarakat tradisional, dimana mobilitas permenen dan mobilitas sikuler
sangat sedikit dan terbatas .
2. Tahap awal masyarakat dalam transisi yaitu terjadi mobilitas dari desa ke kota
secara besar-besaran, kolonisasi dan mungkin disertai adanya imigran dari luar
serta ditandai dengan sirkulasi yang meningkat .
3. Tahap akhir masyarakat dalam transisi adalah tipe perpindahan tradisional seperti
mobilitas desa kota secara berangsur-angsur menurun, kolonisasi dan emigran
berjalan lambat, tetapi berbagai bentuk mobilitas meningkat baik volume maupun
kompleksitasnya .
4. Tahap masyarakat maju, dimana mobilitas permanen sudah mencapai titik puncak,
migrasi desa kota secara tetap berlangsung dengan volume dan intensitasnya
menurun, mobilitas intra dan antar kota meningkat .
5. Tahap masyarakat pasca industri ditandai oleh menurunnya mobilitas permanen
karena meningkatnya komunikasi dan mobilitas yang terjadi bersifat intra atau
antar kota serta mobilitas sirkulasi semakin meningkat


Ronald Skeldon(1990) tentang Teori Transisi Mobilitas
1. Masyarakat pratransisi dimana sebagian besar mobilitas yang terjadi merupakan
mobilitas non permanen walaupun begitu tidak harus mobilitas jangka pendek dan
terjadi pula mobilitas permanen dalam bentuk kolonisasi ataupun pembukaan
daerah pertanian baru .
2. Masyarakat transisi awal ditandai percepatan dalam mobilitas non permanen ke
perkotaan, daerah perkebunan, daerah pertambangan yang bermanfaat untuk
mendukung pembangunan pedesaan sehingga terjadi peningkatan pesat dalam
mobilitas ke daerah baru. Juga terlihat adanya migrasi dari kota kecil ke kota
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 204

menengah dengan tujuan utama ke kota besar, hingga terjadi stagnasi pada
pertumbuhan kota kecil dan menengah.
3. Masyarakat transisi menengah ditandai terlihat adanya migrasi dari daerah yang
berdekatan dengan kota ke kota besar itu sendiri. Migrasi ini menyebabkan
stagnasi pada daerah sekitar kota besar tesebut. Mobilitas dari desa ke desa
menurun dan mobilitas dari kota ke kota meningkat disertai dengan mobilitas
perempuan. Masyarakat transisi akhir ditandai dengan munculnya megacity,
mobilitas desa kota meningkat dengan kota-kota besar sebagai tujuan utama.
Migrasi tidak lagi bertahap, dari desa langsung menuju kota besar. Akibatnya
proporsi penduduk pedesaan menurun.
4. Masyarakat mulai maju, dimana angka urbanisasi telah melampaui limapuluh
persen dan mobilitas desa kota mulai turun. Mulai terjadi suburbanisasi dan
dekonsentrasi perkotaan (peningkatan mobilitas kota besar ke daerah
sekelilingnya dan penyebaran.

1.4 Ukuran Migrasi
1. Angka Mobilitas
dalam suatu periode tertentu dengan jumlah penduduk yang beresiko pindah
(population at risk)

Dimana :
m = angka mobilitas
M = Jumlah perpindahan
P = Population at risk
2. Angka Migrasi Masuk (mi)
1000 orang penduduk daerah tujuan dalam waktu satu tahun.

Dimana :
mi= Angka migrasi masuk
I = Jumlah migran masuk (in migrant)
P = Penduduk pertengahan tahun

3. Angka Migrasi Keluar (mo)
per 1000 orang penduduk daerah asal dalam waktu satu tahun


Dimana :
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 205

mo= angka migrasi keluar
O = Jumlah migran keluar (out migrant)
P = Penduduk pertengahan tahun

4. Angka Migrasi Neto (mn)
keluar ke dan dari suatu daerah per 1000 orang penduduk dalam waktu satu tahun.


Dimana :
mn= angka migrasi neto
P = Penduduk pertengahan tahun

5. Angka Migrasi Bruto (mb) ejadian perpindahan,
yaitu jumlah migran masuk dan keluar dibagi jumlah penduduk tempat asal dan
jumlah penduduk tempat tujuan per 1000 orang penduduk dalam waktu satu tahun


Dimana :
mb= Angka Migrasi Bruto
P1 = Penduduk pertengahan tahun di tempat tujuan
P2 = Penduduk pertengahan tahun di tempat asal

6. Angka Migrasi Parsial Banyaknya migran ke suatu daerah tujuan dari suatu
daerah asal, atau dari suatu daerah asal ke suatu daerah tujuan per 1000 penduduk
di daerah asal atau daerah tujuan


Dimana :

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 206

Penggunaan data jumlah penduduk pertengahan tahun sebagai penyebut untuk migrasi
digunakan jumlah penduduk hasil sensus atau survey.
- Penyebut untuk migrasi seumur hidup dan migrasi total adalah penduduk 0+.
- Penyebut untuk migrasi risen adalah penduduk 5+
1.5 Dinamika Migrasi Internal
Migrasi dapat meyebabkan bertambah dan berkurangnya penduduk di suatu provinsi.
Peningkatan migrasi yang ditunjukkan oleh tren migrasi mengindikasikan
perpindahan tempat tinggal di Indonesia semakin mudah.
Migrasi Penduduk menyebabkan :
- Pertumbuhan ekonomi tinggi
- Meningkatnya investasi asing, investasi swasta pada proyek-proyek infrastruktur
- Counter urbanisation di Jakarta, Suburbanisasi di Jabar (Botabek) Tertinggi dalam
laju urbanisasi
Di Indonesia, arus migrasi masih menuju provinsi-provinsi di pulau Jawa. Dan sampai
saat ini, urbanisasi di kota-kota besar di Jawa terus berlangsung




CHAPTER 2
URBANISASI
1.6 Konsep Urbanisasi
Urban Place : Konsep yang mengacu kepada daerah yang ditetapkan sebagai wilayah
urban tanpa memandang kriteria yang digunakan dalam penentuan batas-batas
wilayah urban
Urban Population : Konsep yang mengacu kepada penghuni (penduduk) yang
bermukim di daerah urban
Urbanisasi :
- Konsep ini mengacu kepada perubahan dalam persentase penduduk di
perkotaan
- Proses pemusatan penduduk di daerah perkotaan, disebabkan oleh migrasi
desa-kota, perluasan daerah kota, perubahan klasifikasi desa/kota, tingginya
natural increase (Kota-kota besar di negara berkembang)
- Urbanism : Konsep ini mengacu kepada cara hidup (urban way of life)
yang berkaitan dengan wilayah urban, mis: perdagangan, budaya, ekologi,
ekonomi, pendidikan, sejarah, industri, hukum, militer, falsafah, politik,
psikologi, teknologi dan berbagai aspek kehidupan lain.

1.7 Definisi Kota
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 207


1. Hoekveld (1971)
Morfologi : Perbandingan bentuk fisik kota dengan fisik perdesaan
Jumlah penduduk :Penentuan kota diukur berdasarkan jumlah
penduduknya : Kota Kecil (20.000-50.000 jiwa), Kota sedang
(50.000-100.000), Kota Besar (100.000-1.000.000), Kota
metropolitan (1.000.000-10 juta); Kota megapolitan (11 Juta jiwa
atau lebih)
Hukum : Pengertian kota dikaitkan dengan adanya hak-hak hukum
tersendiri bagi penghuninya
Ekonomi :Sebagian besar penduduk bekerja pada sektor non-
agraris, seperti industri,perdagangan dan jasa
Sosial : Hubungan impersonal (antara penduduk secara sosial)

2. Bintarto (1971, 1977)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 208

Kota adalah suatu sistem jaringan kehidupan manusia yang ditandai
dengan kepadatan penduduk yang tinggi dan diwarnai dengan strata sosial
ekonomi yg heterogen dan coraknya materialistis Kota adalah tempat
bermukim warga kota, tempat bekerja, tempat hidup, dan tempat rekreasi,
sehingga kelestarian kota harus didukung oleh berbagai prasarana dan
sarana yang cukup untuk jangka waktu lama

3. BLJ Berry (1965)
- Struktur Kota, tdd 3 unsur, yaitu :
a) Kerangka (jaringan jalan)
b) Daging (kompleks perumahan)
c) Darah (manusia dengan gerak-gerik kegiatannya)
Darah (dalam arti luas) adalah lembaga-lembaga kemasyarakatan (pasar,
sekolah, rumah sakit, tempat ibadah, dll)

4. Svend Riemer (1955) . kota terdiri dari tiga hal yaitu , konstruksi material,
relasi sosial dan transportasi.


1.8 Definisi Perkotaan
Lima hal yg digunakan untuk menentukan daerah urban :
a. Pembagian wilayah administrasi secara nasional berdasarkan sejarah & politik
b. Jumlah penduduk
c. Satuan wilayah setempat
d. Karakteristik khusus daerah perkotaan
e. Kegiatan ekonomi yg menonjol

1.9 Teori Urbanisasi
1. Pull and Push Factor
Faktor Penarik Urbanisasi : Kehidupan kota yang lebih modern, Sarana dan
prasarana kota lebih lengkap, Banyak lapangan pekerjaan di kota, Pendidikan
sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas
-Faktor Pendorong Urbanisasi : Lahan pertanian semakin sempit, Merasa tidak
cocok dengan budaya tempat asalnya, Menganggur karena tidak banyak
lapangan pekerjaan di desa, Terbatasnya sarana dan prasarana di desa, Diusir
dari desa asal, Memiliki impian kuat menjadi orang kaya .

2. Core Periphery Theory
Teori tentang transformasi spasial Core (pusat) : tempat terjadinya perubahan
utama Periphery (pinggiran) : wilayah yang pertumbuhannya ditentukan oleh
pusat
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 209

Perkembangan sistem kota dari situasi kesenjangan menuju keseimbangan
fungsional yang terintegrasi secara spasial


Tahap I (Pre-I ndustrial)Permukiman berskala kecil pada masyarakat agraris yang
terisolasi dan terpencar dengan tingkat mobilitas rendah .

Tahap 2 (Transisional) Kegiatan ekonomi mulai terkonsentrasi pada lokasi yang
memiliki akses terbaik karena adanya akumulasi modal. Aktivitas perdagangan dan
mobilitas penduduk mulai meningkat yang didorong oleh kegiatan di lokasi pusat .

Tahap 3 (I ndustrial)Biaya produksi dan harga tanah di pusat semakin
mahal.Pertumbuhan ekonomi dan perkembangan masyarakat mulai menyebabkan
munculnya pusat-pusat lain sehingga menimbulkan gejala dekonsentrasi. Interaksi
antar lokasi semakin kuat seiring dengan membaiknya infrastruktur transportasi .

Tahap 4 (Post-industrial).Sistem perkotaan mulai terintegrasi dan kesenjangan
wilayah semakin menurun.Distribusi kegiatan ekonomi pada beberapa lokasi
mendorong terjadinya spesialisasi dalam hal pembagian kerja dan produksi.

2. Sukamto Rekso Hadiprojo & Todaro & Tolley dan Thomas
Terdapat kaitan antara urbanisasi dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per
kapita. Namun demikian hubungan bahwa tingkat urbanisasi tinggi akan berhubungan
dengan PDRB yang tinggi tidak jelas terlihat untuk provinsi-provinsi di Indonesia.

1.1 Ukuran Urbanisasi
1) Tingkat Urbanisasi : Persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 210

2) Urbanisasi : Perubahan tingkat urbanisasi selama satu periode tertentu
3) Rasio penduduk perkotaan-perdesaan
4) Perubahan urbanisasi
5) Rank-Size Rule Distribution George Zipf (1949), menyusun teori ukuran
peringkat-aturan untuk menjelaskan ukuran kota-kota di suatu negara. Kota
kedua dan kemudian kota-kota kecil harus mewakili proporsi kota terbesar.
Contohnya jika kota terbesar di sebuah negara terdapat satu juta warga negara,
kota kedua akan berisi setengah pertama, atau 500.000. Kota ketiga berisi
sepertiga 333.333, keempat akan berisi -seperempat atau 250.000, dan
seterusnya.
Beberapa negara 'hierarki perkotaan agak cocok dengan skema Zipf, ahli geografi
berpendapat bahwa model harus dilihat sebagai model probabilitas dan
penyimpangan yang diharapkan.
Rank size rule merupakan besaran penduduk dari kota-kota pada suatu negara
memiliki suatu pola yang menjelaskan ukuran dan rangking kota-kota tersebut
dalam negara.

Dimana :
Pn = jumlah penduduk pada kota dengan ranking ke-n
P1 = jumlah penduduk pada kota terbesar
n = ranking kota
Apabila pola kuantitas penduduk kota-kota yang terdapat pada suatu negara
atau wilayah mengikuti hukum yang ditetapkan Zipf, maka dapat dinyatakan
bahwa kota yang menempati rangking pertama, yaitu memiliki jumlah
penduduk terbesar sebagai kota yang primate


DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 211

7. Digunakan untuk mengetahui kota utama di suatu negara. Dimana, Kota Utama
adalah kota terbesar yang paling dominan di suatu wilayah.


8. Gini Concentration Ratio
Gini Consentration Rasio menunjukkan ukuran ketimpangan populasi terhadap
wilayah.Nilai Gini Gini Consentration Rasio berkisar antara 0 sampai dengan 1.Nilai
koefisien gini sebesar 1 menunjukkan ketimpangan sempurna, dimana seluruh
penduduk terletak di suatu wilayah dalam suatu negara, dan tidak terdapat penduduk
dalam wilayah lainnya.Sedangkan nilai koefisien gini sebesar 0 menunjukkan
pemerataan sempurna penduduk di wilayah-wilayah dalam suatu negara. Sehingga
dapat dinyatakan, semakin besar nilai koefisien gini berarti semakin timpang
distribusi penduduk suatu negara. Rumus Gini Consentration Rasio :

dimana :
Xi = Proporsi penduduk dalam suatu negara
Yi = Proporsi wilayah dalam suatu Negara
1.2 Kota Primasi
Kota berfungsi sbg pusat kegiatan ekonomi, sosial, politik dan budaya suatu
masyarakat (masyarakat kota dan wilayah pendukung sekitarnya/ hinterland).
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 212

Sistem perkotaan yang baik di suatu negara/daerah ditandai dengan terdapatnya
distribusi kota-kota yang harmonis (tidak ada kota primasi) dan terdapat pertumbuhan
kota yang seimbang dan sehat (tidak terdapat kota-kota parasit)

Contoh Kota Primasi : Paris, yang benar-benar mewakili dan berfungsi sebagai fokus
dari Perancis. Paris mendominasi pengaruh negara dan merupakan titik fokus
nasional. Ukuran kota Paris dan aktivitasnya menjadi faktor daya tarik yang kuat,
membuat migrasi masuk ke kota dan menyebabkan primasi kota menjadi lebih besar
dan lebih tidak proporsional ke kota-kota kecil di negara ini.

Aturan kota primasi dapat diterapkan ke daerah yang lebih kecil; misal kabupaten.
Contoh : Negara Bagian California kota utama Los Angeles, dengan populasi wilayah
metropolitan 16 juta, yang lebih dari dua kali lipat San Francisco dari 7 juta

Contoh Negara-negaradengan Kota Utama :
Paris (9,6 juta) adalah fokus dari Perancis, sementara Marseilles memiliki
populasi 1,3 juta - London sebagai kota primasi (7 juta) sedangkan kota
terbesar kedua, Birmingham, adalah rumah bagi hanya satu juta orang.
Mexico City, Meksiko (8,6 juta) Mengalahkan Guadalajara (1,6 juta)
Contoh Negara-negarayang Kurangnya Kota Utama :
India yang paling padat penduduknya adalah kota Mumbai dengan 16 juta;
kedua adalah Kolkata dengan lebih dari 13 juta; dan ketiga adalah kurang dari
13 juta
Memanfaatkan wilayah metropolitan penduduk daerah perkotaan di Amerika
Serikat, kita menemukan bahwa Amerika Serikat tidak memiliki kota utama
sejati . Dengan New York City populasi wilayah metropolitan pada sekitar 21
juta, peringkat kedua Los Angeles pada 16 juta, dan bahkan peringkat ketiga
Chicago di 9 juta, Amerika tidak memiliki kota utama.

1.3 Pola-Pola kota
Pola sentralisasi adalah pola persebaran kegiatan kota yang cenderung berkumpul atau
berkelompok pada satu daerah atau wilayah utama. Area utama tersebut merupakan
daerah yang ramai dikunjungi serta dilewati oleh banyak orang pada pagi, siang, dan sore
hari namum sunyi di malam hari

Pola desentralisasi adalah pola persebaran kegiatan kota yang cenderung menjauhi titik
pusat kota atau inti kota sehingga dapat membentuk suatu inti / nukleus kota yang baru.

Pola nukleasi adalah pola persebaran kegiatan kota yang mirip dengan pola penyebaran
sentralisasi namun dengan skala ukuran yang lebih kecil di mana inti kegiatan perkotaan
berada di daerah utama.

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 213

Pola segresi adalah pola persebaran yang saling terpisah-pisah satu sama lain menurut
pembagian sosial, budaya, ekonomi, dan lain sebagainya. Dan jika kita umpamakan
dengan papan permainan dart atau papan target anak panah, maka pusat kota berada pada
pusat papan dart atau papan target anak panah dan begitu seterusnya garis-garis lingkaran
yang mengelilinginya berurutan adalah wilayah sub urban atau sub urban, kemudian
diikuti dengan daerah urban dan yang terakhir adalah daerah rural yang masing-masing
memiliki sifat dan ciri-ciri tersendiri.

1.4 Dampak Urbanisasi Terhadap Ketenagakerjaan
TPAK meningkat tajam, terutama pada kelompok usia paling produktif (15-29
tahun)
Tingkat pengangguran yang tinggi di Kota
Maraknya orang yang bekerja di sektor informal
Pekerjaan yang didapat tidak sesuai bidangnya.

1.5 Ciri Pengangguran di Kota
Komposisi berdasarkan jenis kelamin (Pr>Lk)
Komposisi berdasarkan umur (kel usia muda)
Tingkatan pendidikan (Pendidikan menengah)
Tingkat pengangguran di Ibukota lebih rendah daripada tingkat pengangguran di
kota-kota lain.

1.6 Sektor Formal & Informal
SEKTOR INFORMAL
Mereka yang tidak bisa diklasifikasikan kedalam salah satu sektor di
Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia (KLUI), seperti, pemulung, pekerja
seks.
Orang-orang yang bekerja dilihat dari status pekerjaan:Berusaha sendiri,
Pekerja tidak dibayar, Berusaha dibantu buruh tidak tetap/tidak dibayar
Orang-orang yang cara kerjanya tidak teratur, tidak mempunyai hubungan
dengan perusahaan, waktu tidak teratur, tidak ada status hukum dari usaha
yang dijalankan
Menurut ILO :
Mereka yang terlibat dalam sektor informal pada umumnya miskin,
kebanyakan dalam usia kerja utama, pendidikan rendah, upah yang diterima
dibawah upah minimum, modal usaha rendah, memungkinkan mobilitas
vertikal.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 214

Menurut Keith Hart (Antropolog, 1970) Penghasilan dari sektor informal: sah
dan tidak sah.
Sah :
1. Keg. Primer dan sekunder
2. Usaha Tersier
3. Distribusi kecil-kecilan
4. Jasa Lain
5. Transaksi pribadi
Tidak sah
1. Jasa cth : pasar gelap
2. Transaksi, cth : copet

Ciri-ciri Sektor Informal di Indonesia :
a. Kegiatan usaha tidak terorganisasi dengan baik
b. Tidak memiliki izin usaha
c. Pola usaha tidak teratur
d. Usaha pemerintah membantu golongan lemah tidak sampai ke sektor ini
e. Unit usaha mudah keluar masuk dari satu sub-sektor ke sub-sektor lainnya
f. Teknologi primitif \
g. Modal kecil
h. Tidak diperlukan pendidikan formal
i. Unit usaha termasuk golongan one-man-enterprise
j. Sumber modal sendiri atau badan keuangan tak resmi
k. Hasil produksi umumnya dikonsumsi golongan masyarakat berpenghasilan
kecil dan menengah.

Ciri Akrivitas Informal
a. Mudah untuk di masuki
b. Bersandar pada sumberdaya lokal
c. Usaha milik sendiri
d. Kegiatannya dalam skala kecil
e. Padat karya dan teknologinya bersifat adaptif
f. Keterampilan dapat diperoleh dari luar sistem sekolah formal
g. Tidak terkena langsung oleh regulasi dan pasarnya bersifat kompetitif

Aktifitas sektor informal pada umumnya dikesampingkan, jarang didukung, bahkan
seringkali diatur oleh aturan yang ketat dan terkadang tidak diperhatikan oleh
pemerintah.Sektor informal saat ini berfungsi sebagai katup pengaman ketenaga kerjaan.

SEKTOR FORMAL
Ciri Aktifitas Sektor Formal :
a. Sulit untuk dimasuki
b. Sering bergantung pada sumber daya luar negeri
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 215

c. Pemilikannya patungan
d. Kegiatannya berskala luas
e. Padat modal dan sering kali menggunakan teknologi impor \
f. Membutuhkan keterampilan yang berasal dari sekolah formal, sering kali berasal dari
luar negeri
g. Pasar diproteksi (tarif, kuota dan izin dagang).
























DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 216

SOAL LATIHAN MIGRASI DAN URBANISASI

1. Berikut ini adalah tahapan teori transisi mobilitas oleh Wilbur Zelinski (1971) :
a. Tahap masyarakat tradisional Tahap awal masyarakat dalam transisi Tahap
akhir masyarakat dalam transisi Tahap masyarakat modern Tahap
masyarakat pasca industri
b. Tahap masyarakat awal Tahap awal masyarakat dalam transisi Tahap
akhir masyarakat dalam transisi Tahap masyarakat modern Tahap
masyarakat pasca industri
c. Tahap masyarakat tradisional Tahap awal masyarakat dalam transisi
Tahap akhir masyarakat dalam transisi Tahap masyarakat maju Tahap
masyarakat pasca industri
d. Tahap awal masyarakat dalam transisi Tahap pertengahan masyarakat dalam
transisi Tahap akhir masyarakat dalam transisi Tahap masyarakat maju
Tahap masyarakat pasca industri

2. Tabel Jumlah Penduduk Provinsi X Menurut Kabupaten/Kota

No Kabupaten /
Kota
Jumlah
Penduduk
1 A 100000
2 B 120000
3 C 5000
4 D 180000

Berapa Nilai Indeks Primasi dari Provinsi X tersebut?
a. 0,7
b. 0,6
c. 0,8
d. 0,9

3. Berikut yang bukan merupakan contoh perpindahan/pergerakan secara geografis
adalah .
a. Pipit merupakan warga kabupaten Bogor, namun ia bekerja di Jakarta. Setiap
pagi ia berangkat ke Jakarta untuk bekerja dan sore harinya ia kembali ke
rumahnya di Bogor.
b. Tika merupakan keluarga yang sangat sederhana dan kekurangan. Tika bekerja
sebagai penjual jamu. Suatu hari Tika mendapatkan undian berhadiah berupa
uang tunai sebesar 3 M. Kondisi tersebut menyebabkan keadaan keluarga Tika
berubah drastis. Sekarang keluarga Tika menjadi keluarga yang serba
berkecukupan.
c. Satu bulan yang lalu Ani tinggal di rumah kontrakan dekat kantornya. Namun
karena rumah yang ia bangun sudah selesai, maka Ani pindah ke rumah barunya.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 217

d. Adel bekerja di Bandung, namun ia memiliki keluarga di Cianjur. Sehingga
setiap satu minggu sekali Adel pulang ke Cianjur.






4. Berikut adalah pernyataan dari Ronald Skeldon:
- Terjadi dekonsentrasi penduduk perkotaan
- Penduduk perkotaan menyebar ke daerah perkotaan yang lebih kecil
- Terjadi peningkatan arus pekerja asing
- Mobilitas ulang-alik terjadi dengan pesat dan dilakukan oleh laki-laki maupun
perempuan tanpa mencolok
Penyataan diatas merupakan ciri dari ....
a. Masyarakat maju lanjut
b. Masyarakat mulai maju
c. Masyarakat maju super
d. Masyarakat transisi akhir

5. Dalam teori urbanisasi terdapat pull and push faktor. Yang termasuk faktor penarik
urbanisasiadalah.
a. Lahan pertanian yang menyempit
b. Memiliki impian yang kuat menjadi orang kaya
c. Pendidikan lebih tinggi dan berkualitas
d. Terbatas sarana dan prasarana

6. Ciri-ciri sistem kota yang baik di suatu negara/daerah adalah :
a. Arsitektur tata kota yang baik dan dinamis
b. Tidak adanya kota primasi
c. Terdapat banyak kota-kota parasit
d. Keteraturan infrastruktur baik pemerintahan, kesehatan dan pendidikan

7. Karyawan BPS Pusat yang dipindah tugaskan ke kantor BPS provinsi Jawa Tengah
merupakan salah satu contoh bentuk migrasi, yang disebut
a. Transmigrasi
b. Migrasi risen
c. Migrasi Terpaksa
d. Migrasi Internal

8. Rahmia pindah ke kota X karena:
- Adanya pekerjaan yang sesuai dengan minatnya
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 218

- Jika bekerja di Jakarta memiliki kesempatan punya gaji yang besar
- Dapat melanjutkan pendidikan ke bangku kuliah
- Ingin mencoba hidup dengan kultur yang berbeda
Pernyataan diatas merupakan :
a. Faktor yang berasal dari kota X
b. Sebab terjadinya migrasi
c. Ciri-ciri migrasi internal
d. Faktor yang berasal dari daerah asal Rahmia

9. Di Indonesia migrasi penduduk terkonsentrasi pada pulau Jawa yang menyebabkan :
a. Tidak berkembangnya daerah-daerah lainnya akibat banyaknya penduduk yang
bermigrasi
b. Kegiatan ekonomi, politik, industri yang terkonsentrasi di Pulau Jawa
menyebabkan ketimpangan pertumbuhan ekonomi
c. Meningkatnya urbanisasi di daerah lainnya
d. Memperkecil kesempatan peningkatan kesejahteraan hidup daerah diluar Pulau
Jawa

10. Jika diumpamakan dengan papan permainan dart/target anak panah, maka pusat kota
berada pada pusat papan dart, dengan garis-garis lingkaran yg mengelilinginya
berurutan adalah wilayah sub-urban. Kemudian diikuti dengan daerah urban dan yang
terakhir adalah daerah rural yang masing-masing memiliki sifat dan ciri tersendiri.
Deksripsi tersebut merupakan pola kota :
a. Pola Nukleasi
b. Pola Segresi
c. Pola Sentralisasi
d. Pola Desentralisasi

11. Yang bukan merupakan dampak dari urbanisasi adalah :
a. Makin banyak diusahakan adanya pendidikan kejuruan setingkat SLTP, SLTA
bahkan setingkat perguruan tinggi yaitu adanya program non gelar bagi mereka
yang ingin memiliki ilmu yang bisa dicapai dalam jangka studi yang pendek tetapi
sudah mendatangkan penghasilan
b. Banyak orang miskin yang tidak mempunyai tempat tinggal dan hidup di tempat-
tempat yang tersembunyi dengan keadaan lingkungan yang tidak sehat.
c. Pejabat-pejabat dinas pemerintah dinaikkan gaji dan tunjangannya mengikuti
proporsi jumlah penduduk pada wilayah kerjanya
d. Jumlah perluasan fisik kota ke arah daerah tepian atau pinggiran kota yang
menimbulkan permasalahan baru mengenai soal administratif pemerintahan.

12. Ada tiga komponen pertumbuhan penduduk. Yang bukan merupakan komponen
pertumbuhan penduduk adalah .
a. Urbanisasi
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 219

b. Fertilitas
c. Mortalitas
d. Migrasi

13. Berikut ciri-ciri kota :
1. Penentuan kota berdasarkan jumlah penduduk
2. Membagi struktur kota menjadi beberapa unsur
3. Dibidang ekonomi didominasi oleh sector non-agraris
4. Hubungan impersonal
5. Konstruksi material,relasi social, transportasi
Yang merupakan ciri-ciri kota menurut Hoekveld (1971) :
a. 1,3,5
b. 1,2,3,5
c. 1,3,4
d. 1,4,5

14. Lima hal yg digunakan untuk menentukan daerah urban kecuali :
a. Pembagian wilayah administrasi secara nasional berdasarkan sejarah & politik
b. Jumlah penduduk
c. Kegiatan ekonomi yg statis
d. Karakteristik khusus daerah perkotaan

15. Ukuran ketimpangan distribusi populasi dan wilayah atau Gini Consentration dari
negara X diproyeksi akan tetap di kisaran angka 0,4%, artinya :
a. Ketimpangan sempurna
b. Ketimpangan kurang sempurna
c. Pemerataan cukup baik penduduk pada wilayah-wilayah di Negara X
d. Pemerataan sempurna penduduk pada wilayah-wilayah di Negara X

16. Migrasi keluar angkatan kerja potensial berusia muda dan berpendidikan dari
pedesaan ke kota atau dari dalam negeri ke luar negeri yang cenderung membawa
dampak negatif daerah yg ditinggalkan disebut :
a. Diaspora
b. Braindrain
c. Remittanche
d. Migrasi Parsial

17. Teori urbanisasi menurut Sukamto Rekso Hadiprojo, Todaro, Polley, dan Thomas
adalah :
a. Terkait dengan PDRB per kapita
b. Terkait dengan Faktor Push and Pull
c. Terkait dengan transformasi spasial
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 220

d. Terkait dengan transformasi social

18. (1) Tahap masyarakat maju
(2) Tahap awal masyarakat dalam transisi
(3) Tahap masyarakat pasca industry
(4) Tahap masyarakat tradisional
(5) Tahap akhir masyarakat dalam transisi
Teori yang dinyatakan Wilbur Zelinski merupakan teori transisi mobilitas yang terdiri
atas lima tahapan, susunlah tahapan diatas sesuai dengan teori tersebut
a. (4)-(2)-(3)-(1)-(5)
b. (4)-(2)-(5)-(2)-(1)
c. (4)-(2)-(5)-(1)-(3)
d. (4)-(2)-(5)-(3)-(1)

19. Salah satu kebijakan publik untuk mengatasi arus urbanisasi yg membuat daerah asal
lebih menarik, disebut
a. Restraining
b. Diversionari
c. Kebijakan pintu tertutup/restricted
d. Yustis

20. Kota terdiri dari 3 hal. Salah satu unsur yang dinyatakan oleh Svend Riemer adalah
.
a. Ekonomi
b. Darah
c. Relasi sosial
d. Hukum

21. Apa yang dimaksud dengan transmigrasi?
a. Perpindaham yang terjadi antar negara
b. Perpindahan yang terjadi dalam suatu wilayah administratif
c. Perpindahan yang terjadi dari daerah ke ibukota
d. Perpindahan yang terjadi dari daerah padat penduduk ke daerah lain yang tidak
padat penduduk

22. Seseorang dikatakan sebagai migrant bila tempat tinggal waktu survey berbeda
dengan tempat tinggal waktu lahir merupakan salah satu criteria dari perhitungan
angka migrasi yang biasa disebut .
a. Total migration
b. Recent migration
c. Life time migration
d. Migration

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 221

23. Penyataan yang tidak sesuai dengan teori migrasi yang disampaikan oleh E. G.
Ravenstein adalah .
a. Penduduk kota lebih banyak bermigrasi dibandingkan penduduk desa
b. Arus migrasi terarah dari desa-kota kecil-kota besar
c. Wanita cenderung bermigrasi ke darah yang dekat
d. Setiap arus migrasi utama menimbulkan arus balik penggantiannya

24. Dalam penentuan daerah urban ada beberapa hal yang harus terpenuhi, kecuali .
a. Jumlah penduduk
b. Penyempitan wilayah
c. Kegiatan ekonomi yang menonjol
d. Pembagian administrasi secara nasional bedasarkan sejarah dan politik

25. Kekuatan yang mendorong seseorang untuk meninggalkan daerah asalnya disebut .
a. Kekuatan sentripetal
b. Dorongan daerah asal
c. Kekuatan sentrifugal
d. Dorongan pribadi

26. Berikut adalah penyataan yang salah mengenai cirri pengangguran di kota adalah .
a. Laki-laki banyak menganggur dibandingkan perempuan mendominasi
b. Pendidikan menengah mendominas pengangguran
c. Pengangguan di ibukota lebih rendah dibandingkan pengangguran di kota lain
d. Kelompok usia muda

27. Defenisi sektor informal menurut ILO
a. Mereka yang terlibat dalam sector informal pada umumnya miskin, kebanyakan
dalam usia kerja utama, pendidikan rendah, upah yang diterima dibawah upah
minimum, modal usaha rendah, memungkinkan mobilitas vertical.
b. Mereka yang tidak terklasifikasikan dalam Klasifikasi Lapangan Usaha Indonesia
(KLUI)
c. Mereka yang bekerja dilihat dari status pekerjaan
d. Mereka yang cara bekerjanya tidak teratur, tidak memepunyai hubungan dengan
perusahaan, waktu tidak teraktur, tidak ada status hokum dari usaha yang
dijalankan.

28. Dalam keputusan bermigrasi terdapat tiga faktor penting, salah satunya adalah faktor
pribadi yang dinyatakan oleh Elspeth Young. Berikut yang bukan merupakan faktor
pribadi yang dinyatakan oleh Elspeth Young adalah .
a. Keinginan/ambisi memperoleh materi lebih atau gaya hidup yang berbeda
b. Kerabat atau saudara yang lebih dahulu pindah di tempat tujuan
c. Pengetahuan yang didapat dari kesempatan yang ada ditempat asal/lain yang merik
individu untuk migrasi
d. Ada pekerjaan yang cocok
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 222


29. (1) Usaha milik sendiri
(2) Padat karya dan teknologinya bersifat adaptif
(3) Pasar diproteksi
(4) Bersandar pada sumber daya local
dari pernyataan diatas, yang merupakan cirri aktivitas formal adalah .
a. (1)
b. (2)
c. (3)
d. (4)

30. Urbanism berkaitan dengan
a. Cara hidup manusia di wilayah urban
b. Wilayah urban
c. Bidang perdagangan
d. Bidang kesehatan






















DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 223

JAWABAN SOAL URBANISASI & MIGRASI

1. J awaban C
Wilbur Zelinski (1971) tentang Teori Transisi Mobilitas :
- Tahap masyarakat tradisional, dimana mobilitas permenen dan mobilitas sikuler
sangat sedikit dan terbatas
- Tahap awal masyarakat dalam transisi yaitu terjadi mobilitas dari desa ke kota
secara besar-besaran, kolonisasi dan mungkin disertai adanya imigran dari luar
serta ditandai dengan sirkulasi yang meningkat
- Tahap akhir masyarakat dalam transisi adalah tipe perpindahan tradisional seperti
mobilitas desa kota secara berangsur-angsur menurun, kolonisasi dan emigran
berjalan lambat, tetapi berbagai bentuk mobilitas meningkat baik volume maupun
kompleksitasnya
- Tahap masyarakat maju, dimana mobilitas permanen sudah mencapai titik puncak,
migrasi desa kota secara tetap berlangsung dengan volume dan intensitasnya
menurun, mobilitas intra dan antar kota meningkat
- Tahap masyarakat pasca industri ditandai oleh menurunnya mobilitas permanen
karena meningkatnya komunikasi dan mobilitas yang terjadi bersifat intra atau
antar kota serta mobilitas sirkulasi semakin meningkat

2. C. 0.8
Pembahasan :
Rumus Indeks Primasi :


PI = 180000/(120000+100000+5000)
PI = 0,8

3. J awaban : B
Perpindahan secara geografis/horizontal terbagi menjadi dua, yaitu :
- Mobilitas Permanen (Migrasi)
Mobilitas yang melintasi batas administratif (migrasi internal), batas
politik/negara (migrasi internasional), terkait dengan perubahan tempat tinggal,
serta lamanya tinggal lebih dari 6 bulan (sesuai konsep penduduk) 2 3 4
- Mobilitas Non-Permanen
- Sirkuler (gerak kembali ke tempat asal)
Tidak berniat menetap di daerah tujuan (niat kembali). Dengann rentang
waktunya 1 minggu kurang dari 6 bulan
- Komuter
Apabila rutin beraktifitas melintasi batas administratif, dengan waktu kurang
dari 24 jam meninggalkan tempat tinggal

4. J awaban : A
Ronald Skeldon (1990) tentang Teori Transisi Mobilitas :
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 224

- Masyarakat pratransisi dimana sebagian besar mobilitas yang terjadi merupakan
mobilitas non permanen walaupun begitu tidak harus mobilitas jangka pendek dan
terjadi pula mobilitas permanen dalam bentuk kolonisasi ataupun pembukaan daerah
pertanian baru
- Masyarakat transisi awal ditandai percepatan dalam mobilitas non permanen ke
perkotaan, daerah perkebunan, daerah pertambangan yang bermanfaat untuk
mendukung pembangunan pedesaan sehingga terjadi peningkatan pesat dalam
mobilitas ke daerah baru. Juga terlihat adanya migrasi dari kota kecil ke kota
menengah dengan tujuan utama ke kota besar, hingga terjadi stagnasi pada
pertumbuhan kota kecil dan menengah
- Masyarakat transisi menengah ditandai terlihat adanya migrasi dari daerah yang
berdekatan dengan kota ke kota besar itu sendiri. Migrasi ini menyebabkan stagnasi
pada daerah sekitar kota besar tesebut. Mobilitas dari desa ke desa menurun dan
mobilitas dari kota ke kota meningkat disertai dengan mobilitas perempuan
- Masyarakat transisi akhir ditandai dengan munculnya megacity, mobilitas desa
kota meningkat dengan kota-kota besar sebagai tujuan utama. Migrasi tidak lagi
bertahap, dari desa langsung menuju kota besar. Akibatnya proporsi penduduk
pedesaan menurun.
- Masyarakat mulai maju, dimana angka urbanisasi telah melampaui limapuluh
persen dan mobilitas desa kota mulai turun. Mulai terjadi suburbanisasi dan
dekonsentrasi perkotaan (peningkatan mobilitas kota besar ke daerah sekelilingnya
dan penyebaran pertumbuhan penduduk perkotaan). Mobilitas non permanen
terutama mobilitas ulang alik lebih meningkat.
- Masyarakat maju lanjut, ditandai terjadinya dekonsentrasi penduduk perkotaan.
Penduduk perkotaan menyebar kedaerah perkotaan yang lebih kecil dan terjadi
peningkatan arus pekerja asing terutama migran dari negara tahap empat. Mobilitas
ulang-alik terjadi dengan pesat dan dilakukan oleh laki-laki maupun perempuan tanpa
perbedaan mencolok.
- Masyarakat maju super ditandai adanya teknologi tinggi termasuk teknologi
informasi. Bahwa mobilitas permanen berkurang dan mobilitas non permaen
terutama mobilitas ulang alik meningkat. Sistem komunikasi mengantikan sistem
transportasi, orang tak perlu lagi berpindah tempat untuk dapat saling berkomunikasi.

5. J awaban :B
Pull and Push Faktor
- Faktor Penarik Urbanisasi : Kehidupan kota yang lebih modern, Sarana dan
prasarana kota lebih lengkap, Banyak lapangan pekerjaan di kota, Pendidikan
sekolah dan perguruan tinggi lebih baik dan berkualitas.
- Faktor Pendorong Urbanisasi : Lahan pertanian semakin sempit, Merasa tidak
cocok dengan budaya tempat asalnya, Menganggur karena tidak banyak lapangan
pekerjaan di desa, Terbatasnya sarana dan prasarana di desa, Diusir dari desa asal,
Memiliki impian kuat menjadi orang kaya.

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 225

6. J awaban : B
Sistem perkotaan yang baik di suatu negara/daerah ditandai dengan:
- terdapatnya distribusi kota-kota yang harmonis (tidak ada kota primasi) dan
- terdapat pertumbuhan kota yang seimbang dan sehat (tidak terdapat kota-kota
parasit)

7. J awaban : D
- Migrasi Internal = perpindahan yang terjadi dalam satu negara, misalnya
antarpropinsi, antar kota/kabupaten, migrasi perdesaan ke perkotaan atau satuan
administratif lainnya yang lebih rendah daripada tingkat kabupaten, seperti
kecamatan, kelurahan dan seterusnya. Jenis migrasi yang terjadi antar unit
administratif selama masih dalam satu Negara

8. J awaban : A
CUKUP JELAS

9. J awaban : B
Di Indonesia, arus migrasi masih menuju provinsi-provinsi di pulau Jawa. Dan sampai
saat ini, urbanisasi di kota-kota besar di Jawa terus berlangsung.
Migrasi Penduduk menyebabkan :
- Pertumbuhan ekonomi tinggi
- Meningkatnya investasi asing, investasi swasta pada proyek-proyek
infrastruktur

10. J awaban : B
- Pola sentralisasi adalah pola persebaran kegiatan kota yang cenderung berkumpul
atau berkelompok pada satu daerah atau wilayah utama. Area utama tersebut
merupakan daerah yang ramai dikunjungi serta dilewati oleh banyak orang pada
pagi, siang, dan sore hari namum sunyi di malam hari
- Pola desentralisasi adalah pola persebaran kegiatan kota yang cenderung menjauhi
titik pusat kota atau inti kota sehingga dapat membentuk suatu inti / nukleus kota
yang baru.
- Pola nukleasi adalah pola persebaran kegiatan kota yang mirip dengan pola
penyebaran sentralisasi namun dengan skala ukuran yang lebih kecil di mana inti
kegiatan perkotaan berada di daerah utama.
- Pola segresi adalah pola persebaran yang saling terpisah-pisah satu sama lain
menurut pembagian sosial, budaya, ekonomi, dan lain sebagainya. Dan jika kita
umpamakan dengan papan permainan dart atau papan target anak panah, maka pusat
kota berada pada pusat papan dart atau papan target anak panah dan begitu
seterusnya garis-garis lingkaran yang mengelilinginya berurutan adalah wilayah sub
urban atau sub urban, kemudian diikuti dengan daerah urban dan yang terakhir
adalah daerah rural yang masing-masing memiliki sifat dan ciri-ciri tersendiri.
11. J awaban : C
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 226

Urbanisasi memiliki dampak terhadap berbagai sektor kehidupan antara lain :
- Dalam sektor ekonomi, struktur ekonomi menjadi lebih bervariasi, bermacam-
macam usaha di bidang transportasi, perdagangan dan jasa timbul dari mereka yang
bermodal besar, terutama timbulnya kegiatan di sektor informal
- Perkembangan di bidang wiraswasta juga nampak meluas, misalnya saja peternakan
telur ayam, peternakan telur bebek, dan lain-lain serta kegiatan di bidang kerajinan
tangan untuk kepentingan pariwisata dan masih banyak lagi
- Dalam bidang pendidikan makin banyak diusahakan adanya pendidikan kejuruan
setingkat SLTP, SLTA bahkan setingkat perguruan tinggi yaitu adanya program non
gelar bagi mereka yang ingin memiliki ilmu yang bisa dicapai dalam jangka studi
yang pendek tetapi sudah mendatangkan penghasilan
- Jumlah perluasan fisik kota ke arah daerah tepian atau pinggiran kota yang
menimbulkan permasalahan baru mengenai soal administratif pemerintahan

12. J awaban : A
Yang merupakan komponen pertumbuhan penduduk adalah fertilitas, mortalitas, dan
migrasi.
.
13. J awaban : C
- Morfologi : Perbandingan bentuk fisik kota dengan fisik perdesaan
- Jumlah penduduk :Penentuan kota diukur berdasarkan jumlah penduduknya :
Kota Kecil (20.000-50.000 jiwa), Kota sedang (50.000-100.000), Kota Besar
(100.000-1.000.000), Kota metropolitan (1.000.000-10 juta); Kota megapolitan
(11 Juta jiwa atau lebih)
- Hukum : Pengertian kota dikaitkan dengan adanya hak-hak hukum tersendiri bagi
penghuninya
- Ekonomi :Sebagian besar penduduk bekerja pada sektor non-agraris, seperti
industri,perdagangan dan jasa
- Sosial : Hubungan impersonal (antara penduduk secara sosial)

14. J awaban : C
CUKUP JELAS

15. J awaban : C
CUKUP JELAS

16. J awaban :B
Diaspora
Diaspora merupakan perpindahan atau penyebaran orang-orang secara sukarela atau
terpaksa dari kampung, kota, bahkan negara atau halaman tempat dilahirkan ke
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 227

daerah-daerah jarang penduduk yang mau dijajah dan semua terjadi hanya demi fokus
pembangunan Politik, dan Ekonomi bukan pada pembangunan manusianya
Istilah diaspora(bahasa Yunani kuno , penyebaran atau penaburan benih)
digunakan untuk merujuk kepada bangsa atau penduduk etnis manapun yang terpaksa
atau terdorong untuk meninggalkan tanah air etnis tradisional mereka; penyebaran
mereka di berbagai bagian lain dunia, dan perkembangan yang dihasilkan karena
penyebaran dan budaya mereka
Hubungan Diaspora dengan Migrasi :
Diaspora merupakan perpindahan atau penyebaran penduduk atau orang-orang dari
daerah asal ke daerah lain (tujuan) sehingga diaspora memiliki hubungan yang sangat
erat dengan migrasi atau dapat dikatakan migrasi terjadi karena proses diaspora.
Orang-orang yang termasuk diaspora dapat dikatakan sebagai migran karena orang-
orang tersebut melakukan perpindahan dengan tujuan untuk menetap dari suatu
tempat ke tempat lain melewati batas administratif (migrasi internal) atau batas
politik/negara (migrasi internasional).
Contoh :
Diaspora Asia Tenggara mencakup jutaan orang di Suriname, Afrika Selatan,
Trinidad, dan Tobago, Guyana, Jamaika, Mauritius, Fiji, Singapura, Malaysia dan
negara-negara lainnya yang meninggalkan India Britania pada abad ke-19 dan awal
abad ke-20, serta jutaan orang yang telah pindah ke Australia, Kanada, Selandia Baru,
Amerika Serikat, Britania Raya danUni Emirat Arab dalam beberapa dasawarsa
terakhir
Braindrain
Brain drain didefinisikan sebagai perpindahan sejumlah Sumber Daya Manusia
(SDM) berkualitas dari daerah asalnya menuju daerah lain yang lebih maju. Misalnya
para dokter terlatih, para teknisi berpengalaman, para mahasiswa terbaik, dan para
pakar IPTEK
Contoh :
Pada jaman Orde Baru Soeharto ketika banyaknya mahasiswa berprestasi yang
dikirim belajar ke luar negara atas inisiatif B.J. Habiebie (ketika itu menjabat Menteri
Riset dan Teknologi), banyak yang tidak kembali lagi ke tanah air.Tahun 1990-an,
ketika Habibie memulai mengirimkan para remaja potensial lulusan SMA ke LN,
brain drainer dari Indonesia pun melonjak.Tahun 1990-an US mengalami masa
keemasan ekonomi.Gaji tinggi dan berbagai insentif ditawarkan bagi SDM imigran
yang ahli dan berprestasi yang dapat berkontribusi besar bagi kemajuan negeri Paman
Sam ini. Tentu ini juga berlaku bagi para mahasiswa Indonesia di sana. Ketika krisis
multidimensional terjadi pada tahun 1998, banyak mahasiswa yang sudah lulus
sekolah lebih bertahan memilih di LN.
Remitans
Remitans menurut Curson (1981) merupakan pengiriman uang, barang, ide-ide
pembangunan dari perkotaan ke pedesaan dan merupakan instrumen penting dalam
kehidupan sosial ekonomi suatu masyarakat. Dari segi ekonomi keberadaan remitan
sangatlah penting karena mampu meningkatkan ekonomi keluarga dan juga untuk
kemajuan bagi masyarakat penerimanya
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 228

Remitan dalam konteks migrasi di negara-negara sedang berkembang merupakan
bentuk upaya migran dalam menjaga kelangsungan ikatan sosial ekonomi dengan
daerah asal, meskipun secara geografis mereka terpisah jauh. Selain itu, migran
mengirim remitan karena secara moral maupun sosial mereka memiliki tanggung
jawab terhadap keluarga yang ditinggalkan (Curson,1983)
Contoh :
TKI Indonesia di Arab Saudi mengirimkan uang hasil kerjanya kepada keluarga di
kampung halamannya.
Migrasi parsial
adalahmigrasi ke suatu daerah tujuan dari suatu daerah asal, atau dari suatu daerah
asal ke suatu daerah tujuan.

17. J awaban : A
Terkait dengan PDRB Per Kapita
Teori Urbanisasi menurut Sukamto Rekso Hadiprojo & Todaro & Tolley dan
Thomas:
Terdapat kaitan antara urbanisasi dan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) per
kapita. Namun demikian hubungan bahwa tingkat urbanisasi tinggi akan berhubungan
dengan PDRB yang tinggi tidak jelas terlihat untuk provinsi-provinsi di Indonesia.

18. J awaban : C
SUDAH JELAS

19. J awaban : A
CUKUP JELAS

20. J awaban : C
Menurut Svend Riemer, kota terdiri dari tiga hal, yaitu konstruksi material, relasi
sosial, dan transportasi.

21. J awaban : D
CUKUP JELAS

22. J awaban : C
Perhitungan angka migrasi biasanya didasarkan pada tiga kriteria :
1. Life time migration(migrasi seumur hidup) yang menyatakan bahwa seseorang
dikatakan sebagai migran bila tempat tinggal waktu survei berbeda dengan tempat
tinggal waktu lahir
2. Recent migration(migrasi risen)yang menyatakan bahwa seseorang dikatakan
sebagai migran bila tempat tinggal waktu survei berbeda dengan tempat tinggal lima
tahun sebelum survei.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 229

3. Total migration (migrasi total), yang menyatakan bahwa seseorang dikatakan
sebagai migran bila dia pernah bertempat tinggal di tempat yang berbeda dengan
tempat tinggal waktu survei.

23. J awaban :A
E.G. Ravenstein (1885, dalam Todaro 1969) tentang tingkah laku migrasi :
- Migrasi dan jarak, artinya : a) migran jarak dekat disebabkan karena
keterbatasan transportasi, teknologi, dan informasi; b) migran jarak jauh lebih
tertuju ke pusat-pusat perdagangan dan industri yang penting karena informasi
tentang kesempatan kerja banyak terdapat di kota.
- Migrasi bertahap yaitu arus migrasi terarah dari desa-kota kecil-kota besar.
- Arus migrasi utama dan arus balik, artinya setiap arus migrasi utama
menimbulkan arus balik penggantiannya, baik dalam bentuk komuter atau
sirkuler.
- Perbedaan antara desa dan kota mengenai kecenderungan melakukan migrasi.
Dimana penduduk kota lebih sedikit bermigrasi dibandingkan dengan
penduduk desa.
- Wanita lebih suka bermigrasi ke daerah yang dekat.
- Migrasi dan teknologi, artinya bahwa meningkatnya sarana perhubungan,
perkembangan industri dan perdagangan akan meningkatkan migrasi.
- Motif ekonomi merupakan dorongan utama orang melakukan migrasi.
- Adanya kecenderungan pola migrasi non permanen, khususnya mobilitas
ulang alik. Dalam situasi ekonomi yang terus berkembang dan disertai dengan
meningkatnya sarana dan prasarana transportasi yang semakin baik, arus
mobilitas penduduk cenderung menunjukkan gerak yang sifatnya berulang-
ulang. Sifat berulang ini dapat terjadi dalam limit waktu yang pendek sekali,
misalnya dalam jangka waktu satu hari.

24. J awaban :B
Lima hal yg digunakan untuk menentukan daerah urban :
- Pembagian wilayah administrasi secara nasional berdasarkan sejarah & politik
- Jumlah penduduk
- Satuan wilayah setempat
- Karakteristik khusus daerah perkotaan kegiatan ekonomi yg menonjol

25. J awaban : C
CUKUP JELAS

26. J awaban :A
CIRI-CIRI PENGANGGURAN DI KOTA
- Komposisi berdasarkan jenis kelamin (Pr>Lk)
- Komposisi berdasarkan umur (kel usia muda)
- Tingkatan pendidikan (Pendidikan menengah)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 230

- Tingkat pengangguran di Ibukota lebih rendah daripada tingkat pengangguran di
kota-kota lain.
27. J awaban : A
Sector informal menurut ILO :
Mereka yang terlibat dalam sektor informal pada umumnya miskin, kebanyakan
dalam usia kerja utama, pendidikan rendah, upah yang diterima dibawah upah
minimum, modal usaha rendah, memungkinkan mobilitas vertikal.

28. J awaban : D
Stay)
- Karakteristik demografi: umur, jenis kelamin, peran dalam keluarga /lingkungan
- Keahlian yang dimiliki: pendidikan/kemampuan
- Pengetahuan yang didapat dari kesempatan yg ada ditempat asal/lain yg menarik
individu tsbt untuk pindah
- Keinginan/ambisi memperoleh materi lebih/gaya hidup yg berbeda
- Kerabat dan saudara yg lebih dahulu pindah di tempat tujuan

29. J awaban : C
Ciri Aktifitas Sektor Formal :
- Sulit untuk dimasuki
- Sering bergantung pada sumber daya luar negeri
- Pemilikannya patungan

- Kegiatannya berskala luas
- Padat modal dan sering kali menggunakan teknologi impor
- Membutuhkan keterampilan yang berasal dari sekolah formal, sering kali berasal
dari luar negeri
- Pasar diproteksi (tarif, kuota dan izin dagang)

30. J awaban : A
CUKUP JELAS










DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 231


























SUSAHNYA MENGGAPAI
CITA-CITA
Oleh Kholifah Syahrotul H

dirinya
Engkau terbangun dari
tidurmu
Kau persipkan masa
depanmu
Untuk dapat merubah hidup

Meski...
Lebih dari satu sungai kau
sebrangi
Kau melangkah maju
Dengan wajah ceriamu

Saat siang beranjak
keperaduan
Kau pulang membawa masa
depanmu
Meski...
Tetes demi tetes
Keringat berjatuhan
Kau pantang akan
kekalahan
Dan terus berjuang
Meski...
Halang rintang datang
menerjang
Advertisement

SUSAHNYA MENGGAPAI
CITA-CITA
Oleh Kholifah Syahrotul H

Saat senja menampakan
dirinya
Engkau terbangun dari
tidurmu
Kau persipkan masa
depanmu
Untuk dapat merubah hidup

Meski...
Lebih dari satu sungai kau
sebrangi
Kau melangkah maju
Dengan wajah ceriamu

Saat siang beranjak
keperaduan
Kau pulang membawa masa
depanmu
Meski...
Tetes demi tetes
Keringat berjatuhan
Kau pantang akan
kekalahan
Dan terus berjuang
Meski...
Halang rintang datang
menerjang

Successful people live well, laugh often, and love
much. They've filled a niche and accomplished
tasks so as to leave the world better than they
found it, while looking for the best in others, and
giving the best they have.

R alph Waldo Emerson ~
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 232



CHAPTER 1
KESEHATAN REPRODUKSI














Secara etimologi, re = kembali, produksi = membuat atau menghasilkan
Jadi, reproduksi memiliki arti suatu proses kehidupan manusia dalam
menghasilkan keturunan demi kelestarian hidup.
Reproduksi memiliki dua rumusan persoalan : reproduksi biologi dan sosial.

- Reproduksi biologi berkaitan dengan seksualitas untuk melakukan regenerasi
misalnya melahirkan anak, perempuan melakukan hubungan dengan laki-laki
sebagai bagian dari reproduksi biologis.
- Reproduksi sosial adalah fungsi seksualitas yang berhubungan dengan peran sosial.
Definisi Kesehatan Reproduksi (WHO,1992;Family and Reproductive Health) adalah
suatu keadaan kesehatan yang sempurna baik secara fisik, mental, dan sosial serta
bukan semata-mata terbebas dari penyakit/kecacatan dalam segala aspek yang
berhubungan dengan sistem reproduksi, fungsi serta prosesnya.
Kartono (1995), cakupan kesehatan reproduksi :
1. Kesehatan masa remaja, secara biologis kehidupan seksualnya mulai aktif dan
mengalami haid bagi wanita
FERTILITAS DAN MORTALITAS
Kesehatan
Reproduksi
Definisi Reproduksi
Rumusan Persoalan
Definisi Kesehatan
Reproduksi
Proses Reproduksi
Tujuan Program
Kesehatan
Reproduksi
Syarat Reproduksi
Sehat
Reproduksi Biologi
Reproduksi Sosial
WHO (1992:Family and
Reproduktive Health)
Cakupan Kesehatan
Reproduksi
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 233

2. Kesehatan pada masa usia subur, pada waktu hamil dan tidak sedang hamil
3. Kesehatan pada masa menopause
Proses reproduksi adalah praktek-praktek yang dilakukan oleh individu atau pasangan
usia subur yang meliputi persetubuhan, pembuahan (conseption), dan kehamilan
(pregnancy/gestasion)
Tujuan utama/umum program kesehatan reproduksi adalah meningkatkan kesadaran
kemandirian wanita dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya, termasuk
kehidupan seksualitasnya, sehingga hak-hak reproduksinya dapat terpenuhi yang pada
akhirnya menuju peningkatan kualitas hidupnya.
Dari tujuan umum tersebut dapat dijabarkan 4 tujuan khusus, yaitu :
1. Meningkatnya kemandirian wanita dalam memutuskan peran dan fungsi
reproduksi
2. Dukungan yang menunjang wanita untuk membuat keputusan yang berkaitan
dengan proses reproduksi
3. Meningkatnya peran dan tanggung jawab sosial pria terhadap akibat dari perilaku
seksual kepada kesehatan dan kesejahteraan pasangan dan anak-anaknya
4. Meningkatkan hak dan tanggung jawab sosial wanita dalam menentukan kapan
hamil, jumlah anak, dan jarak kehamilan.
Pengetahuan kesehatan reproduksi adalah pengetahuan dasar tentang kondisi sehat
dari fungsi, sistem, dan alat reproduksi.
Prasyarat reproduksi sehat (fisik, mental, sosial) :
1. Tidak ada kelainan anatomis dan fisiologis, diantaranya : rongga pinggul cukup
(perempuan), testis baik (laki-laki), kelenjar endokrin/hormon baik.
2. Perempuan hamil memerlukan jaminan untuk dapat melewati masa tersebut
dengan aman,
3. Landasan psikis yang memadai yaitu perkembangan emosi baik.
4. Bebas dari kelainan/penyakit yang langsung/tidak langsung mengenai organ
reproduksi, seperti infeksi menular seksual, gangguan hormonal dan dampak
pencemaran lingkungan.
Empat faktor yang dapat berdampak buruk bagi kesehatan reproduksi yaitu faktor
sosial-ekonomi dan demografi, faktor budaya dan lingkungan, faktor psikologis, dan
faktor biologis.












DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 234



CHAPTER 2
PERILAKU SEKSUAL

















Perilaku seksual merupakan perilaku yang muncul karena adanya dorongan seksual
atau kegiatan mendapatkan kesenangan organ seksual melalui berbagai perilaku
(Wahyudi, 2000)
Konsep Seksualitas
- Zawid (1994), kata seks sering digunakan dalam dua hal, yaitu :
1. Aktivitas seksual genital
2. Sebagai label jender (jenis kelamin)
- Michael (1984) membagi sikap dan keyakinan individu tentang seksualitas
menjadi tiga kategori, yaitu :
1. Tradisional : keyakinan keagamaan selalu dijadikan pedoman bagi perilaku
seksual mereka. Dengan demikian, homoseksual, aborsi dan hubungan seks
pranikah dan di luar nikah selalu dianggap sebagai sesuatu yang salah.
2. Relasional : berkeyakinan bahwa seks harus menjadi bagian dari hubungan
saling mencintai, tetapi tidak harus dalam ikatan pernikahan.
Perilaku Seksual
Konsep Seksualitas
Dimensi Seksualitas
Davis and Blake (1956) Teori
Intermediate Variable
Teori Proximate
Determinant Bongaarts
and J.Potter
Variabel Ekspresi
Seksual
Zawid (1994)
Michael (1984)
Myles (1993)
WHO (1975)
Variabel Hubungan
Kelamin (Intercourse
Variable)
Variabel Pembuahan
(Conception Variabel)
Variabel Kehamilan
(Gestation Variable)
Transeksual
Transvetit
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 235

3. Rekreasional : menyatakan bahwa kebutuhan seks tidak ada kaitannnya
dengan cinta.
- Myles (1993) : seksualitas merupakan sebuah proses yang berlangsung secara
terus menerus sejak seorang bayi lahir sampai meninggal, sebuah proses yang
memperlihatkan hubungan erat antara aspek fisik (sistem reproduksi) dengan
aspek psikis dan sosial yang muncul dalam bentuk perilaku, serta merupakan
bagian integral dari kehidupan manusia.
- WHO (1975) mendefinisikan kesehatan seksual sebagai pengintegrasian aspek
romatik, emosional, intelektual, dengan cara yang positif, memperkaya dan
meningkatkan kepribadian, komunikasi, dan cinta.
Dimensi Seksualitas
Perry & Potter (2005) dimensi seksualitas :
1. Dimensi Sosiokultural
Seksualitas dipengaruhi oleh norma dan peraturan kultural yang menentukan
apakah perilaku yang diterima di dalam kultur.
2. Dimensi Agama & Etik
Seksualitas juga berkaitan dengan standar pelaksanaan agama dan etik.
3. Dimensi Psikologis
Seksualitas bagaimana pun mengandung perilaku yang dipelajari. Apa yang sesuai
dan dihargai dipelajari sejak dini dalam kehidupan dengan mengamati perilaku
orangtua.
4. Dimensi Biologis
Seksualitas berkaitan dengan pebedaan biologis antara laki-laki dan perempuan
yang ditentukan pada masa konsepsi.
Dasar teori menurut Kingsley Davis dan Judith Blake (1956), bahwa variabel yang
langsung mempengaruhi fertilitas disebut variabel antara / intermediate variable,
yaitu :
1. Variabel hubungan kelamin (intercourse variable), meliputi :
- Umur mulai hubungan kelamin
- Selibat permanen (pantang berhubungan seksual)
- Lamanya status kawin
- Abstinensi sukarela (sengaja tidak melakukan hubungan kelamin)
- Abstinensi terpaksa (tidak memungkinkan melakukan hubungan kelamin,
seperti karena sakit, hamil atau suami jauh)
- Frekuensi senggama
2. Variabel pembuahan (Conception Variable)
- Fekunditas/infekunditas oleh hal-hal yang tidak disengaja
- Pemakaian alat kontrasepsi
- Fekunditas/infekunditas oleh faktor-faktor yang disengaja seperti sterilisasi
3. Variabel kehamilan (Gestation variable)
- Mortalitas janin karena faktor-faktor yang disengaja (misal aborsi)
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 236

- Mortalitas janin karena faktor-faktor yang tidak disengaja (misal
keguguran)
Dari 11 variabel tersebut, Bongaarts (1978,1980) dan J.Potter (1983)
mengidentifikasikan variabel yang mudh dioperasionalkan. Teorinya dikenal sebagai
faktor-faktor penentu fertilitas/Proximate Determinant, yaitu :
1. Pola perkawinan
2. Pemakaian kontrasepsi dan efektivitasnya
3. Aborsi sengaja
4. Post-partum infecundability, termasuk pola menyusui
5. Frekuensi senggama
6. Aborsi tidak sengaja
7. Sterilitas
Variasi dalam ekspresi seksual :
a. Transeksual : orang yang identitas seksual atau jendernya berlainan dengan seks
biologisnya. Seorang pria mungkin berpikir tentang dirinya sebagai seorang
wanita dalam tubuh pria, atau seotang wanita mungkin menggambarkan dirinya
sebagai pria yang terperangkap dalam tubuh wanita. Perasaan terperangkap ini
disebut juga disforia jender.
b. Transvetit : pria heteroseksual secara periodik berpakaian seperti wanita untuk
pemuasan psikologis dan seksual.


CHAPTER 3
PENYIMPANGAN SEKSUAL













Penyimpangan
Seksual
Teori
Penyebab
Pengertian
Dampak
Jenis
Tangri,Burt dan
Johnson
Farley
Aspek Medis
Aspek Sosial-
Psikologis
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 237


Penyimpangan seksual adalah aktvitas seksual yang ditempuh seseorang untuk
mendapatkan kenikmatan seksual dengan tidak sewajarnya.
Penyebab terjadinya kelainan ini bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti
pengalaman sewaktu kecil, dari lingkungan pergaulan, dan faktor genetik.
Teori mengenai penyimpangan seksual
1. Tangri, Burt, dan Johnson : mengkategorikan tiga teori dalam menganalisis
pelecehan seksual, yaitu teori biologis/alamiah, teori sosiokultural, dan teori
organisasional.
2. Farley : sex-role spillover bahwa laki-laki dan perempuan dibesarkan sedemikian
rupa dalam suatu ekspektasi sosiokultural yang mereka pada tumbuhnya
karakteristik feminim pada perempuan dan maskulin pada laki-laki.
Dampak penyimpangan seksual :
1. Aspek medis : penyakit menular seksual, infeksi alat reproduksi, HIV, dll.
2. Aspek sosial-psikologis : rendahnya kualitas mental, kualitas kesehatan
reproduksi, kualitas keberfungsian keluarga, kualitas ekonomi keluarga, kualitas
pendidikan, kualitas partisipasi dalam pembangunan.
Beberapa jenis penyimpangan seksual : homoseksual, sadomasokisme,
ekshibisionisme, voyeurisme, fetishisme, pedophilia, bestially, sodomi, zoophilia,
dsb.


CHAPTER 4
KEHAMILAN











Hamil : mengandung janin dalam rahim, karena sel telur dibuahi spermatozoa.
Kehamilan : hal atau keadaan hamil (Kamus Besar Bahasa Indonesia)
Kehamilan
Pengertian
Konsepsi/Fertil
itas
Migrasi
Proses
Kehamilan
Ovulasi
Nidasi/Implant
asi
Tumbuh
Kembang
3 Triwulan
Kehamilan
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 238

Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embrio atau fetus di dalam
tubuhnya.
Istilah medis kehamilan :
- Gravida adalah seorang ibu yang sedang hamil.
- Primigravida adalah seorang ibu yang sedang hamil untuk pertama kali.
- Multigravida adalah seorang ibu yang hamil lebih dari 1 sampai 5 kali.


Proses kehamilan meliputi proses :
1. Ovulasi : proses pelepasan ovum. Selama masa subur yang berlangsung 20-35
tahun hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi
ovulasi.
2. Migrasi antara spermatozoa dan ovum di tuba fallopi
3. Konsepsi/fertilitas yakni pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa dan
pertumbuhan zigot
4. Nidasi atau implantasi pada uterus : menempel ke dinding rahim.
5. Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm
Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu :
1. Triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,
2. Triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai ke-6,
3. Triwulan ketiga dari bulan ke- 7 sampai ke-9 (Adriaansz, Wiknjosastro dan
Waspodo, 2007. p. 89).

CHAPTER 5
HIV/AIDS











HIV/AIDS
Riwayat
Perjalanan/Masa
Inkubasi HIV
Cara Masuk & Cara
Kerja Virus HIV
Pengertian
Definisi AIDS
Media Penularan
& Penyebaran
Masa Jendela
Masa Tanpa
Gejala
Masa Dengan
Gejala
Stadium AIDS
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 239


AIDS (Acuirade Immune Deficiency Syndrome) atau juga disebut sindrom cacat
kekebalan tubuh dapatan, merupakan kumpulan gejala penyakit akibat menurunnya sistem
kekebalan tubuh oleh virus bernama HIV (Human Immunodeficiency Virus). Virus
merupakan partikel yang sangat kecil dibandingkan bakteri. Virus berukuran 10-400 nm. HIV
merupakan virus yang menyebabkan AIDS dengan cara menyerang dan merusak sistem
kekebalan tubuh. Bentuknya bulat, mempunyai diameter lebih kurang 100 angstrom unit atau
sama dengan sepersepuluh ribu milimeter dimana hanya akan menempel pada sel yang
memiliki kesamaan membran dengannya. Dimana pada manusia biasanya menemple pada sel
limfosit.
Cara masuk dan cara kerja virus HIV
Tahapan :
1. Virus HIV masuk kedalam tubuh melalui perantara cairan darah, vagina dan air
susu ibu. Virus ini kemudian berada pada aliran darah dan mencari sel sasarannya
(sel limfosit) tanpa terdeteksi oleh sistem kekebalan tubuh.
2. Virus HIV menemukan sel limfosit dan mendekati reseptor CD-46 yang ada pada
membran sel limfosit.
3. Setelah virus HIV masuk ke sel limfosit maka terjadi perubahan RNA virus
menjadi DNA. Dimana pada tahap inilah virus HIV melepaskan informasi
keturunannya ke dalam sel limfosit.
4. Informasi keturunan yang dilepaskan virus HIV pada akhirnya telah menjadi
bagian yang tidak terpisahkan dari sel limfosit.
5. Virus HIV ynag melepaskan informasi keturunannya kepada sel limfosit membuat
sel itu terinfeksi HIV untuk selama-lamanya.
6. DNA virus HIV masuk ke dalam inti sel limfosit dan berintegrasi dengan DNA sel
limfosit, sehingga menjadi bagian dari DNA sel itu.
7. Virus HIV kemudian menggunakan alat-alat yang dimiliki sel limfosit untuk
memproduksi viru-virus baru.
8. Hasil translasi pada tahap 7 menghasilkan protein-protein virus yang kemudian
dibungkus dan dikeluarkan melalui membran sel. Terbentuklah virus baru yang
siap menginfeksi sel limfosit lain.


Riwayat perjalanan atau masa inkubasi HIV
Riwayat perjalanan atau masa inkubasi HIV sangat lama yaitu kurang lebih 10 tahun.
Begitu masuk dalam tubuh manusia, virus HIV tidak serta merta menyerang organ
tersebut dengan ganas sampai akhirnya meninggal.
Keterangan :
1. Masa jendela : pada masa 1-6 bulan setelah tertular, tubuh belum membentuk
antibodi secara sempurna, sehingga tes darah belum menunjukkan bahwa orang
tersebut tertular HIV.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 240

2. Masa tanpa gejala (HIV+) : waktu 5-10 tahun dimana tes darah telah
menunjukkan adanya antibodi HIV dalam darah, positif HIV. Dimana pada masa
ini tidak timbul gejala yang menunjukkan orang tersebut menderita HIV.
3. Masa dengan gejala
a. Gejala infeksi HIV pada awalanya sulit dikenali karena seringkali mirip
dengan penyakit ringan sehari-hari, seperti flu, diare, dll.
b. Kadang-kadang dalam enam minggu pertama setelah kontak penularan timbul
gejala tidak khas seperti demam yang tidak henti, rasa letih, sakit sendi,
pembengkakan pada kelenjar getah bening.
c. Pada tahun kelima atau keenam, tergantung masing-masing penderita. Mulia
timbul diare berulang, penurunan berat badan secara signifikan serta timbul
sariawan dimulut secara terus-menerus.
d. Kemudian pada tahap lanjut akan terjadi penurunan berat badan secara
signifikan serta cepat, disertai diare terus-menerus dan panas yang hilang
timbul.
4. Stadium AIDS, timbul penyakit AIDS simana sistem kekebalan tubuh sudah
menurun dan sudah tidak ada lagi perlawanan terhadap penyakit, bahkan penyakit
yang tidak berbahaya pun akan menjadi penyakit yang mematikan.



Definisi AIDS
Acquired (didapat) : artinya ditularkan dari orang yang telah mengidap infeksi HIV,
bukan keturunan.
Immune (kebal) : sistem pertahanan yang tidak lagi berfungsi.
Deficiency (kekurangan) : keadaan yang tidak normal
Syndrome (sindrom) : suatu kumpulan gejala yang didapatkan secara bersamaan.
Media penularan dan penyebaran HIV dan AIDS
1. Cairan darah :
a. Melalui transfusi darah
b. Pemakaian jarum suntik yang tidak disterilkan
c. Pemakain jarum suntik berulang kali untuk kegiatan lain
2. Cairan sperma dan cairan vagina
Melalui hubungan seks penetrative (penis masuk kedalam vagina atau anus) tanpa
menggunakan kondom
3. Air susu ibu
Pada masa menyusui, resiko penularan 20-35 persen jika tidak terdapat intervensi.
4. Cairan plasenta
5. Seorang ibu mengidap HIV yang hamil kemungkinan besar akan menularkan pada
bayi yang masih dalam kandungan.
6. Cairan sumsum tulang
7. Cairan otak

DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 241

Pengertian
Tujuan Studi mortalitas
Couse Spesific death rate
couse spesific death
ratios
faktor- faktor yang
mempengaruhi
Faktor-faktor yang menurunkan
Mortalitas (1995)


CHAPTER 6
MORTALITAS



Mortalitas





a. Mortalitas atau kematian adalah peristiwa menghilangnya semua tanda-tanda
kehidupan secara permanen yang bias terjadi setiap saat setelah kelahiran hidup.
b. Tujuan dari studi mortalitas adalah:
1. Untuk mengidentifikasi tingkat dan perkembangan mortalitas,
2. Untuk membandingkan mortalitas antara kelompok penduduk yang berbeda,
3. Unruk mengidentifikasi pola dan perkembangan dari penyebab-penyebab
kematian dan dampaknya terhadap tingkat mortalitas
4. Untuk mengidentifikasi factor-faktor social, ekonomi, perilaku individu dan
lingkungan yang mempengaruhi tingkat dan perkembangan mortalitas.
c. Cause specific death rate yaitu jumlah kematian yang disebabkan oleh penyakit
tertentu selama setahun dibagi dengan jumlah total penduduk pada pertengahan tahun
tersebut.
d. Cause spesifik death ratios yaitu proporsi jumlah kematian yang disebabkan oleh
penyebab tertentu terhadap jumlah total kematian.
e. Factor-faktor yang mempengaruhi tingkat kematian :
a. Umur
b. Jenis kelamin
c. Keturunan
d. Jenis pekerjaan
e. Factor social
f. Status perkawinan
g. Status tempat tinggal
f. Factor-faktor yang menyebabkan turunnya mortalitas di Indonesia (1995)
1. Pertumbuhan ekonomi dan kenaikan tingkat pendapatan
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 242

2. Reformasi social
3. Perkembangan obat-obatan dan medis
4. Sanitasi
5. Akses terhadap kesehatan yang semakin mudah.

CHAPTER 7
DETERMINANT OF MORTALITY (PENENTU MORTALITAS)















A. Faktor penentu sosial ekonomi
1. Factor individu yaitu pengetahuan/kepercayaan, sikap/nilai, sumberdaya ekonomi
2. Factor masyarakat yaitu kondisi ekologis, fasilitas, struktur ekonomi/politik
B. Variable antara
1. Factor maternal yaitu usia, jumlah anak, jarak kelahiran
2. Factor nutrisi yaitu kalori, protein, vitamin, mineral
3. Factor lingkungan yaitu udara, air, makanan, tanah, serangga pembawa penyakit
4. Factor kecelakaan
5. Factor pengendali penyakit yaitu pencegahaan secara individu dan pengobatan

DETERMINAN
OF MORTALITY
Faktor Individu
Faktor penentu
social ekonomi
Faktor Individu
Faktor
Lingkungan
Faktor
Masyarakat
Faktor
Maternal
Faktor
Pengendalian
Penyakit
Faktor
Kecelakaan
Faktor Nutrisi
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 243

CHAPTER 8
INVANT AND CHILD MORTALITY


Balita adalah semua anak termasuk bayi yang beru lahir, yang berusia 0 sampai
menjelang tepat 5 tahun (4 tahun, 11 bulan, 29 hari) atau penduduk 0-4 tahun

Angka kematian balita





Definisi Balita

Angka kematian
balita


Definisi anak

Angka kematian
anak


Definisi bayi

Def. kematian
bayi

Angka kematian
bayi

Abortus

Intra uterin

Imatur
Ukuran kematian
sekitar kelahiran

Prematur
INVANT
AND CHILD
MORTALITY

Lahir mati/still
birth

Extra uterin
Kematian baru
lahir/ neonatal
death
Definisi kematian
endogen/
kematian
neonatal

Angka kematian
neonatal
Kematian lepas
baru lahir/ post
neonatal death
Definisi kematian
bayi eksogen/
kematian
neonatal

Angka kematian
post neonatal


Penyakit
penyebab
kematian bayi


Penyebab
kematian bayi


Kegunaan angka
kematian bayi


Cara
menurunkan
angka AKB



DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 244

Anak adalah penduduk yang berusia 1 sampai menjelang 5 tahun (1 sampai tepat 4
tahun, 11 bulan, 29 hari) atau penduduk usia 1-4 tahun

Angka kematian anak


k

Bayi adalah penduduk berusia 0 tahun atau penduduk 0-1 tahun

Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi
belum berusia tepat satu tahun

Angka kematian bayi





Ukuran kematian sekitar kelahiran
a. Kematian bayi intra uterin
1. Abortus : kematian janin menjelang dan sampai pada kandungan 16 minggu
2. Immatur : kematian janin antara umur kandungan diatas 16 minggu sampai 28
minggu
3. Prematur : kematian janin didalam kandungan pada umur kandungan diatas 28
minggu sampai waktu lahir
b. Kematian bayi extra uterin
1. Lahir mati (still birth) : jika bayi lahir setelah cukup masanya, tetapi tidak ada
tanda-tanda kehidupan
2. Kematian baru lahir (neonatal death) : kematian sebelum bayi berumur 1
bulan
3. Kematian lepas baru lahir (post neonatal death) : kematian bayi setelah
berumur 1 bulan tetapi kurang dari 1 tahun
Kematian endogen / kematian neonatal : kematian yang terjadi sebelum bayi berumur
1 bulan per 1000 kelahiran hidup pada satu tahun tertentu, yang disebabkan oleh
factor-faktor yang dibawa sejak lahir yanag diperoleh dari orang tua saat konsepsi
atau selama kelahiran

Angka kematian neonatal




Kematian eksogen / kematian post neonatal : kematian yang terjadi sebelum bayi
berumur 1 bulan sampai menjelang satu tahun padasuatu tahun tertentu, yang
disebabkan oleh factor-faktor yang berkaitan dengan lingkungan luar.


DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 245

Angka kematian post neonatal





Penyakit penyebab kematian bayi : diare, ISPA, pneumonia, sindroma kematian bayi
mendadak/ SIDS/ Suddent Infant Death Syndrome.
Penyebab kematian bayi : asfeksi/susah bernafas, hipotermia, infeksi
Kegunaan angka kematian bayi:
1. Indicator yang penting untuk mencerminkan keadaan derajat kesehatan disuatu
masyarakat
2. Memantau atau mengevaluasi keberhasilan program di bidang kesehatan untuk
mengembangkan perencanaan
3. Sebagai pengukur situasi demografi dan sebagai masukan dalam perhitungan
proyeksi penduduk
4. Mengidentifikasi kelompok penduduk yang mempunyai resiko kematiaan yang
tinggi
Cara menurunkan AKB
1. Persalinan dibantu nakes yang sudah terampil dan terlatih
2. Dekaplah bayi yang baru lahir agar kulitnya bersentuhan langsung dengan kulit
ibu selama sejam pertama
3. Pemberian asi eksklusif sampai usia enam bulan

CHAPTER 9
MATERNAL MORTALITY



Komplikasi
kehamilan
Definisi
WHO

Infeksi
Angka
Kematian
Ibu

MATERNAL
MORTALITY
Penyebab
Langsung
Ekslampsia
Penyebab
Kematian
Ibu

Penyebab
tidak
langsung
Komplikasi
aborsi
Upayah
pencegahan
penyebab
kematian
Ibu

Partus
lama


DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 246





Kematian ibu menurut WHO adalah kematian yang terjadi saat hamil, bersalin atau
dalam 42 hari pasca persalinan dengan penyebab yang berhubungan langsung atau
tidak langsung terhadap kehamilan.
Angka kematian Ibu (AKI)




Penyebab kematian ibu :
a. Penyebab langsung
Komplikasi terhadap kehamilan, terdiri dari :
Pendarahan post partum : 0,5 liter selama atau setelah persalinan tahap III,
disebabkan Atonia uteri/robekan tempat melekatnya plasenta, robekan
pada persalinan spontan, bagian plasenta tertinggal di dalam rahim, kadar
fibrinogen/faktor pembekuan darah rendah.
Pendarahan berkaitan dengan abortus
Pendarahan akibat kehamilan ektopik/kehamilan di luar kandungan yaitu
di tuba falopi, leher rahim, ovarium, dan rongga perut.
Pendarahan akibat lokasi plasenta tidak normal/ablasio plasenta, terdiri
dari plasenta previa/plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bahwa
uterus sehingga menutup jalan lahir dan obsupsio plasenta.
Pendarahan karena ruptur uteri (rahim robek)
Pendarahan pascca persalinan (nifas), dipengaruhi oleh usia ibu kurang
dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun ; gravida/ibu-ibu pada kehamilan
kedua, ketiga, keempat,dst ; paritas atau jumlah anak yang dilahirkan
hidup, paritas 1 dan paritas lebih dari 3 persalinannya paling beresiko ;
antenatal care/pelayanan kesehatan oleh tenaga kesehatan selama
kehamilan seorang wanita sesuai standar yang berlaku ; kadar
hemoglobin/anemia.
- Infeksi (sepsis sebagai faktor penting penyebab kematian ibu karena
kebersihan buruk atau adanya penyakit menular seksual yang dihadapi)
- Ekslampsia : penyebab kedua terbesar kematian ibu (kumpulan gejala
penyakit dari hipertensi, proteinuria dan edema (bengkak kaki, tangan, dll)
- Komplikasi aborsi (keguguran/abortus adalah tindakan penghentian
kehamilan sebelum janin dapat hidup di luar kamdungan/ selama 20 minggu
usia kehamilan bisa disengaja ataupun tidak). Infantisida : pembunuhan janin
- Partus lama disebabkan disproporsi cephalopelvic, kelainan letak, dan
gangguan kontraksi uterus.
b. Penyaebab tidak langsung : penyebab yang timbul selama kehamilan, persalinan
dan diperberat oleh adaptasi fisiologis ibu terhadap kehamilan, meliputi :
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 247

- Anemia ( 5 liter, lemah, letih, lesu, lunglai). Jika ibu anemia
mengalami pendarahan maka dapat menyebabkan kematian.
- Kekurangan Energi Kronik (KEK) atau kekurangan gizi,protein,
karbohidrat.
- Penyakit menular (malaria, TBC, hepatitis, HIV/AIDS)
- Rendahnya kesehatan perempuan Indonesia
- Kemampuan membayar biaya kesehatan rendah
- Penerimaan program KB kurang optimal
- Keterlambatan rujukan ke rumah sakit
Upaya pencegahan penyebab kematian ibu :
- Pendarahan dan infeksi (obat perangsang pembekuan darah dan relaksasi
rahim, ibu dengan riwayat post oartum bersalin di RS, deteksi dini infeksi
kehamilan, persalinan yang bersih, perawatan semasa nifas yang benar)
- Ekslampsia (pre-ekslampsia ringan : obat jalan, diet garam; pre-
ekslampsia berat : masuk RS kamar isolasi suara dan sinar; ekslampsia :
pengobatan di isolasi ketat, induksi persalinan, seksio sesaria)
- Anemia : perbaiki menu makanan, minum tablet Fe/besi setiap hari
selama tiga bulan
- Komplikasi aborsi : sebaiknya dilakukan di RS/kliknik yang memiliki ijin

CHAPTER 10
MORBIDITAS

Pengertian Pengertian
Insidens Angka insidens
Klasifikasi
penyakit
Attack rate

Pengukuran
MORBIDITAS
Lama sakit
(duration of
illness)
Pengertian
prevelens Period
prevalence rate
Pengertian
penyakit
Point
prevalence rate
Penyakit
menular

Pembagian
penyakit

Penyakit tidak
menular



DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 248

Morbiditas yaitu keadaan sakit, penyimpangan dari keadaan normal.
Kematian umumnya didahului dengan keadaan sakit, sehingga angka kematian yang
tinggi menggambarkan morbiditas yang tinggi juga
Merupakan indicator untuk menentukan derajat kesehatan penduduk
Untuk mendapatkan angka morbiditas yang sesuai perlu dilakukan pengklasifikasian
terhadap penyakit yang akan diteliti dalam suatu populasi selama interval waktu
tertentu, yaitu:
1. Penyekit yang dimulai dalam suatu interval waktu dan berakhir aliran interval
waktu tersebut
2. Penyakit yang mulai dalam suatu interval waktu dan berlangsung setelah interval
waktu tersebut
3. Penyakit yang mulai sebelum suatu interval waktu dan berakhir dalam interval
waktu tersebut
4. Penyakit yang mulai sebelum suatu interval waktu dan tetap berlangsung setelah
interval tersebut
Pengukuran morbiditas menggunakan insidens dan prevalens
Insidens (incidence rate) adalah keadaan sakit yang bermula dalam periode waktu
atau saat tertentu. Insiden perlu menentukan saat timbulnya penyakit yang kadang
waktu timbulnya tidak jelas.
Angka insidens (incidence rate)



Angka insidens pada suatu epidemic (attack rate), periode waktu terjadinya kasus baru
= lamanya epidemic
Attack rate



Prevalens ( prevalence) adalah ukuran yang menunjukkan jumlah penyakit yang ada
dalm populasi pada saat tertentu atau pada suatu periode waktu (mencakup 4 kategori
diatas)
Periode prevalence rate/angka prevalens dalam periode tertentu ( PPR)
PPR
()

atau

PPR
()


Point prevalence rate/angka prevalens pada titik tertentu (PPR)
PPR
()

atau
PPR



Lama sakit (duration of illness)adalah lamanya suatu penyakit berlangsung pada
seseorang
ADI



Penyakit adalah suatu keadaan abnormal dari tubuh atau pikiran yang menyebabkan
ketidaknyamanan, disfungsi atau kesukaran terhadap orang yang dipengaruhinya
Penyakit dibagi menjadi 2 macam, yaitu:
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 249

1. Penyakit menular yaitu penyakit yang disebabkan oleh kuman yang menjangkit
tubuh manusia, berupa kuman, virus, bakteri amuba dan jamur. Misalnya :
- Demam berdarah dengue : virus
- Malaria : parasite protozoa plasmodium
- Diare : bakteri Escherichia Coli
- Campak : Virus campak
- AFP dan Polio : virus polio
- TBC : Mycrobacterium tuberculosis
- Flu burung : virus influenza tipe A
- ISPA : jamur, virus, bakteri
- Hepatitis : virus hepatitis A,B,C,D,E
- Cikungunya : virus
2. Penyakit tidak menular : penyakit yang tidak disebabkan oleh kuman, tetapi
disebabkan karena adanya problem fisiologis atau metabolisme pada jaringan
tubuh. Misal :
- Penyakit jantung dan stroke : perubahan gaya hidup
- Penyakit kanker : faktor lingkungan























DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 250

SOAL FERTILITAS DAN MORTALITAS

1. Berikut ini merupakan syarat reproduksi sehat, kecuali
a. Jaminan untuk perempuan melewati masa menopause dengan aman
b. Tidak ada kelainan anatomis dan fisiologis
c. Perkembangan emosi baik
d. Bebas dari penyakit mengenai organ reproduksi

2. Berikut ini yang bukan termasuk gangguan pada kesehatan reproduksi adalah..
a. Penyakit Menular Seks
b. Infertilitas
c. Eklampsia
d. Tumor

3. Berikut ini merupakan tujuan umum dari program kesehatan reproduksi adalah
a. Meningkatkan kesadaran kemandirian wanita dalam mengatur fungsi dan proses
reproduksinya
b. Dukungan yang menunjang wanita untuk membuat keputusan yang berkaitan
dengan proses reproduksi
c. Meningkatnya peran pria terhadap kesejahteraan dan kesehatan pasangan dan
anak-anaknya
d. Meningkatkan haj dan tanggung jawab wanita dalam menentukan kapan hamil,
jumlah, dan jarak kehamilan

4. Berikut ini yang bukan termasuk dimensi seksualitas menurut Perry & Potter (2005)
adalah
a. Dimensi sosiokultural
b. Dimensi fisiologis
c. Dimensi agama dan etik
d. Dimensi psikologis

5. Berikut ini yang termasuk intercourse variable dalam teori Davis dan Blake kecuali
a. umur mulai hubungan kelamin
b. lamanya status kawin
c. pemakaian alat kontrasepsi
d. selibat permanen

6. Berikut ini merupakan dampak penyimpangan seksual dalam aspek medis kecuali
a. penyakit menular seksual
b. infeksi alat reproduksi
c. HIV
d. kualitas kesehatan reproduksi

7. Proses kehamilan meliputi proses-proses di bawah ini, kecuali
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 251

a. ovulasi
b. menstruasi
c. konsepsi
d. nidasi

8. Berapa triwulan dalam kehamilan
a. 1
b. 2
c. 3
d. 4

9. HIV dapat menular melalui cairan tubuh yang mengandung sel darah putih, kecuali..
a. cairan plasenta
b. cairan sumsum tulang
c. cairan otak
d. cairan air liur
10. Berikut ini merupakan penyebab terjadinya penyimpangan seksual kecuali
a. pengalaman sewaktu kecil
b. lingkungan pergaulan
c. keinginan pribadi
d. faktor genetic


11. Di bawah ini yang termasuk kematian bayi ekstra uterin adalah
a. prematur
b. immatur
c. still birth
d. abortus

12. Proses kehamilan meliputi proses-proses di bawah ini, kecuali
a. ovulasi
b. menstruasi
c. konsepsi
d. nidasi

13. Berikut ini merupakan syarat reproduksi sehat, kecuali
a. jaminan untuk perempuan melewati masa menopause dengan aman
b. tidak ada kelainan anatomis dan fisiologis
c. perkembangan emosi baik
d. bebas dari penyakit mengenai organ reproduksi

14. Berikut ini yang termasuk komplikasi pada kehamilan adalah
a. pendarahan post partum
b. kekurangan energi kronik
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 252

c. eklampsia
d. infeksi

15. Berikut ini yang bukan termasuk penyimpangan seksual adalah
a. homoseksual
b. transeksual
c. infekunditas
d. fetishisme

16. Berikut ini merupakan tujuan umum dari program kesehatan reproduksi adalah
a. meningkatkan kesadaran kemandirian wanita dalam mengatur fungsi dan
proses reproduksinya
b. dukungan yang menunjang wanita untuk membuat keputusan yang berkaitan
dengan proses reproduksi
c. meningkatnya peran pria terhadap kesejahteraan dan kesehatan pasangan dan
anak-anaknya
d. meningkatkan haj dan tanggung jawab wanita dalam menentukan kapan hamil,
jumlah, dan jarak kehamilan

17. Berikut ini yang termasuk penyebab langsung Maternal Mortality adalah
a. Eklampsia
b. Kekurangan Energi Kronis
c. Anemia
d. Penyakit menular



18. HIV dapat menular melalui cairan tubuh yang mengandung sel darah putih, kecuali..
a. cairan plasenta
b. cairan sumsum tulang
c. cairan otak
d. cairan air liur


19. Proporsi jumlah kematian yang disebabkan oleh penyebab tertentu terhadap seluruh
jumlah total kematian disebut
a. cause specific death rate
b. cause specific death
c. cause specific death ratios
d. cause specific death prevalence
20. Berikut ini yang tidak termasuk variabel antara penentu mortalitas Mosley adalah
a. faktor maternal
b. faktor nutrisi
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 253

c. faktor pengendalian penyakit
d. faktor keturunan

21. Kematian yang terjadi antara setelah bayi lahir sampai bayi belum berusia tepat satu
tahun disebut..
a. kematian bayi
b. kematian bayi eksogen
c. kematian bayi endogen
d. kematian balita

22. Kematian bayi setelah berumur 1 bulan tetapi kurang dari 1 tahun disebut
a. kematian lepas baru lahir
b. kematian baru lahir
c. neonatal death
d. \still birth

23. Penyebab tidak langsung kematian ibu adalah berikut ini, kecuali
e. anemia
f. penyakit menular
g. HIV/AIDS
h. infeksi

24. Keadaan sakit yang bermula dalam periode waktu atau saat tertentu disebut
a. prevalens
b. insidens
c. illness
d. morbiditas

25. Kematian bayi endogen adalah
a. kematian bayi sebelum berumur 1 bulan
b. kematian janin antara umur kandungan di atas 16 minggu sampai pada umur
kandungan 28 minggu
c. kematian bayi setelah berumur 1 bulan tetapi kurang dari 1 tahun \
d. kematian bayi di dalam kandungan pada umur diatas 28 minggu sampai waktu
lahir

26. Berikut ini yang termasuk intercourse variable dalam teori Davis dan Blake kecuali
a. umur mulai hubungan kelamin
b. lamanya status kawin \
c. pemakaian alat kontrasepsi
d. selibat permanen


27. Berikut ini merupakan penyebab terjadinya penyimpangan seksual kecuali
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 254

a. pengalaman sewaktu kecil
b. lingkungan pergaulan
c. keinginan pribadi
d. faktor genetic

28. Berikut ini merupakan dampak penyimpangan seksual dalam aspek sosial-psikologis
kecuali
a. rendahnya keberfungsian keluarga
b. rendahnya kualitas mental
c. rendahnya kualitas ekonomi keluarga
d. kerentanan terhadap penyakit menular seksual

29. Berikut ini merupakan faktor-faktor penentu fertilitas menurut Bongaarts kecuali
a. aborsi sengaja
b. lamanya status kawin
c. frekuensi senggama
d. pola menyusui

30. Yang tidak termasuk cakupan kesehatan reproduksi adalah
a. kesehatan masa remaja
b. kesehatan pada masa menopause
c. kesehatan selama menikah
d. kesehatan pada masa usia subur













DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 255


JAWABAN SOAL FERTILITAS DAN MORTALITAS
1. Jawaban A.
Prasyarat reproduksi sehat (fisik, mental, sosial) :
1. Tidak ada kelainan anatomis dan fisiologis, diantaranya : rongga pinggul cukup
(perempuan), testis baik (laki-laki), kelenjar endokrin/hormon baik.
2. Perempuan hamil memerlukan jaminan untuk dapat melewati masa tersebut dengan
aman,
3. Landasan psikis yang memadai yaitu perkembangan emosi baik.
4. Bebas dari kelainan/penyakit yang langsung/tidak langsung mengenai organ
reproduksi, seperti infeksi menular seksual, gangguan hormonal dan dampak
pencemaran lingkungan.

2. Jawaban C
Gangguan pada kesehatan reproduksi :
1. Penyakit menular seksual : penyakit ini menular melalui aktivitas seksual, contoh
gonorheanyang disebabkan oleh bakteri, herpes yang disebabkan virus herpes, sifilis,
HIV/AIDS, dll
2. infertilitas atau kemandulan penyebabnya faktor hubungan seksual seperti disfungsi
ereksi, faktor infeksi, faktor hormone seperti gangguan pada sel spermatozoa dan sel
telur terganggu, faktor fisik seperti terbentur,faktor psikis seperti stress berat.
3. Tumor dan keganasan pada alat reproduksi penyebabnya bisa dari mutasi gen.

3. Jawaban A
Tujuan utama/umum program kesehatan reproduksi adalah meningkatkan kesadaran
kemandirian wanita dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya, termasuk
kehidupan seksualitasnya, sehingga hak-hak reproduksinya dapat terpenuhi yang pada
akhirnya menuju peningkatan kualitas hidupnya.

4. Jawaban B
Perry & Potter (2005) dimensi seksualitas :
1. Dimensi Sosiokultural
Seksualitas dipengaruhi oleh norma dan peraturan kultural yang menentukan
apakah perilaku yang diterima di dalam kultur.
2. Dimensi Agama & Etik
Seksualitas juga berkaitan dengan standar pelaksanaan agama dan etik.
3. Dimensi Psikologis
Seksualitas bagaimana pun mengandung perilaku yang dipelajari. Apa yang
sesuai dan dihargai dipelajari sejak dini dalam kehidupan dengan mengamati
perilaku orangtua.
4. Dimensi Biologis
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 256

Seksualitas berkaitan dengan pebedaan biologis antara laki-laki dan perempuan
yang ditentukan pada masa konsepsi.

5. Jawaban C.
Variabel hubungan kelamin (intercourse variable), meliputi :
- Umur mulai hubungan kelamin
- Selibat permanen (pantang berhubungan seksual)
- Lamanya status kawin
- Abstinensi sukarela (sengaja tidak melakukan hubungan kelamin)
- Abstinensi terpaksa (tidak memungkinkan melakukan hubungan kelamin, seperti
karena sakit, hamil atau suami jauh)
- Frekuensi senggama

6. Jawaban D.
Dampak penyimpangan seksual :
1. Aspek medis : penyakit menular seksual, infeksi alat reproduksi, HIV, dll.
2. Aspek sosial-psikologis : rendahnya kualitas mental, kualitas kesehatan
reproduksi, kualitas keberfungsian keluarga, kualitas ekonomi keluarga,
kualitas pendidikan, kualitas partisipasi dalam pembangunan.


7. Jawaban B.
Proses kehamilan meliputi proses :
1. Ovulasi : proses pelepasan ovum. Selama masa subur yang berlangsung 20-35
tahun hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan
terjadi ovulasi.
2. Migrasi antara spermatozoa dan ovum di tuba fallopi
3. Konsepsi/fertilitas yakni pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa dan
pertumbuhan zigot
4. Nidasi atau implantasi pada uterus : menempel ke dinding rahim.
5. Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm

8.Jawaban C.
Kehamilan dibagi dalam tiga triwulan yaitu :
1. Triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,
2. Triwulan kedua dari bulan ke-4 sampai ke-6,
3. Triwulan ketiga dari bulan ke- 7 sampai ke-9 (Adriaansz, Wiknjosastro dan
Waspodo, 2007. p. 89).

9. Jawaban D.
Media penularan dan penyebaran HIV dan AIDS
1. Cairan darah :
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 257

a. Melalui transfusi darah
b. Pemakaian jarum suntik yang tidak disterilkan
c. Pemakain jarum suntik berulang kali untuk kegiatan lain
2. Cairan sperma dan cairan vagina
Melalui hubungan seks penetrative (penis masuk kedalam vagina atau anus) tanpa
menggunakan kondom
3. Air susu ibu
Pada masa menyusui, resiko penularan 20-35 persen jika tidak terdapat intervensi.
4. Cairan plasenta
5. Seorang ibu mengidap HIV yang hamil kemungkinan besar akan menularkan pada
bayi yang masih dalam kandungan.
6. Cairan sumsum tulang
7. Cairan otak

10. Jawaban C.
Penyebab terjadinya kelainan ini bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti
pengalaman sewaktu kecil, dari lingkungan pergaulan, dan faktor genetik.

11. Jawaban C.
Kematian bayi extra uterin
Lahir mati (still birth) : jika bayi lahir setelah cukup masanya, tetapi tidak ada
tanda-tanda kehidupan
Kematian baru lahir (neonatal death) : kematian sebelum bayi berumur 1
bulan
Kematian lepas baru lahir (post neonatal death) : kematian bayi setelah
berumur 1 bulan tetapi kurang dari 1 tahun

12. B. Menstruasi
Proses kehamilan meliputi proses :
1. Ovulasi : proses pelepasan ovum. Selama masa subur yang berlangsung 20-35 tahun
hanya 420 buah ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan terjadi ovulasi.
2. Migrasi antara spermatozoa dan ovum di tuba fallopi
3. Konsepsi/fertilitas yakni pertemuan inti ovum dengan inti spermatozoa dan
pertumbuhan zigot
4. Nidasi atau implantasi pada uterus : menempel ke dinding rahim.
5. Tumbuh kembang hasil konsepsi sampai aterm

13. Jawaban A.
Prasyarat reproduksi sehat (fisik, mental, sosial) :
1. Tidak ada kelainan anatomis dan fisiologis, diantaranya : rongga pinggul cukup
(perempuan), testis baik (laki-laki), kelenjar endokrin/hormon baik.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 258

2. Perempuan hamil memerlukan jaminan untuk dapat melewati masa tersebut dengan
aman,
3. Landasan psikis yang memadai yaitu perkembangan emosi baik.
4. Bebas dari kelainan/penyakit yang langsung/tidak langsung mengenai organ
reproduksi, seperti infeksi menular seksual, gangguan hormonal dan dampak
pencemaran lingkungan.

14. Jawaban A. Pendarahan Port Partum
Komplikasi terhadap kehamilan, terdiri dari :
i. Pendarahan post partum : 0,5 liter selama atau setelah persalinan tahap III, disebabkan
Atonia uteri/robekan tempat melekatnya plasenta, robekan pada persalinan spontan,
bagian plasenta tertinggal di dalam rahim, kadar fibrinogen/faktor pembekuan darah
rendah.
ii. Pendarahan berkaitan dengan abortus
iii. Pendarahan akibat kehamilan ektopik/kehamilan di luar kandungan yaitu di tuba
falopi, leher rahim, ovarium, dan rongga perut.
iv. Pendarahan akibat lokasi plasenta tidak normal/ablasio plasenta, terdiri dari plasenta
previa/plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bahwa uterus sehingga menutup
jalan lahir dan obsupsio plasenta.
v. Pendarahan karena ruptur uteri (rahim robek)

vi. Pendarahan pascca persalinan (nifas), dipengaruhi oleh usia ibu kurang dari 20 tahun
atau lebih dari 35 tahun ; gravida/ibu-ibu pada kehamilan kedua, ketiga, keempat,dst ;
paritas atau jumlah anak yang dilahirkan hidup, paritas 1 dan paritas lebih dari 3
persalinannya paling beresiko ; antenatal care/pelayanan kesehatan oleh tenaga
kesehatan selama kehamilan seorang wanita sesuai standar yang berlaku ; kadar
hemoglobin/anemia.

15. Jawaban C. Infekunditas
Beberapa jenis penyimpangan seksual : homoseksual, sadomasokisme,
ekshibisionisme, voyeurisme, fetishisme, pedophilia, bestially, sodomi, zoophilia, dsb.

16. Jawaban A.
Tujuan utama/umum program kesehatan reproduksi adalah meningkatkan kesadaran
kemandirian wanita dalam mengatur fungsi dan proses reproduksinya, termasuk
kehidupan seksualitasnya, sehingga hak-hak reproduksinya dapat terpenuhi yang pada
akhirnya menuju peningkatan kualitas hidupnya.

17. Jawaban A. Eklampsia
Penyebab langsung
a. Komplikasi terhadap kehamilan, terdiri dari :
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 259

1. Pendarahan post partum : 0,5 liter selama atau setelah persalinan tahap III,
disebabkan Atonia uteri/robekan tempat melekatnya plasenta, robekan pada
persalinan spontan, bagian plasenta tertinggal di dalam rahim, kadar
fibrinogen/faktor pembekuan darah rendah.
2. Pendarahan berkaitan dengan abortus
3. Pendarahan akibat kehamilan ektopik/kehamilan di luar kandungan yaitu di tuba
falopi, leher rahim, ovarium, dan rongga perut.
4. Pendarahan akibat lokasi plasenta tidak normal/ablasio plasenta, terdiri dari
plasenta previa/plasenta yang letaknya abnormal pada segmen bahwa uterus
sehingga menutup jalan lahir dan obsupsio plasenta.
5. Pendarahan karena ruptur uteri (rahim robek)
6. Pendarahan pascca persalinan (nifas), dipengaruhi oleh usia ibu kurang dari 20
tahun atau lebih dari 35 tahun ; gravida/ibu-ibu pada kehamilan kedua, ketiga,
keempat,dst ; paritas atau jumlah anak yang dilahirkan hidup, paritas 1 dan paritas
lebih dari 3 persalinannya paling beresiko ; antenatal care/pelayanan kesehatan
oleh tenaga kesehatan selama kehamilan seorang wanita sesuai standar yang
berlaku ; kadar hemoglobin/anemia.
b. Infeksi (sepsis sebagai faktor penting penyebab kematian ibu karena kebersihan buruk
atau adanya penyakit menular seksual yang dihadapi)
c. Ekslampsia : penyebab kedua terbesar kematian ibu (kumpulan gejala penyakit dari
hipertensi, proteinuria dan edema (bengkak kaki, tangan, dll)
d. Komplikasi aborsi (keguguran/abortus adalah tindakan penghentian kehamilan
sebelum janin dapat hidup di luar kamdungan/ selama 20 minggu usia kehamilan bisa
disengaja ataupun tidak). Infantisida : pembunuhan janin
e. Partus lama disebabkan disproporsi cephalopelvic, kelainan letak, dan gangguan
kontraksi uterus.


18. Jawaban D. Cairan Air Liur
Media penularan dan penyebaran HIV dan AIDS
a. Cairan darah :
o Melalui transfusi darah
o Pemakaian jarum suntik yang tidak disterilkan
o Pemakain jarum suntik berulang kali untuk kegiatan lain

b. Cairan sperma dan cairan vagina

Melalui hubungan seks penetrative (penis masuk kedalam vagina atau anus) tanpa
menggunakan kondom

c. Air susu ibu

Pada masa menyusui, resiko penularan 20-35 persen jika tidak terdapat intervensi.
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 260


d. Cairan plasenta
e. Seorang ibu mengidap HIV yang hamil kemungkinan besar akan menularkan pada
bayi yang masih dalam kandungan.
f. Cairan sumsum tulang
g. Cairan otak

19. Jawaban C. Cause Spesific Death Ratios
Cause spesific death ratios : proporsi jumlah kematian yang disebabkan oleh penyebab
tertentu terhadap jumlah total kematian.

20. Jawaban D. Faktor Keturunan
Variabel antara (Mosley)
a. Faktor maternal : usia, jumlah anak, jarak kelahiran
b. Faktor nutrisi : kalori, protein, vitamin, mineral
c. Faktor lingkungan : udara, air, makanan, kulit/tanah, serangga pembawa penyakit
d. Faktor kecelakaan
e. Faktor pengendalian penyakit : pencegahan secara individu, pengobatan

21. Jawaban A. Kematian Bayi
Kematian bayi adalah kematian yang terjadi antara saat setelah bayi lahir sampai bayi
belum berusia tepat satu tahun

22. Jawaban A. Kematian Lepas Baru Lahir
Kematian lepas baru lahir (post neonatal death) : kematian bayi setelah berumur 1 bulan
tetapi kurang dari 1 tahun

23. Jawaban D. Infeksi
Penyebab tidak langsung : penyebab yang timbul selama kehamilan, persalinan dan
diperberat oleh adaptasi fisiologis ibu terhadap kehamilan, meliputi :
- Anemia ( 5 liter, lemah, letih, lesu, lunglai). Jika ibu anemia mengalami pendarahan
maka dapat menyebabkan kematian.
- Kekurangan Energi Kronik (KEK) atau kekurangan gizi,protein, karbohidrat.
- Penyakit menular (malaria, TBC, hepatitis, HIV/AIDS)
- Rendahnya kesehatan perempuan Indonesia
- Kemampuan membayar biaya kesehatan rendah
- Penerimaan program KB kurang optimal
- Keterlambatan rujukan ke rumah sakit

24. Jawaban B. Insidens
DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 261

Insidens (insidence) adalah keadaan sakit yang bermula dalam periode waktu atau saat
tertentu. Insiden perlu menentukan saat timbulnya penyakit yang kadang waktu
timbulnya tidak jelas.

25. Jawaban A. Kematian Bayi Sebelum Berumur 1Bulan
Kematian endogen/kematian neonatal : kematian yang terjadi sebelum bayi berumur 1
bulan per 1000 kelahiran hidup pada suatu tahun tertentu, umumnya disebabkan oleh
faktor-faktor yang dibawa anak sejak lahir yang diperoleh dari orang tua saat konsepsi
atau selama kelahiran.

26. Jawaban C. Pemakaian Alat Kontrasepsi
Variabel hubungan kelamin (intercourse variable), meliputi :
1. Umur mulai hubungan kelamin
2. Selibat permanen (pantang berhubungan seksual)
3. Lamanya status kawin
4. Abstinensi sukarela (sengaja tidak melakukan hubungan kelamin)
5. Abstinensi terpaksa (tidak memungkinkan melakukan hubungan kelamin, seperti
karena sakit, hamil atau suami jauh)
6. Frekuensi senggama

27. Jawaban C. Keinginan Pribadi
Penyebab terjadinya kelainan ini bersifat psikologis atau kejiwaan, seperti pengalaman
sewaktu kecil, dari lingkungan pergaulan, dan faktor genetik.

28. Jawaban D. Kerentanan Terhadap Penyakit Menular Seksual
Dampak penympangan seksual :
- Aspek medis : penyakit menular seksual, infeksi alat reproduksi, HIV, dll.
- Aspek sosial-psikologis : rendahnya kualitas mental, kualitas kesehatan reproduksi,
kualitas keberfungsian keluarga, kualitas ekonomi keluarga, kualitas pendidikan,
kualitas partisipasi dalam pembangunan.

29. Jawaban B. Lamanya Status Kawin
Menurut Bongaartz faktor-faktor penentu fertilitas/Proximate Determinant, yaitu :
- Pola perkawinan
- Pemakaian kontrasepsi dan efektivitasnya
- Aborsi sengaja
- Post-partum infecundability, termasuk pola menyusui
- Frekuensi senggama
- Aborsi tidak sengaja
- 14. Sterilitas


DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 262

30. Jawaban C. Kesehatan Selama Menikah
Menurut Kartono (1995), kesehatan reproduksi mencakup :
- Kesehatan masa remaja
- Kesehatan pada masa usia subur
- Kesehatan pada masa menopause

























DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 263

Tapak-Tapak Pencari Ilmu

O. Para Pencari Ilmu
Senyapmu Lebih Sunyi
Daripada Penghuni Kubur
Biarkan Tapak Melebur
Berpikir Tentang Sesuatu
Sampai Lelah Di Titik Paling Lemah
Sampai Tanya Tak Sekedar Bahasa..










O..... para pencari ilmu
Biarkan Percikan Air Mata Dan Tetesan
Darah
Menjadi Saksi Perjuangan mu
Mendapatkan Hakikat Sari Pati Ilmu
O Para Pencari Ilmu
Ingatkah Kau Dengan Sabda Nabimu
Bahwa Tetesan Pena mu
Lebih Dahsyat Daripada Tetesan Darah
Syuhada
O.... Para Pencari Ilmu
Jangan Pernah Berhenti Berfikir
Karena Berfikir Adalah Hakikat
Jangan Pernah Berhenti Mengabdi
Karena Mengabdi Adalah Identitas
Jangan Pernah Berhenti Berjuang
Karena Berjuang Adalah Nilai
Jangan Pernah Berhenti..
Sampai Tercerahkan
Di Atas Tercerahkan
( Nurun Ala Nur )


DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 264



I IN NS SY YA A A AL LL LA AH H K KI IT TA A W WI IS SU UD DA A 2 20 01 14 4 ! !! !! !! !! !! !
S SE EM MA AN NG GA AT T
D DA AN N S SE EL LA AL LU U B BE ER RJ JU UA AN NG G & & B BE ER RD DO OA A




DIVISI AKADEMIK ANGKATAN 52 STIS Page 265

Anda mungkin juga menyukai