Anda di halaman 1dari 80

DASAR-DASAR DEMOGRAFI

A Pengertian
. Asal

Kata , demos : rakyat


graphos : menggambar atau menulis

Istilah Demografi pertama kali diperkenalkan oleh Archille


Guillard ( buku: Elements of Human Statistics or
Comparative Demography, 1855.)
Demografi adalah : Riwayat alam dan sosial dari manusia
atau ilmu matematik mengenai penduduk dan
mempelajari perubahan yang dialaminya,
misalnya : perubahan-perubahan kondisi fisik, status
perkawinan, intelek dan moral.

B. Beberapa Definisi
1.Demografi adalah
- ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan

manusia. Demografi meliputi ukuran, struktur, dan


distribusi penduduk, serta bagaimana jumlah penduduk
berubah setiap waktu akibat kelahiran, kematian, migrasi
- studi ilmiah tentang jumlah, persebaran geografis,
komposisi penduduk, serta bagaimana faktor faktor ini
berubah dari waktu kewaktu

- studi empirik, statistik dan matematik tentang populasi


manusia, dan memusatkan perhatiannya pada tiga
fenomena yang dapat diobservasi yaitu sebagai berikut :

a. Perubahan ukuran populasi, meliputi :


- Jumlah satuan berupa orang atau rumah tangga di suatu

populasi
- kepadatan penduduk : jumlah penduduk per luas
wilayah, dibedakan :
tidak padat ( 1- 50 jiwa/km2)
kurang padat (51-250 jiwa/km2)
cukup padat (251 400 jiwa/km2)
sangat padat ( > 400 jiwa/km2)
- Pertumbuhan penduduk, bertambah atau berkurang
- Memerlukan definisi yang tegas mengenai tempat,
orang dan waktu dan menggunakan metode
pengumpulan informasi yang akurat.

- Tempat
satuan wilayah dimana penduduk
tinggal,
- orang
pengamatan individu atau keluarga,
- waktu
period waktu pengamatan satu tahun,
sepuluh tahun, kuartal atau semester.
- Menyelidiki penyebab perubahan ukuran
- Penyebab langsung dari perubahan adalah
bekerjanya tiga proses utama dinamika
kependudukan, yaitu kelahiran (natalitas), kematian
(mortalitas) dan perpindahan penduduk (migrasi)

b. Komposisi Penduduk
- Komposisi penduduk didasarkan atas karakteristik
yang didapat
- Karakteristik penduduk yang terpenting :
umur,
jenis kelamin,
tempat tinggal ( Kota atau Desa)
pekerjaan
pendidikan

- Setiap karakteristik tsb dikaitkan dengan jumlah


kelahiran dan kematian yang terjadi di suatu
wilayah serta jumlah orang yang datang dan pergi
(migrasi)
- Perhatian diberikan tidak hanya pada komposisi
penduduk pada suatu waktu dan perubahan
-perubahan yang terjadi, tetapi juga penyebab
perubahan dan pengaruhnya pada kehidupan masy

c. Distribusi Penduduk secara Spatial


- Bagaimana penyebaran penduduk
- Penyebaran penduduk secara geografis pada suatu
waktu.
- Apakah yang menjadi penyebab perubahan jumlah
dan proporsi penduduk yang bertempat tinggal di
berbagai wilayah

2. Demografi dapat juga didefinisikan sebagai bidang


fertilitas, mortalitas, perkawinan, migrasi dan
mobilitas sosial.
Kelima proses ini beroperasi terus menerus pada
populasi dan menentukan ukuran, komposisi dan
penyebarannya.

3. Hauser dan Duncan berpendapat bahwa demografi


dapat dibedakan menjadi
analisis demografi (lingkup kecil)
penelitian kependudukan (lingkup luas).
- Analisis demografi sering disebut demografi
formal sebagai bidang ilmu, adalah kegiatan yang
mengkaji komponen populasi, variasinya dan
perubahan-perubahan yang terjadi.

- Penelitian kependudukan tidak hanya berkaitan


dengan variabel kependudukan, tetapi juga
perubahan penduduk dan hubungannya dengan
variabel-variabel lain.
Misalnya :sosial, ekonomi, biologis, genetik,
geografis dsb.

C. Penggunaan Data Demografi


1. Untuk mengetahui jumlah dan distribusi penduduk
di suatu wilayah (biasanya wilayah administratif,
misalnya Kabupaten, Propinsi) tertentu, sehingga
dapat membuat perencanaan, penetapan prioritas
dan alokasi dana.
2. Untuk mengetahui pertumbuhan atau pengecilan
dan penyebaran penduduk.

3. Untuk menetapkan hubungan kausal antara


kecenderungan penduduk dan berbagai aspek
lembaga sosial, misalnya masalah yang menyertai
proses urbanisasi (munculnya pemukiman kumuh),
kebutuhan pelayanan umum, misalnya transportasi,
sekolah, pelayanan kesehatan.
4. Untuk meramal keadaan dimasa depan dan
akibat-akibat yang mungkin terjadi.

D. Sumber Data Demografi.


1. Pencatatan kependudukan
Meliputi proses pencatatan, kompilasi (penggabungan),
dan tabulasi terjadinya peristiwa- peristiwa ( vital event).
Yaitu:
- kelahiran
- perubahan status perkawinan , misalnya kawin, cerai
- kematian
pada saat atau segera setelah peristiwa tersebut
berlangsung secara tahunan atau bulanan.

Statistik yang memberikan gambaran mengenai


jumlah dan karakteristik terjadinya kehidupan atau
vital disebut statistik kehidupan atau vital statistics

2. Sensus Penduduk.
Sensus penduduk adalah suatu proses yang
menyeluruh dari pengumpulan, penggabungan dan
penerbitan data demografi, ekonomi dan sosial
yang meliputi semua orang di suatu negara atau
wilayah terbatas pada waktu tertentu ( def. United
Nations).
Di Indonesia sensus diselenggarakan secara
berkala, biasanya setiap 10 tahun karena biayanya
mahal. Sensus pertama pada tahun 1961.

Menurut alokasinya sensus penduduk mempunyai dua


metode yaitu :
a. Metode de jure - individu di cacah menurut tempat
tinggalnya, tanpa menghiraukan dimana ia berada pada
saat sensus dilakukan.
b. Metode de facto - individu dicacah menurut
keberadaannya pada waktu sensus dilakukan , tanpa
menghiraukan dimana ia biasanya tinggal.

Gambaran atau ciri-ciri sensus adalah sebagai


berikut :
a. Penyelenggaranya adalah negara, karena biayanya mahal
b. Liputannya ditentukan, biasanya seluruh wilayah negara,
tetapi dapat juga suatu daerah tertentu.
c. Universalitas, artinya setiap individu anggota populasi harus
dicacah tanpa pengecualian .
d. Dilakukan secara simultan, pada hari dan tanggal yang
sama di seluruh wilayah negara.
e. Hasilnya digabungkan dan diumumkan melalui publikasi.

Informasi yang dicatat pada sensus adalah sebagai


berikut :
1). Geografi, tempat tinggal
2). Informasi keluarga
3). Karakteristik individu, seperti umur, jenis
kelamin, status perkawinan/sipil, tempat
kelahiran, kewarganegaraan.
4). Karakteristik ekonomi,misalnya pekerjaan,
penghasilan.
5). Karakteristik kultural.

6). Karakteristik pendidikan.


7). Data fertilitas, misalnya jumlah bayi yang
pernah dilahirkan.
Tidak semua informasi ini diperoleh dari setiap
individu yang dicacah, sebagian informasi
diperoleh dari cuplikan. Informasi yang diperoleh
dari setiap individu misalnya butir 1, 2 dan 3,
sedangkan lainnya dari cuplikan.

3. Survei Penduduk Antar Sensus ( SUPAS).


Oleh karena sensus penduduk hanya diselenggarakan 10
tahun sekali sedangkan Informasi akurat mengenai jumlah
penduduk dan informasi yang berkaitan dengannya
diperlukan (untuk perencanaan pembangunan dan
menetapkan jumlah penduduk yang berhak memberikan
suara dalam PEMILU dan alokasi wakil untuk tiap daerah
pemilihan paling tidak setiap lima tahun) , maka perlu
dilakukan Survei Cuplikan.

Survei Cuplikan :
Adalah metode pengumpulan data dimana hanya
sebagian dari populasi yang diukur atau diwawancara
untuk mewakili seluruh populasi .

Bila pemilihan cuplikan dilakukan dengan baik,


artinya benar-benar mewakili populasi maka survei
menjanjikan penghematan sumber-sumber artinya
lebih murah, lebih cepat, kualitas data lebih baik oleh
karena pengawasan dapat dilakukan lebih intensif
dibandingkan sensus penduduk.

INDIKATOR KEPENDUDUKAN
NO
YANG DIUKUR
1 Usia Rata-Rata
Penduduk

2.

Sebaran jenis
kelamin/gender.

INDIKATOR
- Nilai Median Umur Penduduk.
- Usia Harapan Hidup
Penduduk.
Sex Ratio = jumlah penduduk
laki-laki dibagi jumlah
penduduk perempuan x 100.

Tingkat
pendidikan

School Attaintment : Proporsi


penduduk usia dewasa yang
menamatkan tingkat sekolah tertentu.
Contoh : 24% penduduk usia 15
tahun atau lebih pernah tamat SLTA .
School Enrollment : Proporsi
Penduduk Usia sekolah pada usia
tertentu yang masih atau sedang
bersekolah.
Contoh : 95% penduduk usia 5-9 th
sedang bersekolah.

Status
Perkawinan

Proporsi Penduduk Berstatus


Kawin = Jumlah penduduk
usia tertentu yang saat survey
berstatus masih kawin.
Contoh : 24% penduduk wanita usia
15-19 tahun di Jakarta berstatus
masih kawin.

Kehidupan
beragama

Distribusi agama : Penduduk


dewasa (15 tahun atau lebih)
dibagi menurut pengakuan
agama yang dianutnya.
Contoh : 94% penduduk Jatim
mengaku beragama islam.

Potensi
Ekonomi

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja =


Jumlah penduduk dewasa ( usia 15 th
+) yang saat penghitungan sedang atau
masih bekerja dibagi penduduk
dewasa.
Contoh : 43% penduduk Jatim usia 1519 tahun sudah bekerja

Potensi membaca

Tingkat Melek Huruf (Literacy) =


Jumlah penduduk dewasa ( usia
15+) yang bisa membaca huruf
latin dibagi jumlah penduduk
dewasa seluruhnya x 100.
Contoh : 72% penduduk usia+ di Jatim
bisa membaca tulisan latin.

Potensi Penerimaan
Informasi

Tingkat Pemilikan TV atau Radio =


Jumlah rumah tangga yang
memiliki radio atau TV dibagi
jumlah rumah tangga x 100
Contoh : 61% rumah tangga di kodya
Malang telah memiliki TV sendiri.

Tingkat Interakasi Kepadatan Penduduk = Jumlah


Sosial
penduduk di suatu wilayah dibagi
luas suatu wilayah
Contoh : Kepadatan penduduk di
Jakarta = 1500 orang per Km
persegi.
Kepadatan Rumah Tangga =
Jumlah penduduk dibagi jumlah
rumah pribadi. ( 4.2 orang per rumah
tangga)

10 Pemilikan sumber air


bersih.

Proporsi Rumah Tangga pemakai air


PAM = jumlah rumah yang
menggunakan air dari
Perusahaan Air Minum (PAM)
dibagi seluruh rumah yang ada
disuatu wilayah x 100
Contoh : Proporsi Rumah Tangga pemakai
air dari PAM di Surabaya = 67%.

11 Tingkat Keamanan

Angka kejahatan (Criminal)= jumlah


kejadian kejadian kriminal dibagi
seluruh penduduk dewasa x
1000.
Contoh : Angka kriminal di kota Malang = 5
% dari total penduduk.

12 Tingkat Kelahiran Tingkat Kelahiran Kasar = CBR =


jumlah kelahiran hidup di suatu
wilayah selama setahun pada tahun-Y
dibagi jumlah penduduk tengah tahunY kali 1000.
Contoh : Di Jawa timur tahun 1990 CBR =
21 kelahiran hidup per 1000 penduduk.

13 Tingkat Kematian Tingkat Kematian Kasar = CDR =


jumlah peristiwa kematian di suatu
wilayah pada tahun Y dibagi jumlah
penduduk tengah tahun pada tahun-Y
dikali 1000.
Contoh : Th 1990 terdapat 8 kematian
/th per 1000 pddk.

14 Rasio
. ketergantungan

Jlh pendd usia < 15 th & > 60 th


X 100
Jlh pendd usia 15 60 th

E. Alat-alat Demografi.
1. Bilangan
. Jumlah absolut penduduk atau kejadian kependudukan,
misalnya kelahiran, kematian dst yang terjadi di suatu
wilayah tertentu dan dalam suatu periode waktu tertentu.
. Merupakan data kasar (data belum diolah), menunjukkan
kuantitas
. Sebagai bahan analisa statistik lebih lanjut
. Jumlah penduduk absolut ini diperlukan sebagai penyebut
(denominator) untuk menghitung angka (rate) kejadian
penyakit, kelahiran maupun kematian.

2. Ratio
. Bilangan tunggal yang menyatakan ukuran relatif dari dua

bilangan
. Rumus :

Ratio = a x K
b
K : adalah bilangan dasar ( 100, 1000 atau 10.000)
. Numerator, a, maupun denominator, b didefinisikan secara jelas untuk
penduduk di suatu wilayah geografi pada waktu tertentu.
. Untuk setiap ratio, kejadian yang ingin ditunjukkan harus spesifik. Mis:
ratio jenis kelamin.

3. Proporsi
. Merupakan bentuk khusus dari ratio, dimana
numerator merupakan bagian dari denominator.
. Rumus :
Proporsi : a
x K
a+b
.
Bila K = 100, maka a + b proporsi adalah
persentase
. Misalnya : proporsi penduduk berusia produktif di
Kota Banjarbaru

4. Angka ( Rate )
. Menyatakan kejadian suatu peristiwa pada suatu periode
waktu
. Digunakan untuk mempelajari dinamika perubahan
. Angka insidensi (kejadian baru) umumnya digunakan pada
demografi. (prevalensi digunakan pada epidemiologi )
. Rumus :
jumlah kejadian yg berlangsung (periode/interval waktu ttt)
Angka Insidensi =
jumlah anggota populasi atau penduduk yang terpapar risiko
untuk mengalami kejadian selama periode waktu yang sama

INDIKATOR KESEHATAN MASYARAKAT

NO
1

YANG DIUKUR

Angka Morbiditas
/Kesakitan

INDIKATOR

Incidence Rate = Jumlah


penderita baru penyakit-X
selama setahun dibagi jumlah
penduduk suatu wilayah yang
beresiko menderita penyakit-X
tengah tahun, kali 1000.
Contoh : Pada tahun 1995, incidence
penyakit tuberkulosis paru = 3
penderita baru per 1000 penduduk
Indonesia..

Prevalence Rate = jumlah


seluruh penderita yang
dijumpai pada tahun-x di
suatu wilayah tertentu,
dibagi jumlah penduduk
wilayah tersebut yang
beresiko menderita penyakitx tengah tahun per 1000.
Contoh : Pada tahun 1995,
Prevalensi penderita penyakit
karsinoma payu dara di kota
Malang = 0,3 per 1000 wanita
usia 15+

Attactk rate = jumlah


kasus penyakit dibagi
dengan populasi yang
mempunyai risiko untuk
penyakit tsb dikali 1000
Contoh :
Pd th 2003 terdapat 18
anak penderita morbili.
Jumlah anak sebanyak
2000. maka attack rate =
18/2000 x 1000 = 0,009

Angka Mortalitas /
Kematian

Crude Death Rate = CDR =


Angka Kematian Kasar =
Jumlah seluruh kematian
penduduk tertentu
selama tahun-x dibagi
jumlah penduduk tengah
tahun wilayah tersebut
pada tahun yang sama di
kali 1000.
Contoh : Pada tahun 1990,
CDR di Jawa Timur = 8
kematian seluruh umur
per 1000 penduduk

Infant Mortality Rate (IMR)


= Angka Kematian Bayi
(AKB) = Jumlah kematian
bayi selama setahun pada
tahun-x dibagi seluruh
kelahiran hidup selama
setahun pada tahun-x
dikalikan 1000.
Contoh : Pada tahun 1990,
IMR di Jawa Timur = 52
kematian bayi per 1000
kelahiran hidup.

Maternal Mortality Rate


(MMR) = Angka Kematian
Ibu (AKI) = Jumlah
kematian ibu yang terjadi
saat hamil, melahirkan dan
kala nifas, selama setahun
pada tahun-x dibagi
seluruh kelahiran pada
tahun-x dikalikan 100.000.
Contoh : Pada tahun 1990,
AKI di Indonesia = 336 per
100.000 kelahiran.

Case Fatality Ratio = CFR =


Jumlah penderita penyakit-x
yang meninggal dibagi total
jumlah penderita penyakit-x
pada kurun waktu yang sama
dikalikan 100.
Contoh : CFR penderita
tetanus neonatorium yang
meninggal di RS dr Syaiful
Anear Malang pada tahun
1990 = 40 per 100 penderita
tetanus neonatorium di RSSA.

Angka Kelahiran Angka Kelahiran Kasar = Crude

Birth Rate = CBR = Jumlah


kelahiran hidup di suatu wilayah
selama setahun pada tahun-x
dibagi penduduk tengah tahun
pada tahun-x dikalikan 1000.

Contoh : CBR Indonesia tahun 1995


= 22 kelahiran hidup per 1000
penduduk.

Angka Kelahiran Spesifik =


Specific Fertility Rate (CFR) =
Jumlah kelahiran hidup dari
penduduk kelompok tertentu
dibagi seluruh penduduk
kelompok tertentu tesebut
dikalikan 1000.
Contoh : Age Specific Fertility =
ASFR (15-19) Indonesia 1990
= 179 kelahiran hidup per 1000
wanita usia 15-19 tahun.

Total Fertility Rate (FTR) =


Jumlah Kelahiran Hidup
rata-rata seorang wanita
disuatu wilayah sejak
masa menarch sampai
menopause, pada tahunx.
Contoh : TFR Jawa Timur
pada tahun 1990= 1.97
kelahiran hidup per wanita
usia menopause.

Angka kesuburan umum ( GFR)


Jumlah total bayi yg hidup pd th lalu
Jlh wanita usia 15-49 th dlm populasi
yg sama

Angka peningkatan alami =


= CBR - CDR

X 1000

Status Gizi Balita

Presentase (%) Balita Kurang


Kalori Protein = Jumlah
balita yang timbangan
berat badannya dibawah
garis merah pada Kartu
Menuju Sehat dibagi
seluruh balita yang ada di
wilayah tersebut kali 100.
Contoh : % Balita KKP di
Desa Jatikerto = 3 % dari
seluruh balita.

Persentase (%) Balita kurang


Vitamin-A = Jumlah balita
penderita dengan tanda-tanda
buta senja dibagi seluruh
balita kali 100.
Contoh : % balita dengan buta
senja di kecamatan Kalibatu
pada tahun 1995 = 14 %.
.
dsb

Estimasi dan Proyeksi Penduduk


Informasi mengenai jumlah penduduk tidak selalu
tersedia setiap saat.. Informasi yang mengandalkan
pencatatan kependudukan seringkali jauh dari
sempurna.
Oleh karena itu untuk tujuan tertentu informasi
mengenai jumlah penduduk yang diperlukan sebagai
denominator seringkali harus diperoleh sebagai hasil
Estimasi dan atau Proyeksi Penduduk.

A. Tujuan Estimasi dan Proyeksi Penduduk


1. Untuk analisis berbagai kecenderungan
2. Untuk mengukur pergeseran penduduk,
misalnya perubahan struktur umur penduduk.
3. Untuk alokasi dana pembangunan
4. Untuk perencanaan

B . Jenis Estimasi dan Proyeksi


1. Menurut waktu
a. Estimasi antar sensus
b. Estimasi pasca sensus
c. Proyeksi, merupakan estimasi untuk masa
depan yang jauh. Mis: proyeksi penduduk
Indonesia tahun 2030.

2. Menurut metode.
a. Metode Komponen
b. Metode Aritmatika
c. Metode Geometrika
d. Metode Eksponensial
3. Menurut keterperincian yang diinginkan.
- Keseluruhan populasi penduduk atau sub kelompok
penduduk.
- Penduduk menurut karakteristik tertentu, mis: menurut
umur dan jenis kelamin

1. Jenis Estimasi Menurut Waktu


a. Antar sensus (Intercensal)
Adalah suatu perkiraan keadaan penduduk diantara 2 sensus (data) yang kita
ketahui. Pertumbuhan penduduk dianggap linier, yang berarti setiap penduduk
akan bertambah dengan jumlah yang sama.
Rumus :

Pm = Po + m ( Pn Po )
n
Po

Pm
n

Dimana : Pn = Jumlah penduduk pada tahun n


Po = Jumlah penduduk pada tahun awal
Pm= Jumlah penduduk pada tahun yang diestimasi
m = selisih tahun yang dicari dengan tahun awal
n = selisih tahun dari 2 sensus yang diketahui

Pn

b. Sesudah sensus ( Postcensal)


Adalah perkiraan penduduk sesudah sensus. Pribsipnya sama yaitu pertambahan
penduduk
linear.
Rumus :

Pm = Po + (n + m) ( Pn Po)
n
Po

Pn
n

Pm
m

Dimana : Po = Jumlah penduduk awal


Pn = Jumlah penduduk pada tahun n
Pm= Jumlah penduduk pada tahun yang diestimasi
m = selisih tahun yang dicari dengan tahun n
n = selisih tahun dari 2 sensus yang diketahui

c. Proyeksi
Proyeksi penduduk tidak hanya beberapa tahun
sesudah sensus tapi dapat sampai beberapa
puluh tahun sesudah sensus.

2. Jenis Estimasi Menurut Metode


a. Metode

Komponen (Metode arus masuk-arus keluar)

Merupakan metode estimasi penduduk secara langsung pada waktu t.


Rumus :

Pt = Po + ( B-D ) + ( I O )

Dimana : Pt = Jumlah penduduk pada waktu t ( estimasi )


Po= Jumlah penduduk pada waktu yang lebih awal, o
B = Banyaknya peristiwa kelahiran yang terjadi diantara waktu o dan
waktu t.
D = Banyaknya peristiwa kematian yang terjadi diantara waktu o dan
waktu t.
I = Jumlah pendatang (in-migrant) antara waktu o dan waktu t.
O = Jumlah penduduk yang pindah keluar (out-migrant) antara waktu o
dan waktu t

Persamaan diatas disebut persamaan berimbang,


metode paling sesuai untuk wilayah dengan
pencatatan kependudukan yang teratur
- ( B D) = Pertambahan penduduk alami atau
Natural Increase

b. Metode Aritmatika.

Metode ini menganggap pertambahan jumlah penduduk setiap tahun


dalam jumlah absolut yang sama.

Rumus :

Pt = Po + bt

Dimana :
Pt = Jumlah penduduk pada waktu t
Po = Jumlah penduduk pada waktu yang lebih awal, o.
b = Pertambahan jumlah penduduk absolut setiap tahun
t = Jarak waktu (dalam tahun) antara Po dan Pt

c. Metode Geometrika
Merupakan metode estimasi penduduk dengan mengasumsikan
bahwa penduduk bertambah (atau berkurang) dalam laju
pertumbuhan (rate of growth) yang konstan untuk setiap satuan
waktu, misalnya tahun.
Rumus :
Pt = Po ( 1 + r )

Dimana :
Pt = Jumlah penduduk pada waktu t
Po = Jumlah penduduk pada waktu yang lebih awal, o.
t = Jarak waktu (dalam tahun) antara Po dan Pt
r = Laju pertumbuhan penduduk yang konstan antara waktu o
dan t

d. Metode Eksponensial
Merupakan metode estimasi penduduk yang menganggap
pertambahan penduduk dalam angka pertumbuhan yang konstan,
dan menggunakan angka pertumbuhan ini pada setiap satuan
waktu.
Rumus :

Pt = Po ( e )

Dimana :
Pt = Jumlah penduduk pada waktu t
Po = jumlah penduduk pada weaktu yang lebih awal, o.
r = laju pertumbuhab yang konstan antara waktu o dan t.
t = jarak waktu ( dalam tahun) antara Po dan Pt
e = Konstanta matematik = 2,718

CONTOH SOAL :
1. Diketahui sensus tahun 1981 jumlah penduduk 97 juta. Pada tahun 1991 diadakan
sensus dan jumlah penduduk 118,2 juta. Berapakah jumlah penduduk pada
tahun 1987?
Jawab :
P
= 97 juta +____________ ( 118.2 juta 97 juta )
10
= 97 juta + ( 6/10) 21.2 juta
= 109.72 juta
2. Jumlah penduduk menurut sensus 1981 adalah 97 juta. Sensus 1991 berjumlah
118,2 juta
Berapakah jumlah penduduk tahun 1995 ?
Jawab :
P
= 97 juta + ___________ ( 118.2 juta 97 juta )
10
= 97 juta + (14/10) 21.2 juta
= 126.68 juta

3. Jumlah penduduk Daerah istimewa Jogjakarta pada tahun 1981 sebesar 2.163.000 jiwa,
dan pada tahun 1991 meningkat menjadi 2.490.000 jiwa. Hitunglah besarnya laju
pertumbuhan penduduk pertahun ( r, persen) pada periode tahun 1981-1991 ?
Jawab :
Pt = Po ( 1 + r )t
2.490.000 = 2.163.000 ( 1 + r )10
( 1 + r )10

= _______________

( 1 + r )10

= 1,151179

10 log (1+r) = log 1,151179


= 0,0611429
log ( 1 + r ) = 0,00611429
(1+r)
= 1,014178 ( nilai ini dari antilog 0,00611429)
r
= 1,014178 1
r
= 0,014178
= 1,42 %

CIRI PENDUDUK / KOMPOSISI PENDUDUK


A. Pengertian
Adalah pengelompokan penduduk yang disusun dengan suatu kriteria
tertentu.
B. Bentuk Susunan Penduduk
Tergantung : - Jenis Kelamin
- Umur
- Mata Pencaharian
- Penyebaran penduduk menurut wilayah
- Pendidikan
- Agama , dll

C. Kegunaan Komposisi Penduduk


- Bahan Perencanaan Pembangunan
- Penentu kebijaksanaan kependudukan dimasa
yang akan datang.

D. Gambaran

Komposisi Penduduk

1. Piramida penduduk

Lelaki

2. Curve
Umur
Wanita

Jumlah Penduduk

Jumlah Penduduk

E. Klasifikasi
Pengelompokan penduduk berdasarkan ciri-ciri :
1. Biologis : meliputi umur dan jenis kelamin
2. Sosial : antara lain tingkat pendidikan, status
perkawinan dll
3. Ekonomi : penduduk yang aktif secara ekonomi,
lapangan pekerjaan, jenis pekerjaan dsb
4. Geografis : tempat tinggal, daerah perkotaan,
pedesaan, propinsi, kabupaten, dsb.

Contoh-contoh :
1. Komposisi menurut umur (biologis)
Umur satu tahunan

Umur lima tahunan

0
1
2

04
59
10 14

dst

dst

2. Komposisi menurut ciri-ciri sosial


a. Penduduk Indonesia usia 10 tahun keatas, 80.507.076.
Jumlah penduduk usia 10 tahun yang buta huruf,
31.464.860.
Angka buta huruf Indonesia tahun-x :
31.464.860 X 100% = 39,1%
80.507.076

b. Pendidikan
Tidak sekolah
Belum tamat SD
Tamat SD
Tamat SLTP
Tamat SLTA
Tamat Akademi/PT

40,4%
33,3%
19,6%
4,4%
2,6%
0,4%

3. Komposisi menurut ciri ekonomi


Tabel 3
Penduduk menurut jenis kegiatan di Indonesia
Jenis kegiatan
Angkatan kerja
Sekolah
Mengurus RT
Menerima pendapatan
Lain-lain

Laki-laki
70,3
16,4
3,2
1,1
8,1

4. Komposisi berdasarkan tempat tinggalnya :


a. Penduduk yang tinggal di daerah kota 17,4%
b. Penduduk yang tinggal di pedesaan 72,6 %

Perempuan
33,1
11,6
44,8
0,9
1,3

PIRAMIDA PENDUDUK

Piramida Penduduk : adalah diagram atau grafik yang


menunjukkan distribusi penduduk menurut umur dan
jenis kelamin.
Penting : karena stuktur penduduk menurut umur dan jenis
kelamin merupakan penentu dasar secara demografik
dari penyediaan sumber daya manusia suatu bangsa
sehingga mempengaruhi kebutuhan jasa dan barang

A. Langkah langkah menggambar piramida penduduk :


1. Susun tabel distribusi penduduk menurut umur dan jenis
kelamin.
- Gunakan kelas interval umur yang umum dipakai , misal
kelipatan 4.
Contoh : 0-4 , 5-9 , 10-14 , dst
- Tuliskan frekuensi absolut pada tiap kelompok dan jenis
kelaminnya
- Hitung frekuensi relatif ( presentase ) tiap kelompok
umur dan jenis kelamin.

2. Gambar sepasang sumbu X dan Y. yang saling bertolak belakang.


- Beri jarak secukupnya antara kedua sumbu y dan tuliskan kelas interval atau
kelompok umur
- Sumbu y menyatakan kelompok umur
- Sumbu X menyatakan frekuensi relatif
3. Gambar histogram untuk tiap kelompok umur dari masing-masing jenis kelamin.
PIRAMIDA PENDUDUK INDONESIA TAHUN 1990
75+
70- 74
65-69
60-64
55-59
50-54
45-49
40-44
35-39
30-34
25-29
20-24
15-19
10-14

5- 9
12 10

6
LAKI-LAKI

2
JUTA

2
JUTA

PEREMPUAN

10

12

0- 4

B. Menilai dan menginterprestasikan piramida penduduk.


Ada beberapa pola atau bentuk dasar piramida penduduk yang secara garis
besar dapat diuraikan sebagai berikut :
1. Bentuk 1.
Piramida ini memiliki dasar yang lebar dan secara pelan makin keatas makin
meruncing. Gambaran ini mencerminkan hal-hal dibawah ini :
- Khas bagi negara-negara dengan angka kematian dan kelahiran yang tinggi.
- Median umur rendah, artinya separuh atau lebih penduduk berumur muda.
- Ratio ketergantungan rendah.

60
laki-laki
15

perempuan

2. Bentuk 2.
Piramida ini memiliki dasar yang lebih lebar dari bentuk 1, dan sisinya melengkung
dan meruncing keatas secara tajam dari kelompok umur 0-4 kearah puncak.
Khas bagi negara yang sedang mulai tumbuh secara cepat sebagai hasil
penurunan yang cepat dari kematian bayi dan anak, tetapi fertilitas belum
berkurang.
Jumlah penduduk bertambah dengan cepat.
Median umur turun, artinya proporsi penduduk yang berumur muda bertambah
besar

60
Laki-laki

15

Perempuan

3. Bentuk 3
Piramida ini menyerupai sarang tawon atau lebah.
Gambaran khas untuk negara dengan angka kematian dan angka kelahiran
yang rendah.
Median umur amat tinggi, artinya separuh lebih penduduk berusia tua.
Ketergantungan bagi penduduk sangat rendah
Merupakan piramida penduduk negara Eropa Barat, Denmark, Belanda,
Swedia, Belgia, Perancis, dsb.
60

Laki-laki
15

Perempuan

4. Bentuk 4
Piramida ini berbentuk lonceng :
Gambaran bagi negara yang telah lebih dari 100 tahun mengalami penurunan
angka kematian dan angka kelahiran, telah mengalami perubahan dengan
peningkatan fertilitas, sedang angka kelahiran tetap rendah.
Merupakan bentuk transisi dari piramida penduduk.

60
Laki-laki

15

Perempuan

5.

Bentuk 5
Mencerminkan keadaan suatu negara yang mengalami penurunan
fertilitas secara tajam yang bila penurunan terus berlangsung
maka akan mengalami pengurangan jumlah penduduk dalam
waktu singkat.
Jepang adalah negara yang memiliki gambaran seperti ini.

60
Laki-laki

Perempuan
15

TRANSISI DEMOGRAFI
Transisi demografi : Adalah proses perubahan penduduk yang terjadi karena pengaruh
beberapa faktor dalam kurun waktu yang berbeda.
Transisi demografi :
Merupakan suatu proses perubahan dari tingkat kematian dan kelahiran yang tinggi
hingga menjadi tingkat kematian dan kelahiran yang rendah diikuti dengan pelbagai
kondisi perkembangan penduduk.
Turunnya tingkat kematian diikuti pula dengan turunnya tingkat kelahiran dan prosesnya
lebih lambat.
Contoh : Di Eropa -------- proses transisi sampai pada tingkat kelahiran yang sama dengan
tingkat kematian yang relatif sangat rendah.

45

Afrika
Asia

30
Eropa
15

CBR
CDR

Tahun
1750

1850

1950

INDONESIA : Tingkat kematian telah menurun, sedang tingkat kelahiran relatif masih tinggi.
sehingga tingkat pertumbuhan cukup tinggi ( r ).
CBR/CDR

CBR
r
40

r
CDR

20
0

1940

1950

1960

1970

Sekian.................

Anda mungkin juga menyukai