A Pengertian
. Asal
B. Beberapa Definisi
1.Demografi adalah
- ilmu yang mempelajari dinamika kependudukan
populasi
- kepadatan penduduk : jumlah penduduk per luas
wilayah, dibedakan :
tidak padat ( 1- 50 jiwa/km2)
kurang padat (51-250 jiwa/km2)
cukup padat (251 400 jiwa/km2)
sangat padat ( > 400 jiwa/km2)
- Pertumbuhan penduduk, bertambah atau berkurang
- Memerlukan definisi yang tegas mengenai tempat,
orang dan waktu dan menggunakan metode
pengumpulan informasi yang akurat.
- Tempat
satuan wilayah dimana penduduk
tinggal,
- orang
pengamatan individu atau keluarga,
- waktu
period waktu pengamatan satu tahun,
sepuluh tahun, kuartal atau semester.
- Menyelidiki penyebab perubahan ukuran
- Penyebab langsung dari perubahan adalah
bekerjanya tiga proses utama dinamika
kependudukan, yaitu kelahiran (natalitas), kematian
(mortalitas) dan perpindahan penduduk (migrasi)
b. Komposisi Penduduk
- Komposisi penduduk didasarkan atas karakteristik
yang didapat
- Karakteristik penduduk yang terpenting :
umur,
jenis kelamin,
tempat tinggal ( Kota atau Desa)
pekerjaan
pendidikan
2. Sensus Penduduk.
Sensus penduduk adalah suatu proses yang
menyeluruh dari pengumpulan, penggabungan dan
penerbitan data demografi, ekonomi dan sosial
yang meliputi semua orang di suatu negara atau
wilayah terbatas pada waktu tertentu ( def. United
Nations).
Di Indonesia sensus diselenggarakan secara
berkala, biasanya setiap 10 tahun karena biayanya
mahal. Sensus pertama pada tahun 1961.
Survei Cuplikan :
Adalah metode pengumpulan data dimana hanya
sebagian dari populasi yang diukur atau diwawancara
untuk mewakili seluruh populasi .
INDIKATOR KEPENDUDUKAN
NO
YANG DIUKUR
1 Usia Rata-Rata
Penduduk
2.
Sebaran jenis
kelamin/gender.
INDIKATOR
- Nilai Median Umur Penduduk.
- Usia Harapan Hidup
Penduduk.
Sex Ratio = jumlah penduduk
laki-laki dibagi jumlah
penduduk perempuan x 100.
Tingkat
pendidikan
Status
Perkawinan
Kehidupan
beragama
Potensi
Ekonomi
Potensi membaca
Potensi Penerimaan
Informasi
11 Tingkat Keamanan
14 Rasio
. ketergantungan
E. Alat-alat Demografi.
1. Bilangan
. Jumlah absolut penduduk atau kejadian kependudukan,
misalnya kelahiran, kematian dst yang terjadi di suatu
wilayah tertentu dan dalam suatu periode waktu tertentu.
. Merupakan data kasar (data belum diolah), menunjukkan
kuantitas
. Sebagai bahan analisa statistik lebih lanjut
. Jumlah penduduk absolut ini diperlukan sebagai penyebut
(denominator) untuk menghitung angka (rate) kejadian
penyakit, kelahiran maupun kematian.
2. Ratio
. Bilangan tunggal yang menyatakan ukuran relatif dari dua
bilangan
. Rumus :
Ratio = a x K
b
K : adalah bilangan dasar ( 100, 1000 atau 10.000)
. Numerator, a, maupun denominator, b didefinisikan secara jelas untuk
penduduk di suatu wilayah geografi pada waktu tertentu.
. Untuk setiap ratio, kejadian yang ingin ditunjukkan harus spesifik. Mis:
ratio jenis kelamin.
3. Proporsi
. Merupakan bentuk khusus dari ratio, dimana
numerator merupakan bagian dari denominator.
. Rumus :
Proporsi : a
x K
a+b
.
Bila K = 100, maka a + b proporsi adalah
persentase
. Misalnya : proporsi penduduk berusia produktif di
Kota Banjarbaru
4. Angka ( Rate )
. Menyatakan kejadian suatu peristiwa pada suatu periode
waktu
. Digunakan untuk mempelajari dinamika perubahan
. Angka insidensi (kejadian baru) umumnya digunakan pada
demografi. (prevalensi digunakan pada epidemiologi )
. Rumus :
jumlah kejadian yg berlangsung (periode/interval waktu ttt)
Angka Insidensi =
jumlah anggota populasi atau penduduk yang terpapar risiko
untuk mengalami kejadian selama periode waktu yang sama
NO
1
YANG DIUKUR
Angka Morbiditas
/Kesakitan
INDIKATOR
Angka Mortalitas /
Kematian
X 1000
2. Menurut metode.
a. Metode Komponen
b. Metode Aritmatika
c. Metode Geometrika
d. Metode Eksponensial
3. Menurut keterperincian yang diinginkan.
- Keseluruhan populasi penduduk atau sub kelompok
penduduk.
- Penduduk menurut karakteristik tertentu, mis: menurut
umur dan jenis kelamin
Pm = Po + m ( Pn Po )
n
Po
Pm
n
Pn
Pm = Po + (n + m) ( Pn Po)
n
Po
Pn
n
Pm
m
c. Proyeksi
Proyeksi penduduk tidak hanya beberapa tahun
sesudah sensus tapi dapat sampai beberapa
puluh tahun sesudah sensus.
Pt = Po + ( B-D ) + ( I O )
b. Metode Aritmatika.
Rumus :
Pt = Po + bt
Dimana :
Pt = Jumlah penduduk pada waktu t
Po = Jumlah penduduk pada waktu yang lebih awal, o.
b = Pertambahan jumlah penduduk absolut setiap tahun
t = Jarak waktu (dalam tahun) antara Po dan Pt
c. Metode Geometrika
Merupakan metode estimasi penduduk dengan mengasumsikan
bahwa penduduk bertambah (atau berkurang) dalam laju
pertumbuhan (rate of growth) yang konstan untuk setiap satuan
waktu, misalnya tahun.
Rumus :
Pt = Po ( 1 + r )
Dimana :
Pt = Jumlah penduduk pada waktu t
Po = Jumlah penduduk pada waktu yang lebih awal, o.
t = Jarak waktu (dalam tahun) antara Po dan Pt
r = Laju pertumbuhan penduduk yang konstan antara waktu o
dan t
d. Metode Eksponensial
Merupakan metode estimasi penduduk yang menganggap
pertambahan penduduk dalam angka pertumbuhan yang konstan,
dan menggunakan angka pertumbuhan ini pada setiap satuan
waktu.
Rumus :
Pt = Po ( e )
Dimana :
Pt = Jumlah penduduk pada waktu t
Po = jumlah penduduk pada weaktu yang lebih awal, o.
r = laju pertumbuhab yang konstan antara waktu o dan t.
t = jarak waktu ( dalam tahun) antara Po dan Pt
e = Konstanta matematik = 2,718
CONTOH SOAL :
1. Diketahui sensus tahun 1981 jumlah penduduk 97 juta. Pada tahun 1991 diadakan
sensus dan jumlah penduduk 118,2 juta. Berapakah jumlah penduduk pada
tahun 1987?
Jawab :
P
= 97 juta +____________ ( 118.2 juta 97 juta )
10
= 97 juta + ( 6/10) 21.2 juta
= 109.72 juta
2. Jumlah penduduk menurut sensus 1981 adalah 97 juta. Sensus 1991 berjumlah
118,2 juta
Berapakah jumlah penduduk tahun 1995 ?
Jawab :
P
= 97 juta + ___________ ( 118.2 juta 97 juta )
10
= 97 juta + (14/10) 21.2 juta
= 126.68 juta
3. Jumlah penduduk Daerah istimewa Jogjakarta pada tahun 1981 sebesar 2.163.000 jiwa,
dan pada tahun 1991 meningkat menjadi 2.490.000 jiwa. Hitunglah besarnya laju
pertumbuhan penduduk pertahun ( r, persen) pada periode tahun 1981-1991 ?
Jawab :
Pt = Po ( 1 + r )t
2.490.000 = 2.163.000 ( 1 + r )10
( 1 + r )10
= _______________
( 1 + r )10
= 1,151179
D. Gambaran
Komposisi Penduduk
1. Piramida penduduk
Lelaki
2. Curve
Umur
Wanita
Jumlah Penduduk
Jumlah Penduduk
E. Klasifikasi
Pengelompokan penduduk berdasarkan ciri-ciri :
1. Biologis : meliputi umur dan jenis kelamin
2. Sosial : antara lain tingkat pendidikan, status
perkawinan dll
3. Ekonomi : penduduk yang aktif secara ekonomi,
lapangan pekerjaan, jenis pekerjaan dsb
4. Geografis : tempat tinggal, daerah perkotaan,
pedesaan, propinsi, kabupaten, dsb.
Contoh-contoh :
1. Komposisi menurut umur (biologis)
Umur satu tahunan
0
1
2
04
59
10 14
dst
dst
b. Pendidikan
Tidak sekolah
Belum tamat SD
Tamat SD
Tamat SLTP
Tamat SLTA
Tamat Akademi/PT
40,4%
33,3%
19,6%
4,4%
2,6%
0,4%
Laki-laki
70,3
16,4
3,2
1,1
8,1
Perempuan
33,1
11,6
44,8
0,9
1,3
PIRAMIDA PENDUDUK
5- 9
12 10
6
LAKI-LAKI
2
JUTA
2
JUTA
PEREMPUAN
10
12
0- 4
60
laki-laki
15
perempuan
2. Bentuk 2.
Piramida ini memiliki dasar yang lebih lebar dari bentuk 1, dan sisinya melengkung
dan meruncing keatas secara tajam dari kelompok umur 0-4 kearah puncak.
Khas bagi negara yang sedang mulai tumbuh secara cepat sebagai hasil
penurunan yang cepat dari kematian bayi dan anak, tetapi fertilitas belum
berkurang.
Jumlah penduduk bertambah dengan cepat.
Median umur turun, artinya proporsi penduduk yang berumur muda bertambah
besar
60
Laki-laki
15
Perempuan
3. Bentuk 3
Piramida ini menyerupai sarang tawon atau lebah.
Gambaran khas untuk negara dengan angka kematian dan angka kelahiran
yang rendah.
Median umur amat tinggi, artinya separuh lebih penduduk berusia tua.
Ketergantungan bagi penduduk sangat rendah
Merupakan piramida penduduk negara Eropa Barat, Denmark, Belanda,
Swedia, Belgia, Perancis, dsb.
60
Laki-laki
15
Perempuan
4. Bentuk 4
Piramida ini berbentuk lonceng :
Gambaran bagi negara yang telah lebih dari 100 tahun mengalami penurunan
angka kematian dan angka kelahiran, telah mengalami perubahan dengan
peningkatan fertilitas, sedang angka kelahiran tetap rendah.
Merupakan bentuk transisi dari piramida penduduk.
60
Laki-laki
15
Perempuan
5.
Bentuk 5
Mencerminkan keadaan suatu negara yang mengalami penurunan
fertilitas secara tajam yang bila penurunan terus berlangsung
maka akan mengalami pengurangan jumlah penduduk dalam
waktu singkat.
Jepang adalah negara yang memiliki gambaran seperti ini.
60
Laki-laki
Perempuan
15
TRANSISI DEMOGRAFI
Transisi demografi : Adalah proses perubahan penduduk yang terjadi karena pengaruh
beberapa faktor dalam kurun waktu yang berbeda.
Transisi demografi :
Merupakan suatu proses perubahan dari tingkat kematian dan kelahiran yang tinggi
hingga menjadi tingkat kematian dan kelahiran yang rendah diikuti dengan pelbagai
kondisi perkembangan penduduk.
Turunnya tingkat kematian diikuti pula dengan turunnya tingkat kelahiran dan prosesnya
lebih lambat.
Contoh : Di Eropa -------- proses transisi sampai pada tingkat kelahiran yang sama dengan
tingkat kematian yang relatif sangat rendah.
45
Afrika
Asia
30
Eropa
15
CBR
CDR
Tahun
1750
1850
1950
INDONESIA : Tingkat kematian telah menurun, sedang tingkat kelahiran relatif masih tinggi.
sehingga tingkat pertumbuhan cukup tinggi ( r ).
CBR/CDR
CBR
r
40
r
CDR
20
0
1940
1950
1960
1970
Sekian.................