Anda di halaman 1dari 28

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI ....................................................................................... i


BAB I PENDAHULUAN ................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .................................................................... 2
A. Penduduk dan Sumber Kependudukan .................................... 2
1. Pengertian Penduduk ............................................................. 2
2. Faktor Yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk. ....... 2
3. Sumber Data Kependudukan................................................. 3
B. Penduduk dan Pesebaran Penduduk ......................................... 9
1. Definisi dan pengertian persebaran penduduk .................... 9
2. Persebaran Penduduk di Indonesia ....................................... 10
3. Faktor Persebaran Penduduk ................................................ 11
4. Dampak Persebaran Penduduk .............................................. 13
C. Menghitung Kepadatan Penduduk
(Aritmatik, Fisiologis, dan Agraris) ........................................... 15
1. Kepadatan Penduduk Aritmatik ........................................... 16
2. Kepadatan Penduduk Fisiologis ............................................ 17.
3. Kepadatan Penduduk Agraris ............................................... 17
D. Pertumbuhan Penduduk ............................................................. 18
1. Pengertian Pertumbuhan Penduduk .................................... 18
2. Faktor Yang mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk....... 19
E. Menghitung Pertumbuhan Penduduk ....................................... 20
1. Pertumbuhan Penduduk Alami (Natural Increase) ................ 20
2. Pertumbuhan Penduduk Total .............................................. 21
3. Pertumbuhan Penduduk Migrasi .......................................... 22
4. Menghitung Proyeksi Jumlah Penduduk ........................................... 23
a) Rumus Aritmatika .............................................................. 23
b) Rumus Geometrik............................................................... 24
c) Rumus Eksponensial .......................................................... 25
BAB III PENUTUP ............................................................................. 26
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................... 27

i
BAB I
PENDAHULUAN

Penduduk merupakan suatu bentuk kelompok manusia yang mendiami suatu


wilayah tertentu. Penduduk selalu bertumbuh dan berkembang sehingga
menciptakan suatu bentuk perkumpulan yang mengalami perubahan-perubahan
yang dimana mempengaruhi aktivitas yang terjadi di wilayah yang di tempatnya.
Setiap tahunnya penduduk mengalami yang pertumbuhan yang begitu pesat,
sehingga untuk mengatasinya penduduk menyebar dan mencari wilayah baru
untuk dijadikan tempat tinggalnya. Dengan persebaran tersebut memungkinkan
adanya wilayah baru yang terbentuk dari persebaran penduduk tersebut dan
jadilah seperti sekarang ini yaitu banyaknya wilayah yang membentuk negara dan
mengklaim akan kekuasaan wilayah sendiri.
Selain itu dengan adanya penduduk juga mempengaruhi akan keadaan
lingkungan maupun alam sekitar. Penduduk memiliki dampak tersendiri untuk
lingkungan, tergantung dari hal yang dilakukan oleh manusia itu sendiri. Hal-hal
tersebut bisa berupa dampak positif dan negatifnya. Namun kebanyakan hal
negatif yang terjadi dikarenakan ulah dari manusia yang tidak terlalu
memperhatikan dan merawat lingkungannya.
Semakin bertumbuhnya penduduk juga membawa banyak kemajuan dari
mulai kehidupan hingga teknologi dan peradaban yang dibangun. Dikarenakan
kepintaran dan akal yang dimiliki hingga kerja sama yang dibangun membentuk
suatu ide dan diterapkan hingga terciptalah suatu karya yang dihasilkan oleh
manusia itu sendiri.
Berlatar kan akan perkembangan penduduk, pada makalah ini kelompok
kami membahasa mengenai penduduk dan persebarannya, penduduk dan sumber
penduduk, perhitungan angka pertumbuhan penduduk dan perhitungan kepadatan
penduduk semuanya kami cakup dalam makalah ini.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penduduk dan Sumber Kependudukan


1. Pengertian Penduduk
Penduduk adalah semua orang yang berdomisili di wilayah geografis suatu
negara selama kurang lebih enam bulan dan atau mereka yang berdomisili
kurang dari enam bulan tetapi bertujuan menetap.
Penduduk didefinisikan menjadi dua:
a. Orang yang tinggal di daerah tersebut
b. Orang yang secara hukum berhak tinggal di daerah tersebut. Dengan kata
lain orang yang mempunyai surat resmi untuk tinggal di situ. Misalkan
bukti kewarganegaraan, tetapi memilih tinggal di daerah lain.

Dalam istilah sosiologi, penduduk adalah kumpulan manusia yang


menempati wilayah geografi dan ruang tertentu. Konsep penduduk menurut
Badan Kependudukan dan Catatan sipil: penduduk adalah orang yang
mempunyai KTP (Kartu Tanda Penduduk) dan atau mempunyai KK (Kartu
Keluarga).
Penduduk adalah mereka, sekelompok orang yang tinggal atau menetap
dalam sebuah wilayah atau daerah negara. sedangkan yang bukan penduduk,
adalah mereka yang tinggal dalam sebuah negara tapi tidak ingin tinggal di
negara tersebut atau hanya sementara. Dalam pengertian sederhana, penduduk
adalah kelompok orang yang menempati suatu wilayah tertentu.

2. Faktor Yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk.


a. Fertilitas menyangkut peranan kelahiran pada perubahan penduduk
sedangkan natalitas mencakup peranan kelahiran pada perubahan
penduduk dan reproduksi manusia.
b. Mortalitas atau kematian merupakan salah satu di antara tiga
komponen demografi yang dapat mempengaruhi perubahan penduduk.

2
c. Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap
dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/negara atau
pun batas administratif/batas bagian dalam suatu negara. Jadi migrasi
sering diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu
daerah ke daerah lain.

3. Sumber Data Kependudukan


Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk yang tinggi.
Tidak hanya jumlah penduduk Indonesia yang sangat tinggi, luasnya negara
Indonesia juga menyebabkan banyak sekali hal-hal yang harus di data, baik
untuk keperluan negara maupun keperluan bidang-bidang umum lainnya.
Untuk mendapatkan data yang diperlukan tersebut, tentu harus
dilakukan sensus. Sensus, kadangkala juga disebut cacah jiwa adalah sebuah
proses mendapatkan informasi deskriptif tentang anggota sebuah populasi
(tidak hanya populasi manusia). Sensus digunakan untuk demokrasi (pemilu),
pengumpulan pajak, juga digunakan dalam ilmu ekonomi. Di Indonesia
terdapat beberapa macam sensus yang dilaksanakan oleh Badan Pusat
Statistik. diantaranya yang terbesar: Sensus Penduduk, Sensus Pertanian dan
Sensus Ekonomi. Sensus Penduduk pada umumnya dilaksanakan pada tahun
yang berakhiran “0” atau dalam jangka waktu sepuluh tahun.
Melihat deskripsi di atas, dengan adanya sensus negara dapat
mengetahui berbagai hal yang tengah terjadi di negaranya dengan spesifik
dan tertulis. Berkaitan dengan penduduk, tentu juga dilaksanakan sensus
penduduk. Dimana sensus penduduk dilaksanakan untuk mengumpulkan
karakteristik pokok dan rinci terhadap seluruh penduduk, baik yang bertempat
tinggal tetap maupun yang tidak mempunyai tempat tinggal tetap (tuna
wisma, anak buah kapal Indonesia, manusia/ orang perahu, dan suku
terasing). Karakteristik pokok dan rinci tersebut mencakup karakteristik
tentang penduduk, perumahan dan lingkungannya, dan karakteristik lain yang
termasuk dalam lingkup standar bidang kependudukan.
Oleh karena adanya manfaat yang berguna bagi negara, sensus
penduduk selalu dilaksanakan dalam jangka waktu tertentu. Dan untuk

3
mendapatkan data tersebut, tentu negara harus memiliki sumber data
kependudukan. Data kependudukan tidak hanya diperoleh dari sensus
pendudukan, tetapi survai penduduk dan registrasi penduduk juga dapat
memberikan informasi mengenai data kependudukan.

A. Sensus Penduduk
Sensus atau yang disebut dengan cacah jiwa adalah sebuah proses
mendapatkan informasi deskriptif tentang anggota sebuah populasi
(Wikipedia, 2010). Melihat dari pengertian tersebut tentu makud dari
dilaksanakannya sensus adalah untuk mengetahui informasi secara tertulis
yang dapat digunakan untuk mendata dalam berbagai bidang, seperti bidang
politik, bidang ekonomi, dan bidang-bidang lainnya. Di Indonesia, sensus
penduduk diambil pada tahun 1961, 1971, 1980, 1990, dan 2000. Dua sensus
diambil oleh pemerintah Hindia Belanda, pada tahun 1920 dan 1930.
Sensus penduduk yang dilakukan banyak negara adalah untuk
mengetahui berapa banyak manusia yang berada di wilayah tersebut. Selain
untuk mengetahui berapa jumlah populasi manusia, sensus penduduk ini juga
dapat membantu sebuah negara untuk mengambil keputusan-keputusan yang
sesuai dengan kondisi jumlah penduduk yang ada di negara tersebut. Maka
dari itu sensus penduduk sangat penting untuk dilaksanakan. Dalam
mengumpulkan data penduduk, pada umumnya terdapat tiga sistem
pengumpulan data, yaitu :

1. Cacah jiwa atau sensus penduduk, merupakan sistem pengumpulan data


penduduk yang berkenaan dengan struktur penduduk. Dalam
mengumpulkan data ini biasanya dilaksanakan pada waktu tertentu
(umumnya tiap sepuluh tahun sekali pada tahun yang berakhiran angka
kosong).
2. Registrasi penduduk, merupakan sistem pengumpulan data penduduk yang
berkaitan dengan hal-hal yang terjadi dengan penduduk (proses
penduduk), dan pengumpulan data ini dilaksanakan setiap saat.

4
a. Survei penduduk, merupakan sistem pengumpulan data penduduk yang
berkaitan dengan karakteristik penduduk.
Menurut buku Demografi Umum (2003), sensus penduduk merupakan
suatu proses keseluruhan dari pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan
penilaian data penduduk yang menyangkut antara lain; ciri-ciri demografi,
sosial ekonomi, dan lingkungan hidup. Sensus penduduk memiliki beberapa
ciri khas, antara lain :
1. Bersifat individu, artinya informasi demografi dan sosial ekonomi
yang dikumpulkan berasal dari individu, baik sebagai anggota rumah
tangga maupun sebagai anggota masyarakat.
2. Bersifat universal, artinya pencacahan bersifat menyeluruh.
3. Pencacahan diselengga rakan serentak di seluruh negara
4. Sensus penduduk dilaksanakan secara periodik yaitu pada tiap-tiap
tahun yang berakhiran angka kosong.

Menurut Blog Sensus Penduduk (2008), sensus adalah cara


pengumpulan data yang dilakukan melalui pencacahan semua unit populasi di
seluruh wilayah Republik Indonesia untuk memperoleh karakteristik suatu
populasi pada saat tertentu. Sensus dilaksanakan sekurang-kurangnya 10
(sepuluh) tahun sekali yang meliputi:
a. Sensus Penduduk, yang dilaksanakan pada tahun berakhiran angka 0 (nol)
b. Sensus Pertanian, yang dilaksanakan pada tahun berakhiran angka 3 (tiga)
c. Sensus Ekonomi, yang dilaksanakan pada tahun berakhiran angka 6
(enam).

Untuk menyamakan persepsi dan mempermudah antara negara satu dan


negara lainnya saling membandingkan kondisi negara mereka, maka
Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) menetapkan bahwa informasi yang harus
ada dalam tiap-tiap sensus penduduk adalah :

1. Geografi dan migrasi penduduk. Informasi ini meliputi lokasi daerah


pencacahan, jumlah penduduk yang bertempat tinggal, jumlah

5
penduduk de jure dan jumlah penduduk de facto. Selain itu untuk migrasi
penduduk, dalam penarian informasi, pihak sensus harus memperoleh data
seperti, tanggal lahir, lamanya bertempat tinggal di daerah tersebut, dan
lain sebagainya.
2. Rumah tangga. Informasi yang dapat diperoleh dari bagian ini adalah
hubungan masing-masing anggota keluarga dengan kepala keluarga,
jumlah anggota keluarga, serta jenis kelamin anggota keluarga.
3. Karakteristik sosial dan demografi. Berisi informasi kondisi penduduk
dalam wilayahnya dan sosial budayanya.
4. Kelahiran dan kematian. Berisi informasi mengenai jumlah anak yang lahir
maupun jumlah anggota keluarga yang meninggal.
5. Karakteristik pendidikan. Dalam bagian ini, informasi yang dapat
diperoleh adalah status pendidikan penduduk yang ada di suatu daerah.
6. Karakteristik ekonomi. Informasi yang diperoleh adalah mengenai jenis
matapencaharian yang ada di daerah tersebut serta jumlah pendapatan
yang diperoleh di wilayah tersebut.

Sensus penduduk memiliki tujuan untuk mencacah seluruh penduduk


yang ada di suatu negara. Sensus ini meliputi penduduk de jure yaitu
penduduk yang resmi berdomisili di daerah tersebut dan penduduk de
facto yaitu penduduk yang tinggal di suatu wilayah pada jangka waktu
tertentu, tetapi tidak termasuk penduduk resmi bagi wilayah yang
bersangkutan.
Untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam melakukan sensus penduduk,
ada beberapa hal yang harus dipersiapkan, yaitu :

a. Badan Pusat Statistik yang diberi mandat untuk melaksanakan Sensus


Penduduk oleh Pemerintah Indonesia telah mempersiapkan daftar
pertanyaan yang akan digunakan.
b. Melatih tugas sensus untuk mewawancarai kepala rumah tangga dan
anggotanya dengan menggunakan kuisioner yang telah disiapkan.
c. Membagi wilayah dalam wilayah-wilayah pencacahan.

6
d. Wilayah pencacahan dibedakan antara wilayah pencacahan pedesaan dan
perkotaan.
e. Pencacahan dilaksanakan dengan sistem-aktif artinya petugas sensus aktif
mendatangi rumah tangga untuk mendapatkan data demografi, sosial,
ekonomi, dari masing-masing rumah tangga dan anggotanya.
f. Selain melakukan pencacahan melalui pendekatan rumah tangga dan
penduduk, pencacahan dapat dilakukan dengan pendekatan wilayah.
g. Hasil sensus penduduk diolah oleh Badan Pusat Statistik dan sebagian
diterbitkan.
h. Di antara pelaksanaan dua sensus, diadakan sensus khusus berdasarkan
sampel.

Dalam melakukan pencatatan dengan jumlah yang tidak sedikit, tidak


jarang dalam sensus terjadi kesalahan. Hal tersebut dikatakan sebagai
Kesalahan Sensus (Cencus Error). Yaukey (1990) mengelompokkan
kesalahan tersebut menjadi tiga kelompok, yaitu :

a. Kesalahan cakupan. Kesalahan ini terjadi ketika tidak seluruh


penduduk tercacah, dan bagi yang tercacah ada sebagian dari mereka
tercacah dua kali. Hal ini biasanya terjadi pada negara-negara dengan
tingkat penduduk yang tinggi. Akibat dari kesalahan ini, maka sensus
penduduk tidak dapat menyajikan jumlah penduduk yang tepat pada
hari sensus penduduk itu dilaksanakan.
b. Kesalahan isi pelaporan (error of content). Kesalahan ini terjadi akibat
kesalahan pelaporan responden. Contohnya seperti kurang adanya
pengetahuan masyarakat tentang umur mereka, ataupun adanya
responden yang menutupi kebenaran yang terjadi dan hal tersebut
ditanyakan dalam sensus penduduk.
c. Kesalahan ketepatan pelaporan (estimating error). Kesalahan ini
terjadi akibat kesalahan petugas sensus atau kesalahan dari responden
itu sendiri.

7
B. Survai Penduduk
Hasil sensus penduduk serta registrasi penduduk memiliki keterbatasan.
Sensus penduduk dan registrasi penduduk hanya memberikan informasi
secara umum saja. Maka dari itu dilakukanlah survai penduduk. Survai
penduduk sifatnya lebih terbatas dan informasi yang dikumpulkan lebih luas
dan mendalam. Survai penduduk biasanya dilaksanakan di pertengahan
periode antara dua sensus penduduk. Rumah tangga terpilih di wawancarai
guna mendapatkan informasi mengenai kondisi kependudukan misalnya
fertilitas, mortalitas dan migrasi.

C. Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk berkaitan dengan komponen penduduk yang
dinamis, seperti kelahiran, kematian, mobilitas penduduk, perkawinan,
perceraian, dan sebagainya. Komponen-komponen ini dapat berubah kapan
saja sehingga diperlukan registrasi penduduk yang dapat berubah setiap saat.
Berbeda dengan sensus penduduk, registrasi penduduk lebih mengarah
pada sistem pasif. Registrasi penduduk dianggap pasif karena biasanya dalam
melaporkan sebuah kejadian adalah perwakilan keluarga dari kepala keluarga
yang tengah mengalami sesuatu hal, seperti kelahiran atau kematian.
Pelaporan dengan sistem pasif ini menimbulkan beberapa permasalahan,
terutama ketidaklengkapan data pelaporan. Adapun beberapa contoh
ketidaklengkapan pelaporan adalah sebagai berikut :

1. Seorang bayi lahir beberapa menit kemudian meninggal dunia. Seharusnya


ini dicatatkan sebagai peristiwa kelahiran dan kematian, tetapi oleh orang
tuanya sama sekali tidak dilaporkan.
2. Sering peristiwa kelahiran terlambat dilaporkan karena menunggu tali
pusarnya putus, tetapi sebelum kejadian itu bayi tersebut meninggal dunia.
Peristiwa kelahiran dan kematian ini tidak dilaporkan kepada kantor desa.
3. Jarak kantor desa terlalu jauh dari rumah orang yang melahirkan, sehingga
sering peristiwa kelahiran tersebut tidak dilaporkan.

8
4. Seorang perempuan hamil karena peristiwa “kecelakaan”, setelah
melahirkan bayinya tidak dilaporkan kepada kantor desa.

Hal tersebut yang umumnya terjadi pada kasus kelahiran. Berbeda dengan
kelahiran, catatan kematian lebih lengkap dibandingkan catatan kelahiran.
Hal ini dikarenakan :

1. Kematian hanya terjadi sekali selama hidup, dan peristiwa kematian


melibatkan orang lain.
2. Peistiwa kematian adalah peristiwa duka dan orang lain pasti datang untuk
menyatakan ikut berduka cita dan juga mempersiapkan upacara
pemakaman jenazah.
Dalam registrasi penduduk, penduduk yang boleh mencatatkan peristiwa-
peristiwa demografi adalah penduduk de jure.

D. Kelemahan dan Keunggulan Sumber Data Kependudukan


Kelemahan yang dapat terjadi dalam menggunakan sumber data
kependudukan adalah data yang dihasilkan tidak akan representatif bila
terjadi kesalahan dalam pengambilan sampel, selain itu biaya yang dihabiskan
untuk mencari data kependudukan mahal, sehingga pemerintah harus
mengeluarkan biaya yang besar untuk mencari data tersebut.
Sedangkan keunggulan dari adanya sumber data kependudukan, antara
lain dengan adanya sumber data kependudukan dapat ditelaah oleh para
peneliti dari segala bidang dalam memecahkan permasalahan yang terjadi di
masyarakat sesuai dengan bidangnya masing-masing.

B. Penduduk dan Pesebaran Penduduk


1. Definisi dan pengertian persebaran penduduk
Persebaran penduduk secara umum adalah Persebaran atau distribusi
penduduk adalah bentuk penyebaran penduduk di suatu wilayah atau Negara.
Persebaran penduduk dapat dibagi menjadi dua:

9
a. Persebaran penduduk berdasarkan geografis
Persebaran penduduk secara geografis adalah karakteristik penduduk
menurut batas-batas alam seperti pantai, sungai, danau dan sebagainya.

b. Persebaran penduduk berdasarkan administrasi pemerintahan


Persebaran penduduk secara administrasi adalah karakteristik penduduk
menurut batas-batas wilayah administrasi yang ditetapkan oleh suatu
negara, misalnya jumlah penduduk di desa A atau di kecamatan B.

2. Persebaran Penduduk di Indonesia


Persebaran penduduk erat kaitannya dengan tingkat hunian atau
kepadatan penduduk Indonesia yang tidak merata. Sekitar 60% penduduknya
tinggal di Pulau Jawa yang hanya memiliki luas ± 6,9% dari luas wilayah
daratan Indonesia. Secara umum, tingkat kepadatan penduduk atau population
density dapat diartikan sebagai perbandingan banyaknya jumlah penduduk
dengan luas daerah atau wilayah yang ditempati berdasarkan satuan luas
tertentu.

Kepadatan penduduk dapat dibedakan menjadi tiga macam, berikut ini :


a. Kepadatan Penduduk Berdasarkan Lahan Pertanian. Kepadatan penduduk
berdasarkan lahan pertanian dapat dibedakan atas kepadatan penduduk
agraris dan kepadatan penduduk fisiologis.
b. Kepadatan penduduk agraris adalah perbandingan antara jumlah penduduk
yang bekerja di sektor pertanian dengan luas lahan pertanian
c. Kepadatan penduduk fisiologis adalah perbandingan antara jumlah
penduduk total (baik yang bermata pencaharian sebagai petani ataupun
tidak) dengan luas lahan pertanian.

Kepadatan penduduk di tiap-tiap wilayah Indonesia tidaklah sama, hal


ini tentu saja menimbulkan permasalahan kependudukan. Permasalahan ini

10
terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana sosial, kesempatan kerja,
stabilitas keamanan, serta pemerataan pembangunan.
Informasi kepadatan penduduk tiap daerah perlu diketahui untuk
mengetahui ada tidaknya gejala kelebihan penduduk (overpopulation), untuk
mengetahui pusat-pusat aglomerasi penduduk, serta untuk mengetahui
penyebaran dan pusat-pusat kegiatan ekonomi maupun budaya. Informasi-
informasi tersebut pada akhirnya akan digunakan sebagai dasar perencanaan
pembangunan di tiap-tiap daerah.
Akibat dari tidak meratanya penduduk yaitu luas lahan pertanian di
Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan
industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara
optimal karena kurangnya sumber daya manusia. Keadaan demikian tentunya
sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan
bagi peningkatan pertahanan keamanan negara.

Faktor-faktor yang menyebabkan tingginya tingkat migrasi ke pulau


Jawa, antara lain karena pulau Jawa:
a. Sebagai pusat pemerintahan.
b. Sebagian besar tanahnya merupakan tanah vulkanis yang subur.
c. Merupakan pusat kegiatan ekonomi dan industri sehingga banyak tersedia
lapangan kerja.
d. Tersedia berbagai jenjang dan jenis pendidikan.
e. Memiliki sarana komunikasi yang baik dan lancar

3. Faktor Persebaran Penduduk


Persebaran atau distribusi penduduk adalah bentuk penyebaran
penduduk di suatu wilayah atau negara, apakah penduduk tersebut
tersebar merata atau tidak. Kepadatan penduduk adalah angka yang
menunjukkan jumlah rata-ratap penduduk pada setiap Km2 pada suatu
wilayah negara. Faktor-faktor yang mempengaruhi penyebaran dan kepadatan
penduduk tiap-tiap daerah atau negara sebagai berikut:
a. Faktor Fisiografis

11
b. Faktor Biologis
c. Faktor Kebudayaan dan Teknologi

Kegunaan mengetahui kepadatan penduduk suatu wilayah adalah :


a. Untuk mengetahui persebaran penduduk suatau wilayah
b Untuk mengetahui telah terjadi peledakan penduduk disuatu wilayah atau
belum yang bersifat menonitor.
c. Untuk mengetahui penyebab perbedaan kepadatan penduduk dengan
daerah lain disekitarnya.
d. Untuk mengetahui pusat-pusat kebudayaan, dimana budaya timbul pada
penduduk yang padat dan penduduk makin padat budaya makin tinggi .

Persebaran yang tidak merata berpengaruh terhadap lingkungan hidup.


Daerah-daerah yang padat penduduknya terjadi eksploitasi sumber alam
secara berlebihan sehingga terganggulah keseimbangan alam. Sebagai contoh
adalah hutan yang terus menyusut karena ditebang untuk dijadikan lahan
pertanian maupun pemukiman. Dampak buruk dari berkurangnya luas hutan
adalah:
- terjadi banjir karena peresapan air hujan oleh hutan berkurang
- terjadi kekeringan
- tanah sekitar hutan menjadi tandus karena erosi

Daya dukung lingkungan dari berbagai daerah di Indonesia tidak sama.


Daya dukung lingkungan pulau Jawa lebih tinggi dibandingkan dengan
pulau-pulau lain, sehingga setiap satuan luas di Pulau Jawadapat
mendukung kehidupan yang lebih tinggi dibandingkan dengan, misalnya
di Kalimantan, Papua, Sulawesi, dan Sumatra. Kemampuan suatu wilayah dalam
mendukung kehidupan itu ada batasnya. Apabila kemampuan wilayah
dalam mendukung lingkungan terlampau dapat berakibat pada terjadinya
tekanan-tekanan penduduk. Jadi, meskipun di Jawa daya dukung
lingkungannya tinggi, namun juga perlu diingat batas kemampuan wilayah
tersebut dalam mendukung kehidupan.

12
Faktor penyebab persebaran penduduk yang tidak merata antara lain:
a) Kesuburan tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk,
karena dapat dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.
b) Iklim, wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu
basah biasanya tidak disenangi sebagai tempat tinggal
c) Topografi atau bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat
banyak bertempat tinggal di daerah datar
d) Sumber air
e) Perhubungan atau transportasi

4. Dampak Persebaran Penduduk


Persebaran penduduk antara kota dan desa juga mengalami
ketidakseimbangan. Perpindahan penduduk dari desa ke kota di Indonesia
terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu. Urbanisasi yang terus
terjadi menyebabkan terjadinya pemusatan penduduk di kota yang luas
wilayahnya terbatas. Pemusatan penduduk di kota-kota besar seperti Jakarta,
Surabaya, Medan dan kota-kota besar lainnya dapat menimbulkan dampak
buruk terhadap lingkungan hidup seperti:

a. Munculnya permukiman liar.


b. Sungai-sungai tercemar karena dijadikan tempat pembuangan sampah baik
oleh masyarakat maupun dari pabrik-pabrik industri.
c. Terjadinya pencemaran udara dari asap kendaraan dan industri.
d. Timbulnya berbagai masalah sosial seperti perampokan, pelacuran dan
lain-lain

5. Upaya Mengatasi Persebaran Penduduk yang Tidak Merata


Upaya tersebut adalah :
a. Pemerataan pembangunan.

13
b. Penciptaan lapangan kerja di daerah-daerah yang jarang penduduknya
dan daerah pedesaan.
c. Pemberian penyuluhan terhadap masyarakat tentang pengelolaan
lingkungan alamnya.

Selain di Jawa ketimpangan persebaran penduduk terjadi di Irian Jaya


dan Kalimantan. Luas wilayah Irian Jaya 21,99% dari luas Indonesia, tetapi
jumlah penduduknya hanya 0,92% dari seluruh penduduk Indonesia. Pulau
Kalimantan luasnya 28,11% dari luas Indonesia, tetapi jumlah penduduknya
hanya 5% dari jumlah penduduk Indonesia. Untuk mengatasi persebaran
penduduk yang tidak merata dilaksanakan program transmigarasi.

Tujuan pelaksanaan transmigrasi yaitu:


a. Meratakan persebaran penduduk di Indonesia.
b. Peningkatan taraf hidup transmigran.
c. Pengolahan sumber daya alam.
d. Pemerataan pembangunan di seluruh wilayah Indonesia.
e. Menyediakan lapangan kerja bagi transmigran.
f. Meningkatkan persatuan dan kesatuan bangsa.
g. Meningkatkan pertahanan dan kemananan wilayah Indonesia.

Untuk mengatasi kepadatan penduduk, pemerintah menggalakkan


program transmigrasi. Adapun jenis-jenis transmigrasi yang ada adalah :
1. Transmigrasi umum, yaitu transmigrasi yang biayanya ditanggung
pemerintah ditujukan untuk penduduk yang memenuhi syarat.
2. Transmigrasi spontan/swakarsa, yaitu transmigrasi yang seluruh
pembiayaannya ditanggung sendiri. Pemerintah hanya menyediakan lahan
pertanian dan rumah.
3. Transmigrasi lokal, yaitu transmigrasi yang dilakukan dalam satu wilayah
provinsi.
4. Transmigrasi khusus/sektoral, yaitu transmigrasi yang dilakukan karena
penduduk terkena bencana alam.

14
5. Transmigrasi bedol desa, yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seluruh
penduduk desa berikut pejabat-pejabat pemerintahan desa.

Untuk mengatur kelahiran penduduk, pemerintah menggalakkan


program Keluarga Berencana dalam rangka mencapai Norma Keluarga Kecil
Bahagia dan Sejahtera (NKKBS). Program KB juga mengarah pada catur
warga, yaitu keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, dan dua orang anak.
Ternyata program KB di Indonesia berhasil sangat baik dan bahkan dijadikan
contoh oleh banyak negara untuk mengatasi masalah kependudukan.

C. Menghitung Kepadatan Penduduk (Aritmatik, Fisiologis, dan Agraris)


Kepadatan penduduk tidak hanya mengakibatkan penurunan persediaan
sumber daya alam saja. Tetapi juga mengakibatkan peningkatan pencemaran
lingkungan. Jumlah penduduk yang semakin meningkat akan membuat
pencemaran lingkungan semakin meningkat pula karena produksi limbah
setiap harinya akan bertambah. Selain itu kepadatan penduduk juga
berpengaruh terhadap keadaan sosial budaya dalam sebuah daerah. Padatnya
penduduk sebuah daerah akan membuat fasilitas umum semakin banyak
dibutuhkan, contohnya jalan, sekolah, drainase, perumahan, sanitasi, dan
sebagainya. Semakin jarang jumlah penduduk ataupun semakin padat
penduduknya maka akan memberikan dampak positif dan negatifnya.
Kemudian cara menghitung kepadatan penduduk baik secara aritmatik,
fisiologis, ataupun agraris pada dasarnya hampir sama, yaitu menghitung rata
rata dalam jumlah penduduk per km persegi.

Seperti yang kita ketahui bahwa penduduk ialah orang yang berhak
secara hukum untuk tinggal dalam sebuah daerah, karena telah memiliki bukti
surat resmi. Misalnya KTP, bukti kewarganegaraan maupun bukti surat resmi
lainnya. Maka dari itu kepadatan penduduk dapat diartikan sebagai
banyaknya orang yang tinggal dalam sebuah daerah/wilayah per satuan luas.
Kepadatan penduduk tersebut memiliki satuan luas seperti orang/km²,
jiwa/hektar, jiwa/km², ataupun orang/hektar. Satuan ini biasanya digunakan

15
dalam rumus cara menghitung kepadatan penduduk, baik secara aritmatik,
fisiologis, maupun agraris.
Dibawah ini terdapat cara menghitung kepadatan penduduk secara
aritmatik, fisiologis dan agraris. Pengukuran tersebut saya sajikan dalam
bentuk rumus dan contoh soal. Berikut penjelasan selengkapnya:

1. Kepadatan Penduduk Aritmatik


Kepadatan penduduk aritmatik adalah kepadatan penduduk yang dihitung
persatuan luasnya. Adapun cara menghitung kepadatan penduduknya dapat
menggunakan rumus dibawah ini:

Contoh soal:
Jumlah penduduk pada tahun 2008 sebesar 8.250.000 jiwa disuatu
wilayah. Sedangkan wilayahnya memiliki luas 345.000 km². Hitunglah
kepadatan penduduk aritmatik pada wilayah tersebut?

Jawab.

Jadi, kepadatan penduduk aritmatiknya adalah 23,91 jiwa/km².

16
2. Kepadatan Penduduk Fisiologis
Kepadatan penduduk fisiologis ialah banyaknya penduduk pertanian setiap
km² tanahnya. Adapun cara menghitung kepadatan penduduknya dapat
menggunakan rumus dibawah ini:

Contoh soal :
Pada tahun 2008, suatu wilayah memiliki jumlah penduduk yang besarnya
6.700.000 jiwa. Mereka memiliki lahan pertanian yang luasnya 160.000
km². Hitunglah kepadatan penduduk fisiologis pada wilayah tersebut?
Jawab.

Jadi, kepadatan penduduk fisiologisnya adalah 41,87 jiwa/km².

3. Kepadatan Penduduk Agraris


Kepadatan penduduk agraris ialah banyaknya penduduk petani yang
memiliki luas lahan tiap km². Adapun cara menghitung kepadatan
penduduknya dapat menggunakan rumus dibawah ini:

17
Contoh Soal:
Jumlah penduduk di suatu wilayah besarnya 7.800.000 jiwa pada tahun
2006. Dalam wilayah tersebut terdapat 2.100.000 yang pekerjaannya
adalah petani. Jika lahan pertaniannya memiliki luas 155.000 km².
Berapakah kepadatan penduduk agrarisnya?

Jawab:

Jadi, kepadatan penduduk agrarisnya adalah 13,59 jiwa/km².

D. Pertumbuhan Penduduk
1. Pengertian Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan Penduduk ialah suatu perubahan populasi sewaktu-waktu,
dan bisa dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah
populasi memakai “per waktu unit” untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan
penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia,
dan sering dipakai secara informal untuk sebutan demografi nilai
pertumbuhan penduduk, dan dipakai untuk merujuk pada pertumbuhan
penduduk dunia.

18
2. Faktor Yang mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
a. Kelahiran
Kelahiran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung, Antara lain
menikah di usia muda dan tidak melaksanan program keluarga berencana
yang mengakibatkan meningkatnya angka kelaharian. Kedua yang
menghambat kelahiran itu kerena memakai program keluarga berencana.

b. Kematian
Kematian juga bisa di pengaruhi beberapa faktor yakni pendukung
dan penghambat,Pendukung, faktor pendukung yang mengakibatkan angka
kematian antara lain , tidak menjaga kesehatan, kurang sarana kesehatan di
wiliyah tersebut seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, Apotik,
kemiskinan yang berlebihan yang mengakibatkan kurangnya asupan
gizi,wilayah perperangan, bencana alam, pola makan tidak teratur dan
wabah penyakit. Penghambat, dan faktor yang menghambat kematian
antara lain yaitu menjaga kesehatan, pola makan yang teratus, makan yang
bergizi, sedikitnya angka kemiskinan, sarana kesehatan yang lengkap.

c. Penduduk yang Datang


Penduduk yang datang dapat saja orang yang dari luar wilayah datang ke
wilayah kita yang bertujuan untuk menetap, belajar, atau bekerja, hal ini
dapat mengakibatkan meningkatnya jumlah penduduk.

d. Penduduk yang Pergi


Penduduk yang pergi dapat saja orang di suatu wilayah datang ke wilayah
lain yang bertujuan untuk menetap, belajar, atau bekerja, dalam jumlah
yang banyak, seperti menjadi TKI, hal ini dapat mengakibatkan
menurunnya jumlah penduduk.

19
E. Menghitung Pertumbuhan Penduduk

1. Pertumbuhan Penduduk Alami (Natural Increase)


Angka pertumbuhan penduduk yang dihitung berdasarkan pertumbuhan
penduduk alami diperoleh dari selisih antara jumlah kelahiran dengan jumlah
kematian dalam setahun. Adapun formulasi untuk menghitung angka
pertumbuhan penduduk alami dirumuskan sebagai berikut:

Pt = Po + (L – M)
% = {(L – M)/Po} x 100%

Keterangan:
Pt = jumlah penduduk di tahun akhir perhitungan
Po = jumlah penduduk di tahun awal perhitungan
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
% = persentase pertumbuhan penduduk

Untuk memberikan gambaran yang jelas dan lebih detail, berikut dapat
diberikan contoh perhitungan angka pertumbuhan penduduk alami.

Contoh kasus:
Jumlah penduduk di Kota A pada tahun 2015 sebanyak 250.000 jiwa. Selama
tahun 2015 hingga 2016 jumlah bayi lahir di kota tersebut sebanyak 18.000
jiwa, sedangkan jumlah orang yang meninggal dunia sebanyak 7.500 jiwa.
Berapa jumlah penduduk Kota A di akhir tahun 2016 dan berapa persen
pertumbuhan penduduknya?

Penyelesaian:
Pt = 250.000 + (18.000 – 7.500) = 250.000 + 10.500 = 260.500 jiwa
% = (10.500/250.000) x 100% = 4,2%

20
Jadi, pertumbuhan penduduk alami Kota A pada periode tahun 2015 – 2016
adalah 10.500 jiwa. Jumlah penduduk pada akhir tahun 2016 mencapai
260.500 jiwa. Sementara angka pertumbuhan penduduknya sebesar 4,2%.
Artinya laju pertumbuhan penduduk Kota A tergolong cepat.

2. Pertumbuhan Penduduk Total


Angka pertumbuhan penduduk berdasarkan pertumbuhan total
diperoleh dari selisih jumlah kelahiran, kematian, imigrasi, dan emigrasi
yang terjadi di suatu wilayah. Perhitungan angka pertumbuhan penduduk
total didasarkan pada formulasi berikut.

Pt = Po + (L – M) + (I – E)

% = {(L – M) + (I – E)/Po} x 100%

Keterangan:
Pt = jumlah penduduk di tahun akhir perhitungan
Po = jumlah penduduk di tahun awal perhitungan
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
I = jumlah imigrasi (jumlah penduduk yang masuk ke suatu wilayah)
E = jumlah emigrasi (jumlah penduduk yang keluar dari suatu wilayah)
% = persentase pertumbuhan penduduk total
Untuk memberikan ilustrasi tentang angka pertumbuhan penduduk yang
dihitung berdasarkan pertumbuhan penduduk total, berikut dapat diberikan
contoh kasusnya.

Contoh kasus:
Pada tahun 2015 jumlah penduduk Kota B sebanyak 300.000 jiwa.
Jumlah kelahiran selama periode tahun 2015 – 2016 di kota tersebut
sebanyak 15.000 jiwa, sedangkan penduduk yang meninggal berjumlah
7.000 jiwa. Selama periode tahun tersebut Kota B kedatangan penduduk

21
yang menetap sebanyak 500 jiwa,sementara yang pindah ke kota lain
sebanyak 250 jiwa. Berapa jumlah penduduk Kota B pada tahun 2016 dan
berapa angka pertumbuhan penduduk totalnya?

Penyelesaian:
Pt = 300.000 + (15.000 – 7.000) + (500 – 250) = 300.000 + 8.000 +
250 = 308.250 jiwa
% = (8.250/300.000) x 100% = 2,75%

Jadi, pertumbuhan penduduk Kota B sebanyak 8.250 jiwa, sehingga


pertumbuhan penduduk total berjumlah 308.250 jiwa. Angka pertumbuhan
penduduk total sebesar 2,75%. Artinya, laju pertumbuhan penduduk di
Kota B selama periode tahun 2015 – 2016 tergolong cepat.

3. Pertumbuhan Penduduk Migrasi


Pertumbuhan penduduk migrasi adalah selisih antara angka penduduk
masuk dan angka penduduk keluar. Kita dapat menghitung angka
pertumbuhan penduduk migrasi dengan menggunakan persamaan di
bawah ini.

Pt = Po + (M - K)

Untuk melihat pertumbuhan penduduk migrasi dalam persen (%) dapat


menggunakan rumus di bawah ini:

% = M - K / Po (100%)

Keterangan:
Pt = jumlah penduduk tahun akhir perhitungan,
Po = jumlah penduduk tahun awal perhitungan,
M = jumlah penduduk masuk,

22
K = jumlah penduduk keluar,
% = persentase pertumbuhan penduduk migrasi.

4. Menghitung Proyeksi Jumlah Penduduk


Dalam upaya perencanaan peningkatan kesejahteraan masyarakat
diperlukan data terkait jumlah penduduk di masa depan. Nah, untuk
mengetahui jumlah penduduk di masa mendatang, kita dapat
menggunakan rumus proyeksi jumlah penduduk.
Apa saja terkait rumus tersebut?. Agar lebih jelas, kita akan membahasnya
satu persatu

a) Rumus Aritmatika

Rumus aritmatika ini, kita gunakan apabila kita anggap bahwa jumlah
penduduktiap tahun selalu sama.

Pn = P0 {1 + (r.n)}
Keterangan
Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun ke depan.
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal.
r = Angka pertumbuhan penduduk.
n = Jangka waktu dalam tahun.

Contoh:
Wilayah Jakarta memiliki jumlah penduduk sebanyak 40.000 jiwa pada
tahun 2014 dan pertumbuhan penduduknya sebesar 2% per tahun.
Berapakah jumlah penduduk wilayah jakarta setelah 6 tahun kemudian?

Jawab:
Pn = P0 {1 + (r.n)}
Pn = 40000 { 1 + (0,02 x 6)}
Pn = 40000 + 4800 = 44800 jiwa

23
Jadi jumlah penduduk Jakarta pada tahun 2020 diperkirakan sebanyak
44800 jiwa dengan pertumbuhan sebanyak 4800 jiwa tiap tahunnya.

b) Rumus Geometrik
Perhitungan jumlah penduduk dengan rumus ini menggunakan dasar
bunga majemuk pertumbuhan penduduk (bunga berbunga).

Pn = P0 (1 + r)n

Keterangan
Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun ke depan.
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal.
r = Angka pertumbuhan penduduk.
n = Jangka waktu dalam tahun.

Contoh:
Wilayah Surabaya memiliki jumlah penduduk sebanyak 60.000 jiwa
pada tahun 2013 dan pertumbuhan penduduknya sebesar 2% per tahun.
Berapakah jumlah penduduk wilayah Surabaya setelah 5 tahun
kemudian?
Jawab:
Pn = P0 (1 + r)n
Pn = 60000 ( 1 + 0,02)5
Pn = 66240 jiwa

Jadi prediksi jumlah penduduk Surabaya pada tahun 2018 sebanyak


66.240 jiwa.

24
c) Rumus Eksponensial
Penggunaan rumus ini apabila pertumbuhan penduduknya konstan atau
kontinue tiap hari.

Pn = P0er.n

Keterangan:
Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun ke depan.
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal.
r = Angka pertumbuhan penduduk.
n = Jangka waktu dalam tahun
e = Bilangan eksponensial = 2,7182818.

Contoh:
Jumlah penduduk wilayah Merauke pada tahun 2013 adalah 10.000
jiwa dan pertumbuhan penduduk 2% per tahun. Berapakah jumlah
penduduknya pada tahun 2018?

Jawab:
Pn = P0er.n
Pn = 10000 x 2,71828180,02×5
Pn = 10000 x 2,71828180,1
Pn = 11052 jiwa

Jadi jumlah penduduk Merauke pada tahun 2018 sebanyak 11052 jiwa
dengan pertumbuhan sebesar 1052 jiwa tiap tahunnya.

25
BAB III
PENUTUP

Penduduk merupakan manusia yang mendiami suatu wilayah dan mengakui


wilayah tersebut sebagai wilayah kediamannya dan membentu suatu negara
dengan mengalami pertumbuhan yang sangat pesat. Hal-hal yang mempengaruhi
pertumbuhan penduduk mencakup fertilitas (kelahiran), mortalitas (kematian) dan
migrasi (perpindahan) dimana ketiga hal ini selalu menjadi hal utama dalam
pertumbuhan penduduk.
Jikalau penduduk dalam suatu wilayah negara sudah padat atau pun
mengalami faktor-faktor tertentu maka mereka akan menyebar (migrasi) wilayah
lain guna mendapatkan tempat untuknya tinggal.
Untuk mengetahui jumlah suatu penduduk dalam suatu wilayah maka ada
berberapa cara yang dapat digunakan untuk menghitungnya. Dapat dilihat dalam
makalah ini terkait perhitungan angka pertumbuhan penduduka dan kepadatanya.

26
DAFTAR PUSTAKA

https://id.wikipedia.org/wiki/Penduduk
https://dosengeografi.com/persebaran-penduduk/
https://www.zonasiswa.com/2014/10/pertumbuhan-penduduk.html
https://sobatmateri.com/geografi/persebaran-dan-kepadatan-penduduk/
http://hari-mardiansyah.blogspot.com/2013/04/makalah-kependudukan.html
http://seputarpengertian.blogspot.com/2016/02/pengertian-penduduk.html
http://naylaalifia.blogspot.com/2017/01/
https://widyasravishta.wordpress.com/2011/11/20/sumber-data-kependudukan/

27

Anda mungkin juga menyukai