i
BAB I
PENDAHULUAN
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
c. Migrasi adalah perpindahan penduduk dengan tujuan untuk menetap
dari suatu tempat ke tempat lain melampaui batas politik/negara atau
pun batas administratif/batas bagian dalam suatu negara. Jadi migrasi
sering diartikan sebagai perpindahan yang relatif permanen dari suatu
daerah ke daerah lain.
3
mendapatkan data tersebut, tentu negara harus memiliki sumber data
kependudukan. Data kependudukan tidak hanya diperoleh dari sensus
pendudukan, tetapi survai penduduk dan registrasi penduduk juga dapat
memberikan informasi mengenai data kependudukan.
A. Sensus Penduduk
Sensus atau yang disebut dengan cacah jiwa adalah sebuah proses
mendapatkan informasi deskriptif tentang anggota sebuah populasi
(Wikipedia, 2010). Melihat dari pengertian tersebut tentu makud dari
dilaksanakannya sensus adalah untuk mengetahui informasi secara tertulis
yang dapat digunakan untuk mendata dalam berbagai bidang, seperti bidang
politik, bidang ekonomi, dan bidang-bidang lainnya. Di Indonesia, sensus
penduduk diambil pada tahun 1961, 1971, 1980, 1990, dan 2000. Dua sensus
diambil oleh pemerintah Hindia Belanda, pada tahun 1920 dan 1930.
Sensus penduduk yang dilakukan banyak negara adalah untuk
mengetahui berapa banyak manusia yang berada di wilayah tersebut. Selain
untuk mengetahui berapa jumlah populasi manusia, sensus penduduk ini juga
dapat membantu sebuah negara untuk mengambil keputusan-keputusan yang
sesuai dengan kondisi jumlah penduduk yang ada di negara tersebut. Maka
dari itu sensus penduduk sangat penting untuk dilaksanakan. Dalam
mengumpulkan data penduduk, pada umumnya terdapat tiga sistem
pengumpulan data, yaitu :
4
a. Survei penduduk, merupakan sistem pengumpulan data penduduk yang
berkaitan dengan karakteristik penduduk.
Menurut buku Demografi Umum (2003), sensus penduduk merupakan
suatu proses keseluruhan dari pengumpulan, pengolahan, penyajian, dan
penilaian data penduduk yang menyangkut antara lain; ciri-ciri demografi,
sosial ekonomi, dan lingkungan hidup. Sensus penduduk memiliki beberapa
ciri khas, antara lain :
1. Bersifat individu, artinya informasi demografi dan sosial ekonomi
yang dikumpulkan berasal dari individu, baik sebagai anggota rumah
tangga maupun sebagai anggota masyarakat.
2. Bersifat universal, artinya pencacahan bersifat menyeluruh.
3. Pencacahan diselengga rakan serentak di seluruh negara
4. Sensus penduduk dilaksanakan secara periodik yaitu pada tiap-tiap
tahun yang berakhiran angka kosong.
5
penduduk de jure dan jumlah penduduk de facto. Selain itu untuk migrasi
penduduk, dalam penarian informasi, pihak sensus harus memperoleh data
seperti, tanggal lahir, lamanya bertempat tinggal di daerah tersebut, dan
lain sebagainya.
2. Rumah tangga. Informasi yang dapat diperoleh dari bagian ini adalah
hubungan masing-masing anggota keluarga dengan kepala keluarga,
jumlah anggota keluarga, serta jenis kelamin anggota keluarga.
3. Karakteristik sosial dan demografi. Berisi informasi kondisi penduduk
dalam wilayahnya dan sosial budayanya.
4. Kelahiran dan kematian. Berisi informasi mengenai jumlah anak yang lahir
maupun jumlah anggota keluarga yang meninggal.
5. Karakteristik pendidikan. Dalam bagian ini, informasi yang dapat
diperoleh adalah status pendidikan penduduk yang ada di suatu daerah.
6. Karakteristik ekonomi. Informasi yang diperoleh adalah mengenai jenis
matapencaharian yang ada di daerah tersebut serta jumlah pendapatan
yang diperoleh di wilayah tersebut.
6
d. Wilayah pencacahan dibedakan antara wilayah pencacahan pedesaan dan
perkotaan.
e. Pencacahan dilaksanakan dengan sistem-aktif artinya petugas sensus aktif
mendatangi rumah tangga untuk mendapatkan data demografi, sosial,
ekonomi, dari masing-masing rumah tangga dan anggotanya.
f. Selain melakukan pencacahan melalui pendekatan rumah tangga dan
penduduk, pencacahan dapat dilakukan dengan pendekatan wilayah.
g. Hasil sensus penduduk diolah oleh Badan Pusat Statistik dan sebagian
diterbitkan.
h. Di antara pelaksanaan dua sensus, diadakan sensus khusus berdasarkan
sampel.
7
B. Survai Penduduk
Hasil sensus penduduk serta registrasi penduduk memiliki keterbatasan.
Sensus penduduk dan registrasi penduduk hanya memberikan informasi
secara umum saja. Maka dari itu dilakukanlah survai penduduk. Survai
penduduk sifatnya lebih terbatas dan informasi yang dikumpulkan lebih luas
dan mendalam. Survai penduduk biasanya dilaksanakan di pertengahan
periode antara dua sensus penduduk. Rumah tangga terpilih di wawancarai
guna mendapatkan informasi mengenai kondisi kependudukan misalnya
fertilitas, mortalitas dan migrasi.
C. Registrasi Penduduk
Registrasi penduduk berkaitan dengan komponen penduduk yang
dinamis, seperti kelahiran, kematian, mobilitas penduduk, perkawinan,
perceraian, dan sebagainya. Komponen-komponen ini dapat berubah kapan
saja sehingga diperlukan registrasi penduduk yang dapat berubah setiap saat.
Berbeda dengan sensus penduduk, registrasi penduduk lebih mengarah
pada sistem pasif. Registrasi penduduk dianggap pasif karena biasanya dalam
melaporkan sebuah kejadian adalah perwakilan keluarga dari kepala keluarga
yang tengah mengalami sesuatu hal, seperti kelahiran atau kematian.
Pelaporan dengan sistem pasif ini menimbulkan beberapa permasalahan,
terutama ketidaklengkapan data pelaporan. Adapun beberapa contoh
ketidaklengkapan pelaporan adalah sebagai berikut :
8
4. Seorang perempuan hamil karena peristiwa “kecelakaan”, setelah
melahirkan bayinya tidak dilaporkan kepada kantor desa.
Hal tersebut yang umumnya terjadi pada kasus kelahiran. Berbeda dengan
kelahiran, catatan kematian lebih lengkap dibandingkan catatan kelahiran.
Hal ini dikarenakan :
9
a. Persebaran penduduk berdasarkan geografis
Persebaran penduduk secara geografis adalah karakteristik penduduk
menurut batas-batas alam seperti pantai, sungai, danau dan sebagainya.
10
terkait dengan penyediaan sarana dan prasarana sosial, kesempatan kerja,
stabilitas keamanan, serta pemerataan pembangunan.
Informasi kepadatan penduduk tiap daerah perlu diketahui untuk
mengetahui ada tidaknya gejala kelebihan penduduk (overpopulation), untuk
mengetahui pusat-pusat aglomerasi penduduk, serta untuk mengetahui
penyebaran dan pusat-pusat kegiatan ekonomi maupun budaya. Informasi-
informasi tersebut pada akhirnya akan digunakan sebagai dasar perencanaan
pembangunan di tiap-tiap daerah.
Akibat dari tidak meratanya penduduk yaitu luas lahan pertanian di
Jawa semakin sempit. Lahan bagi petani sebagian dijadikan permukiman dan
industri. Sebaliknya banyak lahan di luar Jawa belum dimanfaatkan secara
optimal karena kurangnya sumber daya manusia. Keadaan demikian tentunya
sangat tidak menguntungkan dalam melaksanakan pembangunan wilayah dan
bagi peningkatan pertahanan keamanan negara.
11
b. Faktor Biologis
c. Faktor Kebudayaan dan Teknologi
12
Faktor penyebab persebaran penduduk yang tidak merata antara lain:
a) Kesuburan tanah, daerah atau wilayah yang ditempati banyak penduduk,
karena dapat dijadikan sebagai lahan bercocok tanam dan sebaliknya.
b) Iklim, wilayah yang beriklim terlalu panas, terlalu dingin, dan terlalu
basah biasanya tidak disenangi sebagai tempat tinggal
c) Topografi atau bentuk permukaan tanah pada umumnya masyarakat
banyak bertempat tinggal di daerah datar
d) Sumber air
e) Perhubungan atau transportasi
13
b. Penciptaan lapangan kerja di daerah-daerah yang jarang penduduknya
dan daerah pedesaan.
c. Pemberian penyuluhan terhadap masyarakat tentang pengelolaan
lingkungan alamnya.
14
5. Transmigrasi bedol desa, yaitu transmigrasi yang dilakukan oleh seluruh
penduduk desa berikut pejabat-pejabat pemerintahan desa.
Seperti yang kita ketahui bahwa penduduk ialah orang yang berhak
secara hukum untuk tinggal dalam sebuah daerah, karena telah memiliki bukti
surat resmi. Misalnya KTP, bukti kewarganegaraan maupun bukti surat resmi
lainnya. Maka dari itu kepadatan penduduk dapat diartikan sebagai
banyaknya orang yang tinggal dalam sebuah daerah/wilayah per satuan luas.
Kepadatan penduduk tersebut memiliki satuan luas seperti orang/km²,
jiwa/hektar, jiwa/km², ataupun orang/hektar. Satuan ini biasanya digunakan
15
dalam rumus cara menghitung kepadatan penduduk, baik secara aritmatik,
fisiologis, maupun agraris.
Dibawah ini terdapat cara menghitung kepadatan penduduk secara
aritmatik, fisiologis dan agraris. Pengukuran tersebut saya sajikan dalam
bentuk rumus dan contoh soal. Berikut penjelasan selengkapnya:
Contoh soal:
Jumlah penduduk pada tahun 2008 sebesar 8.250.000 jiwa disuatu
wilayah. Sedangkan wilayahnya memiliki luas 345.000 km². Hitunglah
kepadatan penduduk aritmatik pada wilayah tersebut?
Jawab.
16
2. Kepadatan Penduduk Fisiologis
Kepadatan penduduk fisiologis ialah banyaknya penduduk pertanian setiap
km² tanahnya. Adapun cara menghitung kepadatan penduduknya dapat
menggunakan rumus dibawah ini:
Contoh soal :
Pada tahun 2008, suatu wilayah memiliki jumlah penduduk yang besarnya
6.700.000 jiwa. Mereka memiliki lahan pertanian yang luasnya 160.000
km². Hitunglah kepadatan penduduk fisiologis pada wilayah tersebut?
Jawab.
17
Contoh Soal:
Jumlah penduduk di suatu wilayah besarnya 7.800.000 jiwa pada tahun
2006. Dalam wilayah tersebut terdapat 2.100.000 yang pekerjaannya
adalah petani. Jika lahan pertaniannya memiliki luas 155.000 km².
Berapakah kepadatan penduduk agrarisnya?
Jawab:
D. Pertumbuhan Penduduk
1. Pengertian Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan Penduduk ialah suatu perubahan populasi sewaktu-waktu,
dan bisa dihitung sebagai perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah
populasi memakai “per waktu unit” untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan
penduduk merujuk pada semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia,
dan sering dipakai secara informal untuk sebutan demografi nilai
pertumbuhan penduduk, dan dipakai untuk merujuk pada pertumbuhan
penduduk dunia.
18
2. Faktor Yang mempengaruhi Pertumbuhan Penduduk
a. Kelahiran
Kelahiran dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor pendukung, Antara lain
menikah di usia muda dan tidak melaksanan program keluarga berencana
yang mengakibatkan meningkatnya angka kelaharian. Kedua yang
menghambat kelahiran itu kerena memakai program keluarga berencana.
b. Kematian
Kematian juga bisa di pengaruhi beberapa faktor yakni pendukung
dan penghambat,Pendukung, faktor pendukung yang mengakibatkan angka
kematian antara lain , tidak menjaga kesehatan, kurang sarana kesehatan di
wiliyah tersebut seperti Rumah Sakit, Puskesmas, Klinik, Apotik,
kemiskinan yang berlebihan yang mengakibatkan kurangnya asupan
gizi,wilayah perperangan, bencana alam, pola makan tidak teratur dan
wabah penyakit. Penghambat, dan faktor yang menghambat kematian
antara lain yaitu menjaga kesehatan, pola makan yang teratus, makan yang
bergizi, sedikitnya angka kemiskinan, sarana kesehatan yang lengkap.
19
E. Menghitung Pertumbuhan Penduduk
Pt = Po + (L – M)
% = {(L – M)/Po} x 100%
Keterangan:
Pt = jumlah penduduk di tahun akhir perhitungan
Po = jumlah penduduk di tahun awal perhitungan
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
% = persentase pertumbuhan penduduk
Untuk memberikan gambaran yang jelas dan lebih detail, berikut dapat
diberikan contoh perhitungan angka pertumbuhan penduduk alami.
Contoh kasus:
Jumlah penduduk di Kota A pada tahun 2015 sebanyak 250.000 jiwa. Selama
tahun 2015 hingga 2016 jumlah bayi lahir di kota tersebut sebanyak 18.000
jiwa, sedangkan jumlah orang yang meninggal dunia sebanyak 7.500 jiwa.
Berapa jumlah penduduk Kota A di akhir tahun 2016 dan berapa persen
pertumbuhan penduduknya?
Penyelesaian:
Pt = 250.000 + (18.000 – 7.500) = 250.000 + 10.500 = 260.500 jiwa
% = (10.500/250.000) x 100% = 4,2%
20
Jadi, pertumbuhan penduduk alami Kota A pada periode tahun 2015 – 2016
adalah 10.500 jiwa. Jumlah penduduk pada akhir tahun 2016 mencapai
260.500 jiwa. Sementara angka pertumbuhan penduduknya sebesar 4,2%.
Artinya laju pertumbuhan penduduk Kota A tergolong cepat.
Pt = Po + (L – M) + (I – E)
Keterangan:
Pt = jumlah penduduk di tahun akhir perhitungan
Po = jumlah penduduk di tahun awal perhitungan
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
I = jumlah imigrasi (jumlah penduduk yang masuk ke suatu wilayah)
E = jumlah emigrasi (jumlah penduduk yang keluar dari suatu wilayah)
% = persentase pertumbuhan penduduk total
Untuk memberikan ilustrasi tentang angka pertumbuhan penduduk yang
dihitung berdasarkan pertumbuhan penduduk total, berikut dapat diberikan
contoh kasusnya.
Contoh kasus:
Pada tahun 2015 jumlah penduduk Kota B sebanyak 300.000 jiwa.
Jumlah kelahiran selama periode tahun 2015 – 2016 di kota tersebut
sebanyak 15.000 jiwa, sedangkan penduduk yang meninggal berjumlah
7.000 jiwa. Selama periode tahun tersebut Kota B kedatangan penduduk
21
yang menetap sebanyak 500 jiwa,sementara yang pindah ke kota lain
sebanyak 250 jiwa. Berapa jumlah penduduk Kota B pada tahun 2016 dan
berapa angka pertumbuhan penduduk totalnya?
Penyelesaian:
Pt = 300.000 + (15.000 – 7.000) + (500 – 250) = 300.000 + 8.000 +
250 = 308.250 jiwa
% = (8.250/300.000) x 100% = 2,75%
Pt = Po + (M - K)
% = M - K / Po (100%)
Keterangan:
Pt = jumlah penduduk tahun akhir perhitungan,
Po = jumlah penduduk tahun awal perhitungan,
M = jumlah penduduk masuk,
22
K = jumlah penduduk keluar,
% = persentase pertumbuhan penduduk migrasi.
a) Rumus Aritmatika
Rumus aritmatika ini, kita gunakan apabila kita anggap bahwa jumlah
penduduktiap tahun selalu sama.
Pn = P0 {1 + (r.n)}
Keterangan
Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun ke depan.
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal.
r = Angka pertumbuhan penduduk.
n = Jangka waktu dalam tahun.
Contoh:
Wilayah Jakarta memiliki jumlah penduduk sebanyak 40.000 jiwa pada
tahun 2014 dan pertumbuhan penduduknya sebesar 2% per tahun.
Berapakah jumlah penduduk wilayah jakarta setelah 6 tahun kemudian?
Jawab:
Pn = P0 {1 + (r.n)}
Pn = 40000 { 1 + (0,02 x 6)}
Pn = 40000 + 4800 = 44800 jiwa
23
Jadi jumlah penduduk Jakarta pada tahun 2020 diperkirakan sebanyak
44800 jiwa dengan pertumbuhan sebanyak 4800 jiwa tiap tahunnya.
b) Rumus Geometrik
Perhitungan jumlah penduduk dengan rumus ini menggunakan dasar
bunga majemuk pertumbuhan penduduk (bunga berbunga).
Pn = P0 (1 + r)n
Keterangan
Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun ke depan.
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal.
r = Angka pertumbuhan penduduk.
n = Jangka waktu dalam tahun.
Contoh:
Wilayah Surabaya memiliki jumlah penduduk sebanyak 60.000 jiwa
pada tahun 2013 dan pertumbuhan penduduknya sebesar 2% per tahun.
Berapakah jumlah penduduk wilayah Surabaya setelah 5 tahun
kemudian?
Jawab:
Pn = P0 (1 + r)n
Pn = 60000 ( 1 + 0,02)5
Pn = 66240 jiwa
24
c) Rumus Eksponensial
Penggunaan rumus ini apabila pertumbuhan penduduknya konstan atau
kontinue tiap hari.
Pn = P0er.n
Keterangan:
Pn = Jumlah penduduk setelah n tahun ke depan.
P0 = Jumlah penduduk pada tahun awal.
r = Angka pertumbuhan penduduk.
n = Jangka waktu dalam tahun
e = Bilangan eksponensial = 2,7182818.
Contoh:
Jumlah penduduk wilayah Merauke pada tahun 2013 adalah 10.000
jiwa dan pertumbuhan penduduk 2% per tahun. Berapakah jumlah
penduduknya pada tahun 2018?
Jawab:
Pn = P0er.n
Pn = 10000 x 2,71828180,02×5
Pn = 10000 x 2,71828180,1
Pn = 11052 jiwa
Jadi jumlah penduduk Merauke pada tahun 2018 sebanyak 11052 jiwa
dengan pertumbuhan sebesar 1052 jiwa tiap tahunnya.
25
BAB III
PENUTUP
26
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/Penduduk
https://dosengeografi.com/persebaran-penduduk/
https://www.zonasiswa.com/2014/10/pertumbuhan-penduduk.html
https://sobatmateri.com/geografi/persebaran-dan-kepadatan-penduduk/
http://hari-mardiansyah.blogspot.com/2013/04/makalah-kependudukan.html
http://seputarpengertian.blogspot.com/2016/02/pengertian-penduduk.html
http://naylaalifia.blogspot.com/2017/01/
https://widyasravishta.wordpress.com/2011/11/20/sumber-data-kependudukan/
27