Anda di halaman 1dari 8

SYSTEMATIKA REVIEW

Erin Tentua 160* Vivi Nur Wijayanti147*

SPESIFIKASI NYERI COVID-19 DAN NYERI KRONIK PADA PASIEN DENGAN


RIWAYAT PENYAKIT SEBELUMNYA
ABSTRAK

Latar Belakang : nyeri pada pasien covid-19 dengan nyeri


kronik memiliki rentang berbeda, sehingga memiliki
spesifikasi nyeri.
Stikes Bina Sehat PPNI
Mojokerto
Objektif : Kajian ini untuk menganalisis dan
Prodi S1 Keperawatan mengidentifikasi literatur yang berkaitan dengan spesifikasi
Nyeri Covid-19 dan nyeri Kronik.

Dosen Pembimbing Rancangan :Desain systematic review di mana artikel di


tinjau dari database menggunakan PRISMA.
Riris Diana rachmayanti,
SKM., M.Kes Sumber Data : Review sistematis ini didasarkan pada studi
literatur dari berbagai basis data jurnal dalam beberapa
bulan terakhir, termasuk Scopus, ScienceDirect, ProQuest
dan Google Scholar, Kata kunci dalam review sistematis ini
disesuaikan dengan Medical Subject Heading (MeSH) dan
menggunakan kombinasi operator Boolean (AND dan OR)
yaitu "Covid-19" ATAU "Sarsh" ATAU "Covid-19" DAN
Info Artikel
"Pain".
Di buat : 16 Maret 2021
Metode Review : Metode review pada review sistematis ini
Di Revisi : 24 April 2021
menggunakan pedoman PRISMA (Item Pelaporan Pilihan
untuk Tinjauan Sistematis dan Evaluasi Meta)
dan penilaian kualitas studi dalam artikel menggunakan alat
penilaian kritis JBI.

Hasil : Secara khusus nyeri akut memiliki skala yang sama


dengan nyeri Covid-19, hal ini di karenakan sebelum virus
masuk ke dalam tubuh sudah terjadi kerusakan organ.

Kesimpulan : Tidak ada spesifikasi nyeri kronik dengan


nyeri Covid-19, tidak ada hubungan khusus antara vaksinasi
dengan nyeri kronik.

Kata Kunci : Covid-19, Nyeri kronik.

8
SYSTEMATIKA REVIEW

penelitian sebelumnya untuk menemukan


jawaban atas pertanyaan spesifikasi nyeri yang di
PENGANTAR
rasakan oleh pasien, baik itu pasien Covid-19
COVIID-19 adalah virus yang menular maupun Pasien dengan riwayat penyakit yang
yang baru-baru ini ditemukan di chine pada terdahulu yang memiliki nyeri kronis.
desember 2019, yang kemudian kasus
Systematis review ini bertujuan untuk
berkembang di secara pesat di cina pada january,
melakukan analisa deskriptif spesifikasi nyeri
kasus covid-19 terconfirm di indonesia untuk
Covid-19 dan nyeri kronik sebelumnya yang
pertama kali di jakarta Maret 2020 dengan
aktif.
jumlah kasus terkonfirm 2 orang. Indonesia
menegakan status tanggap bencana pada ...
dengan jumlah kasus sebesar.. hingga pada akhir
METODE
2020 vaksin resmi masuk ke indonesia dengan
berbagai kebijakan dan pengaman ketat oleh
BPOM . Rancangan

Vaksinasi di jalankan pertama kali oleh Desain penelitian ini menggunakan


presiden indonesia, kemudian di lanjutkan systematic review. Protokol yang digunakan
dengan masa rentang vaksin hingga pertengahan disini merujuk pada PRISMA dan JBI
tahun 2021. Dengan berkembangnya kasus Systematic Review.
Covid-19 yang di alami hampir seluruh bagian
Strategi pencarian elektronik yang
belahan dunia menunjukan manisfestasi yang
mencakup 3 basis data utama, termasuk batasan
beragam mulai dari manifestasi yang menyerupai
apa pun yang digunakan, sehingga bisa diulang
penumonia hingga keluhan yang sering muncul
oleh penulis lainnya. Strategi pencarian dengan
adalah Nyeri.
membaca dengan teliti kemudian mereplikasi
Tidak semua Pasien akan merasakan data yang ditemukan (Golder et al., 2006).
nyeri saat di alkukan pengkajian, namun tidak Penulis membuat pernyataan strategi pencarian
sedikit yang mengalami nyeri, mulai dari nyeri untuk memudahkan peninjauan oleh penulis
akut hingga nyeri kronik, berdasarkan hasil lainnya sebagai bagian dari proses systematic
penelitian sebelumnya nyeri kronis bisa aktif review (Sampson et al., 2009).
pada kasus pasien Covid-19.

Dengan rentang skala nyeri yang


Metode pencarian
beragam, penulis menggunakan beberapa sumber

8
SYSTEMATIKA REVIEW

Review sistematis ini didasarkan pada


studi literatur dari berbagai basis data jurnal
dalam beberapa bulan terakhir, termasuk Scopus,
Data Base elektronik :
ScienceDirect, ProQuest dan Google Scholar Identifikasi
Proquest (n=101)
dengan melakukan review secara komprehensif.
ScienceDirect (n=64)
Kata kunci dalam review sistematis ini
disesuaikan dengan Medical Subject Heading Google Scholar (n=46)

(MeSH) dan menggunakan kombinasi operator


Boolean (AND dan OR) yaitu "Covid-19"
ATAU "Sarsh" ATAU "Covid-19" DAN "Pain" . 211 artikel di atas
di saring 200
Kriteria artikel yang termasuk dalam berdasarkan judul, artikel di
abstrak dan judul keluarkan
systematis riview ini adalah (1) pasien dengan serupa di seluruh
berbagai penyakit kronis, (2) pasien dengan database
Penyaringa
nyeri kronis, (3) fokus tentang nyeri dan Covid- n
19.

Kelayakan Artikel yang di


11 artikel
dinilai isi hapus (n=9)
Hasil pencarian
lengkap 1. Tinjauan systematic
Hasil pencarian pada database eletronik 2. Tidak terkait
dengan dukungan
terdapat 211 artikel yaitu (101 artikel Proquest, sosial
64 artikel ScienceDirect, dan 46 Google 3. Bukan pasien covid-
19
Scholar). Berdasarkan judul, abstrak, dan
4. Hasil tidak
duplikasi didapatkan 200 artikel di keluarkan memenuhi
karena tidak memenuhi kriteria inklusi. 11
artikel lainnya sesuai dengan teks lengkap dan 9
Termasuk
artikel di hapus karena tidak sesuai dengan
2 Artikel terpilih
kriteria inklusi, hasil akhir 2 artikel yang sesuai
dengan kriteria inklusi.

Hasil seleksi artikel dapat tunjukan pada


Gambar 1. Diagram alir PRISMA
gambar 1. menggambarkan aliran informasi melalui
berbagai fase tinjauan systematic,

Penilaian Kualitas
8
SYSTEMATIKA REVIEW

Analisis kualitas dalam tinjauan dan menambahkan. Penilaian Kritis untuk


sistematis ini menggunakan The JBI Critical menilai studi yang memenuhi syarat yang
Appraisal Tool untuk menilai kualitas dilakukan oleh para peneliti. Jika skor penelitian
metodologi dalam setiap studi. minimal 50% memenuhi kriteria Penilaian Kritis
dengan nilai cut-off point dan artikel yang
Alat Penilaian Kritis JBI
dikumpulkan dalam tinjauan sistematis ini
penilaianpertanyaan untuk menilai kualitas
menggunakan studi cross-sectional memiliki
penelitian. Kriteria penilaian diberi skor 'ya',
nilai 6 dari 8 poin pernyataan sehingga memiliki
'tidak', 'tidak jelas' atau 'tidak berlaku', dan setiap
nilai kualitas di atas ambang batas (JBI, 2017).
kriteria dengan skor 'ya' diberi satu poin dan skor
lainnya nol, setiap skor studi kemudian dihitung

HASIL

Hasil pencarian artikel di tiga database elektronik ditemukan 2 artikel yang memenuhi kriteria
inklusi sistematik ini. Informasi tambahan tentang tinjauan sistematis ini yang meliputi nama penulis,
tahun publikasi, metode penelitian, jumlah peserta, tujuan dan ringkasan hasil disajikan pada Tabel 1.

Penelitian yang dipilih pada artikel ini menggunakan studi cross sectional, semua partisipan
adalah pasien nyeri dengan terkonfirm Covid-19 dengan jumlah pasien sebanyak 7 dari artikel
pendekatan studi kasus.

Berikut adalah uraian hasil penelitian yang ditunjukkan pada Tabel 1

Penulis (Tahun) Metode Jenis


Tujuan Hasil
Negara Penelitian Responden
Reza Alizadeh, Kualitatif Seorang pria Untuk tindak Kasus-kasus yang
Ziba Aghsaeifard pendekatan dan wanita, lanjut jauh lebih disajikan menyoroti
(2021) studi kasus pensiunan tinggi dari kambuhnya nyeri kronis
Iran profesor, dan sebelumnya, setelah infeksi
dokter wanita. yang bertepatan COVID19.
dengan timbulnya Sejumlah mekanisme
pandemi virus dapat disarankan untuk
corona. kasus seperti itu.
Sindrom pasca-virus
dapat
menyebabkan kerusakan

8
SYSTEMATIKA REVIEW

organ yang dapat


menyebabkan
eksaserbasi nyeri kronis.
Selain itu,
nyeri kronis dapat
meningkatkan
subspesialisasi infeksi
virus karena imunitas
yang terganggu akibat
stres, kurang tidur, dan
penggunaan opioid.
COVID19 sering muncul
dengan mialgia, artralgia,
disfungsi
muskuloskeletal,
penurunan kepadatan
mineral tulang, dan
gangguan sendi.
Krishnan Pendekatan Sukarelawan Memberikan 1) Tidak ada bukti bahwa
Chakravarthy, kualitatif dewasa sehat, panduan untuk pasien menerima
Natalie Strand, pasien dan terapi steroid epidural
Anne Frosch, anak-anak. berdasarkan data terapi steroid untuk
Dawood, yang tersedia dan manajemen nyeri
Lakshmi Rekha, rekomendasi ahli. berisiko lebih tinggi
Rahul terhadap
Chaturvedi, hasil yang merugikan
Prabhdeep K dari vaksinasi COVID-
Grewal, Jason 19.
Pope, Michael E 2) Tidak ada bukti bahwa
Schatman, steroid bolus di
Timothy Deer ruang epidural akan
(2021) memengaruhi respons
AS vaksin.
3) Suntikan steroid
8
SYSTEMATIKA REVIEW

neuraksial tidak perlu


ditangguhkan jika
diindikasikan dalam
konteks vaksinasi
COVID-19.
Hasil tinjauan pustaka terhadap 2 artikel Peningkatan regulasi NF- κ B juga berhubungan
menjelaskan bahwa kambuhnya nyeri kronis dengan fibromyalgia, dan nyeri saraf. Selain itu,
setelah infeksi COVID19. Sejumlah mekanisme ekspresi ACE (angiotensin converting enzyme)
dapat disarankan untuk kasus seperti itu. dalam otot rangka, sinovium, dan tulang kortikal
Sindrom pasca-virus dapat menyebabkan meningkatkan subspesialisasi jaringan ini
kerusakan organ yang dapat menyebabkan menjadi infeksi SARS-nCoV. Penghambat ACE
eksaserbasi nyeri kronis. Selain itu, nyeri kronis juga dapat mengurangi pelepasan NF- κ B,
dapat meningkatkan subspesialisasi infeksi virus sehingga mengurangi peradangan. ACE dan
karena imunitas yang terganggu akibat stres, ACE2 diketahui berperan penting dalam sindrom
kurang tidur, dan penggunaan opioid. COVID19 gangguan pernapasan akut melalui reseptor
sering muncul dengan mialgia, artralgia, angiotensin 1 (AT1R) dan reseptor Mas. ACE2
disfungsi muskuloskeletal, penurunan kepadatan juga memainkan peran perlindungan terhadap
mineral tulang, dan gangguan sendi. Selanjutnya cedera ARDS dengan inaktivasi NF- κ B.
infeksi ditandai dengan inflamasi sistemik yang
Tidak ada bukti saat ini bahwa terapi
ditandai dengan peningkatan kadar CRP (c-
steroid epidural akan berdampak pada
reactive protein), IFN- γ ( interferon gamma),
kemanjuran vaksin COVID-19 atau
IL-1 β ( interleukin 1 beta), IL-6, IL-8, IL-17,
menempatkan pasien pada peningkatan risiko
dan TNF- α ( alfa faktor nekrosis tumor).
efek samping dari vaksin. Data sebelumnya
Hilangnya kekuatan otot dan kelemahan yang
menunjukkan bahwa steroid dosis tinggi kronis
terkait sebagai respons terhadap infeksi sebagian
dapat merusak kekebalan berbasis vaksin,
besar disebabkan oleh respons proinflamasi.
meskipun penurunan kemanjuran vaksin dalam
Peningkatan produksi IL-1 β dan IL-6 dikaitkan
pengaturan ini kecil. Steroid yang diberikan
dengan fibrosis otot. NF- κ Hiperaktivasi B
secara sistemik dalam format bolus belum
(faktor nuklir-kappa B) melalui aktivasi reseptor
terbukti mempengaruhi kemanjuran vaksin. Jadi,
pengenalan pola sebagai akibat COVID19 juga
sementara banyak penyedia nyeri mungkin
memediasi pelepasan sitokin proinflamasi dan
khawatir dengan efek suntikan steroid epidural
inflamasi. IL-1 β meningkatkan ekspresi
pada keamanan dan kemanjuran vaksin, tidak
siklooksigenase-2, yang diatur oleh NF- κ B dan
ada data yang menyarankan suntikan steroid
meningkatkan hipersensitivitas nyeri.
8
SYSTEMATIKA REVIEW

epidural harus ditunda atau dihindari karena akut dengan vaksinasi Covid-19 dan epidural
vaksinasi COVID-19. Namun, mengingat terapi steroid.
kurangnya bukti langsung kemanjuran vaksin
Secara khusus nyeri akut memiliki skala yang
COVID-19 yang dikombinasikan dengan terapi
sama dengan nyeri Covid-19 hal ini karena
ini, adalah wajar bagi dokter untuk
sebelum adanya Virus dalam tubuh
mempertimbangkan risiko pasien individu dalam
mengakibatkan kerusakan organ sehingga timbul
memodifikasi rencana pengobatan nyeri
penyebab nyeri kronik yang berarti.
termasuk strategi pemberian dosis, pemilihan
steroid dan waktu pengobatan. Pertimbangan ini KESIMPULAN

harus mencakup faktor-faktor seperti urgensi Berdasarkan pembahasan di atas dengan


prosedur, kondisi medis yang terjadi bersamaan menggunakan tinjauan review ini maka dapat di
seperti imunosupresi bersamaan serta risiko simpulkan bahwa :
strategi manajemen nyeri alternatif atau kontrol
1. Tidak ada perbedaan skala nyeri yang
nyeri suboptimal. Kami percaya bahwa
spesifik antara nyeri kronik dan Nyeri
memberikan pengobatan nyeri intervensi
Covid-19.
bersamaan dengan vaksinasi terhadap virus
2. Tidak ada hubungan khusus vaksinasi
corona mewakili praktik medis yang baik,
dengan timbulnya nyeri kronik
asalkan pasien yang memilih untuk menjalani
kedua pengobatan memahami bahwa data REFERENSI
keamanan dan risiko, pada saat ini, belum cukup
untuk sepenuhnya mengesampingkan interaksi
pada beberapa pasien. . Namun, menghalangi
pasien yang menderita dari salah satu
pengobatan dikaitkan dengan kesalahan etisnya
sendiri.

DISKUSI

Kembalinya nyeri akut pada pasien akibat


Covid-19 saling mempengaruhi, yang dimana
mengakibatkan nyeri kronik kambuh dan atau
bertambah parah atau bahkan dapat memberikan
infeksi lain yang spesifik, namun dalam kontek
selain Riwayat penyakit nyeri akut ada bukti
pada penelitian kedua bahwa ada hubungan nyeri
8
SYSTEMATIKA REVIEW

Alizaadeh, R. (2021). does COVID19 activates previous chronic pain? A case series. Annals of
Medicine and Surgeri, 169-171.
Chakravarthy, K., Strand, N., Frosch, A., Sayed, D., Narra, L. R., Chaturvedi, R., . . . Deer, T.
(2021). Recommendations and Guidance For Steroid Injection Therapy and COVID-19
Vaccine Administration from the American Society of Pain and Neuroscience (ASPN).
Journal of Pain Research, 623-629.

PENILAIAN KELOMPOK

1. Nama : ERIN TENTUA


NIM : 201801160
Nilai : 95
Keterangan : Mengerjakan 100 %
2. Nama : Vivi Nur Wijayanti
NIM : 201801147
Nilai : 95
Keterangan : Mengerjakan 100%
3. Nama : Adolfina R S Ohoiwutun
NIM : 201801174
Nilai : 0
Keterangan : Tidak mengerjakan
4. Nama : Adzin Ammar Dizcha
NIM : 201801139
Nilai : 0
Keterangan : Tidak mengerjakan

Anda mungkin juga menyukai