Anda di halaman 1dari 44

KONSEP

PERKAWINAN & PERCERAIAN


Rizki Rahmawati Lestari, Amd.Keb,
SKM, M.Kes
Perkawinan
(1)
• Satu variabel yang mempengaruhi tinggi
rendahnya tingkat fertilitas, & secara tidak
langsung mempengaruhi pertumbuhan
penduduk
• Mengenai perkawinan dimanfaatkan dalam
perencanaan pembangunan, seperti
penyediaan perumahan bagi keluarga,
fasilitas yankes, yan dasar lainnya
(2)

5 kategori status perkawinan (WHO):


- belum kawin
- kawin
- cerai
- janda
- berpisah
(Indonesia hanya mengenal 4 status, kec.
berpisah)
(3)

Menurut demografi, perkawinan


merupakan perubahan status perkawinan
yang lain menjadi status “Kawin”
Misal :
“Belum Kawin” menjadi “Kawin” (nikah)
(4)

“Kawin” merupakan
status bagi mereka yang terikat dalam
perkawinan pd saat pencacahan, baik yang
tinggal bersama (satu rumah) ataupun terpisah
(5)

BPS, 2000 menyebutkan:


“Kawin” tidak hanya ditujukan bagi mereka
yang kawin sah secara hukum (adat, agama,
negara, dsb)
Mereka yang hidup bersama, dan oleh
masyarakat sekitar dianggap sah sebagai suami
istri
(6)

Kriteria “KAWIN”
- legalitas hukum
- anggapan masyarakat
(BPS, 2000)
Definisi Perkawinan

ikatan lahir batin seorang pria & wanita


sbg suami istri dgn tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yg
bahagia dan kekal berdasarkan
Ketuhanan Yang Maha Esa (UU
Perkawinan No. 1 th 1974 )
Tujuan Perkawinan

1. Biologis mendapat keturunan (procreation)


2. Psikologis mendapat kesenangan (recreation)
• Usia tepat bahagia
• Usia tidak tepat masalah
Perceraian

o Pembubaran dari suatu perkawinan


o Berakhirnya suatu perkawinan
Bagan Hubungan antara perkawinan,
perceraian dan kawin kembali dengan
fertilitas
Dewasa

Kawin pertama

Cerai/ Janda

Kawin lagi
Konsepsi

Aborsi Lahir hidup Lahir mati

Menopause
Angka Perkawinan Kasar

Menunjukkan persentase penduduk


berstatus kawin terhadap jumlah
penduduk keseluruhan pada pertengahan
tahun untuk suatu tahun tertentu
Cara Menghitung Angka Perkawinan
Kasar

Jumlah penduduk berstatus kawin


dibagi dengan jumlah penduduk
pertengahan tahun tertentu dikalikan
dengan 1000
Rumus Angka Perkawinan Kasar

M= M x 1000
P
Ket:
M= Angka Perkawinan Kasar
M= Jumlah Perkawinan dalam 1 tahun
P= Jumlah penduduk pertengahan
tahun
Contoh Soal 1

Data BPS th 2015 menunjukkan bila


jumlah penduduk Indonesia di tahun
2015 sebesar 210.241.999 orang. Jika
penduduk yang berstatus kawin
berjumlah 91.274.893.
Hitung Angka Perkawinan Kasar !
Jawaban Soal 1

M = 19274839 x 1000
210241999
= 434,14

Interpretasi :
Angka perkawinan Kasar Indonesia di
tahun 2015 adalah 434 per 1000
penduduk Indonesia
Dari 1000 penduduk Indonesia 434 orang
berstatus kawin. Angka ini menunjukkan rasio
penduduk status kawin tanpa mempedulikan :
-urutan perkawinan dan
-umur pelaku perkawinan tersebut (usianya
sudah pantas kawin atau belum)
Angka Perkawinan Umum

o Menunjukkan proporsi penduduk berstatus


kawin terhadap penduduk berusia 15 th keatas
pada pertengahan tahun pada tahun tertentu.
o Gunanya untuk menghitung proporsi penduduk
kawin dengan pembagi penduduk usia 15 th
dimana penduduk bersangkutan lebih beresiko
untuk kawin
 Penduduk umur kurang 15 th tidak
diikutsertakan sebagai pembagi karena
umumnya mereka tidak beresiko untuk kawin
 Angka Perkawinan Umum menunjukkan
informasi yang lebih realistis
Cara Menghitung Angka Perkawinan
Umum

Jumlah penduduk berstatus kawin


dibagi dengan jumlah penduduk usia
15 th keatas pada pertengahan tahun
tertentu, dikalikan dengan 1000
Rumus Angka Perkawinan Umum

Mu=M x 1000
P15

Ket:
Mu= Angka Perkawinan Umum
M= Jumlah Perkawinan dalam 1 tahun
P15= Jumlah penduduk umur 15 tahun keatas
Contoh Soal 2

Jumlah penduduk Indonesia usia 15 th


keatas pada tahun 2014 adalah 139.991.880.
Jika penduduk status kawin berjumlah
91.274.893, hitung :
Angka Perkawinan Umum
Jawaban Soal 2
Mu = 91274893 x 1000
139991800
= 652

Interpretasi :
Angka Perkawinan Umum Indonesia tahun
2014 adalah 652 per 1000 penduduk
Indonesia
Dari 1000 penduduk Indonesia usia 15 tahun
keatas, sebanyak 652 orang berstatus kawin.
Angka ini menunjukkan rasio penduduk usia
15 th status kawin tanpa mempedulikan :
- urutan perkawinan dan
-banyaknya perkawinan umur 15 th keatas
yang terjadi di tahun 2014
Angka Perkawinan Kasar &
Angka Perkawinan Umum
tidak mempertimbangkan umur & jenis
kelamin
Angka Perkawinan Spesifik Umur

Disebut juga Angka Perkawinan Menurut


Kelompok Umur
Yaitu melihat penduduk berstatus kawin
menurut kelompok umur dan jenis kelamin
Angka Perkawinan Spesifik (Angka
Perkawinan Menurut Umur )ini memberikan
gambaran tentang persentase penduduk
kawin menurut umur dan jenis kelamin,
sehingga dapat dibandingkan perbedaannya
Angka Perkawinan Spesifik ini dapat
memberikan inspirasi dlm pengembangan
program-program yang ditujukan pada
remaja, seperti penundaan usia kawin,/ bila
sudah kawin diharapkan bersedia menunda
kehamilan sampai mencapai usia yg cukup
Cara Menghitung Angka Perkawinan Spesifik

Jumlah penduduk status kawin pada


kelompok umur “i” dengan jenis kelamin “s”
dibagi dengan jumlah penduduk pada
kelompok umur “i” dengan jenis kelamin “s”
dikalikan 1000
Rumus Angka Perkawinan Spesifik

• msi =Msi x 1000


Psi
Ket:
msi=Angka Perkawinan Menurut umur i & jenis
kelamin s
Msi=Jumlah penduduk Kawin menurut umur i & jenis
kel s
Psi=Jumlah penduduk menurut umur i & jenis kelamin s
Contoh Soal 3

Jumlah penduduk laki-laki di Indonesia


usia 15 s/d 19 tahun pada 2015 adalah
10.649.348.
Jika penduduk status kawin pada
kelompok usia yang sama sebesar 247.152,
hitung Angka Perkawinan Spesifik
(penduduk laki-laki usia 15- 19 th)
Jawaban Soal 3

• M laki-laki= 247152 x 1000


10649348
= 23,21

Interpretasi:
Dari 1000 penduduk laki-laki Indonesia usia
15-19 tahun 23 berstatus kawin

copyright 2012, TAK by fitri1975@yahoo.com


Misal untuk kategori soal serupa, ditemukan
Angka Perkawinan Spesifik (penduduk
perempuan usia 15-19 th) adalah 127.
Maka interpretasinya:
Dari 1000 penduduk perempuan Indonesia
usia
15-19 tahun terdapat 127 berstatus kawin
Soal no. 3 menunjukkan bila:
Angka Perkawinan Laki-Laki usia 15-19 adalah 23
Angka Perkawinan Perempuan usia 15-19 adalah 127
Hasil ini menunjukkan bila :
Pada kelompok umur yang sama lebih banyak
perempuan yang sudah kawin, dibandingkan laki-
laki
Fakta tersebut membuktikan bahwa:
•perempuan pada kelompok ini lebih
banyak yang keluar sekolah daripada laki-
laki,
•laki-laki menikah pada usia yang lebih tua
Angka Perceraian Kasar

Menunjukkan persentase penduduk yang


berstatus cerai terhadap jumlah
penduduk keseluruhan pada pertengahan
tahun untuk suatu tahun tertentu
• Dampak demografis perceraian
Menurunkan fertilitas

• Dampak sosiologis perceraian


Status cerai pada perempuan &
terhadap anak2nya
Cara Menghitung Angka Perceraian Kasar

Dengan membagi kasus perceraian yang


terjadi dalam kurun waktu tertentu dengan
jumlah penduduk pada pertengahan tahun
di suatu wilayah tertentu
Rumus Angka Perceraian Kasar

d= D x 1000
P
Ket:
d= Angka Perceraian Kasar
D= Jumlah perceraian selama 1
tahun
P= Jumlah penduduk pertengahan tahun
Angka Perceraian Umum

Proporsi penduduk yang berstatus cerai


terhadap jumlah penduduk usia 15 th keatas
pada pertengahan tahun untuk suatu tahun
tertentu
Angka Perceraian Umum

o Menunjukkan proporsi penduduk berstatus cerai.


o Menggunakan pembagi penduduk usia 15 th
dimana penduduk bersangkutan lebih beresiko
untuk cerai
o Sehingga memberikan informasi yang lebih baik
Rumus Angka Perceraian Umum

D = D x 1000
P15
Ket:
d= Angka Perceraian Umum
D= Jumlah Perceraian dalam 1 tahun
P= Jumlah penduduk pertengahan tahun
Thank’s

Anda mungkin juga menyukai