Anda di halaman 1dari 3

2.

1 Perkawinan
Menurut Undang-Undang Nomor 1 Tahun 1974 pengertian pernikahan adalah ikatan lahir
batin antara seorang pria dengan seorang wanita sebagai suami isteri dengan tujuan
membentuk keluarga (rumah tangga) yang bahagia dan kekal berdasarkan Ketuhanan Yang
Maha Esa. Perkawinan dianggap sah apabila dilakukan menurut hukum perkawinan
masing-masing agama dan kepercayaan serta tercatat oleh lembaga yang berwenang menurut
perundang-undangan yang berlaku.
Menurut Badan pusat statistik perkawinan adalah seeorang yang berstatus kawin apabila
mereka terikat dalam perkawinan saat pencacahan, baik yang tinggal bersama maupun
terpisah, yang menikah secara sah maupun yang hidup bersama yang oleh masyarakat
sekelilingnya dianggap sah sebagai suami istri.
Dalam demografi, status perkawinan dapat dibedakan menjadi status belum pernah menikah,
menikah, pisah, pisah atau cerai, janda atau duda.
Perkawinan adalah salah satu bentuk ibadah yang kesuciannya perlu dijaga oleh kedua belah
pihak baik suami maupun istri. Perkawinan bertujuan untuk membentuk keluarga yang
bahagia sejahtera dan kekal selamanya. Perkawinan memerlukan kematangan dan persiapan
fisik dan mental karena menikah / kawin adalah sesuatu yang sakral dan dapat menentukan
jalan hidup seseorang.
Untuk melangsungkan perkawinan batas umur adalah hal yang sangat penting. Hal ini adalah
disamping dalam melakukan suatu perkawinan menghendaki kematangan biologis juga
memerlukan kematangan psikologis (Djoko, 1987:55).
Undang-Undang Perkawinan No.1 Tahun 1974 pada pasal 7 ayat 1 mengatakan: Perkawinan
hanya diijinkan jika pihak pria sudah mencapai umur 19 tahun dan pihak wanita sudah
mencapai 16 tahun.
Usia produktif yang berkaitan dengan kelahiran adalah wanita usia 15-49 tahun. Usia tersebut
bagi wanita merupakan masa subur. Semakin muda usia saat perkawinan pertama, semakin
besar resiko yang dihadapi bagi keselamatan ibu dan anak, karena belum matangnya rahim
wanita muda untuk merproduksi anak, atau karena belum siap mentalnya menghadapi masa
kehamilan/kelahiran. Demikian pula sebaliknya semakin tua usia saat perkawinan pertama
semakin tinggi resiko yang dihadapi dalam masa kehamilan/melahirkan (Efrilia, 2001:12).

Ukuran-ukuran Perkawinan

a. Angka Perkawinan Kasar

Angka perkawinan kasar menunjukkan persentase penduduk yang berstatus kawin terhadap
jumlah penduduk keseluruhan pada pertengahan tahun untuk suatu tahun tertentu.

Kegunaan:
Perkawinan merupakan variabel antara yang mempengaruhi fertilitas, antara lain melalui
pendek atau panjangnya usia subur yang dilalui pasangan usia subur (PUS) yang menentukan
banyaknya kelahiran. Jika tidak memakai suatu alat kontrasepsi untuk mengatur kelahiran,
maka perkawinan usia muda akan membuat PUS melewati masa yang panjang dan berpotensi
melahiran jumlah anak yang lebih banyak dibandingkan dengan perempuan yang menikah di
atas usia 25 tahun. Davis dan Blake (1974) mengelompokkan perkawinan sebagai salah satu
variabel antara dalam mempengaruhi tinggi rendahnya fertilitas.

Cara menghitung:
Jumlah penduduk yang berstatus kawin dibagikan dengan jumlah penduduk pertengahan
ahun dan dikalikan dengan 1000.

M = M/P x 1000

Dimana:
M = angka perkawinan kasar
M = jumlah perkawinan dalam satu tahun
P = jumlah perkawinan pertengahan tahun

Data yang diperlukan


Jumlah penduduk berstatus kawin dalam satu tahun dan jumlah penduduk pertengahan tahun.

b. Angka Perkawinan Umum

Angka perkawinan umum menunjukkan proporsi penduduk yang berstatus kawin terhadap
jumlah penduduk usia 15 tahun ke atas pada pertengahan tahun untuk satu tahun tertentu.
Kegunaan:
Seperti halnya dengan angka perkawinan kasar, angka perkawinan umum digunakan untuk
memperhitungkan proporsi penduduk kawin. Namun disini, pembagiannya adalah penduduk
usia 15 tahun ke atas dimana penduduk bersangkutan lebih beresiko kawin. Penduduk
berumur kurang dari 15 tahun tidak diikutsertakan sebagai pembagi karena umumnya mereka
tidak beresiko kawin. Sehingga angka perkawinan umum menunjukkan informasi yang lebih
realitas.

Cara menghitung:
Jumlah penduduk yang berstatus kawin dalam satu tahun tertentu dibagi dengan jumlah
penduduk berumur 15+ tahun pada pertengahan tahun tertentu serta dikalikan dengan 1000

Mu = M/P15 x 1000

Mu = Angka perkawinan umum


M = Jumlah perkawinan dalam satu tahun
P15 = Jumlah penduduk pertengahan tahun pada usia 15+ tahun

Data yang diperlukan


Jumlah penduduk berstatus kawin yang tercatat dalam satu tahun dan jumlah penduduk
pertengahan tahun umur 15 tahun ke atas.

c. Angka Perkawinan Spesifik (Angka Perkawinan menurut Kelompok Umur)

Dalam perhitungan angka perkawinan kasar maupun angka perkawinan umum tidak
diperhatikan umur dan jenis kelamin. Perkawinan merupakan hubungan antara 2 jenis
kelamin yag berbeda, dan pada umumnya mempunyai karakteristik yang berbeda. Angka
perkawinan spesifik (age specific marriage rate) atau angka perkawinan menurut kelompok
umur melihat penduduk berstatus kawin menurut kelompok umur dan jenis kelamin.

Kegunaan:
Angka perkawinan umur spesifik berguna untuk melihat perbedaan konsekuensi perkawinan
yang berbeda antar kelompok umur dan jenis kelamin. Perbedaan tersebut menyangkut
kesiapan mental, kesiapan reproduksi, dan lain sebagainya. Angka perkawinan spesifik ini
memberikan gambaran persentase penduduk kawin menurut kelompok umur dan jenis
kelamin, sehingga dapat dibandingkan perbedaannya.

Diketahui angka perkawinan menurut umur dan jenis kelamin ini dapat memberikan inspirasi
pengembangan program-program yang ditujukkan kepada remaja, seperti penundan
perkawinan, jika sudah kawin maka setidaknya bagi anak perempuan disarankan untuk
menunda kehamilan sampai mencapai usia yang cukup, pelayanan kesehatan reproduksi
terutama bagi anak perempuan sehingga mereka siap untuk mengarungi masa reproduksi
sehat.

Cara menghitung:
Jumlah penduduk berstatus kawin pada kelompok umur “i” dengan jenis kelamin
“s”dibagikan dengan jumlah penduduk pada kelompok umur “i” dengan jenis kelamin “s”
dikalikan dengan 1000

Data yang diperlukan:


Jumlah perkawinan menurut kelompok umur dan jenis kelamin yang terjadi dalam satu tahun
dan jumlah penduduk menurut jenis kelamin dan kelopok umur pada pertengahan tahun.

Anda mungkin juga menyukai