TINJAUAN TEORI
A. Remaja
1. Definisi Remaja
Remaja atau “adolescence” (Inggris), berasal dari bahasa latin “adolescere” yang
berarti tumbuh menjadi dewasa. Menurut WHO definisi remaja adalah usia 10-19 tahun
antara 15-24 tahun. Definisi remaja ditinjau dari tiga sudut pandang yaitu secara
kronologis (remaja yang berusia antara 11-12 tahun sampai 20-21 tahun), secara fisik
(remaja yang ditandai oleh perubahan fisik/badan), dan secara psikologis ( remaja yang
mengalami perubahan-perubahan dalam aspek kognitif, emosi, social, dan moral). Masa
remaja adalah masa yang paling utama dalam perjalanan kehidupan manusia dan
perubahan masa kanak-kanak yang bebas menuju masa dewasa yang menuntut tanggung
Remaja merupakan suatu periode atau masa tumbuhnya seseorang dalam masa peralihan
dari masa kanal-kanak ke masa dewasa, yang meliputi semua tahap perkembangan yang
dialami sebagai persiapan memasuki tahap masa dewasa (Kumaidi & Amperaningsih,
2015)
Menurut buku ini (Hurlock, 2013) Remaja di bagi 3 kelompok usia tahap
karena pada masa ini adanya perasaan pada lawan jenis sifat yang belum terlihat
dalam masa kanak-kanak, timbulnya rasa binggung, cemas dan gelisah. Masa ini
Rentang usia remaja pertengahan yaitu 15 sampai 18 tahun merupakan masa ini
individu mampu berfikir abstrak makin berkembang dan cari –cari sesuatu.
Rentang usia remaja akhir yaitu usia 18 sampai 21 tahun adalah individu memiliki
gambaran terhadap dirinya dan remaja mulai menyiapkan pendirian terhadap cita-cita.
pertumbuhan fisik pada organ reproduksi atau organ seksual menuju kematangan.
Perubahan ini dilihat dari ciri-ciri seks primer dan seks sekunder. Ciri-ciri pada seks
primer yaitu berhubungan langsung dengan organ inti seperti menstruasi dan mimpi
basah. Sedangkan cirri-ciri seks sekunder pada remaja laki-laki terjadinya perubahan pita
suara, tumbuhnya jakun, alat kelamin dan testis bertambah besar, timbulnya kumis dan
rambut-rambut halus disekitar kemaluan dan ketiak. Sedangkan pada remaja wanita
adalah payudara menonjol, bagian pinggul melebar, dan bagian kemaluan tumbuh
rambut-rambut halus.
B. Pernikahan
1. Definisi Pernikahan
Menurut Ensiklopedia Indonesia (t.t) perkataan perkawinan yaitu nikah sedangkan
menurut Purwadarminta (1976) kawin yaitu perjodohan laki-laki dan perempuan menjadi
pada seorang suami dan isteri , bahwa yang diikat lahir dan batin berarti perkawinan
perlu adanya ikatan tersebut kedua-duanya. Ikatan lahir adalah ikatan yang menampak
atau ikatan formal yang sesuai dengan perturan perundang-undangan yang ada (Walgito,
2004).
tahun 2019 tentang perubahan atas UU No 1 tahun 1974 yang menetapkan usia minimum
untuk melakukan pernikahan hanya diizinkan apabila pihak laki-laki dan perempuan
2. Tujuan Pernikahan
a) Membentuk keluarga atau rumah tangga yang bahagia dan kekal mendasarkan
c) Untuk meresmikan suatu hubungan seksual antara seorang pria dan wanita secara
hukum (sah).
3. Pernikahan Dini
Pernikahan dini (early marriage) merupakan pernikahan yang dilakukan sah dan tidak
sah pada usia di bawah 18 tahun (Desiyanti, 2015). Menurut Badan Kependudukan
Keluarga Berencana Nasional (BKKBN,2017) usia ideal untuk menikah adalah 21 tahun
bagi perempuan dan usia 25 tahun bagi laki-laki, karena usia tersebut dianggap sudah
matang dalam berumah tangga. Menurut UU No 1 tahun 1974 tentang perkawinan bahwa
usia minimum untuk melakukan pernikahan adalah 16 tahun bagi laki-laki dan
1974 yang menetapkan usia minimum untuk melakukan pernikahan hanya diizinkan
Dampak pernikahan dini menyebabkan kerentanan sebuah rumah tangga yang tidak
unggul baik dari kesehatan reproduksi, kesiapan psikologi maupun ekonomi keluarga,
sehingga menimbulnya dampak rentan terjadi perceraian, dan terlantarnya pendidikan tinggi
kurang maksimal dalam melakukan pekerjaan rumah. Dalam menyelesaikan masalah rumah
1) Aspek Kesehatan
Menurut WHO batas usia remaja yaitu 10-20 tahun. Sedangkan menurut
Departemen Kesehatan adalah mereka yang berusia 10-19 tahun dan belum
menikah. Perempuan apabila di usia 10-20 tahun yang sudah menikah dapat
berpengaruh pada kesehatan remaja tersebut, hal ini dikarenakan terjadinya suatu
Peningkatan risiko berat badan lahir rendah merupakan aspek medis yang
paling penting pada kasus kehamilan pada remaja. Semakin muda usia remaja
yang hamil maka semakin besar kemungkinan akan melahirkan bayi dengan
berat badan lahir rendah. Selain berat badan lahir rendah banyak faktor
diyakini menjadi penyebab peningkatan kematian dan kesakitan bayi dan ibu
usia remaja, seperti jarak kelahiran anak, status social ekonomi, ras, tingkat
b. Anemia
pengetahuan ibu akan petingnya gizi pada saat hamil di usia muda. Hal ini
besi dalam tubuh, fungsinya untuk meningkatkan jumlah sel darah merah
dalam membentuk sel darah merah janin dan plasenta. Sehingga lama
c. Kanker Serviks
Kanker serviks atau kanker leher rahim adalah kanker yang banyak
dengan kanker mulut rahim adalah aktivitas seksual yang terlalu muda (< 16
tahun). Sel kolumnar serviks lebih peka terhadap metaplasma selama usia
dewasa dengan demikian, wanita yang berhubungan intim sebelum usia 18
tahun akan beresiko terkena kanker serviks lima kali lipat (Rasjidi Imam,
2010).
d. Persalinan Sulit
2) Aspek Psikologi
terhadap janin. Jika maslah ini terjadi saat trimester pertama akan berpengaruh
fatal pada proses pembentukan organnya. Ketika mengalami trauma dan stress
(Rohan & Siyoto, 2013). Sejalan dengan penelitian Aisah (2018) mengatakan
secara psikis anak yang belum siap serta memahami tentang intim, sehingga
memunculkan trauma yang berkelanjutan dalam jiwa anak serta susah dipulihkan,
anak hendak sedih hati serta menyesali hidupnya yang berakhir dengan pernikahan
yang ia sendiri tidak paham atas keputusan hidupnya, keluarga mengalami untuk
Kejadian social ini sering terjadi dimasyarakat berkaitan dengan faktor budaya
hanya untuk pelampiasan seks bagi laki-laki. Kondisi ini bertentangan dengan
oleh pasangan yang sudah menikah, pertengkaran ini disebabkan adanya kurang
KDRT memicu terjadinya karena keegoisan, adanya beda pendapat, tidak mau
KDRT antara sepasang suami istri. Karena belum bisa menyelesaikan suatu
masalah yang terjadi dalam rumah tangga, belum memilki pemikiran yang matang
kedewasaan secara mental, kekerasan fisik, dan batin dalam sepasang suami istri
yang terjadi pernikahan dini (Lezi Yovita Sari & Umami, 2020).
hal yang baru terjadi pada masyarakat,namunnsudah ada sejak awal sejarah
yang masih terlalu muda atau bisa disebut usia dini. Tidak bisa akui bahwa pada
pasangan yang telah dilangsungkan pernikahan dini tidak tau hak dan kewajiban
sebagai sepasang suami dan istri yang timbul karena belum kesiapan dalam metal
dan masih memiliki sifat egois yang tinggi. Sehingga menyebabkan seperti
(Zuhrina, 2020).
Dari faktor-faktor dibawah ini yang akan dijelaskan tentang 3 (tiga) variabel bebas yang
digunakan dalam penelitian ini yaitu Pengetahuan, Pendidikan dan status ekonomi.
Berdasarkan teori Lawrence Green, lebih lanjut model preced (Policy, Regulatory,
perencanaan, implementasi, dan evaluasi pendidikan promosi kesehatan, hal ini diuraikan
bahwa perilaku ditentukan atau dibentuk oleh 2 faktor yang dihubung berdasarkan faktor-
faktor yang mempengaruhi pernikahan dini pada remaja putri (Notoatmodjo, 2011):
1. Faktor Internal
a. Pengetahuan
Berdasarkan penelitian Aisah (2018) tingkatan pengetahuan seorang
sebagian faktor ialah pembelajaran, pengalaman serta umur. Terus menjadi besar
mempengaruhi besar.
Sedangkan menurut penelitian (Pohan, 2017) Sebagian besar dari remaja putri
dikarenakan pola pikir yang masih belum matang dan belum dewasa mengambil
kesehatan ke masyarakat dan disekolah - sekolah yang masih menjadi masalah dalam
baik, permasalahan ini terjadi karena sebagian besar remaja pendidikan terkahir yang
ditempuh adalah SMP dan mereka dalam mendapatkan informasi tentang pernikahan
dini perempuan kurang mengerti tentang akibat resiko yang akan timbul dari menikah
yang di dapat dari kuisioner dan hasil ukur pengetahuan seseorang menjadi tiga
Persentase =
b. Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
berdasarkan tingkat perkembangan peserta didik, tujuan yang akan dicapai dan
kondisi jenjang pendidikan yang dimiliki oleh seseotang melalui pendidikan formal
yang dipakai oleg pemerintah serta di sahkan oleh departemen pendidikan (Valensia,
2020).
arti pernikahan yang cenderung menikahkan anaknya dalam usia muda dan tingkat
sangat memiliki kedudukan yang besar. Seorang anak putus sekolah pada umur harus
sekolah, setelah itu mengisi waktu dengan bekerja. Dikala ini anak tersebut telah
merasa sanggup buat menghidupi diri sendiri. Perihal yang sama pula bila anak yang
mereka kesimpulannya melalakukan hal- hal yang tidak produktif. Salah satunya
merupakan menjalakan ikatan dengan lawan tipe, yang diluar kontrol membuat
usia.
dan sebaliknya jika anak mendapatkan pendidikan yang baik maka akan berfokus
pada kegiatan mereka dibandingkan dengan menikah. Oleh karena itu pendidikanlah
Kejadian hamil diluar nikah sering kali ditemui dimasyarakat, karena adanya
media TV maupun surat kabar yang berisi tentang seks, seperti berita pemerkosaan,
emosional timbulnya rasa penasaran dan ingin mencoba hal baru seperti melakukan
hubungan intim diluar nikah Penelitian Hutauruk (2018) menyebutkan orang tua
akan menikahkan anak peempuannya yang hamil di luar nikah karena hal ini
dilakukan agar terhindar malu dari tetangga. Tanpa memperhatikan usia anak
2. Faktor Eksternal
a) Status Ekonomi
masyarakat untuk jangka waktu tertentu sebagai balas jasa atas faktor-faktor
dikawinkan dengan orang yang dikira sanggup (Murcahya, 2010). Karena tidaka
terpaut dengan ekonomi, sebab pada biasanya seluruh kegiatan manusia berkaitan
dengan pemenuhan kebutuhan( needs) dalam kehidupnya. Disisi lain pula nampak
kalau apapun profesi serta pekerjaan yang dicoba seorang tujuannya tidak terlepas
dari pemenuhan keperluan hidup baik saat ini ataupun masa depan, baik buat
buat meringankan beban ekonomi keluarga. anak wanita dinikahkan apalagi pria
yang umurnya jauh diatasnya yang memilki status ekonomi lumayan, sehingga
b) Sosial Budaya
Penelitian Rofika & Hariastuti (2018) mengatakan Faktor budaya merupakan
oleh oang tua, tujuan orang tua untuk memperbaiki keturunan, adanya praktik
guna-guna dan memanipulasi umur dianggap sah-sah saja. Praktik nikah sirih
anak agar di setujui dan di catat secara hukum dan agama oleh KUA (Rofika &
Hariastuti, 2018).
E. KERANGKA TEORI
Kerangka teori adalah gambaran atau batasan teori tentang teori-teori yang dgunakan
sebagai landasan atau dasar masalah penelitian. Dengan demikian, dapat memberikan
kerangka pemikiran bagi peneliti dan memberikan dasar yang kuat dalam menjelaskan
Kerangka Teori
Remaja
Aspek Kesehatan
Aspek Psikologi
Aspek Sosial
Sumber : (Murcahya, 2010), (Haswati, 2019; Khaerani, 2019; Kumalasari & Andhyantoro,
2012; Rohan & Siyoto, 2013) ,(Notoatmodjo, 2014), (Handayani, 2015), (Femilanda, 2017),
(Hutauruk, 2018),(Rofika & Hariastuti, 2018),(Valensia, 2020)
Berdasarkan kerangka teori, maka variable independen yang akan diteliti meliputi : status
ekonomi orang tua, pengetahuan responden, dan pendidikan responden. Sedangkan variable
F. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu uraian dsn visualisasi hubungan atau kaitan antara konsep
satu terhadap konsep yang lainnya atau variable yang satu dengan variable yang lain dari
duga atau dalil sementara yang sebenarnya akan dibuktikan dalam penelitian tersebut
(Notoatmodjo, 2018).
status ekonomi orang tua dengan kejadian pernikahan usia dini di Kecamatan Way Seputih
Ho : tidak ada hubungan antara tingkat pengetahuan responden, tingkat pedidikan responden
dan status ekonomi orang tua dengan kejadian pernikahan usia dini di Kecamatan Way