Anda di halaman 1dari 78

SKRIPSI

EFEKTIFITAS AIR REBUSAN DAUN SIRIH TERHADAP


PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM DERAJAT II

LITERATUR REVIEW

Disusun Oleh :

MARISA REPA UTAMI


NIM. P05140419029

Program Studi Kebidanan Program Sarjana Terapan Kebidanan

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES BENGKULU
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
JURUSAN KEBIDANAN
TAHUN 2020

i
SKRIPSI

EFEKTIFITAS AIR REBUSAN DAUN SIRIH TERHADAP


PENYEMBUHAN LUKA PERINEUM DERAJAT II

LITERATUR REVIEW

Ditujukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana


Terapan Kebidanan

Disusun Oleh :

MARISA REPA UTAMI


NIM. P05140419029

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK


KESEHATAN KEMENKES BENGKULU PROGRAM STUDI
KEBIDANAN PROGRAM SARJANA
TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2020

ii
iii
iv
v
“Jangan pernah merasa puas terhadap pencapaianmu,teruslah
berusaha,berkarya agar kesuksesan dapat kau raih”
Tidak ada kesuksesan yang dapat diraih tanpa perjuangan,pengorbanan dan
do’a
Allah tak membebani hamba kecuali menurut kemampuannya. [QS Al-
Baqarah: 286]

vi
Kepunyaan Allah-lah apa yang di langit dan yang di bumi.
Sesungguhnya Allah Dialah Yang Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Dan
seandainya pohon-pohon di bumi menjadi pena dan laut (menjadi tinta),
ditambahkan kepadanya tujuh laut (lagi) sesudah (kering)nya, niscaya tidak
akan habis-habisnya (dituliskan) kalimat Allah. Sesungguhnya Allah Maha
Perkasa lagi Maha Bijaksana (Q.S. Luqman: 26-27).
Hanya kepada Allah-lah sujud (patuh) segala apa yang dilangit dan
dibumi, baik dengan kemauan sendiri maupun terpaksa (dan sujud pula)
bayang-bayangnya diwaktu pagi dan petang hari (Q.S. Ar-Ra’d: 15). Sembah
sujud dan puji syukur kepada Allah Subhanahu Wata’ala atas nikmat, rahmat,
ridho yang telah Engkau berikan kepada hamba sehingga dapat menyelesaikan
Laporan Tugas Akhir ini. Terima kasih ya Rabbi Ya Illahi, yang selalu
mendengarkan keluh kesah dan mengabulkan rintihan do’a-do’a, memudahkan
dan melancarkan, serta memberikan apa yang hamba-Mu ini butuhkan.
Karya Tulis berupa Skripsi ini dibuat dengan perjuangan, do’a,
dukungan dan ridho dari orang-orang terkasih. Semoga Allah melimpahkan
segenap rahmat-Nya kepada semua pihak yang telah membantu dalam proses
pembuatan Skripsi. Karya ini dipersembahkan untuk:
1. Kedua orang tua ku (Papa MHD MURNI,M.Pd & Mama ku Nini Yunita
Sulastri,S.Pd), yang sudah membesarkan dan mendidik ku dengan penuh
kasih dan sayang hingga sekarang. Tetes keringat kalian selalu menjadi
semangat ku untuk mengapai cita-cita kalian yang menjadi tujuan utama ku
untuk selalu di bahagiakan ,terima kasih juga selalu berusaha untuk menjadi
yang terbaik sampai di toga kedua ini, semoga allah selalu mengabulkan
doaku agar papa dan mama selalu diberi kesehatan, kebahagiaan dan selalu
panjang umur sampai anakmu ini bisa membuat kalian tertawa bangga.
2. Terimakasih untuk Suamiku (Briptu Rio Rizki Al-Aziz) yang setia
mendapingiku dan menemaniku dalam setiap perjuanganku terutama dalam
proses penyelesaian skripsi ini. Dan tak lupa pula penyemangat hidupku

vii
yaitu malaikat kecilku (Adiba Zalfa Al-Aziz) yang sedari dini sudah
menemani mama berjuang menyelesaikan skripsi ini. Semoga ini menjadi
langkah awal menuju kesuksesan dan menjadi istri serta ibu terbaik di
keluarga kecil kita.
3. Para pejuang S.Tr.Keb ku (Alma Dwiputri Novianti S.Tr.Keb, Marisa Repa
Utami S.Tr.Keb, Wahyu Nurlaili S.Tr.Keb, terima untuk waktu 2 tahun ini
yang selalu bekerja sama dalam menyelesaikan tugas kuliah, selalu menjadi
teman kemanapun selama D4 kebidanan alih jenjang, terimakasih teman
yang selalu setia dan ingat jika mama Adiba ini ketinggaln tugas bahkan
lupa membuat hahaha,kalian terbaik teman sperjuanganku,semoga kita
dapat menggapai kesuksesan dan kebahagiaan.
4. Teman-teman seperjuangan ku DIV Kebidanan Alih Jenjang tahun 2019 ,
terima kasih atas dukungan dan kerjasamanya, semoga kita sukses dan
selalu dalam lindungan-Nya. See you
5. Dosen dan Staf Poltekkes Kemenkes Bengkulu khususnya Jurusan
Kebidanan terima kasih atas ilmunya dan bimbingannya selama aku
menjadi mahasiswa dipoltekkes, selalu jadi Almamater dan kampus
kebanggaanku.
6. Semua orang yang telah membantu proses pendidikan ku, dan semua orang
yang pernah kutemui ataupun yang telah mencatat sejarah dalam hidupku.

viii
BIODATA PENELITI

Nama : Marisa Repa Utami


TTL : Kepahiang, 11 Maret 1996
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Perempuan
Anak Ke : 1 dari 3 saudara
Alamat : JL.Iskandar 02,Kel.Tengah Padang Kota Bengkulu
Nama Suami : Briptu Rio Rizki Al-Aziz
Nama Anak : Adiba Zalfa Al-Aziz
Riwayat pendidikan :
1. SD Negeri 02 PUT (2002-2007)
2. Mts Negeri 01 Ipuh (2008–2011)
3. MAN 02 Kepahiang (2012-2014)
4. DIII Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu (2014-2017)
5. D4 Kebidanan Alih Jenjang Poltekkes Kemenkes Bengkulu
(2019- 2021)

ix
Program studi diploma IV, Jurusan kebidanan poltekes kemenkes bengkulu
Skripsi, 28 desember 2020

Marisa Repa Utami, Epti Yorita, Yuniarti.


Efektifitas Air Rebusan Daun Sirih Terhadap Penyembuhan Luka Perineum
Derajat II
61 Hal + 4 Tabel + 1 Bagan + 9 Lampiran

ABSTRAK

Infeksi yang sering terjadi pada ibu setelah melahirkan adalah infeksi pada
perineum. Dari beberapa literatur dan jurnal di atas dapat dilihat bahwa
Responden yang menggunakan daun sirih setelah 5 hari post partum, (62,5%)
yang luka perineumnya kering sedangkan responden yang tidak menggunakan
daun sirih (37,5%) mengalami penyembuhan luka perineum pada hari ke-8.
Penelitian ini bertujuan untuk Menjelaskan efektifitas air rebusan sirih terhadap
penyembuhan luka perineum derajat II.
Metode dalam penelitian ini adalah Literatur Review dengan desain
penelitian Quasi eksperimen dengan rancangan posttest with control group.
Kriteria Jurnal dalam literature Review ada 10 dengan checklist penilaian dengan
beberapa pertanyaan untuk menilai kualitas studi berdasarkan analisis PICOS
(populasi, intervensi, outcome, studi desain dan publikasi, tahun publikasi dan
bahasa).
Hasil analisa pada 9 jurnal penelitian yang dilakukan literature review
hampir setengahnya sebesar 66,6% dipublikasikan pada tahun 2015, 2019, dan
2020 dengan sebagian kecil menggunakan desain penelitian cross sectional, dan
eksperimental with factorial desain. Penelitian literature review ini hampir
sebagian (33,4%) menggunakan teknik accidental sampling, hampir Keseluruhan
(100%) menggunakan lembar observasi, dan sebagian 33,4% menggunakan
analisa Mann-Whitney Test.
Pentingnya mensosialisasikan rebusan daun sirih kepada ibu nifas sebagai
alternatif perawatan luka perineum yang bersifat alami. Gunakan air rebusan daun
sirih, yaitu 100gr daun sirih segar ditambahkan 1L air dimasak selama 20 menit
setelah mendidih, untuk mendapatkan hasil yang maksimal dalam menyembuhkan
luka perineum.

Kata Kunci: Rebusan Daun Sirih, Luka Perineum


Pustaka: 29 Pustaka (2010-2020)

x
Diploma IV study program, Department of Midwifery, Ministry of Health,
Bengkulu
Thesis, December 28, 2020

Marisa Repa Utami, Epti Yorita, Yuniarti.


The Effectiveness of Betel Leaf Boiled Water on the Healing of Second
Degree Perineal Wounds
61 Pages + 4 Tables + 1 Chart + 9 Attachments

ABSTRACT

The infection that often occurs in mothers after giving birth is infection of
the perineum. From some of the literature and journals above, it can be seen that
respondents who used betel leaf after 5 days post partum, (62.5%) had dry
perineal wounds while respondents who did not use betel leaf (37.5%)
experienced perineal wound healing on the following day. 8th. This study aims to
explain the effectiveness of betel boiled water in healing second degree perineal
wounds.
The method in this study is a Literature Review with a Quasi-experimental
research design with a posttest design with a control group. There are 10 journal
criteria in the literature review with an assessment checklist with several questions
to assess the quality of the study based on the PICOS analysis (population,
intervention, outcome, study design and publication, year of publication and
language).
The results of analysis in 9 research journals conducted by literature
reviews, almost half of which were 66.6% published in 2015, 2019, and 2020 with
a small portion using cross-sectional research designs, and experimental with
factorial designs. This literature review study almost partially (33.4%) used
accidental sampling techniques, almost all (100%) used the observation sheet, and
some 33.4% used the Mann-Whitney Test analysis.
The importance of socializing betel leaf stew to postpartum mothers as an
alternative to natural perineal wound care. Use boiled water of betel leaf, which is
100gr of fresh betel leaves added 1L of boiled water for 20 minutes after boiling,
to get maximum results in healing perineal wounds.

Keywords: Betel Leaf Decoction, Perineal Wounds


References: 29 References (2010-2020)

xi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis mengucapkan kehadirat Allah SWT karena berkat rahmat dan

hidayah-Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyusunan Proposal Skripsi

dengan judul “Efektifitas Air Rebusan Daun Sirih Terhadap Penyembuhan Luka

Perineum” pada waktunya. pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan

ucapan terimakasih kepada :

1. Bunda Eliana, SKM, MPH selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Bengkulu

2. Bunda Yuniarti, SST, M.Kes selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes

Kemenkes Bengkulu

3. Bunda Diah Eka Nugraheni, M.Keb selaku Ketua Prodi Diploma IV

Kebidanan Poltekkes Kemenkes Bengkulu.

4. Bunda Epti Yorita, MPH, selaku Pembimbing I yang telah memberikan

bimbingan, pengarahan dengan sabar dan penuh perhatian.

5. Bunda Yuniarti, SST, M.Kes selaku pembimbing II yang telah banyak

membimbing dan membantu penulis dalam menyusun proposal skripsi ini.

6. Seluruh staf pengajar Prodi Diploma IV Jurusan Kebidanan Politeknik

Kesehatan Kemenkes Bengkulu yang telah membimbing penulis dalam

penyusunan proposal skripsi ini.

7. Keluarga tercinta atas dukungan moral dan material serta doa atas

terselesaikannya skripsi ini.

8. Seluruh rekan mahasiswa Prodi Diploma IV Jurusan Kebidanan Politeknik

Kesehatan Kemenkes Bengkulu yang telah membantu penyelesaian proposal

skripsi ini.

xii
9. Semua pihak atas segala dukungan dan motivasinya baik secara moral,

material maupun spiritual.

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan dan penyusunan proposal

skripsi ini masih kurang sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan

saran yang membangun dari pembaca guna kesempurnaan penelitian ini. Semoga

penelitian ini bermanfaat bagi para pembaca, khususnya bagi penulis.

Bengkulu, Januari 2021


Penulis

Marisa Repa Utami

xiii
DAFTAR ISI

COVER ............................................................................................................... i
JUDUL ................................................................................................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................ iii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iv
PERNYATAAN .................................................................................................. v
MOTO DAN PERSEMBAHAN ......................................................................... vi
ABSTRAK ........................................................................................................... x
ABSTRACT ........................................................................................................ xi
KATA PENGANTAR ......................................................................................... xiii
DAFTAR ISI ....................................................................................................... xiv
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xvi
DAFTAR BAGAN .............................................................................................. xvii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 6
C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 7
1. Tujuan Umum .................................................................................. 7
2. Tujuan Khusus ................................................................................. 7
D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 7

BAB II KAJIAN TEORI

A. Luka Perineum ........................................................................................ 9


1. Pengertian ........................................................................................ 9
2. Bentuk Luka Perineum ..................................................................... 9
3. Etiologi ............................................................................................ 10
4. Klasifikasi Laserasi Perineum ............................................................ 11
5. Perawatan Luka Perineum ................................................................ 11
6. Waktu Perawatan .............................................................................. 12
7. Faktor yang Mempengaruhi Perawatan ............................................. 13
B. Konsep Dasar Rebusan Daun Sirih ........................................................... 14
C. Efektifitas Penggunaan Daun Sirih terhadap penyembuhan luka ............... 15
D. Kerangka Teori ....................................................................................... 20

xiv
BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Desain dan Jenis Penelitian ..................................................................... 21


B. Strategi Pencarian Literatur ...................................................................... 21
1. Protokol dan registrasi ......................................................................... 21
2. Database Pencarian ............................................................................. 21
3. Kata Kunci ......................................................................................... 22
C. Kriteria Inklusi dan Ekslusi ..................................................................... 23
D. Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas ....................................................... 24
1. Hasil Pencarian dan Seleksi Studi ....................................................... 24
2. Penilaian Kualitas ............................................................................... 32
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karateristik studi ............................................................................... 33


B. Karateristik Responden ...................................................................... 39
C. Analisis ............................................................................................. 39
1. Distribusi frekuensi penyembuhan luka perineum .................... 39
2. Efektifitas penggunaan rebusan daun sirih ............................... 41
D. Pembahasan ....................................................................................... 44
1. Distribusi frekuensi penyembuhan luka perineum .................... 44
2. Efektifitas penggunaan rebusan daun sirih ............................... 46
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ...................................................................................... 49
B. Saran ................................................................................................. 49

xv
DAFTAR TABEL

No Tabel Judul Halaman

Tabel 3.1 Kata Kunci Literatur Review 22

Tabel 3.1 Kriteria Inklusi dan Ekslusi Penelitian Literatur 23


Review
Tabel 3.2 Hasil Pencarian dan Seleksi Studi 25

Tabel 4.1 Hasil Pencarian dan Seleksi Studi 34

xvi
DAFTAR BAGAN

Bagan Judul Halaman


2.1 Kerangka Teori 20
3.1 Database Pencarian Jurnal 24

xvii
1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Menurut Word Health Organization (WHO) tahun 2017 Tercatat

penyebab kematian ibu terbanyak karena perdarahan sebesar 48%, penyebab

perdarahan terbanyak dialami ibu post partum sebesar 49% (retensio, rupture

perineum, sisa plasenta) perdarahan antepartum sebesar 28% dan lain-lain

23% termasuk karena infeksi postpartum (WHO, 2017). Data Survey

Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2017 penyebab kematian pada

ibu postpartum yaitu perdarahan 30 %, infeksi 22,5% dan eklampsi 2,0%

(SDKI, 2017).

Infeksi yang sering terjadi pada ibu setelah melahirkan adalah infeksi

pada perineum. Penyebab infeksi diantaranya adalah bakteri eksogen (kuman

dari luar), autogen (kuman masuk dari tempat lain dalam tubuh), endogen

(dari jalan lahir sendiri). Penyebab yang terbanyak dan lebih dari 50% adalah

streptococcus anaerob yang sebenarnya tidak patogen sebagai penghuni

normal jalan lahir. Gorback mendapatkan dari 70% dari biakan serviks

normal dapat pula ditemukan bakteri anaerob dan aerob yang patogen. Secara

umum frekuensi infeksi puerperalis adalah sekitar 1-3% (Sriani, 2015).

Infeksi ini ditandai dengan nyeri atau rasa sakit di daerah perineum

yang dialami oleh ibu setelah melahirkan. Dari sebuah penelitian pada 341

ibu nifas, 16% mengalami infeksi berkepanjangan pada perineum

(Kurniarum, 2015).
2

Berdasarkan teori lama penyembuhan luka berdasarkan fase

penyembuhan luka adalah fase inflamasi (berlangsung sampai hari ke-3 atau

hari ke-4), fase proliferasi (berlangsung 3), fase maturasi dimulai pada

minggu ke-3 setelah perlukaan artinya proses penyembuhan luka normal 6-7

hari. Luka pada perineum akibat episiotomi, ruptur uteri atau laserasi

merupakan daerah yang tidak mudah kering. Hasil penelitian Wisdayani

(2018) kelambatan dalam penyembuhan luka lebih dari 8 hari pada derajat

luka II terjadi pada 65% kasus pada ibu dengan luka episiotomy (Wisdayani,

2018).

Sebanyak 65% kasus keterlambatan pada ibu dengan luka perineum

disebabkan beberapa faktor yang dapat mempengaruhi penyembuhan luka

perineum adalah faktor eksternal (lingkungan, tradisi, pengetahuan, sosial

ekonomi, penanganan petugas, kondisi ibu dan gizi) dan faktor internal (usia,

penanganan jaringan, hemoragi, hipovolemia, faktor lokal edema, defisit

nutrisi, personal higiene, perawatan luka yang salah defisit oksigen, medikasi

dan aktivitas berlebih). Biasanya penyembuhan luka pada robekan perineum

ini akan sembuh bervariasi, ada yang sembuh normal (6-7 hari) dan ada yang

mengalami keterlambatan dalam penyembuhannya.

Pengamatan dan perawatan khusus diperlukan untuk menjamin agar

daerah tersebut sembuh dengan cepat dan mudah. Berdasarkan hasil

penelitian terbaru yang dilakukan oleh Sitepu (2020) Perawatan luka jahit

pada perineum dapat dilakukan dengan cara mencuci daerah genital dengan

rebusan daun sirih.


3

Hasil penelitian terbaru yang dilakukan oleh sitepu (2020)

mengungkapkan bahwa air rebusan sirih efektif dalam mempercepat proses

penyembuhan luka perineum baik disebabkan karena episiotomy maupun

rupture. Hasil penelitian diketahui bahwa daun sirih mempunyai kandungan

kimia yang berefek antiseptik dan antibakteri. Daun sirih merah mempunyai

daya antiseptik dua kali lebih tinggi dari daun sirih hijau. Kandungan kimia

dalam ekstrak sirih merah antara lain adalah minyak atsiri, hidroksikavikol,

kavikol, kavibetol, alilprokatekol, karvakrol, eugenol, p-cymene, cineole,

cariofelen, kadimen estragol, terpen dan fenil propada. Karvakrol bersifat

desinfektan dan antijamur sehingga digunakan sebagai obat antiseptik

(Antini, 2016).

Hal ini terbukti berdasarkan hasil penelitian Kurniarum (2017) tentang

keefektifan penyembuhan luka perineum pada ibu nifas menggunakan daun

sirih. Hasil penelitian menunjukkan kelompok perlakuan yang menggunakan

daun sirih 22 (73,3%) luka perineum kering dalam 7 hari, sedangkan 8

(26,7%) luka perinium masih basah. Kelompok kontrol yang menggunakan

betadin 12 (40%) luka perinium kering dalam waktu 7 hari, sedangkan 18

(60%) luka perinium masih basah. uji chi square p 0,009 dan OR 4,12 yang

berarti penggunaan daun sirih dalam penyembuhan luka perinium dan 4,12

kali lebih efektif dibandingkan penggunaan betadin (Kurniarum, 2017).

Penelitian lain yang dilakukan oleh Damarini, (2015) tentang

Efektivitas Sirih Merah dalam Perawatan Luka Perineum di Bidan Praktik

Mandiri. Populasi ibu pospartum dengan luka perineum yang ditolong oleh
4

bidan praktik mandiri. Sampel perlakuan 35 orang dan kelompok kontrol 35

orang. Sampel diambil secara accidental sampling. Variabel lainnya yaitu

status kesehatan, obat antibiotik dan status gizi. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa rata-rata lama penyembuhan luka perineum menggunakan infusum

sirih merah adalah 2-3 hari sedangkan pada kelompok obat antiseptik rata-

rata lama penyembuhan 5-6 hari, artinya bahwa daun sirih merah lebih efektif

dibandingkan dengan iodine dalam perawatan luka perineum pada masa

pospartum.

Daun sirih mengandung minyak astir yang terdiri dari bethelpanol,

chavicol, seskulterpen, hidriksivaikal, cavibetol, estrogen, eugenol, dan

karvarool dimana zat biokimia dalam daun sirih memiliki daya membunuh

kuman dan jamur juga merupakan antidioksida yang mempercepat

penyembuhan luka. Pengobatan menggunakan air rebusan daun sirih

merupakan pengobatan tradisional dengan menggunakan ramuan tumbuh-

tumbuhan tertentu dan masih alami sehingga tidak ada efek samping yang

ditimbulkan seperti yang sering terjadi pada pengobatan kimiawi (Sari, 2017).

Berdasarkan data yang didapatkan dari dinas kesehatan Provinsi

Bengkulu kasus kematian ibu yang ada di Provinsi Bengkulu pada tahun

2018, sebanyak 0,35% disebabkan oleh infeksi puerperieum. Dan sebanyak

5,2% ibu mengalami luka perineum pasca persalinan (Dinkes Provinsi

Bengkulu, 2018).
5

Oleh karena itu perlu untuk dilakukan rangkuman literatur yang

membahas tentang bagaimana efektifitas air rebusan sirih terhadap

penyembuhan luka perineum derajat II.

B. Rumusan Masalah

Dari beberapa literatur dan jurnal di atas dapat dilihat bahwa

Responden yang menggunakan daun sirih setelah 5 hari post partum, (62,5%)

yang luka perineumnya kering sedangkan responden yang tidak menggunakan

daun sirih (37,5%) mengalami penyembuhan luka perineum pada hari ke-8

(Kurniarum, 2017). Sehingga dibutuhkan review atau pembahasan mendalam

mengenai jurnal dan literature yang meneliti tentang efektifitas air rebusan

sirih terhadap penyembuhan luka perineum derajat II sehingga didapatkan

bukti empiris dari beberapa literature jurnal yang mendukung. Oleh karena itu

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimanakah efektifitas air

rebusan sirih terhadap penyembuhan luka perineum derajat II?.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Tujuan studi ini untuk melakukan riview pada beberapa artikel yang

terkait tentang efektifitas air rebusan sirih terhadap penyembuhan luka

perineum derajat II.

2. Tujuan Khusus

a. Melakukan review distribusi frekuensi penyembuhan luka perineum

derajat II pada kelompok kasus dan kontrol.


6

b. Melakukan riview efektifitas air rebusan sirih terhadap

penyembuhan luka perineum derajat II.

D. Manfaat Penelitian

1. Bagi institusi pelayanan kesehatan

Data dan hasil yang diperoleh dapat di jadikan sebagai referensi

dan masukan bagi petugas kesehatan terutama bidan dalam memberikan

intervensi untuk penyembuhan luka perineum derajat II, untuk mencegah

terjadinya infeksi setelah persalinan.

2. Bagi institusi pendidikan

Menjadi sumber informasi atau sumber data, dan sebagai bahan

evaluasi dalam mengembangkan pengetahuan tentang efektifitas air

rebusan sirih terhadap penyembuhan luka perineum derajat II.

3. Bagi peneliti lain

Dapat berfungsi sebagai referensi atau bahan untuk di jadikan

pedoman bagi rekan-rekan yang ingin melanjutkan penelitian tentang

efektifitas air rebusan daun sirih terhadap penyembuhan luka perineum

derajat II, serta mencari intervensi nonfarmakologi lainnya untuk

mengatasi kecemasan pada ibu hamil trimester III.


7

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Luka Perineum

1. Pengertian

Luka/Laserasi perineum adalah perlukaan yang terjadi pada saat

persalinan di bagian perineum (Mochtar, 2012). Luka perineum adalah

luka pada perineum karena adanya robekan jalan lahir baik maupun karena

episiotomi pada waktu melahirkan janin (Wiknjosastro, 2010).

Luka perineum didefinisikan sebagai adanya robekan pada jalan

rahim maupun karena episotomi pada saat melahirkan janin. Robekan

perineum terjadi secara spontan maupun robekan melalui tindakan

episiotomi. Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan

pertama dan tidak jarang juga terjadi pada persalinan berikutnya (Sriani,

2015).

Luka perineum adalah insisi pada perineum atau luka robek pada

perineum orifisium vulva pada saat melahirkan bayi (Ibrahim, 2013).

2. Bentuk Luka Perineum

Ada beberapa bentuk luka perineum setelah melahirkan ada 2

macam yaitu :

a. Ruptur

Ruptur adalah luka pada perineum yang diakibatkan oleh rusaknya

jaringan secara alamiah karena proses desakan kepala janin atau bahu

7
8

pada saat proses persalinan. Bentuk ruptur biasanya tidak teratur

sehingga jaringan yang robek sulit dilakukan penjahitan.

b. Episotomi

Episiotomi adalah sebuah irisan bedah pada perineum untuk

memperbesar muara vagina yang dilakukan tepat sebelum keluarnya

kepala bayi. Episiotomi, suatu tindakan yang disengaja pada perineum

dan vagina yang sedang dalam keadaan meregang. Tindakan

dilakukan jika perineum diperkirakan akan robek teregang oleh kepala

janin, harus dilakukan infiltrasi perineum dengan anestesi lokal,

kecuali bila pasien sudah diberi anestesi epidemal. Insisi episiotomi

dapat dilakukan di garis tengah atau medio lateral. Insisi garis tengah

mempunyai keuntungan karena tidak banyak pembuluh darah besar

dijumpai disini dan daerah ini lebih mudah diperbaiki (Hamilton,

2012).

1. Etiologi

Beberapa etiologi yang menjadi penyebab terjadinya episiotomy

pada jalan lahir ibu post partum adalah sebagai berikut:

a. Penyebab Maternal

1) Partus precipitatus yang tidak dikendalikan dan tidak ditolong,

2) Pasien tidak mampu berhenti mengejan,

3) Partus diselesaikan secara tergesa-gesa dengan dorongan fundus

yang berlebihan,

4) Edema dan kerapuhan pada perineum.


9

b. Faktor Janin

1) Bayi besar,

2) Posisi kepala yang abnormal,

3) Kelahiran bokong,

4) Ekstraksi forsep yang sukar

5) Distosia bahu.

2. Klasifikasi Laserasi Perinium

Klasifikasi laserasi perineum menurut Wiknjosastro(2010) adalah

sebagai berikut:

a. Robekan derajat 1 Meliputi mukosa vagina, kulit perineum tepat

dibawahnya. Umumnya robekan tingkat 1 dapat sembuh sendiri

penjahitan tidak diperlukan jika tidak perdarahan dan menyatu dengan

baik. B

b. Robekan derajat 2 Meliputi mucosa vagina, kulit perineum dan otot

perineum. Perbaikan luka dilakukan setelah diberi anestesi lokal

kemudian otot-otot diafragma urogenitalis dihubungkan di garis

tengah dengan jahitan dan kemudian luka pada vagina dan kulit

perineum ditutupi dengan mengikut sertakan jaringan - jaringan

dibawahnya.

c. Robekan derajat 3 Meliputi mukosa vagina, kulit perineum, otot

perineum dan otot spingterani eksternal. Pada robekan partialis denyut

ketiga yang robek hanyalah spingter.


10

d. Robekan derajat 4 Pada robekan yang total spingter recti terpotong

dan laserasi meluas sehingga dinding anterior rektum dengan jarak

yang bervariasi.

3. Perawatan Luka Perineum

Perawatan luka perineum adalah membersihkan daerah vulva dan

perineum pada ibu yang telah melahirkan sampai 42 hari pasca salin dan

masih menjalani rawat inap di rumah sakit (Wiknjosastro, 2010). Menurut

Halminton perawatan perineum adalah pemenuhan kebutuhan untuk

menyehatkan daerah antara paha yang dibatasi vulva dan anus pada ibu

yang dalam masa antara kelahiran placenta sampai dengan kembalinya

organ genetik seperti pada waktu sebelum hamil (Setiady, 2010).

Menurut Feerer lingkup perawatan perineum ditujukan untuk

pencegahan infeksi organ-organ reproduksi yang disebabkan oleh

masuknya mikroorganisme yang masuk melalui vulva yang terbuka atau

akibat dari perkembangbiakan bakteri pada peralatan penampung

(pembalut) lochea (Setiady, 2010).

Sedangkan menurut Hamilton, lingkup perawatan perineum adalah

Mencegah kontaminasi dari rektum, menangani dengan lembut pada

jaringan yang terkena trauma, bersihkan semua keluaran yang menjadi

sumber bakteri dan bau (Setiady, 2010).


11

4. Waktu Perawatan

Menurut Feerer waktu perawatan perineum yang baik adalah

sebagai berikut:

a. Saat mandi

Pada saat mandi ibu post partum pasti melepas pembalut setelah

terbuka maka ada kemungkinan terjadi kontaminasi bakteri pada

cairan yang tertampung pada pembalut untuk itu maka perlu dilakukan

penggantian pembalut demikian pula pada perineum ibu untuk itu

diperlukan pembersihan perineum.

b. Setelah buang air kecil

Pada saat buang air kecil pada saat buang air kecil kemungkinan besar

terjadi kontaminasi air seni pada rektum akibatnya dapat memicu

pertumbuhan bakteri pada perineum untuk itu diperlukan pembersihan

perineum.

c. Setelah buang air besar.

Pada saat buang air besar diperlukan pembersihan sisa-sisa kotoran

disekitar anus untuk mencegah terjadinya kontaminasi bakteri dari

anus ke perineum yang letaknya bersebelahan maka diperlukan proses

pembersihan anus dan perineum secara keseluruhan.


12

5. Faktor yang Mempengaruhi Penyembuhan luka Perineum

Beberapa etiologi yang menjadi penyebab terjadinya episiotomy

pada jalan lahir ibu post partum adalah sebagai berikut:

a. Faktor gizi terutama protein akan sangat mempengaruhi terhadap

proses penyembuhan luka pada perineum karena penggantian jaringan

sangat membutuhkan protein.

b. Obat-obatan yaitu steroid dapat menyamarkan adanya infeksi dengan

menggangu respon inflamasi normal, antikoagulan dapat menyebabkan

hemoragi, antibiotik spektrum luas / spesifik efektif bila diberikan

segera sebelum pembedahan untuk patolagi spesifik atau kontaminasi

bakteri. Jika diberikan setelah luka ditutup, tidak efektif karena

koagulasi intrvaskular.

c. Keturunan sifat genetik seseorang akan mempengaruhi kemampuan

dirinya dalam penyembuhan luka. Salah satu sifat genetik yang

mempengaruhi adalah kemampuan dalam sekresi insulin dapat

dihambat sehingga menyebabkan glukosa darah meningkat. Dapat

terjadi penipisan protein-kalori.

d. Sarana prasarana merupakan kemampuan ibu dalam menyediakan

sarana dan prasarana dalam perawatan perineum akan sangat

mempengaruhi penyembuhan perineum misalnya kemampuan ibu

dalam menyediakan antiseptic/personal hygiene yang kurang.


13

e. Perawatan Luka dengan rebusan daun sirih

Hasil penelitian diketahui bahwa daun sirih mempunyai

kandungan kimia yang berefek antiseptik dan antibakteri. Daun sirih

merah mempunyai daya antiseptik dua kali lebih tinggi dari daun sirih

hijau. Kandungan kimia dalam ekstrak sirih merah antara lain adalah

minyak atsiri, hidroksikavikol, kavikol, kavibetol, alilprokatekol,

karvakrol, eugenol, p-cymene, cineole, cariofelen, kadimen estragol,

terpen dan fenil propada. Karvakrol bersifat desinfektan dan antijamur

sehingga digunakan sebagai obat antiseptik (Antini, 2016).

f. Budaya dan Keyakinan akan mempengaruhipenyembuhan

perineum misalnya kebiasaan makan telur, ikan dan daging ayam akan

mempengaruhi asupan gizi ibu yang akan sangat mempengaruhi

penyembuhan luka.

B. Rebusan Daun Sirih

1. Deskripsi

Sirih termasuk dalam family piperaceae, merupakan jenis

tumbuhan merambat dan bersandar pada batang pohon lain, yang

tingginya 5-15 meter. Sirih memiliki daun tunggal letaknya berseling

dengan bentuk bervariasi mulai dari bundar telur atau bundar telur

lonjong, pangkal berbentuk jantung atau agak bundar berlekuk sedikit,

ujung daun runcing, pinggir daun rata agak menggulung ke bawah,

panjang 5-18 cm, lebar 3-12 cm. Batang sirih berwarna cokelat kehijauan,

berbentuk bulat, berkerut, dan beruas yang merupakan tempat keluarnya


14

akar. Morfologi daun sirih berbentuk jantung, berujung runcing, tumbuh

berselang-seling, bertangkai, teksturnya agak kasar jika diraba, dan

mengeluarkan bau khas aromatis jika diremas. Panjang daun 6-17,5 cm

dan lebar 3,5-10 cm. Sirih memiliki bunga majemuk yang berbentuk bulir

dan merunduk. Bunga sirih dilindungi oleh daun pelindung yang

berbentuk bulat panjang dengan diameter 1 mm. Buah terletak

tersembunyi atau buni, berbentuk bulat, berdaging dan berwarna kuning

kehijauan hingga hijau keabu-abuan. Tanaman sirih memiliki akar

tunggang yang bentuknya bulat dan berwarna cokelat kekuningan

(Koensoemardiyah, 2010).

Daun berwarna hijau, permukaan atas rata, licin agak mengkilat,

tulang daun agak tenggelam permukaan bawah agak kasar, kusam, tulang

daun menonjol, bau aromatiknya khas dan rasanya pedas. Batang tanaman

berbentuk bulat dan lunak berwarna hijau agak kecoklatan dan permukaan

kulitnya kasar serta berkerut-kerut (Inayatullah, 2012). Tanaman sirih

merupakan tanaman yang perdu, merambat, batang berkayu, berbuku buku

dan bersalur (Kharisma et al., 2010). Daun sirih mempunyai bau aromatik

khas dan rasa pedas. Daun sirih merupakan daun tunggal. Tangkai daun

bulat, warna coklat kehijauan panjang 1,5–8 cm (Kristio, 2007).

2. Komposisi

Komponen utama minyak astsiri terdiri dari betlephenol dan

beberapa derivatnya diantaranya euganol allypyrocatechine 26,8-42,5%,

cineol 2,4-4,8%, methyl euganol 4,2-15,8%, caryophyllen 3-9,8%,


15

hidroksikavikol, kavikol 7,2- 16,7%, Kabivetol 2,7-6,2%, estragol,

ilypryrokatekol 9,6%, karvakol 2,2-5,6%, alkaloid, flavonoid, triterpenoid

atau steroid, saponin, terpen, fenilpropan, terpinen, diastase 0,8-1,8%, dan

tannin 1-1,3%. Pada konsentrasi 0,1-1% fenol bersifat bakteriostatik,

sedangkan pada konsentrasi 1-2% phenol bersifat bakteriosida

(Inayatullah, 2012).

3. Perawatan Luka dengan rebusan daun Sirih

Teori Geri (2011), tentang cara perawatan luka perineum

mengunakan air rebusan daun sirih merupakan salah satu cara untuk

mencegah infeksi dan meningkatkan penyembuhan luka prosedur yaitu

mencuci tangan, bersihkan vulva dengan air bersih setelah berkemih dan

BAB kemudian basuhkan air daun sirih dan jangan dibasuh dengan air lagi

lalu dikeringkan dari depan kebelakang. Daun sirih hijau banyak

mengandung minyak atsiri 1-4,2 % (sebagai aroma wangi pada daun sirih),

didalam minyak atsiri terkandung betlephenol, seskuiterpen, pati diastase

0,8-1,8 %, gula, dan zat samak (senyawa kimia yang digunakan untuk

membunuh atau menghambat pertumbuhan mikroorganisme pada jaringan

yang hidup seperti permukaan kulit) dan anti inflamasi (senyawa kimia

yang digunakan untuk menghilangkan peradangan). Serta kavikol 7,2-16,7

% yang berfungsi sebagai antiseptik (zat yang dapat menghambat

pertumbuhan kuman) (Kurniawan, 2012).


16

Faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka perineum pada

kelompok kontrol adalah faktor personal hygiene yaitu seberapa sering ibu

menganti pembalut serta bagaimana cara ibu melakukan perawatan luka

perineum dengan menggunakan kassa steril, jika penggunaan antiseptik

terlalu banyak hal tersebut menyebabkan luka menjadi lembab dan basah

sehingga dapat membuat luka tersebut menjadi infeksi. Hal ini sesuai dengan

teori Dewi (2016), yang menyatakan bahwa faktor internal penyembuhan

luka perineum yaitu usia, cara perawatan (personal hygiene), dan status

nutrisi/gizi.

C. Efektifitas penggunaan air rebusan daun sirih terhadap luka perinemum

derajat II

Luka perineum adalah belah (pecah, cidera, lecet) pada kulit karena

terkena barang tajam, tekanan, gesekan pada daerah perineum (Anggraeni,

2018). Penyembuhan luka perineum adalah segala sesuatu yang terjadi untuk

mengembalikan kerapatan dan keutuhan jaringan perineum, yang

sebelumnya terkoyak atau dengan sengaja dilakukan pengguntingan untuk

memperlebar jalan lahir. Hasil penyembuhan luka dapat di ukur dari lamanya

atau panjang waktu yang dibutuhkan untuk proses pemulihan pada kulit

karena adanya kerusakan atau disintegritas jaringan kulit. Waktu yang

dibutuhkan untuk penyembuhan antara 7-10 hari (Anggraeni, 2018).

Perawatan luka perineum merupakan salah satu cara untuk mencegah

terjadinya infeksi perlukaan jalan lahir. Perawatan perineum terdiri dari

bermacam-macam teknik, namun yang sering dilakukan terdiri dari 3 teknik,


17

teknik perawatan perineum dengan memakai antiseptik, teknik perawatan

perineum tanpa antiseptik dan perawatan perineum dengan cara sederhana

atau cara tradisional. Perawatan luka perineum yang dilakukan oleh

masyarakat masih banyak yang menggunakan cara tradisional, salah satunya

menggunakan air rebusan daun sirih tersebut untuk membasuh luka perineum

cepat sembuh dan bau darah yang keluar tidak amis. Perawatan tersebut

dilakukan oleh masyarakat secara turuntemurun dari orang tua atau nenek,

selain karena kemudahan mendapatkannya (Dewi, 2016).

Tanaman sirih merupakan jenis tanaman herbal dan dikenal dengan

apotek hidup. Manfaaat daun sirih sangat beragam, begitupun cara

pengolahannya, yang cukup direbus atau diseduh dengan air panas. Daun

sirih mengandung minyak atsiri yang terdiri dari estrogen, eugenol,

chavicol,seskulterpen bethephenol, hidriksivaikal, cavibetol, dan karvarool

yang merupakan unsur-unsur biokimia dalam daun sirih (Piperbetle linn.)

memiliki daya membunuh kuman dan jamur, juga merupakan antioksidan

yang mampercepat proses penyembuhan luka. Pengobatan menggunakan

daun sirih disukai oleh sebagian besar masyarakat karena kemudahan

mendapatkannya, murah harganya, mudah pengolahannya dan termasuk

dalam seri pengobatan herbal yang sangat digemari oleh masyarakat

Indonesia. Penggunaan tanaman herbal, seperti daun sirih juga merupakan

pengobatan alami karena efek samping yang ditimbulkannaya bisa ditekan

seminimal mungkin, tidak seperti pada penggunaan produk kimiawi

(Agromedia, 2017).
18

Adapun penelitian yang dilakukan oleh Kurniarum (2015), yang

menyatakan bahwa rata-rata penyembuhan luka perineum dengan

menggunakan air daun sirih lebih cepat terhadap penyembuhan luka

perineum pada ibu nifas dibandingkan dengan kelompok kontrol yang hanya

menggunakan betadin. Kandungan kimia dan sifat-sifat kimia daun sirih

yang terdiri dari hidroksi chavikol, kavibetol, estragol, eugenol,

metileugenol, karvakrol memiliki daya pembunuh bakteri lima kali lipat dari

fenol biasa. Chavicol adalah salah satu komponen yang terkandung dalam

sirih yang dapat berfungsi sebagai antiseptik. Kandungan daun sirih hijau

adalah minyak atsiri yang mengandung anatara lain chavicol dan chavibetol,

yaitu senyawa yang mempunyai khasiat antiseptik. Khasiat antiseptik itu

diduga erat berkaitan dengan pemakaiannya sebagai penghambat

pertumbuhan bakteri pada luka (Arifin, 2008 dalam Celly 2016). Daun sirih

mengandung saponin yang memacu pembentukan kolagen, yaitu protein

struktur yang berperan dalam proses penyembuhan luka (Celly, 2016) .

Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang sudah dilakukan oleh

Kurniarum (2014), dalam penelitian nya didapat kan hasil analisis diperoleh

bahwa hasil uji chi square sebesar x 2 =6,787 sedangkan nilai p= 0,009

berarti p < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa pengaruh daun sirih

terhadap penyembuhan luka perineum pada ibu nifas OR = 4,125 (CI 95%

1,387- 12,270) yang artinya pengunaan daun sirih memiliki risiko 4,125 kali

lebih cepat kering dibandingkan yang tidak mengunkan daun sirih.


19

Hasil penelitian (Rini Anggeriani, 2018) akademi kebidanan

abdurahman palembang tentang efektifitas pemberian air daun sirih (Piper

Betle L) terhadap kecepatan penyembuhan luka perineum pada ibu post

partum, didapatkan hasil p-value = 0,000 dengan nilai α = 0,05 (p>α), yang

artinya rata-rata percepatan penyembuhan luka perineum pada ibu post

partum yang diberikan air daun sirih dapat mempercepat penyembuhan luka

perineum.

Hasil Penelitian Novita (2020), menunjukkan bahwa rata-rata lama

penyembuhan luka perineum menggunakan infusum sirih merah adalah 2-3

hari sedangkan pada kelompok obat antiseptik rata-rata lama penyembuhan

5– 6 hari, artinya bahwa daun sirih merah lebih efektif dibandingkan dengan

iodine dalam perawatan luka perineum pada masa pospartum.

Hasil Penelitian Kurnianti (2015) didapatkan kadar kavikol tertinggi

terdapat pada perebusan air rebusan daun sirih dengan waktu 20 menit dan

dari hasil pengambilan data serta observasi dari 19 responden didapatkan

data bahwa luka jahitan perineum pada ibu nifas sembuh dan mengering

pada hari ke 3-4 post partum serta tidak ada tanda-tanda infeksi, sedangkan

dari hasil wawancara dengan responden didapatkan informasi bahwa

responden menyatakan nyeri pada luka jahitan perineum juga cepat

berkurang dan terasa lebih kesat. Hasil yang didapatkan dari hasil uji T dari

penelitian ini adalah tingkat signifikasi sebesar 0,000 sehingga dapat ditarik

kesimpulan bahwa air rebusan daun sirih (Piperbetle) efektif terhadap

kecepatan penyembuhan luka perineum pada ibu nifas.


20

Sedangkan Hasil penelitian terkait yang dilakukan oleh Cahya (2018)

Setelah penerapan vulva hygiene dengan air rebusan daun sirih terdapat

percepatan penyembuhan luka perineum yang terjadi pada 2 partisipan (Ny.

T dan Ny. R) dan 1 partisipan yaitu Ny. Ri dengan penyembuhan luka

normal. Setelah dilakukan asuhan, 2 partisipan sembuh dalam waktu 6 hari

dengan luka baik dan 1 partisipan sembuh dalam waktu 8 hari dengan luka

kurang baik. Ini dikarenakan faktor pengetahuan, personal hygieneyang

kurang dan faktor pantangan makanan.

Hasil Penelitian Lely Siti, dkk (2015) Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa waktu penyembuhan luka perineum ibu yang tidak

melakukan perawatan dengan daun sirih sebagian besar (62,5%) mengalami

penyembuhan luka perineum pada hari ke-8, sedangkan ibu yang melakukan

perawatan menggunakan daun sirih sebagian besar (62,5%) mengalami

penyembuhan luka perineum pada hari ke-5. Nilai sig (0,00) <  (0,05) maka

dapat disimpulkan ada perbedaan waktu penyembuhan luka perineum antara

kelompok yang menggunakan daun sirih dan kelompok yang tidak

menggunakan daun sirih.

Penelitian yang sama yang dilakukan oleh anggerieni (2018), hasil

penelitian didapatkan pada pemberian air daun sirih (piper betle l) terhadap

kecepatan penyembuhan luka perineum pada ibu post partum dengan

uji Mann Whitney U didapatkan bahwa pada kelompok kontrol rerata

penyembuhan luka selama 7,60 hari lebih lambat dibandingkan dengan

kelompok intervensi yang diberikan air daun sirih yaitu rerata penyembuhan
21

luka 5,47 hari dengan p value = 0,000 artinya pada kelompok intervensi

percepatan penyembuhan luka perineum lebih cepat dibandingkan kelompok

kontrol.

Hasil penelitian Sitepu (2020) menunjukkan bahwa terjadi perubahan

pada penyembuhan luka perineum yang dialami responden mengalami

perubahan dari responden sebelum diberikan rebusan daun sirih hijau pada

ibu post partum didapat hasil bahwa mayoritas derajat 0 sebanyak 16 orang

dengan presentase 51,6% dan minoritas derajat 1 sebanyak 15 orang dengan

presentase 48,4% dan derajat luka perineum sesudah diberikan rebusan daun

sirih hijau pada ibu post partum didapat hasil bahwa mayoritas derajat 0

sebanyak 26 orang dengan presentase 83,9% dan minoritas derajat 1

sebanyak 5 orang dengan presentase 16,1%.

Hal ini juga didukung hasil penelitian Sari (2017) hasil analisa

bivariat yang menggunakan uji t menunjukan terdapat perbedaan perawatan

luka perineum dengan menggunakan air rebusan daun sirih dan yang tidak

menggunakan air rebusan daun sirih.dengan p value 0,000. Dari hasil

penelitian disimpulkan luka perineum yang menggunakan air rebusan daun

sirih lebih cepat sembuh dibandingkan dengan yang tidak memakai air

rebusan daun sirih.


20

D. Kerangka Teori

Air Rebusan
Daun Sirih
Bagan 2.1 Kerangka Teori

Luka Perineum Faktor yang memengaruhi proses


Mengandung Postpartum penyembuhan Luka:
senyawa kimia
1. Usia
2. Trauma jaringan atau infeksi
Membunuh Terbukanyan 3. Penanganan jaringan
kuman, jamur jaringan kulit akibat 4. Hemoragi
dan bakteri 5 luka 5. Hipovolemia
kali lipat
6. Faktor lokal edema
7. Defisit nutrisi
Mengandung Mempercepat proses 8. Personal hygiene
Proses
Antioksidan penyembuhan luka 9. Defisit oksigen
Penyembuhan luka
10. Perawatan Luka
denganrebusan daun sirih
11. Jenis persalinan
12. Jenis luka jahitan luka
Lambat Sedang Cepat
perineum
13. Kadar hemoglobin

Keterangan : yang dibold variabel diteliti


(Modifikasi: Enny, 2018, Doni 2016
21

BAB III
METODELOGI PENELITIAN

A. Desain dan Jenis Penelitian

Metode dalam penelitian ini adalah Literatur Review dengan desain

penelitian Quasi eksperimen dengan rancangan posttest with control group,

dengan kelompok intervensi adalah ibu postpartum dengan luka perineum derajat

II akibat rupture perineum yang mendapatkan intervensi berupa perawatan luka

perineum menggunakan air rebusan daun sirih, sedangkan kelompok control

adalah ibu postpartum dengan luka perineum derajat II akibat rupture perineum

yang tidak mendapatkan intervensi air rebusan daun sirih dalam perawatan luka

perineum akibat ruptur. Populasi penelitian adalah ibu postpartum dengan luka

perineum derajat II akibat ruptur. Intervensi berupa air rebusan daun sirih yang

diberikan 2 kali sehari selama 5 hari berturut-turut setelah mandi, dengan cara

membasuh area luka perineum dengan air rebusan sirih kemudian jangan dibasuh

mengunakan air lagi dilakukan setelah mandi pada pagi dan sore hari, dengan

outcome yang diukur dengan mengobservasi percepatan penyembuhan luka

perineum pada pasien (Nursalam, 2013).

B. Strategi Pencairan Literatur

1. Protokol dan Registrasi

Rangkuman menyeluruh dalam bentuk literature Review mengenai

efektifitas air rebusan dan sirih terhadap penyembuhan luka perineum derajat

II. Protokol dan evaluasi dari literature Review akan menggunakan PRISMA

checklist untuk menentkan penyeleksian studi yang telah ditemukan dan

disesuaikan dengan tujuan dari literature Review (Nursalam, 2019).

21
22

2. Database Pencarian

literature Review merupakan rangkuman menyeluruh beberapa studi

penelitian yang ditentukan berdasarkan tema tertentu. Pencarian literature

dilakukan pada bulan Agustus-September 2020. Data yang digunakan dalam

penelitian ini adalah data sekunder yang diperoleh bukan dari pengamatan

langsung, akan tetapi diperoleh dari hasil penelitian yang telah dilakukan oleh

peneliti-peneliti terdahulu. Sumber data sekunder yang didapat berupa artikel

jurnal baik nasional maupun internasional dengan tema yang sudah ditentukan.

Pencarian literature Review ini menggunakan database Pencarian jurnal dengan

kriteria kualitas tinggi dan sedang, yaitu pada Google Schoolar, Google Gate,

Pub Med, dan Ebsco (Nursalam, 2019).

3. Kata Kunci

Pencarian artikel atau jurnal menggunakan keyword dan Boolean

operator (AND, OR NOT or AND NOT) yang digunakan untuk memperluas

atau menspesifikkan pencarian, sehingga mempermudah dalam penentuan

artikel atau jurnal yang digunakan. Kata kunci dalam literature Review ini

disesuaikan dengan Medical Subject Healing (MeSH) yang terdiri dari sebagai

berikut:

Tabel 2.1 Kata Kunci literature Review

Efektifitas Daun Sirih Penyembuhan luka


perineum
OR OR OR
Effectiveness Betel leaf Healing Perineal
OR OR OR
Effect Piper betle L perineal wounds
23

C. Kriteria Inklusi dan Ekslusi

Stategi yang digunakan untuk pencarian artikel menggunakan PICOS

framework, yang terdiri:

1. Population/problem yaitu populasi atau masalah yang akan di analisis sesuai

dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature Review.

2. Intervension yaitu suatu tindakan penatalaksaaan terhadap kasus perorangan

atau masyarakat serta pemaparan tentang penatalaksanaan studi sesuai

dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature Review.

3. Comparation yaitu intervensi atau penatalaksanaan lain yang digunakan

sebagai perbandingan, jika tidak ada bisa menggunakan kelompok kontrol

dalam studi yang terpilih.

4. Outcome hasil atau luaran yang diperoleh pada studi terdahulu yang sesuai

dengan tema yang sudah ditentukan dalam literature Review.

5. Studi design adalah desain penelitin yang digunakan dalam artikel yang akan

di review.

Tabel 3.2. Kriteria Inklusi dan Ekslusi Penelitian Literatur Review

Kriteria Inklusi Ekslusi


Populasi Ibu post-partum dengan luka ibu postpartum dengan
perineum derajat II akibat rupture. luka perineum akibat
episiotomy.
Intervensi Pemberian air rebusan daun sirih Tidak memberikan
diberikan selama 2 kali sehari intervensi air rebusan
selama 5 hari diberikan setiap sirih pada ibu
setelah mandi pagi dan sore hari postpartum dengan luka
dengan cara membasuh area luka perineum
perineum menggunakan air
rebusan sirih.
Outcomes Yang diukur pada percepatan Tidak mengukur
penyembuhan luka perineum percepatan luka
pasien perineum pasien.
Desain studi Quasi-eksperimen with contro No exclusion
dan jenis group desain.
24

publikasi
Tahun Post-2015 Pre-2015
publikasi
Bahasa English, Indonesia Bukan bahasa Indonesia
atau bahasa inggris.

D. Seleksi Studi dan Penilaian Kualitas

1. Hasil Pencarian dan Seleksi Studi

Berdasarkan hasil pencarian literature melalui publikasi di empat

database dan menggunakan kata kunci yang sudah disesuaikan MeSH,

peneliti mendapatkan 123 artikel yang sesuai dengan kata kunci tersebut.

Hasil pencarian yang sudah didapatkan kemudian diperiksa duplikasi,

ditemukan sebanyak 56 artikel yang sama sehingga dikeluarkan dan tersisa

67 artikel. Peneliti kemudian melakukan skrining berdasarkan judul

(n=67), abstrak (n=58). Dan full texs (n=10) yang disesuaikan dengan

tema Literatur Review. Assessment yang dilakukan berdasarkan kelayakan

terhadap kriteria inklusi dan ekslusi didapatkan sebanyak 10 artikel yang

bisa digunakan dalam Literatur Review. Hasil seleksi artikel studi dapat

digambarkan dalam diagram flow dibawah ini:


Pencarian database (kata kunci
dalam bahasa inggris dan Indonesia)
scienct direct, sinta, garuda, google
scholar, dan taylor and francis (123)

Mengeluarkan (N)
Seleksi Jurnal yang sesuai dengan 1. Tidak sesuai topik
kata kunci N= 67 2. Jurnal yang dibuat lebih dari 10
tahun terakhir

Seleksi jurnal: judul, abstrak, full


text, jurnal 10 tahun terakhir dan
identifikasi (n=52)
Mengeluarkan (N)
Variabel, Metode dan desain
Setelah ditinjau ulang didapatkan 10 penelitian tidak sesuai
jurnal yang sesuai dengan
karateristik (n=9)

Studi termasuk dalam sintesis(n=10)


Standar PICOS
25

Tabel 3.3 Hasil Pencarian dan Seleksi Studi

No Judul Tahun Peneliti Metode Penelitian Hasil Penelitian Data Base


Penelitian Terbit

1 Efektivitas 2020 Debi Novita Metode quasi Hasil penelitian Google


Rebusan Siregar, Titin eksperimental menunjukkan scolar
Daun Sirih Sundari dengan design bahwa seluruh
Merah Nazara, pretest posttest one responden (100%)
Terhadap Morina grup design. mengalami
Penyembuhan Sinaga Populasi ibu kesembuhan luka
Luka postpartum dengan perineum. Hasil
Perineum luka perineum. analisis data
Ju,lah sampel 30 diperoleh nilai Z
orang, tehnik = -4460b dan nilai
sampel total p-value =0.000
sampling intervensi dengan taraf
yang dierikan air signifikansi
rebusan daun sirih, p<0.05
digunakan untuk
cebik selama 5 hari
berturut-turut. Dsun
yang direbus
sebanyak 20
lembar. Digunakan
4 kali dalam sehari.
Instrument yang
digunakan lembar
observasi lama hari
penyembuhan luka.

2 Perbedaan 2015 Siti Lely, Desain penelitian Hasil penelitian Google


Penggunaan Candra adalah True ini menunjukkan scolar
Daun Sirih Kurniawati. Eksperimental bahwa waktu
Terhadap dan Maria Design dengan Post penyembuhan
Waktu Ulfa. Test Only Control luka perineum ibu
Penyembuhan Group Design. yang tidak
Luka Populasi dalam melakukan
Perineum penelitian ini ibu perawatan dengan
post partum dengan daun sirih
luka perineum, sebagian besar
terdiri dari 2 (62,5%)
kelompok group mengalami
kelompok diberi penyembuhan
perlakuan, group luka perineum
lainnya tidak diberi pada hari ke-8,
perlakuan. Jumlah sedangkan ibu
sampel 8 orang, yang melakukan
Jenis instrumental perawatan
observasi menggunakan
terstruktur. Daun daun sirih
sirih dimasukan sebagian besar
dalam baskom dan (62,5%)
di siram dengan air mengalami
26

mendidih. penyembuhan
Mengalami luka perineum
penyembuhan luka pada hari ke-5.
hari kelima setelah Berdasarkan hasil
diberikan air uji Mann Whitney
rebusan daun sirih. U-Test terlihat
bahwa nilai sig
(0,00) <  (0,05)
maka dapat
disimpulkan ada
perbedaan waktu
penyembuhan
luka perineum
antara kelompok
yang
menggunakan
daun sirih dan
kelompok yang
tidak
menggunakan
daun sirih.

3 Pengaruh 2015 Nuli Desain yang Berdasarkan hasil Google


Perineal Care Nuryanti digunakan adalah pengujian scolar
Dengan Air Zulala, Yuli pre eksperimental diketahui nilai
Daun Sirih Isnaeni design dengan non koefisien
Merah randomized pretest- kontingensi
Terhadap postest with control sebesar 0,560. Ini
Kesembuhan group. Populasi menunjukkan
Luka seluruh ibu bersalin bahwa besarnya
Perineum paska luka pengaruh
Pada Ibu Post perineum baik pengaruh perineal
Partum Di karena episiotomy care dengan air
Rumah Sakit maupun rupture. daun sirih merah
‘Aisyiyah Jumlah sampel 30 terhadap
Muntilan orang terdiri dri 15 kesembuhan luka
kelompok kontrol perineum pada
dan 15 kelompok ibu post partum
perlakuan. adalah sebesar
Menggunakan alat 0,560 atau 56%.
ukur berupa lembar
observasi PUSH
observasi dilakukan
pada hari 3, 5 dan 7
saat proses
proliverasi luka. 80
persen mengalami
penyembuhan pada
hari kelima.

4 Upaya 2019 Ririn Hariani Jenis penelitian hasil penelitian Google


mempercepat experimental adalah kadar scolar
penyembuhan dengan rancangan kavikol tertinggi
luka post test only non terdapat pada
27

perineum random desain. perebusan air


pada ibu post Jumlah sample 2o rebusan daun sirih
partum orang yang terdiri dengan waktu 20
dengan darikrlompok menit dan dari
antiseptik kelompok hasil pengambilan
daun sirih di intervensi dan data serta
puskesmas kelompok kontrol. observasi dari 19
wager responden yang
kabupaten Menggunakan didapatkan
malang lembar observasi sampai dengan
luka. Menggunakan tanggal 9
8010 lembar daun Nopember
sirih. didapatkan data
bahwa luka
jahitan perineum
pada ibu nifas
sembuh dan
mengering pada
hari ke 3-4 post
partum serta tidak
ada tanda-tanda
infeksi,
sedangkan dari
hasil wawancara
dengan responden
didapatkan
informasi bahwa
responden
menyatakan nyeri
pada luka jahitan
perineum juga
cepat berkurang
dan terasa lebih
kesat. Hasil yang
didapatkan dari
hasil uji T dari
penelitian ini
adalah tingkat
signifikasi sebesar
0,000 sehingga
dapat ditarik
kesimpulan
bahwa air rebusan
daun sirih
(Piperbetle)
efektif terhadap
kecepatan
penyembuhan
luka perineum
pada ibu nifas

5 Pengaruh 2020 Stefani Jenis penelitian Hasil uji statistik Google


Pemberian Anastasia dengan “quasi diperoleh Mean scolar
Rebusan Sitepu, experiment One Pretest adalah
28

Daun Sirih Vitrilina group desain” 0,48 dan Posttest


Hijau Hutabarat, .Populasi ibu nipas 0,16 yang berarti
Terhadap Kristin dengan luka rata-rata
Penyembuhan Natalia perineum, jumlah penyembuhan
Luka sampel 31 orang, luka perineum
Perinium desain observasi sebelum diberikan
Pada Ibu Post dilakukan sebanyak rebusan daun sirih
Partum 2 kali pre dan post hijau adalah 0,48
desain. dan rata-rata
penyembuhan
luka perineum
setelah diberikan
rebusan daun sirih
hijau adalah 0,16
sehingga dapat
diketahui bahwa
penurunan sebesar
0,32. Berdasarkan
analisis bivariat
hasil uji statistik
p-value 0,018 < α
0,05 maka Ho
ditolak dan Ha
diterima yang
artinya adanya
pengaruh yang
signifikan antara
pemberian
rebusan dsun sirih
hijau terhadap
penyembuhan
luka perineum
pada ibu post
partum di Klinik
Pera Simalingkar
B Kecamatan
Medan Tuntungan
Kota Medan.

6 Efektifitas air 2016 Ari Cristiana Penelitian ini Uji statistik yang Research
rebusan daun merupakan digunakan yaitu Gate
sirih dalam penelitian uji t. Instrument
mempercepat eksperimen dengan penelitian
penyembuhan penarikan sampel menggunakan
luka secara accidental chek list. Hasil
perineum sampling yaitu ibu analisa bivariat
nifas yang yang
melakukan menggunakan uji
kunjungan nifas di t menenunjukan
BPM Wilayah terdapat
Kabupaten Malang. perbedaan
perawatan luka
perineum dengan
menggunakan air
29

rebusan daun sirih


dan yang tidak
menggunakan air
rebusan daun
sirih.dengan p
value 0,000

7 The Period of 2019 Nahdiyah This study is a The average of Pubmed


Perineal Karimah, quasi-experiment perineal wound
Wound Nur post-test only recovery period of
Healing in Khafidhoh, without control binahong group is
Postpartum Triana Sri group design. There 6 days, while the
Mothers Hardjanti, are 32 respondents red betel group is
Between The Riska meeঞng the 4.69 days. There
Decoction Ismawati inclusion criteria are significant
Water Hakim who are taken by differences of
Treatments of accidental perineal wound
Bihanong sampling. The recovery period
Leaves with sample is divided between the
Red Betel equally into two binahong group
Leaves groups, namely and the red betel
binahong group and group with a p-
the red betel group. value of 0.0001 <
Binahong or red α (0.05).
betel leaf decocঞon Respondents’
waters are used for characterisঞcs are
genital washing a[er age, BMI,
urinaঞng at the last frequency of
rinse at 7 am and 3 changing pads,
pm on 1-3 and educaঞonal
postpartum days. background
Perineal wound between binahong
recovery is assessed and red betel
by using the groups have no
REEDA score from significant
the second differences.
postpartum day
unঞl the wound
fully recovered.
Staঞsঞc analysis
with chi-square,
ঞme series
analysis, Mann
Whitney and
Kruskal Wallis test.

8 The Benefits 2018 Mitayakuna This resarch design The result shows Pubmed
of Red Betel Stianto, Yuly is in a true that the alpha
Leaf Extract Peristiowati, experiment with score is 0.002
for Perineal Siti Farida factorial design. which means
Wound The samples are 18 there is a
Healing in postpartum mother, significant
BPM Rini divided into 3 difference of
District groups and each is injury care using
30

Kediri 6 postartum mother, red betel leaf


and are chosen with 2x/day, red betel
simple random leaf extract
sampling method. 1x/day with
The variables that povidone iodine
are measured in this 10% to the
research are the duration of
healing duration, healing. The alpha
infection marks, score results at
perineum wound 0.003 shows the
pain. This research significant
is also conducted difference
using statistic test difference of
one way anova with injury care using
post hoc as the post red betel leaf
test. 2x/day, red betel
leaf extract
1x/day with
povidone iodine
10% to the
infection marks.
The alpha score
results at 0.021
shows the
significant
difference
difference of
injury care using
red betel leaf
2x/day, red betel
leaf extract
1x/day with
povidone iodine
10% to the wound
pain. The
perineum injury
care of postartum
mother using red
betel leaf extract
2x/day is more
efficient and
neither does
infection marks
nor wound pain is
found.

9 Effect of 2016 Candra This study used an The research Pubmed


Betel Leaves Wahyuni experimental instrument using
Decoctionin design. The entire observation sheet
to Speeding population to 6-7 wound healing
Perineum days post partum process. Most
Healing for mothers in BPM respondents 75%
Postpartum Endang Sutikno as (6) perineum
Women in wound healing
31

BPM Endang many as 16 people without piper


Sutikno betel decoction is
Kediri given relatively
normal. most
respondents 75%
(6) wound healing
perineum with
betel leaf
decoction is given
relatively quickly.
Statistical test
result p-value =
0.013 < 0.05
means Ho
rejected in
conclusion there
betel leaf
decoction effect
on wound healing
of the perineum.
Perineum injuries
the treatment is
maintained
sterility and
hygiene of the
wound will be
healed by itself.
Expected
puerperal women
use betel leaves
decoction as an
anti-septic useful
to speed wound
healing process.

10 Efektifitas 2018 Rini Penelitian ini pada pemberian Google


pemberian air Anggeriani, bersifat pre air daun sirih scoler
daun sirih Rinda eksperimen (piper betle l)
(piper betle l) Lamdayan menggunakan terhadap
terhadap rancangan posttest kecepatan
kecepatan only control group penyembuhan
penyembuhan design. Sampel luka perineum
luka dalam penelitian ini pada ibu post
perineum 30 responden partum dengan uji
pada ibu post dengan Mann Whitney U
partum mengunakan teknik didapatkan bahwa
purposive sampling. pada kelompok
kontrol rerata
penyembuhan
luka selama 7,60
hari lebih lambat
dibandingkan
dengan kelompok
intervensi yang
32

diberikan air daun


sirih yaitu rerata
penyembuhan
luka 5,47 hari
dengan p value =
0,000 artinya pada
kelompok
intervensi
percepatan
penyembuhan
luka perineum
lebih cepat
dibandingkan
kelompok kontrol.

E. Penilaian Kualitas

Analisis kualitas metodelogi dalam setiap studi (n=9) dengan checklist

penilaian dengan beberapa pertanyaan untuk menilai kualitas studi

berdasarkan analisis PICOS (populasi, intervensi, outcome, studi desain dan

publikasi, tahun publikasi dan bahasa). Dengan melakukan critical apparasial

proses sistematis untuk menguji validitas, hasil dan untuk menilai studi yang

memenuhi syarat dilakukan oleh para peneliti, relevansi dari sebuah bukti

ilmiah.

Resiko bias dalam literature review ini menggunakan assesmen pada

metode penelitian masing-masing studi, yang terdiri dari:

1. Teori: teori tidak sesuai, sudah kardaluarsa, dan kredibilitas jurnal kurang

baik.

2. Desain penelitian tidak sesuai dengan tujuan penelitian

3. Sampel: ada 4 hal yang harus diperhatikan yaitu populasi, sampel,

sampling, dan besar sampel yang tidak sesuai dengan kaidah pengambilan

sampel.

4. Variabel yang ditetapkan kurang sesuai dari segi jumlah, pengontrolan


33

variabel perancu dan lainnya.

5. Innstrumen: instrument yang digunakan tidak memiliki sensitivitas,

spesivikasi dan validitas-reabilitas.

6. Analisa data: analisa data tidak sesuai dengan kaidah analisis yang sesuai

dengan standar (Nursalam, 2020).


34

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Karateristik Studi

Hasil pencarian studi terdapat 10 jurnal yang memenuhi kriteria inklusi.

Sub pembahasan berdasarkan topik literatur review yaitu efektifitas air rebusan

daun sirih terhadap penyembuhan luka Perineum Derajat II. Metode penelitian

dalam literatur review ini dengan desain penelitian Quasi eksperiment, pre

eksperiment, dengan 2 kelompok penelitian yang dimaksud untuk mengetahui

efektifitas air rebusan daun sirih terhadap penyembuhan luka Perineum Derajat

II.

Secara keseluruhan setiap penelitian membahas tentang efektifitas air

rebusan daun sirih terhadap penyembuhan luka Perineum Derajat II. Studi yang

sesuai dengan tinjauan seistematis ini sebagian besar dilakukan di Indonesia

sebanyak 10 jurnal terindeks yang memenuhi kriteria inklusi yaitu; Debi

Novita S (2020);terindeks Gogle sholar, Siti Lely (2015);terindeks Sinta,

google sholar,garuda Nuli Nurhayati (2015);terindeks Garuda,sinta, google

scholar, Ririn Hariani (2019); terindeks Gogle sholar,sinta, Stefani (2020);

terindeks google scholar, Garuda, Ari Cristiana (2016); terindeks Sinta,

Nahdiyah (2019);terindeks Garuda, Google Scholar,sinta3, Mitayakuna

(2018);terindeks scopus, Crossref, Google Scholar, MY Cite, My Medr, IIJIF,

Candra wahyuni (2016); terindeks google scholar, SSRN, Elsevier, Aloha

International Journal of Health Advancement (AIJHA), Rini Anggraini (2018)

terindeks Garuda,sinta, google scholar.

34
35

Tabel 4.1 Hasil Pencarian dan Seleksi Studi


No Studi Desain, Desain Studi, Sample, Hasil Penelitian
Peneliti dan
Sampel, Variabel, Variabel, Instrument,
Tahun
Instrumen, Analisis Analisis
1 Debi Studi Desain: Quasi Metode quasi eksperimental Hasil penelitian
Novita/2020 Experiment dengan dengan design pretest menunjukkan bahwa
desain one grup posttest one grup design. seluruh responden
pretest posttest Populasi ibu postpartum (100%) mengalami
Sampel: 30 Ibu dengan luka perineum. Ju,lah kesembuhan luka
postpartum sampel 30 orang, tehnik perineum. Hasil
Instrumen: lembar sampel total sampling analisis data diperoleh
observasi intervensi yang dierikan air nilai Z = -4460b dan
Variabel: rebusan daun sirih, nilai p-value =0.000
penyembuhan luka digunakan untuk cebik dengan taraf
perineum selama 5 hari berturut-turut. signifikansi p<0.05
Analisis: uji Wilcoxon. Dsun yang direbus sebanyak
20 lembar. Digunakan 4 kali
dalam sehari. Instrument
yang digunakan lembar
observasi lama hari
penyembuhan luka.
2 Siti Lely/2015 Studi Desain: True Desain penelitian adalah Hasil penelitian ini
Eksperimental Design True Eksperimental Design menunjukkan bahwa
(desain eksperimen dengan Post Test Only waktu penyembuhan
sejati) dengan Post Control Group Design. luka perineum ibu
Test Only Control Populasi dalam penelitian ini yang tidak melakukan
Group Design. ibu post partum dengan luka perawatan dengan
Sampel: 16 Ibu perineum, terdiri dari 2 daun sirih sebagian
postpartum kelompok group kelompok besar (62,5%)
Instrumen: lembar diberi perlakuan, group mengalami
observasi lainnya tidak diberi penyembuhan luka
Variabel: perlakuan. Jumlah sampel 8 perineum pada hari ke-
penyembuhan luka orang, Jenis instrumental 8, sedangkan ibu yang
perineum observasi terstruktur. Daun melakukan perawatan
Analisis: uji Mann- sirih dimasukan dalam menggunakan daun
Whitney U-Test baskom dan di siram dengan sirih sebagian besar
air mendidih. Mengalami (62,5%) mengalami
penyembuhan luka hari penyembuhan luka
kelima setelah diberikan air perineum pada hari ke-
rebusan daun sirih. 5. Berdasarkan hasil
uji Mann Whitney U-
Test terlihat bahwa
nilai sig (0,00) < 
(0,05) maka dapat
disimpulkan ada
perbedaan waktu
penyembuhan luka
perineum antara
kelompok yang
menggunakan daun
sirih dan kelompok
yang tidak
36

menggunakan daun
sirih.

3 Nuli Studi Desain: Pre Desain yang digunakan Berdasarkan hasil


Nuryanti/2015 Eksperimental Design adalah pre eksperimental pengujian diketahui
dengan Non design dengan non nilai koefisien
Randomized pretest- randomized pretest-postest kontingensi sebesar
postest with control with control group. Populasi 0,560. Ini
group seluruh ibu bersalin paska menunjukkan bahwa
Sampel: 30 ibu luka perineum baik karena besarnya pengaruh
postpsrtum episiotomy maupun rupture. pengaruh perineal care
Instrumen: lembar Jumlah sampel 30 orang dengan air daun sirih
observasi untuk terdiri dri 15 kelompok merah terhadap
kesembuhan luka kontrol dan 15 kelompok kesembuhan luka
PUSH(Pressure Ulcer perlakuan. Menggunakan alat perineum pada ibu
Scale of healing) ukur berupa lembar observasi post partum adalah
Variabel: kesembuhan PUSH observasi dilakukan sebesar 0,560 atau
luka perineum pada hari 3, 5 dan 7 saat 56%.
Analisis: Mann- proses proliverasi luka. 80
Whitney U-test. persen mengalami
penyembuhan pada hari
kelima.
4 Ririn Studi Desain: Jenis penelitian experimental hasil penelitian adalah
Hariani/2019 Experimental dengan dengan rancangan post test kadar kavikol tertinggi
rancangan post test only non random desain. terdapat pada
only non random Jumlah sample 2o orang perebusan air rebusan
design yang terdiri darikrlompok daun sirih dengan
Sampel: 20 ibu kelompok intervensi dan waktu 20 menit dan
postpartum kelompok kontrol. dari hasil pengambilan
Instrumen: Menggunakan lembar data serta observasi
menggunakan lembar observasi luka. dari 19 responden
observasi Bourbonnais Menggunakan 8010 lembar yang didapatkan
Variabel: : daun sirih. sampai dengan tanggal
kesembuhan luka 9 Nopember
perineum didapatkan data bahwa
Analisis: uji Mann- luka jahitan perineum
Whitney U-Test pada ibu nifas sembuh
dan mengering pada
hari ke 3-4 post
partum serta tidak ada
tanda-tanda infeksi,
sedangkan dari hasil
wawancara dengan
responden didapatkan
informasi bahwa
responden menyatakan
nyeri pada luka jahitan
perineum juga cepat
berkurang dan terasa
lebih kesat. Hasil yang
didapatkan dari hasil
uji T dari penelitian ini
37

adalah tingkat
signifikasi sebesar
0,000 sehingga dapat
ditarik kesimpulan
bahwa air rebusan
daun sirih (Piperbetle)
efektif terhadap
kecepatan
penyembuhan luka
perineum pada ibu
nifas
5 Stefani Studi Desain: Quasi Jenis penelitian dengan Hasil uji statistik
Anastasia/ Experiment dengan “quasi experiment One group diperoleh Mean Pretest
2020 desain one grup desain” .Populasi ibu nipas adalah 0,48 dan
pretest posttest dengan luka perineum, Posttest 0,16 yang
Sampel: 31 Ibu jumlah sampel 31 orang, berarti rata-rata
Postpartum desain observasi dilakukan penyembuhan luka
Instrumen: Lembar sebanyak 2 kali pre dan post perineum sebelum
observasi desain. diberikan rebusan
Variabel: kesembuhan daun sirih hijau adalah
luka perineum 0,48 dan rata-rata
Analisis: uji Wilcoxon penyembuhan luka
perineum setelah
diberikan rebusan
daun sirih hijau adalah
0,16 sehingga dapat
diketahui bahwa
penurunan sebesar
0,32. Berdasarkan
analisis bivariat hasil
uji statistik p-value
0,018 < α 0,05 maka
Ho ditolak dan Ha
diterima yang artinya
adanya pengaruh yang
signifikan antara
pemberian rebusan
dsun sirih hijau
terhadap penyembuhan
luka perineum pada
ibu post partum di
Klinik Pera
Simalingkar B
Kecamatan Medan
Tuntungan Kota
Medan.

6 Ari Studi Desain: Quasi Penelitian ini merupakan Uji statistik yang
Cristiana/2016 Experiment dengan penelitian eksperimen digunakan yaitu uji t.
desain one grup dengan penarikan sampel Instrument penelitian
pretest posttest secara accidental sampling menggunakan chek
38

Sampel: 19 Ibu yaitu ibu nifas yang list. Hasil analisa


Postpartum melakukan kunjungan nifas bivariat yang
Instrumen: Lembar di BPM Wilayah Kabupaten menggunakan uji t
observasi Malang. menenunjukan
Variabel: kesembuhan terdapat perbedaan
luka perineum perawatan luka
Analisis: uji Wilcoxon perineum dengan
menggunakan air
rebusan daun sirih dan
yang tidak
menggunakan air
rebusan daun
sirih.dengan p value
0,000
7 Nahdiyah Studi Desain: Quasi This study is a quasi- The average of
Karimah/2019 experiment research experiment post-test only perineal wound
uses two post test without control group design. recovery period of
groups without control There are 32 respondents binahong group is 6
group design meeঞng the inclusion days, while the red
Sampel: 30 ibu post criteria who are taken by betel group is 4.69
partum accidental sampling. The days. There are
Instrumen: lembar sample is divided equally significant differences
observasi REEDA into two groups, namely of perineal wound
Variabel: binahong group and the red recovery period
penyembuhan luka betel group. Binahong or red between the binahong
perineum betel leaf decocঞon waters group and the red betel
Analisis: Mann are used for genital washing group with a p-value
Whitney and Kruskal a[er urinaঞng at the last of 0.0001 < α (0.05).
Wallis test rinse at 7 am and 3 pm on 1- Respondents’
3 postpartum days. Perineal characterisঞcs are age,
wound recovery is assessed BMI, frequency of
by using the REEDA score changing pads, and
from the second postpartum educaঞonal
day unঞl the wound fully background between
recovered. Staঞsঞc analysis binahong and red betel
with chi-square, ঞme series groups have no
analysis, Mann Whitney and significant differences.
Kruskal Wallis test.
8 Mitayakuna Studi Desain: true This resarch design is in a The result shows that
Stianto/2018 experiment with true experiment with the alpha score is
factorial design factorial design. The samples 0.002 which means
Sampel: 18 Ibu are 18 postpartum mother, there is a significant
Postpartum divided into 3 groups and difference of injury
Instrumen: signs of each is 6 postartum mother, care using red betel
infection and pain and are chosen with simple leaf 2x/day, red betel
levels using random sampling method. leaf extract 1x/day
observation sheets The variables that are with povidone iodine
Variabel: Pospartum measured in this research are 10% to the duration of
mothers the healing duration, healing. The alpha
Analisis: Uji ANOVA infection marks, perineum score results at 0.003
wound pain. This research is shows the significant
also conducted using statistic difference difference
39

test one way anova with post of injury care using


hoc as the post test. red betel leaf 2x/day,
red betel leaf extract
1x/day with povidone
iodine 10% to the
infection marks. The
alpha score results at
0.021 shows the
significant difference
difference of injury
care using red betel
leaf 2x/day, red betel
leaf extract 1x/day
with povidone iodine
10% to the wound
pain. The perineum
injury care of
postartum mother
using red betel leaf
extract 2x/day is more
efficient and neither
does infection marks
nor wound pain is
found.
9 Candra Studi Desain is used to This study used an The research
Wahyuni/2016 examine the one group experimental design. The instrument using
which was given one entire population to 6-7 days observation sheet
treatment and it post partum mothers in BPM wound healing
measure once. Endang Sutikno as many as process. Most
Sampel: 16 16 people respondents 75% (6)
Postpartum Mothers perineum wound
Instrumen: lembar healing without piper
observasi betel decoction is
Variabel: perineum given relatively
wound healing normal. most
Analisis: Uji uji respondents 75% (6)
Wilcoxon wound healing
perineum with betel
leaf decoction is given
relatively quickly.
Statistical test result p-
value = 0.013 < 0.05
means Ho rejected in
conclusion there betel
leaf decoction effect
on wound healing of
the perineum.
Perineum injuries the
treatment is
maintained sterility
and hygiene of the
wound will be healed
40

by itself. Expected
puerperal women use
betel leaves decoction
as an anti-septic useful
to speed wound
healing process.
10 Rini Studi Desain: Quasi Penelitian ini bersifat pre pada pemberian air
Anggreriani/ Experiment dengan eksperimen menggunakan daun sirih (piper betle
2018 two group posttest rancangan posttest only l) terhadap kecepatan
only control group control group design. Sampel penyembuhan luka
design. dalam penelitian ini 30 perineum pada ibu
Sampel: 30 Ibu responden dengan post partum dengan uji
Postpartum
mengunakan teknik Mann Whitney U
Instrumen: Lembar
observasi purposive sampling. didapatkan bahwa
Variabel: kesembuhan pada kelompok kontrol
luka perineum rerata penyembuhan
Analisis: uji Wilcoxon luka selama 7,60 hari
lebih lambat
dibandingkan dengan
kelompok intervensi
yang diberikan air
daun sirih yaitu rerata
penyembuhan luka
5,47 hari dengan p
value = 0,000 artinya
pada kelompok
intervensi percepatan
penyembuhan luka
perineum lebih cepat
dibandingkan
kelompok kontrol.

B. Karateristik Responden

Responden dalam penelitian adalah ibu postpartum masing-masing

negara. Responden dalam studi adalah ibu postpartum dengan luka

perineum derajat II, Jumlah responden 16-31 responden, Usia responden

antara 20-35 tahun, Pendidikan terakhir (SD, SMP, SMA, Perguruan

Tinggi), dan sebagian besar ibu postpartum bekerja sebagai ibu rumah

tangga.

C. Analisis
41

1. Distribusi frekuensi penyembuhan luka perineum derajat II pada

kelompok kasus dan kontrol.

Hasil Penelitian Cristiana (2016) berdasarkan hasil penelitian

jumlah responden yang melakukan perawatan luka perineum yang

menggunakan air rebusan daun sirih berjumlah 15 orang, dengan

proses penyembuhan kategori cepat 11 orang dengan persentase

73,3%, dan normal 4 orang dengan persentase 26,7 %.

Hasil penelitian Stefany (2020) menunjukkan bahwa terjadi

perubahan pada penyembuhan luka perineum yang dialami

responden mengalami perubahan dari responden sebelum diberikan

rebusan daun sirih hijau pada ibu post partum didapat hasil

bahwa mayoritas derajat 0 sebanyak 16 orang dengan presentase

51,6% dan minoritas derajat 1 sebanyak 15 orang dengan

presentase 48,4% dan derajat luka perineum sesudah diberikan

rebusan daun sirih hijau pada ibu post partum didapat hasil

bahwa mayoritas derajat 0 sebanyak 26 orang dengan presentase

83,9% dan minoritas derajat 1 sebanyak 5 orang dengan

presentase 16,1%.

Hasil penelitian Ririn Harini (2019) hasil tabulasi data pre test

diperoleh data bahwa 7 responden (70%) memiliki luka derajat 1 dan 3

responden (30%) memiliki luka derajat 2, pada penggunaan antiseptik

betadine responden dengan luka perineumnya yang dirawat dengan

antiseptik daun sirih terdapat 4 responden (40%) memiliki luka derajat

2 dan 6 responden (60%) memiliki luka derajat.


42

Hasil Penelitian Siti (2015) menunjukkan bahwa waktu

penyembuhan luka perineum ibu yang tidak melakukan perawatan

dengan daun sirih sebagian besar (62,5%) mengalami penyembuhan

luka perineum pada hari ke-8, sedangkan ibu yang melakukan

perawatan menggunakan daun sirih sebagian besar (62,5%) mengalami

penyembuhan luka perineum pada hari ke-5.

Hasil penelitian Nuly (2015) menunjukkan bahwa kesembuhan

luka perineumpada ibu post partum yang menggunakan air daun sirih

merah sebagian besar adalah kategori sedang yaitu luka sembuh hari

ke 5, sedangkan kesembuhan luka perineum pada ibu post partum yang

menggunakan air bersih sebagian besar adalah kategori lambat yaitu

luka sembuh lebih dari hari ke 7.

Hasil penelitian Nahdiyah (2019) Rata-rata lama pemulihan

luka perineum kelompok binahong adalah 6 hari, sedangkan kelompok

sirih merah adalah 4,69 hari. Ada perbedaan yang signifikan periode

pemulihan luka perineum antara kelompok binahong dan kelompok

sirih merah dengan p-value 0,0001 <α (0,05). Karakteristik responden

adalah umur, IMT, frekuensi mengganti pembalut, dan latar belakang

pendidikan antara kelompok binahong dan sirih merah tidak ada

perbedaan yang signifikan.

Hasil penelitian Candra (2020) sebanyak 6 orang (75%)

sebagian besar mengalami penyembuhan luka cepat (1-4 hari)

perineum dengan menggunakan rebusan daun sirih. Sedangkan


43

sebanyak 75% responden yang tidak menggunakan rebusan daun sirih

mengalami penyembuhan normal (5-7 hari).

Hasil penelitian Anggreini (2018) pada pemberian air daun

sirih (piper betle l) terhadap kecepatan penyembuhan luka perineum

pada ibu post partum dengan uji Mann Whitney U didapatkan bahwa

pada kelompok kontrol rerata penyembuhan luka selama 7,60 hari

lebih lambat dibandingkan dengan kelompok intervensi yang diberikan

air daun sirih yaitu rerata penyembuhan luka 5,47 hari pada pemberian

air daun sirih (piper betle l) terhadap kecepatan penyembuhan luka

perineum pada ibu post partum.

2. Efektifitas air rebusan sirih terhadap penyembuhan luka perineum

derajat II.

Hasil Penelitian cristiana (2016) Hasil analisa bivariat yang

menggunakan uji t menenunjukan terdapat perbedaan perawatan luka

perineum dengan menggunakan air rebusan daun sirih dan yang tidak

menggunakan air rebusan daun sirih.dengan p value 0,000 ≤ 0,05. Dari

hasil penelitian disimpulkan luka perineum yang menggunakan air

rebusan daun sirih lebih cepat sembuh dibandingkan dengan yang

tidak memakai air rebusan daun sirih.

Hasil Penelitian Stefani (2020) hasil uji Wilcoxon

menunjukkan data bahwa p-value 0,018 <α 0,05 maka Ho ditolak

dan Ha diterima yang artinya adanya pengaruh yang signifikan


44

antara pemberian rebusan daun sirih hijau terhadap penyembuhan luka

perineum pada ibu post partum di Klinik Pera Simalingkar B

Kecamatan Medan Tuntungan Kota Medan.

Hasil Penelitian Ririn Harini (2019) hasil analisis uji-t

diperoleh nilai t-hitung (10,08) dan nilai tabel (2,20) sehingga nilai t

terletak diluar daerah penerimaan Ho, maka Ho ditolak sehingga dapat

diinterpretasikan bahwa perawatan luka dengan daun sirih lebih efektif

dari pada dengan betadine terhadap penyembuhan luka perineum pada

ibu post partum.Peneliti menyarankan kepada petugas kesehatan

hendaknya lebih memperhatikan perawatan perineum pada ibu post

partum dengan teknik septik dan antiseptik.

Hasil penelitian Siti (2015) Berdasarkan hasil uji Mann

Whitney U-Test terlihat bahwa nilai sig (0,00) <  (0,05) maka dapat

disimpulkan ada perbedaan waktu penyembuhan luka perineum antara

kelompok yang menggunakan daun sirih dan kelompok yang tidak

menggunakan daun sirih.

Hasil penelitian Nuly (2015) Berdasarkan data diatas dapat

diketahui bahwa besarnya nilai ManWhitney U sebesar 34,5. Nilai

Mann-Whitney U tabel pada n1 = 15 dan n2 = 15 sebesar 56.

Berdasarkan hasil U hitung dan U tabel dapat diketahui bahwa U

hitung < U tabel artinya terdapat perbedaan ibu post partum dengan

luka perineum yang melakukan perineal caremenggunakan air dauh

sirih merahdengan ibu post partum dengan luka perineumyang

melakukan perineal caremenggunakan air bersih, sehingga ada


45

pengaruh perineal care dengan air daun sirih merah terhadap

kesembuhan luka perineum pada ibu post partum di Rumah Sakit

Aisyiyah Muntilan.

Hasil penelitian Nahdiyah (2019) dari hasil uji analisa ada

perbedaan yang signifikan antara periode pemulihan luka perineum

kelompok binahong dan sirih merah dengan nilai p 0,0001 <α (0,05).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang

signifikan dalam periode pemulihan antara binahong dan kelompok

sirih merah. Pada kelompok sirih merah rata-rata hari kesembuhan

luka perineum adalah 4,69 hari. Ini lebih cepat dari kelompok

binahong yang membutuhkan waktu 6 hari. Jadi, pengolahan air

rebusan daun sirih efektif untuk menyembuhkan luka perineum pada

ibu postpartum.

Hasil penelitian candra (2020) Hasil uji statistik diperoleh p-

value untuk pendidikan dan perilaku adalah p = 0,013 yaitulebih kecil

dari nilai α = 0,05 (p = 0,013 <α = 0,05), berarti menolak Ho berarti

ada pengaruh rebusan daun sirih terhadap penyembuhan luka

perineum. Esensial daun sirih mengandung lalat (sirih fenol),

seskuiterpen, pati, diastase, gula serta zat tannic dan kavikol yang

memiliki mematikan kuman, antioksidan dan fungisida, antijamur.

Sirih berkhasiat menghilangkan bau yang disebabkan bakteri dan

jamur.

Hasil penelitian Mitayakuna (2020) menggunakan uji statistik

one way anova dengan post test. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
46

nilai alpha sebesar 0,002 yang berarti terdapat perbedaan yang

signifikan antara perawatan luka menggunakan daun sirih merah 2x /

hari, ekstrak daun sirih merah 1x/hari dengan povidone iodine 10%

terhadap lama penyembuhan.

Hasil penelitian Anggreini (2018) pada pemberian air daun

dengan p value = 0,000 artinya pada kelompok intervensi percepatan

penyembuhan luka perineum lebih cepat dibandingkan kontrol.

D. Pembahasan

1. Distribusi frekuensi penyembuhan luka perineum derajat II pada

group kasus dan kontrol

Dari 10 jurnal yang dilakukan review menyatakan lebih dari

60% responden dengan penyembuhan luka cepat (4-5 hari). hal ini

dapat dilihat dari hasil penelitian yang dilakukan Stefany (2020), Ririn

(2019) sebanyak (60%) Siti Lely (2015), Candra (2020) sebanyak 6

orang (75%) sebagian besar mengalami penyembuhan luka cepat (4

hari), anggraini (2018), Mitayaku, (2020), Nahdiyah, (2020), siti

(2015) dan nuly (2015).

Berdasarkan teori senyawa yang terkandung dari air rebusan

sirih mengandung antiseptik. Kesembuhan luka perineum terjadi

dengan proses cepat dikarenakan ibu nifas menggunakan air rebusan

daun sirih untuk 2-4x/hari setelah mandi. Sehingga dapat dikatakan

bahwa perawatan perlukaan jalan lahir menggunakan daun sirih

dengan cara merebus dan menggunakan airnya untuk membersihkan

perlukaan jalan lahir dapat mempercepat penyembuhan luka, karena


47

daun sirih mengandung chavicol, dan beberapa senyawa biokimia lain

(handayani, 2013).

Senyawa biokimia ini memiliki daya membunuh kuman, jamur

dan bakteri 5 kali lipat dari phenol biasa serta mengandung

antioksidan. Selain itu daun sirih juga merupakan antiseptik alami

yang tidak memiliki efek samping sehingga aman untuk digunakan.

Dengan penggunaan air rebusan daun sirih untuk cebok akan

membantu kecepatan proses penyembuhan luka. Hal ini dibuktikan

dengan hasil penelitian Candara (2020), Sitepu (2020), Siti (2015)

anggraini (2018), Mitayaku, (2020), Nahdiyah, (2020), siti (2015) dan

nuly (2015).

Berdasarkan teori Fitri (2013) kandungan kima dari rebusan

daun sirih memberikan respons vaskuler, aktivitas seluler dan

terbentuknya bahan kimia sebagai substansi mediator di daerah luka

merupakan komponen yang saling terkait pada proses penyembuhan

luka. Besarnya perbedaan mengenai penelitian dasar mekanisme

penyembuhan luka dan aplikasi klinik saat ini telah dapat diperkecil

dengan pemahaman dan penelitian yang berhubungan dengan proses

penyembuhan luka dan pemakaian bahan pengobatan yang telah

berhasil memberikan kesembuhan.

Hasil ini dapat disimpulkan bahwa kesembuhan luka perineum

pada responden yang menggunakan daun sirih cenderung lebih cepat

dibandingkan responden yang tidak menggunakan daun sirih, hal ini

dikarenakan kandungan kimia dari daun sirih yang dapat mempercepat


48

proses penyembuhan luka Hasil ini dapat disimpulkan responden yang

mengalami penyembuhan luka cepat dipengaruhi juga asupan gizi

yang didapat oleh ibu pada masa nifas untuk pemulihan kondisi fisik

ibu, dan juga personal hygiene dimana ibu yang rajin menganti

pembalut dan melakukan perawatan benar dengan menggunakan air

daun sirih maka luka akan lebih cepat mengering.

Dari hasil penelitian yang dilakukan oleh Terdapat beberapa

faktor yang mempengaruhi dalam penyembuhan luka, Faktor yang

mempengaruhi penyembuhan luka perineum diantaranya yaitu, status

nutrisi, istirahat, stress, infeksi, merokok, kondisi medis dan

pengobatan, dan obesitas. Faktor yang mempengaruhi proses

penyembuhan luka salah satunya status nutrisi, diperlukan asupan

protein, vitamin A dan C. protein mensuplai asam amino, yang

dibutuhkan untuk perbaikan jaringan dan degenarasi. Diet yang baik

juga mempertahankan tubuh terhadap infeksi (Ambarwati, 2012).

2. Efektifitas Air Rebusan Sirih Terhadap Penyembuhan Luka Perineum

Derajat II.

Berdasarkan jurnal yang telah di review, hasil penelitian

didapatkan bahwa air rebusan sirih efektif terhadap penyembuhan luka

perineum. Hal ini diperkuat dengan teori yang menyatakan bahwa air

rebusan daun sirih memiliki. kandungan kimia dan sifat-sifat kimia

daun sirih yang terdiri dari hidroksi chavikol, kavibetol, estragol,

eugenol, metileugenol, karvakrol memiliki daya pembunuh bakteri

lima kali lipat dari fenol biasa. Chavicol adalah salah satu komponen
49

yang terkandung dalam sirih yang dapat berfungsi sebagai antiseptik.

Kandungan daun sirih hijau adalah minyak atsiri yang mengandung

anatara lain chavicol dan chavibetol, yaitu senyawa yang mempunyai

khasiat antiseptik. Khasiat antiseptik itu diduga erat berkaitan dengan

pemakaiannya sebagai penghambat pertumbuhan bakteri pada luka

(Karimah, 2019). Daun sirih mengandung saponin yang memacu

pembentukan kolagen, yaitu protein struktur yang berperan dalam

proses penyembuhan luka (Sari, 2017)

Hal ini juga sejalan dengan penelitian yang sudah dilakukan

oleh Siregar (2020), dalam penelitian nya didapat kan hasil analisis

diperoleh bahwa hasil uji chi square sebesar x 2 =6,787 sedangkan

nilai p= 0,009 berarti p < 0,05 sehingga dapat disimpulkan bahwa

pengaruh daun sirih terhadap penyembuhan luka perineum pada ibu

nifas OR = 4,125 (CI 95% 1,387- 12,270) yang artinya pengunaan

daun sirih memiliki risiko 4,125 kali lebih cepat kering dibandingkan

yang tidak mengunkan daun sirih.

Dalam penelitian ini dapat disimpulkan bahwa penyembuhan

luka perineum lebih cepat mengunakan air daun sirih dibandingkan

dengan kelompok kontrol hal ini disebabkan karena kandungan dari

daun sirih yaitu minyak atsiri yang mengandung anatara lain chavicol

dan chavibetol, yaitu senyawa yang mempunyai khasiat antiseptik.

Khasiat antiseptik itu diduga erat berkaitan dengan pemakaiannya

sebagai penghambat pertumbuhan bakteri pada luka. Daun sirih

mengandung saponin yang memacu pembentukan kolagen, yaitu


50

protein struktur yang berperan dalam proses penyembuhan luka

(Zulala, 2015).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan
51

1. Berdasarkan 10 jurnal yang telah di review didapatkan bahwa lebih

dari 60% ibu postpartum dengan penyembuhan luka perineum cepat

4-5 hari pada luka perineum derajat II.

2. Berdasarkan 10 jurnal yang telah di review didapatkan bahwa air

rebusan daun sirih efektif terhadap penyembuhan luka perineum

derajat II.

B. Saran

1. Bagi institusi Pelayanan Kesehatan

Kepada pelayanan kesehatan dan pihak tenaga kesehatan

khususnya bidan diharapkan dapat memberikan edukasi maupun

praktik pada ibu nifas tentang penggunaan rebusan daun sirih untuk

penyembuhan luka perineum sehingga ibu nifas dapat memahami

manfaat maupun kerugian jika tidak melakukan perawatan luka

perineum.

2. Bagi institusi Pendidikan

Diharapkan penelitian ini dapat memberikan sarana informasi

atau tambahan pengetahuan tentang efektifitas penggunaan rebusan

daun sirih untuk penyembuhan luka perineum. Selain itu diharapkan

kepada pihak akademik dapat memberikan pelatihan khusus terkait

dengan penerapan rebiusan sirih kepada ibu postpartum, yang berguna

untuk pengabdian masyarakat yang ditujukan pada ibu nifas.


51
3. Bagi peneliti lain

Diharapkan bagi peneliti lain hendaknya dapat melakukan

penelitian langsung pada intervesi penggunaan rebusan daun sirih


52

untuk penyembuhan luka perineum sehingga dapat melakukan

observasi langsiung terhadap objek penelitian, atau juga kepada

peneliti selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:Nrineka


Cipta.

Christiana. A, Mizam, Ari Kurniyanti. 2015. Efektifitas Air Rebusan Daun Sirih
Dalam Mempercepat Penyembuhan Luka Perineum. Jurnal Imliah
Kesehatan Persada Maret 2015.

Darmawati, Nurkhayati, (2012). Hubungan Tingkat Pengetahuan dan Sikap Ibu


Dengan Perawatan Luka Episiotomi Post Partum Di RSIA. Idea
Nursing Journal. Vol. III, No. 3, 2012.

Dona Seniorita, Ratna S.(2016). Gambaran Pengetahuan Ibu Post


Partum Tentang Kebutuhan Dasar Selama Masa Nifas Di
Rumah Bersalin Srikaban Binjai Tahun 2016. Jurnal Ilmiah
Kohesi Vol. 1, No. 1 April 2017.

Enny Yuliaswati, Anggraeni, (2018). Upaya Mempercepat Penyembuhan


Luka Perineum Melalui Penggunaan Air Rebusan Sirih Hijau.
Indonesian Journal On Medical Science. Vol. 5, No. 1, Januari 2018.

Handayani, Tuti, (2013). Khasiat Ampuh Akar, Batang, Daun Memusnahkan


Segala Penyakit, Jakarta : Infra Pustaka.

Ibrahim, (2013). Uji Efektifitas Ekstra Daun Sirih Hijau (Piper Betle Linn)
Terhadap Pertumbuhan Bakteri Streptococus Viridians Dengan
Metode Disc Diffusion. Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah. Skripsi. Jakarta.

Karimah. N, Nur Khafidhoh, Triana Sri Hardjanti, Riska Ismawati Hakim. 2019.
The Period of Perineal Wound Healing in Postpartum Mothers Between
The Decoction Water Treatments of Bihanong Leaves with Red Betel
Leaves. DOI: http://dx.doi.org/10.35898/ghmj-33454. GHMJ (Global
Health Management Journal) 2019, Vol. 3, No. 3

Lely Siti, Candra Kurniawati. dan Maria Ulfa. 2015. Perbedaan Penggunaan
Daun Sirih Terhadap Waktu Penyembuhan Luka Perineum. Jurnal Ners
dan Kebidanan, Volume 2, Nomor 3, Desember 2015, hlm. 227–231

Novita S, Titin Sundari Nazara, Morina Sinaga. 2020. Efektivitas Rebusan Daun
Sirih Merah Terhadap Penyembuhan Luka Perineum. Jurnal Penelitian
Perawat Profesional Volume 2 Nomor 4, November 2020

Nuli Nuryanti Zulala, Yuli Isnaeni. 2015. Pengaruh Perineal Care Dengan Air
Daun Sirih Merah Terhadap Kesembuhan Luka Perineum Pada Ibu Post
Partum Di Rumah Sakit ‘Aisyiyah Muntilan. Prosiding Stikes Aisyah
Yogyakarta.

Nursalam, (2013). Konsep Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan.


Jakarta.

Mitayakuna Stianto, Yuly Peristiowati, Siti Farida. 2018. The Benefits of Red
Betel Leaf Extract for Perineal Wound Healing in BPM Rini District
Kediri. Journal for Quality in Public Health ISSN: 2614-4913 (Print),
2614-4921 (Online) Vol. 1, No. 2, May 2018, pp: 58-66.

Rini Anggeriani, (2018). Efektifitas Pemberian Air Daun Sirih (Piper betle
L)Terhadap Kecepatan Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Post
Partum. Jurnal IlmiahMulti ScienceKesehatan Vol. 9, Desember 2018,
No 2.

Sari Yona. 2017. Perbandingan Antara Penyembuhan Luka Perineum yang


Menggunakan Air Rebusan Daun Sirih dan Yang Tidak Menggunakan
Air Rebusan Daun Sirih Di BPM Lismarini Tahun 2016. Jurnal
CENDEKIA MEDIKA Volume 2 Nomor 2, September 2017.

Sastroasmoro, (2011). Dasar-Dasar Metodologi Penelitian Klinis. Binarupa


Aksara: Jakarta.

Sitepu, Vitrilina Hutabarat, Kristin Natalia. 2020. Pengaruh Pemberian Rebusan


Daun Sirih Hijau Terhadap Penyembuhan Luka Perinium Pada Ibu Post
Partum. Jurnal Kebidanan Kestra (JKK), e-ISSN 2655-0822Vol. 2
No.2Edisi November 2019-April 2020.

Sriani Timbawa, Sukarni & Margareth, (2015). Hubungan Vulva Hygiene


Dengan Pencegahan Infeksi Luka Perineum Pada Ibu Post Partum
Di Rumah Sakit Pancaran Kasih GMIM

Wisdyana Saridewi, Juita Dalam Kusumanigsih, (2018). PiperCrocatum Dalam


Percepatan Penyembuhan Luka Perineum Di PMB Nia Rosmawati
A. Md. Keb Kota Cimahi. Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal
Achmad Yani Cimahi. Vol. 1, No 1, Oktober 2018.
LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai