DWI EVIYANTI
P07524517043
Diploma IV
DWI EVIYANTI
P07524517043
SKRIPSI,Juli 2018
Abstrak
Di Indonesia luka perineum dialami oleh 75% ibu melahirkan pervaginam dan
sebagian luka tersebut berpotensi menjadi infeksi. Penyebab tingginya angka infeksi
adalah diakibatkan menurunnya daya tahan tubuh pada ibu bersalin rentan terkena
infeksi. Daun binahong mengandung senyawa aktif flavonoid, alkaloid, terpenoid, dan
saponin yang secara ilmiah keampuhan binahong mengobati luka. Tujuan penelitian ini
untuk mengetahui Efektifitas Mengkonsumsi Air Rebusan Simplisia Daun Binahong (
Anredera Cordifolia (Tenore) Steen ) Terhadap Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu
Nifas Di Klinik Murniati Kecamatan Kota Kisaran Barat.
Jenis penelitian ini adalah penelitian quasi eksperiment dengan rancangan
Posttest Only Control Group. Sampel pada sebanyak 20 orang responden ibu post
partum, yang dibagi menjadi dua kelompok yaitu kelompok kontrol sebanyak 10 orang ibu
post partum dan kelompok intervensi 10 orang ibu post partum yang di berikan simplisia
daun binahong. Data dikumpulkan menggunakan lembar cek list dan dianalisa dengan U
Mann Whitney Test.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada kelompok yang diberi simplisia daun
binahong lama luka sembuh luka perineum mayoritas cepat sedangkan yang tidak
diberikan simplisia daun binahong lama sembuh luka perineum normal. Hasil uji statistic
dengan Mann-Whitney Test nilai p< 0,05 disimpulkan bahwa simplisia daun binahong
efektifitas mempercepat kesembuhan luka perineum.
Kepada petugas kesehatan khususnya pelayanan kebidanan, perlu memberikan
pendidikan kesehatan tentang cara perawatan luka jahitan perineum saat dirumah
dengan mengaplikasikan terapi komplementer termasuk daun binahong untuk membantu
mempercepat penyembuhan luka, karena pemberian air rebusan daun binahong
membuat penyembuhan luka yang lebih baik.
Pustaka : 16 ( 2015-2018 )
MEDAN HEALTH POLYTECHNIC OF MINISTRY OF HEALTH
EXTENTION PROGRAM OF APPLIED HEALTH SCIENCE IN MIDWIFERY
THESIS, July 2018
Abstract
In Indonesia, perineal wounds are experienced by 75% of women who giving birth
to vaginal infections and some of these injuries have the potential to become infections.
The cause of the high rate of infection is due to a decrease in the body's resistance to
maternity mothers vulnerable to infection. Binahong leaves contain active compounds of
flavonoids, alkaloids, terpenoids, and saponins which are scientifically effective in treating
binahong wounds. The purpose of this study was to determine the effectiveness of
consuming water from Simplisia decoction of Binahong leaves (Anredera cordifolia
(Tenore) Steen) on perineal wound healing in postpartum mothers at Murniati Clinic at
west Kisaran Sub District.
This type of research is a quasi-experimental research with the Posttest Only
Control Group design. The sample of 20 post partum mothers, who were divided into two
groups, were the control group of 10 post partum mothers and the intervention group 10
post partum mothers who were given binahong leaf’ simplicia. Data were collected using a
checklist sheet and analyzed with U Mann Whitney Test.
The results showed that in the group given the simplicia of binahong leaves, the
wound healed a majority of perineal wounds quickly while those who were not given the
simplicia of binahong leaves recovered from normal perineal wounds. Statistical test
results with Mann-Whitney Test p value <0.05 concluded that the binahong leaf simplicia
have effectiveness to accelerates the healing of perineal wounds.
To health workers, especially midwifery services, it was necessary to provide
health education in how to treat perineal suture wounds at home by applying
complementary therapies including binahong leaves to help accelerate wound healing,
because the administration of binahong leaves decoction makes wound healing better.
Puji syukur Kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas semua berkat dan rahmatNya
sehingga dapat terselesaikan Skripsi yang berjudul “Efektifitas Air Rebusan Simplisia
Daun Binahong Terhadap Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas Di Klinik
Murniati Tahun 2018”, sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan Sarjana
Sains Terapan Kebidanan pada Program Studi D-IV Kebidanan Medan Poltekkes
Kemenkes RI Medan.
Dalam hal ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena
itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima kasih kepada :
1. Dra. Ida Nurhayati, M.Kes, selaku Direktur Poltekkes Kemenkes RI Medan, yang telah
memberikan kesempatan menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
2. Betty Mangkuji, SST, M.Keb, selaku Ketua Jurusan kebidanan Poltekkes Kemenkes
RI Medan, yang telah memberikan kesempatan menyusun dan menyelesaikan skripsi
ini.
3. Melva Simatupang,SST,M.Kes, selaku Ketua Program Studi D-IV Kebidanan
Poltekkes Kebidanan Kemenkes RI Medan Priode Tahun 2013-2018, yang telah
memberikan kesempatan menyusun dan menyelesaikan skripsi ini.
4. Yusniar Siregar, SST,M.Kes, selaku Ketua Program Studi D-IV Kebidanan Poltekkes
Kemenkes RI Medan Priode 2018-2023 dan sebagai Dosen Pembimbing yang telah
memberikan kesempatan menyusun dan membimbing skripsi ini.
5. Bebaskita Br.Ginting, SSiT,MPH selaku dosen pembimbing pendamping yang telah
meluangkan waktu dan kesempatan bagi penulis untuk berkonsultasi dan
memberikan kritikan serta saran dalam penulisan skiripsi ini.
6. Tri Marini Supriarti Ningsih, SST,M.Keb selaku ketua penguji yang telah memberikan
kritikan dan masukan dalam penulisan skiripsi ini.
7. Murniati, AM.Keb selaku CI Klinik Bersalin yang telah mengizinkan untuk melakukan
penelitian dan membimbing dalam pembuatan skiripsi ini.
8. Seluruh ibu Post Partum yang telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.
9. Buat Keluarga ku Orang Tua, Suami,dan ank-anak ku tersayang terimakasih atas
dukungan dan supportnya.
10. Seluruh teman – teman seperjuangan di Poltekkes Kemenkes RI Medan, terima kasih
atas kebersamaan dan kerjasamanya sampai kita sama – sama tuntas dalam
penyelesaian skripsi ini.
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan pahala atas segala amal
baik yang telah diberikan dan semoga skripsi ini berguna bagi semua pihak yang
memanfaatkan.
Halaman
LEMBAR PERSETUJUAN
ABSTRAK
KATA PENGANTAR…………………………………………………... i
DAFTAR ISI…………………………………………………………….. iii
DAFTAR TABEL .............................................................................. v
DAFTAR GAMBAR .......................................................................... vi
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................... vii
Halaman
Halaman
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas maka penulis ingin meneliti “Bagamaina
Efektifitas Air Rebusan Simplisia Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore) Steen)
Terhadap Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas Di Klinik Murniati Kecamatan
Kota Kisaran Barat Tahun 2018.”
C. Tujuan Penelitian
C.1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui Efektifitas Air Rebusan Simplisia Daun Binahong (Anredera
Cordifolia (Tenore) Steen) Terhadap Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas Di
Klinik Murniati Kecamatan Kota Kisaran Barat Tahun 2018.
E. Keaslian Penelitian
1. Kartika Wijayanti (2016), yang berjudul “Efektifitas Air Rebusan Daun Binahong
Terhadap Penyembuhan Luka Perineum Di Rumah Bersalin Aesya Grabag
Kabupaten Magelang Tahun 2016”. Rancangan penelitian yang digunakan adalah
quasi eksperiment dengan rancangan two group with control post test design.
Responden penelitian ini adalah ibu post partum sebanyak 44 orang yang dibagi
menjadi 2 kelompok. Hasil penelitian menunjukkan Ada perbedaan penyembuhan
luka perineum yang bermakna setelah diberikan intervensi air rebusan daun
binahong dan bethadine. Persentasi reponden yang mengalami penyembuhan
luka perineum pada kelompok binahong, lebih baik daripada kelompok bethadine.
(Wijayanti, 2016). Perbedaan dengan penelitian yang sedang peneliti laksanakan
yaitu terletak pada judul, lokasi penelitian, dan jumlah responden.
2. Sri Yuniarti dan Lies Mulyati (2014), yang berjudul Pengaruh Mengkonsumsi
Ekstrak Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore) Steen) Terhadap Lamanya
Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Post Partum Di Rsup Dr. Hasan Sadikin
Bandung Periode Juli Tahun 2014. Jenis penelitian adalah Quasi Eksperiment
dengan post test only control group.Teknik pengambilan sampel pada penelitian
ini adalah non probability sampling dengan jenis consecutive sampling dengan
jumlah responden 40 orang. Hasil penelitian menunjukan lama penyembuhan luka
jahitan perineum pada ibu post partum yang tidak mengkonsumsi ekstrak daun
binahong hampir seluruh nya mengalami penyembuhan yang lambat yaitu 90%
sedangkan yang mengkonsumsi ekstrak daun binahong hampir seluruhnya
mengalami penyembuhan yang cepat yaitu 85% dengan P value (0.000) <
(0,05). penelitian adalah terdapat pengaruh yang signifikan mengkonsumsi ekstrak
daun binahong terhadap lamanya penyembuhan luka perineum. Ekstrak daun
binahong menjadi salah satu alternatif untuk mempercepat penyembuhan luka
perineum. Perbedaan dengan penelitian yang sedang peneliti laksanakan yaitu
terletak pada judul, lokasi penelitian, metode yang digunakan, variabel penelitian
dan jumlah responden. (Mulyati, 2014)
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Tinjauan Pustaka
A.1. Penyembuhan Luka
Penyembuhan luka adalah proses kinetik dan metabolik yang kompleks yang
melibatkan berbagai sel dan jaringan dalam usaha untuk menutup tubuh dari lingkungan
luar dengan cara mengembalikan integritas jaringan. Pada setiap perlukaan baik yang
bersih maupun yang terinfeksi tubuh akan berusaha melakukan penyembuhan luka.
Penyembuhan luka merupakan proses perbaikan dan pergantian. (Wulandari, 2013)
Perawatan luka merupakan salah satu teknik yang harus dikuasai oleh bidan.
Prinsip utama dalam manajemen perawatan luka adalah pengendalian infeksi karena
infeksi menghambat proses penyembuhan luka sehingga menyebabkan angka morbiditas
dan mortalitas bertambah besar. Infeksi luka post operasi merupakan salah satu masalah
utama dalam praktek pembedahan (Puspitasari, 2011)
Penyembuhan luka merupakan proses penggantian dan perbaikan fungsi jaringan
yang rusak. Penyembuhan luka melibatkan integrasi proses fisiologis. Insisi bedah yang
bersih merupakan contoh luka dengan sedikit jaringan yang hilang.(Nurani, 2015) Faktor
– faktor yang mempengaruhi penyembuhan luka adalah faktor lokal yang terdiri dari
praktek management luka, hipovelemia, infeksi dan adanya benda asing. Sedangkan
faktor umum terdiri dari usia, nutrisi, steroid, sepsis, penyakit ibu seperti anemia, diabetes
dan obat-obatan.(Damayanti, 2013)
Perawatan luka perineum merupakan salah satu cara untuk mencegah terjadinya
infeksi perlukaan jalan lahir. Perawatan perineum terdiri dari 3 teknik, yaitu teknik dengan
memakai antiseptik, tanpa antiseptik dan cara tradisional. (Kurniarum, 2014)
Penyembuhan luka perineum proses mulai membaiknya luka perineum dengan
terbentuknya jaringan baru yang menutupi luka perineum dalam jangka waktu 6-7 hari
post partum. Luka dapat sembuh melalui proses utama (primary intention) yang terjadi
ketika tepi luka disatukan (approximated) dengan menjahitnya. Jika luka dijahit, terjadi
penutupan jaringan yang disatukan dan tidak ada ruang yang kosong. Oleh karena itu,
dibutuhkan jaringan granulasi yang minimal dan kontraksi sedikit berperan. Penyembuhan
yang kedua yaitu melalui proses sekunder (secondary intention) terdapat defisit jaringan
yang membutuhkan waktu yang lebih lama. (Wulandari, 2013)
Pengkajian akurat pada cairan perineum sangat penting dalam memutuskan
apakah perlu atau tidaknya penjahitan. Jika luka erineum tidak bersatu dan atau jika
terdapat deficit jaringan, akan mengakibatkan ruang kosong, membutuhkan proses
penyembuhan sekunder dengan peningkatan granulasi dan kemungkinan peningkatan
pembetukan jaringan parut, serta waktu penyembuhan yang lebih lama. Luka jahitan yang
rusak tepian lukanya dibiarkan terbuka dan penyembuhan terjadi dari bawah luka melalui
jaringan granulasi dan kontrakasi luka (proses sekunder). Proses ini hanya terjadi pada
jahitan perineum yang terbuka (dengan atau tanpa infeksi). Penghambat keberhasilan
penyembuhan luka menurut Boyle adalah sebagai berikut: malnutrisi, merokok, kurang
tidur, stress, kondisi medis dan terapi, asuhan kurang optimal dan infeksi.(Wulandari,
2013)
Penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks karena adanya
kegiatan bioseluler dan biokimia yang terjadi secara berkesinambungan. Penggabungan
respon vaskuler, aktivitas seluler, dan terbentuknya senyawa kimia sebagai substansi
mediator di daerah luka merupakan komponen yang saling terkait pada proses
penyembuhan luka. Ketika terjadi luka, tubuh memiliki mekanisme untuk mengembalikan
komponenkomponen jaringan yang rusak dengan membentuk struktur baru dan
fungsional. (Purnama, 2015)
Proses penyembuhan luka tidak hanya terbatas pada proses regenerasi yang
bersifat lokal, tetapi juga dipengaruhi oleh faktor endogen, seperti umur, nutrisi, imunologi,
pemakaian obat-obatan, dan kondisi metabolik. Proses penyembuhan luka dibagi ke
dalam lima tahap, meliputi tahap homeostasis, inflamasi, migrasi, proliferasi, dan
maturasi.(Purnama, 2015)
Pendarahan biasanya terjadi ketika kulit mengalami luka dan menyebabkan
bakteri maupun antigen keluar dari daerah yang mengalami luka. Pendarahan juga
mengaktifkan sistem homeostasis yang menginisiasi komponen eksudat, seperti faktor
pembekuan darah. Fibrinogen di dalam eksudat memiliki mekanisme pembekuan darah
dengan cara koagulasi terhadap eksudat (darah tanpa sel dan platelet) dan pembentukan
jaringan fibrin, kemudian memproduksi agen pembekuan darah dan menyebabkan
pendarahan terhenti. Keratinosit dan fibroblast memiliki peran penting dalam proses
penyembuhan luka. Keratinosit akan menstimulasi fibroblas untuk mensintesis faktor
pertumbuhan, lalu akan terjadi stimulasi proliferasi keratinosit. Selanjutnya, fibroblas
mendapatkan fenotipe miofibroblas di bawah control dari keratinosit. Hal ini dipengaruhi
oleh keseimbangan antara proinflamator atau pembentukan faktor pertumbuhan (TGF)- β-
dominated.
Homeostasis memiliki peran protektif yang membantu dalam penyembuhan luka.
Pelepasan protein yang mengandung eksudat ke dalam luka
menyebabkan vasodilatasi dan pelepasan histamin maupun serotonin. Hal ini
memungkinkan fagosit memasuki daerah yang mengalami luka dan memakan sel-sel mati
(jaringan yang mengalami nekrosis). Eksudat adalah cairan yang diproduksi dari luka
kronik atau luka akut, serta merupakan komponen kunci dalam penyembuhan luka,
mengaliri luka secara berkesinambungan dan menjaga keadaan tetap lembab. Eksudat
juga memberikan luka suatu nutrisi dan menyediakan kondisi untuk mitosis dari sel-sel
epitel.
Pada tahap inflamasi akan terjadi udema, ekimosis, kemerahan, dan nyeri.
Inflamasi terjadi karena adanya mediasi oleh sitokin, kemokin, faktor pertumbuhan, dan
efek terhadap reseptor. Selanjutnya adalah tahap migrasi, yang merupakan pergerakan
sel epitel dan fibroblas pada daerah yang mengalami cedera untuk menggantikan jaringan
yang rusak atau hilang. Sel ini meregenerasi dari tepi, dan secara cepat bertumbuh di
daerah luka pada bagian yang telah tertutup darah beku bersamaan dengan pengerasan
epitel.
Tahap proliferasi terjadi secara simultan dengan tahap migrasi dan proliferasi sel
basal, yang terjadi selama 2- 3 hari. Tahap proliferasi terdiri dari neoangiogenesis,
pembentukan jaringan yang tergranulasi, dan epitelisasi kembali. Jaringan yang
tergranulasi terbentuk oleh pembuluh darah kapiler dan limfatik ke dalam luka dan
kolagen yang disintesis oleh fibroblas dan memberikan kekuatan pada kulit. Sel epitel
kemudian mengeras dan memberikan waktu untuk kolagen memperbaiki jaringan yang
luka. Proliferasi dari fibroblas dan sintesis kolagen berlangsung selama dua minggu.
Tahap maturasi berkembang dengan pembentukkan jaringan penghubung selular dan
penguatan epitel baru yang ditentukan oleh besarnya luka. Jaringan granular selular
berubah menjadi massa aselular dalam waktu beberapa bulan sampai 2 tahun. (Purnama,
2015)
A.2. Cara penyembuhan Luka
Cara penyembuhan luka melalui beberapa intensi penyembuhan antara lain:
a. Penyembuhan primer yaitu penyembuhan yang terjadi tanpa penyulit. Pembentukan
jaringan granulasi sangat minimal
b. Penyembuhan sekunder adalah penyembuhan yang terjadi dengan pembentukan
jaringan granulasi sebelum terjadi jaringan epitelialisasi.
c. Penyembuhan tertier adalah penyembuhan yang dalam prosesnya dibantu dengan
tindakan bedah agar luka tertutup.(Wulandari, 2013)
b. Batang
Batang dari tanaman binahong lunak, berbentuk silindris, saling membelit, permukaan
halus daun berwarna merah.
Gambar 2.2. Batang Binahong
c. Bunga
Bentuk bunganya majemuk rimpan, bertangkai panjang, muncul di ketiak daun,makota
berwarna krem keputih-putihan berjumlah lima helai tidak berlekatan daun panjang
helai mahkota 0,5-1 cm serta berbau harum.
Tanaman yang konon berasal dari Korea ini dikomsumsi oleh orang-orang
Vietnam pada saat perang melawan Amerika Serikat pada tahun 1950 sampai 1970an.
Tanaman ini dikenal juga di kalangan masyarakat Cina dan telah ribuan tahun
dikomsumsi oleh bangsa Tiongkok, Korea, Taiwan dll. Bagian daun dari tanaman inilah
yang biasanya dijadikan sebagai obat alami selain dari batang dan umbinya.
Tanaman binahong mempunyai banyak khasiat dalam menyembuhkan berbagai
macam penyakit ringan maupun berat. Hampir semua bagian tanaman binahong seperti
umbi, batang, bunga dan daun dapat digunakan dalam terapi herbal. Kini bibitnya mudah
dibeli di objek wisata Kopeng. Tanaman ini memang tumbuh baik dalam lingkungan yang
dan lembab. Tanaman ini sudah lama ada di Indonesia tetapi baru akhir-akhir ini saja
menjadi alternatif bagi sebagian orang untuk dijadikan obat alami untuk menyembuhkan
atau mengurangi beberapa penyakit ringan maupun berat.
Tanaman binahong tumbuh secar merambat, sehingga sering digunakan sebagai
gendola atau gapura yang melingakar di atas jalan tanam. Ada yang menamainya
binahong karena berasal dari Korea. Namun tanaman ini sebenarnya sudah lama ada di
Indonesia dan biasa disebut gondola.
2. Kandungan Daun Binahong
Tanaman binahong sudah dikenal lama sebagai tanaman obat yang mampu
mengobati segala macam penyakit, terutama bagian daunnya. Daun binahong diketahui
mengandung beberapa senyawa kimia yang sangat berkhasiat untuk mengobati segala
macam penyakit. Kandungan daun binahong antara lain sebagai berikut.
1) Antimikroba
Daun binahong mengandung antimikroba yang sangat reaktif terhadap beberapa
kuman penyebab infeksi pada luka bakar maupun luka karena terkena benda tajam.
2) Saponin
Daun binohang mengandung triterpenoid saponin seperti boussingide A1 atau
larreagenin A. Senyawa tersebut berkhasiat menurunkan kadar kolesterol dan gula
darah.
3) Flavonoid
Kandungan flavonoid dalam daun binohang berperan menurunkan glukosa darah.
Flavonoid memiliki cincin benzena dan gugus gula yang reaktif terhadap radikal
bebas dan dapat bertindak sabagai senyawa penangkap radikal bebas penyebab
diabetes.
4) Senyawa antioksidan
Senyawa antioksidan berfungsi menetralkan radikal asam lemak dan radikal oksigen.
5) Vitamin C
Vitamin C menetralisir radikal bebas dengan berubah menjadi radikal askorbat. Pada
induksi karbon tetraklorida menyebabkan kehilangan satu buah elektron sehingga
terbentuk radikal triklorometil dan ion klorida. Vitamin C tersebut kemudian
mendonorkan satu buah elektron sehingga kerusakan jaringan pun tercegah.
Untungnya radikal askorbat bersifat sangat stabil. Meski kekurangan satu elektron, ia
tak memicu kerusakan sel. Kandungan asam askorbat dalam daun binohang tersebut
mampu meningkatkan daya tahan tubuh terhadap infeksi dan mempercepat
penyembuhan.
Riset tersebut dilakukan dengan cara mengekstrak daun binahong dengan pelarut
petroleum eter, etil asetat, dan etanol. Dalam riset tersebut dicari perbandingan
aktivitas penangkap radikal bebas antara binahong dan vitamin E. Nilai IC 50 atau nilai
penghambatan 50% radikal bebas pada vitamin E sebesar 18,03 µg/ml. Berdasarkan
hasil riset tersebut terbukti bahwa nilai IC 50 tertinggi adalah ekstrak etanol daun
binahong yaitu 49,29 µg/ml. Hal ini berarti bahwa daun binahong mempunyai
kemampuan menangkap radikal bebas yang hampir menyamai vitamin E.
3. Antibakteri – Rahmani Arisadita
Rahmani Arisadita, periset dari Universitas Airlangga Surabaya berhasil melakukan
penelitian mengenai daun binahong yang mengandung senyawa bakteri.
4. Obat luka – Isnaini Wahyu Hidayati
Isnaini Wahyu Hidayati, penelitian dari Universitas Muhammdiyah Surakarta
melakukan penelitian terhadap daun binahong, dan di peroleh hasil bahwa daun
binahong sangat berkhasiat dalam mengobati luka.
5. Tonikum – Jauhar Arty Asriani
Jauhar Arty Asriani, seorang peneliti dari Universitas Muhammadiyah Surakarta
melakukan penelitian mengenai daun binahong sebagai tonikum.
B. Kerangka Teori
Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Penyembuhan
Luka
Faktor Internal
1. Usia
2. Trauma jaringan atau infeksi
3. Penanganan jaringan
4. Hemoragi
5. Hipovolemia Kandungan Daun Binahong
6. Faktor lokal edema 1. Antimikroba
7. Defisit nutrisi 2. Saponin
8. Personal hygiene 3. Flavonoid
9. Defisit oksigen 4. Senyawa Antioksidan
10. Jenis persalinan 5. Vitamin C
11. Jenis luka jahitan luka perineum
12. Kadar hemoglobin
Faktor Eksternal
Lingkungan
Proses penyembuhan luka
Perineum
Tradisi (Konsumsi Rebusan 1. Fase inflamasi
Daun Binahong) 2. Fase proliferasi
3. Fase remodelling
Pengetahuan
Sosial Budaya
Kondisi Ibu
Pemberian Antibiotik
Keterangan :
Yang Tidak Diteliti
Yang Diteliti
Gambar 2.5 Kerangka Teori
C. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah alur penelitian yang memperlihatkan variabel-variabel
yang mempengaruhi dan yang dipengaruhi.(Muhammad, 2016) Adapun kerangka
konseptual penelitian ini adalah sebagai berikut:
D. Definisi Operasional
E. Hipotesis Penelitian
Hipotesis merupakan anggapan dasar peneliti terhadap suatu masalah yang
sedang dikaji. Hipotesis pada penelitian ini adalah Pemberian Rebusan Simplisia Daun
Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore) Steen) Efektif Dalam Penyembuhan Luka
Perineum Pada Ibu Nifas Di Klinik Murniati Kecamatan Kota Kisaran Barat Tahun 2018.
BAB III
METODE PENELITIAN
Perlakuan Posttest
Kelompok Eksperimen X O1
Kelompok Kontrol O2
Keterangan :
O2 = Observasi ibu post partum yang tidak mengkonsumsi rebusan daun binahong
Kriteria Inklusi:
1. Ibu post partum spontan hari ke-2 sampai hari ke 7 yang melahirkan di Klinik Murniati
Kec. Kota Kisaran barat
2. Ibu post partum spontan yang mengalami laserasi perineum derajat 2
3. Ibu post partum spontan dengan hecting ( jahitan perineum )
4. Sehat secara fisik dan mental
5. Tidak memiliki riwayat jalan lahir
6. Ibu Post partum spontan yang bersedia mengisi informed consent
Kriteria ekslusi:
1. Ibu post partum spontan yang tidak terdapat luka jahitan perineum
2. Ibu post partum spontan yang mengalami laserasi perineum derajat 4
3. Ibu post partum spontan dengan komplikasi persalinan
4. Ibu post partum spontan yang mempunyai penyakit yang dapat mengganggu
penyembuhan luka seperti diabetes mellitus.
E. Pengolahan Data
Lembar ceklist yang sudah selesai diperiksa kelengkapannya dengan tujuan agar
data dapat diolah secara benar sehingga pengolahan data mendapatkan hasil yang valid
agar terhindari dari bias. Setelah itu peneliti memberikan pengkodean pada seiap variabel
agar memudahkan peneliti mengentry data dan memasukkan ke SPSS. Setelah itu data
diinput ke dalam aplikasi komputer dan diolah sesuai kebutuhan peneliti.
F. Prosedur Penelitian
1. Pembuatan air rebusan simplisia daun binahong
2. Pelaksanaan Eksperimen
a. Pada tahap perizinan peneliti mempersiapkan segala sesuatu yang berhubungan
dengan tempat penelitian yang akan dilaksanakan mulai dari survei, pengambilan
data dan penelitian terhadap ibu postpartum di Klinik Murniati Kecamatan Kota
Kisaran Barat Tahu 2018.
Pada tahap ini peneliti menetapkan sampel yang akan digunakan yaitu ibu
postpartum pada bulan Mei-Juni 2018.
b. Pada tahpan penarikan sampel peneliti menetapkan sampel yang akan digunakan
yaitu ibu post partum pada bulan Mei 2018-juni 2018 di Klinik Murniati Kecamatan
Kota kisaran Barat.
c. Data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan lembar cek list Lembar
cek list tersebut diisi dari mulai hari ke 2 sampai dengan hari ke 7 ibu post partum
di Klinik Murniati Kecamatan Kota Kisaran Barat Tahun 2018.
d. Setelah data terkumpul, kemudian dimasukkan ke dalam aplikasi komputer dan
dianalisis dengan mengguanakan SPSS.
e. Hasil dari analisis komputer kemudian ditarik kesimpulan bahwa pemberian daun
binahong Distribusi frekuensi lama penyembuhan luka perineum yang
mengkonsumsi air rebusan simplisia daun binahong pada ibu nifas mayoritas
berada pada kategori cepat >6 sebanyak 6 orang ( 30% ), sedangkan yang tidak
mengkonsumsi daun binahong pada ibu nifas mayoritas berada pada kategori
normal 6-7 harisebanyak 8 orang ( 40% ). Hasil uji statistic dengan Mann-Whitney
Test menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang siginifikan pada pemberian Air
Rebusan Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore) Steen) Terhadap Luka
Perineum Pada Ibu Nifas p=0,009 (<0.05).
G. Teknik Analisis Data
Analisis merupakan bagian dalam proses penelitian yang sangat penting. Kegiatan
ini digunakan untuk memanfaatkan data sehingga dapat di peroleh suatu kebenaran atau
ketidak benaran dari suatu hipotesa. Adapun analisis yang dilakukan adalah analisis
univariat dan analisis bivariat.
1. Analisis Univariat
Analisis Univariat digunakan untuk mendeskripsikan data yang dilakukan pada tiap
variabel dari hasil penelitian. Data yang terkumpul disajikan dalam bentuk table distribusi
frekuensi.
2. Analisis Bivariat
Analisis Bivariat yaitu analisis yang digunakan untuk menghubungkan antara dua
variabel, variabel bebas dengan variabel terikat dalam hal ini peneliti mencari Efektifitas
Air Rebusan Simplisia Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore) Steen) Terhadap
Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas Di Klinik Murniati Kecamatan Kota Kisaran
Barat Tahun 2018.
Digunakan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau berkorelasi
dalam penelitian ini analisis yang digunakan adalah uji Mann Whitney. Uji Mann Whitney
merupakan uji non parametris untuk mengetahui perbedaan median 2 kelompok bebas
yang berskala data ordinal, interval atau ratio dimana data tersebut tidak berdistribusi
normal. Jika probabilitas nilai signifikansi < 0,05, maka dapat dikatakan bahwa terdapat
pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat secara parsial. Namun, jika
probabilitas nilai signifikansi > 0,05, maka dapat dikatakan bahwa tidak terdapat pengaruh
yang signifikan antara masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat.
Setelah dilakukan penelitian dengan menggunakan Uji Mann Whitney bahwa
terdapat pengaruh yang signifikan dengan mengkonsumsi air rebusan daun binahong
terhadap penyembuhan luka perineum pada ibu nifas di klinik murniati dengan p=0,009
atau p=0,05.
I. Etika Penelitian
A. Analisis Univariat
Analisis univariat dilakukan untuk menggambarkan karakteristik responden,
masing-masing variabel dependen dan variabel independen dari hasil penelitian.
Tabel 4.1
Distribusi Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas Di Klinik
Murniati Kecamatan Kota Kisaran Barat Tahun 2018
Berdasarkan tabel 4.1 dapat dilihat bahwa distribusi frekuensi penyembuhan luka
perineum pada ibu nifas mayoritas normal sebanyak 12 orang (60%), dan minoritas
lambat sebanyak 2 orang (10%).
B. Analisa Bivariat
1. Efektifitas Air Rebusan Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore) Steen)
Terhadap Luka Perineum Pada Ibu Nifas Di Klinik Murniati Kecamatan Kota
Kisaran Barat Tahun 2018
Tabel 4.2
Efektifitas Air Rebusan Daun Binahong (Anredera Cordifolia (Tenore)
Steen) Terhadap Luka Perineum Pada Ibu Nifas Di Klinik Murniati
Kecamatan Kota Kisaran Barat Tahun 2018
f % F % f % F %
Total 6 12 2 20
C. Pembahasan
1. Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas
Hasil penelitian menunjukkan bahwa distribusi frekuensi penyembuhan luka
perineum pada ibu nifas mayoritas normal sebanyak 12 orang (60%), dan minoritas
lambat sebanyak 2 orang (10%).
Penelitian ini sejalan dengan penelitian sebelumnya yang dilakukan Sri Yuniarti
dan Lies Mulyati (2014), yang berjudul Pengaruh Mengkonsumsi Ekstrak Daun Binahong
(Anredera Cordifolia (Tenore) Steen) Terhadap Lamanya Penyembuhan Luka Perineum
Pada Ibu Post Partum Di Rsup Dr. Hasan Sadikin Bandung Periode Juli Tahun 2014.
Jenis penelitian adalah Quasi Eksperiment dengan post test only control group.Teknik
pengambilan sampel pada penelitian ini adalah non probability sampling dengan jenis
consecutive sampling dengan jumlah responden 40 orang. Hasil penelitian menunjukan
lama penyembuhan luka jahitan perineum pada ibu post partum yang tidak
mengkonsumsi ekstrak daun binahong hampir seluruh nya mengalami penyembuhan
yang lambat yaitu 90% sedangkan yang mengkonsumsi ekstrak daun binahong hampir
seluruhnya mengalami penyembuhan yang cepat yaitu 85% dengan P value (0.000) <
(0,05). penelitian adalah terdapat pengaruh yang signifikan mengkonsumsi ekstrak daun
binahong terhadap lamanya penyembuhan luka perineum. Ekstrak daun binahong
menjadi salah satu alternatif untuk mempercepat penyembuhan luka perineum.
Perbedaan dengan penelitian yang sedang peneliti laksanakan yaitu terletak pada judul,
lokasi penelitian, metode yang digunakan, variabel penelitian dan jumlah responden.
(Mulyati, 2014)
Penyembuhan adalah proses , cara, perbuatan menyembuhkan, pemulihan.
Luka adalah rusaknya kesatuan/komponen jarinagan, dimana secara spesifik terdapat
substansi jaringan yang rusak atau hilang. Jadi penyembuhan luka dimana muka janin
dalah panjang waktu proses pemulihan pada kulit karena adanya kerusakan atau
desintegritas jaringan kulit. Luka perineum adalah perlukaan yang terjadi akibat
persalinan pada bagian perineum dimana muka janin menghadap. Episiotomi adalah
insisi perineum yakebawahng dimulai dari cincin vulva kebawah, menghindari anus dan
muskulus spingter serta memotong fasia pelvis, muskulus kontrikter vagina, muskulus
tranversus perineum dan terkadang ikut terpotong serat dari muskulus levetor ani.
Rupture robekan yang terjadi pada hampir melalui 4 tahap, yaitu tahap inflamasi,tahap
deskrutif ,tahap polferatif,tahap maturasi. Tahap inflamasi tahap dimulai saat terjadinya
luka. Tahap deskrutif tahap ini terjadi pembersihan jaringan yang mati oleh leukosit
polimorfonuklear dan makrofag. Tahap poliferatif pada fase ini terjadi pertumbuhan
jaringan baru melalui proses: Granulasi, Kontraksi luka, Epiteliasisasi, tahap matruasi
yaitu setelah epitelialisasi selesai, jaringan yang baru mengalai proses matures bila
mengalami “remodeling” untuk meningkatkan kekuatan regangan jaringan parut, jaringan
yang matur bersifat avascular dan tidak mengandung kelenjar keringat atau kelenjar
lemak maupun rambut. Tahap ini terjadi repitelisasi kontraksi luka dan organisasi jaringan
ikat.( Purnama,H.2015)
Masa Nifas (puerperium) adalah dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir
ketika alat-alat kandungan kembali seperti keadaan sebelum hamil, masa nifas
berlangsung selama kira-kira 6 minggu. Seorang wanita menginnginkan jalan lahir
kembali pada keadaan sebelum hamil dan melahirkan dengan cepat karean rasa sakit
yang lama dapat mengganggu aktivitas dan rasa nyaman. Berdasarkan hasil penelitian
tersebut proses percepatan penyembuhan luka perineum disebabkan oleh beberapa
factor yang diantaranya adalah lingkungan, tradisi, pengertahuan, sosial ekonomi,
penanganan petugas, kondisi ibu ,status gizi, usia, penanganan jaringan, haemorragi,
hypoveleria, factor local oedema, deficit nutrisi, personal hygine, defisit oksigen, medikas,
danover aktifitas. Secara normal luka dapat sembuh selama 6-7 hari bila seorang ibu
dapat melakukan perawatan dengan baik,sebaliknya jika luka tidak dilakukan perawatan
dengan baik maka proses penyembuhan luka menjadi lebih lama dan dapat
menyebabkan infeksi( Kurniarum,A,2014).
Hampir setiap persalinan normal melalui jalan lahir mengakibatkan trauma pada
jaringan dan mukosa vagigenetna akibat tekanan bagian keras harus bias janin. Seorang
wanita menginginkan jalan lahir kembali pada keadaan sebelum hamil dan rasa nyaman.
Sehingga seseorang ibu nifas harus bisa menjaga kebersihan terutama pada daerah alat
genitalnya.
Menurut asumsi peneliti bahwa kesembuhan luka perineum pada responden
yang diberikan rebusan daun binahong lebih cepat dibandingkan responden yang tidak
diberikan, hal ini dikarenakan kandungan kimia dari daun binahong yang dapat
mempercepat proses penyembuhan. Penyembuhan luka perineum cepat karena ada
beberapa faktor yang mempengaruhi seperti faktor usia, usia reproduksi sehat adalah
usia 20-35 bagi seorang wanita untuk hamil dan melahirkan, dan faktor nutrisi, nutrisi
yang mengandung protein akan meningkatkan daya imunitas tubuh.
5.1 Kesimpulan
5.2. Saran
Berikut ini saran yang dapat peneliti sampaikan adalah sebagai berikut:
1. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat dipublikasikan secara luas kepada institusi
pendidikan, pelayanan kesehatan, dan masyarakat secara umum, untuk
memberikan alternatif pemecahan masalah yang dihadapi sebagian besar ibu post
partum, sehingga dapat membantu meningkatkan kesejahteraan ibu dan
mengurangi angka kejadian infeksi sebagai bahan refrensi bagi peneliti
selanjutnya.
2. Bagi Pelayanan di Klinik Murniati
Pelayanan kesehatan khususnya pelayanan kebidanan, perlu memberikan
pendidikan kesehatan tentang cara perawatan luka jahitan perineum saat dirumah
dengan mengaplikasikan terapi komplementer untuk membantu mempercepat
penyembuhan luka, karena pemberian air rebusan daun binahong membuat
penyembuhan luka yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Naesee, N. 2015. Hubungan Status Nutrisi Ibu Nifas Dengan Proses Penyembuhan Luka
Post Operasi Sectio Caesarea Di Rsud Dr. Moewardi.
Shabella, R. 2012. Terapi Daun Binahong Dahstnya Khasiat Daun Binahong Untuk
Menumpas Penyakit, Klaten, Cable Book.
Sulistyawati 2011. Asuhan Kebidanan Pada Masa Kehamilan, Jakarta, Salemba Medika.
Wijayanti, K. 2016. Efektifitas Air Rebusan Daun Binahong Terhadap Penyembuhan Luka
Perineum Di Rumah Bersalin Aesya Grabag Kabupaten Magelang.
RIWAYAT HIDUP
DATA PRIBADI
Nama : DWI EVI YANTI
Tempat/Tanggal Lahir : Kisaran, 31 Agustus 1985
Alamat :Jl. Budi Utomo No 261 A
Kel. Mutiara Kec. Kota Kisaran
Timur Kab. Asahan
Jenis Kelamin : Perempuan
Kewarganegaraan : Indonesia
Status : Menikah
Agama : Islam
Anak Ke : 2 dari 4 bersaudara
RIWAYAT PENDIDIKAN
PEKERJAAN
Tahun 2010-Saat ini : UPTD Puskesmas Sidodadi Kec. Kota Kisaran Barat
Lampiran 5
Dengan hormat,
Saya yang bernama : Dwi Evi Yanti
NIM : P07524517043
Mahasiswa : Prodi D-IV Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan
Judul :Efektifitas Air Rebusan Simplisia Daun Binahong Terhadap
Penyembuhan Luka Perineum Pada Ibu Nifas Di Klinik Murniati
Kecamatan Kota Kisaran Barat Tahun 2018
Meminta kesediaan Ibu sebagai responden dalam penelitian yang akan dilakukan
ini.
Penelitian ini semata-mata sebagai salah satu syarat menyelesaikan pendidikan
Program Studi Diploma IV Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Medan dan tidak
akan merugikan bagi responden. Kerahasiaan tentang semua informasi yang akan dijaga
dan hanya digunakan untuk kepentingan peneliti.
Saya menghargai atas kesediaan Ibu untuk meluangkan waktu dalam penelitian
saya ini dan menandatangani lembar persetujuan. Atas kesediaan dan kerjasamanya
saya ucapkan terima kasih.
Kisaran, 2018
Responden Peneliti
( ) ( )
Lampiran 6
LEMBAR CEK LIST
EFEKTIFITAS AIR REBUSAN SIMPLISIA DAUN BINAHONG (ANREDERA
CORDIFOLIA (TENORE) STEEN) TERHADAP PENYEMBUHAN
LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS DI KLINIK
MURNIATI KECAMATAN KOTA
KISARAN BARAT
TAHUN 2018
Kode Responden :
Tanggal :
Nama Responden :
Umur :
Paritas :
Pekerjaan :
Alamat :
Kesembuhan Luka
Hari ke Keterangan
Responden
1 2 3 4 5 6 7 8 9
1
8
9
10
Keterangan:
Cepat : < 6 hari
Normal : 6-7 hari
Lambat : > 7 hari
LEMBAR CEK LIST
EFEKTIFITAS AIR REBUSAN SIMPLISIA DAUN BINAHONG (ANREDERA
CORDIFOLIA (TENORE) STEEN) TERHADAP PENYEMBUHAN
LUKA PERINEUM PADA IBU NIFAS DI KLINIK MURNIATI
KECAMATAN KOTA KISARAN BARAT
TAHUN 2018
Kode Responden :
Tanggal :
Nama Responden :
Umur :
Paritas :
Pekerjaan :
Alamat :
No Aspek yang diamati Hari Ya Tidak Keterangan
6
Pemberian Air
Rebusan Simplisia 7
Daun Binahong
8
9
10
MASTER DATA
IDENTITAS RESPONDEN
No resp. kunjungan K4
umur status perkawinan pendidikan pekerjaan Jumlah anak
1 2 1 2 2 2 2
2 3 1 2 1 4 2
3 3 1 1 2 5 2
4 3 1 1 1 5 2
5 3 1 2 1 4 1
6 2 1 1 1 2 2
7 3 1 1 1 3 1
8 2 1 2 2 3 2
9 2 1 2 1 3 1
10 2 1 2 2 1 1
11 2 1 1 2 2 1
12 1 1 2 1 1 2
13 2 1 1 1 1 2
14 2 1 1 1 3 1
15 2 1 2 1 3 2
16 3 1 1 1 3 2
17 2 1 1 1 2 2
18 2 1 1 2 3 2
19 2 1 2 1 2 2
20 3 1 2 1 4 1
21 3 1 2 2 4 1
22 3 1 2 1 5 2
23 3 1 1 1 5 2
24 3 1 2 1 5 2
25 3 1 1 1 4 1
26 2 1 2 1 2 1
27 2 1 2 2 2 1
28 2 1 1 2 3 1
29 2 1 1 1 2 2
30 2 1 1 1 3 2
31 2 1 2 1 3 2
32 3 1 1 1 3 1
33 3 1 2 1 4 2
34 2 1 3 1 3 1
35 3 1 1 1 4 2
36 3 1 1 2 4 2
Keterangan
Umur : Status : Jumlah Anak Kunjungan KB
1=<20 tahun 1=Kawin 1= Hamil Pertama 1= Ya
2=20-35
tahun 2=Tidak kawin 2= 1 orang 2= Tidak
3=>35 tahun 3= 2 orang
4= 3 orang
5= 4 orang
Pekerjaan Pendidikan 6= >4 orang
1= Ibu Rumah
tangga 1=Dasar
2= Lainnya 2=Menengah
3=Tinggi
Frequencies
Pemberian_Rebusan_Air_Binahong
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Tidak Diberikan 10 50.0 50.0 50.0
Diberikan 10 50.0 50.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
Penyembuhan_Luka_Perineum
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid Cepat 6 30.0 30.0 30.0
Normal 12 60.0 60.0 90.0
Lambat 2 10.0 10.0 100.0
Total 20 100.0 100.0
Crosstabs
Penyembuhan_Luka_Perineum * Pemberian_Rebusan_Air_Binahong Crosstabulation
Pemberian_Rebusan_Air_Binahon
g
Diberikan Tidak Diberikan Total
Penyembuhan_Luka_ Cepat Count 6 0 6
Perineum % within 100.0% 0.0% 100.0%
Penyembuhan_Luka_Perine
um
% within 60.0% 0.0% 30.0%
Pemberian_Rebusan_Air_Bi
nahong
% of Total 30.0% 0.0% 30.0%
Normal Count 4 8 12
% within 33.3% 66.7% 100.0%
Penyembuhan_Luka_Perine
um
% within 40.0% 80.0% 60.0%
Pemberian_Rebusan_Air_Bi
nahong
% of Total 20.0% 40.0% 60.0%
Lambat Count 0 2 2
% within 0.0% 100.0% 100.0%
Penyembuhan_Luka_Perine
um
% within 0.0% 20.0% 10.0%
Pemberian_Rebusan_Air_Bi
nahong
% of Total 0.0% 10.0% 10.0%
Total Count 10 10 20
% within 50.0% 50.0% 100.0%
Penyembuhan_Luka_Perine
um
% within 100.0% 100.0% 100.0%
Pemberian_Rebusan_Air_Bi
nahong
% of Total 50.0% 50.0% 100.0%
NPar Tests
Mann-Whitney Test
Ranks
Penyembuhan_Luka_Perine
um N Mean Rank Sum of Ranks
Pemberian_Rebusan_Air_Bi Cepat 6 5.50 33.00
nahong Normal 12 11.50 138.00
Total 18
a
Test Statistics
Pemberian_Reb
usan_Air_Binaho
ng
Mann-Whitney U 12.000
Wilcoxon W 33.000
Z -2.608
Asymp. Sig. (2-tailed) .009
Exact Sig. [2*(1-tailed Sig.)] .024b
a. Grouping Variable:
Penyembuhan_Luka_Perineum
b. Not corrected for ties.
Lampiran 9
Sebagai sivitas akademik Poltekkes Kemenkes MEDAN, saya yang bertanda tangan
dibawah ini:
Beserta Perangkat yang ada (jika diperlukan). Dengan Hak Bebas Royalti Noneksklusif ini
Poltekkes Kemenkes Medan berhak menyimpan mengalih media/formatkan, mengelola
dalam bentuk pangkalan data (database), merawat, dan mempublikasikan tugas akhir
saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai
pemilik Hak Cipta.
Dibuat di : Medan
Pada Tanggal : 25 Juli 2018
PERNYATAAN
Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam skripsi ini tidak terdapat karya yang pernah
diajukan untuk disuatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak
terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali
yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebut dalam daftar pustaka.
Pengajuan Judul
Konsul Bab I
Konsul Bab 2
Konsul Bab 3
Penelitian
Konsul Bab 4
Konsul Bab 5
ACC Skripsi