Pada masa post partum ibu nifas akan mengalami berbagai gangguan meliputi
gangguan libido 38,2%, orgasme 56,4%, dan yang terbanyak adalah gangguan
nyeri yang mencapai 70,9%. Penyebab utama nyeri tersebut adalah jahitan
perineum. Luka perineum biasanya akan menyebabkan keluhan-keluhan bahkan
komplikasi pada ibu yang menderitanya, keluhan tersebut seperti jahitan luka
lama kering, rasa sakit atau nyeri terutama saat berjalan, ketika jongkok, ketika
berdiri dan ketika bangun dari tidur, rasa perih saat Buang Air Kecil (BAK) dan
saat Buang Air Besar (BAB). Berbagai hal telah dilakukan untuk mengurangi
nyeri perineum setelah melahirkan, salah satunya dengan melakukan senam kagel.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui pengaruh senam kegel terhadap
pengurangan rasa nyeri luka perineum ibu post partum di RSUD Majalaya
Desain penelitian ini menggunakan metode Quasi Eksperimental dan jenis
rancangan secara acak dengan tes awal dan tes akhir. (One Group Pretest-
Posttest Design), yaitu rancangan penelitian dimana kelompok eksperimen yang
diberikan tes awal dan tes akhir kelompok tunggal. Populasi penelitian ini yaitu
semua ibu nifas, sampel diambil dengan Purposif sampling dengan jumlah sampel
63 responden. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat
menggunakan Wilcoxon Signed-Rank.
Berdasarkan hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata tingkat nyeri sebelum
dilakukan senam kegel adalah sebesar 2.11 dan sesudah dilakukan senam kegel
adalah sebesar 1.41. Penurunan nyeri diketahui bahwa nilai alpha adalah 0.000
sedangkan nilai p value (0,000) < 0,05 berarti Ho ditolak dan Ha diterima artinya
terdapat pengurangan rasa nyeri luka perineum sebelum dan sesudah dilakukan
senam kegel. Dengan demikian, dapat diambil keputusan bahwa terdapat
pengaruh senam kegel terhadap pengurangan rasa nyeri luka perineum ibu post
partum.
Berdasarkan hasil penelitian, perlu dijadikan masukan untuk melaksanakan
senam kegel bagi setiap ibu post partum dengan luka perineum di RSUD
Majalaya.
During the post partum period, postpartum mothers will experience various
disorders including 38.2% libido disorder, 56.4% orgasm, and the most are pain
disorders which reach 70.9%. The main cause of the pain is perineal seams.
Perineal wounds will usually cause complaints and even complications in the
mother who suffers, such complaints as old dry wound stitches, pain or pain,
especially when walking, when squatting, when standing and when you wake up
from sleep, pain when urinating (BAK ) and when defecating. Various things have
been done to reduce perineal pain after childbirth, one of them is by doing shock
exercises. This study was conducted to determine the effect of Kegel exercises on
the reduction of postpartum maternal perineal pain in Majalaya Hospital
The design of this study uses Quasi Experimental and randomized design types
with initial and final tests. (One Group Pretest-Posttest Design), which is a
research design where the experimental group is given an initial test and a single
group final test. The population of this study was all postpartum mothers, samples
were taken by purposive sampling with a sample of 63 respondents. Data analysis
using univariate and bivariate analysis using Wilcoxon Signed-Rank.
Based on the results of the study showed that the average level of pain before
doing kegel exercise was 2.11 and after doing kegel exercise was 1.41. The
decrease in pain is known that the alpha value is 0.000 while the value of p value
(0,000) <0.05 means that Ho is rejected and Ha is accepted, meaning that there is
a reduction in pain of the perineal wound before and after doing kegel exercise.
Thus, a decision can be made that there is an effect of Kegel exercises on
reducing pain in perineal wounds of post partum mothers.
Based on the results of the study, it is necessary to be used as input to carry out
Kegel exercises for each post partum mother with perineal wounds in Majalaya
Regional Hospital.
serta salam semoga dilimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW. Demikian pula
Laporan tugas akhir ini disusun dengan maksud untuk memenuhi salah
pihak, laporan tugas akhir ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena
Kencana Bandung.
Bandung.
7. Kedua Orang tua tercinta Papah Suherman, S.Pd dan Mamah Esih
8. Kakak – kakak tersayang Teteh Imas Heriasih, S.Sn., Teteh Pipit Puspita,
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan laporan tugas akhir ini masih
banyak kekurangan, oleh karenanya penulis mengharapkan saran dan kritik yang
membangun dari para pembaca untuk perbaikan di masa yang akan datang.
Semoga laporan tugas akhir ini dapat bermanfaat khusunya bagi penulis dan
Penulis
DAFTAR ISI
ABSTRAK............................................................................................................ iv
BAB I PENDAHULUAN
2.2.2 Etiologi................................................................................................ 10
LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
4.1 Distribusi Frekuensi Tingkat Rasa Nyeri Luka Perineum Ibu Post Partum
4.2 Distribusi Frekuensi Tingkat Rasa Nyeri Luka Perineum Ibu Post Partum
4.3 Distribusi Frekuensi Tingkat Rasa Nyeri Luka Perineum Ibu Post Partum
PENDAHULUAN
Infeksi pada masa nifas yang merupakan morbiditas bagi ibu pasca
defisiensi zat besi, partus lama, ruptur membrane, episiotomy, atau seksio
pada area pelepasan plasenta, laserasi pada saluran genital, dan episiotomy
banyak. Luka dan jahitan pada perineum harus dirawat dengan baik karena
bila tidak akan menimbulkan masalah baru seperti infeksi dan nyeri.
(Saifuddin, 2009)
Setelah melahirkan ibu juga akan mengalami berbagai gangguan
dampak nyeri yang timbul antara lain pada psikologis adalah stress,
yang terjadi pada perineum, vagina, serviks, atau uterus dapat terjadi
oleh episiotomi, robekan spontan perineum, forseps dan vakum atau versi
Respon nyeri pada setiap individu adalah unik dan relatif berbeda.
Hal ini dipengaruhi antara lain oleh pengalaman, persepsi, maupun sosial
kultural individu. Setiap ibu nifas memiliki persepsi dan dugaan yang unik
tentang nyeri pada masa nifas, yaitu tentang nyeri dan bagaimana
kemampuan mengatasi nyeri. Nyeri yang dirasakan oleh ibu nifas akan
pola makan, pola tidur, suasana hati ibu, kemampuan untuk buang air
besar (BAB) atau buang air kecil (BAK), aktivitas sehari-hari, antara lain
penggunaan bantal karet busa berbentuk cincin yang keras serta dengan
melakukan senam. Salah satu senam yang dapat dilakukan adalah senam
kembali pulih seperti semula sehingga ibu tidak lagi mengalami nyeri.
darah menuju perineum, keadaan darah yang kaya akan oksigen yang
rasa nyeri hal ini sesuai dengan teori bahwa senam kagel bertujuan untuk
batuk berat dapat menjadi beban bagi otot panggul. Bila dasar otot panggul
2017 sekitar 68% atau 648 kasus yang mengalami luka perineum dari 945
ibu post partum dengan luka perineum, semua ibu mengeluh mengalami
rasa nyeri dan 4 diantaranya mengeluh merasa kesulitan untuk BAK dan
Majalaya?”
Terhadap Pengurangan Rasa Nyeri Luka Perineum Ibu Post Partum di RSUD
Majalaya?”
2. Untuk mengetahui rasa nyeri luka perineum ibu post partum setelah
tentang pengurangan rasa nyeri yaitu senam kegel untuk luka perineum ibu
post partum.
referensi yang dapat di terapkan pada setiap ibu post partum dengan luka
4. Bagi Peneliti
5. Bagi Institusi
TINJAUAN TEORI
(Varney, 2008)
secara fisiologis maupun psikologis akan pulih dalam waktu 3 bulan. Jiga
hamil), tapi secara psikologis masih terganggu maka dikatakan masa nifas
mungkin timbul.
d. Kehidupan seksual
e. Kontrasepsi
f. Nutrisi
2. Dukungan dari :
a. Petugas kesehatan
2.2.1 Pengertian
adalah daerah antara kedua belah paha, antara vulva dan anus. Perineum
terletak antara vulva dan anus, panjangnya rata-rata 4 cm. (Saiffudin,
permukaan dari pintu bawah panggul yang terletak antara vulva dan
anus. Perineum terdiri dari otot dan fascia urogenitalis serta diafragma
dinding vagina dan robekan serviks). Hal ini dapat diidentifikasi dengan
cara melakukan pemeriksaan yang cermat dan seksama pada jalan lahir.
(Salemba, 2008)
pertolongan yang baik pada waktu lahirnya anak robekan itu dapat
(Nunung, 2013)
lama, luka baru itu akan menjadi luka lama yang mempunyai potensi
perdarahan dan infeksi luka. Untuk itu dibutuhkan teknik perawatan yang
benar dan hati-hati untuk mencegah terjadinya infeksi dan luka jahitan
a. Faktor Predisposisi
Faktor penyebab ruptur perineum diantaranya adalah faktor
ibu, faktor janin, dan faktor persalinan pervaginam. Diantara
faktor-faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut
1) Faktor Ibu
a) Paritas
b) Meneran
2) Faktor Janin
b) Presentasi
a) Vakum ekstrasi
b) Ekstrasi Cunam/Forsep
c) Embriotomi
A, 2009).
d) Persalinan Presipitatus
2010).
atau disengaja. Luka ini terjadi pada saat persalinan dan biasanya
ani
2. Rasa sakit atau nyeri terutama saat berjalan, ketika jongkok, ketika
3. Rasa perih saat Buang Air Kecil (BAK), dan saat Buang Air Besar
(BAB).
(daya tahan tubuh) ibu dalam keadaan prima, jahitan luka Episiotomi
2. Paritas, biasanya ibu nifas anak pertama lebih merasakan nyeri yang
sangat dalam.
nyeri dimasa lampau dan saat ini nyeri yang sama timbul, maka ia
sensasi rasa sakit pada tubuh dengan cara mencegah tubuh mengirim
Anastesi ini bekerja dalam kurun waktu 1,5 – 2 jam pada bagian
yang rusak terjadi pada saat sumbatan trombosit dibentuk dan diperkuat
sedikit meningkat diarea setempat (atau pada kasus luka yang luas,
terjadi periksia sistematis), kemungkinan ada nyeri. Selama peralihan
dari fase inflamasi ke fase proliferasi jumlah sel radang menurun dan
normal, tetapi tidak setebal jika dibandingkan dengan luka tertutup yang
baru saja terjadi. Folikel rambut dan sebasea atau kelenjar keringat
kedinginan.
selalu dikompreskan pada laserasi derajat tiga atau empat, dan jika
ada edema perineum signifikan. Manfaat optimum dicapai dengan
diuji pertama kali dibagian tubuh lain yang sensitif, tetapi tidk
penyembuhan.
dapat digunakan.
h. Cincin Karet.
Penggunaan cincin karet mendapat kritik karena kemungkinan
adalah senam yang bertujuan untuk memper kuat otot-otot dasar panggul
terutama otot pubococcygeal sehingga seorang wanita dapat memperkuat
otot-otot saluran kemih (berguna saat proses persalinan agar tidak terjadi
dilaksanakan dengan tepat dan terarah. Kegel yaitu suatu latihan yang
paska persalinan atau sebab lainnya. Senam ini bertujuan untuk melatih
H, 2009)
memberikan manfaat bila dilakukan secara benar dan rutin antara lain :
urine)
d. Mencegah ambeien/wasir.
Dasar panggul terdiri atas kelompok levator ani, yang keluar dari
kondensasi fasia (garis putih) yang menutup otot obturator internus, dan
otot yang diberi nama otot pubokoksigeus, otot levator ani dan otot
saling berjalin dengan serabut-serabut otot dari kelompok levator ani dari
Meskipun relaksasi panggul dapat terjadi pada semua wanita, hal ini
tonus otot pada susunan otot panggul. Tindakan ini merupakan salah satu
1. Posisi Duduk
a. Posisi duduk tegak pada kursi dengan panggul dan lutut tersokong
dengan rileks.
b. Badan sedikit membungkuk dengan lengan menyangga pada
bahu.
berkemih.
lelah.
2. Posisi berbaring terlentang dengan lutut dan kaki rata pada lantai.
melakukannya.
duduk atau hendak berbaring dan bangun dari tempat tidur.pada kedua
terutama saat hendak berbaring atau bangun dari tempat tidur, area
tidur atau menurunkan tubuhnya di atas kursi pada saat duduk. (Varney,
2008)
pengulangan senam kegel ini kira-kira sebanyak 3 kali dalam 1 hari. Otot
batuk berat dapat menjadi beban bagi otot panggul. Bila dasar otot
(Makzizatunnisa, 2014)
mengurangi rasa nyeri yang dirasakan ibu karena ibu akan lebih nyaman
digerakkan selain itu luka perineum juga akan segera pulih, karena fungsi
Hal ini sesuai dengan teori bahwa dengan senam kagel ibu akan
yang semula tegang setalah prsalinan akan menjadi regang sehingga ibu
merasa lebih nyaman dan akan mengurangi rasa nyeri yang dirasakan ibu
karena ibu akan lebih nyaman dengan keadaan luka perineum (Suddarth,
2005).
nyeri yang dirasakan oleh ibu akan berkurang, selain itu juga terdapat
manfaat lain yaitu luka perineum juga akan segera pulih. Hal ini sesuai
dengan teori bahwa manfaat lain dari senam kegel yang dilakukan ibu
juga akan membuat ibu merasa lebih nyaman dengan keadaan luka
sensor nyeri yang dirasakan akan berkurang selain itu manfaat lainnya
Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Widijati Lestari (2010) yang
penurunan frekuensi buang air kecil pada wanita 50-60 tahun dengan
kegel satu kali perminggu dan tiga kali perminggu selama empat bulan
dapat menurunkan frekuensi buang air kecil, yang berarti dengan senam
1. Skala Numeris
2. Skala Deskriptif
4. Skala Wajah
Tabel 2.4
Skor
Kriteria
0 1 2
Face (wajah) Tidak ada ekspresi Sesekali meringis atau Sering sampai konstan
tertarik gemetaran
Legs (kaki) Posisi normal atau Cemaas, gelisah, tegang Menendang atau menarik
santai kaki
bergerak dengan
mudah
Cry (tangis) Tidak ada teriakan Mengerang atau Menangis terus, teriak atau
bicara, dialihkan
Keterangan :
baik.