Anda di halaman 1dari 83

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. LATAR BELAKANG

Pembangunan Sumber daya manusia (SDM) merupakan hal mendasar


yang diamanatkan oleh konstitusi dalam pembangunan nasional. Oleh karena
itu pembangunan SDM selalu menjadi salah satu prioritas pembangunan
nasional. Selain itu juga merupakan aspek mendasar dalam membangun SDM
Indonesia berkualitas dan berdaya saing tinggi adalah pembangunan pangan
dan gizi untuk meningkatkan kualtas hidup, produktivitas dan kemandirian
nasional.
Penduduk Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan pada tahun 2016
berjumlah 66. 409 jiwa. Jika dibandingkan pada periode awal RPJMD
sebelumnya, pada tahun 2011 terdapat 56. 492 jiwa. Luas wilayah Kabupaten
Bolaang Mongondow Selatan adalah 3.497,46 km2 terdiri dari wilayah daratan
1.615,86 km2 dan wilayah laut 1.881,60 km2, dengan panjang garis pantai 294
km.
Keberhasilan pembangunan suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan
sumberdaya manusia (SDM) yang berkualitas, yaitu sumberdaya manusia yang
memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat, kesehatan yang prima, serta
cerdas. Bukti empiris menunjukkan bahwa hal ini sangat ditentukan oleh status
gizi yang baik, dan status gizi yang baik ditentukan oleh jumlah asupan pangan
yang dikonsumsi. Oleh karena itu pemenuhan pangan dan gizi untuk kesehatan
warga negara merupakan investasi untuk peningkatan kualitas sumber daya
manusia. Sementara itu, pengaturan tentang pangan tertuang dalam Undang-
undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, yang menyatakan juga bahwa
pangan merupakan kebutuhan dasar manusia yang pemenuhannya menjadi
hak asasi setiap rakyat. Pemenuhan hak atas pangan dicerminkan pada definisi
ketahanan pangan yaitu : “kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga
yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun
mutunya, aman, merata dan terjangkau”. Kecukupan pangan yang baik
mendukung tercapainya status gizi yang baik sehingga akan menghasilkan
generasi muda yang berkualitas.
Beberapa dampak buruk kurang gizi adalah: (1) rendahnya produktivitas
kerja; (2) kehilangan kesempatan sekolah; dan (3) kehilangan sumberdaya
karena biaya kesehatan yang tinggi. Agar individu tidak kekurangan gizi maka
akses setiap individu terhadap pangan harus dijamin. Akses pangan setiap
Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 1
individu ini sangat tergantung pada ketersediaan pangan dan kemampuan
untuk mengaksesnya secara kontinyu. Kemampuan mengakses ini dipengaruhi
oleh daya beli, yang berkaitan dengan tingkat pendapatan dan kemiskinan
seseorang.
Ketahanan pangan dan gizi di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
merupakan agenda penting. Oleh karena itu pemerintah Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan harus terus berupaya memacu pembangunan ketahanan
pangan dan gizi melalui program–program yang benar-benar mampu
memperkokoh ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan
masyarakat. Kejadian rawan pangan menjadi masalah yang sangat sensitif
dalam dinamika kehidupan sosial politik. Menjadi sangat penting bagi Bolaang
Mongondow Selatan untuk mampu mewujudkan ketahanan pangan dan gizi
wilayah, rumahtangga dan individu yang berbasiskan kemandirian pangan.
Pembangunan ketahanan pangan dan gizi Bolaang Mongondow Selatan secara
menyeluruh di setiap sektornya akan dapat terlaksana dengan efektif manakala
memiliki arah yang jelas dan terukur kinerjanya. Program-program dalam
rangka pembangunan ketahanan pangan dan gizi harus terpadu ( integrated),
terukur keberhasilannya (measureable) dan berkesinambungan (sustainability)
yang selaras dengan RPJMD. Pemerintah Pusat telah menetapkan Rencana
Aksi Nasional Pangan dan Gizi 2015-2019, sehingga perlu ditindak lanjuti oleh
daerah. Oleh karena itu untuk menjabarkan kebijakan dan langkah terpadu di
bidang pangan dan gizi dalam rangka mendukung pembangunan sumberdaya
manusia yang berkualitas, perlu disusun Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi
(RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Tahun 2016-2021.
Penyusunan RAD-PG ini merupakan dokumen operasional yang
menselaraskan pembangunan ketahanan pangan dan gizi dalam rangka
mewujudkan semberdaya manusia yang berkualitas sebagai modal sosial
pembangunan bangsa dan negara. Selanjutnya dokumen ini diharapkan dapat
dijadikan panduan dan acuan bagi para pemangku kepentingan baik instansi
pemerintah di kabupaten, swasta, BUMN/BUMD, perguruan tinggi, petani,
nelayan, industri pengolahan, pedagang, penyedia jasa, serta masyarakat pada
umumnya dalam menjabarkan lebih lanjut secara terintegrasi, terkoordinasi dan
sinergis berbagai kegiatan nyata untuk mewujudkan ketahanan pangan dan
gizi mendatang di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 2
1.2. TUJUAN PENYUSUNAN RAD-PG KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW
SELATAN

Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten


Bolaang Mongondow Selatan Tahun 2016-2021 ini bertujuan untuk:
1. Mengintegrasikan dan menyelaraskan perencanaan pangan dan gizi
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan melalui koordinasi program dan
kegiatan multisektoral.
2. Meningkatkan pemahaman, peran dan komitmen Pemangku Kepentingan
Pangan dan Gizi untuk mencapai Kedaulatan Pangan serta Ketahanan
Pangan dan Gizi.
3. Memberikan panduan bagi Perangkat Daerah dalam melaksanakan rencana
aksi pangan dan gizi dengan menggunakan pendekatan multisektor
4. Memberikan panduan bagi Perangkat Daerah dalam melaksanakan
pemantauan dan evaluasi rencana aksi Pangan dan Gizi

1.3. DASAR HUKUM RAD-PG.

1. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan


2. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan
3. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
4. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2015 tentang Ketahanan
Pangan dan Gizi
5. Peraturan Presiden Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi
6. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-
2019
7. Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2016-
2021.
8. Peraturan Daerah Nomor 8 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bolaang Mongondow
Selatan Tahun 2016-2021.
9. Peraturan Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Nomor 11 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten
Bolaang Mongondow Selatan.

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 3
BAB II
PANGAN DAN GIZI SEBAGAI INTERVENSI PEMBANGUNAN

2.1. SITUASI PANGAN DAN GIZI

2.1.1. Situasi Pangan

Ketahanan pangan di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sepanjang


tahun tercermin dari meningkatnya ketersediaan pangan utama. Untuk
ketersediaan pangan utama di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan selang
tahun 2012-2014 cenderung mengalami peningkatan yaitu mencapai 10.538,28
ton di tahun 2012, pada tahun 2013 sebesar 11.045,7 ton, dan menjadi 11.177,3
ton di tahun 2014, diperkirakan pada tahun 2015 bisa mencapai 11.736,1 ton.
Grafik 2.1 di bawah ini menunjukkan ketersediaan pangan utama (ton) di
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan tahun 2011-2015.

Grafik 2.1. Perkembangan Ketersediaan Pangan Utama (Ton)


Kab. Bolaang Mongondow Selatan Tahun 2012-2015

12.000
11.736
11.500

11.177
11.000 11.046

10.500
10.538
10.125
10.000

9.500

9.000
2011 2012 2013 2014 2015

Sumber : DDA Kab. Bolaang Mongondow Selatan, 2015

Produksi padi di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan selama periode


2011 - 2013 mengalami penurunan. Sebanyak 25.298 ton pada tahun 2011
menjadi 24.263 ton pada tahun 2012 dan 21.020 ton pada tahun 2013.
Penurunan produksi padi ini diindikasikan adanya penurunan luas panen yang

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 4
ada. Sama halnya dengan tanaman kedelai, kacang hijau dan kacang tanah.
Sementara produksi jagung, ubi kayu dan ubi jalar mengalami peningkatan
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Sebanyak 5.682 ton jagung pada tahun
2011 menjadi 9.463 ton pada tahun 2013. Peningkatan ini disebabkan karena
peningkatan luas panen yang ada.
Sama halnya dengan jagung, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar juga
mengalami penurunan luas panen. Sementara produksi kedelai dan kacang tanah
meningkat jika dibandingkan dengan tahu 2013. Sebanyak 134 ton kedelai pada
tahun 2013 meningkat hampir 2 kali lipat menjadi 267 ton pada tahun 2014. Hal
ini sejalan dengan luas panen yang hampir 2 kali lipat juga dibandingkan dengan
tahun sebelumnya. Di bawah ini adalah statistik tanaman pangan Kabupaten
Bolaang Mongondow Selatan sebagai berikut :

Tabel 2.1. Statistik Tanaman Pangan


Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan tahun 2011-2015

Uraian 2011 2012 2013 2014 2015


Padi
Luas Panen (Ha) 5115 4995 4317 4015 5255,8
Produksi (Ton) 25298 24263 21020 18098 17882
Jagung
Luas Panen (Ha) 1533 2324 2712 2197 2742
Produksi (Ton) 5682 8193 9463 8092 6306,6
Kedelai
Luas Panen (Ha) 183 149 102 201 477,25
Produksi (Ton) 234 206 134 267 572,7
Kacang Tanah
Luas Panen (Ha) 53 32 32 45 108,9
Produksi (Ton) 66 42 40 55 163,5
Kacang Hijau
Luas Panen (Ha) 17 69 60 29 23
Produksi (Ton) 24 91 78 37 27,6
Ubi Kayu
Luas Panen (Ha) 86 112 123 94 107,4
Produksi (Ton) 1022 1229 1431 1086 1611
Ubi Jalar
Luas Panen (Ha) 51 35 88 66 96
Produksi (Ton) 537 355 901 673 672

Sumber: Statistik Daerah Kab. Bolaang Mongondow Selatan, 2015

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 5
Kondisi pangan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan saat ini dapat
diuraikan sebagai berikut :

1. Ketersediaan dan Kerawananan Pangan

Adanya peningkatan alih fungsi lahan pertanian dan penerapan


teknologi pangan tepat guna yang masih terbatas akan lebih memberikan
dampak negatif terhadap ketersediaan pangan terutama beras. Disamping
itu, perubahan teknologi dan pertumbuhan penduduk yang terus meningkat
menyebabkan tekanan tersendiri pada kesimbangan lingkungan dan sering
menyebabkan bencana alam yang berpengaruh terhadap penyediaan
kebutuhan pangan pokok masyarakat, sehingga perlu adanya penerapan
pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi, seimbang dan aman yang
nantinya akan mengurangi ketergantungan konsumsi beras dan
peningkatan produksi pangan lokal.

Tabel 2.2. Perkembangan Produksi Komoditi Pangan Kabupaten Bolaang


Mongondow Selatan Tahun 2011-2016

PRODUKSI PANGAN (ton)


NO KOMODITAS
TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015 2016
I Pangan Nabati
1 Beras 25.298 24.265 21.020 18.098 9.440 10.594
2 Jagung 5.682 8.193 9.463 8.092 1.101 20.332
3 Kedelai 234 206 134 267 191 0,494
4 Kacang Tanah 66 91 78 55 75 0,12
5 Ubi Kayu 1.022 1.229 937 1.086 1.264 0,68
6 Ubi Jalar 537 355 901 673 479 0,25
7 Kopra 14.463,79 11.942 15.326,74 15.187,49 15.187,49 12.101,60

II Pangan Hewani
1 Daging Sapi 120,80 123,104 131,84 137,489 132,736 174,14
2 Daging Ayam 4,20 5,02 9,80 13,8 17,09 17,56
3 Telur Itik 2,54 7,579 8,008 5,39 5,981
4 Telur Ayam Ras 15,294 7,677 7,647 24,042 30,588
5 Telur Ayam Kampung 9,864 11,872 23,06 32,242 39,879 40,977
6 Ikan 1.864 2.218,9 4.592,1 5.729,06 5.517,9 2.167,17

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 6
Selain itu, kemiskinan berhubungan erat dengan masalah kerawanan
pangan. Jumlah penduduk miskin di Kabupaten Bolaang Mongondow
Selatan tahun 2016 sebanyak 5.022 jiwa ini menunjukan telah terjadi
penurunan dibanding tahun tahun sebelumnya . Jumlah penduduk miskin
memberikan gambaran jumlah penduduk yang rentan terhadap rawan
pangan. Tingginya kemiskinan yang menyebabkan masyarakat di pedesaan
rentan terjadinya kerawanan pangan disebabkan karena (1) terbatasnya
penyediaan infrastruktur dasar pedesaan, (2) potensi sumberdaya pangan
yang rendah, (3) sering terjadinya bencana alam, dan (4) pembinaan dan
pemberdayaan kemandirian pangan pada desa rawan pangan dan
kelompok masyarakat rawan pangan dihadapkan pada kendala sarana dan
infrastuktur serta kurangnya tenaga pendamping dan penyuluh lapangan.

Tabel 2.3. Presentase Penduduk yang Hidup di Bawah Garis Kemiskinan


di Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2011-2014

JUMLAH PENDUDUK MISKIN (jiwa) PRESENTASE PENDUDUK MISKIN


NO KABUPATEN/KOTA
2011 2012 2013 2014 2011 2012 2013 2014
1 Minahasa 24.943 22.867 28.457 27.957 7,93 7,16 8,81 8,57
2 Minahasa Utara 14.126 12.940 15.654 15.380 7,38 6,69 8,02 7,79
3 Minahasa Selatan 18.775 17.255 20.374 20.017 9,48 8,61 10,08 9,83
4 Minahasa Tenggara 15.824 14.611 16.633 16.341 15,35 14,24 16,10 15,84
5 Bolaang Mongondow 18.596 17.105 20.196 19.841 8,60 7,68 8,91 8,63
6 Bolaang Mongondow 6.437 5.879 7.156 7.030 8,98 8,01 9,61 9,32
Utara
7 Bolaang Mongondow 4.470 4.102 4.641 4.559 6,93 6,20 6,92 6,64
Timur
8 Bolaang Mongondow 9.566 8.973 9.236 9.074 16,57 15,07 15,28 15,07
Selatan
9 Talaud 8.493 7.804 8.957 8.799 10,05 9,06 10,27 9,97
10 Sangihe 14.930 13.644 15.670 15.395 11,69 10,66 12,19 11,90
11 Sitaro 6.705 6.143 7.403 7.273 10,38 9,48 11,36 11,08
12 Kota Manado 22.440 20.540 20.546 20.185 5,40 4,91 4,88 4,76
13 Kota Bitung 16.093 14.624 12.876 12.650 8,46 7,45 6,45 6,24
14 Kota Tomohon 6.079 5.578 6.395 6.283 6,56 5,82 6,57 6,28
15 Kota Kotamobagu 7.242 6.610 6.893 6.772 6,64 5,85 5,98 5,77
SULAWESI UTARA 194.719 178.675 201.087 197.556 8,46 7,63 8,50 8,26

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 7
Hasil analisis Sistem Kewaspadaan Pangan dan Gizi (SKPG) tahun 2015
menunjukkan bahwa di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan masuk dalam
kategori Resiko Rendah/ Aman atau prioritas 3 dalam hal situasi pangan dan gizi.
Peta Situasi Pangan dan Gizi tahun 2015 jumlah Kecamatan yang ada saat
itu berjumlah 5 Kecamatan, dan secara keseluruhan masuk dalam kategori Resiko
rendah/ Aman atau prioritas 3 dalam hal situasi pangan dan gizi.

Tabel 2.4. Rekapitulasi


REKAPITULASI Peta Situasi
PETA SITUASI Pangan
PANGAN DanGIZI
DAN Gizi
Provinsi
PROVINSI Sulawesi Utara
SULAWESI UTARA Tahun
TAHUN20152015

RESIKO
RESKO TINGGI RESIKO SEDANG
RENDAH
NO KABUPATEN/KOTA KECAMATAN (RAWAN/ (WASPADA/
(AMAN/
PRIORITAS I) PRIORITAS 2)
PRIORITAS 3)
1 Minahasa 25 3 4 18
2 Minahasa Selatan 17 1 0 16
3 Minahasa Utara 10 2 3 5
4 Minahasa Tenggara 12 0 0 12
5 Bolaang Mongondow 15 0 0 15
6 Bolmong Utara 6 2 0 4
7 Bolmong Selatan 5 0 0 5
8 Bolmong Timur 5 0 0 5
9 Talaud 19 5 0 14
10 Sangihe 15 12 0 3
11 Sitaro 10 1 0 9
Jumlah Kabupaten 139 26 7 106
PERSENTASE (%) 18.71 5.04 76.26
12 Manado 11 0 2 9
13 Bitung 8 0 8 0
14 Kotamobagu 4 0 0 4
15 Tomohon 5 0 0 5
Jumlah Kota 28 0 10 18
PERSENTASE (%) 0.00 35.71 64.29
TOTAL 167 26 17 124
PERSENTASE (%) 15.57 10.18 74.25

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 8
Gambar 2.1. Peta Situasi Pangan dan Gizi
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Tahun 2015

2. Pasokan dan Harga Pangan

Pasokan dan distribusi bahan pangan masih sering mengalami kendala


disebabkan karena infrastruktur yang kurang memadai terutama dalam
menjangkau wilayah-wilayah perbatasan bagian Timur Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan. Bahkan beberapa produksi lokal belum dapat memenuhi
kebutuhan daerah sehingga masih didatangkan dari kabupaten atau provinsi lain.
Ketidakstabilan harga dan rendahnya efisiensi sistem pemasaran hasil-
hasil pangan, merupakan kondisi yang kurang kondusif bagi produsen dan
konsumen pangan, disebabkan: (a) terbatasnya fasilitas untuk mendukung
transparansi informasi pasar; dan (b) terbatasnya kemampuan lembaga
pemasaran dalam pengelolaan usahanya. Penurunan harga komoditas pangan
pada saat panen raya cenderung merugikan petani, sebaliknya pada saat tertentu
pada musim paceklik dan hari-hari besar, harga pangan meningkat tinggi dan
menekan konsumen.

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 9
Tabel 2.5. Rata-rata Perkembangan Harga Pangan
Di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Selang Tahun 2011-2016

HARGA (RUPIAH)/kg
NO KOMODITAS TAHUN
2011 2012 2013 2014 2015 2016
I Pangan Nabati
1 Beras 7.000 7.500 8.000 9.000 10.000 10.000
2 Jagung 1.200 1.300 1.500 2.000 2.000 2.000
3 Kedelai 5.000 8.000 8.000 10.000 10.000 10.000
4 Kacang Tanah 10.000 13.000 15.000 20.000 22.000 25.000
5 Kopra 2.500 3.000 4.000 15.000 10.000 11.000
II Pangan Hewani
1 Daging Sapi 50.000 55.000 60.000 75.000 100.000 110.000
2 Daging Ayam 25.000 30.000 40.000 45.000 50.000 60.000
3 Telur Itik 12.000 15.000 16.000 20.000 25.000 25.000
4 Telur Ayam Ras 10.000 15.000 15.000 15.000 16.000 19.000
5 Telur Ayam Kampung 10.000 15.000 16.000 16.000 20.000 20.000
6 Ikan Laut 10.000 10.000 120.000 13.000 15.000 20.000
7 Ikan Air Tawar 15.000 18.000 20.000 25.000 30.000 35.000

Grafik 2.2. Rata-rata Perkembangan Harga Pangan


Di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Selang Tahun 2011-2016

140.000

120.000

100.000

80.000

60.000

40.000

20.000

-
2011 2012 2013 2014 2015 2016
Beras Jagung Kedelai
Kacang Tanah Kopra Daging Sapi
Daging Ayam Telur Itik Telur Ayam Ras

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 10
3. Kemampuan Akses Pangan

Pada wilayah tertentu seperti daerah terpencil, akses pangan masih


terkendala pada masalah transportasi, yang berimplikasi pada tingginya
harga pangan sehingga masyarakat yang masih pada taraf ekonomi rendah
sulit untuk memperoleh bahan pangan pokok. Aspek ekonomi terkait
dengan daya beli masyarakat terhadap pangan. Meskipun secara fisik
pangan tersedia namun jika daya beli masyarakatnya rendah maka
kemampuan masyarakat tersebut untuk memperoleh pangan juga rendah.
Disamping itu juga, pendidikan merupakan indikator yang
mempengaruhi akses pangan. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang
maka semakin besar kesempatannya untuk memperoleh
pekerjaan/pendapatan yang lebih baik, sehingga semakin tinggi pula
kemampuan daya belinya (semakin tinggi aksesnya terhadap pangan).

Tabel 2.6. Hasil Analisis Akses Pangan Sulawesi Utara

COMPOSIT (INDEX
AKSES PANGAN
NO KABUPATEN/KOTA GABUNGAN ) RANK
COMPOSIT
INDIKATOR
1 Minahasa Selatan 0,20 1 Tinggi
2 Minahasa Tenggara 0,24 2 Tinggi
3 Kota Manado 0,27 3 Tinggi
4 Minahasa Utara 0,30 4 Tinggi
5 Kota Bitung 0,30 5 Tinggi
6 Minahasa 0,33 6 Cukup Tinggi
7 Talaud 0,33 7 Cukup Tinggi
Bolaang Mongondow
8 0,35 8 Cukup Tinggi
Timur
9 Bolaang Mongondow 0,36 9 Cukup Tinggi
Bolaang Mongondow
10 0,37 10 Cukup Tinggi
Utara
11 Kota Kotamobagu 0,39 11 Cukup Tinggi
12 Kota Tomohon 0,41 12 Cukup Tinggi
Bolaang Mongondow
13 0,49 13 Cukup Rendah
Selatan
14 Sitaro 0,52 14 Cukup Rendah
15 Sangihe 0,54 15 Cukup Rendah

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 11
4. Peningkatan Konsumsi Pangan Masyarakat

Kualitas dan kuantitas konsumsi pangan sebagian besar masyarakat


masih rendah, yang diukur dari skor Pola Pangan Harapan (PPH). Kondisi
tersebut tidak lepas dari berbagai permasalahan yang dihadapi dalam
pengembangan penganekaragaman konsumsi pangan antara lain
keterbatasan pemahaman masyarakat tentang pentingnya
penganekaragaman konsumsi pangan karena kurangnya sosialisasi kepada
masyarakat, keterbatasan kemampuan ekonomi keluarga, keterbatasan
pengetahuan dan kesadaran tentang pangan dan gizi, adanya
kecenderungan penurunan proporsi konsumsi pangan berbasis sumber
daya lokal, dan lambatnya perkembangan, penyebaran, dan penyerapan
teknologi pengolahan pangan lokal

Tabel 2.7. Konsumsi Energi Penduduk Sulawesi Utara

KONS. IDEAL
KELOMPOK PERPRES 22
NO KONSUMSI ENERGI (KKAL/KAP/HARI)
PANGAN TAHUN 2009
(KKAL/KAP/HARI)
2012 2013 2014 2015
1 Padi-padian 1164 1148 1182 1102,4 1000
2 Umbi-umbian 61 46 45 52,3 120
3 Pangan Hewani 196 217 209 210,1 240
4 Minyak & Lemak 314 299 322 233,1 200
Buah Biji 41 42 38,3
5 54 60
Berminyak
6 Kacang-kacangan 39 30 33 49,9 100
7 Gula 123 123 124 56,3 100
8 Sayuran & Buah 133 127 120 161,1 120
9 Lain-lain 18 18 19 27,4 60
Total 2104 2049 2095 1910,9 2000
PPH 88,6 89,4 88,7 89,2 100

5. Peningkatan Pengawasan Keamanan Pangan Segar

Keamanan pangan merupakan jaminan bahwa pangan tidak


menyebabkan bahaya bila dikonsumsi. Kondisi dan tindakan yang spesifik
diperlukan bagi tiap jenis pangan selama produksi, pemrosesan,
penyimpanan, distribusi dan penyiapan makanan sehingga ketika dimakan

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 12
tidak menyebabkan resiko kesehatan. Isu penggunaan bahan kimia
berbahaya (formalin, boraks, antibiotic, insektisida, pestisida, rhodamin dan
bahan pemutih) pada penanganan dan pengolahan hasil pertanian dan
perikanan sudah pada tahap yang mengkhawatirkan.
Tercapainya keamanan pangan segar perlu didukung oleh sistem
kelembagaan yang mampu melakukan tugas pengawasan secara baik dan
efektif. Menjadi penting adanya keterlibatan lintas sektor dalam upaya
pengawasan keamanan pangan di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
terkait kewenangan masing-masing Perangkat Daerah yang terlibat.

2.1.2. Situasi Gizi

Sejalan dengan misi Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan yaitu


Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pengembangan sumber daya
manusia, maka salah satu sasaran pembangunan jangka menengah
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021, adalah seluruh
keluarga sadar gizi, ikut KB dan gemar membaca. Pencapaian sasaran ini
dilaksanakan dengan kebijakan mempercepat perbaikan gizi masyarakat.
Selanjutnya gambaran kondisi profil kesehatan Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan diuraikan dengan lebih rinci seperti di bawah ini :

1. Status Gizi dan Pelayanan Kesehatan Ibu Hamil dan Bayi

Pelayanan antenatal merupakan pelayanan kesehatan oleh tenaga


kesehatan profesional (dokter spesialis kandungan dan kebidanan, dokter
umum, bidan dan perawat) kepada ibu hamil selama masa kehamilannya.
Hasil pelayanan antenatal dapat dilihat dari cakupan K1 dan K4. Cakupan
K1 atau juga disebut akses pelayanan ibu hamil merupakan gambaran
besaran ibu hamil yang telah melakukan kunjungan pertama ke fasilitas
pelayanan kesehatan untuk mendapatkan pelayanan antenatal. Sedangkan
K4 adalah gambaran besaran ibu hamil yang telah mendapatkan pelayanan
ibu hamil sesuai standar serta paling sedikit empat kali kunjungan (sekali
pada trimester pertama, sekali pada trimester kedua, dan dua kali pada
trimester ketiga). Angka ini dapat dimanfaatkan untuk melihat kualitas
pelayanan kesehatan ibu hamil.
Cakupan kunjungan ibu hamil K4 di Kabupaten Bolaang Mongondow
Selatan pada tahun 2013 adalah sebesar 99,35% yang berarti berada di
atas rata-rata Provinsi Sulawesi Utara di tahun yang sama yaitu 95,32%.

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 13
Dari 15 kabupaten/kota di Provinsi Sulawesi Utara, ada 7 kabupaten/kota
yang belum mencapai target atau sebesar 46,67%.
Sedangkan tahun 2015 Cakupan pelayanan K1 Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan sebesar 1.361 (84,9%) dari seluruh ibu hamil
sebanyak 1.604 orang. Sedangkan K4 sebanyak 1052 (65,6%).

Grafik 2.3. Cakupan Kunjungan Ibu Hamil K4 (%) Provinsi Sulawesi Utara
Tahun 2013

Komplikasi dan kematian ibu maternal dan bayi baru lahir sebagian
besar terjadi pada masa di sekitar persalinan, hal ini disebabkan
pertolongan tidak dilakukan oleh tenaga kesehatan yang mempunyai
kompetensi kebidanan (profesional).
Hasil pengumpulan data di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
pada tahun 2013 menunjukkan bahwa persentase cakupan persalinan
dengan pertolongan tenaga kesehatan sebesar 79,9 % atau sebesar 973 ,
dimana target cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan tahun 2013
adalah 90 %. Sedangkan tahun 2015 menunjukkan bahwa persentase
cakupan persalinan dengan pertolongan tenaga kesehatan sebanyak 94,8

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 14
% persalinan atau sebesar 1.034, dimana target cakupan persalinan oleh
tenaga kesehatan tahun 2015 adalah 90 %.

Grafik 2.4. Cakupan Persalinan Ditolong Tenaga Kesehatan (%) di Provinsi


Sulawesi Utara Tahun 2014

Pada tahun 2015, angka kematian ibu di Kabupaten Bolaang


Mongondow Selatan tidak mengalami perubahan masih sama seperti pada
tahun 2014 yaitu sebesar 3 (tiga) orang atau 296 per 100.000 kelahiran
hidup. Dibandingkan dengan Angka kematian ibu pada tahun 2011 sebesar
5 (lima ) orang atau 511 per 100.000 kelahiran hidup. Hal ini perlu untuk
mendapatkan perhatian agar permasalahan kesehatan ibu dapat teratasi di
tahun mendatang. Untuk mengantisipasi masalah ini maka diperlukan
terobosan – terobosan dengan mengurangi peran dukun dan meningkatkan
peran bidan.
Jika dibandingkan dengan angka Provinsi Sulawesi Utara, upaya
penurunan angka kematian ibu melahirkan di Provinsi Sulawesi Utara
berjalan lamban, dimana angka kematian ibu melahirkan Provinsi Sulawesi
Utara tahun 2015 sebanyak 170/100.000 (70 kasus) kematian ibu
melahirkan. Dibandingkan dengan beberapa kabupaten/kota yang belum
dapat menekan Angka Kematian Ibu seperti kota Manado 12 kasus,
Kabupaten Minahasa 10 kasus, Kabupaten Minahasa Tenggara 8 kasus

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 15
diikuti oleh Kabupaten Minahasa Selatan 6 kasus. Walaupun demikian
kondisi ini masih berada dibawah rata-rata nasional yaitu 228/100.000 KH.
Jika dilihat dari target global MDGs yang ditetapkan sebesar 102/100.000
KH.
Bayi hingga usia kurang dari satu bulan (0-28 hari) merupakan
golongan umur yang paling rentan atau memiliki risiko gangguan kesehatan
paling tinggi. Dalam melaksanakan pelayanan neonatus, petugas kesehatan
disamping melakukan pemeriksaan kesehatan bayi juga melakukan
konseling perawatan bayi kepada ibu.
Capaian KN1 Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Tahun 2013
sebesar 84,54%. Dibandingkan dengan provinsi, kabupaten/kota maka
capaian tertinggi adalah Kabupaten Minahasa Tenggara sebesar 97,32%.
Sedangkan Kabupaten Siau Tagulandang Biaro memiliki capaian terendah
sebesar 76,87%.

Grafik 2.5. Cakupan Kunjungan Neonatus Pertama (KN1)


Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013

Secara keseluruhan cakupan KN1 di Kabupaten Bolaang Mongondow


Selatan pada tahun 2015 adalah 165,6 % dari seluruh neonatus sejumlah
1.015 bayi. Sedangkan KN3 sebesar 164,1 %.

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 16
Pada Tahun 2011 jumlah balita gizi buruk yang ditemukan di
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan sebanyak 14 balita dari 4.258
balita yang ditimbang (0,33%). Sementara itu, berdasarkan penimbangan
balita yang dilakukan selama tahun 2011, ternyata terdapat balita BGM
sebesar 76 balita atau sebesar 1,78%. Tahun 2012 terjadi kenaikan menjadi
15 balita dari 4624 balita yang ditimbang (0,32%), penimbangan balita yang
dilakukan selama tahun 2012, ternyata terdapat balita BGM sebesar 76
balita atau sebesar 159,00%. Tahun 2013 turun dari 15 menjadi 5 balita
dari 5.140 balita yang ditimbang (93,28%). Penimbangan balita yang
dilakukan selama tahun 2013, ternyata terdapat balita BGM sebesar 47
balita atau sebesar 1,04%. Meskipun tren-nya menurun namun jika dilihat
perkembangan gizi buruk dalam kurun waktu 2011-2016 diperoleh
sebanyak 39 kasus balita gizi buruk.

Grafik 2.6. Jumlah Balita Gizi Buruk Tahun 2011 - 2016

16
15
14 14
12
10
8
6
5
4
2 2 2
1
0
2011 2012 2013 2014 2015 2016

Sumber: Dinas Kesehatan, Kab. Bolaang Mongondow Selatan, 2016

Perkembangan balita gizi buruk ini tentunya menjadi perhatian


pemerintah ke depan dengan memperluas layanan konsultasi gizi maupun
mendirikan taman pemulihan gizi. Selama ini upaya peningkatan gizi buruk
dilakukan melalui pemberian MPASI dan Susu Ibu hamil serta pemberian
vitamin A untuk ibu hamil dan balita sampai usia anak sekolah kelas 1.

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 17
2.2. KONSEKUENSI PANGAN DAN GIZI DALAM PEMBANGUNAN

2.2.1. Pergeseran Trend Penyakit

Kesehatan merupakan investasi untuk mendukung pembangunan


ekonomi serta memiliki peran penting dalam upaya penanggulangan
kemiskinan. Pembangunan kesehatan harus dipandang sebagai suatu
investasi untuk meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Dalam
pengukuran Indeks Pembangunan Manusia (IPM), kesehatan adalah salah
satu komponen utama selain pendidikan dan pendapatan. Dalam Undang-
Undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan disebutkan bahwa
Kesehatan adalah keadaan sehat, baik secara fisik, mental, spritual maupun
sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial
dan ekonomis.
Kondisi umum kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor yaitu
lingkungan, perilaku, dan pelayanan kesehatan. Sementara itu pelayanan
kesehatan dipengaruhi oleh berbagai faktor antara lain ketersediaan dan
mutu fasilitas pelayanan kesehatan, obat dan perbekalan kesehatan, tenaga
kesehatan, pembiayaan dan manajemen kesehatan. Fasilitas pelayanan
kesehatan dasar, yaitu Puskesmas yang diperkuat dengan Puskesmas
Pembantu dan Puskesmas keliling, telah didirikan tersebar di seluruh
kecamatan.
Saat ini, jumlah Puskesmas di Kabupaten Bolaang Mongondow
Selatan berjumlah adalah 8 unit, Puskesmas Pembantu 20 unit, Poskesdes
25 dan Puskesmas keliling dan ambulans 10 unit. Fasilitas pelayanan
kesehatan dasar tersebut terdapat di semua kecamatan dan hamper di
semua desa, sehingga pemerataan dan keterjangkauan pelayanan
kesehatan seharusnya sudah tidak menjadi kendala. Fasilitas ini
sepenuhnya sudah dapat dijangkau oleh masyarakat, terutama terkait
dengan biaya dan jarak transportasi. Fasilitas pelayanan kesehatan lainnya
adalah Rumah Sakit yang terdapat di kabupaten, namun sistem rujukan
pelayanan kesehatan perorangan belum dapat berjalan dengan optimal.
Dalam hal tenaga kesehatan, Kabupaten Bolaang Mongondow
Selatan masih kekurangan pada hampir semua jenis tenaga kesehatan yang
diperlukan. Permasalahan besar tentang SDM adalah persebaran tenaga
kesehatan yang belum merata ditambah dengan skil dan kompetensi yang
belum memadai. Walaupun rasio sumberdaya manusia bidang kesehatan
telah meningkat, tetapi masih jauh dari target yang diharapkan.

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 18
Angka kesakitan dan kematian yang disebabkan oleh penyakit
menular yang dapat dicegah dengan imunisasi seperti polio, campak, difteri,
pertusis, hepatitis B, dan tetanus baik pada maternal maupun neonatal
sudah sangat menurun, bahkan pada tahun 2014, Provinsi Sulawesi Utara
telah dinyatakan bebas polio. Kecenderungan prevalensi kasus HIV pada
penduduk usia 15-49 meningkat. Pada tahun 2011, meningkat lagi menjadi
0,7% pada 2012, dan terus meningkat manjadi 0,9% pada 2013.
Kecenderungan penyakit menular terus meningkat dan telah
mengancam sejak usia muda. Selama dua dekade terakhir ini, telah terjadi
transisi epidemiologis yang signifikan, penyakit tidak menular telah menjadi
beban utama, meskipun beban penyakit menular masih berat juga.
Indonesia sedang mengalami double burden penyakit, yaitu penyakit tidak
menular dan penyakit menular sekaligus. Penyakit tidak menular utama
meliputi hipertensi, diabetes melitus, kanker dan Penyakit Paru Obstruktif
Kronik (PPOK).
Berdasarkan hasil Riskesdas 2013 penderita Diabetes Mellitus (DM)
terdiagnosis dokter atau gejala sebesar 2,1 persen. Prevalensi diabetes
yang terdiagnosis dokter tertinggi terdapat di DI Yogyakarta (2,6%), DKI
Jakarta (2,5%), Sulawesi Utara (2,4%) dan Kalimantan Timur (2,3%).
Prevalensi diabetes yang terdiagnosis dokter atau gejala, tertinggi terdapat
di Sulawesi Tengah (3,7%), Sulawesi Utara (3,6%), Sulawesi Selatan
(3,4%) dan Nusa Tenggara Timur 3,3 persen.
Prevalensi stroke di Indonesia berdasarkan diagnosis tenaga
kesehatan sebesar 7 per mil dan yang terdiagnosis tenaga kesehatan atau
gejala sebesar 12,1 per mil. Prevalensi Stroke berdasarkan diagnosis nakes
tertinggi di Sulawesi Utara (10,8‰), diikuti DI Yogyakarta (10,3%),
Bangka Belitung dan DKI Jakarta masing-masing 9,7 per mil.
P r evalensi gagal ginjal kronis berdasar diagnosis dokter di Indonesia
sebesar 0,2 persen. Prevalensi tertinggi di Sulawesi Tengah sebesar 0,5
persen, diikuti Aceh, Gorontalo, dan Sulawesi Utara masing-masing
0,4 persen.
Perubahan paradigma kesehatan dan pengalaman kita dalam
menangani masalah kesehatan di waktu yang lalu, membuat kita melihat
kembali prioritas dan penekanan program dalam upaya meningkatkan
kesehatan penduduk yang akan menjadi pelaku utama dan
mempertahankan kesinambungan pembangunan. Indonesia yang menjadi
sumber daya manusia sehat dan produktif harus berpikir dan agak berbeda
dengan apa yang kita lakukan sekarang. Pembangunan penduduk yang

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 19
sehat tidak bisa dilakukan melalui pengobatan yang sedikit saja. Perubahan
paradigma perlu dilakukan adalah paradigma atau konsep yang semula
menekankan pada penyembuhan penyakit berupa pengobatan dan
meringankan beban penyakit diubah ke arah upaya peningkatan kesehatan
dari sebagian besar masyarakat yang belum jatuh sakit agar bisa lebih
berkontribusi dalam pembangunan.

2.2.2. Peran dan Dampak Pangan dan Gizi dalam Pembangunan

Pembangunan kesehatan nasional dalam periode tahun 2015 – 2019


difokuskan pada empat program prioritas yaitu penurunan angka kematian
ibu dan bayi, penurunan prevalensi balita pendek (stunting), pengendalian
penyakit menular dan pengendalian penyakit tidak menular.
Secara garis besar pangan merupakan kebutuhan dasar yang paling
esensial untuk mempertahankan hidup dan kehidupan. Pangan juga
sebagai sumber gizi menjadi landasan utama manusia untuk mencapai
kesehatan dan kesejahteraan sepanjang siklus kehidupan. Pangan dan Gizi
merupakan indikator masyarakat yang berkelanjutan.
Konsep dasar integrasi pangan dan gizi dalam pembangunan, dimulai
dari status gizi janin dan anak usia dibawah tiga tahun, yaitu untuk
perkembangan otak (berpengaruh terhadap kognitif) dan pertumbuhan
otak dan organ-organ tubuh (imunitas dan produktivitas kerja fisik). Dengan
kata lain perbaikan kualitas pangan dan gizi berkontribusi terhadap
produktivitas, pembangunan ekonomi dan penurunan kemiskinan, yang
disebabkan oleh turunnya kapasitas fisik, perkembangan kognitif, turunnya
prestasi di sekolah, penyakit serta kematian. Jika terjadi gizi salah makan
akan terjadi malnutrition yang akan mempermudah terjadinya siklus
kemiskinan.
Peran pangan dan gizi sebagai input pembangunan sangat penting,
dimana jika gizi yang memadai yang berasal dari pangan baik akan
berpengaruh pada penurunan angka kematian bayi dan balita, penurunan
angka kesakitan, peningkatan kemapuan belajar anak sekolah dan
peningkatan daya tahan fisik orang dewasa. Jika hal-hal tersebut diatas
tercapai maka akan meningkatkan kualitas hidup masyarakat, selanjutnya
peningkatan produktivitas yang pada akhirnya akan berdampak pada
keberhasilan pembangunan suatu wilayah.
Asesmen yang dilakukan pada tahun 2012 oleh OECD PISA (the
Organisation for Economic Co-operation and Development-Programme for

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 20
International Student Assessment), suatu organisasi global bergengsi,
terhadap kompetensi 510.000 pelajar usia 15 tahun dari 65 negara,
termasuk Indonesia, dalam bidang membaca, matematika, dan science,
Indonesia berada di urutan ke 64 dari 65 negara tersebut (Singapura,
Vietnam, Thailand, dan Malaysia berturut-turut adalah pada urutan ke 2,
17, 50, dan 52). Hal ini menunjukkan bahwa dibandingkan negara-negara
lain di Asia maka Indonesia menduduki peringkat terendah dan ini
menandakan bahwa status gizi di Indonesia masih rendah.
Perkembangan masalah gizi semakin kompleks saat ini, selain masih
ditemukan adanya masalah kekurangan gizi, masalah kelebihan gizi juga
menjadi persoalan yang harus ditangani dengan serius oleh Pemerintah
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Tahun
2016-2021 perbaikan status gizi masyarakat merupakan salah satu prioritas
yang akan dicapai adalah menurunkan prevalensi balita gizi kurang
(underweight) menjadi 0,02% pada tahun 2021. Hasil Riskesdas dari tahun
2013 menunjukkan bahwa prevalensi penduduk kurus terendah di Provinsi
Sulawesi Utara (5,6%). Prevalensi penduduk obesitas terendah di Provinsi
Nusa tenggara Timur (6,2%) dan tertinggi di Sulawesi Utara (24,0%).
Prevalensi penduduk laki-laki dewasa obesitas pada tahun 2013 sebanyak
19,7 persen, lebih tinggi dari tahun 2007 (13,9%) dan tahun 2010 (7,8%).
Pada tahun 2013, prevalensi terendah di Nusa Tenggara Timur (9,8%)
dan tertinggi di Provinsi Sulawesi Utara (34,7%). Pada tahun 2013,
prevalensi obesitas perempuan dewasa (>18 tahun) 32,9 persen, naik 18,1
persen dari tahun 2007 (13,9%) dan 17,5 persen dari tahun 2010 (15,5%).
Prevalensi obesitas terendah di Nusa Tenggara Timur (5,6%), dan
prevalensi obesitas tertinggi di Provinsi Sulawesi Sulawesi Utara (19,5%).
Di Sulawesi Utara, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) <2500 gram
menurun dari 6,2 % menjadi 5,2%. Stunting terjadi karena kekurangan gizi
kronis yang disebabkan oleh kemiskinan dan pola asuh tidak tepat, yang
mengakibatkan kemampuan kognitif tidak berkembang maksimal, mudah
sakit dan berdaya saing rendah, sehingga bisa terjebak dalam kemiskinan.
Seribu hari pertama kehidupan seorang anak adalah masa kritis yang
menentukan masa depannya, dan pada periode itu anak menghadapi
gangguan pertumbuhan yang serius. Yang menjadi masalah, lewat dari
1000 hari, dampak buruk kekurangan gizi sangat sulit diobati. Untuk
mengatasi stunting, masyarakat perlu dididik untuk memahami pentingnya
gizi bagi ibu hamil dan anak balita. Secara aktif turut serta dalam komitmen

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 21
global (SUN-Scalling Up Nutrition) dalam menurunkan stunting, maka
Indonesia fokus kepada 1000 hari pertama kehidupan (terhitung sejak
konsepsi hingga anak berusia 2 tahun) dalam menyelesaikan masalah
stunting secara terintergrasi karena masalah gizi tidak hanya dapat
diselesaikan oleh sektor kesehatan saja (intervensi spesifik) tetapi juga oleh
sektor di luar kesehatan (intervensi sensitif). Hal ini tertuang dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi.
Dapat disimpulkan bahwa pangan dan gizi merupakan pondasi dan
memiliki peran besar dalam berbagai aspek yang pada akhirnya
memberikan kontribusi terhadap pembangunan suatu bangsa, diantaranya
: 1) investasi gizi pada remaja perempuan dapat meningkatkan statusnya
kelak saat menjadi ibu dan bermanfaat bagi keluarga kecilnya sebagai cikal
bakal pencetakan sumberdaya manusia; 2) perhatian khusus pada gizi
berdapak langsung pada keuntungan di bidang pertanian dengan
peningkatan produksi untuk penyediaan kebutuhan pangan bagi
masyarakat, dan menjaga keseimbangan lingkungan dengan
mempertahankan makan berbasis pangan local; 3) perbaikan gizi
merupakan langkah awal dalam pengembangan sumberdaya manusia dan
penurunan kemiskinan; 4) gizi yang cukup padat memperbaiki kondisi pasca
konflik; 5) program perbaikan gizi merupakan sebuah proses partisipasi
yang mengedepankan HAM; dan 6) gizi yang cukup meningkatkan imunitas
dan berperan pada pencegahan penyakit tidak menular (PTM).
Hubungan pangan dan gizi dengan pembangunan bersifat timbal
balik, yang artinya bahwa gizi akan menentukan keberhasilan suatu bangsa,
begitupula sebaliknya kondisi sutau bangsa dapat memperngaruhi status
gizi masyarakatnya.

2.3. KEBIJAKAN DAERAH DALAM PEMBANGUNAN PANGAN DAN GIZI

2.3.1. Kebijakan Terkait Konsumsi

Kualitas dan kuantitas konsumsi pangan sebagian besar masyarakat


Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan umumnya masih rendah, yang
dicirikan pada pola konsumsi pangan yang belum beragam, bergizi
seimbang, dan aman. Kondisi tersebut, tidak terlepas dari berbagai
permasalahan yang dihadapi dalam pengembangan penganekaragaman

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 22
konsumsi pangan menuju pola konsumsi pangan yang beragam, bergizi
seimbang, dan aman, antara lain: 1) keterbatasan kemampuan ekonomi
dari keluarga; 2) keterbatasan pengetahuan dan kesadaran tentang pangan
dan gizi; 3) adanya kecenderungan penurunan proporsi konsumsi pangan
berbasis sumber daya lokal; 4) lambatnya perkembangan, penyebaran,
kurang berkembangnya teknologi untuk memproduksi maupun mengolah
bahan pangan terutama pangan lokal non beras dan non terigu, untuk
meningkatkan kepraktisan dalam pengolahan, sehingga harga pangan
karbohidrat bersumber dari pangan lokal masih tinggi di tingkat pasaran
dan masyarakat belum mampu; 5) belum optimalnya kerjasama antara
pemerintah dan swasta; 6) adanya pengaruh globalisasi industri pangan
siap saji yang berbasis bahan impor, khususnya gandum; 7) adanya
pengaruh nilai-nilai budaya kebiasaan makan yang tidak selaras dengan
prinsip konsumsi pangan beragam, bergizi seimbang, dan aman; 8)
teknologi penyimpanan pangan lokal/umbi-umbian dalam jangka waktu
yang panjang belum banyak dan belum tersosialisasikan ke masyarakat.
Disisi lain upaya pemerintah dalam rangka penurunan konsumsi
beras dengan meningkatkan konsumsi pangan sumber karbohidrat lain
seperti umbi-umbian masih mengalami hambatan, antara lain : 1) produksi
umbi-umbian masih belum stabil, sehingga mempengaruhi harga umbi-
umbian di pasar, 2) keterlibatan swasta dan pemerintah dalam teknologi
pengolahan pangan lokal/umbi-umbian (seperti tepung-tepungan) belum
mampu berproduksi menurut skala ekonomi, sehingga harga pangan
karbohidrat bersumber dari pangan lokal masih tinggi di tingkat pasaran
dan masyarakat belum mampu mengaksesnya, 3) teknologi penyimpanan
pangan lokal/umbi-umbian dalam jangka waktu yang panjang belum
banyak dan belum tersosialisasikan ke masyarakat.
Dalam efisiensi pemanfaatan pangan lokal, permasalahan yang
dihadapi oleh Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan diantaranya yaitu
pengembangan pangan lokal yang belum optimal. Hal ini selain disebabkan
produksi lokal belum mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan
penerapan teknologi tepat guna pengolahan pangan lokal masih kurang.
Pengembangan pemanfaatan pangan lokal belum didukung dengan
sinergitas program dari sektor terkait dalam hal ini Dinas Pertanian, Pangan,
Kelautan dan Perikanan.

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 23
2.3.2. Kebijakan Terkait Produksi dan Akses Pangan

Produksi pangan terutama beras di Kabupaten Bolaang Mongondow


selama periode 2011-2016 cenderung berfluktuasi. Pada tahun 2011,
produksi beras tercatat sebanyak 25.298 ton dan di tahun 2014 turun
menjadi 18.098 ton, kemudian kondisi terakhir produksi beras yaitu tahun
2016 mencapai 10.594 ton. Selain luas panen padi, menurunnya produksi
beras dalam periode tersebut juga dipengaruhi oleh menurunnya
produktivitas padi.
Komoditas tanaman pangan lain yang produksinya berfluktuasi
selama periode 2011-2016 adalah jagung dan kedelai. Selama periode
2011-2016 produksi jagung naik dari 5.682 ton menjadi 20.332 ton
sedangkan produksi kedelai mengalami penurunan dari 234 ton menjadi
4,494 ton.
Sama halnya dengan komoditi padi, jagung dan kedelai yang
produksinya berfluktuasi sepanjang periode selama 2011- 2016, komoditi
kacang tanah, kacang hijau, ubi kayu dan ubi jalar produksinya juga
mengalami hal yang sama. Penurunan produksi komoditi-komoditi itu lebih
banyak disebabkan oleh berkurangnya luasan panen komoditi-komoditi
tersebut dalam periode 2011-2016. Produktivitas per hektar ko- moditi
kedelai, kacang hijau, kacang tanah, ubi kayu dan ubi jalar cenderung tidak
banyak mengalami perubahan.
Ketidakstabilan harga dan rendahnya efisiensi sistem pemasaran
hasil-hasil pangan, merupakan kondisi yang kurang kondusif bagi produsen
dan konsumen pangan, disebabkan: 1) terbatasnya fasilitas untuk
mendukung transparansi informasi pasar; dan 2) terbatasnya kemampuan
lembaga pemasaran dalam pengelolaan usahanya. Penurunan harga
komoditas pangan pada saat panen raya cenderung merugikan petani,
sebaliknya pada saat tertentu pada musim paceklik dan hari-hari besar,
harga pangan meningkat tinggi dan menekan konsumen. Selain itu juga
distribusi bahan pangan masih sering mengalami kendala disebabkan
karena infrastruktur yang kurang memadai terutama dalam menjangkau
wilayah-wilayah perbatasan.
Kebijakan Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
dalam hal peningkatkan produksi dan produktivitas pertanian (tanaman
pangan, perkebunan, peternakan, perikanan), dilaksanakan melalui 1)
Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian untuk meningkatkan

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 24
surplus bahan pangan, khususnya padi, jagung, kedelai dan ikan, dan 2)
Peningkatan produksi peternakan.
Selain itu strategi mengotimalkan pemanfaatan sumberdaya laut dan
pesisir juga akan dilaksanakan dengan kebijakan 1) Peningkatan produksi
perikanan, 2) Revitalisasi tambak-tambak dan kolam yang tidak produktif,
3) Peningkatan kualitas sarana dan prasarana perikanan, 4) Meningkatkan
sentra-sentra produksi perikanan.

2.3.3. Kebijakan terkait Pelayanan Kesehatan

Dalam upaya untuk menurunkan angka kematian ibu melahirkan,


maka kebijakan yang dilakukan oleh Pemerintah Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan melalui Dinas Kesehatan adalah 1) pemetaan dan
pendataan ibu hamil, balita dan status gizi berbasis masyarakat; 2)
menerapkan standarisasi pelayanan publik di bidang KIA di puskesmas,
rumah sakit dan klinik bersalin; 3) penguatan sistem rujukan maternal
neonatal di wilayah puskesmas maupun antar kabupaten/kota di wilayah
Provinsi Sulawesi Utara maupun dengan Provinsi lain; 4) pembentukan
program-program unggulan di masing-masing puskesmas; 5) sinergitas
kebijakan antara provinsi dan kabupaten/kota ; 6)
pembinaan/pendampingan puskesmas dalam rangka monitoring, evaluasi
program secara terintegrasi dan teratur dan 7) peningkatan kualitas dengan
semakin gencarnya kampanye Asi Eksklusif dan Inisiasi Menyusui Dini serta
Keluarga Sadar Gizi.
Untuk meningkatkan kesehatan ibu hamil diwujudkan dalam
pemberian pelayanan antenatal sekurang-kurangnya 4 kali selama masa
kehamilan , dengan distribusi waktu minimal 1 kali pada trimester pertama
(usia kehamilan 0 – 12 minggu), 1 kali pada trimester kedua (usia kehamilan
12 – 24 minggu), dan 2 kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 – 36
minggu). Standard waktu pelayanan tersebut dianjurkan untuk menjamin
perlindungan terhadap ibu hamil dan atau janin, berupa deteksi dini faktor
resiko, pencegahan dan penanganan dini komplikasi kehamilan

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 25
2.4. TANTANGAN DAN HAMBATAN KUNCI

2.4.1. Pangan

Tantangan pembangunan pertanian ke depan bukan hanya untuk


meningkatkan produksi pertanian yang cukup serta sehat dan aman untuk
dikonsumsi, akan tetapi juga bagaimana sektor pertanian mampu
berkontribusi pada penyerapan tenaga kerja, pengurangan angka
kemiskinan dan mengatasi rawan pangan.

1. Ketersediaan Infrastruktur Sarana dan Prasarana Lahan Dan


Air
Salah satu prasarana penting dalam upaya peningkatan produksi
adalah ketersediaan air. Pada tahun 2015 luas Irigasi kabupaten dalam
kondisi baik mencapai 2.420 ha. Sementara Persentase sawah yang
memiliki jaringan irigasi tersier dan irigasi pedesaan baru mencapai
31,63% dari keseluruhan sawah. Jumlah jaringan irigasi yang dibangun
dan direhabilitasi relatif lebih sedikit dibandingkan dengan kerusakan
jaringan yang terjadi. Diharapkan adanya kesadaran dan kepedulian dari
petani pengguna irigasi untuk memelihara dan merehabilitasi jaringan di
daerahnya, disamping itu perlu dicari alternatif sumber air yang
memungkinkan untuk menambah debit air irigasi.

2. Luas lahan Pertanian


Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan memiliki potensi lahan
sawah yang ditanami padi seluas ± 5.255,8 Ha , namun Indeks
pertanaman padi sawah belum mencapai 200, sehingga masih memiliki
potensi untuk meningkatkan produksi padi sawah bilamana dalam satu
tahun lahan sawah dapat ditanami lebih dari dua kali (IP>200).
Disamping itu pada lahan perkebunan kelapa dapat dimanfaatkan
untuk pengembangan komoditi tanaman pangan seperti jagung, kacang-
kacangan dan umbi-umbian.

3. Sistem Perbenihan dan Perbibitan Daerah Belum Berjalan


Optimal.
Dukungan perbenihan tanaman pangan yang handal sangat
penting dalam upaya pencapaian swasembada beras serta Swasembada

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 26
Pangan berkelanjutan, demikian halnya dengan terciptanya Sistem
Perbibitan ternak yang optimal mampu memberi peran yang signifikan
dalam pencapaian program swasembada daging sapi nasional tahun 2014.
Sedangkan untuk sistem perbibitan ternak sampai sekarang ini
belum mampu memberi kontribusi yang signifikan dalam penyediaan bibit
ternak, khususnya ternak sapi unggul dalam mendukung program
swasembada daging sapi nasional.

4. Keterbatasan akses petani terhadap Permodalan


Masalah klasik yang dihadapi petani adalah terbatasnya modal
usaha petani sehingga petani tidak mampu menerapkan teknologi
pertanian secara optimal. Harga pupuk dan pestisida semakin mahal,
apalagi ada kecenderungan pemerintah mengurangi subsidi pupuk dari
tahun ke tahun. Akibat terbatasnya modal petani, maka banyak petani
yang terikat pada rentenir yang mampu menyediakan modal dengan cepat
walau dengan tingkat bunga yang lebih tinggi bila dibandingkan dengan
lembaga keuangan formal. Upaya untuk mendapatkan pinjaman dari
lembaga formal sukar untuk didapatkan, syarat-syarat yang diajukan pihak
perbankan dirasa sukar dipenuhi petani. Oleh karena itu perlu fasilitasi
pemerintah untuk mendapat tambahan modal dari lembaga keuangan
yang memberikan pinjaman dengan bunga yang kompetitif.

2.4.2. Gizi

Perkembangan masalah gizi semakin kompleks saat ini, selain masih


ditemukan adanya masalah kekurangan gizi, masalah kelebihan gizi juga
menjadi persoalan yang harus ditangani dengan serius oleh Pemerintah
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan. Dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Daerah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Tahun
2016-2021 perbaikan status gizi masyarakat merupakan salah satu prioritas
yang ingin dicapai. Sasaran adalah menurunkan prevalensi gizi buruk
menjadi 0,02% dan menurunkan prevalensi balita gizi buruk menjadi 1,17%
pada tahun 2021.
Hasil Riskesdas dari tahun 2013 menunjukkan bahwa prevalensi
penduduk kurus terendah di Provinsi Sulawesi Utara (5,6%). Prevalensi
penduduk obesitas terendah di Provinsi Nusa tenggara Timur (6,2%) dan
tertinggi di Sulawesi Utara (24,0%). Prevalensi penduduk laki-laki dewasa
obesitas pada tahun 2013 sebanyak 19,7 persen, lebih tinggi dari tahun

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 27
2007 (13,9%) dan tahun 2010 (7,8%). Pada tahun 2013, prevalensi
terendah di Nusa Tenggara Timur (9,8%) dan tertinggi di Provinsi Sulawesi
Utara (34,7%). Pada tahun 2013, prevalensi obesitas perempuan dewasa
(>18 tahun) 32,9 persen, naik 18,1 persen dari tahun 2007 (13,9%) dan
17,5 persen dari tahun 2010 (15,5%). Prevalensi obesitas terendah di Nusa
Tenggara Timur (5,6%), dan prevalensi obesitas tertinggi di Provinsi
Sulawesi Sulawesi Utara (19,5%).
Di Sulawesi Utara, Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) <2500 gram
menurun dari 6,2 % menjadi 5,2%. Stunting terjadi karena kekurangan gizi
kronis yang disebabkan oleh kemiskinan dan pola asuh tidak tepat, yang
mengakibatkan kemampuan kognitif tidak berkembang maksimal, mudah
sakit dan berdaya saing rendah, sehingga bisa terjebak dalam kemiskinan.
Seribu hari pertama kehidupan seorang anak adalah masa kritis yang
menentukan masa depannya, dan pada periode itu anak menghadapi
gangguan pertumbuhan yang serius. Yang menjadi masalah, lewat dari
1000 hari, dampak buruk kekurangan gizi sangat sulit diobati. Untuk
mengatasi stunting, masyarakat perlu dididik untuk memahami pentingnya
gizi bagi ibu hamil dan anak balita. Secara aktif turut serta dalam komitmen
global (SUN-Scalling Up Nutrition) dalam menurunkan stunting, maka
Indonesia fokus kepada 1000 hari pertama kehidupan (terhitung sejak
konsepsi hingga anak berusia 2 tahun) dalam menyelesaikan masalah
stunting secara terintergrasi karena masalah gizi tidak hanya dapat
diselesaikan oleh sektor kesehatan saja (intervensi spesifik) tetapi juga oleh
sektor di luar kesehatan (intervensi sensitif). Hal ini tertuang dalam
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 2013 tentang Gerakan Nasional
Percepatan Perbaikan Gizi.

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 28
BAB III
RENCANA AKSI MULTI SEKTOR

3.1 OUTCOME UTAMA , OUTPUT DAN INTERVENSI


Permasalahan gizi merupakan persoalan multi-dimensi dan multi-sektor yang
membutuhkan solusi pendekatan multi-sektor dan tidak hanya oleh sektor kesehatan
saja. Apabila intervensi gizi spesifik dan sensitive dilaksanakan dengan baik oleh semua
sektor yang terlibat, ditambah dengan adanya dukungan faktor pemungkin, maka akan
dicapai gizi dan perekembangan optimal pada anak yang dapat menurunkan angka
kesakitan dan kematian bayi, meningkatkan perkembanganan kognitif, sosio-
emosional, meningkatkan prestasi dan kapasitas belajar, sehingga anak tumbuh
menjadi manusia yang berkualitas pada usia dewasa, menurunkan resiko obesitas dan
penyakit tidak menular, serta meningkatkan kapasitas kerja dan produktifitas. Manfaat
yang dicapai pada siklus kehidupan tersebut muaranya adalah pada peningkatkan
kualitas sumber daya manusia.
Pemerintah daerah dalam hal ini Perangkat Daerah/Instansi terkait
bertanggungjawab untuk mencapai indikator kinerja yang telah ditetapkan, namun
dalam melaksanakan usaha untuk mencapai target tersebut komponen non
pemerintah, yaitu pelaku usaha, media, mitra pembangunan, dan masyarakat harus
turut mengambil peran. Adanya koordinasi dan kolaborasi yang baik antara pemerintah
dan non pemerintah dengan tujuan yang sama akan meningkatkan kapasitas dan
meningkatkan efektifitas pekerjaan yang dilakukan.
Untuk mencapai output yang ditetpkan perlu dilakukan intervensi melalui
program kesehatan maupun non kesehatan yang diwujudkan melalui berbagai
kegiatan. Intervensi yang dilakukan mencakup intervensi gizi spesifik dan sensitive dan
sensitive yang dilakukan oleh faktor pemungkin.
Tujuan utama yang ingin diwujudkan dengan adanya perbaikan pangan dan gizi
dengan pendekatan multi-sektor adalah terbentuknya sumberdaya manusia yang
cerdas, sehat, produktif secara berkelanjutan, dan berdaya saing tinggi. Sedangkan
outcome yang ingin dicapai dari upaya perbaikan pangan dan gizi khususnya dalam
bidang pangan dan gizi khususnya dalam bidang pangan dan gizi tercantum pada
Tabel 3.1 berikut ini;

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 29
TABEL.3.1. INDIKATOR OUTCOME PERBAIKAN GIZI

STATUS AWAL TARGET


NO INDIKATOR
(2016) (2021)
1 Produksi padi (ton) 15.962
2 Produksi jagung (ton) 11.237
3 Produksi kedelai (juta ton) 289
4 Produksi daging sapi (ribu ton) 174,144
6 Skor PPH
7 Tingkat konsumsi kalori
(kkal/kapita/hari)
8 Konsumsi ikan (kg/kap/tahun)
9 Prevalensi anemia pada Ibu hamil 5,91 10,57
(persen)
10 Persentase bayi dengan usia kurang 49,91 57
dari 6 bulan yang mendapatkan ASI
eksklusif (persen)
11 Persentasi bayi dengan berat badan 3,03 18
lahir rendah (BBLR) (persen)
12 Prevalensi kekurangan gizi 15,60 15
(underweight) pada anak balita
(persen)
13 Prevalensi kurus (wasting) ada anak 13,00 12
balita (persen)
14 Prevalensi pendek dan sangat pendek 33,40 33
(stunting) pada anak balita (bayi di
bawah umur 2 tahun (persen)

Untuk mencapai indikator tersebut tertentunya diperlukan peran aktif dari lintas
sektor. Sedangkan penjabaran lebih rinci terkait peran lintas sektor ditampilkan pada
Tabel 3.2 yang didalamnya terdapat alur pikir (logical framework) dari peranan setiap
stakeholder dan table ini merupakan modifikasi dari kegiatan yang tercantum pada
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) dan Rencana Strategis
Perangkat Daerah /Instansi lingkup Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow
Selatan.

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 30
Tabel 3.2. LOGICAL FRAME WORK RAN-PG PROVINSI SULAWESI UTARA
TAHUN 2016-2021

Impact
Peningkatan Kualitas SDM
Outcome

1 Produksi padi mencapai ton


2 Produksi jagung mencapai ton
3 Produksi kedelai mencapai ton
5 Produksi daging sapi mencapai ton
6 Produksi ikan (di luar rumput laut) mencapai ton
8 Skor pola pangan harapan (PPH) mencapai
9 Konsumsi kalori mencapai 4.335 Kkal/kapita/hari
10 Prevalensi anemia pada ibu hamil mencapai persen
11 Persentase bayi dengan berat badan lahir rendah (BBLR) mencapai …….persen
12 Persentase bayi dengan usia kurang dari 6 bulan yang mendapatkan ASI
ekslusif mencapai ……………….persen
13 Prevalensi kekurangan gizi (underweight) pada anak balita mencapai……
persen
14 Prevalensi kurus (wasting) pada anak balita mencapai ………..persen
15 Prevalensi pendek dan sangat pendek (stunting) pada anak balita (bayi di
bawah umur tahun) mencapai ……….. Persen

3.2. PRINSIP DAN PENDEKATAN KUNCI


3.2.1 Pendekatan Multi Sektor
Apabila intervensi spesifik gizi, melalui upaya sektor kesehatan, ditingkatkan
cakupannya menjadi 90 % dari populasi, tingkat stunting hanya akan turun sebesar
30%. Penurunan ini masih lebih rendah dari target yang ditetapkan WHO melalui
Comprehensip Implementation Plan (CIP) untuk tahun 2025. Meningkatkan intervensi
sensitive gizi sensitive gizi melalui sektor lainnya sangat diperlukan untuk mencapai
target ini. Meskipun belum ada bukti yang menghitung estimasi secara tepat kontribusi
intervensi gizi sensitive terhadap pengurangan stuntin, indikasi awal menunjukan
bahwa perlindungan sosial, penguatan pertanian, serta perbaikan air dan sanitasi
lingkungan berkontribusi terhadap percepatan perbaikan gizi (Franzo, 2014).

International Conference on Nutritition 2 telah menyepakati diperlukannya aksi


yang terkoordinir antar pelaku disemua sektor terkait yang harus didukung melalui
Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 31
koordinasi lintas sektor, kebijakan yang koheren, program dan inisiatif, untuk
mengatasi beban gizi dan mempromosikan sistem pangan berkelanjutan (FAO, 2014).
Dalam rangka mengatasi permasalahan gizi diketahui bahwa intervensi gizi spesifik
yang sebagian besar dilaksanakan oleh sektor kesehatan dan berpengaruh secara
langsung merupakan yang paling efektif (Bhutta, 2013). Keberlanjutan intervensi ini
bergantung pelaksanaan intervensi gizi sensitiv, yang merupakan faktor mendasar
yang mempengaruhi status gizi, intervensi sensitiv dilaksanakan oleh sektor lain seperti
pendidikan, pertanian, pekerjaan umum/infrastruktur, dan kesejahteraan sosial (WHO,
2012).

Gambar konsumsi 3.1 berikut ini mengilustraskan keterkaitan program spesifik


dan sensitif gizi serta peran masing-masing sektor terkait. Pada prinsipnya peran setiap
sektor dikaitkan dengan upaya untuk mengatasi penyebab langsung masalah gisi, yaitu
konsumsi makanan yang cukup serta pencegahan dan penanganan infeksi.
Selanjutnya ada tiga faktor yang mempengaruhi kedua faktor langsung tersebut yaitu
akses terhadap pangan, dan pelayanan kesehatan. Sementara peran sektor kesehatan
terutama adalah pada penyebab langsung, peran sektor non-kesehatan muncul pada
ketiga faktor langsung tersebut.

Konsumsi Adekuat yang mendorong konsumsi yang aman. Selain Dinas


kesehatan yang mendorong konsumsi yang adekuat pada tingkat rumah tangga dan
individu, diperlukan pula dukungan dari akses dan keamanan pangan. Peran sektor
yang berpengaruh terhadap akses pangan adalah Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan
dan Perikanan, Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM, Dinas Sosial,
Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana. Sementara itu untuk menjamin
mutu dan keamanan pangan selain Badan POM dan PD tersebut di atas, juga
memerlukan peran pelaku usaha. Untuk mencapai akses dan keamanan pangan
tingkat daerah diperlukan fasilitasi Pemerintah Provinsi sehingga kebijakan pada
tingkat Kabupaten/Kota berorientasi pada ketahanan pangan dan gizi. Sementara itu,
untuk mencapai adanya keseimbangan energy, selain konsumsi hal yang harus
menjadi perhatian adalah aktivitas fisik yang memerlukan dukungan dari Dinas
Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga serta Dinas Kesehatan.

Pola Asuh. Untuk meningkatkan pola asuh diperlukan peran dari Dinas Pemberdayaan
Masyarakat dan Desa, Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak, Dinas
Kesehatan, Kantor Kementrian Agama Kabupaten dan Dinas Pendidikan, Kepemudaan
dan Olahraga.

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 32
Akses terhadap air bersih, sanitasi lingkungan yang baik dan akses
terhadap pelayanan kesehatan. Ketersediaan air bersih dan sanitasi lingkungan
yang baik memerlukan peran PD terkait secara lebih rinci. Semua PD terkait
mempunyai goal atau dampak program multi-sektor yang sama yaitu menghasilkan
sumber daya manusia Indonesia yang berkualitas.
Semua kegiatan SKPD ini diharapkan dapat mencapai Outcome yang telah
ditentukan. Seluruh outcome akan dapat dicapai setidaknya apabila 1). Terjadi
peningkatan pengetahuan gizi dan kesehatan pada remaja, wanita usia subur dan ibu;
2) konsumsi makanan yang berpedoman pada gizi seimbang terutama pada kelompok
rentan yaitu kelompok 1000 HPK, remaja perempuan, ibu menyusui, dan balita; 3)
pemantauan dan stimulasi tumbuh kembang ; 4) pencegahan dan manajemen
penyakit infeksi; 5) penanggulangan gizi buruk akut; 6) ketersediaan pangan, akses
ekonomi dan pemanfaatan pangan yang adekuat; 7) jaminan terhadap akses
kesehatan dan sosial; 8) Peningkatan sanitasi dan air bersih; 9) Akses terhadap
pelayanan kesehatan dan KB; 10) Pendidikan dan pemberdayaan perempuan, serta
perkembangan anak usia dini; 11) peningkatan pemahaman dan pelaksanaan advokasi
yang strategis; 12) koordinasi vertical dan horizontal; 13) Akuntabilitas, regulasi
insentif, peraturan perundang-undangan; 14) Investasi dan mobilisasi kapasitas; 15)
monitoring dan evaluasi tepat guna. Peran setiap PD terkait dapat dijabarkan melalui
pencapaian indikator output, seperti yang dicantumkan pada indikator input di dalam
logframe RAD-PG 2016-2021.

Pemihakan upaya Multi-Sektor kepada kelompok miskin dan hampir miskin.


Situasi di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan menunjukan bahwa
permasalahan gizi dan implikasinya cenderung lebih besar pada kelompok miskin dan
hampir miskin. Prevelensi gizi buruk pada Balita dan permasalahan gizi lainnya lebih
tinggi pada kelompok miskin dan hampir miskin. Penyakit tidak menular, yang muara
utamanya adalah pada 1000 HPK menunjukan bahwa masalah pada kelompok miskin
sama dengan pada kelompok kaya, sehingga anggapan bahwa PTM merupakan akibat
gaya hidup semata menjadi gugur. Akibatnya beban masalah gizi dan beban PTM pada
kelompok miskin, baik pada tataran individu, keluarga maupun daerah menjadi lebih
kompleks, karena produktivitas dan penghasilan yang rendah terjadi bersamaan
dengan beban pengeluaran yang tinggi untuk pelayanan kesehatan.
Penyebab kemiskinan lekat pada karakteristik lain yang mempengaruhi status
gizi dan kesehatan. Mereka yang miskin umumnya mempunyai pendidikan yang lebih
rendah, kurang terpapar dan atau kurang tepat memahami pesan pesan kesehatan
yang baik, pangan yang aman, rendahnya akses terhadap promosi dan pelayanan
kesehatan serta keluarga berencana. Oleh karena itu, agar upaya multi sektor dapat

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 33
memberikan hasil yang optimal, upaya-upaya tersebut perlu difokuskan pada
kelompok miskin dan hamper miskin, dengan tidak melupakan upaya untuk kelompok
masyarakat lainnya.

Sensitif Gender
Penyelesaian pendidikan hingga tingkat menengah oleh anak perempuan telah
terbukti menjadi salah satu contributor terbesar untuk menurunkan stunting di
Bangladesh, Indonesia (Semba, 2008) dan Nepal (Crum, 2012). Meskipun mekanisme
yang menjelaskan hubungan ini belum jelas, hal ini terjadi dikarenakan perempuan
yang sekolah cenderung untuk tidak hamil pada usia remaja, sehingga tingkat
kehamilan remaja lebih rendah. Selain itu tingkat pendidikan anak perempuan juga
berkontribusi meningkatkan status gizi sebelum menikah, yang semuanya
berkontribusi untuk meningkatkan berat lahir. Produksi pangan local dan pengolahan,
terutama oleh petani kecil dan keluarga petani harus diperkuat dan memberikan
perhatian khusus untuk pemberdayaan perempuan, sesuai dengan rekomendasi ICN2
nomor 9. Usia legal untuk menikah bagi perempuan juga perlu ditingkatkan menjadi
18 tahun.

Kesetaraan
Dengan menargetkan kegiatan penanggulangan kemiskinan dan
mempertemukan upaya untuk mengkolaborasikan berbagai sektor di rumah tangga
termiskin di Kabupaten termiskin akan berkontribusi untuk mengurangi kesenjangan.
Hal ini dapat dicapai dengan mengarahkan program-program yang ada untuk
mengurangi jumlah keluarga miskin, seperti Program Nasional Pemberdayaan
Masyarakat (PNPM) Generasi, PKH, dan berbagai program terkait lainnya.

Keberlanjutan
Menerapkan produksi pangan yang berekelanjutan melalui pengolahan sumber
daya alam dengan promosi diversifikasi tanaman,, termasuk tanaman tradisional yang
kurang dimanfaatkan, memproduksi lebih banyak buah dan sayuran, dan
memeproduksi produk hewan dengan tepat sesuai dengan yang diperlukan.

Sejalan dengan RPJMN, RAN-PG, RAD-PG dan Regulasi Pemerintah Lainnya.


Berbagai aspek gizi dan komponen sektor lainnya seperti pertanian, air dan
sanitasi, dan kebutuhan perlindungan sosial pada RAD-PG Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan perlu mengacu apa yang telah ditetapkan dalam RPJMN, RAN-PG
dan RAD-PG Provinsi Sulawesi Utara. Peraturan yang ditetapkan harus fokus pada

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 34
kelompok yang rentan dan termiskin, sehingga dapat meningkatkan pencapaian target
yang telah ditetapkan.

Scallling Up Rencana Aksi intergrasi Multi-Sektor


Pengembangan pendekatan multi-sektor yang terintegrasi untuk intervensi
diperlukan melalui pendekatan dari bawah ke atas (bottom up) yng dilakukan oleh
BAPPELITBANG Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan dengan tetap berkoordinasi
dengan PD terkait di Tingkat Provinsi Sulawesi Utara.

Peningkatan Kapasitas
Melakukan pendekatan desentralisasi memerlukan kapasitas Pemerintah
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan untuk melaksanakan RAD-PG di daerah ini.
Agar hal ini terwujud diperlukan kapasitas Pusat dan Provinsi Sulawesi Utara untuk
mendukung kapasitas pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan melalui
pelatihan diberbagai tingkat untuk memahami dan mampu melaksanakan intervensi
spesifik dan sensitive. Selanjutnya untuk peningkatan kapasitas juga diperlukan
pelaksanaan monitoring dan evaluasi secara baik termasuk adanya umpan balik.

Umpan Balik dari hasil Evaluasi


Untuk memastikan bahwa perkembangan pendekatan terintergrasi mencapai
tujuan, monitoring secara berkala terhadap cakupan berbagai intervensi yang
dilakukan sangatlah penting. Sistem informasi rutin yang sudah ada perlu diperkuat
dan dilakukan survey berkala untuk mengetahui cakupan yang dicapai di tingkat oleh
masing – masing sektor. Kegiatan pengumpulan data dan informasi harus dilakukan
oleh pemerintah dan hasil yang diperoleh disampaikan kepada perangkat daerah dan
kecamatan sebagai bahan umpan balik. Hal yang sama juga dilakukan di tingkat
Provinsi dan pusat, umpan balik disampaikan kepada kab/kota oleh provinsi dan
kepada provinsi oleh pusat dan kepada multi sector/SKPD lainnya. Seluruh hasil yang
diperoleh tersebut dipergunakan untuk perbaikan kegiatan berikutnya.

Akuntabilitas di daerah
Pemerintah daerah harus memimpin pengembangan rencana multi-sektor
terintegrasi dari akuntabilitas/bertanggungjawab untuk memastikan bahwa intervensi
difokuskan bagi rumah tangga termiskin dari desa termiskin dilokasi termiskin.
Pemerintah daerah harus menyepakati target yang ingin dicapai dan melaporkan
cakupan yang diperoleh serta tantangan yang dihadapi. Untuk mewujudkan hal ini

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 35
diperlukan sistm yang lebih untuk menghasilkan, menganalia, dan menggunakan data
yang diperlukan.

Partisipasi masyarakat
Gotong royong merupakan tradisi Indonesia yang perlu dibangun dan
dikembangkan. Di dalam RAD-PG, seluruh sektor/PD perlu mengidentifikasi bentuk-
bentuk gotong royong yang ada di masyarakat dan menjadikannya sebagai kegiatan
dalam pangan dan gizi. Partisipasi masyarakat merupakan hal terpenting untuk
memperluas cakupan intervensi gizi baik di masyarakat, keluarga bahkan mendukung
lembaga pangan dan gizi lain.
Hal yang perlu dilkukan adalah meningkatkan peranan posyandu termasuk
dukungan dari PKK. Di samping posyandu, peran masyarakat seperti pada PAUD,
sebagai komponen yang paling dekat dengan masyarakat perlu terus dikembangkan.

Kemitraan
Pemerintah Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan harus membangun
kesempatan untuk kemitraan sehingga masyarakat, pemerintah dan swasta dapat
bekerjasama dan berkontribusi terhadap pencapaian rencana aksi pangan dan gizi-
multi sektor. Kemitraan dilakukan dengan satu platform, sehingga setiap pemangku
kepentingan memiliki pemahaman yang sama terhadap tujuan dari kegiatan yang
dilakukan.

Pengurangan resiko bencana


Pemerintah harus mengikutsertakan rencana multi sector pangan dan gizi, serta
rencana kontigensi untuk mengatasi bencana yang mungkin terjadi. Apabila terjadi
bencana perlu mengacu pada pedoman mengatasi masalah pangan dan gizi dalam
situasi darurat. Kegiatan ini dapat dikoordinasikan oleh BAPPELITBANG dengan Badan
Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) serta perangkat daerah terkait, sehingga
pangan dan gizi kelompok rawan dapat diberikan.

Menciptakan lingkungan yang memungkinkan untuk perubahan perilaku


Agar pendekatan multi-sektor dapat dilaksanakan secara efektif, perlu
diciptakan lingkungan yang memungkinkan implementasinya mulai dari tingkat pusat
untuk mendorong perubahan perilaku oleh individu di tingkat masyarakat, dan ini
dapat difasilitasi dengan berbagai cara antara lain dengan mengendalikan iklim
makanan. Selain itu dapat dilakukan dengan memastikan pelabelan yang memadai
pada semua produk makanan olahan untuk memberikan pilihan kepada konsumen

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 36
yang akan dilaksanakan oleh badan POM. Penggunaan pajak dan/atau penghapusan
subsidi juga dapat digunakan untuk mencegah konsumsi makanan yang tidak sehat.
Selain itu Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM juga memiliki peran
sangat penting.

3.2.2 Kaitan Dengan RPJMD


RAD-PG 2016-2021 merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Bolaang Mongondow
Selatan 2016-2021 karena Misi Kedua RPJMD Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
adalah: Meningkatkan Kesejahteraan Rakyat Melalui Pengembangan
Sumber Daya Manusia;. Dan misi Ketiga : Meningkatkan Kegiatan Ekonomi
Daerah Melalui Terwujudnya Pembangunan Bidang Pertanian, Peternakan,
Perikanan, Transportasi, Perdagangan, Dan Pengembangan Usaha Mikro.
Berdasarkan Misi Kedua dan Ketiga RPJMD Kabupaten Bolaang Mongondow
Selatan 2016-2021 tersebut maka strategi pembangunan RPJMD daerah yang terkait
dengan upaya peningkatan Pangan dan Gizi adalah:
1. Mewujudkan mutu sarana dan prasarana kesehatan yang memadai dan
terjangkau;
2. Meningkatkan perlindungan finansial dan mutu pelayanan dasar, serta
ketersediaan, penyebaran dan mutu obat dan sumberdaya kesehatan.
3. Keluarga sadar gizi
4. Memperluas kesempatan dan penyediaan lapangan kerja di pedesaan dan
perkotaan.
5. Revitalisasi Kawasan transmigrasi.
6. Meningkatkan produksi dan produktivitas pertanian (tanaman pangan,
perkebunan, peternakan, perikanan).
7. Mengotimalkan pemanfaatan sumberdaya laut dan pesisir.
8. Meningkatkan penganekaragaman komsumsi pangan.
9. Meningatkan usaha penanganan pasca panen, dan pengolahan hasil pertanian
(tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan usaha pangan
rumahtangga maupum UMKM.
10. Meningkatkan pemberdayaan SDM dan kelembagaan petani dan nelayan secara
berkelanjutan dan terpadu.

Sejalan dengan strategi pembangunan dalam RPJMD Kabupaten Bolaang


Mongondow Selatan maka disusun arah kebijakan RPJMD yang mendukung RAD-PG
yaitu:
1) Meningkatkan Pengawasan Obat dan Makanan

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 37
2) Akselerasi Pemenuhan Akses Pelayanan Kesehatan Ibu, Anak, Remaja, dan Lanjut
Usia yang Berkualitas.
3) Mempercepat Perbaikan Gizi Masyarakat.
4) Pemberdayaan masyarakat guna meningkatkan kemandirian masyarakat untuk
hidup sehat.
5) Meningkatkan akses pencari kerja terhadap lapangan kerja di sektor formal melalui
pengembangan jejaring informasi pasar kerja
6) Meningkatkan kualitas, produktivitas, dan kompetensi serta keterampilan tenaga
kerja
7) Meningkatkan perlindungan dan pengawasan tenaga kerja serta menciptakan
hubungan industrial yang kondusif.
8) Menata pesebaran transmigrasi
9) Menyusun Rencana Kawasan Transmigrasi
10)Peningkatan produksi dan produktivitas pertanian untuk meningkatkan surplus
bahan pangan, khususnya padi, jagung, kedelai dan ikan
11)Peningkatan produksi peternakan
12)Peningkatan produksi perikanan
13)Revitalisasi tambak-tambak dan kolam yang tidak produktif
14)Peningkatan kualitas sarana dan prasarana perikanan
15)Meningkatkan sentra-sentra produksi perikanan
16)Pengganekaragaman komsumsi pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman
berbasis pangan lokal
17)Peningkatan nilai tambah pertanian yang memiliki keterkaitan ke belakang
(backward linkage) ke depan (forward linkage) pada sebaran lokasi yang merata
18)Optimalisasi dan pemberdayaan SDM dan kelembagaan petani/nelayan untuk
meningkatkan akses petani/nelayan terhadap faktor produksi, teknologi,
informasi, pemasaran maupun akses permodalan
19)Meningkatkan kemampuan dan profesionalisme penyuluh

Untuk mengimplimentasikan arah dan kebijakan RPJMD ditetapkan pula


program-program pembangunan yang dilaksanakan oleh PD Muti-sektor di Kabupaten
Bolaang Mongondow Selatan untuk mendukung tercapainya tujuan RAD-PG 2016-
2021 yaitu:

1. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur Kesehatan


2. Program Obat Perbekalan Kesehatan
3. Program Pengawasan Obat dan Makanan
4. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 38
5. Program Standarisasi Pelayanan Kesehatan
6. Program Pengadaan, Peningkatan dan Perbaikan Saran dan Prasarana
Puskesmas/Pusesmas Pembantu dan Jaringannya
7. Program Upaya Kesehatan Masyarakat
8. Program Kemitraaan Pelayanan Kesehatan
9. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan Masyarakat
10. Program Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak
11. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia
12. Program Perbaikan Gizi Mayarakat
13. Program Pengembangan Lingkungan Sehat
14. Program Pembangunan Jalan dan Jembatan
15. Program Rehabilitasi/Pemeliharaan Jalan dan Jembatan
16. Program Peningkatan Jalan dan Jembatan
17. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi, Rawa dan Jaringan
Pengairan Lainnya
18. Program Penataan Penguasaan, Kepemilikan, Penggunaan dan Pemafaatan Tanah
19. Program Perencanaan Tata Ruang
20. Program Perencanaan Pengembangan Kota-Kota Menengah dan Besar
21. Program Perencana Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
22. Program pelayanan dan rehabilitasi kesejahteraan social
23. Program Bantuan Jaminan Sosial
24. Program Pelayanan dan Rehabilitasi kesejahteraan sosial
25. Program perencanaan pembangunan ekonomi
26. Program Peningkatan Kesempatan Kerja
27. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
28. Program Koordinasi Dewan Ketahanan Pangan
29. Program Peningkatan Pemasaran Hasil Produksi Pertanian/Perkebunan
30. Program Penataan Penguasaan, Pemilikan, Penggunaan dan Pemanfaatan Tanah
31. Program Peningkatan Keberdayaan Masyarakat Perdesaan
32. Program Peningkatan Partisipasi Masyarakat Dalam Membangun Desa
33. Program Peningkatan Peran Serta dan Kesetaraan Jender Dalam Pembangunan
34. Program Pengembangan Lembaga Ekonomi Perdesaan
35. Program Keluarga Berencana
36. Program pembinaan peran serta masyarakat dalam pelayanan KB/KR yang mandiri
37. Program pengembangan model operasional (BKB-POSYANDU-PAUD)
38. Program peningkatan kesejahteraan masyarakat miskin dan kurang mampu
39. Program Pengembangan Kewirausahaan dan Keunggulan Kompetitif Usaha Kecil
Menengah.

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 39
40. Program Pengembangan Sistem Pendukung Bagi Usaha Mikro Kecil Menengah
41. Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan
42. Program Peningkatan Manajemen Koperasi
43. Program Pemberdayaan Usaha Skala Mikro Kecil Menengah
44. Program Pengembangan Budidaya Perikanan
45. Program Pengembangan kawasan Budidaya Air Laut, Air Payau dan Air Tawar
46. Program Optimalisasi Pengelolaan dan Pemasaran Produksi Perikanan
47. Program Pengembangan Perikanan Tangkap
48. Program Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat Pesisir
49. Program Pemberdayaan masyarakat dalam pengawasan dan pengendalian
sumberdaya kelautan
50. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
51. Program peningkatan pemasaran hasil produksi Perternakan
52. Program Peningkatan Penerapan teknologi pertanian/Perkebunan
53. Program Peningkatan Produksi Pertanian/Perkebunan
54. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Ternak
55. Program peningkatan penerapan teknologi Peternakan
56. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi,Rawa dan jaringan
Pengairan lainnya
57. Program Pembangunan Jalan Dan Jembatan
58. Program Pengembangan Budidaya Peternakan
59. Program pemberdayaan penyuluh pertanian/perkebunan lapangan
60. Program Pengembangan Budidaya Perikanan
61. Program Peningkatan produksi hasil peternakan
62. Program Perlindungan Konsumen dan Pengamanan Perdagangan
63. Program Peningkatan Kapasitas IPTEK Sistem Produksi
64. Program Peningkatan Kemampuan Teknologi Industri
65. Program Peningkatan Kerja Sama Antar Daerah (KSAD)

Sementara itu dalam RPJMD Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Tahun 2016-
2021 dirumuskan Visi Pembangunan Bolaang Mongondow Selatan yaitu:
“Terwujudnya Bolaang Mongondow Selatan yang Religius, Berbudaya,
Bermartabat, Maju dan Sejahtera”

Pencapaian visi tersebut akan diwujudkan melalui 4 Misi yaitu:


1. Mewujudkan Pemerintahan Daerah yang baik dan bersih melalui terwujudnya
pembangunan bidang hukum, aparatur daerah, komunikasi dan informasi, serta
ketentraman dan ketertiban

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 40
2. Meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui pengembangan sumber daya manusia
(SDM).
3. Meningkatkan kegiatan ekonomi daerah melalui terwujudnya pembangunan
bidang pertanian, peternakan dan kehutanan, sumber daya kelautan,
pertambangan, transportasi, perdagangan, pengembangan usaha mikro.
4. Meningkatkan kapasitas pengembangan potensi wilayah melalui terwujudnya
pembangunan pedesaan, penataan ruang, sumberdaya alam dan lingkungan
hidup.

3.2.3 Penguatan RAD-PG

RAD-PG Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan merupakan pengejawantahan


RAN-PG yang selanjutnya akan diimplementasikan oleh semua PD baik ditingkat
Provinsi dan Kab/Kota dan pemangku kepentingan lainnya ditingkat Provinsi dan
Kab/Kota melalui program dan kegiatan pembangunan. Penguatan RAD-PG yang
selanjutnya akan diimplementasikan oleh semua PD di tingkat Provinsi dan Kab/Kota
melalui berbagai program dan kegiatan pembangunan. Penguatan RAD-PG merupakan
langkah-langkah yang ditempuh untuk melaksanakan RAD-PG. Tahapan pelaksanaan
perbaikan gizi dilakukan melalui beberapa tahapan yang dimulai dari tingkat pusat,
provinsi, dan kab/kota tercantum pada table berikut ini:

Tabel 3.3. PENGUATAN RAD-PG

PELAKSANAAN DI KEGIATAN

Kabupaten 1. Memperkuat legal aspek RAD-PG


- - Membentuk tim koordinasi di tingkat
Kabupaten
- yang terdiri dari lintas sektor;
- - Menetapkan dasar hukum RAD-PG
melalui
- Peraturan Daerah;
2. Perencanaan dan Penganggaran
- - Penyusunan RAD-PG di tingkat
Kabupaten
- - Sosialisasi RAD-PG Kepada pemangku
- kepentingan di tingkat kabupaten;
- - Menyertakan program terkait intervensi
gizi
Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 41
- sensitiv dan spesifik dalam APBD dan
- memastikan intervensi tersebut
memperoleh
- pendanaan yang memadai setiap
tahunnya;
3. Implementasi
- - Melaksanakan intervensi gizi sensitiv dan
- spesifik oleh PD dan pemangku
kepentingan
- lainnya dengan memperhatikan
pendekatan
- multi sektor dan pendekatan lain yang
tepat;
- - Membuat laporan tahunan pelaksanaan
RAD-
- PG;
4. Monitoring dan Evaluasi
- - Melakukan pencatatan atau
pengumpulan data
- terkait target indikator utama yang harus
- dicapai, dapat berupa data rutin maupun
- survey;
- - Melaksanakan pertemuan atau forum
dalam
- rangka koordinasi dan evaluasi rutin
lintas
- sektor;

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 42
BAB IV
KERANGKA PELAKSANAAN RENCANA AKSI

Kerangka pelaksanaan rencana aksi menjadi suatu hal yang penting karena
menyangkut siapa dan apa bagaimana kegiatan tersebut dilaksanakan. Pada kerangka
pelaksanaan ini diatur kerangka kelembagaan, manajemen keuangan dan aliran dana,
anggaran indikatif, strategi pengembangan kapasitas, strategi advokasi dan
komunikasi, dan strategi monitoring dan evaluasi.

4.1. KERANGKA KELEMBAGAAN


4.1.1 Struktur Organisasi
Tim Pengarah Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi Kabupaten
Bolaang Mongondow dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bolaang
Mongondow Selatan Nomor: 309 Tahun 2017 dengan susunan dan keanggotaan
masing-masing sebagai berikut:

Tim Pengarah
Penanggungjawab : Bupati Bolaang Mongondow Selatan
Wakil Bupati Bolaang Mongondow Selatan
Ketua : Sekretaris Daerah Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan
Sekretaris : Kepala BAPPELITBANG Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan
Anggota : 1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan;
2. Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Bolaang Mongondow
Selatan;
3. Kepala Dinas Pendidikan, kepemudaan dan
Olahraga;
4. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan,
Koperasi, dan UKM;
5. Kepala Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana;
6. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang,
Pertanahan, Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
7. Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan
Terpadu Satu Pintu dan Transmigrasi;
8. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa, Pemberdayaan Perempuan dan
Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 43
Perlindungan Anak;
9. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

Tim Teknis Penyusunan Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi Kabupaten Bolaang
Mongondow dibentuk berdasarkan Surat Keputusan Bupati Bolaang Mongondow
Selatan Nomor: ……. Tahun 2017 dengan susunan dan keanggotaan masing-masing
sebagai berikut:

Tim Teknis
Ketua : Kepala BAPPELITBANG Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan
Sekretaris : Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan; Kepala Dinas Pertanian,
Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan;

Anggota : 1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bolaang


Mongondow Selatan;
2. Kepala Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan
Perikanan Kabupaten Bolaang Mongondow
Selatan;
3. Kepala Dinas Pendidikan, kepemudaan dan
Olahraga;
4. Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan,
Koperasi, dan UKM;
5. Kepala Dinas Sosial, Pengendalian Penduduk dan
Keluarga Berencana;
6. Kepala Dinas Pekerjaan Umum Penataan Ruang,
Pertanahan, Perumahan dan Kawasan
Permukiman;
7. Kepala Dinas Penanaman Modal, Pelayanan
Terpadu Satu Pintu dan Transmigrasi;
8. Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan
Desa, Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak;
9. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah;

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 44
4.1.2. Tugas dan Tanggungjawab
Tugas dan Tanggungjawab Tim Pengarah :
1. Memberikan arahan dalam penyusunan RAD-PG antara lain koordinasi
penyusunan, kebijakan yang perlu dimasukkan dalam RAD-PG, serta kegiatan
prioritas yang diperlukan;
2. Menyampaikan laporan penyusunan RAD-PG kepada Menteri PPN/Kepala
Bappenas;
3. Memberikan arahan dalam pelaksanaan RAD-PG termasuk kebijakan
pelaksanaan dan strategi melaksanakan kegiatan prioritas;
4. Memberikan arahan kebijakan pemantauan dan evaluasi
5. Menyampaikan laporan hasil evaluasi kepada Gubernur

Tugas dan Tanggungjawab Tim Teknis :


1. Bertanggung jawab terhadap kegiatan penyusunan RAD-PG;
2. Melakukan penyusunan RAD-PG mulai dari jadwal dan rencana kerja, mencari
dan mengumpulkan bahan yang diperlukan, melakukan penyusunan sampai
menghasilkan draft untuk disampaikan kepada Tim Pengarah;
3. Menyampaikan draft RAD-PG kepada tim pengarah untuk proses lebih lanjut;
4. Mensosialisasikan RAD-PG kepada seluruh pemangku kepentingan di daerah
5. Mengkoordinasikan dan melakukan pelaksanaan RAD-PG;
6. Menjalankan strategi untuk peningkatan efektifitas pelaksanaan sesuai
masukan tim pengarah;
7. Mengkoordinasikan dan melaksanakan pemantauan dan evaluasi
8. Menyiapkan laporan hasil pemantauan dan evaluasi.

4.1.3. Keterlibatan Pemangku Kepentingan


Untuk mengimplementasikan rencana aksi ini, terdapat pelaksana dari pihak PD
Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan maupun instansi vertikal. Dalam
mempermudah pelaksanaan di lapangan, PD/Instansi dapat dikelompokan ke dalam
pilar yaitu:
1. Perbaikan Gizi Masyarakat, melibatkan Dinas Kesehatan; Dinas Pendidikan,
Kepemudaan dan Olahraga; Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa,
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak; Dinas Penanaman Modal,
Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Transmigrasi; Dinas Sosial, Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana.
2. Peningkatan Aksesibilitas Pangan yang beragam, melibatkan Dinas Pertanian,
Pangan, Kelautan dan Perikanan; Dinas Pekerjaan Umum, Penataan Ruang,
Pertanahan, Perumahan dan Kawasan Permukiman.

3. Peningkatan Pengawasan Mutu dan Keamanan Pangan, melibatkan Balai


Pengawasan Obat dan Makanan Provinsi Sulut; Dinas Kesehatan; Dinas

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 45
Perindustrian, Perdagangan, Koperasi dan UKM; serta Dinas Pertanian,
Pangan, Kelautan dan Perikanan.
4. Peningkatan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat,melibatkan Dinas Kesehatan;
Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga; Dinas Pekerjaan Umum,
Penataan Ruang, Pertanahan, Perumahan dan Kawasan Permukiman.
5. Kelembagaan Pangan dan Gizi, melibatkan Badan Perencanaan Pembangunan,
Penelitian dan Pengembangan; Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan
Perikanan; serta Dinas Kesehatan.

4.2. MANAJEMEN KEUANGAN DAN PENDANAAN


Untuk menjalankan rencana aksi ini, setiap pelaksana memerlukan dukungan
dan pendanaan utama berasal dari pendanaan APBD diatur secara mandiri oleh
pemerintah daerah, untuk dana APBN pembiayaannnya diperuntukan bagi belanja
kegiatan di tingkat pusat dan dapat digunakan di kabupaten dalam berbagai skema
yang ada. Dana APBN yang didistribusikan ke daerah yang berbeda-beda sesuai
dengan peraturan perundangan. Sementara itu K/L tertentu terdapat skema
pendanaan khusus untuk digunakan di daerah yang belum tentu dimiliki oleh K/L
lainnya, seperti biaya Operasional Sekolah (BOS) untuk Kementrian Pendidikan
Nasional, dan dana Bantuan Sosial (Bansos) dibeberapa K/L. Selain bersumber dari
dana APBN dan APBD, terdapat sumber pendanaan lainnya yang berupa hibah yang
berasal dari masyarakat yang dapat berasal dari pelaku usaha berupa dana Corporate
Social Responsibility (CSR), philantrophy sesuai peraturan perundang-undangan.

4.3. STRATEGI PENGEMBANGAN KAPASITAS


Untuk melaksanakan program yang telah direncanakan, diperlukan adanya
peningkatan kapasitas organisasi, sumberdaya manusia, dan panduan pelaksanaan
program atau kegiatan. Strategi pengembangan kapasitas yang dapat dilakukan
adalah dengan cara berikut:
1). Pelatihan
Pelatihan merupakan upaya peningkatan kapasitas sumber daya manusia
sehingga program yang direncanakan dapat terlaksana sesuai dengan yang
diharapkan. Pelatihan yang diberikan harus menunjang kompetensi SDM untuk
melaksanakan perbaikan pangan dan gizi terutama pada 1000 HPK. Pelatihan dapat
dilakukan melalui dua bentuk yaitu:
a). Pre service training
Kegiatan Pre service training yang dilakukan meliputi pengembangan kurikulum
yang sesuai dengan isu strategi gizi bagi perguruan tinggi atau pusat pelatihan
tenaga kesehatan. Untuk memastikan hal ini salah satu yang dapat dilakukan
adalah menjadikan adanya isu strategis pangan dan atau gizi dalam kurikulum
rumpun ilmu kesehatan dan kurikulum ilmu pertanian yang bisa dijadikan sebagai
syarat akreditasi perguruan tinggi. Pemerintah pusat, provinsi, dan

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 46
kabupaten/kota juga perlu bekerjasama dengan lembaga profesi di tingkat pusat
seperti: Persatuan ahli gizi Indonesia (Persagi), Ikatan Dokter Anak Indonesia
(IDAI), Persatuan Obsteri dan Ginekologi Indonesia (POGI), Ikatan Ahli Kesehatan
Masyarakat Indonesia (IAKMI), Pergizi Pangan, Organisasi penyuluh pertanian,
dan organisasi pertanian lainnya, sedang di daerah pemerintah provinsi dan
kabupaten/kota dapat bekerja sama dengan perguruan tinggi dan lembaga
swadaya masyarakat yang ada di daerah untuk membuat kurikulum atau modul
pelatihan yang mendukung kompetensi untuk melaksanakan isu-isu 1000 HPK.
b). On the job/in service training
Keberadaan kurikulum dan modul pelatihan dapat dilakukan pelatihan kepada
tenaga yang terkait dengan 1000 HPK untuk mendukung berbagai kompetensi
terkait 1000 HPK. Diantaranya adalah komunikasi konseling, penyuluhan dan
praktek implementasi intervensi seperti inisiasi menyusu dini (IMD) dan
pembuatan MP ASI, STBM, penganekaragaman pangan, penyuluhan pertanian,
parenting, PAUD, kesehatan reproduksi. Diperlukan adanya pengelola pelatihan ini
ditingkat pusat dan daerah. Materi untuk on the job training disediakan oleh tim
khusus yang dikoordinasikan oleh Pokja Pelatihan Gemes 1000 HPK dan ditingkat
daerah berkoordinasi dengan Bappeda Provinsi.
2) Pedoman Teknis
Pemerintah sebagai regulator salah satu tugas umumnya adalah menetapkan
standar, termasuk standar untuk pelaksanaan program perbaikan pangan dan gizi
multi sektor.
Setiap K/L memiliki panduan pelaksanaan program yang dituangkan dalam pedoman
maupun panduan teknis informasi mengenai pedoman yang digunakan sangat penting
untuk dijadikan panduan dalam pelaksanaan program merupakan program teknis yang
dimiliki K/L dalam melaksanakan program.

4.4. STRATEGI ADVOKASI DAN KOMUNIKASI


Advokasi adalah kombinasi dari desain dukungan individu dan sosial untuk
meningkatkan komitmen politik, dukungan kebijakan, penerimaan sosial, dan
dukungan sistem untuk program kesehatan tertentu (WHO 1998). Advokasi
merupakan strategi untuk mempengaruhi para pengambil keputusan khususnya saat
mereka menetapkan peraturan, mengatur sumber daya dan mengambil keputusan-
keputusan yang menyangkut khalayak masyarakat. Agar mencapai target yang telah
ditetapkan dapat tercapai. Untuk memenuhi asumsi pengambil kebijakan, dan
stakeholder yang terlibat sehingga diperoleh pendanaan, sumber daya manusia yang
cukup, metode intervensi yang tepat, dan peningkatan cakupan serta keberlanjutan
intervensi yang dilakukan, koordinasi antar pemerintah pusat dan daerah serta

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 47
koordinasi lintas sektor berjalan dengan baik. Pada Tabel 4.1. diperlihatkan strategi
advokasi yang harus dilakukan terhadap stakeholder terkait.

Tabel 4.1. Strategi Advokasi Pelaksanaan RAD-PG


STAKEHOLDER STRATEGI FREKUENSI/TAHUN
Policy brief, pertemuan
Pemerintah pusat advokasi berjenjang, Semesteran
workshop
Policy brief, pertemuan
Pemerintah daerah Semesteran
advokasi, workshop
Policy brief, pertemuan
DPR/DPRD Semesteran
advokasi
Media,konseling, Policy
Masyarakat Triwulanan
brief, dengar pendapat

4.5. PENDANAAN INDIKATIF


Penting untuk mengetahui anggaran yang tersedia untuk pelaksanaan program.
Dengan demikian dapat diketahui jumlah dana yang diperlukan dan ketersediaan dana
sehingga apabila terjadi kekurangan dapat diketahui lebih awal dan direncanakan
untuk mencari alternarif pendanaan dari sumber lainnya. Besar dana indikatif untuk
program dan kegiatan hendaknya dimiliki pusat dan daerah dan untuk pusat biasanya
terdapat pada RPJMN dan Renstra K/L sedang di daerah dianggarkan dalam APBD
Kabupaten.

4.6. STRATEGI MONITORING DAN EVALUASI


Untuk melaksanakan monitoring dan evaluasi perlu ditetapkan target atau
output yang ingin dicapai, siapa saja yang berperan, apa saja input dan output dan
proses yang harus dilakukan.
Namun agar lebih terukur dipilih beberapa indicator kinerja utama untuk setiap
SKPD yang terkait dengan pencapaian RAD-PG dan akan terus dipantau
pencapaiannya dalam kurun waktu tertentu. Indikator diperoleh dengan memilih
indikator kinerjanya yang berasal dari RPJMD maupun Renstra PD atau kegiatan
lainnya yang relevan terhadap upaya perbaikan gizi dan berkaitan dengan ouput dan
outcome yang ingin dicapai. Indikator ini akan terus dipantau dan dievaluasi sehingga
dapat mendorong tercapainya output dan outcome dari RAD-PG Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan Tahun 2016-2021.

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 48
BAB V

PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan Rencana Aksi Daerah Pangan dan


Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan Tahun 2016-2021 ini perlu
dilakukan pemantauan dan evaluasi. Dalam melaksanakan pemantauan dan evaluasi,
ada beberapa indikator yang perlu diperhatikan untuk suksesnya pelaksanaan RAD-PG
dimaksud.

5.1. PRINSIP-PRINSIP PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Pada prinsipnya pelaksanaan pemantauan dan evaluasi Rencana Aksi


Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
adalah merupakan tanggungjawab seluruh PD yang terkait. Secara khusus
untuk ketahanan pangan pelaksanaan pemantauan dan evaluasi kegiatan
dilaksanakan oleh Sekretariat Pelaksana Kegiatan

5.2. TUJUAN/KEGUNAAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Tujuan dan kegunaan pemantauan dan evaluasi Rencana Aksi Daerah


Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan adalah
untuk memantau, mengevaluasi serta mengidentifikasi permasalahan dalam
pelaksanaan kegiatan. Selanjutnya, kegunaannya adalah untuk memberikan
solusi atas permasalahan yang ditemui dalam pelaksanaan kegiatan.

5.3. MEKANISME PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Untuk mekanisme pelaksanaan pemantauan dan evaluasi adalah sebagai


berikut :
- Penyiapan format monitoring dan evaluasi.

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 49
- Pengumpulan data/informasi.
- Pertemuan/rapat hasil dan evaluasi.
- Tindak lanjut hasil pemantauan dan evaluasi.

5.4. TANGGUNG JAWAB PERANGKAT DAERAH DALAM PEMANTAUAN DAN


EVALUASI

Dalam rangka pemantauan dan evaluasi Rencana Aksi Daerah Pangan


dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan, maka dapat dibagi
sesuai tugas pokok dan fungsi dari masing-masing PD yang terlibat dalam
pencapaian peningkatan pangan dan gizi. Adapun pembagian tanggungjawab
adalah sebagai berikut :

a. Dinas Kesehatan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan


Dinas Kesehatan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan,
bertanggungjawab dalam
a) mengurangi angka kematian bayi/balita, angka kematian ibu hamil dan
menyusui, mengurangi prevalensi balita gizi kurang serta meningkatkan
gizi masyarakat pada umumnya;
b) pengawasan peredaran bahan makanan (termasuk pangan segar dan
ikan) dalam rangka meningkatkan perlindungan kepada masyarakat dari
obat dan makanan yang berbahaya bagi kesehatan.

b. Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bolaang


Mongondow Selatan
Dinas Pertanian, Pangan, Kelautan dan Perikanan Kabupaten Bolaang
Mongondow Selatan, bertanggungjawab dalam penyelenggaraan
pembangunan ketahanan pangan yaitu :
a) meningkatkan produksi pangan beras termasuk didalamnya hortikultura
serta pangan hewani dari ternak dan ikan , yang aman untuk dikonsumsi
dalam rangka memenuhi kebutuhan akan karbohidrat dan protein
masyarakat Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 50
b) Peningkatan Ketersediaan Pangan, melalui pengembangan lumbung
pangan masyarakat; pemantapan cadangan pangan wilayah perbatasan;
pengkajian dan analisis ketersediaan pangan);
c) Pengembangan Distribusi dan Harga Pangan, melalui penguatan
kelembagaan distribusi pangan; pemantauan dan analisis distribusi,
harga dan akses Pangan; koordinasi dan pemantauan distribusi dan
harga pangan khususnya menjelang HBKN);
d) Pengembangan Penganekaragaman Konsumsi Pangan, melalui
pembinaan dan optimalisasi pemanfaatan pekarangan; pelatihan dan
penyuluhan pangan beragam, bergizi, seimbang dan aman berbasis
sumberdaya lokal (sosialisasi, simulasi, apresiasi, lomba dan
demonstrasi); pengembangan teknologi pengolahan pangan lokal; serta
e) Pengembangan Kewaspadaan dan Kerawanan Pangan, melalui
pengembangan Sistem Kewaspadaan Pangan Gizi (SKPG);
penanggulangan daerah rawan pangan; pembinaan dan pengembangan
Desa Mandiri Pangan dan pengkajian dan analisis kewaspadaan
kerawanan pangan).

c. Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan


Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan
BAPPELITBANG Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan,
bertanggungjawab dalam memonitoring dan mengevaluasi pelaksanaan
program-program penunjang tercapainya peningkatan pangan dan gizi
masyarakat kaitannya dengan RAD-PG, melalui rapat-rapat koordinasi antar
instansi terkait baik di tingkat nasional, provinsi maupun kabupaten.

5.5. WAKTU PELAKSANAAN PEMANTAUAN DAN EVALUASI

Waktu pelaksanaan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan Rencana Aksi Daerah


Pangan dan Gizi (RAD-PG) di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan akan
dilaksanakan pada bulan Maret, Juni, September dan Desember (triwulan I, II,
III dan IV) atau sesuai dengan kebutuhan dan akan dilaksanakan koordinasi
dengan semua PD (Dinas/Badan/Instansi) terkait pelaksanaan RAD dimaksud.
Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 51
BAB VI
PENUTUP

RAD-PG merupakan terjemahan dari RAN-PG 2015-2019 serta sejalan dengan


perencanaan di Pusat dan Daerah. Oleh karena itu keberadaan RAD-PG diharapkan
dapat meningkatkan asupan makanan , status gizi, dan kualitas sumber daya manusia
di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.
Permasalahan gizi merupakan persoalan multidimensi dan multi sektor yang
membutuhkan solusi dengan pendekatan multi sektor dan tidak hanya dilaksanakan
oleh sektor kesehatan saja. Apabila intervensi gizi spesifik dan sensitif dilaksanakan
dengan baik oleh semua sektor yang terlibat, ditambah dengan adanya dukungan
faktor pemungkin, maka akan dicapai gizi dan perkembangan optimal pada anak yang
dapat menurunkan angka kesakitan dan kematian bayi, meningkatkan perkembangan
kognitif, sosia-emosional, meningkatkan prestasi dan kapasitas belajar, sehingga anak
tumbuh menjadi manusia yang berkualitas pada usia dewasa, menurunkan risiko
obesitas dan penyakit tidak menular, serta meningkatkan kapasitas kerja dan
produktivitas. Manfaat yang dicapai pada siklus kehidupan tersebut bermuara pada
terbentuknya sumber daya manusia yang cerdas, sehat, produktif secara
berkelanjutan dan berdaya saing tinggi.
Integrasi dan koordinasi yang baik mulai dari perencanaan, implementasi dan
evaluasi atas pelaksanaan bidang tugas masing-masing akan mewujudkan ketahanan
pangan dan gizi yang berkelanjutan yang berlandaskan Kedaulatan Pangan dan
Kemandirian Pangan di Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan.

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 52
LAMPIRAN

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 53
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Urusan Wajib
Pelayanan Dasar
Kesehatan
Program
Peningkatan
Ratio Dokter 40/100.000
Kapasitas 32/100.000 32/100.000 750 25/100.000 900 30/100.000 900 35/100.000 1.000 40/100.000 1.000 45/100.000 1.500 40/100.000 5.300
penduduk
Sumber Daya
Aparatur
Ratio Dokter Spesialis
5/100.000 5/100.000 300 5/100.000 300 5/100.000 400. 5/100.000 1.000 6/100.000 1.500 7/100.000 2.000 6/100.000 5.200
6/100.000 penduduk
Ratio Dokter Gigi 1.000.000.
3/100.000 3/100.000 300 5/100.000 300 7/100.000 400 11/100.000 1.000 11/100.000 11/100.000 1.000 11/100.000 3.700
11/100.000 penduduk 000
Ratio Apoteker 700
10/100.000 10/100.000 100 10/100.000 100 10/100.000 150 10/100.000 150 10/100.000 150 10/100.000 150 10/100.000
10/100.000 penduduk
Ratio Bidan 100/100.000 100 150 100/100.00 100/100.00
64/100.000 64/100.000 64/100.000 100 70/100.000 150 80/100.000 150 150 100/100.000 700
penduduk 0 0
Ratio Perawat 245/100.00 100 265/100.00 100 272/100.00 272/100.00
245/100.000 250/100.000 100 255/100.000 100 100 100 272/100.000 500
272/100.000 penduduk 0 0 0 0
Ratio Tenaga Gizi 100 150
34/100.000 34/100.000 45/100.000 100 50/100.000 150 60/100.000 64/100.000 150 64/100.000 150 64/100.000 700
64/100.000 penduduk
Ratio Tenaga Sanitasi 100 150
15/100.000 20/100.000 25/100.000 100 30/100.000 150 35/100.000 40/100.000 150 40/100.000 150 40/100.000 700
40/100.000 penduduk
Ratio Tenaga Kesehatan 100 150.000.00
37/100.000 38/100.000 38/100.000 100 39/100.000 150 40/100.000 150 40/100.000 40/100.000 150 40/100.000 700
Masyarakat 40/100.000 0
Ketersediaan obat
Program Obat perkapita per tahun di Dinas
22.000/ 22.000/ 22.000/ 22.000/ 22.000/ 22.000/
Perbekalan sarana pelayanan 13.000/ kapita 1.292,8 1.292,8 22.000/ kapita 1.292,8 1.292,8 1.292,8 1.292,8 6.463,9 Kesehat
kapita kapita kapita kapita kapita kapita
Kesehatan kesehatan dasar (Rp / an
Kapita )
Persentase ketersediaan
100% 100% 1.700 100% 1.700 100% 1.700 100% 1.700 100% 1.700 100% 1.700 100% 8.500
obat dan vaksin

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 1
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Ketersediaan obat esensial
– generik di sarana
100% 100% 1.292,8 100% 1.292,8 100% 1.292,8 100% 1.292,8 100% 1.292.8 100% 1.292,8 100% 6.464
pelayanan kesehatan
pemerintah
Persentase penggunaan
obat generik di fasilitas 100% 100% 1.292,8 100% 1.292,8 100% 1.292,8 100% 1.292,8 100% 1.292,8 100% 1.292,8 100% 6.464
pelayanan kesehatan
Jumlah Instalasi Farmasi
0 1 150 1 200 1 250 1 300 1 300 1 350 1 1.400
kabupaten sesuai standar
Program
Dinas
Pengawasan Persentase apotek dan
100% 100% 60 100% 75 100% 75 100% 75. 100% 75 100% 75. 100% 375 Kesehat
Obat dan toko obat diawasi
an
Makanan
Program
Dinas
Pencegahan dan
Angka Bebas Jentik 75% 75% 50 75% 60 80% 65. 95% 75 95% 80 95% 85 95% 365 Kesehat
Penanggulanga
an
n Penyakit
Angka kesakitan penderita
DBD per 100.000 1 3 50. 3 60 3 65 3 75 3 80 3 85 3 365
penduduk (Incidence Rate)
Mempertahankan angka
fatalitas kasus penyakit 0 0 50 0 60 0 65 0 75 0 80 0 85 0 365
DBD (CFR )
Mempertahankan rasio
Penderita Demam
100% 100% 55 100% 65 100% 70 100% 80 100% 85 100% 90 100% 390
Berdarah Dengue (DBD)
yang ditangani
Persentase kasus baru TB
Paru (BTA Positif) yang
133% 90% 60 90% 65 95% 70 95% 75 100% 80 100% 85 100% 375
ditemukan (Case Detection
Rate)
Persentase kasus baru TB
Paru (BTA Positif) yang
95% 95% 65 95% 70 95% 75 95% 80 95% 85 95% 90 95% 400
disembuhkan
(keberhasilan pengobatan)

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 2
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Penemuan dan tata
laksana kasus Pneumonia 100% 100% 50 100% 60 100% 65 100% 75 100% 80 100% 85 100% 365
Balita
Angka penemuan kasus
malaria per 1000
1/1000 1/1000 50 1/1000 50 1/1000 65 1/1000 70 1/1000 75 1/1000 80 1/1000 340
penduduk (Annual
Paracite Incidence)
Menurunkan penderita
11 Kasus 10 55 9 60 8 75 7 80 0 85 0 95 0 395
malaria (AMI)
Jumlah kasus diare per 13/100 13/100 13/100
13/1000 55 13/1000 60 13/1000 65 70 75 13/1000 80 13/1000 350
1000 penduduk 0 0 0
Angka kematian akibat
penyakit diare pada 0% 0% 55 0% 60 0% 65 0% 70 0% 75 0% 80 0% 350
Kejadian Luar Biasa (KLB)
Angka Acute Flaccid
Paralysis (AFP) diharapkan 2/100.0 2/100.00 2/100.0 2/100.0 2/100.0 2/100.00
0% 50 55 2/100.000 60 65. 70 75 325
≤ 2/100.000 anak usia 00 0 00 00 00 0
kurang dari 15 tahun
Prevalensi penderita
0 1 55 1 60 1 65 1 70 1 75 1 80 1 350
HIV/AIDS.
Prevalensi penderita kusta 2,98/10.0 5/10.00 3/10.00 2/10.00 2/10.00
50 5/10.000 60 4/10.000 65 75 80 85 2/10.000 365
per 10.000 penduduk 00 0 0 0 0
Angka penemuan kasus
baru Kusta (New Case 29,8/100. 50/100. 50/100.0 40/100.00 30/100. 20/100. 20/100. 20/100.0
50 60 65 75 80 85 365
Detection Rate / NCDR) 000 000 00 0 000 000 000 00
per 100.000 penduduk
Terselenggaranya sistem
surveilans, sistem
kewaspadaan dini faktor
risiko, dan sistem 100% 100% 50 100% 55 100% 60 100% 65 100% 70 100% 70 100% 320
penanggulangan Kejadian
Luar Biasa (KLB)/wabah
secara berjenjang.
Mempertahankan
100% 100% 50 100% 55 100% 60 100% 65 100% 70 100% 75 100% 325
Persentase

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 3
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Penanggulangan KLB < 24
jam
Persentase Puskesmas
yang melaksanakan
pengendaliaan PTM 0% 10% 55 20% 60 30% 65 40% 70 50% 75 55% 80 50% 350
terpadu

Presentase
Desa/Kelurahan yang
10% 10% 50 20% 55 30% 60 40% 65 50% 70 55% 75 50% 325
melaksanakan kegiatan
Posbindu PTM
Persentase desa yang
mencapai Universal Child 70,37% 90% 100 90% 110 90% 115 90% 120 90% 130 95% 140 90% 615
Immunization (UCI)
Persentase bayi 0-11
bulan yang mendapat 90% 90% 100 90% 110 90% 115 90% 120 90% 130 90% 140 90% 615
imunisasi dasar lengkap
Persentase anak usia
sekolah yang 90% 90% 100 90% 110 90% 115 90% 120 90% 130 90% 140 90% 615
mendapatkan imunisasi
Program
Standarisasi Jumlah Puskesmas
0 2 550 4 750 6 800 8 1.000 8 1.000 8 1.200 8 4.750
Pelayanan Terakreditasi
Kesehatan
Program
Pengadaan,
Peningkatan
dan Perbaikan
Rasio Puskesmas Dinas
Saran dan 3/10.00 5/10.00 5/10.00 5/10.00
pembantu per 10.000 3/10.000 900 4/10.000 1.200 4/10.000 1.200 1.500 1.500 1.500 5/10.000 6.900 Kesehat
Prasarana 0 0 0 0
penduduk an
Puskesmas/Pus
esmas
Pembantu dan
Jaringannya
Rasio Puskesmas per 13/100.00 13/100. 13/100.0 13/100.00 13/100. 13/100. 13/100. 13/100.0
2.500 2.500 2.500 2.500 2.500 2.500 12.500
10.000 penduduk 0 000 00 0 000 000 000 00

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 4
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Jumlah Puskesmas rawat
2 2 1.500 2 1.500 3 3.500 4 3.500 5 3.500 5 4.000 5 16.000
Inap yang Mampu PONED
Jumlah RS yang
0 0 2.000 0 3.000 0 4.000 0 5.000 1 6.000 1 6.500 1 24.500
Melaksanakan PONEK
Jumlah Sarana Pelayanan
Kesehatan yang Memiliki
0 0 0 0 0 1 1.000 2 2.000 3 3.000 3 3.500 3 9.500
Unit Pelayanan Gawat
Darurat
Cakupan Pelayanan Gawat
Darurat Level 1 Yang
0 0 30 0 30 1 60 1 70 1 80 1 85 1 325
Harus Diberikan Sarana
Kesehatan RS Kabupaten
Program Upaya Jumlah Puskesmas yang Dinas
Kesehatan menerapkan standar 8 8 80 8 80 8 80 8 80 8 80 8 80 8 400 Kesehat
Masyarakat pelayanan medik dasar an
Cakupan Pelayanan
Kesehatan Dasar 70% 75% 700 78% 750 80% 800 85% 850 90% 900 90% 950 90% 4.250
Masyarakat Miskin
Cakupan Pelayanan
Rujukan Pasien 75% 80% 50 82% 60 86% 70 90% 80 90% 90 90% 95 90% 395
Masyarakat Miskin
Jumlah Puskesmas yang
Memberikan Pelayanan
8 8 70. 8 70 8 70 8 70 8 80 8 80 8 370
Kesehatan dasar bagi
Penduduk Miskin
Rasio Pelayanan
Kesehatan Dasar Bagi
Keluarga Miskin Secara 1,33% 1,25% 667 1,27% 700 1,29% 750 1,32% 750 1,36% 750 1,36% 750 1,36% 3.700
Cuma-Cuma di UPT Dinas
Kesehatan Kabupaten
Persentase penduduk yang
Program
telah terjamin
Kemitraaan
pemeliharaan kesehatan 57% 57% 647. 49% 667 49% 750. 50% 800 50% 1.000 50% 1.000 50% 4.217
Pelayanan
dengan sistem Jaminan
Kesehatan
Kesehatan Masyarakat

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 5
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program
Promosi Persentase Rumah Tangga Dinas
Kesehatan dan Berperilaku Hidup Bersih 65% 69% 50 70% 75 75% 80 80% 89 85% 90 85% 95 85% 429 Kesehat
Pemberdayaan dan Sehat an
Masyarakat
Persentase sekolah SD/MI
2% 5% 35 15% 35 30% 40 45% 45 50% 50 50% 55. 50% 225
yang ber PHBS
Seluruh Desa menjadi
10% 60 Desa 8 70 Desa 20 81 Desa 30 81 Desa 40 81 Desa 60 81 Desa 65 215
Desa Siaga
Jumlah Pos Kesehatan
Desa (POSKESDES) 29 29 0 32 1.000 35 1.500 37 2.000 40 2.500 40 3.000 40 10.000.
beroperasi
Presentase Desa Siaga
10% 20% 10 30% 30 40% 50 50% 80 80% 100 80% 110 80% 370
Aktif
Jumlah Posyandu 110.00
0 5 40 10 50 15 60. 20 80 25 100 25 25 400
Purnama 0.000
Program
Dinas
Keselamatan Angka Kematian Bayi per 6,76/10 6,67/100 5,7/100 2,5/100
6,76/1000 80 90 5,7/1000 100 110 120 130 2,5/1000 550 Kesehat
Ibu Melahirkan 1000 Kelahiran Hidup 00 0 0 0
an
dan Anak
Angka Kematian Balita per 20,1/10 20,1/100 10/100 10/100
65,3 80 90 20,1/1000 100 120 130 10/1000 140 10/1000 580
1000 00 0 0 0
0 0 0 0
Angka Kematian Ibu per 0 0 0 0
Kematia 90 100 120 Kematia 150 Kematia 200 Kematia 250 820
100.000 Kematian Kematian Kematian Kematian
n n n n
Cakupan Kunjungan Ibu
84,85% 85% 90 89% 100 92% 120 95% 150 96% 200 96% 250 96% 820
Hamil (K1)
Cakupan Ibu hamil yang
mendapatkan pelayanan
65,59% 66% 50 69% 60 70% 70 72% 80 75% 90 77% 95 75% 395
antenatal K4 (Kunjungan 4
kali/ K4)
Cakupan Pertolongan Ibu
Bersalin oleh Tenaga
66,6% 75% 1.000 80% 1.000 85% 1.000 90% 1.000 95% 1.000 95% 1.000 95% 5.000.
Kesehatan yang Memiliki
Kompetensi Kebidanan

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 6
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
998=87,0
Cakupan Kunjungan Nifas 70% 50 76% 60 82% 70 90% 80 92% 90 92% 95 92% 395.
%
Cakupan Neonatal
100% 100% 50 100% 60 100% 70 100% 80 100% 100 100% 150. 100% 460
Komplikasi yang ditangani
Cakupan Ibu Hamil
211=65,77
dengan Komplikasi yang 65% 50 65% 60 70% 70 75% 80 80% 100. 82% 110 80% 420.
%
ditangani
Cakupan Kunjungan
84,77% 86% 50 87% 60 88% 70 89% 80 90% 100 92% 120 90% 430
Neonatal Pertama (KN1)
Cakupan Kunjungan
Neonatus Ketiga (KN 80,54% 82% 60 83% 70 84% 70 85% 90 84% 100 85% 110 84% 440
Lengkap)
Cakupan Kunjungan Bayi 83,99% 84% 60 84% 70 85% 80 85% 90 85% 100 87% 110 85% 450
Angka kelangsungan
hidup Bayi/1000 0
Kelahiran hidup
Cakupan Bayi Berat Lahir
Rendah (BBLR) yang 17,41% 18% 60 18% 70 19% 70 20% 90 20% 100 23% 150 20% 480
ditangani
Deteksi Dini Tubuh
Kembang Anak Balita dan 92% 93% 60 93% 70 94% 70 94% 90 95% 100 97% 130 95% 460
Anak Pra Sekolah
Cakupan SD/MI
melaksanakan
96% 97% 60 98% 70 98% 70 99% 90 100% 100 100% 130 100% 460
Penjaringan Kesehatan
Siswa Kelas 1
Cakupan Pelayanan
25% 32% 60 39% 70 46% 70 53% 90 60% 100 62% 150 60% 480
Kesehatan Remaja
Program
Peningkatan Dinas
Cakupan Pelayanan Pra
Pelayanan 50% 54% 60 54% 70 61% 70. 68% 90 70% 100 71% 110 70% 440 Kesehat
Usila dan Usil
Kesehatan an
Lansia

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 7
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Program Dinas
Perbaikan Gizi Prevalensi Gizi Buruk 0,03% 0,03% 250 0,03% 250 0,03% 250. 0,02% 250 0,02% 250 0,02% 250 0,02% 1.250 Kesehat
Mayarakat an
Prevalensi Balita Kurang
1,17% 1,17% 250 1,17% 25 1,17% 300 1,17% 300. 1,17% 300. 1,17% 300 1,17% 1.450
Gizi
Presentase Balita Gizi
Buruk Ditemukan dan 100% 100% 30 100% 35 100% 40 100% 45 100% 50 100% 55 100% 225
Yang Mendapat Perawatan
Cakupan Pemberian MP-
ASI pada anak 6-24 bulan 70% 70% 100 75% 100 80% 150 85% 200 90% 200 92% 250 90% 900
keluarga miskin
Cakupan Ibu Hamil yang
77% 79% 70 80% 80 82% 90 83% 100 85% 100. 87% 125. 85% 495
Mendapatkan Tablet Fe
Prevalensi Anemia Gizi
Besi pada Ibu Hamil dan 10,75% 10,75% 70 10,75% 80 10,75% 90 10,75% 100. 10,75% 100 10,75% 100 10,75% 470
Ibu Nifas
Cakupan ASI Eksklusif 57% 59% 30 61% 35 62% 40 64% 45 65% 45 67% 50 65% 215
Cakupan Balita yang
93,4% 95% 80 97% 80 98% 80 100% 8 100% 80 100% 80 100% 400
Mendapatkan Vitamin A
Presentase Ibu Hamil
Kurang Energi Kronik
70% 70% 100 76% 150 83% 150 89% 150 95% 150 95% 150. 95% 750
(KEK) yang Mendapat
Makanan Tambahan
Presentase Balita Kurus
yang Mendapat Makanan 70% 70% 100 75% 150 80% 150 85% 150 90% 150 90% 150 90% 750
Tambahan
Presentase Remaja Putri
Mendapat dan 0% 10% 60 15% 65 20% 65 25% 65 30% 70 32% 75 30% 340
Menkonsumsi TTD
Presentase Bayi Baru
0% 38% 60 41% 65 44% 65 47% 65 50% 70 53% 73 50% 338
Lahir Mendapat IMD
PresentaseBalita Yang
83% 83% 20 84% 20 84% 20 85% 30 85% 30 85% 30 85% 130
Ditimbang (D/S)

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 8
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Presentase Ibu Nifas yang
Mendapatkan Kapsul 79% 80% 40 82% 40 83% 40 85% 40 90% 45 93% 48 90% 213
Vitamin A
Presentase RT yang
Menggunakan Garam 100% 100% 40 100% 45 100% 45 100% 50 100% 50 100% 55 100% 245
Beriodium
Prevalensi Balita Bawah
2,32 <2,32 100 <2,32 15 <2,32 200 <2,32 200 <2,32 200 <2,32 250 ˂2,32 1.000
Garis Merah
Program Persentase Penduduk yang
Dinas
Pengembangan Memiliki Akses Terhadap
68% 68% 3 75% 40 80% 50 85% 55 90% 75 95% 80 90% 300 Kesehat
Lingkungan Air Minum Yang
an
Sehat Berkualitas
Persentase Kualitas Air
Minum yang Memenuhi 68,7% 68,7% 40 70% 40 75% 45 80% 50 90% 65 95% 70 95% 270
Syarat Kesehatan
Persentase Keluarga
Menggunakan Air Bersih
54,47% 60% 20 75% 30 75% 40 75% 60 80% 80 80% 85 85% 295
yang Memenuhi Syarat
Bakteriologis
Persentase Keluarga
Menghuni Rumah yang
38,80 % 40% 20 65% 30 75% 40 80% 60 80% 80 80% 85. 80% 295
Memenuhi Syarat
Kesehatan
Persentase Keluarga
Menggunakan Jamban
27,9% 35% 20 60% 30 65% 60 70% 70 80% 80 85% 85 80% 325
Memenuhi Syarat
Kesehatan
Persentase Cakupan TPM
yang Memenuhi Syarat 25% 25% 30 50% 400 60% 45 80% 50 85% 60 90% 70 85% 265
Kesehatan
Persentase Tempat-tempat
Umum (TTU) yang
20% 20% 2 30% 30 40% 35 60% 60 80% 80 85% 85 80% 290
memenuhi syarat
kesehatan

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 9
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Jumlah desa yang
melaksanakan Sanitasi
0 16 20 49 35 65 60 81 70 81 100 81 130 81 395
Total Berbasis masyarakat
(STBM)
Tersedianya alat, bahan,
dan reagen untuk
pengendalian faktor risiko 650
9 9 25 9 100. 9 100 9 250 9 100 9 100 9
dan pendukung
penyelenggaraan Program
Lingkungan Sehat.
Pekerjaan
Umum dan
Penataan
Ruang
Program Dinas
Wilayah yang memiliki
Pembangunan PU
akses jalan Kabupaten 349.9 22 21 27 22 19 31 492
Jalan dan 21.949 34.622 35.176 40.901 43.656 55.542 231.850 danKim
(km)
Jembatan praswil
Rasio Jalan yang Dilalui
349.9 22 21.949 21 34.622 27 35.176 22 40.901 19 43.656 31 55.542 491.9 231.850
roda 4 (km)
Panjang jembatan yang
67 260 5.616 321.62 5.853 383.22 5.952 444.84 6.204 506.45 6.465 568.06 6.738 1567 36.831
terbangun (m)
Program
Rehabilitasi/Pe Panjang jaringan jalan
156.06
meliharaan kabupaten dalam kondisi 89.10 25 89.181 35 102.558 37 38 129.313 39 142.000 42 305.1 735.058
115.936 7
Jalan dan mantap (km)
Jembatan
Proporsi Panjang Jaringan
Jalan dalam kondisi baik 74 9.25 10.748 13 12.360 15 13.973 16 15.585 19 17.197 22 18.810 168.25 88.675
(km)
Proporsi Panjang Jaringan
Jalan Desa dalam kondisi 5 7 9.745 8.2 11.985 9.8 12.752 11 15 14.873 17 17.539 73 79.771
12.874
mantap (km)
Panjang jalan dan ruas
Program 169.50 1,286.1 Dinas
yang ditingkatkan (km) 595.16 7.8 89.296 16 184.959 47 254.185 52 309.573 58 448.155 65 840.96
Peningkatan 7 70 PU
kualitas dan kuantitasnya

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 10
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Jalan dan danKim
Jembatan praswil
Program
Pengembangan
dan Pengelolaan
Jaringan Irigasi, Rasio jaringan irigasi
2.420 3.025 21.186 3.630 21.000 4.235 21.000 4.846 21.000 5.446 21.000 6.051 6.051 126.186
Rawa dan (m/ha) 21.000
Jaringan
Pengairan
Lainnya

Luas Irigasi kabupaten


2.420 3.253 21.186 3.630 21.000 4.235 21.000 4.846 21.000 5.446 21,000 6.051 ha 21.000 6.051 126.186
dalam kondisi baik (m/ha)

Persentase sawah yang


memiliki jaringan irigasi
31,63% 39,54 21.186 47,45 % 21.000 55,36% 21.000 63,27 % 21.000 71,18 % 21.000 79,09% 21.000 79,09%
tersier dan irigasi 126.186
%
pedesaan
4
2 (bolaan 2 2
3 (nunuk, 2
(Linawan g Asu, 2 (nunuk (Kombot
sinumbay (molibag 17
Normalisasi sungai besar dan Molibag 3.750 (popodu, 4.200 3.900 1.600 dan 5.250 dan 5.500 24.200
oga, u dan Sungai
Linawan u, Sakti, salongo) tolotoyo mataind
molibagu) Asam
Kecil) Lungka n) o)
p)
Program
Penataan
Penguasaan,
Persentase luas tanah
Kepemilikan, 10.00 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 8.3 50.00%
bersertifikat
Penggunaan dan
Pemafaatan
Tanah
Program
Ketaatan terhadap Tata 100%
Perencanaan 100% 100% 100% 100% 100% 100% 100%
RTRW
Tata Ruang

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 11
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
4 dok
(Master
plan dan
Program DED
2 dok 1 dok
Perencanaan Draenase 1 Dok 2 dok 2 dok 9 dok
Jumlah Dokumen (master (master
Pengembangan Kawasan Jakstra (masterpl (masterpla 1 dok Masterpl 3.334,7 Bappelit
Perencanaan Draenasi, Air 334,75 650 650 plan 700 plan 700 300
Kota-Kota Pemerinta da an dan n dan laporan an dan 5 bang
minun dan Sanitase dan dan
Menengah dan han, Buku SPAM DED) DED) DED
DED) DED)
Besar Putih
Sanitasi
Kab., SSK,
Dan MPS)

2 dok
1
(DED
Program dokDED 1
Ekowisa 1
Perencana 1 Ekowisa dokDED 7 dok
ta dokDED 1 dokDED
Pengembangan Jumlah dokumen DED dokDED ta Ekowisa DED Bappelit
- Mangro 771,8 Ekowisat 300 Ekowisata 300 300 350 350 2.371,8
Wilayah ekowisata Ekowisa kawasa ta Ekowisat bang
ve a Biniha Modisi
Strategis dan ta Dami n pesisir Mataind a
Panang Timur
Cepat Tumbuh Posilago o
o dan
n
Deaga)

Sosial
Program
80 % PMKS yang
pelayanan dan 10,83 %
memperoleh bantuan 20.480,
rehabilitasi (530/4893 17,76% 1.569,9 21,99% 3.760 27,75% 3.880 33,91% 3.865 47,48% 3.627 61,66% 3.777,8 61,66%
sosial untuk pemenuhan 5
kesejahteraan )
kebutuhan dasar
sosial
Presentasi (%) Kab/Kota
100% ( 100% ( 100% ( 100% ( 100% ( 100% ( 100% ( 100% (
Program yang menggunakan
Mobil Mobil Mobil Mobil Mobil Mobil Mobil Mobil
Bantuan Sarana Prasarana Tanggap 396,734 1.967,5 1,296 1.521 1.071 1.421 7.276,5
Dunlap Dunlap Dunlap Dunlap Dunlap Dunlap Dunlap Dunlap
Jaminan Sosial Darurat Lengkap untuk
Rescue Rescu Rescu Rescu Rescu Rescu Rescu Rescu
Lokasi Bencana
Program Persentase Meningkatnya
4.460,0
Pelayanan dan Pelayanan dan 9,6% 40% 205,242 75% 690.55 80% 941,1 82% 785,7 87% 975 87% 1.042,5 87%
9
Rehabilitasi Rehabilitasi serta Kesos

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 12
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
kesejahteraan
sosial
Program
perencanaan Jumlah penerima raskin
- - - 1000 KK 1.640 1000 KK 1.640 1000 KK 1.640 1000 KK 1.640 1000 KK 1.640 5000 KK
pembangunan dan raskinda
ekonomi
Urusan Wajib
Bukan
Pelayanan
Dasar
Tenaga Kerja
Program
Peningkatan Tingkat partisipasi 79,11
80,5 - 81,7 65 82,5 100 83,7 84,5 85% 85% 500
Kesempatan angkatan kerja (2014)
Kerja
Tingkat pengangguran 8,72 8,71 - 7,80- 5,89- 5,89- 4,80- 4,80-
6,89-5,99
terbuka (2014) 7,81 6,90 4,99 4,99 4,50 4,50
Rasio lulusan perguruan
70% 70% 72% 74% 76% 80% 82% 82%
tinggi diploma/s1/s2/s3)
Rasio Ketergantungan 56,99% 56% 56% 53% 51% 49% 47% 47%
Dinsos
Pengend
Persentase jumlah tenaga alian
0% 0% 0% 0% 0% 0% 0% 0%
kerja dibawah umur Pendud
uk dan
KB
Besaran pencari kerja
yang terdaftar yang 15% 15% 15% 15% 20% 25% 30% 30%
ditempatkan (SPM)
Rasio penduduk yang 91,29%- 92,2%- 93,11%- 94,11%- 94,11%- 95,2%- 95,2%-
91,28%
bekerja 82,19 93,1% 94,01% 95,01% 95,01% 95,5 95,5
Pangan
Program Ketersediaan Pangan 3.339,6
5 ton 15 230,145 15 800 15 552 15 555 15 600 20 602 100
Peningkatan Utama 45

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 13
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Ketahanan
Pangan
Penguatan cadangan
5% 20 35 50 65 80 100 100
pangan
Desa Swasembada Pangan 0 0 0 1 1 1 1 4
2 perda 2 perda
2 perda
pengelol pengelol
2 perda 2 perda pengelol 2 perda
aan aan
pengelola pengelolaa aan pengelola
cadanga cadanga
an n cadanga an
n n
Regulasi ketahanan 1 cadangan cadangan n cadanga
1 perbud pangan pangan
pangan perbud pangan pangan pangan n pangan
dan dan
dan SPM dan SPM dan SPM dan SPM
SPM SPM
Ketahana Ketahanan Ketahan Ketahana
Ketahan Ketahan
n pangan pangan an n pangan
an an
pangan
pangan pangan
Skor Pola Pangan Harapan 79.4% 81,4% 83,4% 85% 87,4% 89,4% 91,4% 91,4%
Stabilitas Harga dan
0% 0% 0% 90% 90% 90% 90% 90%
Pasokan Pangan
Ketersediaan energi dan
0% 0% 0% 90% 90% 90% 90% 90%
protein perkapita
Pengawasan dan
pembinaan kemanan 0% 0% 80% 80% 80% 80% 80% 80%
pangan
Program
Jumlah Pelaksanaan
Koordinasi
koordinasi terkait
Dewan 0 0 - 2 kali 50 2 kali 50 2 kali 50 2 kali 50 2 kali 50 250
kebijakan ketahanan
Ketahanan
pangan
Pangan
Program
Peningkatan Jumlah kecamatan yang
Pemasaran mengikuti Pameran
1 kec 1 kec 59,825 1 kec 70 1 kec 80 1 kec 80 1 kec 100 1 kec 100 6 kec 430
Hasil Produksi Potensi unggulan pangan
Pertanian/Perke daerah
bunan

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 14
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Pertanahan
Program
Penataan
Penguasaan,
Persentase luas tanah
Pemilikan, 0 10% 50 25% 32,792 37,711 35% 43,368 40% 49,873 45% 57,354 50% 271,098
bersertifikat 30%
Penggunaan dan
Pemanfaatan
Tanah
Pemberdayaan
Masyarakat
dan Desa
Program BPM
Jumlah Desa Terbaik Yang
Peningkatan dan
mengikuti Kegiatan Lomba 1.901,4
Keberdayaan 5 Desa 1 Desa 260,445 1 Desa 282,5 1 Desa 303 1 Desa 330,25 1 Desa 350,25 1 Desa 375 11 desa Desa
Desa Tingkat Desa Tingkat 45
Masyarakat PP dan
Provinsi
Perdesaan PA
Presentase Kemampuan
Masyarakat dalam 72% 100% - - - - - 100%
pendayagunaan TTG
7 7 7 7 35
7
Jumlah posyantek aktif 0 0 Posyante Posyant Posyant Posyante Posyante
Posyantek
k ek ek k k
Program
Peningkatan BPM
Partisipasi dan
Masyarakat Jumlah LPM aktif 0 0 - 21 LPM 229 15 LPM 163 15 LPM 244 15 LPM 39 15 LPM 79 81 LPM 754 Desa
Dalam PP dan
Membangun PA
Desa
Presentase Swadaya
Masyarakat Terhadap
0% 0% - 40% - - - 80% - - - 100% - 100%
Program Pemberdayaan
Masyarakat
Jumlah PKK aktif 0 0 -- 41 PKK - - - 40 PKK - - - - - 81 PKK

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 15
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
30 30 21 81
Jumlah Posyandu Aktif 0 0 - Posyan - -- - Posyan - - - Posyand - Posyan
Du du u du
Program
BPM
Peningkatan
1 1 dan
Peran Serta dan Jumlah Organisasi
0 organis 36,91 - - - - - - - - - - organisas 36,91 Desa
Kesetaraan Perempuan yang terbina
asi i PP dan
Jender Dalam
PA
Pembangunan
Persentase peran Ibu
0 50% - - - - - - - - - - - 50%
rumah Tangga
Program BPM
Pengembangan dan
Jumlah desa yang 10 9 81 1.730,8
Lembaga 47 Desa 47 Desa 87,626 15 desa 409,750 - 217 357 - 252 407,5 Desa
memiliki BUMDES Bumdes Bumdes Bundes 76
Ekonomi PP dan
Perdesaan PA
47 15 10 9 81 1.61,12
Jumlah Bumdes yang Aktif - - - - - - - 282
Bumdes Bumdes Bumdes Bumdes Bundes 6
Jumlah Kecamatan yang
6 kec 6 kec 1 kec - - - - - - 7 kec
memiliki Posyantek
20 pasar 19 pasar 81 pasar
Jumlah Pasar Desa Aktif 22 desa 22 desa 20 pasar - - - - - -
desa desa desa
Jumlah Desa yang
0 0 - 7 Desa - 7 Desa - 7 desa - 7 desa - 7 Desa - 35 Desa -
memiliki Wartek
Presentase Desa Miskin
yang terfasilitasi sarana 0 0 - 20 % - - - 50% - - - 100% - 100% -
dan Prasana Dasar
Pengendalian
Penduduk dan
Keluarga
Berencana
Dinas
Program PUS peserta KB anggota
1.036,06 1.169,6 1.253,6 1.379,0 1.1516, 7.294,9 Sosial
Keluarga Usaha Peningkatan 65 75 939,675 85 95 105 115 125 600
8 74 42 06 907 73 Pengend
Berencana Pendapatan Keluarga
alian

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 16
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Sejahtera (UPPKS) yang Pendud
ber-KB mandiri uk dan
KB
3 3 3
Rata-rata jumlah anak per 3 2 2
4 anak/kk anak/k 3 anak/kk anak/k anak/k
keluarga anak/kk anak/kk anak/kk
k k k
10.944: 10.944: 11.158: 11.269: 11.381: 11.494: 11.494: 11.794:7
Rasio akseptor KB
71.283 71.283 72.955 73.255 73.555 73.855 73.855 4.155
Program
Dinas
pembinaan
Sosial
peran serta
Pengend
masyarakat Keluarga Pra Sejahtera 6989 6089 5789 37.434 11.418,
6989 org 6689 org 235 6389 org 257 282 308,7 5489 org 335,32 alian
dalam dan Keluarga Sejahtera I org org org org 52
Pendud
pelayanan
uk dan
KB/KR yang
KB
mandiri
Pelayanan Komunikasi
Informasi dan Edukasi
2 Keg2
Keluarga Berencana dan 0 0 2 Keg 2 Keg 2 Keg 2 Keg 10 keg
Keg
Keluarga Sejahtera (KIE
KB dan KS)
Pasangan Usia Subur
(PUS) yang isterinya 570 orang 520 460 org 390 org 310 org 230 org 140 org 2.050 org
dibawah usia 20 tahun
Sasaran Pasangan Usia
Subur menjadi Peserta KB 570 org 520 org 460 org 390 org 310 org 230 org 140 org 2.050 org
aktif
Anggota Bina Keluarga 300 350 400 450 475 500 550 2.725
Balita (BKB) ber-KB Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota Anggota anggota
PUS yang ingin ber-KB
1699 1684 1679 10.119
tidak terpenuhi (unmet 1704 org 1694 org 1689 org 1674 org
org org org org
need)
Program
Persentase Meningkatnya
pengembangan
Masyarakat yang 100% 100% 30 100% 33 100% 36,3 100% 39,93 100% 43,923 100% 48,31 100% 231,448
model
memahami tentang
operasional

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 17
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
(BKB- operasional BKB-
POSYANDU- POSYANDU-PAUD
PAUD)
Program
peningkatan
kesejahteraan Penurunan Jumlah KK Pra 596,53 3.390,8
398 KK 398 KK 715,160 150 524,826 50 508,258 50 500,034 50 545,987 50 50
masyarakat Sejahtera 6 03
miskin dan
kurang mampu
Koperasi,
Usaha Kecil
dan Menengah
Program
Pengembangan
Dinas
Kewirausahaan Jumlah peserta yang
30 40 60 70 75 Perindag
dan Keunggulan mengikuti pelatihan 0 31,157 45 50 peserta 51,92 62,314 72,69 80 325 343,098
peserta peserta peserta peserta peserta kop dan
Kompetitif kewirausahaan
UMKM
Usaha Kecil
Menengah
Jumlah wirausaha baru 110 120 140 150
80 orang 130 orang 165 895
Bidang UMKM orang orang orang orang
Program
Pengembangan
Dinas
Sistem
15 15 16 16 16 Koperasi
Pendukung Bagi Jumlah Produk UMKM 13 produk 138,850 188,85 16 produk 198,850 208,85 218,85 218,85 1.173,1
produk produk produk produk 16 produk dan
Usaha Mikro
produk UKM
Kecil Menengah

43,48 62,32 68,12 73,92 79,72 79,72 100% 100%


Program
(30 dari (43 dari (47 dari (51 dari (55 dari (59 dari (69 dari (69 dari
Peningkatan
69) 69) 69) 69) 69) 69) 69) 69)
Kualitas Persentase koperasi aktif 38 278 280 285 285 290 1.456
Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun Tahun
Kelembagaan
2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015 2015

Program Jumlah Koperasi Aktif


39 43 0 47 100 51 100 55 100 59 100 69 100 69 500
Peningkatan

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 18
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Manajemen
Koperasi
Program 5,0 %
Pemberdayaan Persentase Usaha mikro (183
Usaha Skala kecil menengah yang dari
0 180 100% 180 100% 180 100% 180 100% 180 100% 180 100% 1.080
Mikro Kecil memiliki sarana 366)
Menengah pemasaran produk Tahun
2015
Urusan Pilihan
Kelautan dan
Perikanan
Dinas
Pertania
Program
n
Pengembangan Produksi Budidaya 4.,431,
63,8 ton 80 Ton 2.267,6 172Ton 3.111,5 172 Ton 4.271.5 172 ton 173 Ton 3.791,5 177 ton 5.830, 946 Ton 23,704, kelauta
Budidaya Perikanan 5
15 640 255 n dan
Perikanan
Perikan
an
Dinas
Pertania
3,39 3,61 3,62
3,41 3,42 3,63 21,08 n
Kg/Kapi Kg/kapi Kg/Kapi
Komsumsi Ikan n.a Kg/Kapit kg/Kapita Kg/kapit Kg/Kapit kelauta
ta/Tahu ta/Tahu ta/Tahu
a/Tahun /Tahun a/Tahun a/Tahun n dan
n n n
Perikan
an
Dinas
Pertania
n
Cakupan bina kelompok
0,75 8,85 8,13 7,52 6,99 6,54 6,13 6,13 kelauta
pembudidaya ikan (%)
n dan
Perikan
an
Program Dinas
Luas kawasan budidaya
Pengembangan 1.017,5 5.705,0 Pertania
air laut,air payau dan air 1,98 ha 2 ha 3 ha 937,5 3 ha 937,5 3 ha 937,5 3 ha 937,5 3 ha 937,5 18,98 ha
kawasan 3 30 n
tawar
Budidaya Air kelauta

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 19
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Laut, Air Payau n dan
dan Air Tawar Perikan
an
Dinas
Program
Pertania
Optimalisasi
Jumlah kelompok n
Pengelolaan dan 1.149,9 10 10 10 10 10 4.629,9
pengolah produk 0 0 2.340 535 380 225 150 50 kelauta
Pemasaran 25 kelompok kelompo kelompo kelompo kelompo 25
perikanan n dan
Produksi
Perikan
Perikanan
an
Dinas
Pertania
n
Kontribusi sektor kelauta
7,77% 8% 8,5% 8,7% 9% 9,2% 9,5 9,5% n dan
perikanan terhadap PDRB
Perikan
an

Dinas
Pertania
Program
n
Pengembangan Produksi perikanan 1.959,5 17.154,
7.500 8.500 5000 3.145 5.250 3.720 5500 4.130 5.750 4.200 6.000 4.910 36.000 kelauta
Perikanan tangkap 50 550
n dan
Tangkap
Perikan
an
Dinas
Pertania
n
1.890.0 3.000 4.000.0 4.500.0 5.000.00 5.000.00
Pendapatan Nelayan 1.640.000 2.500.00. kelauta
00 .000 00 00 0 0
n dan
Perikan
an
Program Dinas
Pemberdayaan Pertania
Jumlah Tambat Labuh 50% 57% 71% 100% 2.662,3
Ekonomi 362,325 1.000 85 (12/14) 650 650 100% - 100% 100 n
Kapal Perikanan (7/14) (8/14) (10/14) (14/14) 25
Masyarakat kelauta
Pesisir n dan

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 20
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Perikan
an
Jumlah Kelompok
0 o 5 klpk 5 klpk 5 klpk 5 klpk 5 klpk 25 klpk
Perempuan Pesisir
Produksi perikanan
na n.a 10o ton 10o ton 10o ton 10o ton 10o ton 500 ton
kelompok nelayan
Program
Pemberdayaan
masyarakat
1 kasus
dalam 1 kasus 1 kasus 1 kasus 1 kasus 1 kasus 1 kasus 6 kasus
Jumlah kasus ilegal pembo
pengawasan pemboma 0 pembom 1.808 pemboma 600 pembom 708 pembom 500 pembom 0 pembom 3.166
fishing yang terseleasikan man
dan n ikan an ikan n ikan an ikan an ikan an ikan an ikan
ikan
pengendalian
sumberdaya
kelautan
2 klpk
2 klpk 2 klpk 1 klpk
Jumlah Kelompok (Bolaan
(Posigada (Posiga (Pinolo
Masyarakat Pengawas 18 klpk 0 g 0 23 klpk
n,Pinteng dan,Pi sian
Pokmaswas Uki,Pin
) nteng Timur)
olosian)
Pertanian
Dinas
Pertania
Program n
Peningkatan Cakupan bina kelompok 150 300 500 568 625 180,59 1.373,3 kelauta
150 Orang 73,745 64,501 466 orang 147,762 128.969 764,699 2.659
Kesejahteraan tani orang orang orang orang orang 1 91 n dan
Petani Perikan
an

Jumlah penyuluh 10 12
18 orang 2 orang 16 4 0rang 32 8 orang 64 80 96 14 orang 112 50 400
bersertifikat orang orang

Dinas
Program Kontribusi sektor
Pertania
peningkatan pertanian/perkebunan 37,95 % 38,01 % - 38,15% 600 38,27% 1.7000 38,48% 1.200 38,69% 1.500 38,74% 1.650 39 % 6.650
n
pemasaran hasil terhadap PDRB
kelauta

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 21
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
produksi n dan
Perternakan Perikan
an

Jumlah Kelompok Usaha


agribisnis di bidang 0 0 2 klpk 3 klpk 4 klpk 5 klpk 6 klpl 6 klpok
peternakan
Dinas
Pertania
Program
n
Peningkatan Kontribusi sektor
kelauta
pemasaran pertanian/perkebunan 37,95 % 38,01 % - 38,15% 650 38,27% 450 38,48% 600 38,69% 750 38,74% 1.250 39 % 3.700
n dan
Hasil Produksi terhadap PDRB
Perikan
Peternakan
an

Dinas
Pertania
n
kelauta
- 29,075 35 35,180 38,698 42,568 46,825
n dan
Perikan
an

Dinas
Program Pertania
Peningkatan n
Penerapan Produktivitas padi 2.512,70 kelauta
5,2 5,5 2.088,6 5,8 6,0 2.573,1 6,2 2.576,1 6,5 2.330,2 6,8 2.330,2 6,8 14.086,
teknologi ton/ha 0 n dan
9 00 25 25 25 070
pertanian/Perke Perikan
bunan an

Dinas
Pertania
.343,86
- - 142,019 665,353 1.341.6 1.284,7 1.350,6 6.218,2 n
0
44 89 21 87 kelauta
n dan

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 22
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Perikan
an

Produktivitas jagung
3,6 4,5 5,0 5,7 6,3 7,0 7,5 7,5
ton/ha
Produktivitas kedelai 1.4193,1
1..1 1,3 1,5 1,6 1,7 1,8 1,8
ton/ha 45
Dinas
Pertania
Program
n
Peningkatan
Produktivitas padi 2.775,37 kelauta
Produksi 5,2 5,5 - 5,8 6,0 3.856,3 6,2 3.337,8 6,5 3.620,4 6,8 3.620,4 6,8 18.403,
ton/ha 5 n dan
Pertanian/Perke 00 50 75 75 620
Perikan
bunan
an

Produktivitas jagung
3,6 4,5 5,0 5,7 6,3 7,0 7,5 7,5
ton/ha
Dinas
Pertania
n
Produktivitas kedelai kelauta
1..1 1,3 1,4 1,5 1,6 1,7 1,8 1,8
ton/ha n dan
Perikan
an

Kontribusi sektor
pertanian/perkebunan 37,95 % 38,01 % 38,15% 38,27% 38,48% 38,69% 38,74% 39,%
terhadap PDRB
106,10 106,92 107,10
Nilai Tukar Petani 106,08% 106,42% 106,72% 107,10% 107,33%
% % %
Pendapatan Petani 2,5 2,7 3,0 3,5 4 4,5 5 5
Program Dinas
peningkatan Pertania
Persentase kenaikan
produksi 30% 30% 1.680 50% 2.075 70% 2.075 80% 2.075 100% 2.075 100% 2.075 100% 6.055 n
produksi perkebunan
pertanian dan kelauta
perkebunan n dan

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 23
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Perikan
an

Produksi perkebunan 5000


17086 kg 1.000 5000 kg 1.000 5000 kg 1.000 5000 kg 1.000 5000 kg 1.000 5000 kg 1.000 47086 kg
(Kg) kg
Pemula
300, Pemul Pemula Pemula Pemula Dinas
Pemula
Lanjut 0, a 285, Pemula 222, 200, 200, Pertania
Program Pemula 200,
Madya 0, Lanjut 265, Lanjut Lanjut Lanjut n
peningkatan Peningkatan 244, Lanjut
Utama 15, Lanjut 60, 75, 75, 349,87 2.099,2 kelauta
produksi Kemampuan Kelas 349,875 349,875 Lanjut 45, 349,875 349,875 349,875 75,
0,Pemula Madya 30, Madya Madya Madya 5 5 n dan
pertanian/perke Kelompok Tani Madya 10, Madya
300, 0, Madya 5, 15, 20, 20, Perikan
bunan Utama 1, 20,
Lanjut 0, Utama Utama 0, Utama Utama Utama an
Utama 5,
Madya 0, 0 3, 5, 5,
Utama 0,
6 Kec 6 Kec 6 Kec
4 Kec
6 Kec (Helumo (Helumo (Helumo 6 Kec Dinas
(Helu 5 Kec
4 Kec (Helumo, , Bol , Bol , Bol (Helumo, Pertania
Program mo, (Helumo,
(Helumo, Bol Uki, Uki, Uki, Uki, Bol Uki, n
Pencegahan dan Kecamatan Bebas Bol Bol Uki,
Bol Uki, 235,558 Pinolosian 235,558 Pinolosi 235,558 Pinolosi 235,558 Pinolosia 235,55 Pinolosia 1.281,3 kelauta
Penanggulanga Penyakit zoonosis Uki, 102.383 Pinolosia
Pinolosia 5 , 5 an, 5 an, 5 n, 85 n, 08 n dan
n Penyakit menular ternak Pinolo n,
n, Pinteng,Pi Pinteng, Pinteng, Pinteng, Pinteng,P Perikan
Ternak sian, Pinteng,P
Pinteng) ntim,Posig Pintim,P Pintim,P Pintim,P intim,Pos an
Pinten intim)
adan) osigada osigada osigadan igadan)
g)
n) n) )
Program
Jumlah kecamatan yang
peningkatan 5
menerapkan nformasi 130,22
penerapan kecamat 6 kec 93,696 6 kec 166,700 6 kec 169,1 6 kec 126,125 6 kec 130,225 6 kec 6 kec 816,070
teknologi peternakan 5
teknologi an
tepat guna
Peternakan
Dinas
Program
Pertania
Pengembangan
n
dan Pengelolaan panjang jaringan irigasi 4698 5000 3.024,5 5000 5000 10.000 10.000 10.000 31.874,
4.100 4.100 6.600 6.850 6.850 44.698 kelauta
Jaringan desa (JIDES) meter meter 51 meter meter meter meter meter 551
n dan
Irigasi,Rawa
Perikan
dan jaringan
an

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 24
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Pengairan
lainnya
Dinas
Pertania
Program n
Pembangunan Panjang Jalan Usaha 12000 3750 20.000 20.000 20.000 20.000 20.000 32.456, kelauta
956,452 6.300 6.300 6.300 6.300 6.300 115.750
Jalan Dan Tani meter meter meter meter meter meter meter 452 n dan
Jembatan Perikan
an

Program
Pengembangan Petani peternak yang di 50 108,34
50 orang 9,250 400 74 400 81,400 400 89,540 400 98.494 400 1700 461,027
Budidaya latih Peternakan orang 3
Peternakan
Dinas
Pertania
Program
n
pemberdayaan
Rasio Jumlah Penyuluh 1:10 1:10 1.009,2 4.753,8 kelauta
penyuluh 1:10 Desa 238,801 833,025 1:7 Desa 877,439 1:5 Desa 877,772 1:3 917,513 1:3 Desa 1:3 Desa
Pertanian Desa Desa 64 14 n dan
pertanian/perke
Perikan
bunan lapangan
an

Dinas
Pertania
Program
n
Pengembangan Jumlah petani perikanan
120 100 9,250 300 55,500 300 61,050 300 67,155 300 73,870 300 81,257 1.720 348,083 kelauta
Budidaya yang dilatih perikanan
n dan
Perikanan
Perikan
an
Dinas
Program Pertania
peningkatan n
Persentase kenaikan
produksi 30% 30% 1.680 50% 2.075 70% 2.075 100% 2.075 100% 2.075 100% 2.075 100% 6.055 kelauta
produksi perkebunan
pertanian dan n dan
perkebunan Perikan
an

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 25
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Dinas
Pertania
n
5000 47086
Produksi perkebunan (ton) 17086 ton 1.000 5000 ton 1.000 500ton 1.ooo 500 ton 1.ooo 500 ton 1.ooo 500 ton 1.ooo kelauta
ton ton
n dan
Perikan
an
Dinas
Program
Pertania
peningkatan
Persentase pemanfaatan n
penerapan 1.690,7
teknologi pertanian dan 0% 0% 65,720 50% 325 70% 325 80% 325 100% 325 100% 325 100% kelauta
teknologi 2
perkebunan n dan
pertanian dan
Perikan
perkebunan
an
Dinas
Pertania
n
Tingkat produktivitas hasil
17086kg 5000 kg 5000 kg 5000 kg 5000 kg 5000 kg 5000 kg 47086 kg kelauta
perkebunan (kg)
n dan
Perikan
an
Dinas
Pertania
Program
n
Peningkatan Pertumbuhan Populasi 3.263,6 17.186,
4.971 5,195 1.222,9 5,390 3.010.65 5.599 5.712 3.228,5 5.812 3.230,5 5.812 3.230,5 5.812 kelauta
produksi hasil ternak (ekor) 5 7
n dan
peternakan
Perikan
an
Dinas
Pertania
n
Pertumbuhan populasi
3.236 3.422 3593 3716 3845 3.935 4068 4209 kelauta
ternak kecil (ekor)
n dan
Perikan
an
Permbuhan Populasi Dinas
50.093 52.995 55.675 59.222 63.379 67.652 67.652 67.652
unggs (ekor) Pertania

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 26
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
n
kelauta
n dan
Perikan
an
Dinas
Pertania
n
Pertumbuhan Produksi
540 567 595 624 655 687 721 3,849 kelauta
telur (kg)
n dan
Perikan
an
6 Kec 6 Kec 6 Kec Dinas
6 Kec (Helumo (Helumo (Helumo 6 Kec Pertania
4 Kec 5 Kec
(Helumo, , Bol , Bol , Bol (Helumo, n
Program 4 Kec (Helumo (Helumo,
Bol Uki, Uki, Uki, Uki, Bol Uki, kelauta
Pencegahan dan Kecamatan Bebas (Helumo, , Bol Bol Uki,
Pinolosian Pinolosi Pinolosi Pinolosia 235,58 Pinolosia 1.281,3 n dan
Penanggulanga Penyakit zoonosis Bol Uki, Uki, 103,383 Pinolosia 235,585 235,585 235,585 235,585
, an, an, n, 5 n, 08 Perikan
n Penyakit menular ternak Pinolosian Pinolosi n,
Pinteng,Pi Pinteng, Pinteng, Pinteng, Pinteng,P an
Ternak , Pinteng) an, Pinteng,P
ntim,Posig Pintim,P Pintim,P Pintim,P intim,Pos
Pinteng) intim)
adan) osigada osigada osigadan igadan)
n) n) )
Perdagangan
Program
Perlindungan
Konsumen dan
Pengamanan
Perdagangan
Jumlah temuan distribusi
4 temuan
bahan-bahan pokok dan Disperin
(bahan
barang penting lainnya 4.237,8 dagkop
makanan 0 27,84 0 2.030 0 2.035 0 40 0 50 0 55 0
yang tidk sesuai dengan 4 dan
yang
peraturan dan ketentuan UKM
ekspired)
yang berlaku

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 27
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Perindustrian

6
5 6 6 6 6
6 kecamat
kecama kecamata kecamat keamata keamata
kecamata an
3 tan n (B.Uki, an n (B.Uki, n (B.Uki,
n (B.Uki, (B.Uki,
Program kecmatan (B.Uki, Posigada (B.Uki, Posigada Posigada Disperin
Posigadan Posigad
Peningkatan Jumlah kecamatan yang (B.Uki, Posigad n dan Posigad n dan n dan dagkop
- 650 dan 750 850 an dan 1.000 420 3.670
Kapasitas IPTEK memiliki produk unggulan Posigadan an dan Pinolosia an dan Finolosi Finolosia dan
Pinolosian Pinolosi
Sistem Produksi dan Pinolosi n, Pinolosi an, n, UKM
, Pinteng, an,
Finolosian an, Pinteng, an, Pinteng, Pinteng,
helumo, Pinteng,
Pinteng, helumo,P Pinteng, helumo, helumo,
Pintim) helumo,
Pintim) intim) helumo, Pintim) Pintim)
Pintim)
Pintim)
8= Gula
7= Gula 7= Gula Aren, 8= Gula
Aren, Aren, Minyak Aren,
6= Gula
4= Gula 5= Gula Minyak Minyak Kelapa, Minyak
Aren,
Aren, Aren, Kelapa, Kelapa, Batubat Kelapa,
Minyak
Minyak Minyak Batubat Batubat a, Batubata
3= Gula Kelapa,
Kelapa Kelapa, a, a, industri , industri
Ragam Produk IKM yang Aren, Batubata,
Batubat Batubata industri industri hasil hasil
menerapkan teknologi Minyak industri
a, , industri hasil hasil perikana perikana
tepat guna Kelapa, hasil
industri hasil perikan perikan n, n, tepung
Batu Bata perikanan,
hasil perikana an, an, tepung pisang,
tepung
perikan n, tepung tepung tepung pisang, cuka,Nila
pisang,
an pisang pisang, pisang, cuka,Nil m,minya
cuka
cuka,Nil cuka,Nil am,miny k
am am ak cengkeh
cengkeh
Program
Peningkatan Jumlah produk olahan
Kemampuan pangan berbahan baku
9 10 11 11 11 11
Teknologi lokal, dengan teknik 7 produk 140 505 10 produk 560 480 475 545 2.705
produk Produk produk produk produk produk
Industri pengemasan dan
pelabelan (

Transmigrasi

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 28
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
DinsoS
Program Jumlah kerjasama antar
Pengend
Peningkatan wilayah, antar pelaku dan
alian
Kerja Sama antar sektor dalam rangka 0 1 MOU 50 1 MOU 450 1 MOU 50 1 MOU 450 1 MOU 50 1 MOU 450 6 MOU
Pendud
Antar Daerah pengembangan kawasan
uk dan
(KSAD) transmigrasi
KB
Jumlah lokasi pemukiman
0 0 1 lokasi - 1 lokasi - 1 Lokasi 3 Lokasi
transmigrasi
2 sentra
2 sentra 2 sentra
2 sentra (20 IKM 1 Sentra
(20 IKM (20 IKM 9 Sentra
(20 IKM terdapat (15 IKM
terdapat terdapat (15 IKM
Jumlah sentra produski terdapat di di Desa terdapat
0 0 di Kec. di Kec. terdapat
minyak kelapa Kec. Molibag di desa
Pinolosia Posigad di desa
Pinolosian u dan ILOMAT
n an, ILOMATA
, Pintim) Tolonda A)
,Pinteng) Helumo)
du)
1 Sentra 4 Sentra
Gula Gula
1 Sentra 1 Sentra 1 Sentra
Aren Di Aren Di
15 IKM 15 IKM 15 IKM
Jumlah IKM yang menjadi Kec. Kec.
0 0 terdapat terdapat di terdapat 0
sentra produski Batubata Helumo Helumo
di desa desa di desa
dan dan
Tolotoyon Biniha Salongo
Posigada Posigada
n n
2 Sentra
1 Sentra 1 Sentra 1 Sentra (Kec.
1 Sentra
(Kec. (Di Kec. (Di Kec. Helumo
Jumlah Sentra Gula Aren 0 0 (Kec. 6 Sentra
Pinolosia Pinolosian Bolaang dan
pIntim)
n) Tengah) Uki) Posigada
n
2 4 (Nata 4(Nata 5(Nata 5(Nata
2 (Natade 2 (Nata 3(Nata decoco decoco decoco decoco
(Natadeco coco decoco decoco dan dan dan dan
Jumlah Produk turunan
co dan dan dan dan kecap kecap kecap kecap kecap air
kelapa
kecap air kecap kecap air air kelapa, air air air kelapa,
kelapa air kelapa VCO kelapa, kelapa, kelapa, VCO,
kelapa VCO, VCO, VCO, Arang

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 29
MATRIKS INDIKASI RENCANA PROGRAM DAN PENDANAAN TERKAIT RAD- PG MULTI SEKTOR
TAHUN 2016-2021 KABUPATEN BOLAANG MONGONDOW SELATAN
Kondisi Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan (Juta Rupiah)
Bidang Urusan
Kinerja Kondisi Kinerja SKPD
Pemerintahan
Indikator Awal Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021 pada akhir Penangg
dan Program
Kinerja Program(outcome) RPJMD periode RPJMD ung
Prioritas
(Tahun Jawab
Pembangunan target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp
2015)
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18)
Arang Arang Arang Aktif,
Aktif Aktif Aktif, Kerajina
Kerajina n Tangan
n
Tangan

Rencana Aksi Daerah Pangan dan Gizi (RAD-PG) Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan 2016-2021 30

Anda mungkin juga menyukai