Anda di halaman 1dari 9

PENGETAHUAN, SIKAP DAN TINDAKAN MASYARAKAT TERHADAP

PENCEGAHAN PENYAKIT MENULAR AKIBAT BANJIR

KNOWLEDGE, ATTITUDE, AND ACTIONS OF LOCAL COMMUNITY TO


PREVENT INFECTIOUS DISEASES CAUSED BY FLOOD

Epi Susanti1; Cut Husna2


1
Mahasiswa Program Studi Ilmu Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda Aceh
2
Bagian Keilmuan Keperawatan Medikal Bedah Fakultas Keperawatan Universitas Syiah Kuala Banda
Aceh
e-mail: episusanti331@yahoo.com; husna_psik_usk@yahoo.com

ABSTRAK
Aceh merupakan salah satu provinsi yang sangat rawan terjadi bencana alam, khususnya bencana banjir.
Banjir memberikan berbagai macam dampak bagi masyarakat, diantaranya muncul berbagai macam
penyakit seperti infeksi pernapasan akut, demam berdarah, malaria, diare, penyakit kulit, dan lainnya.
Pengetahuan masyarakat berpengaruh terhadap sikap dan tindakan yang dilakukan untuk mencegah
penyakit menular akibat banjir. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui gambaran pengetahuan, sikap dan
tindakan masyarakat terhadap pencegahan penyakit menular akibat banjir di Gampong Lon Asan
Kecamatan Lembah Seulawah Aceh Besar. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif eksploratif
melalui desain cross sectional study. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling. Alat
pengumpulan data menggunakan kuesioner dalam bentuk skala Guttman dan skala Likert. Hasil penelitian
diperoleh pengetahuan masyarakat terhadap pencegahan penyakit menular akibat banjir berada pada
kategori baik (96,5%), sikap masyarakat terhadap pencegahan penyakit menular akibat banjir termasuk
berada pada kategori baik (97,6%), tindakan masyarakat terhadap pencegahan penyakit menular akibat
banjir berada pada kategori benar (97,6%). Diharapkan masyarakat dapat mempertahankan pengetahuan,
sikap dan perilakunya dalam upaya pencegahan penyakit menular akibat banjir. Penelitian ini juga
mengharapkan agar pemerintah terkait dapat membuat program-program seperti promosi kesehatan yang
dapat mempertahankan pengetahuan, sikap serta perilaku masyarakat untuk terus termotivasi dalam
mencegah penyakit menular akibat banjir melalui program kerja Puskesmas.

Kata Kunci : Pengetahuan, sikap, tindakan, banjir, penyakit menular

ABSTRACT
Aceh is one of the provinces that are very vulnerable to natural disasters, especially flood disaster. Flood
carries various impact for the community, including various diseases such as acut respiratory infections,
dengue fever, malaria, diarrhea, skin diseases, ect. Community knowledge affects the attitudes and
actions taken to control enfectious diseases caused by floods. This study aimed at finding out description
of knowledge, attitude and actions of the community against the prevention of infectious diseases caused
by floods in Gampong Lon Asan, Lembah Seulawah sub-district, Great Aceh regency. This study was an
explorative descriptive research through cross sectional study design. The sample were chosen by means
of purposive sampling technique. The data collections tool used was questionnaires in designed with
Guttman scale and Likert scale. The result of this research showed that the knowledge of the society
towards the prevention of infectious diseases caused by the flood was in good category (96.5%),
community attitude toward the prevention of infectious deseases caused by floods including was in good
category (97.6%), and community action toward prevention of infectious deseases caused by flood was in
the right category (97.6%). It is suggested that the community maintain their knowledge, attitude and
behaviour in preventing infectious diseases caused by flood. It was also suggested that the government
concerning this subject matter can make programs such as health promotion that can maintain the
knowledge, attitude and behavior of the community in order to make sure that society are motivated in
doing preventive efforts to prevent infectious diseases caused by flood through public health service
programs.

Keywords : Knowledge, attitude, action, flood, infectious disease

1
PENDAHULUAN telah terjadi banjir sebanyak 3 kejadian,
Banjir adalah salah satu bencana tidak ada korban meninggal dan terluka,
alam yang paling sering terjadi dan mengalami banjir 578 orang, mengungsi
membuat kesulitan bagi masyarakat serta 110 orang, rumah yang rusak berat 5 unit,
kerugian ekonomi. Banjir dapat merusak rusak sedang 4 unit, dan rusak ringan 14
dan menghancurkan rumah-rumah dan unit serta fasilitas peribadatan 1 unit,
peternakan, menggusur keluarga, hewan fasilitas kesehatan dan fasilitas pendidikan
peliharaan dan ternak, kerusakan tanaman, tidak ada (BNPB, 2016, p.1).
dan mengganggu pertanian dan bisnis Berdasarkan kejadian di Kabupaten
(Sayed & Gonzalez, 2014, p. 145). Banjir Aceh Besar, terdapat Gampong Lon Asan
merupakan bencana yang selalu terjadi yang menjadi salah satu gampong yang
setiap tahun di Indonesia terutama pada mengalami bencana banjir setiap tahun.
musim hujan. Berdasarkan kondisi Hasil pengambilan data awal didapatkan
morfologinya, bencana banjir disebabkan minimal dalam setahun Gampong tersebut
oleh relief bentang alam Indonesia yang pasti mengalami banjir satu kali, bahkan
sangat bervariasi dan banyaknya sungai pada tahun 2016 lalu terjadi dua kali banjir
yang mengalir diantaranya. Banjir pada yaitu pada bulan Januari dan Desember.
umumnya terjadi di wilayah Indonesia Gampong ini juga dikelilingi oleh tiga
bagian Barat yang menerima curah hujan sungai yang ketika memasuki musim
lebih banyak dibandingkan dengan wilayah penghujan airnya dapat meluap ke
Indonesia bagian timur (BAPPENAS, 2006, pemukiman masyarakat. Gampong Lon
p. II-6). Asan terletak di Kemukiman Mukim
Selama tahun 2016 dari Januari Gunung Biram, Kecamatan Lembah
sampai dengan November telah terjadi Seulawah, Kabupaten Aceh Besar.
bencana banjir di Indonesia sebanyak 713 Gampong tersebut memiliki Kepala
kejadian atau 32,8% dari sejumlah bencana Keluarga (KK) sebanyak 156 dengan total
yang terjadi, korban meninggal dan hilang masyarakatnya 611 jiwa, yang terdiri dari
sebanyak 140 orang, luka-luka 104 orang, 284 laki-laki dan 327 perempuan. Selain
mengalami banjir dan mengungsi sebanyak itu, lebih dari sebagian rumah masyarakat
2.555.750 orang, rumah yang rusak berat sudah bermaterial beton, namun terlalu
2.259 unit, rusak sedang 1.538 unit, rusak rendah dengan tanah. Hal ini memiliki
ringan 6.751 unit, dan terendam 270.474 resiko yang lebih tinggi untuk masuknya air
unit serta fasilitas kesehatan yang rusak ke dalam rumah pada saat banjir terjadi.
sebanyak 16 unit, fasilitas peribadatan 199 Terlebih air yang meluap dari sungai dapat
unit dan fasilitas kesehatan 1.016 unit. mencapai satu meter lebih (Profil Desa Lon
Provinsi Aceh pada bulan Januari sampai Asan, 2017).
November tahun 2016 telah terjadi banjir Dampak lanjutan banjir ialah
sebanyak 30 kejadian, dengan korban muncul dan meningkatnya penyakit
meninggal sebanyak 6 orang, terluka 2 menular, bahkan sampai menimbulkan
orang, mengalami banjir 277.401 orang, wabah. Penyakit menular menyebar melalui
mengungsi 158.326 orang, rumah yang air (water borne disease), melalui udara
rusak berat 111 unit, rusak sedang 224 unit, (crowding borne disease) dan timbul akibat
dan rusak ringan 1689 unit serta fasilitas lingkungan yang tidak bersih (vector borne
peribadatan 15 unit, fasilitas kesehatan 1 disease). Menurut Kementerian Kesehatan
unit dan fasilitas pendidikan 19 unit. RI, ada tujuh penyakit yang sering muncul
Sementara itu, di Kabupaten Aceh Besar akibat banjir, yaitu diare, leptospirosis,

2
Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA), orang dari 156 total populasi yang terdapat
penyakit kulit, penyakit saluran pencernaan, di Gampong tersebut. Responden diambil
tifoid, dan demam berdarah atau malaria berdasarkan Kepala Keluarga (KK), dimana
(Promkes Kemenkes RI, 2013, p.1). satu KK untuk satu orang responden.
Keadaan ini dibuktikan dari hasil Alat yang digunakan untuk
wawancara dengan Bidan Gampong Lon pengumpulan data dalam penelitian ini
Asan juga mengatakan pasca banjir Januari merupakan kuesioner dalam bentuk skala
dan Desember 2016 lalu sangat banyak Guttman terdiri dari 14 item pernyataan dan
masyarakat yang terkena penyakit menular skala Likert terdiri dari 24 item pernyataan.
seperti demam malaria, demam tifoid, diare, Data dikumpulkan dengan melibatkan
batuk dan penyakit kulit. Bidan Gampong responden yang memenuhi kriteria inklusi
juga menyebutkan proses penyebaran yang telah ditetapkan oleh penulis.
penyakit yang umum terjadi misalnya tidur Kemudian data diolah melalui tahap
malam jarang yang menggunakan kelambu, cleaning, coding, skoring, entering, dan
ketika batuk tidak menggunakan masker tabulating.
atau menutup mulut, turun ke air banjir Proses penelitian atau pengumpulan
tanpa alas kaki, masih ada masyarakat yang data dilaksakan setelah mendapat surat
buang air besar secara sembarangan, dan persetujuan etik dari Fakultas Keperawatan
lain sebagainya. Universitas Syiah Kuala. Prinsip etik yang
Pencegahan penyakit menular yang yang dijadikan acuan dalam penelitian ini
terjadi setelah bencana banjir melanda adalah respect for human dignity, respect
tentunya harus didukung oleh pengetahuan, for privacy and confidentiality, respect for
sikap dan tindakan masayarakat yang baik justice an inclusiveness, dan balancing
terkait dengan hal yang harus dilakukan harms and benefits Milton (1999) dan
untuk mencegah hal tersebut. World Health Loiselle, Profetto-McGgrath, Polit dan
Organization (WHO) (2006, p.7-9) Beck (2004) dalam Dharma (2011, p.237).
menyebutkan bahwa terdapat lima hal yang Analisa data dalam penelitian ini
harus dipahami dan dilaksanakan oleh adalah univariat, dimana hal ini sesuai
masyarakat untuk mencegah penyakit dengan jenis penelitian yaitu deskripstif
menular akibat bencana termasuk banjir ekploratif yang bertujuan untuk
yaitu: menjaga kebersihan air, sanitasi dan mendeskripsikan tentang pengetahuan,
rencana tempat pengungsian; pelayanan sikap dan tindakan masyarakat terhadap
kesehatan primer; sistem peringatan dini; pencegahan penyakit menular akibat banjir.
imunisasi; pencegahan penyakit Demam Hasil analisa kemudian dilakukan
Berdarah Dengue (DBD) dan malaria. pengkategorian menggunakan rumus Cut of
Point (Tam & Tummala, 2001).
METODE
Tujuan penelitian ini untuk HASIL
mendeskripsikan pengetahuan, sikap dan Berdasarkan hasil penelitian yang
tindakan masyarakat terhadap pencegahan telah dilakukan terhadap 85 responden,
penyakit menular akibat banjir. didapatkan hasil sebagai berikut:
Penelitian ini menggunakan metode Tabel 1. Karakteristik responden
deskriptif eksploratif melalui desain cross No. Kategori f %
sectional study. Penelitian telah 1 Usia
dilaksanakan di Gampong Lon Asan Remaja Akhir 15 17,6
Kecamatan Lembah Seulawah Kabupaten Dewasa Awal 26 30,6
Dewasa Akhir 28 32,9
Aceh Besar pada tanggal 6 s.d 7 Mei 2017.
Lansia Awal 14 16,5
Respoden yang dilibatkan berjumlah 85

3
No. Kategori f % No. Kategori f %
Lansia Akhir 2 2,4 2016 2 2,4
2 Jenis Kelamin Tidak Ada 82 96,5
Laki-laki 26 30,6 Sumber: Data Primer (diolah Tahun
Perempuan 59 69,4 2017)
3 Pendidikan Berdasarkan tabel yang telah
Pendidikan dasar 46 54,1 dipaparkan di atas menyatakan bahwa: jenis
Pendidikan
kategori usia distribusi frekuensi yang
Menengah 35 41,2
Pendidikan Tinggi 4 4,7 paling banyak adalah dewasa akhir dengan
4 Pekerjaan rentang umur 36-45 tahun yang berjumlah
PNS 3 3,5 28 orang (32,6%). Didapatkan mayoritas
Swasta 6 7,1 kategori jenis kelamin adalah perempuan
Petani 43 50,6 sebanyak 59 orang (69,4%). Pendidikan
IRT 29 34,1 masyarakat yang didominasi oleh tingkat
Tidak bekerja 4 4,7
Pendidikan dasar/rendah sebanyak 46 orang
5 Penghasilan/
bulan (54,1%). Tabel di atas juga menunjukkan
≤UMP (≤Rp.2,5 46 54,1 lebih dari sebagian masyarakat memiliki
juta) pekerjaan sebagai petani yaitu sebanyak 43
>UMP (>Rp.2,5 39 45,9 orang (50,6%). Penghasilan masyarakat
juta) mayoritasnya ialah yang kurang atau sama
6 Pengalaman dengan Upah Minimum Provinsi sebanyak
pencegahan penyakit
46 orang (54,1%). Masyarakat yang tidak
menular
Ada 20 2,5 pernah melakukan pencegahan penyakit
Tidak Ada 65 76,5 menular sebanyak 65 orang (76,5%).
Jenis pengalaman Sedangkan yang tidak pernah mengikuti
pencegahan penyakit pelatihan terkait dengan pencegahan
menular penyakit menular 82 orang (96,5%).
Filariasis 20 23,5
Tidak Ada 65 76,5
Tabel 2. Pengetahuan Pencegahan Penyakit
Tahun pengalaman
pencegahan penyakit Menular Akibat Banjir
menular No. Pengetahuan f %
2015 1 1,2 1 Baik 82 96,5
2016 19 22,4 2 Kurang 3 3,5
Tidak Ada 65 76,5 Total 85 100
7 Pelatihan yang Sumber: Data Primer (diolah Tahun 2017)
pernah diikuti terkait Berdasarkan tabel di atas menunjukkan
pencegahan penyakit bahwa sebagian besar pengetahuan
menular
masyarakat terhadap pencegahan penyakit
Ada 3 3,5
Tidak Ada 82 96,5 menular akibat banjir sudah baik yaitu
Jenis pelatihan sebanyak 82 orang (96,5%).
pencegahan penyakit
menular Tabel 3. Sikap Pencegahan Penyakit
Filariasis 2 2,4 Menular Akibat Banjir
Malaria 1 1,2
No. Sikap f %
Tidak Ada 82 96,5
Tahun pelatihan 1 Baik 83 97,6
pencegahan penyakit 2 Kurang 2 2,4
menular Total 85 100
2014 1 1,2 Sumber: Data Primer (diolah Tahun 2017)

4
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan adalah kategori dewasa akhir (35-45)
bahwa sebagian besar sikap yang dimiliki sebanyak 28 orang (32,6%). Menurut
oleh masyarakat terhadap pencegahan Hanifah (2010, p.77) dalam hasil
penyakit menular akibat banjir sudah baik penelitiannya mengatakan bahwa seseorang
yaitu sebanyak 83 orang (97,6%). yang semakin cukup umur, maka tingkat
kematangannya dalam berpikir juga
Tabel 4. Tindakan Pencegahan Penyakit semakin baik.
Menular Akibat Banjir Herman, Dirawan, Yahya dan
No. Tindakan f % Taiyeb (2015, p.111) dalam penelitiannya
1 Benar 83 97,6 tentang perilaku pencegahan penyakit pada
2 Kurang 2 2,4 masyarakat Sulawesi Selatan menyatakan
Total 85 100 bahwa pengetahuan masyarakat tentang
Sumber: Data Primer (diolah Tahun 2017) pencegahan penyakit menular yang
Berdasarkan tabel di atas menunjukkan termasuk ke dalam kategori baik 178
bahwa sebagian besar tindakan yang responden (89,0%), sehingga dinyatakan
dilakukan oleh masyarakat terhadap secara mayoritas pengetahuannya sudah
pencegahan penyakit menular akibat banjir baik.
sudah benar yaitu sebanyak 83 orang World Health Organization (WHO)
(97,6%). (2006, p.7-9) menjelaskan bahwa lima
aspek pencegahan penyakit menular yaitu:
PEMBAHASAN kebersihan air, sanitasi dan rencana tempat
Pengetahuan masyarakat terhadap pengungsian; pelayanan kesehatan primer;
pencegahan penyakit menular akibat sistem peringatan dini; imunisasi;
banjir pencegahan malaria dan Demam Berdarah
Berdasarkan hasil penelitian yang Dengue (DBD) ditujukan untuk mencegah
telah dikemukakan pada tabel dua dapat penyakit menular akibat bencana alam
diketahui bahwa pengetahuan masyarakat termasuk banjir. WHO menyebutkan
terhadap pencegahan penyakit menular terdapat delapan penyakit setelah terjadi
akibat banjir berada dalam kategori baik banjir, yaitu diare, hepatitis A dan E,
yaitu 96,5% dan 3,5% kurang baik. Hal ini leptospirosis, campak, meningitis, Infeksi
menunjukkan bahwa masyarakat secara Saluran Pernapasan Akut (ISPA), malaria
mayoritas sudah mengetahui dengan baik dan DBD. Kemudian berdasarkan hasil
tentang pencegahan penyakit menular penelitian Kusumaratna (2003) dalam jurnal
akibat banjir. Kedokteran Trisakti dengan judul artikel
Pengetahuan masyarakat yang baik “Profil Penanganan Kesehatan Selama dan
didukung oleh beberapa faktor, diantaranya Sesudah Banjir di Jakarta” menjelaskan
pengalaman dalam bertukar pikiran dan bahwa terdapat penyakit utama yang
informasi tentang penanganan penyakit diderita oleh masyarakat pasca banjir yaitu
menular akibat banjir. Hasil wawancara ISPA (47,4%), penyakit kulit (22,5) dan
dengan Geuchik mengatakan bahwa diare (6,5%).
masyarakat Gampong Lon Asan masih Hal ini didukung oleh penelitian
memegang erat hubungan komunikasi yang dilakukan oleh Malikhah, Fatimah dan
antara sesamanya. Masyarakat yang Simangunsong (2012, p.7) tentang
berinteraksi dan berkomunikasi secara pengetahuan dan sikap ibu dalam
otomatis akan menjadi proses untuk pencegahan dan penanggulangan secara
bertukar informasi. Kedua, dipengaruhi dini kejadian diare menyatakan bahwa
oleh usia dimana tabel satu menunjukkan tingkat pengetahuan ibu dalam hal
bahwa usia responden yang paling dominan mencegah diare 71 orang (80,68%)

5
termasuk kategori baik. Selain itu, pertimbangannya. Sebagai contoh
berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh masyarakat tahu bahwa dengan tidur
Kumar, Hashmi, Soomro dan Ghauri (2012, menggunakan kelambu dapat mencegah
p.2) tentang pengetahuan sikap dan praktik penyakit malaria dan demam berdarah
terkait infeksi saluran pernapasan akut maka kemudian ia akan menilai dan
mendapatkan hasil 72% ibu memiliki mempertimbangkan apakah hal tersebut
pengetahuan yang baik. benar adanya atau tidak.
Berdasarkan tabel satu Menurut Notoatmodjo (2010, p.79
menunjukkan tingkat pendidikan yang & p.14) bahwa sikap merupakan gambaran
dimiliki oleh masyarakat Gampong Lon suka atau tidaknya seseorang terhadap
Asan bahwa 46 orang (54,1%) tergolong ke objek tertentu. Sikap juga memiliki daya
dalam tingkat pendidikan yang rendah. pendorong atau motivasi tersendiri bagi
Shridevi, Subudhi, Madhavi, Kokiwar dan setiap orang. Motivasi yang dimaksud
Shastri (2015, p.63) dalam artikel adalah bagaimana ia menggabungkan antara
pengetahuan sikap dan tindakan masyarakat keinginannya terhadap situasi tertentu yang
terhadap pencegahan diare berbasis rumah dialami. Dalam situasi bencana banjir
menjelaskan bahwa informasi atau dengan segala keterbatasan fasilitas dan
pengetahuan yang didapatkan tidak hanya ancaman berbagai macam penyakit
melalui suatu pendidikan formal atau mendorong seseorang untuk memiliki sikap
pelatihan tertentu akan tetapi juga bisa yang positif untuk mencapai keinginan agar
melalui tempat pelayanan kesehatan, teman, tetap sehat. Hal ini tentunya dipengaruhi
televisi dan juga media lainnya. oleh pengetahuan yang telah dimiliki dan
kemudian dituangkan dalam bentuk
Sikap masyarakat terhadap pencegahan tindakan yang nyata.
penyakit menular akibat banjir Menurut Herman, Dirawan, Yahya
Berdasarkan hasil penelitian yang dan Taiyeb (2015, p.111) dalam penelitian
telah dikemukakan pada tabel tiga dapat tentang perilaku pencegahan penyakit di
diketahui bahwa sikap masyarakat terhadap masyarakat Sulawesi Selatan menyatakan
pencegahan penyakit menular akibat banjir bahwa sikap yang dimiliki oleh masyarakat
berada dalam kategori baik yaitu 83 orang terhadap pencegahan penyakit menular
responden (97,6%). Hal ini menunjukkan berada dalam kategori baik sebanyak 68,5%
bahwa masyarakat sudah memiliki sikap (137 responden dari 200 total responden)
yang baik terhadap pencegahan penyakit dan kategori sangat baik sebanyak 18,0%
menular akibat banjir. (36 responden). Jadi, dapat disimpulkan
Sikap baik terhadap pencegahan bahwa sikap pencegahan penyakit menular
penyakit menular akibat banjir dipengaruhi secara mayoritas adalah baik.
oleh banyaknya perempuan yang terlibat Hal ini juga turut didukung oleh
dalam penelitian ini. Hal ini dapat dilihat hasil penelitian Astuti dan Shafiq (2010,
dari tabel satu menunjukkan presentase p.3) tentang hubungan tingkat pengetahuan
perempuan sebanyak 69,4% (59 orang). ibu dan sikap pencegahan diare pada anak
Seperti kita tahu bahwa perempuan menyatakan bahwa 80,4% atau 119
memiliki rasa emosional yang lebih tinggi responden memiliki sikap yang baik dalam
dibandingkan dengan laki-laki. mencegah diare pada anak. Astuti dan
Notoatmodjo (2010, p.14) menjelaskan Shafiq juga menjelaskan hasil dari
seseorang yang telah memiliki pengetahuan penelitiannya bahwa terdapat hubungan
maka kemudian ia akan mengolah yang positif antara pengetahuan dan sikap
menggunakan aspek emosionalnya. Hasil yang dimiliki oleh ibu, dengan kata lain
yang didapatkan adalah suatu penilaian dan

6
semakin baik tingkat pengetahuan maka menyatakan bahwa tindakan pencegahan
semakin baik pula sikap seseorang. diare sudah baik seperti mencuci tangan
Sikap mengenai pencegahan sebelum makan dan setelah buang air besar.
penyakit menular sangat penting untuk Perilaku atau tindakan yang dilakukan oleh
dimiliki oleh setiap orang karena hal seseorang berfungsi sebagai pertahanan diri
tersebut akan menentukan perilaku untuk untuk menghadapi lingkungannya
melaksanakan suatu tindakan, namun harus (Notoatmodjo, 2010, p.86). Sebagai contoh
sesuai dengan pengetahuan yang benar. Hal yang konkrit pada keadaan masyarakat
ini dibutuhkan untuk menghindari Gampong Lon Asan yang mengalami
kesalahan ketika mengambil sikap dan bencana banjir dengan melakukan upaya-
melaksanakan tindakan untuk mencegah upaya pencegahan terjangkitnya penyakit
penyakit menular yang terjadi setelah menular setelah bencana itu terjadi. Artinya
bencana banjir. masyarakat melakukan tindakan tersebut
untuk melindungi diri mereka dari berbagai
Tindakan Masyarakat terhadap ancaman penyakit setelah terjadi bencana
pencegahan penyakit menular akibat banjir.
banjir Hasil penelitian Cheraghi, Okhovat,
Berdasarkan hasil penelitian yang Irani, Talaei, Ahmadnezhad, Gooya,
telah dikemukakan pada tabel empat dapat Soroush, Asl dan Naeni (2014, p.3) terkait
diketahui bahwa tindakan yang dilakukan pengetahuan sikap dan tindakan tentang
oleh masyarakat untuk mencegah penyakit makanan dan penyakit yang ditularkan
menular akibat banjir berada dalam kategori melalui air setelah terjadinya wabah diare
benar yaitu 97,6% dan yang kurang benar pada musim panas 2013 di Iran menyatakan
2,4%. Hal ini menunjukkan bahwa bahwa masyarakat sudah melakukan praktik
masyarakat sudah melakukan tindakan yang baik terhadap hal tersebut yaitu 64%
dengan benar terhadap pencegahan penyakit dari keseluruhan jumlah responden.
menular akibat banjir. Menurut Notoatmodjo (2010, p.32
Perilaku masyarakat dapat & p.47) menyebutkan bahwa perilaku
dipengaruhi oleh kebiasaan. Notoatmodjo seseorang dapat dipengaruhi oleh
(2010, p.16) menjelaskan bahwa kebiasaan pengalaman dan lingkungan tempat ia
merupakan perilaku yang sudah menetap berada. Keadaan seperti ini kemudian
atau sudah melekat pada diri seseorang dipersepsikan oleh masyarakat atau yang
sehingga sulit untuk diubah. Selain itu disebut sikap dan turut didukung oleh
tindakan masyarakat yang sudah benar turut motivasi yang menjadi penggerak dalam
dipengaruhi oleh pekerjaan responden yaitu bertindak dan akhirnya terwujudlah suatu
Ibu Rumah Tangga (IRT) sebanyak 29 perilaku. selain dari itu, perilaku juga turut
orang (34,1%). Seorang IRT memiliki dipengaruhi oleh emosi. Emosi atau
waktu yang lebih banyak untuk menetap di perasaan tertentu dapat mengendalikan
rumah cenderung lebih besar tindakan atau perilaku seseorang. Perasaan
kesempatannya untuk melakukan harus dapat dikontrol untuk menghindari
bermacam hal termasuk mencegah keadaan fluktuasi agar dapat menghasilkan
penyakit pada anggota keluarganya, apalagi perilaku yang terkendali.
pengetahuan yang dimiliki sudah berada
pada kategori baik. KESIMPULAN
Hasil penelitian Shridevi, Subudhi, Berdasarkan hasil penelitian maka
Madhavi, Kokiwar dan Shastri (2015, p.63) dapat ditarik kesimpulan bahwa
tentang pengetahuan sikap dan tindakan pengetahuan dan sikap masyarakat berada
pencegahan diare berbasis rumah pada kategori baik dengan masing-masing

7
presentase sebanyak 96,5% dan 97,6% serta Dharma, K.K. (2011). Metodelogi
tindakan masyarakat berada pada kategori Penelitian Keperawatan (Pedoman
benar dengan presentase 97,6%. Melaksanakan dan Menerapkan
Diharapkan kepada masyarakat untuk dapat Hasil Penelitian). Jakarta Timur:
terus mempertahankan pengetahuan, sikap CV Trans Info Media.
dan perilakunya dalam upaya pencegahan
penyakit menular akibat banjir. Selain itu, Hanifah, M. (2010). Hubungan Usia dan
penelitian ini juga mengharapkan agar Tingkat Pendidikan dengan
pemerintah terkait dapat membuat program- Pengetahuan Wanita Usia 20-50
program seperti promosi kesehatan yang Tahun Tentang Periksa Payudara
dapat mempertahankan pengetahuan, sikap Sendiri (SADARI). Retrieved from
serta perilaku masyarakat untuk terus repository.uinjkt.ac.id.
termotivasi dalam mencegah penyakit Herman., Dirawan, G.D., Yahya, M., &
menular akibat banjir melalui program kerja Taiyeb, M. (2015). The Community
Puskesmas. Disease Prevention Behaviour in
the District Maros South Sulawesi
REFERENSI Province. Journal International
Astuti, T.W., & Shafiq. (2010). Hubungan Education Studies, 8(11) ISSN
Tingkat Pengetahuan Ibu dengan 1913-9020 E-ISSN 1913-9039.
Sikap Pencegahan Diare pada Doi: 10.5539/ies.v8n11p104.
Balita 1-5 Tahun di Puskesmas
Ngampilan Yogyakarta Tahun Kemenkes. (2012). Antisipasi Penyakit
2010. Yogyakarta: STIKES Menular Saat Banjir. Retrieved
Aisyiyah. Diakses 13 Mei 2017 from www.depkes.go.id. Diakses 3
9.35 pm. desember 2016 5:28 pm

BAPPENAS. (2006). Rencana Aksi Kumar, R., Hashmi, A., Soomro, J.A., &
Nasional Pengurangan Resiko Ghouri, A. (2012). Knowledge
Bencana 2006-2009. Diakses 1 Attitude and Practice About Acute
Desember 2016 07:22 pm Retrieved Respiratory Infection Among the
from www.bappenas.go.id. Mothers of Under Five Children
Attending Civil Hospital Mithi
BNPB. (2016). Data dan Informasi Tharparkar Desert. Journal Primary
Bencana Indonesia. Diakses 05.45 Health Care, 2(1). ISSN: 2167-
pm 06 Desember 2016 Retrieved 1079. Doi: 10.4172/2167-
from dibi.bnpb.go.id 1079.1000108. Diakses 13 Mei
Cheraghi, Z., Okhovat, B., Irani, A.D., 2017 11.15 pm
Talaei, M., Ahmadnezhad, E., Kusumaratna, R.K. (2003). Profil
Soroush, M., et al. (2014). Penanganan Kesehatan Selama dan
Knowledge, Attitude and Practice sesudah Banjir di Jakarta Jurnal
Regarding Food and Waterborne Kedoktean Trisakti, 22(3).
Outbreak After Massive Diarrhoea Retrieved from Diakses 12 Mei
Outbreak in Yazd Province, Iran, 2017 7:43 am.
Summer 2013. International
Scholarly Reasearch Notices. Doi: Malikhah, L., Fatimah, S., &
10.1155/2014/405038 . Simangunsong, B. (2012).
Gambaran Pengetahuan dan Sikap
Ibu Dalam Pencegahan dan

8
Penanggulangan Secara Dini
Kejadian Diare pada Balita di
Desa Hegarmanah Jatinangor.
Bandung: Universitas Padjajaran.
Diakses 13 Mei 2017: 10.30 pm

Notoatmodjo, S. (2010). Promosi


Kesehatan dan Aplikasinya (ed.
Revisi). Jakarta: Rineka Cipta

_______. (2010). Ilmu Perilaku Kesehatan.


Jakarta: Rineka Cipta

Profil Gampong Lon Asan. (2017).

Sayeed, S.A., & Gonzalez, P.A. (2014)


Flood Disaster Profile of Pakistan :
A Review. Science Journal of
Public health 2(3). Doi:
10.11648/j.sjph.20140203.11.

Shridevi, K., Subudhi, S., Madhavi, P.,


Kokiwar, P.R., & Shastri, VV.
(2015). Knowledge, Attitude and
Practices Regarding Home Based
Management of Diarrhoea: A
Comparative Study. Journal of
Health Sciences, 3(1). Diakses 13
Mei 2017 11:09 pm

Tam, M.C.Y., & Tummala, V.M.R. (2001).


An Application oh the AHP in
Vendor Selection of a
Telecommunications System. The
International Journal of
Management Science Omega
29(2001) 171-182.

WHO. (2006). Communicable Diseases


Following Natural Disaster Risk
Assassment and Priority
Interventions. Retrieved from
www.who.int. Diakses pada 02
Desember 2016 09:22 pm

Anda mungkin juga menyukai