Anda di halaman 1dari 27

MAKALAH

(Ketuban Pecah Dini)

Dosen Pengampu: Ns.Lilis Sundari,S.kep

DISUSUN OLEH:

LAILATUL MUFARRAHA

142012020029

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

INSTITUT KESEHATAN & BISNIS ST. FATIMAH MAMUJU

TAHUN AJARAN 2021/2022


i

KATA PENGANTAR

Ucapan syukur Penyusun panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

atas nikmat yang telah diberikannya sehingga penulis dapat menyelesaikan

Makalah ini.Tanpa pertolongan-Nya mungkin Penyusun tidak akan sanggup

menyelesaikannya dengan baik.

Adapun tujuan khusus Penyusun menulis makalah ini yaitu sebagai nilai

Mata Kuliah Keperawatan Maternitas I. Kami mengucapkan terima kasih kepada

pihak-pihak yang telah membantu. Kami menyadari Makalah ini jauh dari

sempurna, baik dalam segi pengetahuan dan kurangnya keterampilan dalam

pembuatan Makalah ini. Kritik dan saran serta permohonan maaf bila ada

kesalahan dalam pembuatan Makalah ini. Tetapi Kami sudah melakukan yang

terbaik.

Mamuju, 14 Januari 2022

Lailatul Mufarraha
ii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar ...................................................................................................... i

Daftar Isi ................................................................................................................ ii

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

1.1Latar Belakang ............................................................................................ 1

1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 2

1.3 Tujuan ........................................................................................................ 3

BAB II .................................................................................................................... 4

TINJAUAN TEORI .............................................................................................. 4

2.1 Pengertian Ketuban Pecah Dini ................................................................. 4

2.2 Penyebab Ketuban Pecah Dini ................................................................... 4

2.3 Tanda dan Gejala ....................................................................................... 5

2.4 Anatomi Fisiologi ...................................................................................... 6

2.5 Patofisiologi .......................................................................................... 8

2.6 Penatalaksanaan .................................................................................. 10

BAB III ................................................................................................................. 12

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KETUBAN PECAH DINI .. 12

3.1 Pengkajian ................................................................................................ 12

3.2 Pemeriksaan fisik ..................................................................................... 13


3.3 Diagnosa Keperawatan ............................................................................ 15

3.4 Intervensi Keperawatan ........................................................................... 16

3.5 Evaluasi Keperawatan............................................................................. 21

BAB V................................................................................................................... 22

PENUTUP ............................................................................................................ 22

3.1 Kesimpulan .................................................................................................... 22

3.2 Saran .............................................................................................................. 22

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Ketuban pecah dini (KPD) adalah pecahnya selaput ketuban sebelum

tanda-tanda persalinan. (Mansjoer, Arif, dkk.2002). Ketuban pecah

dini(KPD) atau premature rupture of membranes(PROM) adalah pecahnya

kantung ketuban dan kebocoran dari cairan ketuban awal minimal 1 jam

sebelum awal persalinan pada setiap usia kehamilan. (Lowdermilk , Deitra

Leonard, 2000)

Ketuban pecah dini(KPD) atau premature rupture of membranes (PROM)

adalah pecahnya kantung ketuban sebelum onset persalinan yang benar,

terlepas dari lamanya kehamilan. (Murray , Sharon Smith, dkk . 2002)

Ketuban pecah dini adalah pecahnya ketuban disertai keluarnya cairan

amnio inin sebelum proses persalinan dimulai baik pada kehamilan cukup

bulan maupun pada persalinan premature. Walaupun penyebabnya belum

diketahui, hal tersebut dihubungkan dengan infeksi pada membran

(korioamnionitis).Ketuban pecah dini merupakan ancaman bagi janin,

khususnya jika hal ini terjadi di awal kehamilan, karena, setelah ruptur,

perlindungan terhadap janin hilang, dan infeksi uterus dan janin dapat terjadi.

1
Persalian prematur dapat terjadi setelah ruptur membran, meyebabkan

kelahiran prematur pada janin semakin beresiko.Komplikasi tambahan

mencakup peningkatan tekanan pada tali pusat (tali pusat memanjang dan

keluar dari lubang uterus masuk ke dalam vagina), biasanya jika ruptur terjadi

pada saat kepala janin masih terlalu kecil untuk ukuran serviks. Janin tersebut

mungkin mengalami sindrom potter pada gambaran wajah dan hipoplasia

pulmoner.

Pecahnya ketuban sebelum waktunya melahirkan atau sebelum inpartus,

pada pembukaan <4 cm (fase laten). Hal ini dapat terjadi pada akhir

kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan.KPD preterm adalah

KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD

yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.

KPD merupakan komplikasi yang berhubungan dengan kehamilan

kurang bulan, dan mempunyai kontribusi yang besar pada angka kematian

perinatal pada bayi yang kurang bulan.Pengelolaan KPD pada kehamilan

kurang dari 34 minggu sangat kommplek, bertujuan untuk menghilangkan

kemungkinan terjadinya prematuritas dan RDS (Respiration Dystress

Syndrome). (Miranie , Hanifah, dan Desy Kurniawati. 2009)

1.2 Rumusan Masalah

a. Apa pengertian dariKPD ?

b. Apakah penyebab KPD ?

c. Bagaimana tanda dan gejala dari KPD ?

2
d. Bagaimana Anatomi Fisologi KPD?

e. Bagaimana Patofisologi KPD?

f. Bagaimana penatalaksanaan KPD?

g. Bagiamana asuhan keperawatan pada klien dengan KPD?

1.3 Tujuan

1. Tujuan Umum

Mahasiswa dapat memahami tentang penyakit ketuban pecah dini.

2. Tujuan khusus

- Mahasiswa mampu mengetahui mengenai kondisi ibu melahirkan

dengan ketuban pecah dini.

- Mahasiswa mampu mengetahui permasalahan yang mungkin timbul

dalam melahirkan dengan ketuban pecah dini.

3
BAB II

TINJAUAN TEORI

2.1 Pengertian Ketuban Pecah Dini

Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya selaput ketuban

sebelum ada tanda-tanda persalinan.Hal ini dapat terjadi pada akhir

kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan. KPD preterm adalah

KPD sebelum usia kehamilan 37 minggu. KPD yang memanjang adalah KPD

yang terjadi lebih dari 12 jam sebelum waktunya melahirkan.

Kejadian KPD berkisar 5-10% dari semua kelahiran, dan KPD preterm

terjadi 1% dari semua kehamilan.70% kasus KPD terjadi pada kehamilan

cukup bulan.KPD merupakan penyebab kelahiran prematur sebanyak 30%.

2.2 Penyebab Ketuban Pecah Dini

Pada sebagian besar kasus, penyebabnya belum ditemukan.Faktor yang

disebutkan memiliki kaitan dengan KPD yaitu riwayat kelahiran prematur,

merokok, dan perdarahan selama kehamilan. Beberapa faktor risiko dari KPD

1. Infeksi genitalia

2. Gemeli

3. Hidramnion

4. Kehamilan preterm

4
5. Disproporsi sefalopelvik

6. Inkompetensi serviks (leher rahim)

7. Polihidramnion (cairan ketuban berlebih)

8. Riwayat KPD sebelumya

9. Kelainan atau kerusakan selaput ketuban

10. Trauma

11. Serviks (leher rahim) yang pendek (<25mm) pada usia kehamilan 23

minggu

12. Infeksi pada kehamilan seperti bakterial vaginosis

2.3 Tanda dan Gejala

Tanda yang terjadi adalah keluarnya cairan ketuban merembes melalui vagina.

Aroma air ketuban berbau amis dan tidak seperti bau amoniak, mungkin cairan

tersebut masih merembes atau menetes, dengan ciri pucat dan bergaris warna

darah. Cairan ini tidak akan berhenti atau kering karena terus diproduksi sampai

kelahiran. Tetapi bila Anda duduk atau berdiri, kepala janin yang sudah terletak di

bawah biasanya "mengganjal" atau "menyumbat" kebocoran untuk sementara.

Demam, bercak vagina yang banyak, nyeri perut, denyut jantung janin bertambah

cepat merupakan tanda-tanda infeksi yang terjadi.Pada periksa dalam selaput

ketuban tidak ada, air ketuban sudah kering dan terjadi Inspekulo yaitu tampak air

ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada dan ketuban sudah kering.

5
2.4 Anatomi Fisiologi

Volume air ketuban pada kehamilan cukup bulan adalah 1000 – 1500 cc

Ciri-ciri kimiawi :

Air ketuban berwarna putih kekeruhan, berbau khas amis, dan berasa

manis, reaksinya agak alkalis atau netral, berat jenis 1,008. Komposisinya

terdiri atas 98 % air, sisanya albumin, urea, asam urik, kreatinin, sel-sel

epitel, rambut lanugo, verniks kaseosa dan garam anorganik.Kadar protein

kira-kira 2,6 gr % per liter terutama sebagai albumin.

Dijumpai lecitin spingomyelin dalam air ketuban amat berguna untuk

mengetahui apakah janin sudah mempunyai paru-paru yang matang. Sebab

peningkatan kadar lecitin pertanda bahwa permukaan paru-paru diliputi zat

surfaktan. Ini merupakan syarat bagi paru-paru untuk berkembang dan

bernapas. Bila persalinan berjalan lama atau ada gawat janin atau pada letak

sungsang akan kita jumpai warna ketuban keruh kehijau-hijauan, karena telah

bercampur dengan mekonium.

• Fungsi Air Ketuban

1. Untuk proteksi janin.

2. Untuk mencegah perlengketan janin dengan amnion.

3. Agar janin dapat bergerak dengan bebas.

4. Regulasi terhadap panas dan perubahan suhu.

5. Mungkin untuk menambah suplai cairan janin

6
6. Meratakan tekanan intra – uterin dan membersihkan jalan lahir bila

ketuban pecah.

7. Peredaran air ketuban dengan darah cukup lancar dan perputarannya

cepat, kira-kira 350-500 cc.

• Asal Air Ketuban

1. Kencing janin (fetal urin)

2. Transudasi dari darah ibu

3. Sekresi dari epitel amnion

4. Asal campuran (mixed origin)

2.5 Manifestasi Klinis

Menurut Mansjoer, 2001 manifestasi klinis ketuban pecah dini adalah :

1. Keluarnya air ketuban berwarna putih keruh, jernih, kuning atau

kecoklatan sedikit-sedikit atau sekaligus banyak.

2. Dapat disertai demam bila sudah ada infeksi.

3. Janin mudah diraba.

4. Pada periksa dalam sepaput ketuban tidak ada, air ketuban sudah bersih.

5. Inspekulo : tampak air ketuban mengalir atau selaput ketuban tidak ada

dan air ketuban sudah kering.

6. Takikardi pada ibu hamil muncul kemudian, ketika ibu mulai demam.

7
2.5 Patofisiologi

Mekanisme terjadinya ketuban pecah dini dapat berlangsung sebagai berikut :

➢ Selaput ketuban tidak kuat sebagai akibat kurangnya jaringan ikat dan

vaskularisasi.

➢ Bila terjadi pembukaan serviks maka selaput ketuban sangat lemah dan

mudah pecah dengan mengeluarkan air ketuban.

➢ Pemeriksaan penunjang

➢ Pemeriksaan leukosit darah : > 15.000/ul bila terjadi infeksi

➢ Tes lakmus merah berubah menjadi biru

➢ Amniosentesis

➢ USG : menentukan usia kehamilan, indeks cairan amnion berkurang

➢ Komplikasi

➢ Infeksi

➢ Partus preterm

➢ Prolaps tali pusat

➢ Distosia (partus kering)

8
Patofisiologi Ketuban Pecah Dini

Infeksi inflamasi

Terjadi peningkatan aktifitas iL – 1 dan prostaglandin

Kolagenase jaringan

Depolimerasi kolagen pada selaput korion atau amion

Ketuban tipis, lemah dan mudah pecah spontan

Ketuban Pecah Dini

Penjelasan patofisiologi:

Pada kondisi yang normal kolagen terdapat pada lapisan kompakta amnion,

fibroblast, jaringan retikuler korion dan trofoblas, sintesis maupun degradasi

jaringan kolagen dikontrol oleh system aktifitas dan inhibisi interleukin -1 (iL-1)

9
dan prostaglandin, tetapi karena ada infeksi dan inflamasi, terjadi peningkatan

aktifitas iL-1 dan prostaglandin, menghasilkan kolagenase jaringan, sehingga

terjadi depolimerasi kolagen pada selaput korion/amnion, menyebabkan ketuban

tipis, lemah dan mudah pecah spontan sehingga terjadi ketuban pecah dini.

(Maria, 2009 : 2)

2.6 Penatalaksanaan

Sebagai gambaran umum untuk penatalaksanaan KPD dapat dijabarkan

sebagai berikut :

➢ Pertahankan kehamilan sampai cukup matur, khususnya maturitas paru

sehingga mengurangi kejadian kegagalan perkembangan paru yang yang

sehat

➢ Dengan perkiraan janin sudah cukup besar dan persalinan diharapkan

berlangsung dalam waktu 72 jam dapat diberikan kortikosteroid, sehingga

kematangan paru janin dapat terjamin.

➢ Pada kehamilan 24 sampai 32 minggu yang menyebabkan menunggu berat

janin cukup, perlu dipertimbangkan untuk melakukan induksi persalinan,

dengan kemungkinan janin tidak dapat diselamatkan.

➢ Menghadapi KPD, diperlukan KIM(Komunikasi, Informasi, Motivasi)

terhadap ibu dan keluarga sehingga terdapat pengertian bahwa tindakan

10
mendadak mungkin dilakukan dengan pertimbangan untuk menyelamatkan

ibu dan mungkin harus mengorbankan janinnya.

➢ Pemeriksaan yang rutin dilakukan adalah USG untuk mengukur distansia

biparietal dan peerlu melakukan aspirasi air ketuban untuk melakukan

pemeriksaan kematangan paru melalui perbandingan L/S

➢ Waktu terminasi pada hamil aterm dapat dianjurkan selang waktu 6 jam

sampai 24 jam, bila tidak terjadi his spontan.

11
BAB III

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN PADA KETUBAN PECAH DINI

3.1 Pengkajian

1. Identitas ibu

2. Riwayat penyakit

a. Riwayat kesehatan sekarang : ibu datang dengan pecahnya ketuban

sebelum usia kehamilan mencapai 37 minggu dengan atau tanpa

komplikasi

b. Riwayat kesehatan terdahulu

➢ Adanya trauma sebelumnya akibat efek pemeriksaan amnion.

➢ Sintesis, pemeriksaan pelvis, dan hubungan seksual

➢ Kehamilan ganda, polihidramnion

➢ Infeksi vagina/serviks oleh kuman streptokokus.

➢ Selaput amnion yang lemah/tipis.

➢ Posisi fetus tidak normal.

➢ Kelainan pada otot serviks atau genital seperti panjang serviks yang

pendek.

➢ Multiparitas dan peningkatan usia ibu serta defisiensi nutrisi.

c. Riwayat kesehatan keluarga : ada tidaknya keluhan ibu yang lain yang

pernah hamil kembar atau turunan kembar.

12
3.2 Pemeriksaan fisik

a. Kepala dan leher.

- Mata perlu diperiksa dibagian sclera, konjungtiva.

- Hidung : ada/tidaknya pembengkakan konka nasalis. Ada/tidaknya

hipersekresi mukosa

- Mulut : gigi karies/tidak, mukosa mulut kering, dan warna mukosa gigi.

- Leher berupa pemeriksaan JVP, KGB, dan tiroid.

b. Dada

Thorak

- Inspeksi kesimetrisan dada, jenis pernafasan thorak abdominal, dan tidak

ada retraksi dinding dada. Frekuensi pernafasan normal 16-24 x/menit.

Iktus kordis terlihat/tidak

- Palpasi : payudara tidak ada pembengkakan.

- Auskultasi : terdengar BJ I dan II di IC kiri/kanan. Bunyi nafas norma

vesikuler

c. Abdomen

- Inspeksi : ada/tidaknya bekas operasi, striae, linea.

13
- Palpasi : TFU, kontraksi ada/tidak, posisi, kandung kemih penuh/tidak.

- Auskultasi : DJJ ada/tidak

d. Genitalia

- Inspeksi: keberhasilan, ada/tidaknya tanda-tanda REEDA (Red, Edema,

Discharge, Approximately), pengeluaran dari ketuban (jumlah, warna,

bau), dan lender merah muda kecoklatan.

- Palpasi: pembukaan serviks (0-4).

- Ekstremitas: edema, varises ada/tidak.

4. Pemeriksaan Diagnostik

a. Hitung darah lengkap untuk menentukan adanya anemia, infeksi.

b. Golongan darah dan factor Rh.

c. Rasio lesitin terhadap spingomielin (rasio US): menentukan maturitas

janin.

d. Tes verning dan kertas nitrazine: memastikan pecah ketuban.

e. Ultasonografi: menentukan usia gestasi, ukuran janin, gerakan jantung

janin, dan lokasi plasenta.

f. Pelvimetri: identifikasi posisi janin

14
3.3 Diagnosa Keperawatan

1. Resiko tinggi infeksi maternal berhubungan dengan prosedur invasif,

pemeriksaan vagina berulang, dan rupture membrane amniotic.

2. Kerusakan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan adanya

penyakit.

3. Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, ancaman pada diri

sendiri/janin.

4. Intoleransi aktifitas b.d. kelemahan fisik

15
3.4 Intervensi Keperawatan

1. Resiko tinggi infeksi maternal berhubungan dengan prosedur invasif, pemeriksaan

vagina berulang, dan rupture membrane amniotic.

Tujuan : Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan infeksi maternal tidak

terjadi

Kriteria hasil : ibu menyatakan/menunjukan bebas dari tanda-tanda infeksi.

No Intervensi Rasional

1 - Lakukan pemeriksaan - Pengulangan pemeriksaan vagina

inspekulum, ulangi bila pola berperan dalam insiden infeksi saluran

kontraksi atau perilaku ibu asendens.

menandakan kemajuan.

- Gunakan teknik aseptic selama - Mencegah pertumbuhan bakteri dan

pemeriksaan vagina. kontaminasi pada vagina.

- Anjurkan perawatan perineum - Menurunkan resiko infeksi saluran

setelah eliminasi setiap 4 jam dan asendens.

sesuai indikasi.

- Pantau dan gambarkan karakter - Pada infeksi, cairan amnion menjadi

cairan amniotic. lebih kental dan kuning pekat serta

dapat terdeteksi adanya bau yang kuat.

- Pantau suhu, nadi, pernapasan,

dan sel darah putih sesuai - Dalam 4 jam setelah membrane

16
indikasi. rupture, insiden korioamnionitis

meningkat secara progresif sesuai

dengan waktu yang ditunjukkan

melalui TTV.
- Tekankan pentingnya mencuci
- Mengurangi perkembangan
tangan yang baik dan benar.
mikroorganisme

17
2. Gangguan kerusakan pertukaran gas pada janin berhubungan dengan proses penyakit.

Tujuan: Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan pertukaran gas pada janin

kembali normal.

Kriteria hasil:

a. klien menunjukkan DJJ dan variabilitas denyut per denyut dalam batas normal.

b. Bebas dari efek-efek merugikan dan hipoksi selama persalinan.

No Intervensi Rasional

1 - Pantau DJJ setiap 15-30 menit. - Takikardi atau bradikardi janin adalah

indikasi dari kemungkinan penurunan

yang mungkin perlu intervensi

- Periksa DJJ dengan segera bila - Mendeteksi distress janin karena

terjadi pecah ketuban dan periksa kolaps alveoli.

15 menit kemudian, observasi

perineum ibu untuk mendeteksi

prolaps tali pusat.

- Perhatikan dan catat warna serta - Pada presentasi vertex, hipoksia yang

jumlah cairan amnion dan waktu lama mengakibatkan caira amnion

pecahnya ketuban berwarna seperti mekonium karena

rangsangan fagal yang merelaksasikan

spingter anus janin.

- Catat perubahan DJJ selama - Mendeteksi beratnya hipoksia dan

18
kontraksi. Pantau aktivitas uterus kemungkinan penyebab janin rentan

secara manual atau elektronik. terhadap potensi cedera selama

Bicara pada ibu atau pasangan persalinan karena menurunnya kadar

dan berikan informasi tentang oksigen

situasi tersebut.

Kolaborasi

- Siapkan untuk melahirkan - Dengan penurunan viabilitas mungkin

dengan cara yang paling memerlukan kelahiran seksio caesarea

baik atau dengan intervensi untuk mencegah cedera janin dan

bedah bila tidak terjadi kematian karena hipoksia.

perbaikan

3. Ansietas berhubungan dengan situasi kritis, ancaman pada diri sendiri/janin.

Tujuan: Setelah diberikan tindakan keperawatan diharapkan kecemasan klien

berkurang

Kriteria hasil : Pasien diharapkan:

a. Menggunakan teknik pernapasan dan relaksasi yang efektif.

b. Berpartisipasi aktif dalam proses persalinan

No Intervensi Rasional

19
1 - Tinjau proses penyakit dan - Memberikan pengetahuan dasar

harapan masa depan dimana klien dapat membuat

- Dorong periode istirahat pilihan.

yang adekuat dengan - Agar klien tidak merasa jenuh dan

aktifitas terjadwal mempercepat proses

- Berikan pelayanan kesehatan penyembuhan

mengenai penyakit nya. - Agar klien mengerti dengan

- Jelaskan kepada klien apa yg bahaya infeksi dan penyakitnya

terjadi, berikan kesempatan - Menunjukkan realitas situasi yang

untuk bertanya dan berikan dapat membantu klien atau orang

jawaban yang terbuka dan terdekat menerima realitas dan

jujur mulai menerima apa yang terjadi.

4. Intoleransi aktifitas b.d. kelemahan fisik

Tujuan : Aktivitas kembali sesuai kemampuan pasien.

Kriteria Hasil : Pasien bisa beraktivitas seperti biasa

No Intervensi Rasional

20
1 - Bantu pasien dalam - Agar kebutuhan sehari – hari

memenuhi kebutuhan sehari- klien dapat terpenuhi seperti

hari seminimal mungkin. biasanya

- Beri posisi nyaman - Agar klien merasa nyaman dan

tenang

- Anjurkan menghemat energy - Kelelahan dapat menyebabkan

hindari kegiatan yang lama nya proses penyembuhan

melelahkan. klien,,jadi dengan menghindari

kegiatan yang melelahkan dapat

membantu proses penyembuhan

3.5Evaluasi Keperawatan

1. Infeksi tidak terjadi

2. Pertukaran gas pada janin kembali normal

3. Cemas hilang

4. Kebutuhan istirahat dan tidur dapat terpenuhi

5. Dapat melakukan kegiatan sehari-hari tanpa bantuan keluarga dan petugas

kesehatan

21
BAB V

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Ketuban pecah dini (KPD) didefinisikan sebagai pecahnya selaput ketuban

sebelum ada tanda-tanda persalinan.Hal ini dapat terjadi pada akhir

kehamilan maupun jauh sebelum waktunya melahirkan.Pada sebagian besar

kasus, penyebabnya belum ditemukan. Faktor yang disebutkan memiliki

kaitan dengan KPD yaitu riwayat kelahiran prematur, merokok, dan

perdarahan selama kehamilan, pada dasarnya setiap ibu hamil mempunyai

ketebalan dan kekuatan selaput ketuban yang berbeda-beda tergantung gizi,

aktivitas dan pergerakkan yang dilakukan oleh calon ibu tersebut.

3.2 Saran

Ketuban pecah dini harus dihindari karena dapat menyebabkan infeksi

karena dapat membuat kuman masuk melalui jalan lahir , untuk mencegahnya

diharapkan para calon ibu jangan melakukan aktifitas yang berat dan lebih

baik beristirahat dan lakukan kegiatan dalam batas kemampuan.

Sebagai pemberi informasi perawat juga harus dapat memberikan

informasi melalui pendidikan kesehatan kepada para ibu hamil agar dapat

menjaga kehamilan baik dari dalam maupun luar diri agar tidak terjadi

masalah masalah sebelum ataupun sesudah melahirkan.

22
Daftar Pustaka

Mitayani. 2009. Asuhan Keperawatan Maternitas. Salemba Medika: Jakarta

Pillitteri, Adele. 2002. Buku Saku Perawatan Kesehatan Ibu dan Anak. EGC:

Jakarta

Meoandre.blogspot.com/2013/08/asuhan-keperawatan-pada-ketuban-pecah.html

Mikimikiku.wordpress.com/2013/09/23/asuhan-keperawatan-pasien-dengan-

ketuban-pecah-dini-kpd/

23

Anda mungkin juga menyukai