Minarsi
Liza
Mutiara
Almayana
Khaerunisa
Tiwi sasmita
Pengertian
Polisitemia adalah suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan jumlah sel darah merah akibat
pembentukan sel darah merah yang berlebihan oleh
sumsum tulang. Polisitemia yaitu suatu kondisi yang
jarang terjadi dimana tubuh terlalu banyak
memproduksi sel darah merah,ada dua jenis
polisitemia yaitu polisitemia vena dan polisitemia
sekunder,serta penyebab,gejala,dan perawatan dari
dua kondisi ini berbeda-beda. Polisitemia vena lebih
serius dan dapat mengakibatksn komplikasi kritis lebih
dari polisitemia sekunder. Sel darah tubuh di produksi
disumsum tulang belakang dan ditemukan di beberapa
tulang, seperti tulang paha.
klasifikasi
Klasifikasi polisitemia vera tergantung pada volume sel darah
merah yaitu polisitemia relatif dan polisitemia aktual atau
polisitemia vera, dimana pada polisitemia relatif terjadi
penurunan volume plasma tanpa peningkatan yang sebenarnya
dari volume sel darah merah, seperti pada keadaan dehidrasi
berat, luka bakar, dan reaksi alergi.
Sedangkan secara garis besar polisitemia dibedakan atas
polisitemia primer dan polisitemia sekunder.pada polisitemia
primer terjadi peningkatan volume sel darah merah tanpa
diketahui penyebabnya, sedangkan polisitemia
sekunder,terjadinya peningkatan volume sel darah merah secara
fisiologis karena kompensasi atas kebutuhan oksigen yang
meningkat seperti pada penyakit paru kronis, penyakit jantung
kongenital atau tinggal didaerah ketinggian,dll.disamping itu
peningkatan sel darah merah juga dapat terjadi secara non
fisiologis pada tumor yang menghasilkan eritropoitin seperti
tumor ginjal,hepatoma,tumor,ovarium,dsb.
patofisiologi
Mekanisme terjadinya polisitemia vera (pv) disebabkan oleh
kelainan sifat sel tunas (stem cells) pada sumsum
tulang.selain terdapat sel batang normal pada sumsum
tulang terdapat pula sel batang abnormal yang dapat
menganggu atau menurunkan pertumbuhan dan
pematangan sel normal.bagaimana perubahan sel tunas
normal jadi abnormal masih belum diketahui.pregenitor sel
darah penderita menunjukkan respin yang abnormal
terhadap faktor pertumbuhan.hasil produksi eritrosit tidak
dipengerahui oleh jumlah eritropoetin.kelainan-kelainan
tersebut dapat terjadi karena adanya perubahan DNA yang
dikenal dengan mutasi.mutasi ini terjadi di gen JAK2 (janus
kinase-2) yang memproduksi protein penting yang berperan
dalam produksi darah.
Manifestasi klinis
a) Hiperviskositas
Peningkatan jumlah total eritrosit akan meningkatkan viskositas
darah yang kemudian akan menyebabkan
1. Penurunan kecapatan aliran darah (shear rate),lebih jauh lagi
akan menimbulkan eritrostasis sebagai akibat penggumpalan
eritrosit.
2. Penurunan laju trasport oksigen,
Prinsip terapi :
Menurunkan viskositas darah sampai ke tingkat normal
sitopenia problematic,
o Gejala sistemis yang tidak terkendali seperti pruritus
1. Pengkajian
a. gejala :
1).riwayat kehilangan darah kronis
2).riwayat endokarditis infektif kronis
3).palpasi
b. Tanda :
1). Tekanan darah : peningkatan sistolik dengan diastolik
stabil dan tekanan nadi melebar,hipotensi postural
2). Distritmia-abnormalitas EKG misal : depresi segemen st
dan pendataran atau depresi gelombang T jika terjadi
takikardi
3). Denyut nadi : takikardi dan melebar
4). Ekstremitas : warna pucat pada kulit dan membran
mukosa (konjungtiva,mulut,faring,bibir,dan dasar kuku)
5). Sklera : biru atau putuh seperti mutiara
6). Pengisian kapiler melambat ( penurunan aliran darah ke
perifer dan vasokontriksi kompensasi)
Next...
7). Kuku : mudah patah
8). Rambut : kering dan mudah putus
2. Sistem neurosensori
a. gejala
1).Sakitkepala,berdenyut,pusing,vertigo,tinnutus,
Ketidakmampuan berkonstraksi
2).imsomnia,penurunan penglihatan dan adanya bayangan
pada mata
3). Kelemahan,keseimbangan buruk,kaki goyah,parestesia
tangan/kaki menjadi dingin
b. Tanda
1). Peka rangsang,gelisah,depresi,apatis
2). Mental : tidak mampu berespon
3). Oftalmik : hemoragis retina
4). Gangguan koordinasi
3. Sistem pernapasan
a. gejala : napas pendek pada istirahat dan meningkat pada
aktivitas
b. Tanda : akipnea,ortopnea, dan dispnea
Diagnosa keperawatan
DO : - 4. Ajarkan tentang
Composmentis teknik non
(GCS:15 E4M6V5) - farmakologi (teknik
wajah tampak relaksasi nafas
menahan sakit - dalam)
klien tampak gelisah 5. Dukung
- TD :110/70 mmHg istirahat/tidur yang
RR : 15 x/menit adekuat untuk
membantu
penurunan nyeri
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA Tujuan/kriteria Tindakan
hasil (NIC)
(NOC)
Hambatan mobilitas NOC : Joint NIC: Exercise therapy :
fisik berhubungan Movement : Active ambulation
dengan Gangguan (00091) 1. Monitoring vital sign
neuromuskular, Kriteria Hasil : sebelum/sesudah latihan dan
Nyeri 1. Klien meningkat lihat respon pasien saat
DS : - Klien dalam aktivitas fisik latihan.
mengatakan lemah, 2. Mengerti tujuan 2. Ajarkan pasien atau tenaga
sulit berjalan dan peningkatan kesehatan lain tentang teknik
DO: - klien tampak mobilitas ambulasi
lemah - rentang 3. Kaji kemampuan pasien
gerak terbatas - 3.Memverbalisasikan dalam mobilisasi
Kekuatan otot perasaan dalam 4. Latih pasien dalam
TD :110/70 mmHg meningkatkan pemenuhan kebutuhan ADLs
RR : 15x/menit N kekuatan dan secara mandiri sesuai
IMPEMENTASI
2.Tindakan Keperawatan
1. Monitor tanda-tanda vital S : Klien mengatakan kepalanya
Hasil : Tekanan darah: 150/70 masih sakit menjalar hingga
mmHg Nadi : 92 x/menit Suhu : belakang leher, nyerinya seperti
36,6 oC Pernapasan : 23 x/menit tertusuktusuk
O : 130/80 mmHg skala nyeri
2. Lakukan pengkajian nyeri 4 Klien nampak meringis
secara komperhensif termasuk memegang leher bagian belakang
lokasi, karakteristik, durasi A:
frekuensi, kualitas dan faktor Masalah nyeri belum teratasi
presipitasi. Hasil : Klien P : Intervensi dilanjutkan
mengatakan kepalanya masih Lakukan pengkajian nyeri secara
sakit terutama saat bangun komperhensif termasuk lokasi,
tidur, nyerinya seperti tertusuk- karakteristik, durasi frekuensi,
tusuk dan menjalar hingga ke kualitas dan factor presipitasi.
NEXT...