Anda di halaman 1dari 24

polisitemia

Nama Anggota kelompok 5

 Minarsi
 Liza
 Mutiara
 Almayana
 Khaerunisa
 Tiwi sasmita
Pengertian
Polisitemia adalah suatu keadaan dimana terjadi
peningkatan jumlah sel darah merah akibat
pembentukan sel darah merah yang berlebihan oleh
sumsum tulang. Polisitemia yaitu suatu kondisi yang
jarang terjadi dimana tubuh terlalu banyak
memproduksi sel darah merah,ada dua jenis
polisitemia yaitu polisitemia vena dan polisitemia
sekunder,serta penyebab,gejala,dan perawatan dari
dua kondisi ini berbeda-beda. Polisitemia vena lebih
serius dan dapat mengakibatksn komplikasi kritis lebih
dari polisitemia sekunder. Sel darah tubuh di produksi
disumsum tulang belakang dan ditemukan di beberapa
tulang, seperti tulang paha.
klasifikasi
Klasifikasi polisitemia vera tergantung pada volume sel darah
merah yaitu polisitemia relatif dan polisitemia aktual atau
polisitemia vera, dimana pada polisitemia relatif terjadi
penurunan volume plasma tanpa peningkatan yang sebenarnya
dari volume sel darah merah, seperti pada keadaan dehidrasi
berat, luka bakar, dan reaksi alergi.
Sedangkan secara garis besar polisitemia dibedakan atas
polisitemia primer dan polisitemia sekunder.pada polisitemia
primer terjadi peningkatan volume sel darah merah tanpa
diketahui penyebabnya, sedangkan polisitemia
sekunder,terjadinya peningkatan volume sel darah merah secara
fisiologis karena kompensasi atas kebutuhan oksigen yang
meningkat seperti pada penyakit paru kronis, penyakit jantung
kongenital atau tinggal didaerah ketinggian,dll.disamping itu
peningkatan sel darah merah juga dapat terjadi secara non
fisiologis pada tumor yang menghasilkan eritropoitin seperti
tumor ginjal,hepatoma,tumor,ovarium,dsb.
patofisiologi
Mekanisme terjadinya polisitemia vera (pv) disebabkan oleh
kelainan sifat sel tunas (stem cells) pada sumsum
tulang.selain terdapat sel batang normal pada sumsum
tulang terdapat pula sel batang abnormal yang dapat
menganggu atau menurunkan pertumbuhan dan
pematangan sel normal.bagaimana perubahan sel tunas
normal jadi abnormal masih belum diketahui.pregenitor sel
darah penderita menunjukkan respin yang abnormal
terhadap faktor pertumbuhan.hasil produksi eritrosit tidak
dipengerahui oleh jumlah eritropoetin.kelainan-kelainan
tersebut dapat terjadi karena adanya perubahan DNA yang
dikenal dengan mutasi.mutasi ini terjadi di gen JAK2 (janus
kinase-2) yang memproduksi protein penting yang berperan
dalam produksi darah.
Manifestasi klinis
a) Hiperviskositas
Peningkatan jumlah total eritrosit akan meningkatkan viskositas
darah yang kemudian akan menyebabkan
1. Penurunan kecapatan aliran darah (shear rate),lebih jauh lagi
akan menimbulkan eritrostasis sebagai akibat penggumpalan
eritrosit.
2. Penurunan laju trasport oksigen,

kedua hal tersebut akan mengakibatkan terganggunya oksigenasi


jaringan. Berbagai gejalah dapat timbul karena terganggunya
oksigenasi organ sasaran (iskemia/infark) seperti di
otak,mata,telinga,jantung,paru,dan ekstremitas.
b) Penurunan shear rate

menimbulkan gangguan fungsi hemostatis primer yaitu


agregasi trombosit pada endetol.
c) Trombositosis (hitung trombosit > 400.000/mm3)\

trombositosis dapat menmbulkan trombosis.pada polisitemia


vera tidak ada korelasi trimbositosis dengan trimbosis.
Next...
d) Basofilia
50% kasus polisitemia vera datang dengan gatal (pruritus)
diseluruh tubuh terutama setelah mandi air panas, dan 10%
kasus polisitemia vera datang dengan urtikaria suatu keadaan
yang disebebkan oleh meningkatnya kadar histamin dalam darah
sebagai akibat meningkatnya basofilia. Terjadinnya gastritis dan
perdarahan lambung terjadi karena peningkatan kadar histamin.
e) Splenomegali
tercatat pada sekitar 75% pasien polisitemia vera.splenomegali
ini terjadi akibat sekunder hiperaktivitas hemopoesis
ekstramedular.
f) Hepatomegali
dijumpai pada kira-kira 40% polisitemia vera. Sebagaimana
halnya splenomegali,hepatomegali juga merupakan akibat
sekunder hiperaktivitas hemopoesis ekstramedular.
g) Gout
sebagai konsekuensi logis heparaktivits hemopeosis dan
splenomegali adalah sekuntrasi sel darah makin cepat dan
banyak dengan demekian produksi asam urat darah akan
meningat.
Next...
h) Defiensi vitamin B12 dan asam folat :
laju siklus sel darah yang tinggi dapat mengakibatkan
defisiensi asam folat dan vitamin B12.hal iini di jumpai pada +
30% kasus polisitemis vera karena penggunannya untuk
pembuatan sel darah. Sedangkan kapasitas protein tidak
tersaturasi pengikat vitamin B12 (Unsaturated B12 Binding
capacity) dijumpai meningkat >75% kasus
i) Muka merah-merahan (plethora)
gambaran pembuluh darah dikulit atau diselaput lendir,
konjungtiva hiperemis sebagai akibat peningkatan masa
eritrosit.
j) Keluhan lain tidal khas seperti : cepat lelah,sakit kepala,cepat
lupa,vertigo,tinitus,perasaan panas.
k) Manifestasi perdarahan (10-20%),dapat berupa
epistaksis,ekimosis,perdarahan gastrointestinal menyerupai
ulkus peptikum.perdarahan terjadi karena peningkatan
viskositas darah akan menyebabkan ruptur spontan
pembuluh darah arteri.pasien polisitemia vera tidak diterapi
beresiko terjadinya perdarahan waktu operasi atau trauma.
komplikasi
Waktu tidak diobati, polisitemia vera dapat
mengakibatkan komplikasi seperti
pembekuan darah,perdarahan,leukemia
myelogenous akut,ulkus
peptikum,perdarahan
gastrointestinal,seranagn jantung dan
stroke.
Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan fisik, yaitu ada tidaknya pembesaran


limpa dan penampilan kulit (eritema)
2. Pemeriksaan darah. Jumlah sel darah merah
ditentukan oleh complete blood eritrosit,leukosit
dan trobosit dalam darah. Pv ditandai dengan
adanya peningkatan hematokrit, jumlah sel darah
putih (terutama neutrofil), dan jumlah
platelet,pemeriksaan kadar asam urat dalam
serum,saturasi oksigen pada arteri, dan
pengukuruan kadar eritropoietin (EPO) dalam darah.
3. Pemeriksaan sumsum tulang meliputi pemeriksaan
histopatologi dan nalisis kromosom sel-sel
sumsum tulang (untuk mengetahui kelainan sifat
sel tunas (stem cells)pada sumsum tulang akibat
mutasi dari gen janus kinase-2/JAKS2).
PENATALAKSAAN MEDIS

Terapi-terapi yang sudah ada saat ini belum dapat


menyembuhankan pasien. Yang dapat dilakukan hanya
mengurangi gejala dan memperpanjang harapan pasien.
Tujuan terapi yaitu :
 Menurunkan jumlah dan memperlambat pembentukan sel

darah merah (eritrosit)


 Mencegah kejadian trombotik misalnya trombosis arteri-

vena,serebrovaskular,trombosis vena dalam,infark miokard,


oklusi arteri perifer, dan infark pulmonal.
 Mengurangi rasa gatal dan eritromelalgia ekstremitas distal

Prinsip terapi :
 Menurunkan viskositas darah sampai ke tingkat normal

kasus (individual) dan mengendalikan eritroposis dengan


flebotomi.
 Menghindari pembedahan elektif pada fase
eritrositik/polisitemia yang belum terkendali.
 Menghindari pengobatan berlebihan (over treatment)

 Menghindari obat mutagenik, teragenik dan berefek


sterilisasi pasien pada usia muda.
Penalaksanaan medis
 Mengontrol panmielosis dengan fosfor radioaktif dosis
tertentu atau kemoterapi sitostatik pada pasien di atas
40 tahun bila didapatkan :
o trombositosis persisten di atas 800.00/ml,terutama jika

disertai gejala thrombosis.


o Leukositosis progresif

o Splenemegali yang simtomatik atau menimbulkan

sitopenia problematic,
o Gejala sistemis yang tidak terkendali seperti pruritus

yang sukar dikendalikan,penurunan berat badan atau


hiperurikosuria yang sulit diatasi.
Terapi polisitemia vera :
1. Flebotomi :

adalah terapi utama pv.flebotomi mungkin satu-


satunya bentuk pengobatan yang diperlukan untuk
banyak pasien, kadang-kadang selama bertahun-
bertahun dan merupakan pengobatan yang dianjurkan.
Penatalaksaan medis
2. Kemoterapi sitostatika/ terapi mielosupresif (agen
yang dapat mengurangi sel darah merah dan
konsetrasi platelet). Tujuan pengobatan kemoterapi
sitostatik adalah sitoreduksi.lebih baik menghindari
kemoterapi jika memungkinkan,terutama pada pasien
usia muda.tetapi mielosupresif dapat dikombinasikan
dengan flebotomi atau diberikan sebagai pengganti
flebotomi.kemoterapi yang dianjurkan adalah
hidroksiurea (dikenal juga sebagai hidroksikarbamid)
yang merupakan salah satu sitostatik golongan obat
antimetabolik karena di anggap lebih aman, tetapi
masih diperdebatkan tentang keamanan penggunaan
jangka panjang
3. Fosfor radioaktif (p32) isotop radioaktif (terutama
fosfor 32) sebagai salah satu cara untuk menekan
sumsum tulang.pertama kali diberikan dengan dosis
sekitar 2-3mCi/m2 secara intravena,apabila diberikan
per oral maka dosis di naikkan 25%.
pengkajian

1. Pengkajian
a. gejala :
1).riwayat kehilangan darah kronis
2).riwayat endokarditis infektif kronis
3).palpasi
b. Tanda :
1). Tekanan darah : peningkatan sistolik dengan diastolik
stabil dan tekanan nadi melebar,hipotensi postural
2). Distritmia-abnormalitas EKG misal : depresi segemen st
dan pendataran atau depresi gelombang T jika terjadi
takikardi
3). Denyut nadi : takikardi dan melebar
4). Ekstremitas : warna pucat pada kulit dan membran
mukosa (konjungtiva,mulut,faring,bibir,dan dasar kuku)
5). Sklera : biru atau putuh seperti mutiara
6). Pengisian kapiler melambat ( penurunan aliran darah ke
perifer dan vasokontriksi kompensasi)
Next...
7). Kuku : mudah patah
8). Rambut : kering dan mudah putus
2. Sistem neurosensori
a. gejala
1).Sakitkepala,berdenyut,pusing,vertigo,tinnutus,
Ketidakmampuan berkonstraksi
2).imsomnia,penurunan penglihatan dan adanya bayangan
pada mata
3). Kelemahan,keseimbangan buruk,kaki goyah,parestesia
tangan/kaki menjadi dingin
b. Tanda
1). Peka rangsang,gelisah,depresi,apatis
2). Mental : tidak mampu berespon
3). Oftalmik : hemoragis retina
4). Gangguan koordinasi
3. Sistem pernapasan
a. gejala : napas pendek pada istirahat dan meningkat pada
aktivitas
b. Tanda : akipnea,ortopnea, dan dispnea
Diagnosa keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera


biologis
2.Hambatan mobilitis fisik berhubungan
dengan gangguan neuromuskular, nyeri
3.Ketidakefektifan perfusi jaringan serebral
berhubungan dengan penghentian aliran darah
oleh SOL ( hemoragi hematoma).
INTERVENSI
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA( TUJUAN / KRITERIA HASIL TINDAKAN
(NOC)
(NIC)
Nyeri akut NOC: ( 2102 ) : NIC: Manajemen Nyeri
berhubungan dengan Tingkat nyeri Kriteria 1. Lakukan
respon agen cedera Hasil: Berat 1 pengkajian nyeri
biologis ditandai cukup berat 2 secara komperhensif
dengan: DS : - Klien sedang 3 termasuk lokasi,
mengatakan nyeri ringan 4 karakteristik, durasi
kepala dan nyeri pada tidak ada nyeri 5 frekuensi, kualitas
persendian P : Klien dan factor presipitasi.
merasakan nyeri saat Nyeri dilaporkan 4 2. Observasi adanya
beraktivitas dan Mengerang dan petunjuk nonverbal
hilang saat istirahat Q meringis 4 mengenai
: nyeri seperti Ekspresi nyeri waja 4 ketidaknyamanan
ditusuk-tusuk R : Tidak bisa istrirahat 5 (misalnya suhu
daerah kepala dan ruangan,pencahayaan
Next...

DO : - 4. Ajarkan tentang
Composmentis teknik non
(GCS:15 E4M6V5) - farmakologi (teknik
wajah tampak relaksasi nafas
menahan sakit - dalam)
klien tampak gelisah 5. Dukung
- TD :110/70 mmHg istirahat/tidur yang
RR : 15 x/menit adekuat untuk
membantu
penurunan nyeri
RENCANA TINDAKAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA Tujuan/kriteria Tindakan
hasil (NIC)
(NOC)
Hambatan mobilitas NOC : Joint NIC: Exercise therapy :
fisik berhubungan Movement : Active ambulation
dengan Gangguan (00091) 1. Monitoring vital sign
neuromuskular, Kriteria Hasil : sebelum/sesudah latihan dan
Nyeri 1. Klien meningkat lihat respon pasien saat
DS : - Klien dalam aktivitas fisik latihan.
mengatakan lemah, 2. Mengerti tujuan 2. Ajarkan pasien atau tenaga
sulit berjalan dan peningkatan kesehatan lain tentang teknik
DO: - klien tampak mobilitas ambulasi
lemah - rentang 3. Kaji kemampuan pasien
gerak terbatas - 3.Memverbalisasikan dalam mobilisasi
Kekuatan otot perasaan dalam 4. Latih pasien dalam
TD :110/70 mmHg meningkatkan pemenuhan kebutuhan ADLs
RR : 15x/menit N kekuatan dan secara mandiri sesuai
IMPEMENTASI

1. Tindakan Keperawatan Evaluasi


1. Monitor tanda-tanda vital S:
Hasil : Tekanan darah: 140/90  Klien mengatakan nyeri pada
mmHg Nadi : 89 x/menit Suhu : kepala, nyerinya hilang timbul dan
36,7 oC Pernapasan : 23 rasanya seperti tertusuk-tusuk
x/menit O :  Tekanan darah: 140/90
2. Lakukan pengkajian nyeri mmHg  Skala nyeri 5  Klien
secara komperhensif termasuk nampak meringis memegang
lokasi, karakteristik, durasi kepala A :  Masalah nyeri belum
frekuensi, kualitas dan faktor teratasi P : Intervensi dilanjutkan
presipitasi. Hasil : Klien  Lakukan pengkajian nyeri
mengeluh nyeri pada kepala dan secara komperhensif termasuk
persendian. Nyeri bertambah lokasi, karakteristik, durasi
parah ketika bangun dari tidur, frekuensi, kualitas dan factor
nyeri seperti tertusuk-tusuk. presipitasi.  Observasi reaksi
NEXT

3. Observasi reaksi nonverbal  Kontrol lingkungan yang


dari ketidaknyamanan. Hasil : dapat mempengaruhi nyeri
Klien nampak meringis seperti suhu ruangan,
memegang kepala. pencahayaan dan kebisingan
4. Mengajarkan tentang teknik berulang).
non farmakologi (Teknik nafas  Kaji tipe dan sumber nyeri
dalam) Hasil : Klien Nampak untuk menentukan intervensi.
mengikuti apa yang diajarkan  Ajarkan tentang teknik non
(teknik relaksasi nafas dalam farmakologi (teknik relaksasi
dan distraksi) nafas dalam)
5. Menganjurkan klien untuk  Berikan analgetik untuk
meningkatkan istirahat. Hasil : mengurangi nyeri
klien nampak mengerti dengan  Tingkatkan istirahat
apa yang dianjurkan dan akan
melakukannya
NEXT...

2.Tindakan Keperawatan
1. Monitor tanda-tanda vital S :  Klien mengatakan kepalanya
Hasil : Tekanan darah: 150/70 masih sakit menjalar hingga
mmHg Nadi : 92 x/menit Suhu : belakang leher, nyerinya seperti
36,6 oC Pernapasan : 23 x/menit tertusuktusuk
O :  130/80 mmHg  skala nyeri
2. Lakukan pengkajian nyeri 4  Klien nampak meringis
secara komperhensif termasuk memegang leher bagian belakang
lokasi, karakteristik, durasi A:
frekuensi, kualitas dan faktor  Masalah nyeri belum teratasi
presipitasi. Hasil : Klien P : Intervensi dilanjutkan
mengatakan kepalanya masih  Lakukan pengkajian nyeri secara
sakit terutama saat bangun komperhensif termasuk lokasi,
tidur, nyerinya seperti tertusuk- karakteristik, durasi frekuensi,
tusuk dan menjalar hingga ke kualitas dan factor presipitasi.
NEXT...

3. Observasi reaksi nonverbal dari  Kontrol lingkungan yang dapat


ketidaknyamanan. Hasil : Klien mempengaruhi nyeri seperti suhu
nampak meringis memegang ruangan, pencahayaan dan
kepala. kebisingan berulang).
4. Menganjurkan untuk melakukan  Kaji tipe dan sumber nyeri untuk
teknik non farmakologi (Teknik menentukan intervensi.
nafas dalam dan distraksi) Hasil :  Anjurkan tentang teknik non
Klien mengatakan ia melakukan farmakologi (teknik relaksasi nafas
yang telah diajarkan perawat. dalam)
5. Menganjurkan klien untuk  Berikan analgetik untuk
meningkatkan istirahat. Hasil : klien mengurangi nyeri
mengatakan ia susah untuk tidur  Tingkatkan istirahat
6. Mengontrol lingkungan yang S : Klien mengatakan masih sangat
dapat mempengaruhi nyeri seperti lemah saat terlalu lama berdiri dan
suhu ruangan, pencahayaan dan berjalan”
kebisingan berulang) Hasil : O:
Membatasi pengunjung dan  Keadaan umum klien lemah 
mengontrol kebisingan. rentang gerak klien terbatas
7. Mempertahankan body aligment  nampak menggunakan alat
dan posisi yang nyaman Hasil: bantu(rostur)
klien mempertahankan body A:
aligment.  Masalah belum teratasi
P : Intervensi tetap dilanjutkan
 Pertahankan body aligment dan
posisi yang nyaman
 Cegah pasien jatuh  Lakukan
latihan aktif maupun pasif 
Tingkatkan aktivitas sesuai batas
toleransi
Tindakan Keperawatan Evaluasi
1. Monitor tanda-tanda vital Hasil : S:
Tekanan darah: 130/80 mmHg  Klien mengatakan nyeri kepalanya
Nadi : 90 x/menit Suhu : 36,6 oC mulai berkurang hilang timbul
Pernapasan : 24 x/menit O:
2. Lakukan pengkajian nyeri secara  120/80 mmHg
komperhensif termasuk lokasi,  skala nyeri 2
karakteristik, durasi frekuensi, A:
kualitas dan faktor presipitasi.  Masalah nyeri teratasi
Hasil : Klien mengatakan kepala P : Intervensi dihentikan
dam persendian masih nyeri, skala
nyeri 3 dan nyeri hilang timbul S :  klien mengatakan masih sangat
3. Observasi reaksi nonverbal dari lemah tetapi sudah mampu berdiri
ketidaknyamanan. Hasil : Klien selama 1 menit tanpa alat bantu
nampak meringis memegang kepala apapun.
dan lutut bagian bawah dan O :  keadaan umum klien lemah
pinggang. S :  klien mengatakan masih sangat

Anda mungkin juga menyukai