DISUSUN OLEH:
142012020005
Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan rahmat, taufik, serta
hidayah-Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan makalah ini.
Sholawat serta salam tercurah kepada nabi besar Muhammad SAW. Nabi akhir zaman yang
Penulis mengucapkan terima kasih kepada kepada Ibu Ns.Lilis Sundari,S.kep selaku
dosen “Keperawatan Maternitas I” yang telah memberikan tugas ini. Ucapan terima kasih
juga penulis sampaikan kepada kedua orang tua, keluarga, dan teman-teman yang yang tidak
Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini tentunya tidak terlepas dari segala
kekurangan.
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.............................................................................................................................. ii
C. Tujuan ............................................................................................................................... 2
A. Definisi ............................................................................................................................. 4
B. Pengkajian ....................................................................................................................... 27
D. Intervensi......................................................................................................................... 38
BAB V PENUTUP..................................................................................................................... 42
A. Kesimpulan ...................................................................................................................... 42
B. Saran ................................................................................................................................. 42
iii
i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kehidupan wanita. Proses persalinan memiliki arti yang berbeda disetiap wanita,
yang berlebih selama proses persalinan. Keadaan ini sering terjadi pada wanita
plasenta) yang cukup bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir
atau melalui jalan lain, dengan bantuan ataupun tanpa bantuan (kekuatan sendiri)
berupa passage (jalan lahir), passanger (janin dan plasenta), power (kekuatan
kontraksi), psikologi, dan posisi. Persalinan dapat berjalan dengan normal apabila
Pada persalinan terjadi perubahan fisik mulai dari Ibu merasa sakit
pinggang dan perut, tidak nyaman, lesu, tidak bisa tidur enak, dan sering
mendapat kesulitab bernapas, serta perubaha psikis. Pada ibu yang pertama kali
menjalani proses persalinan akan takut, cemas, khawatir yang berakibat pada
peningkatan nyeri selama proses persalinan dan dapat menganggu jalan persalinan
1
Walaupun persalinan yang dilakukan dikatakan normal, bukan berarti ibu
perubahan saat hamil dan akan melahirkan. Tentunya dibutuhkan juga Asuhan
Keperawatan dalam membantu proses persalinan normal, oleh karena itu penulis
Pekanbaru”.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
C. Manfaat Penulisan
2
2. Bagi Institusi Pendidikan
Persalian Normal.
3
BAB II
TINJAUAN TEORITIS
A. Definisi Persalinan
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan
cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi belakang kepala
yang berlangsung tidak lebih dari 18 jam tanpa komplikasi baik bagi ibu maupun
Persalinan normal adalah proses pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup
dari dalam uterus melalui vagina ke dunia luar dengan presentasi belakang kepala
tanpa memakai alat-alat atau pertolongan istimewa serta tidak melukai ibu dan
bayi, dan pada umumnya berlangsung dalam waktu kurang dari 24 jam
(Prawirohardjo, 1997)
Persalinan dan kelahiran normal adalah proses pengeluaran janin yang terjadi
pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18 jam tanpa komplikasi baik pada ibu
Persalinan adalah proses dimana bayi, plasenta dan selaput ketuban keluar dari
uterus ibu. Persalinan dianggap normal jika prosesnya terjadi pada usia kehamilan
4
serviks (membuka dan menipis) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara
lengkap. Ibu belum inpartu jika kontraksi uterus tidak mengakibatkan perubahan
Persalinan adalah suatu proses yang dimulai dengan adanya kontraksi uterus
yang menyebabkan terjadinya dilatasi progresif dari serviks, kelahiran bayi, dan
kelahiran plasenta, dan proses tersebut merupakan proses alamiah. (Rohani, 2011)
hidup (viable), berat janin di bawah 1.000 gram atau usia kehamilan
di bawah 28 minggu.
5
3. Partus matures/aterm (cukup bulan) adalah partus pada umur
gram.
minggu atau lebih dari waktu partus yang ditaksir, janin disebut
postmatur.
B. Tahap Persalinan
sampai 10 cm. Kala I dinamakan juga kala pembukaan. Kala II disebut juga
dengan kala pengeluaran, oleh karena kekuatan his dan kekuatan mengedan,
janin di dorong keluar sampai lahir. Dalam kala III atau disebut juga kala uri,
plasenta terlepas dari dinding uterus dan dilahirkan. Kala IV mulai dari
serviks mulai membuka dan mendatar. Darah berasal dari pecahnya pembuluh
6
darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena pergeseran-pergeseran, ketika
kala I dibagi menjadi 2 fase, yaitu fase laten dan fase aktif.
jam.
4 cm.
Pada fase aktif persalinan, frekuensi dan lama kontraksi uterus umumnya
meningkat (kontraksi dianggap adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih dalam
waktu 10 menit dan berlangsung selama 40 detik atau lebih) dan terjadi
7
Mekanisme membukanya serviks berbeda antara primigravida dan
sehingga serviks akan mendatar dan menipis, kemudian ostium internum sudah
sedikit terbuka. Ostium uteri internum dan eksternum serta penipisan dan
(10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi. Kala II pada primipara berlangsung
selama 2 jam dan pada multipara 1 jam. Tanda dan gejala kala II:
vagina.
8
Kala III persalinan dimulai setelah lahirnya bayi dan berakhir dengan
lahirnya plasenta dan selaput ketuban. Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30
2. Merasa gembira, lega, dan bangga akan dirinya; juga merasa sangat
lelah.
Kala IV dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir 2 jam setelah proses
1. Tingkat kesadaran.
3. Kontraksi uterus.
9
4. Periksa perineum dari perdarahan aktif (misalnya apakah ada laserasi atau
episiotomi).
penilaian dilakukan.
10
Pathway Persalinan Normal
11
C. Asuhan Persalinan
persalinan, dalam upaya mencapai pertolongan persalinan yang bersih dan aman
dengan memperhatikan aspek sayang ibu dan sayang bayi. Kebijakan pelayanan
asuhan persalinan :
1. Semua persalinan harus dihindari dan dipantau oleh petugas kesehatan terlatih.
petugas terlatih.
D. Tanda-tanda Persalinan
1. Timbul rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur.
2. Keluar lendir bercampur darah (bloody show) yang lebih banyak karena
robekan kecil pada serviks. Sumbatan mukus yang berasal dari sekresi
normal terjadi pada kala I persalinan. Hal ini terjadi pada 12% wanita, dan
lebih dari 80% wanita akan memulai persalinan secara spontan dalam 24 jam.
12
➢ Berikut ini adalah perbedaan penipisan dan dilatasi serviks antara nulipara
dan multipara.
a. Nulipara
pembukaan.
b. Multipara
Pada multipara sering kali serviks tidak menipis pada awal persalinan,
tetapi hanya membuka 1-2 cm. Biasanya pada multipara serviks akan
13
BAB III
TINJAUAN KASUS
A. Gambaran Kasus
Seorang wanita berinisial Ny.B berusia 22 tahun didampingi suami dan ibunya
sedang berada di Klinik Bidan Ernita untuk melahirkan anak pertama sejak 21
Oktober 2018 karena merasa sudah mulai mules dan diperkirakan memang lahir
sekitar minggu ini. Pada pukul 20.00 di tanggal 22 Oktober 2018 saat dilakukan
penyusupan 0, Kepala bayi turun 3 cm, DJJ 140 x/menit, Kontraksi 3 x/10 menit
Klien merasa cemas serta meminta untuk dilakukan persalinan SC, mengeluh
nyeri saat mengedan, rasa nyeri hebat (skala 9).Kontraksi 3 x/10 menit selama
>40 detik setelah sebelumnya diberikan RL drip Ketorolac serta di ajarkan Ny. B
melakukan teknik tarik napas dalam pada pukul 22.00, Klien juga diberi motovasi
Pembukaan lengkap berlangsung pada pukul 23.00 dan posisi turunnya kepala
23.30, perempuan dengan BB 3,5 kg, Panjang 50 cm, anus berlubang, nilai
APGAR 10.
14
Plasenta keluar pada pukul 23.45 degan kondisi utuh. Kemudian dilakukan
hecting pada area post episiotomi dan perawatan luka. Observasi Kala IV
dilakukan setelah plasenta keluar dan tidak ada yang tersisa. Pada pukul 02.30
klien ingin BAK dan dilakukan pemasangan kateter dengan pengeluaran urin 200
cc.
B. Pengkajian
a. Data Umum
• Umur : 22 tahun
• Suku/Bangsa : Batak/WNI
• No. RM : 353
15
➢ Penanggung Jawab Pasien : Suami
• Umur : 23 tahun
• Pendidikan : SMA
• BB Sebelum Hamil : 46 kg
16
c) Usia Gestasi : 39 Minggu
a) Menarche : 13 tahun
4) Pemeriksaan Fisik
17
Kenaikan BB selama hamil : 18 kg
➢ TTV
Nadi : 80 x/menit
RR : 18 x/mnit
Suhu : 36,8 oC
b) Jantung : S1/S2
c) Paru : Vesikuler
e) Abdomen : TFU 29 cm, DJJ 140x/menit, Linea Alba (+), Striae (+).
5) Pemeriksaan dalam
18
kepala: 0
e. Data Psikososial
1. Laporan Persalinan
a. Pengkajian Awal
2) TTV
• Nadi : 80 x/menit
• RR : 18 x/mnit
• Suhu : 36,8 oC
4) Hasil VT :
• Ketuban : Utuh
• Penyusupan :0
19
• Turunnya kepala : 3cm
5) Ketuban : Utuh
7) Keluhan His :
Keadaan Kontraksi : 3 x/10 menit selama 20-40 detik, tidak terlalu kuat.
b. Kala Persalinan
1) Kala I
c) TTV:
• Nadi : 80 x/menit
• RR : 18 x/mnit
• Suhu : 36,8 oC
20
g) Observasi Kemajuan Persalinan
Lengkap
2) Kala II
b) TTV:
• Nadi : 90 x/menit
• RR : 20 x/mnit
• Suhu : 36,6 oC
d) Tanda dan Gejala : Vulva dan sfingter ani tampak membuka, Perineum
dan darah.
21
f) Penyulit : Nyeri
3) Kala III
- Karakteristik Plasenta
• Kotiledon : 20 buah
• Selaput : Utuh
• Panjang : 50 cm
- Perdarahan : 150 cc
22
- Tindakan : Peregangan Tali Pusat Terkendali Masase Fundus Uteri Hecting
4) Kala IV
c) TTV :
• Nadi : 85 x/menit
• RR : 20 x/mnit
• Suhu : 36,6 oC
f) Perineum : Episiotomi
i) Pengobatan:
23
5) Catatan Kelahiran
d) Kepala : Normal
e) Anus : Berlubang
j) Pengobatan : -
24
C. Diagnosa Keperawatan
bagian bawah abdomen saat mengedan, Pelebaran Vulva & saat melahirkan.
Data Objektif: ↓
20-40 detik ↓
darah.
bagian abdomen
36,6 oC
25
pengalaman pertama ↓ pengalaman
• Klien mengatakan takut dengan Takut ibu/bayi atau ibu dan pertama
Data Objektif:
• Nadi : 90 x/menit
• RR : 20 x/menit
26
• Nyeri Akut pada area perenium
Prioritas Diagnosa:
27
D. Intervensi
Outcome Intervensi
Outcome Intervensi
28
• Kontrol Kecemasan Diri • Teknik Menenangkan
- Tidak gelisah O:
TTV
- Pertimabangkan kemampuan
keputusan
N:
hati-hati
mendampingi klien
29
E: Jelaskan semua prosedur
berat.
Outcome Intervensi
- TTV Normal O:
penyembuhan Laserasi
- Jaringan pada bekas laserasi tidak terbuka - Identifikasi dan observasi ada
aktif
N:
30
- Lakukan jahitan pada luka post
episiotomi
hentikan perdarahan.
Outcome Intervensi
Perawatan Kateter
salurah kemih.
31
saat pemasangan kateter
Implementasi Evaluasi
Kualitas, durasi, frekuensi, skala, pencetus) - Klien mengatakan nyeri mulai sedikit
teknik non farmakologis (tarik napas dalam) tentang penjelasan perawat untuk
kondisi saat ini dan teknik manajemen nyeri non relaksasi napas dalam.
• Kolaborasi pemberian obat analgetik (RL drip melakukan teknik relaksasi napas
Ketorolac) dalam
O:
meringis
32
- Kontraksi uterus 3x/10 menit selama
>40 detik
S:
dalam
O:
33
membuka, Perineum menonjol,
darah.
sambil meneran
40 detik
S:
sudah lahir.
34
relaksasi napas dalam.
dalam
tersebut.
O:
lanjut
Implementasi Evaluasi
35
• Mengidentifikasi harapan klien S:
• Menggunakan pendekatan yang tenang dan dengan kondisi persalinan saat ini
• Mendorong keluarga untuk mendampingi klien - Klien mulai memahami kondisi saat
ini
• membimbing Klien melakukan teknik relaksasi
- Ekspresi wajah lebih tenang
napas dalam
- Tidak gelisah
• Menjelaskan semua prosedur termasuk sensasi
- TTV : Nadi 90 x/menit, napas 20
yang dirasakan/hal lain yang mungkin dialami
x/menit, TD: 120/80, suhu 36,6oC
saat prosedur
A: Masalah teratasi
P: Intervensi dihentikan
Implementasi Evaluasi
Laserasi S:
- Mengientifikasi alergi anastesi, plaster - Klien mengatakan saat bayi akan lahir
36
- Mengidentifikasi dan observasi ada tidaknya membuka jalan lahir dan telah dijahit
- melaakukan jahitan pada luka post episiotomi - Luka pada bagian perineum (+)
nekrosis
sudah dibalut)
luka
Implementasi Evaluasi
tidaknya retensi urin, ada tidaknya tanda-gejala - Klien mengatakan sudah lega, tidak
37
ISK. ada terasa nyeri.
BAB IV
PEMBAHASAN
38
melahirkan, Kerusakan Integritas Jaringan bd. Post episiotomi medialateral, dan
Hambatan eliminasi urin bd. Postpartum. Hal ini juga sesuai dengan Reeder
a. Kala I:
- Defisit pengetahuan
- Ansietas
b. Kala II
- Kerusakan
39
- Gangguan Eliminasi Urin
- Duka cita
- Risiko infeksi
Napas Dalam Terhadap Tingkat Nyeri Kontraksi Uterus Kala I Aktif Pada
Persalinan Normal” di dapatkan hasil bahwa Relaksasi napas dalam lebih efektif
Hambatan dalam pengelolaan kasus ini adalah pada penilaian patograf, karna
40
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Persalinan normal adalah proses pengeluaran janin yang hidup dari dalam uterus
dan keluar melalui vagina secara spontan pada kehamilan cukup bulan (38-42
minggu) tanpa bantuan alat dan tidak terjadi komplikasi pada ibu ataupun janin
41
dengan presentasi bawah kepala dan berlangsung kurang dari 24 jam dimulai dari
Kala I (Pembukaan), Kala II( Pengeluaran janin), Kala III (pengeluaran plasenta), dan
Pengkajian dilakukan mulai dari Kala I- IV meliputi Data Umum Klien dan
Suaminya, Data Umum Kesehatan, Data Umum Obsetrik, Riwayat persalinan saat ini,
diagnosa keperawatan yang menjadi prioritas saat persalinan, yaitu Nyeri Akut bd.
yang telah ditegakkan teratasi karena perlu waktu yang lebih lama untuk mengatasi
nyeri akut (dengan etiologi post episiotomi) dan kerusakan integritas jaringan.
B. Saran
Home Visite, sehingga intervensi yang telah direncanakan dapat dilakukan lebih
lama. Selain itu juga bisa melakukan penyuluhan kesehatan tentang perawatan
42
pada Ibu dan Bayi, sehingga meningkatkan kemandirian klien dalam mengatasi
DAFTAR PUSTAKA
Rosanty, Anita dan St. Nurhayani. 2015. Efektivitas Relaksasi Napas Dalam
Terhadap Tingkat Nyeri Kontraksi Uterus Kala I Aktif Pada Persalinan Normal.
43
Reeder, Sharon J. 2011. Keperawatan Maternitas: Kesehatan wanita, bayi, &
44