Anda di halaman 1dari 24

TUGAS INDIVIDU

(KUMPULAN TUGAS KEWARGANEGARAAN)

Dosen Pengampu: Kartini,S.pd

DISUSUN OLEH:

LAILATUL MUFARRAHA

142012020029

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

1
INSTITUT KESEHATAN & BISNIS ST. FATIMAH MAMUJU

TAHUN AJARAN 2020/2021

TUGAS 2

1) "Menyimpulkan materi identitas nasional dari semua pertanyaan masing-


masing kelompok"

Jawaban:

1. PEMBENTUKAN IDENTITAS NASIONAL

Pembentukan identitas nasional suatu negara tentunya mengalami proses

yang panjang dan membutuhkan perjuangan yang besar. Hal ini karena identitas

nasional adalah sebuah hasil dari kesepakatan masyarakat bangsa tersebut. Tidak

setujunya masyarakat tentang identitas nasional di sebuah negara tentu saja bisa

terjadi.

Bentuk Identitas Nasional di Indonesia Bahasa nasional atau bahasa persatuan,

yaitu Bahasa Indonesia. Bendera negara, yaitu Sang Merah Putih. Lagu

Kebangsaan, yaitu Indonesia Raya. Lambang negara, yaitu Garuda Pancasila.

2. FAKTOR – FAKTOR PEMBENTUK IDENTITAS NASIONAL

 Faktor Objektif

2
 Faktor Subjektif

 Faktor Primer

 Faktor Pendorong

 Faktor Penarik

 Faktor Reaktif

3. JENIS-JENIS IDENTITAS

 Identitas fundamental

 Identitas Instrumental

 Identitas Alamiah

4. UNSUR-UNSUR IDENTITAS NASIONAL

 Bendera Indonesia

 Bahasa Indonesia

 Lambang Negara Indonesia

 Semboyan bangsa Indonesia

 Lagu kebangsaan Indonesia

 Dasar falsafa Negara

 Konstitusi Negara Indonesia

 Bentuk Negara Indonesia

 Sistem Indonesia

3
 Pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh setiap kelompok kepada

kelompok Identitas Nasional:

1) Bagaimana cara memperkuat identitas nasional?

2) Bagaimana sikap anda atau solusi anda jik ada sebuah negara yang

memakai identitas nasional indonesia sebagai identitas negaranya? (Rani)

3) Banyak identitas nasional yang ada, menurut anda yang mana yang paling

penting?

4) Apa upaya pemerintah Indonesia dalam menjaga identitas Indonesia

karena

seperti kita ketahui banyak anak muda diluar sana yang penarkoba dan

pemabuk apa upaya nyata pemerintah dalam hal tersebut?

5) Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap identitas nasional dan

bagaimana bangsa Indonesia menghadapi pengaruh tersebut?

6) Sebagai seorang warga negara Indonesia,apa yang bisa kita lakukan untuk

menjaga identitas nasional negara kita ? Jelaskan menurut pendapat

7) Sebagai seorang warga negara Indonesia,apa yang bisa kita lakukan untuk

menjaga identitas nasional negara kita,? Jelaskan dengan bahasa mu sendiri

8) Terkadang identitas nasional berseberangan dengan identitas pribadi.

Bagaimana sebaiknya menurut kalian untuk mengharmoniskan kedua hal

tersebut sehingga boleh berjalan berdampingan ?

Jawaban:

 Kesimpulan dari pertanyaan-pertanyaaan diatas sebagai berikut:

4
1. Cara memperkuat identitas nasional yaitu dengan memperkenalkan

budaya kita seperti tarian,baju adat (baju batik) dan lain-lain.

2. Solusinya jika seumpama yang memakai identitas nasional Cuma untuk

sekedar hiburan Saja tidak jadi masalah,tapi kalau sampai

kepemerintahan nya kita sebagai warga negara Indonesia harus cepat

bertindak

3. Yang terpenting adalah lambang negara karena lambang negara kita

adalah burung Garuda yang menggambarkan bahwa Indonesia adalah

bangsa yang besar dan bangsa yang kuat.

4. Upaya yang dilakukan untuk menjaga identitas nasional adalah dengan

melestarikan kebudayaan seperti tarian daerah dan lain-lain

5. Pengaruh negatif nya sangat tampak pada generasi muda yang seharusnya

menjadi generasi penerus dalam melestarikan budaya Indonesia yang

menjadi identitas bangsa Indonesia

6. Untuk menjaga identitas negara kita sendiri,yang perlu kita lakukan adalah

menggunakan produk dalam negri dan melestarikan budaya-budaya negara

kita sendiri serta memperkenalkan produk kita ke manca negara

7. Kita perlu membaca kelestarian budaya negara kita serta memperkenalkan

produk negara kita ke negara lain

8. Dengan menghormati perbedaan,dalam kehidupan sosial berbangsa

perbedaan adalah bukanlah halangan untuk terus bersatu dan bukan pula

alasan pembenar untuk berpisah. semua warga negara yang mendiami

5
Indonesia sudah saatnya menyadari perbedaan tersebut baik berbeda

suku,ras,agama dan golongan.

6
TUGAS 3

1) Contoh perilaku pejabat negara yang konstitusional dan tidak konstitusional!

Jawaban:

 Contoh kasus konstitusional:

 Putaran kedua Pilkada DKI jadi khusus penyelenggara pemilu

Komisi Pemilihan Umum (KPU), BadanPengawas Pemilu (Bawaslu),

serta DewanKehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) sepakat untuk berfokus

pada putaran keduapilkada serentak 2017. Meski belum ditetapkan secara resmi

olehKPU, Pilkada DKI Jakarta berpotensi menjadi satu-satunya daerah yang

masuk keputaran kedua.

Masalah itu di antaranya seperti pelanggaran pemungutan suara yang

mengakibatkan pemilihan ulang di dua tempat pemungutansuara (TPS), yakni

TPS di Utan Panjang,Kemayoran, dan TPS 29 Kalibata Jakarta Selatan.

 Contoh perilaku konstitusi:

 Mengakui dan menghargai hak-hak orang lain

 Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban

 Pelaksanaan pemilihan umum secara transparan,jujur ,adil dan bebas serta

sesuai dengan peraturan yang berlaku

 Adanya keterbukaan dan etika dalam menghadapi suatu permasalahan

7
 TANGGAPAN

Menurut saya pihak Komisi Pemilihan Umum (KPU),Badan Pengawas Pemilu

(Bawaslu), serta Dewan Kehormatan Penyelenggara Pemilu (DKPP) yang lebih

memfokuskan pemilu di putaran kedua ini, sudah baik kinerjanya,dan saya

sangat mengapresiasi, karena dengan begitu pemilu berlangsung secara

demokratis dan jurdil ( jujur dan adil ). di tambah lagi dengan kegiatannya yaitu

membantu kampanye sosialisasi, mempersiapkan administrasi,dan

menggerakkan pemilih untuk menggunakan hak pilihnya, dan perhatian khusus

dari Komisi PemilihanUmum (KPU),Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu)

 Contoh kasus inkonstitusional:

Adanya konstitusi yaitu salah satunya untuk menjadikan Negara lebih

seimbang antara mensejahterakan rakyat serta kepentigan Negara. Akan tetapi

ini permasalahannya tidak semua berjalan dengan sebagaimana mestinya,

tidak jarang dari kalangan pejabat Negara yang tidak benar-benar menjalankan

kewajibnnya,hamper disetiap tahunnya terjadi bermacam-macam

penyelewangan yang di kalangan pejabat pemerintahan.

 kasus Langkah Polisi Menghentikan Acara Peringatan Hari Ulang Tahun

PRD

Langkah polisi menghentikan acara peringatan hari ulang tahun Partai

Rakyat Demokratik (PRD) di Surabaya, 22 Juli lalu, patut disesalkan.

Tanggung jawab polisi adalah memastikan hak berkumpul warga negara yang

dijamin konstitusi bisa dilaksanakan, bukan malah mengakomodasi tekanan

massa. Sedianya PRD, yang lahir pada 22 Juli 1996, akan memperingati ulang

8
tahun di kantornya, di Jalan Bratang Gede, Surabaya. Sejumlah acara

disiapkan, dari diskusi terbuka, panggung budaya, hingga turnamen olahraga.

Acara baru dimulai ketika polisi meminta perayaan dipercepat. Alasannya, ada

massa ormas yang akan datang untuk membubarkan dan polisi tak mau ada

keributan. Pengurus PRD Jawa Timur mengikuti anjuran itu. Para peserta,

yang jumlahnya sekitar 40 orang, melepas atribut partai, termasuk spanduk

dan bendera.

Tak berselang lama, massa dari Laskar Pembela Islam (LPI), sayap ormas

Front Pembela Islam (FPI), betul-betul datang dan mencopot serta membakar

atribut PRD yang masih tersisa. Mereka berteriak-teriak menyebut PRD partai

terlarang. Pihak PRD mengatakan mereka adalah partai yang diakui dan tak

melanggar hukum. Kita menyesalkan cara-cara jalanan seperti itu. Berbahaya

jika hal ini terus dibiarkan, karena akan menciptakan hukum rimba dan

mengabaikan asas negara hukum.

Lebih disesalkan lagi adalah sikap polisi yang meminta agar acara PRD itu

segera diakhiri. Tindakan tersebut tidak patut karena dua hal. Pertama, sikap

polisi itu seperti memberi angin kepada cara-cara jalanan yang dipakai oleh

massa tersebut. Jika dibiarkan, praktik semacam itu akan menjadi pola yang

terus dipakai untuk menekan kelompok yang tidak disukai dengan cara yang

sama.

Kedua, langkah polisi itu menunjukkan sikap tidak bertanggung jawab

sebagai aparat penegak hukum, yang fungsinya adalah memastikan hak

masyarakat yang diatur dalam undang-undang bisa dipenuhi. Kita tahu bahwa

9
berkumpul adalah hak yang diatur dalam Pasal 28 UUD 1945 dan Undang-

Undang Nomor 9 Tahun 1998 tentang Kemerdekaan Menyampaikan Pendapat

di Muka Umum.

 Tanggapan:

Kita bisa mengerti bahwa polisi ingin menjaga ketertiban, dan itu memang

menjadi tugasnya sesuai dengan amanat Undang-Undang Nomor 2 Tahun

2002 tentang Kepolisian RI. Namun undang-undang yang sama juga

mengamanatkan bahwa polisi adalah aparat penegak hukum, yang tugasnya

adalah memastikan hak berkumpul massa harus dilindungi. Polisi tak bisa

menjadikan ketertiban sebagai dalih, lalu mengabaikan hak berkumpul

masyarakat.

Dalam kasus di Surabaya tersebut, polisi sebagai aparat penegak hukum

seharusnya meyakinkan massa ormas FPI untuk tidak meneruskan

tindakannya yang tak sesuai dengan hukum itu. Sebab, yang dilakukan massa

PRD dilindungi undang-undang, sehingga polisi harus meminta ormas FPI

mundur dan tak meneruskan niatnya. Jika peringatan tersebut diabaikan dan

massa FPI melakukan perusakan, justru polisi harus menindak mereka dengan

pasal mengganggu ketertiban umum dan merusak properti orang lain, karena

hal itu masuk kategori tindak pidana dalam KUHP. Bukan malah meminta

massa PRD mengalah dan menghentikan kegiatannya, karena apa yang

dilakukan massa partai ini tak melanggar konstitusi.

 Contoh perilaku inkonstitusional:

10
 Melanggar apa yang menjadi isi konstitusi atau melanggar aturan atau
norma yang telah ditetapkan didlam konstitusi,
 Menyalahgunakan konstitusi untuk kepentingan pribadi atau kelompok
ataupun memperkaya diri sendiri (korupsi).

11
TUGAS 4

1) Membuat laporan untuk menilai pelaksanaan hak dan kewajiban baik

dari Negara maupun warga Negara!

Jawaban:

Dalam pelaksaannya hak asasi manusia di Indonesia mengalami

pasang surut. Wacana hak asasi manusia terus berkembang seiring dengan

berkembangnya pelanggaran-pelanggaran HAM yang semakin meningkat

intensitas maupun ragamnya. Pelanggaran itu dilakukan oleh negara

maupun warga negara, baik di dalam negeri maupun di luar negeri.

Suatu hal tidak dapat dilaksanakan sebelum mengetahui benar apa

yang hendak dilaksanakan, untuk melaksanakannya diperlukan pedoman,

dan agar pelaksanaan bisa berjalan sesuai dengan harapan maka perlu ada

institusi yang mengawal pelaksanaan tersebut. Dengan demikian ada tiga

hal penting dalam pelaksanaan hak dan kewajiban ini.

 Pertama, Pancasila perlu dimengerti secara tepat dan benar baik dari

pengertian, sejarah, konsep, prinsip dan nilai-nilai yang terkandung di

dalamnya. Tanpa mengerti hal-hal yang mendasar ini amat sulit

Pancasila untuk diamalkan. Selain daripada itu, Pancasila akan cepat

memudar dan dilupakan kembali. Kekuatan akar pemahaman ini amat

penting untuk menopang batang, ranting, daun dan buah yang akan

12
tumbuh di atasnya. Banyak hal yang terjadi ketika semangat untuk

mengamalkan Pancasila sangat tinggi namun tidak didasari oleh

pemahaman konsep dasar yang kuat, bukan hanya mudah memudar,

namun juga akan kehilangan arah, seakan-akan sudah melaksanakan

Pancasila padahal yang dilaksanakan bukan Pancasila, bahkan

bertentangan dengan Pancasila. Hal ini amat mudah dilihat dalam

praktek perekonomian dan perpolitikan Indonesia saat ini yang tanpa

sadar sudah mengekor pada sistem kapitalis-neoliberalis dan

perpolitikan yang bernapaskan individualis bukan kolektifis.

 Kedua, pedoman pelaksanaan. Semestinya kita tidak perlu malu

mencontoh apa yang sudah dilakukan oleh pemerintah Orde Baru

yang berusaha membuat Pedoman Penghayatan dan Pengalaman

Pancasila (P4). Pedoman ini sangat diperlukan agar negara dan

warganegara mengerti apa yang musti dilakukan, apa tujuannya dan

bagaimana strategi mencapai tujuan tersebut. Manakala tidak ada

pedoman pelaksanaan, maka setiap orang berusaha membuat

pedoman sendiri-sendiri sehingga terjadi absurditas (kebingungan).

Banyaknya kelemahan yang terjadi pada pelaksanaan P4 perlu

dievaluasi untuk diperbaiki. Contoh kelemahan utama dalam

pelaksanaan P4 adalah bahwa pedoman tersebut bersifat kaku,

tertutup dan doktriner, hanya pemerintah yang berhak

menerjemahkan dan menafsirkan Pancasila, sehingga tidak ada

ruang yang cukup untuk diskusi dan terbukanya konsep-konsep baru.

13
Kelemahan tersebut harus diperbaiki tidak kemudian dibuang sama

sekali.

 Ketiga, perlunya lembaga yang bertugas mengawal pelaksanaan

Pancasila. Lembaga ini bertugas antara lain memfasilitasi aktivitas-

aktivitas yang bertujuan untuk mensosialisasikan Pancasila.

Membuka ruang-ruang dialog agar tumbuh kesadaran ber-Pancasila

baik di kalangan elit politik, pers, anggota legislatif, eksekutif,

yudikatif, dan masyarakat luas. Yang tak kalah penting adalah ikut

memberi masukan kepada lembaga-lembaga negara dalam

melaksanakan tugas dan membuat kebijakan serta ikut mengevaluasi

setiap kebijakan yang dilakukan agar terjamin tidak bertentangan

dengan Pancasila.

Dalam konteks pelaksanaan hak dan kewajiban, maka tiga hal

penting sebagaimana disebut di atas juga perlu ada, yaitu perlu

mengerti prinsip-prinsip dasar hak dan kewajiban negara dan warga

negara, terdapat pedoman pelaksanaannya dan ada lembaga yang

mengawalnya.

Tiga hal ini tentu tidak berdiri sendiri khusus terkait dengan

hak dan kewajiban negara dan warga negara, namun merupakan

kesatuan gerak besar revitalisasi Pancasila dalam semua bidang

kehidupan

 Pelaksanaan kewajiban warga Negara:

a. Menjunjung hukum dan pemerintahan Indonesia

14
Hukum bertujuan agar keadilan dan ketertiban dapat tercapai.

Selain itu, hukum mengatur kehidupan manusia dalam bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara. Karena itu, setiap warga negara mempunyai

kewajiban menjunjung hukum dan pemerintahan. Contoh pelaksanaan

kewajiban ini bisa dilakukan dengan cara menaati peraturan yang sudah

dibuat oleh pemerintah. Jika kita mentaatinya, maka roda pemerintahan

bisa berjalan baik serta cita-cita bangsa bisa tercapai.

b. Menjaga kelestarian lingkungan sekitar

Menjaga kelestarian lingkungan sekitar bisa dilakukan dengan

menjaga kebersihan tempat tinggal. Beberapa tindakan yang bisa kita

lakukan di antaranya tidak membuang sampah sembarangan, rutin

melakukan kegiatan kerja bakti, melakukan reboisasi, dan tidak melakukan

perburuan liar. Lingkungan alam yang terjaga kelestariannya akan

menciptakan kehidupan masyarakat yang lebih baik.

c. Membayar pajak
Pajak merupakan salah satu sumber pendapatan negara yang

digunakan untuk pembangunan.Ini berkaitan dengan pendapatan,

kepemilikan, dan harga beli barang. Kesadaran untuk membayar pajak

berarti telah ikut serta menyukseskan pembangunan bangsa dan negara.

d. Tunduk kepada pembatasan yang ditetapkan dengan undang-undang


dengan maksud semata-mata untuk menjamin pengakuan serta
penghormatan atas hak dan kebebasan orang lain dan untuk memenuhi
tuntutan yang adil sesuai dengan pertimbangan moral, nilai-nilai agama,

15
keamanan, dan ketertiban umum dalam suatu masyarakat demokratis
(Pasal 28J, ayat 2)

 Kewajiban Warga Negara Indonesia

1.) Warga negara Indonesia di luar wilayah Indonesia wajib melaporkan

peristiwa kependudukan dan peristiwa penting yang dialaminya kepada

instansi pelaksana pencatatan sipil negara setempat dan atau kepada

perwakilan Indonesia dengan memenuhi persyaratan yang diperlukan

dalam pendaftaran penduduk dan pencatatan sipil.

 dalam hal ini, penduduk juga telah melaksanakan kewajibannya di

mana ketika seseorang ingin ke luar negeri tentunya harus mengurus

terlebih dahulu paspor dan visa di kantor kedutaan negara yang

bersangkutan dengan melampirkan dokumen yg dibutuhkan seperti

KTP, KK, dll.

 Pelaksanaan Hak Warga Negara:

a. Menikmati persamaan kedudukan dan kepastian di muka hukum

dan pemerintahan

Hukum dibuat agar masyarakat bisa hidup nyaman, aman, dan

tertib. Jika tak ada hukum, masyarakat akan hidup semaunya

sendiri.Hal itu nantinya akan membuat kehidupan bermasyarakat,

berbangsa, dan bernegara tidak akan nyaman. Setiap warga masyarakat

16
harus menghormati dan mematuhi hukum.Ini artinya orang-orang yang

melanggak harus dikenakan sanksi, tanpa ada pengecualian.

b. Mengeluarkan pendapat

Mengeluarkan pendapat merupakan hak setiap warga negara.

Pendapat yang disampaikan haruslah bisa dipertanggungjawabkan dan

tidak bersifat menghasut (provokatif). Untuk menyampaikan pendapat

bisa dilakukan melalui musyawarah atau media cetak.

c. Beragama dan beribadah

Negara Indonesia mengakui secara resmi enam agama, yakni

Islam, Hindu, Buddha, Kristen, Katolik, dan Konghucu. Selain itu,

berkembang juga beberapa aliran kepercayaan.Kita bisa memeluk agama

dan beribadah sesuai agama kita masing-masing karena negara

menjaminnya melalui UUD 1945. Selain itu kita harus saling

menghormati dan menghargai antarpemeluk agama yang berbeda.

e. hak anak atas kelangsungan hidup, tumbuh dan berkembang


serta berhak atas perlindungan dari kekerasan dan diskriminsasi
(Pasal 28 B ayat 2)

 Hak Warga Negara Indonesia

1.) Kebebasan berserikat, berkumpul dan mengeluarkan pendapat (Pasal

28E ayat 3)

17
 dalam hal ini warga negara Indonesia juga telah mendapatkan haknya,

dimana seperti yang kita ketahui bahwa negara kita ini merupakan negara

yang demokratis, di mana warga Indonesia dapat mengeluarkan

pendapatnya atau aspirasinya kepada dewan perwakilan rakyat. Namun

tidak semua aspirasi rakyat dapat dilaksanakan karena harus

dipertimbangkan terlebih dahulu.

2) Berkomunikasi & memperoleh informasi untukmngembangkan pribadi

& lingkungan sosialnya, serta berhakmencari memperoleh, memiliki,

menyimpan, mengolah &menyampaikan informasi dengan

menggunakan segala jenissaluran yg tersedia (Pasal 28F)

 dalam hal ini juga warga negara Indonesia telah mendapatkan haknya, di

mana sekarang teknologi sudah canggih kita dapat memperoleh informasi

begitu mudah hanya dengan menggunakan gadget dan aplikasi lainnya

selain itu kita juga dapat mencari mengolah atau menyampaikan

informasi lewat media sosial.

18
TUGAS 5

1) Buatlah kesimpulan mengenai karakteristik pelaksanaan demokrasi di

Indonesia pada setiap periodenya!

Jawaban:

19
 Perkembangan pelaksanaan demokrasi di Indonesia pada setiap

periodenya yaitu:

 Demokrasi pada masa revolusi kemerdekaan Indonesia tahun 1945-1949

 Demokrasi pada masa pemerintahan parlementer tahun 1949-1959

 Demokrasi pada masa pemerintahan terpimpin tahun 1959-1965

 Demokrasi pada masa orde baru tahun 1965-1998

 Demokrasi pada masa reformasi pada tahun 1998 hingga sekarang

Negara Indonesia menerapkan sistem pemerintahan demokrasi yang mana

sistem pemerintahan dengan pemegang kekuasan tertinggi berada di tangan rakyat

atau kedaulatan rakyat. Melalui sistem demokrasi dapat mewakali karakteristik

bangsa Indonesia dalam menjalankan roda pemerintahanya. Dalam perjalananya,

penerapan demokrasi di Indonesia tidak luput dari pasang surut dengan berbagai

permasalahan dan kendala yang dihadapi.

 Perkembangan pelaksanaan demokrasi di Indonesia dari masa ke masa

yaitu:

1) Demokrasi masa revolusi kemerdekaan (1945-1949)

Pada masa awal kemerdekaan pelaksanaan demikrasi belum berjalan

dengan sepenuhnya disebabkan oleh situasi dan kondisi saat itu. Namun

beberapa pelaksanaan demokrasi yang sudah dapat berjalan yaitu:

 Berfungsinya pers sebagai pendukung terwujudnya kemerdekaan.

 Partai politik sudah mulai tumbuh dan berkembang dengan cepat.

 Pemilihan umum belum dapat dilaksanakan.

20
 Pemberilan hak-hak politik masyarakat telah diberikas secara seluas-

luasnya tanpa mendeskriminasi perbedaan.

 Presiden memiliki kekuasaan terbatas.

 Wakil presiden dapat memberikan maklumat untuk terbentuknya partai

politik.

2) Demokrasi Parlementer (1950-1959).

Demokrasi parlementer mengutamakan peran parlemen dan partai

politik dalam mengeluarkan kebijakan pemerintahan. Namun sistem

demokrasi ini tidak dapat berjalan dengan lancar disebabkan sistem

parlemen dianggap kurang cocok dengan jiwa bangsa Indonesia dan dapat

menimbulkan peluang perpecahan persataun dan kesatuan bangsa serta

menjadi peluang bai partai politik dan DPR mendominasi pemerintahan.

 Kekuasaan politik terbesar dipegang oleh parlemen.

 Ada sistem multipartai yang menunjuk para perwakilannya di

parlemen.

 Akuntabilitas pejabat negara sangat tinggi disebabkan adanya

pengawasan dari parlemen.

 Koaliasi pemerintahan tidak stabil dan sering berganti.

 Terlaksananya pemilu yang sangat demokratis tahun 1955.

 Membebaskan hak masyarakat untuk membentuk serikat.

3) Demokrasi Tepimpin (1959-1965).

21
 Kekuasaan presiden semakin tinggi namun sistem kapartaian semakin

melemah.

 Peran DPR gotong royong semakin melemah.

 Pemilu tidak lagi diselenggarakan.

 Terjadinya sentralisasi kekuasaan kepada Presiden.

 Kebebasan pers dibatasi.

4) Demokrasi pada masa orde baru (1965-1998).

 Presiden memegang kekuasan utama dari seluruh kegiatan politik.

 Presiden menjadi pengontrol utama dari lembaga negara lainnya.

 Terlaksananya pemilu namun dengan banyak terjadi penyimpangan

dari sistem demokrasi yang seharusnya.

 Nilai-nilai pancasila hanya menjadi alat politik dari penguasa

pemerintah.

 Hak-hak dasar politik rakyat dideskriminasi.

 Hak pers dibatasi sebagai pengontrol pemerintah.

5) Demokrasi masa reformasi ( 1998 hingga sekarang).

 Kembalinya fungsi lembaga legislative, eksekutif dan yudikatif.

 Kembalinya fungsi dan tugas presiden sebagai kepala pemerintahan.

 Adanya desentralisasi pemerintahan dari pusat ke daerah.

 Terlaksanya pemulu yang lebih demokrasi.

22
 Sistem politik Indonesia lebih terbuka.

 Terjaminnya hak-hak dasar seluruh warga negara.

 Kesimpulan dari Materi Negara dan Konstitusi:

Berdasarkan uraian pada pembahasan kelompok, dapat disimpulkan beberapa hal

sebagai berikut:

1. Negara merupakan suatu organisasi di antara sekelompok atau beberapa

kelompok manusia yang secara bersama-sama mendiami suatu wilayah

(territorial) tertentu dengan mengakui adanaya suatu pemerintahan yang

mengurus tata tertib dan keselamatan.

2. Konstitusi diartikan sebagai peraturan yang mengatur suatu negara, baik yang

tertulismaupun tidak tertulis. Konstitusi memuat aturan-aturan pokok

(fundamental) yang menopang berdirinya suatu negara.

23
3. Antara negara dan konstitusi mempunyai hubungan yang sangat erat. Karena

melaksanakan konstitusi pada dasarnya juga melaksanakan dasar negara.

4. Pancasila merupakan filosofische grondslag dan common platforms atau

kalimatun sawa.Pancasila sebagai alat yang digunakan untuk mengesahkan

suatu kekuasaan dan mengakibatkan Pancasila cenderung menjadi idiologi

tertutup, sehingga pancasila bukan sebagai konstitusi melainkan UUD 1945

yang menjadi konstitusi di Indonesia.

Tugas 1 sudah terkumpul ditulis tangan dikertas polio

24

Anda mungkin juga menyukai