DISUSUN OLEH:
LAILATUL MUFARRAHA
142012020029
• Calhaoun dan Acocella (1995) mendefinisikan konsep diri sebagai gambaran mental diri
seseorang .
• Burn (1993) mendefinisikan konsep diri sebagai kesan terhadap diri sendiri sendiri secara
keseluruhan yang mencangkup pendapatan nya terhadap diri sendiri , pendapat tentang
gambaran diri di mata orang lain , dan pendapatannya tentang hal – hal yang di capai .
Konsep diri adalah apa yang di pikirkan dan di rasakan tentang dirinya sendiri. Ada dua
konsep diri, yaitu konsep diri komponen kognitif dan konsep diri komponen afektif . Komponen
kognitif di sebut self image dan komponen aktif di sebut self esteem. Komponen kognitif adalah
pengetahuan individu tentang dirinya mencangkup pengetahuan “siapa saya” yang akan
memberikan gambaran tentang diri saya . Gambaran ini disebut citra diri. Sementara itu ,
komponen afektif merupakan penilaian individu terhadap dirinya sendiri yang akan membentuk
Konsep diri adalah sistem operasi yang menjalankan komputer mental yang mempengaruhi
kemampuan berfikir seseorang. Konsep diri ini setelah terinstall, akan masuk di pikiran bawah
sadar dan mempunyai bobot pengaruh sebesar 88 % terhadap level kesadaran seseorang
dalam suatu saat. Semakin baik konsep diri, maka semakin mudah seseorang untuk berhasil.
Proses pembentukan konsep diri dimulai sejak anak masih kecil. Masa kritis pembentukan
konsep diri adalah saat anak masuk di sekolah dasar. Kita dapat melihat konsep diri seseorang
dari sikap mereka. konsep diri yang jelek akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak
berani mencoba hal-hal baru, tidak berani mencoba hal yang menantang, takut gagal, takut
sukses, merasa diri bodoh, rendah hati,merasa diri tidak berharga, merasa tidak layak untuk
Sebaliknya, orang yang konsep dirinya baik akan selalu optimis, berani mencoba hal-hal
baru, berani sukses, berani gagal, percaya diri, antusias, merasa diri berharga, berani
menetapkan tujuan hidup, bersikap dan berfikir positif dan dapat menjadi seorang pemimpin
yang handal.
Menurut Calhoun dan Acocella (1995), ketika lahir manusia tidak memiliki konsep diri,
pengetahuan tentang diri sendiri, harapan terhadap diri sendiri, dan penilaian pada diri
sendiri.Artinya, individu tidak sadar dia adalah bagian yang tidak terpisahkan dari
lingkungan.
Sensasi yang dirasakan oleh anak pada waktu masih bayi tidak disadari sebagai suatu
yang dihasilkan dari interaksi antara dua factor yang masingmasing berdiri sendiri, yaitu
lingkungan dan dirinya sendiri. Namun, keadaan ini tidak berlangsung lama, secara berlahan-
lahan individu akan dapat membedakan antara “aku” dan “bukan aku”. Pada saat itu, individu
mulai menyadari apa yang dilakukan seiring dengan menguatnya pancaindra. Individu dapat
membedakan dan belajar tentang dunia yang bukan aku.Berdasarkan hal ini individu
kemajuan yang sangat besar dalam perkembangan konsep diri terjadi ketika individu
mulai menggunakan bahasa, yakni sekitar umur satu tahun. Seorang individu akan memperoleh
informasi yang lebih banyak tentang dirinya dengan memahami perkataan orang lain. Pada
saat itulah konsep diri, baik yang positif maupun negative mulai terbentuk. Hal yang hamper
sama dikemukakan oleh Bee (1981) yang mengatakan bahwa konsep diri berkembang. Pada
mulanya anak mengobservasi fungsi dirinya sendiri seperti apa yang mereka lihat pada orang
lain.
Willey mengatakan bahwa sumber pokok dari informasi untuk konsep diri adalah interaksi
dengan orang lain. Tokoh pertama yang mengatakan fakta ini adalah C.H. Cooley yang
memperkenalkan pengertian diri yang tampak seperti cermin. Menurut Cooley kita
menggunakan orang lain untuk menunjukkan siapa diri kita. Kita membanyangkan bagaimana
pandangan mereka terhadap kita, penampilan, dan penilaian tersebut menjadi gambaran diri
menginternalisasikan sikap orang lain terhadap diri kita. Kedua, kita menginternalisasikan
norma masyarakat. Dengan kata lain, konsep diri adalah ciptaan social dan hasil belajar dari
Calhoun dan Acocella (1979), mengemukakan tentang sumber informasi yang penting
• orang tua, dikarenakan orang tua adalah kontak social yang paling awal dan yang paling
• teman sebaya, teman sebaya menempati peringkat kedua karena selain individu
membutuhkan cinta dari orang tua juga membutuhkan penerimaan dari teman sebaya dan
apa yang diungkapkan pada dirinya akan menjadi penilain terhadap diri individu tersebut
• masyarakat, dalam masyarakat terdapat norma-norma yang akan membentuk konsep diri
pada individu, misalnya pemberian perlakuan yang berbeda pada laki-laki dan
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa konsep diri tidak berkembang dengan
sendirinya, tetapi berkembang dengan adanya interaksi dengan individu yang lain khususnya
keadaan fisik yang dianggap ideal oleh orang tersebut atau pandangan masyarakat
umum. Seseorang akan berusaha untuk menacapai standard di mana ia dapat dikatakan
mempunyai keadaan fisik ideal agar mendapat tanggapan positif dari orang lain.
Kegagalan atau keberhasilan mencapai standar keadaan fisik ideal sangat mempengaruhi
Peranan jenis kelamin salah satunya ditentukan oleh perbedaan biologis antara
menemui kendala dalam mengembangkan diri sesuai dengan potensi yang dimiliki.
Sementara di sisi lain, laki-lak mempunyai kesempatan yang lebih besar untuk
lingkungan keluarga. Dengan kata lain, keluarga merupakan tempat pertama dalam
pembentukan konsep diri seseorang. Salah satu hal yang terkait dengan peranan orang
tua dalam pembentukan konsep diri adalah cara orang tua dalam memenuhi kebutuhan
satu hal yang membentuk konsep diri orang tersebut. Struktur, peran, dan status social
seseorang menjadi landasan bagi orang lain dalam memandang orang tersebut.
perkembangan yang berkaitan dengan pertumbuhan aktualisasi diri. Dengan kata lain,
kesulitan ekonomi pada seseorang akan menghasilkan konsep diri yang rendah.
pendidikan atau tidak ada kesempatan dalam mendapatkan pekerjaan. Hal tersebut
• Pengaruh usia
Pada beberapa individu, konsep diri dapat meningkay atau menurun sesuai kondisi
atau pengalaman dari individu itu sendiri.Pada anak yang usianya terbilang muda, konsep
diri yang dimiliki terhadp hubungan dengan orang tuanya tergolong positif terutama pada
tipe hubungan yang berisi unsur protektif antara orang tua dengan anaknya. Pada usia ini,
peran orang tua masih cukup berat masuk ke dalam diri anak.
Sedangkan anak dengan usia yang lebih dewasa memiliki deskripsi diri yang akan
berbeda antara hubungan dirinya dengan orang tuanya sehingga tingkat intervensi orang
menjadi factor internal yang berasal dari dalam diri dan factor eksternal yang berasal
dari luar diri. Factor yang berasal dari dalam diri meliputi citra fisik, jenis kelamin, peranan
orang tua dan factor social. Sedangkan factor yang berasal dari luar diri meliputi
• Menurut Mustafa Fahmi, penyesuaian adalah “Suatu proses dinamik terus menerusyang
bertujuan untuk mengubah kelakuan guna mendapatkan hubungan yang lebih serasi antara
:Menyesuaikan diri itu kami artikan dalam artinya yang luas, dan dapat berarti: mengubah
diri sesuai dengan lingkungan, tetapi juga: mengubah lingkungan sesuai dengan keadaan
(keinginan) diri. Penyesuaian diri dalam artinya yang pertamadisebut juga penyesuaian
diri yang autoplastis (auto = sendiri, plastis = dibentuk), sedangkan penyesuaian diri yang
kedua juga disebut penyesuaian diri yang aloplastis (alo = yang lain). Jadi, penyesuaian
• “pasif”, dimana kegiatan kita ditentukan oleh lingkungan, dan ada artinya yang “aktif”,
• Yang Adaptive.
Sering dikenal dengan istilah adaptasi. Bentuk penyesuaian diri ini lebih bersifat badani.
keadaan lingkungan Misalnya berkeringat adalah usaha tubuh untuk “mendinginkan” tubuh
dari suhu yang panas atau dirasakan terlalu panas. Di tempat-tempat yang dingin kita
sebaliknya harus berpakaian tebal agar tubuh menjadi “hangat”. Berkeringat ataupun
berpakaian tebal adalah juga bentuk penyesuaian terhadap lingkungan. Kalau pada contoh-
➢ contoh di atas penyesuaian diikuti oleh adanya perubahan pada proses-proses badani yang
berakibat tidak baik, maka penyesuaian ini dapat pula terjadi tanpa kepentingan tubuh
secara langsung. Ini dapat digambarkan dengan contoh berikut : Seorang yang mau
mendirikan rumah di pinggir pantai harus membuat dinding dan atap rumah ynag kuat, agar
tidak roboh oleh angin pantai. Dengan demikian rumah yang didirikan itu sesuai dengan
• Yang adjustive.
Suatu bentuk penyesuaian yang lain, dimana tersangkut kehidupan psikis kita, biasanya
disebut sebagai bentuk penyesuaian yang adjustive. Misalnya bila kita harus pergi ke
tetangga atau teman yang tengah berduka cita karena kematian salah seorang anggota
keluarganya, maka mungkin sekali wajah kita dapat diatur sedemikian rupa sehingga
menampilkan suatu wajah duka, sebagai tanda ikut menyesuaikan terhadap suasana sedih
dalam keluarga tersebut. maka dengan sendirinya penyesuaian ini berhubungan dengan
tingkah-laku manusia. Sebagaimana kita ketahui , tingkah laku manusia sebagian besar besar
dilatarbelakangi oleh al-hal psikis ini. Maka penyesuaian ini adalah penyesuaian diri tingkah
laku terhadap lingkungan dimana di dalam lingkungan ini terdapat aturan-aturan atau norma-
Reaksi-reaksi penyesuaian diri , dalam menghadapi marah, kecewa, atau tidak puas.
reaksi lain yang mungkin ekstrim dan emosiaonal. Intensitas penyesuaian tertentu pada
umumnya tergantung pada faktor tipe kegiatan kekecewaan dan pengalaman sebelumnya
dari orang yang kecewa. Rekasi orang-orang yang berupaya menanggulangi kekecewaan
adalah:
• Rasionalisme (rasionalization)
Ini terjadi bila seorang individu berupaya memberi penjelasan yang menyenangkan
alasan bahwa hal itu dilakukannya untuk mendidiknya/supaya anak di waktu yang akan
• Kompensasi (Compensation)
Usaha untuk menutupi kelemahan di salah satu bidang dengan membuat prestasi
yang tinggi dibidang lain. Dengan demikian, ia terhindar dari ejekan atau rasa rendah
diri. Misalnya, seorang gadis yang kurang cantik, tidak berhasil menarik perhatian orang,
tetepai ia belajar tekun sekali sehingga walaupun ia gagal menarik perhatian orang
kepandaiannya.
• Negativisme (negativisme)
• Kepasrahan (Resignation)
Kepasrahan adalah istilah psikologi yang umumnya merujuk pada suatu tipe
kekecewaan mendalam yang sangat kuat, yang ada kalanya dialami oleh individuindividu.
Kondisinya dapat dinyatakan sebagai keadaan menyerah, menarik diri dan keterlibatan
seseorang dengan suatu keadaan khusus. Misalnya, seorang siswa yang harus
menyelesaikan tugas, yang harus sudah selesai dalam waktu 1 hari, kemudian mengalami
kendala dan kesukaran, sehingga siswa ini menyerah dan tidak menyelesaikan tugasnya.
• Pelarian (flight)
Pelarian yakni melarikan diri dari situasi khusus yang menyebabkan kekecewaan
atau kegelisahan, berupa mengambil suatu pekerjaan baru sebagai sarana untuk
melarikan diri dari pekerjaan yang sekarang, lari dari rumah, bahkan meminum obat-
➢ Konsep Spritual
A. Pengertian Spirituality
Spirituality berasal dari bahasa latin “spiritus” yang berarti nafas atau udara.spirit
memberikan hidup,menjiwai seseorang. Spirit memberikan arti penting ke hal apa saja yang
hidup kepercayaan dan nilai kehidupan. Spiritualitas mampu menghadirkan cinta, kepercayaan,
dan harapan, melihat arti dari kehidupan dan memelihara hubungan dengan sesama. (Perry Potter,
2003).
Spiritual adalah konsep yang unik pada masing-masing individu (Farran et al, 1989).
Masing-masing individu memiliki definisi yang berbeda mengenai spiritual, hal ini dipengaruhi oleh
budaya, perkembangan, pengalaman hidup dan ide-ide mereka sendiri tentang hidup. Menurut
Emblen, 1992 spiritual sangat sulit untuk didefinisikan. Kata-kata yang digunakan untuk
menjabarkan spiritual termasuk makna, transenden, harapan, cinta, kualitas, hubungan dan
interpersonal (hubungan antara diri sendiri dan orang lain), dan transpersonal (hubungan antara
a. Kebutuhan Spritual
➢ Ada 4 hal yang mendasari kebutuhan spiritual adalah :
• Pencarian arti
• Kebutuhan akan cinta (Keinginan untuk mendapatkan kasih sayang : keluarga dan teman)
• Kebutuhan akan harapan (Fish and Shelly, 1978; Peterson and Nelson, 1987;
Schoenbeck, 1994).
Kebutuhan spiritual adalah harmonisasi dimensi kehidupan (Rnetzky’s, 1979). Dimensi ini
termasuk menemukan arti, tujuan, menderita, dan kematian; kebutuhan akan harapan dan
keyakinan hidup, dan kebutuhan akan keyakinan pada diri sendiri, dan Tuhan.
• Perasaan misteri
• Pengabdian
• Rasa percaya
b. Kesadaran Spritual
Kesadaran spiritual akan timbul saat seseorang dihadapkan pada kebutuhan spiritual dan
• Tingkat Existensial
Pada level ini Wilber menggunakan istilah yang berasal dari filsuf-filsuf
eksistensial, yaitu penyatuan diri dengan orang lain (uniting the self and others). Para filsuf
eksistensialis mengakui bahwa makhluk di bumi memiliki ikatan otentik antara total individu
dengan lingkungannya. Mereka meyakini bahwa individu hanya eksis ketika berada dalam
relasi dengan orang-orang lain, dan bahwa kehilangan kesadaran berarti memutuskan
secara sederhana dengan duduk di tempat yang sepi (tenang), menghentikan semua
konsep mental tentang diri sendiri, dan merasakan eksistensi dasar seseorang. Untuk
menguatkan identitas seseorang agar lebih permanen pada level ini, biasanya diperlukan
bentuk-bentuk terapi eksistensial semacam meditasi, hatha yoga, terapi Gestalt, psikolog
dan humanistic.
Pada level ini individu mulai menyadari dan mengakui bentuk-bentuk pengetahuan
yang tidak bersifat dualistis (antara subjek dan objek pengetahuan tidak terpisah). Individu
mulai merealisasi dan mengalami apa yang disebut sebagai reliansi/keyakinan eksklusif
yang ada dalam tingkat transpersonal ini. Jung menggunakan istilah synchronicity, yaitu
suatu kejadian yang penuh makna antara gejala psikis dan fisik. Bila dua kejadian, yang
satu bersifat psikis dan yang lain bersifat fisik, terjadi dalam waktu yang sama, ini berarti
terjadi synchronicity.
• Level of Mind
dari Wilber. Dalam menggambarkan Level of Mind, Wilber menyatakan bahwa “Diri”
orang yang mengalami kesadaran sebenarnya bukanlah real self (“Diri” sesungguhnya)
dari orang tersebut. Bagaimanapun cara seseorang melihat, berpikir, dan merasakan
dirinya, “Diri” merupakan sesuatu yang kompleks. Ide, konsep, pikiran, emosi, dan objek
mental semuanya secara konstan menyambil energi kita, yang menyebabkan adanya suatu
- Dengan berjalannya kehidupan, spiritual seseorang dan kesadarn arti spiritual akan lebih
- Kesehatan spiritual atau kesejahteraan adalah “rasa keharmonisan saling kedekatan antara
diri dengan orang lain, alam, dan dengan kehidupan yang tertinggi”
(Hungelmann et al, 1985). Rasa keharmonisan ini dicapai ketika seseorang menemukan
keseimbangan antara nilai, tujuan, dan system keyakinan mereka dengan hubungan mereka di
dalam diri mereka sendiri dan dengan orang lain. Pada saat terjadi stress, penyakit,
merespons atau menyesuaikan dengan situasi. Sering kali gaya koping ini terdapat dalam
keyakinan atau nilai dasar orang tersebut. Keyakinan ini sering berakar dalam spiritualitas
orang tersebut. Sepanjang hidup seorang individu mungkin tumbuh lebih spiritual, menjadi lebih
menyadari tentang makna, tujuan, dan nilai hidup. Spiritualitas dimulai ketika anak-anak
belajar tentang diri mereka dan hubungan mereka dengan orang lain. Banyak orang dewasa
D. Masalah Spritual
Ketika penyakit , kehilangan atau nyeri menyerang seseorang, kekuatan spiritual dapat
perhatian spiritual. Selama penyakit atau misalnya individu sering menjadi kurang mampu untuk
merawat dir mereka dan lebih bergantung pada orang lain untuk perawatan dan dukungan.
Distress spiritual dapat berkembang sejalan dengan seseorang mencari makna tentang apa
yang sedang terjadi, yang mungkin dapat mengakibatkan seseorang merasa sendiri dan
terisolasi dari orang lain. Individu mungkin mempertanyakan nilai spiritual mereka, mengajukan
pertanyaan tentang jalan hidup seluruhnya, tujuan hidup, dan sumber dar makna hidup.
a. Depresi atau Rasa Tertekan
Depresi atau rasa tertekan adalah sebuah 'penyakit' baru, tapi ini bukanlah penyakit,
karena penyakit selalu berasal bagian dari tubuh fisik kita, ini sesuatu yang lain. Dan orang
yang paham psikologi semakin meningkat, meningkat pesat karena depresi manusia makin
meningkat. Dan psikolog atau orang seperti itu, mereka tidak meraih sesuatu untuk mengobati
mereka, Depresi bukanlah sesuatu dari dunia materi, bukan, ini adalah sesuatu dalam hidup
kita yang merupakan bagian dari bentuk spiritual dan inilah salah satu keresahan spiritual
sehingga kalian tidak bisa melakukan pengobatan dengan obat material! Tapi mereka
psikiater juga tidak pernah tahu tentang ini, dan mereka berkata: "pakailah obat ini! Bawa ini,
Alasan pertama yang membawa masalah-masalah besar itu adalah dari para pemuda
yang tidak percaya kepada apapun. Mereka tidak percaya agama. Hal itu menjadikan
mereka bagaikan masuk kedalam sebuah sumur dalam tanpa dasar dan jatuh ke dalam
tempat gelap sehingga mereka tidak tahu mana tangan kiri dan tangan kanan mereka sendiri.
Itulah yang terjadi saat ini. Oleh karena itu, kami berusaha melalui asosiasi kecil dan rendah
hati ini, pertemuan yang begitu rendah hati, untuk membuat manusia percaya bahwa: Jika kau
tidak melakukan sesuatu yang membuat Tuhan-mu ridho, maka kau tidak bisa meraih
kesenangan! Jika kau tidak berusaha menjadikan Tuhan-mu senang, maka tidak akan ada
Jawaban:
➢ Konsep Diri didefenisikan sebagai semua pikiran, keyakinan dan kepercayaan yang
merupakan pengetahuan individu tentang dirinya dan mempengaruhi hubungan dengan orang
➢ Konsep diri adalah cara individu memandang dirinya secara utuh, fisikal, emosional, intelektual,
1) Konsep diri negatif : peka pada kritik, responsif sekali pada pujian, hiperkritis, cenderung
2) Konsep diri positif : yakin akan kemampuan mengatasi masalah, merasa setara dengan
orang lain, menerima pujian tanpa rasa malu, sadar akan keinginan dan perilaku tidak
Konsep diri terdiri dari Citra Tubuh (Body Image), Ideal Diri (Self ideal), Harga Diri (Self
maupun tidak disadari meliputi persepsi masa lalu atau sekarang mengenai ukuran dan
dinamis karena secara konstan berubah seiring dengan persepsi dan pengalaman-
pengalaman baru. Body image berkembang secara bertahap selama beberapa tahun
dimulai sejak anak belajar mengenal tubuh dan struktur, fungsi, kemampuan dan
keterbatasan mereka.
2) Ideal Diri
Ideal diri adalah persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya bertingkah laku
berdasarkan standar pribadi. Standar dapat berhubungan dengan tipe orang yang
diinginkan/disukainya atau sejumlah aspirasi, tujuan, nilai yang diraih. Ideal diri berperan
menghadapi konflik atau kondisi yang membuat bingung. Ideal diri penting untuk
3) Harga Diri
Harga diri adalah penilaian pribadi terhadap hasil yang dicapai dengan menganalisis
seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya. Harga diri diperoleh dari
diri sendiri dan orang lain yaitu : dicintai, dihormati dan dihargai. Mereka yang menilai
dirinya positif cenderung bahagia, sehat, berhasil dan dapat menyesuaikan diri, sebaliknya
individu akan merasa dirinya negative, relatif tidak sehat, cemas, tertekan, pesimis, merasa
4) Peran
Peran adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan oleh
masyarakat dihubungkan dengan fungsi individu di dalam kelompok sosial. Setiap orang
disibukkan oleh beberapa peran yang berhubungan dengan posisi pada tiap waktu
sepanjang daur kehidupannya. Harga diri yang tinggi merupakan hasil dari peran yang
5) Identitas Diri
Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dapat diperoleh individu
dari observasi dan penilaian dirinya, menyadari bahwa individu dirinya berbeda dengan
orang lain. Dalam identitas diri ada otonomi yaitu mengerti dan percaya diri, respek
terhadap diri, mampu menguasai diri, mengatur diri dan menerima diri
dengan kekuatan yang lebih tinggi (tuhan), yang menimbulkan suatu kebutuhan serta kecintaan
thdp adanya Tuhan dan permohonan maaf atas segala kesalahan yang pernah diperbuat.
➢ Dimensi Spiritual:
• Dimensi VERTIKAL adalah hubungan dengan Tuhan atau Yang Maha Tinggi yang menuntun
kehidupan seseorang,
• Dimensi HORIZONTAL adalah hubungan seseorang dengan diri sendiri, orang lain dan
dengan lingkungan.
Keterkaitan spiritualitas- kesehatan –sakit, keyakinan spiritual sngat penting karena dapat
mempengaruhi tingkat kesehatan dan perilaku selfcare klien. Pengaruh dari keyakinan spiritual
Praktik tertentu pada umumnya yang berhubungan dgn pelayanan keseh mungkin
mempunyai makna keagamaan bagi pasien. Sebagai contoh, ada agama yg menetapkan
makanan diit yang boleh dan tidak boleh dimakan. Begitu pula metode keluarga
berencana ada agama yg melarang cara tertentu untuk mencegah kehamilan termasuk
• Sumber Dukungan
Pada saat mengalami stress, individu akan mencari dukungan dari keyakinan
agamanya. Dukungan ini sangat diperlukan untuk dapat menerima keadaan sakit yang
dialami, khususnya jika penyakit tersebut memerlukan proses penyembuhan yang lama
dengan hasil yang belum pasti. Sembahyang atau berdoa, membaca kitab suci, dan praktik
keagamaan lainnya sering membantu memenuhi kebutuhan spiritual yang juga merupakan
Individu cenderung dapat menahan stress baik fisik maupun psikis yang luar biasa
karena mempunyai keyakinan yang kuat. Keluarga klien akan mengikuti semua proses
penyembuhan yang memerlukan upaya ekstra, karena keyakinan bahwa semua upaya
• Sumber Konflik
Pada suatu situasi tertentu, bisa terjadi konflik antara keyakinan agama dengan
praktik kesehatan. Misalnya ada orang yang memandang penyakit sebagai suatu bentuk
hukuman karena pernah berdosa. Ada agama tertentu yang menganggap manusia
sebagai makhluk yang tidak berdaya dalam mengendalikan lingkungannya, oleh karena
itu penyakit diterima sebagai nasib bukan sebagai sesuatu yang harus disembuhkan.
individu yang di besarkan dalam keluarga agama islam cenderung 90% islam.
• Ras/suku; di indonesia timur à irian jaya mayoritas beragama kristen aceh mayoritas islam.
• Agama yang di anut; keyakinan pada agama tentang dapat menentukan arti pentingnya
kebutuhan spiritual.
Konsep Seksual, Konsep Stres Adaptasi, Konsep Kehilangan, Kematian Dan Berduka
A. Konsep Seksualitas
suatu yang lebih luas dari pada hanya sekedar kata seks yang merupakan kegiatan hubungan
fisik seksual. Kondisi Seksualitas yang sehat juga menunjukkan gambaran kualitas kehidupan
manusia, terkait dengan perasaan paling dalam, akrab dan intim yang berasal dari lubuk hati
yang paling dalam, dapat berupa pengalaman, penerimaan dan ekspresi diri manusia.Seks
adalah perbedaan badani atau biologis perempuan dan laki-laki, yang sering disebut jenis
Seksualitasmenyangkut berbagai dimensi yang sangat luas, yaitu dimensi biologis, sosial,
perilaku dankultural. Seksualitas dari dimensi biologis berkaitan dengan organ reproduksi dan
alat kelamin, termasuk bagaimana menjaga kesehatan dan memfungsikan secara optimal
organ reproduksi dan dorongan seksual (BKKBN, 2006). Seksualitas dari dimensi psikologis
atau jenis (BKKBN, 2006).Dari dimensi sosial dilihat pada bagaimana seksualitas muncul dalam
B. Respon SeksuaL
Siklus respon seksual normal terdiri dari empat tahap yang terjadi berturutturut.³Normal´
pada umumnya mengacu pada panjang siklus masingmasing fase, dan hasil bercinta yang
• Kegembiraan
• Orgasme
• Plateu
• Resolusi
Keempat fase yang dialami oleh laki-laki dan perempuan, meskipun waktu dan
panjangdurasi dari masing-masing bervariasi antara kedua jenis kelamin. Selain itu, intensitas
darimasing-masing fase dapat bervariasi antara setiap orang, dan antara laki-laki dan
perempuan.
Lebih dari 70% wanita di Indonesia tidak mengetahui dimana letak klitorisnya
sendiri.Sebuah hal yang sebenarnya sangat penting tetapi tidak diketahui oleh banyak
darikurangnya pendidikan seks yang sebagian besar dari antara masyarakat tidak
memperolehnya pada waktu remaja. Tidak jarang, pengetahuan seks itu hanyalah sebatas
informasi, bukan pendidikan. Itu terjadi karena mereka tidak mendapatkan pendidikan seks
ituorang tua hendaknya memberikan pendidikan soal sekskepada anakanaknya sejak dini.
Salahsatunya dengan memisahkan anakanaknya tidur dalam satu kamar setelah berusia
temantemannya.
b) Kelelahan
Rasa lelah adalah momok yang paling menghantui pasangan pada jaman ini
suami istri pulang dari kerja, mereka akan merasa lelah. Dan pasangan yang sedang lelah
jarangmerasakan bahwa hubungan seks menarik minat. Akhirnya mereka memilih untuk
memuaskankebutuhan lawan jenis dan merupakan beban yang membuat kesal yang
c) Konflik
perang terbuka atau tidak mau berbicara sama sekali satu sama lain. Konflik menjadi
mengeluarkan ungkapan negatif atau membandingkan dengan orang lain, yang sangat
menyebabkan sejumlah masalahseksual antara lain masalah ereksi, hilang gairah atau
sengaja menahan diri untuk tidak bercinta. Perbedaan antara satu orang dan lainnya
biasanya tidak baik dan tidak juga buruk.Jadi haruslah dipandang hanya sebagai
seks.
d) Kebosanan
Seperti halnya menggosok gigi atau menyetel alarm jam, seks bisa dianggap
seperti “kerja malam”. Hubungan seks yang rutin sebelum tidur sering menjadi berlebihan
sampai kesuatu titik yang membosankan. Yang mendasari rasa bosan itu adalah
kemarahan yang disadari atau tidak disadari karena harapan anda tidak terpenuhi.
Masalah ini diderita olehkebanyakan pasangan yang sudah hidup bersama bertahun-
tahun. Sebagian pasangan yangsudah hidup bersama untuk jangka waktu yang lama
merasa kehilangan getaran kenikmatanyang datang ketika melakukan hubungan seks
dengan pasangan yang baru. Orang demikian melihat rayuan penguat ego, dibandingkan
➢ Konsep Stress
a) Definisi stress
Hans Selye (dalam Anto, 2015) menyatakan bahwa stress merupakan respon tubuh yang
bersifat tidak spesifik terhadap setiap tuntutan atau beban atasnya. Jadi, seseorrang dapat
dikatakan stress apabila ia tidak dapat menyelesaikan beban atau masalah yang dibebankan
kepadanya sehingga tubuhnya akan merespon ketidakmampuan itu yang berakibat pada
sikap orang tersebut. Respons atau tindakanini termasuk respons fisiologis dan psikologis. Stress
dapat menyebabkan perasaan negative atau yang berlawanandengan apa yang diinginkan
atau mengancam kesejahteraan emosional. Stress dapat menggangu cara seseorang dalam
menyerap realitas, menyelesaikan masalah, berfikir secara umum dan hubungan seseorang
Sejalan dalam pendapat di atas, stress dalam KBBI diartikan sebagai gangguan atau
kekacauan mental dan emosional yang disebabkan oleh faktor luar yang menyebabkan
ketegangan. Dengan demikian, stress merupakan suatu respon tubuh dan psikis yang terjadi
Stres itu sendiri dibagi menjadi 2, yaitu Stres ringan dan berat. Gejala Stres ringan ditandai
perasaan sedih yang datang dan pergi begitu saja dengan waktu yang singkat. Adapun Stres
berat yang menimbulkan gejala murung, menyendiri, perasaan bersalah, menyesal, melakukan
aktivitas terbatas, dan terkadang melakukan hal-hal yang menyakiti diri sendiri bahkan dapat
menyebabkan penderita stres merasakan hopeless yang mengakhiri hidupnya dengan bunuh
diri.
b) Sumber Stress
Stress dapat terjadi karena berbagai faktor atau sumber yang muncul dari dalam diri atau
pun luar diri individu. Adapun tiga sumber yang dapat memicu jehadiran stress adalah
1) Faktor Lingkuangan
juga memengaruhi tingkat stres para karyawan dan organisasi. Perubahan dalam siklus
2) Faktor Organisasi
Banyak faktor di dalam organisasi yang dapat menyebabkan stres. Tekanan untuk
menghindari kesalahaan atau menyelesaikan tugas dalam waktu yang mepet, beban kerja
yang berlebihan, atasan yang selalu menuntut dan tidak peka, dan rekan kerja yang tidak
Stres kerja yang dialami seseorang dipengaruhi oleh faktor penyebab stres baik
yang berasal dari dalam pekerjaan maupun dari luar pekerjaan. Faktor penyebab stres
kerja yang dibahas dalam penelitian ini hanya faktor organisasional, yakni faktor yang
berasal dari dalam pekerjaan yang mencakup tuntutan tugas, tuntutan peran, tuntutan
organisasi.
3) Faktor Pribadi
hubungan keluarga dan pribadi. berbagai kesulitan dalam hidup perkawinan, retaknya
hubungan, dan kesulitan masalah disiplin dengan anak-anak adalah beberapa contoh
masalah hubungan yang menciptakan stress yaitu: Masalah ekonomi karena pola hidup
yang lebih besar pasak daripada tiang adalah kendala pribadi lain yang menciptakan
stres bagi karyawan dan mengganggu konsentrasi kerja karyawan. Studi terhadap tiga
sebelum memulai pekerjaan sebagian besar merupakan varians dari berbagai gejala stres
yang dilaporkan sembilan bulan kemudian. Hal ini membawa para peneliti pada
mengaksentuasi aspek-aspek negatif dunia secara umum. Jika kesimpulan ini benar, faktor
individual yang secara signifikan memengaruhi stres adalah sifat dasar seseorang. Artinya,
gejala stres yang diekspresikan pada pekerjaan bisa jadi sebenarnya berasal dari
c) Gejala Stress
Stres sifatnya universiality, yaitu umum semua orang sama dapat merasakannya, tetapi
cara pengungkapannya yang berbeda atau diversity. Sesuai dengan karakteristik individu,
maka responnya berbeda- beda untuk setiap orang. Seseorang yang mengalami stres dapat
Cary Cooper dan Alison Straw (dalam Anto, 2015) mengemukakan gejala stres dapat
berupa tanda-tanda berikut ini : Fisik, yaitu nafas memburu, mulut dan tenggorokan kering,
tangan lembab, merasa panas, otot-otot tegang, pencernaanterganggu, sembelit, letih yang
Perilaku, yaitu perasaan bingung, cemas, sedih, jengkel, salah paham, tidak berdaya,
gelisah, gagal, tidak menarik, kehilangan semangat, susah konsentrasi, dan sebagainya.
Watak dan kepribadian, yaitu sikap hati-hati yang berlebihan, menjadi lekas panik, kurang
Taylor (1991), menyatakan bahwa stres dapat menghasilkan berbagai respon. Berbagai
peneliti telah membuktikan bahwa responrespon tersebut dapat berguna sebagai indikator
terjadinya stres pada individu, dan mengukur tingkat stres yang dialami individu.
• Respon fisiologis; dapat ditandai dengan meningkatnya tekanan darah, detak jantung,
• Respon kognitif; dapat terlihat lewat terganggunya proses kognitif individu, seperti
pikiran menjadi kacau, menurunnya daya konsentrasi, pikiran berulang, dan pikiran tidak
wajar.
• Respon emosi; dapat muncul sangat luas, menyangkut emosi yang mungkin dialami
• Respon tingkah laku; dapat dibedakan menjadi fight, yaitu melawan situasi yang
➢ Adaptasi
A. Definisi Adaptasi
Adaptasi adalah penyesuaian diri terhadap suatu penilaian. Dalam hal ini respon individu
terhadap suatu perubahan yang ada dilingkungan yang dapat mempengaruhi keutuhan tubuh
baik secara fisiologis maupun psikologis dalam perilaku adaptip. Hasil dari perilaku ini dapat
berupa usaha untuk mempertahankan keseimbangan dari suatu keadaan agar dapat kembali
pada keadaan normal, namun setiap orang akan berbeda dalam perilaku adaptip ada yang
dapat berjalan dengan cepat namun ada pula yang memerlukan waktu lama tergantung dari
kematangan mental orang itu tersebut. Adaptasi terhadap stress dapat berupa :
• Adaptasi fisiologis
Adaptasi fisiologis adalah proses penyesuaian diri secara alamiah atau secara
keadaan menjadi tidak seimbang contoh: masuknya kuman pennyakit ketubuh manusia.
• Adaptasi psikologi
adalah apabila kejadiannya atau proses adaptasi bersifat lokal contoh: seperti
ketika kulit terinfeksi maka akan terjadi disekitar kulit tersebut kemerahan, bengkak, nyeri,
panas dll yang sifatnya lokal atau pada daerah sekitar yang terkena.
adalah apabila reaksi lokal tidak dapat diaktifitasi maka dapat menyebabkan
gangguan dan secara sistemik tubuh akan melakukan proses penyesuaian diri seperti panas
➢ Kehilangan
A. Definisi kehilangan
Kehilangan dan berduka merupakan bagian integral dari kehidupan. Kehilangan adalah
suatu kondisi yang terputus atau terpisah atau memulai sesuatu tanpa hal yang berarti sejak
kejadian tersebut. Kehilangan mungkin terjadi secara bertahap atau mendadak, bisa tanpa
kekerasan atau traumatik, diantisispasi atau tidak diharapkan/diduga, sebagian atau total
dan bisa kembali atau tidak dapat kembali. Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang
berpisah dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi
• kepercayaan / spiritual
• Peran seks
B. Tipe Kehilangan
Aktual atau nyata Mudah dikenal atau diidentifikasi oleh orang lain, misalnya amputasi,
kematian orang yang sangat berarti / di cintai. Persepsi Hanya dialami oleh seseorang dan
sulit untuk dapat dibuktikan, misalnya; seseorang yang berhenti bekerja / PHK, menyebabkan
C. Jenis-jenis Kehilangan
• Kehilangan seseorang seseorang yang dicintai Kehilangan seseorang yang dicintai dan sangat
bermakna atau orang yang berarti adalah salah satu yang paling membuat stress dan
mengganggu dari tipe-tioe kehilangan, yang mana harus ditanggung oleh seseorang. Kematian
juga membawa dampak kehilangan bagi orang yang dicintai. Karena keintiman, intensitas dan
ketergantungan dari ikatan atau jalinan yang ada, kematian pasangan suami/istri atau anak
biasanya membawa dampak emosional yang luar biasa dan tidak dapat ditutupi.
• Kehilangan yang ada pada diri sendiri (loss of self) Bentuk lain dari kehilangan adalah
kehilangan diri atau anggapan tentang mental seseorang. Anggapan ini meliputi perasaan
terhadap keatraktifan, diri sendiri, kemampuan fisik dan mental, peran dalam kehidupan, dan
dampaknya. Kehilangan dari aspek diri mungkin sementara atau menetap, sebagian atau komplit.
Beberapa aspek lain yang dapat hilang dari seseorang misalnya kehilangan pendengaran,
• Kehilangan objek eksternal Kehilangan objek eksternal misalnya kehilangan milik sendiri atau
bersama-sama, perhiasan, uang atau pekerjaan. Kedalaman berduka yang dirasakan seseorang
terhadap benda yang hilang tergantung pada arti dan kegunaan benda tersebut.
Kehilangan diartikan dengan terpisahnya dari lingkungan yang sangat dikenal termasuk dari
kehidupan latar belakang keluarga dalam waktu satu periode atau bergantian secara permanen.
Misalnya pindah kekota lain, maka akan memiliki tetangga yang baru dan proses penyesuaian
baru.
• Kehilangan kehidupan/ meninggal Seseorang dapat mengalami mati baik secara perasaan,
pikiran dan respon pada kegiatan dan orang disekitarnya, sampai pada kematian yang
➢ Berduka
A. Definisi berduka
dimanifestasikan adanya perasaan sedih, gelisah, cemas, sesak nafas, susah tidur, dan lain-lain.
Berduka merupakan respon normal pada semua kejadian kehilangan. NANDA merumuskan ada
dua tipe dari berduka yaitu berduka diantisipasi dan berduka disfungsional. Berduka diantisipasi
adalah suatu status yang merupakan pengalaman individu dalam merespon kehilangan yang
teori berduka hanyalah alat yang hanya dapat digunakan untuk mengantisipasi kebutuhan
emosional klien dan keluarganya dan juga rencana intervensi untuk membantu mereka memahami
kesedihan mereka dan mengatasinya. Peran perawat adalah untuk mendapatkan gambaran
tentang perilaku berduka, mengenali pengaruh berduka terhadap perilaku dan memberikan
Teori Engels Menurut Engel (1964) proses berduka mempunyai beberapa fase yang dapat
• Fase I (shock dan tidak percaya) Seseorang menolak kenyataan atau kehilangan dan mungkin
menarik diri, duduk malas, atau pergi tanpa tujuan. Reaksi secara fisik termasuk pingsan,
diaporesis, mual, diare, detak jantung cepat, tidak bisa istirahat, insomnia dan kelelahan.
dan mungkin mengalami putus asa. Kemarahan, perasaan bersalah, frustasi, depresi, dan
• Fase III (restitusi) Berusaha mencoba untuk sepakat/damai dengan perasaan yang
hampa/kosong, karena kehilangan masih tetap tidak dapat menerima perhatian yang baru dari
• Fase IV Menekan seluruh perasaan yang negatif dan bermusuhan terhadap almarhum. Bisa
merasa bersalah dan sangat menyesal tentang kurang perhatiannya di masa lalu terhadap
almarhum.
• Fase V Kehilangan yang tak dapat dihindari harus mulai diketahui/disadari. Sehingga pada
fase ini diharapkan seseorang sudah dapat menerima kondisinya. Kesadaran baru telah
berkembang.
Soal Evaluasi Modul 2&3
Jawaban:
1) Respon Seksual adalah tahapan yang terjadi saat kita melakukan kegiatan seksual. Siklus
respon seksual normal terdiri dari empat tahap yang terjadi berturut- turut. “Normal” pada
umumnya mengacu pada panjang siklus masing-masing fase, dan hasil bercinta yang
a. Fase Kegembiraan adalah tahap pertama, yang dapat berlangsung dari beberapa menit
b. Fase Plateau adalah fase yang meluas ke ambang orgasme. Beberapa perubahan yang
• Adanya peningkatan dalam tingkat pernapasan, denyut jantung, dan tekanan darah
c. Fase Orgasme adalah puncak dari siklus respons seksual, dan merupakan fase terpendek,
hanya berlangsung beberapa detik. Fase ini memiliki karakteristik seperti berikut:
• Pada wanita, kontraksi otot vagina menguat dan kontraksi Rahim berirama
• Pada pria, kontraksi otot panggul berirama dengan bantuan kekuatan ejakulasi
d. Tahap terakhir, yang disebut fase resolusi, adalah ketika tubuh secara perlahan kembali ke
tingkat fisiologis normal. Fase resolusi ditandai dengan relaksasi, keintiman,dan seringkali
kelelahan. Sering kali perempuan tidak memerlukan fase resolusi sebelum kembali ke aktivitas
seksual dan kemudian orgasme, sedangkan laki-laki memerlukan waktu pemulihan sebelum
orgasme selanjutnya. Seiring pertambahan usia laki-laki, panjang dari fase refraktori akan
sering meningkat.
Lebih dari 70% wanita di Indonesia tidak mengetahui dimana letak klitorisnya sendiri.
Sebuah hal yang sebenarnya sangat penting tetapi tidak diketahui oleh banyak orang.
Masalah ketidaktahuan terhadap seks sudah betul-betul merakyat. Ini berpangkal dari
kurangnya pendidikan seks yang sebagian besar dari antara masyarakat tidak
memperolehnya pada waktu remaja. Tidak jarang, pengetahuan seks itu hanyalah sebatas
informasi, bukan pendidikan. Itu terjadi karena mereka tidak mendapatkan pendidikan seks di
sekolah atau lembaga formal lainnya. Akibatnya, keingintahuan soal seks didapatkannya dari
berbagai media. Untuk itu orang tua hendaknya memberikan pendidikan soal seks kepada
anak-anaknya sejak dini. Salah satunya dengan memisahkan anak-anaknya tidur dalam satu
kamar setelah berusia sepuluh tahun, sekalipun sama-sama perempuan atau laki-laki.
b. Kelelahan
Rasa lelah adalah momok yang paling menghantui pasangan pada jaman ini dalam
melakukan hubungan seks. Apalagi dengan meningkatnya tuntutan hidup, sang wanita harus
ikut bekerja di luar rumah demi mencukupi kebutuhan sehari-hari. Pada waktu suami istri pulang
dari kerja, mereka akan merasa lelah. Dan pasangan yang sedang lelah jarang merasakan
bahwa hubungan seks menarik minat. Akhirnya mereka memilih untuk tidur. Kelelahan bisa
menyebabkan bertambahnya usaha yang diperlukan untuk memuaskan kebutuhan lawan jenis
dan merupakan beban yang membuat kesal yang akhirnya bisa memadamkan gairah seks.
b. Konflik
Sebagian pasangan memainkan pola konflik merusak yang berwujud sebagai perang
terbuka atau tidak mau berbicara sama sekali satu sama lain. Konflik menjadi kendala
hubungan emosional mereka. Bahkan ini bisa menggeser proses foreplay. Pasangan dapat
negatif atau membandingkan dengan orang lain, yang sangat melukai perasaan
sejumlah masalah seksual antara lain masalah ereksi, hilang gairah atau sengaja menahan diri
untuk tidak bercinta. Perbedaan antara satu orang dan lainnya biasanya tidak baik dan tidak
juga buruk. Jadi haruslah dipandang hanya sebagai perbedaan. Kemarahan, ketegangan
Seperti halnya menggosok gigi atau menyetel alarm jam, seks bisa dianggap seperti “kerja
malam”. Hubungan seks yang rutin sebelum tidur sering menjadi berlebihan sampai ke suatu
titik yang membosankan. Yang mendasari rasa bosan itu adalah kemarahan yang disadari
atau tidak disadari karena harapan anda tidak terpenuhi. Masalah ini diderita oleh
kebanyakan pasangan yang sudah hidup bersama bertahun-tahun. Sebagian pasangan yang
sudah hidup bersama untuk jangka waktu yang lama merasa kehilangan getaran kenikmatan
yang datang ketika melakukan hubungan seks dengan pasangan yang baru. Orang demikian
melihat rayuan penguat ego, dibandingkan bila bersenggama dengan mitra baru.
3) Manifestasi Stress
Stres sifatnya universiality, yaitu umum semua orang sama dapat merasakannya, tetapi cara
pengungkapannya yang berbeda atau diversity. Sesuai dengan karakteristik individu, maka
responnya berbeda- beda untuk setiap orang. Seseorang yang mengalami stres dapat mengalami
b. Wajah tegang, dahi berkerut, mimik nampak serius, tidak santai, bicara berat, sulit
mukanya nampak merah atau pucat. Pembuluh darah tepi (perifer) terutama ujung-ujung jari
f. Sering berkemih.
g. Otot sakit seperti ditusuk-tusuk, pegal dan tegang pada tulang terasa linu atau kaku bila
digerakkan.
h. Kadar gula meningkat, pada wanita mens tidak teratur dan sakit (dysmenorhea)
j. Gangguan makan bisa nafsu makan meningkat atau tidak ada nafsu makan.
l. Sakit mental-histeris
➢ Ada tiga sumber utama yang dapat menyebabkan timbulnya stress yaitu:
a. Faktor Lingkungan
pembentukan struktur organisasi yang tidak sehat terhadap karyawan. Dalam faktor
lingkungan terdapat tiga hal yang dapat menimbulkan stress bagi karyawan yaitu
b. Faktor Organisasi
berikut :
a. Role Demands
Peraturan dan tuntutan dalam pekerjaan yang tidak jelas dalam suatu organisasi
akan mempengaruhi peranan seorang karyawan untuk memberikan hasil akhir yang ingin
b. Interpersonal Demands
Hubungan komunikasi yang tidak jelas antara karyawan satu dengan karyawan lainnya
akan dapat menyebabkan komunikasi yang tidak sehat. Sehingga pemenuhan kebutuhan
dalam organisasi terutama yang berkaitan dengan kehidupan sosial akan menghambat
perkembangan sikap dan pemikiran antara karyawan yang satu dengan karyawan
lainnya.
c. Organizational Structure
dibuat dan jika terjadi ketidak jelasan dalam struktur pembuat keputusan atau peraturan
d. Organizational Leadership
Berkaitan dengan peran yang akan dilakukan oleh seorang pimpinan dalam suatu
organisasi. Karakteristik pemimpin menurut The Michigan group (Robbins, 2001:316) dibagi
dua yaitu karakteristik pemimpin yang lebih mengutamakan atau menekankan pada
hubungan yang secara langsung antara pemimpin dengan karyawannya serta karakteristik
pemimpin yang hanya mengutamakan atau menekankan pada hal pekerjaan saja.
c. Faktor Individu
Pada dasarnya, faktor yang terkait dalam hal ini muncul dari dalam keluarga,
masalah ekonomi pribadi dan karakteristik pribadi dari keturunan. Hubungan pribadi
antara keluarga yang kurang baik akan menimbulkan akibat pada pekerjaan yang akan
dilakukan karena akibat tersebut dapat terbawa dalam pekerjaan seseorang. Sedangkan
penghasilan yang cukup bagi kebutuhan keluarga serta dapat menjalankan keuangan
tersebut dengan seperlunya. Karakteristik pribadi dari keturunan bagi tiap individu yang
dapat menimbulkan stress terletak pada watak dasar alami yang dimiliki oleh seseorang
tersebut. Sehingga untuk itu, gejala stress yang timbul pada tiap-tiap pekerjaan harus
Pengaturan diet dan nutrisi merupakan cara yang efektif dalam mengurangi dan
mengatasi stres melalui makan dan minum yang halal dan tidak berlebihan, dengan
mengatur jadwal makan secara teratur, menu bervariasi, hindari makan dingin dan monoton
Istirahat dan tidur merupakan obat yang baik dalam mengatasi stres karena
dengan istirahat dan tidur yang cukup akan memulihkan keadaan tubuh. Tidur yang cukup
akan memberikan kegairahan dalam hidup dan memperbaiki sel-sel yang rusak.
Olah raga dan latihan teratur adalah salah satu cara untuk meningkatkan daya
tahan dan kekebalan fisik maupun mental. Olah raga dapat dilakukan dengan cara jalan
pagi, lari pagi minimal dua kali seminggu dan tidak perlu lama-lama yang penting
menghasilkan keringat setelah itu mandi dengan air hangat untuk memulihkan kebugaran.
d. Berhenti Merokok
Berhenti merokok adalah bagian dari cara menanggulangi stres karena dapat
stres. Dengan tidak mengkonsumsi minuman keras, kekebalan dan ketahanan tubuh akan
semakin baik, segala penyakit dapat dihindari karena minuman keras banyak mengandung
alkohol.
stres karena mudah menurunkan daya tahan tubuh terhadap stres. Keadaan tubuh yang
f. Pengaturan Waktu
menimbulkan kelelahan fisik dapat dihindari. Pengaturan waktu dapat dilakukan dengan
cara menggunakan waktu secara efektif dan efisien serta melihat aspek prokdutivitas
waktu. Seperti menggunakan waktu untuk menghasilkan sesuatu dan jangan biarkan waktu
g. Terapi Psikofarmaka
Terapi ini dengan menggunakan obat-obatan dalam mengalami stres yang dialami
dengan cara memutuskan jaringan antara psiko neuro dan imunologi sehingga stresor
psikososial yang dialami tidak mempengaruhi fungsi kognitif afektif atau psikomotor yang
dapat mengganggu organ tubuh yang lain. Obat-obatan yang digunakan biasanya
h. Terapi Somatik
Terapi ini hanya dilakukan pada gejala yang ditimbulkan akibat stres yang dialami
i. Psikoterapi
kebutuhan seseorang. Terapi ini dapat meliputi psikoterapi suportif dan psikoterapi
redukatif di mana psikoterapi suportif memberikan motivasi atau dukungan agar pasien
dan lain-lain.
j. Terapi Psikoreligius
dalam mengatasi atau mempertahankan kehidupan seseorang harus sehat secara fisik,
psikis, sosial, dan sehat spiritual sehingga stres yang dialami dapat diatasi.
k. Homeostatis
menghadapi kondisi yang dialaminya. Proses homeostatis ini dapat terjadi apabila tubuh
mengalami stres yang ada sehingga tubuh secara alamiah akan melakukan mekanisme
pertahanan diri untuk menjaga kondisi yang seimbang, atau juga dapat dikatakan bahwa
homeostatis adalah suatu proses perubahaan yang terus menerus untuk memelihara
A Definisi Budaya
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah
kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi. Budaya terbentuk dari banyak unsur
yang rumit, termasuk sistem agama dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian,
bangunan, dan karya seni. Bahasa, sebagaimana juga budaya, merupakan bagian tak
terpisahkan dari diri manusia sehingga banyak orang cenderung menganggapnya diwariskan
secara genetis. Ketika seseorang berusaha berkomunikasi dengan orang-orang yang berbeda
dipelajari.
➢ Pengertian kebudayaan
masyarakat ditentukan oleh kebudayaan yang dimiliki oleh masyarakat itu sendiri. Istilah
sebagai sesuatu yang turun temurun dari satu generasi ke generasi yang lain, yang kemudian
keseluruhan pengertian nilai sosial,norma sosial, ilmu pengetahuan serta keseluruhan struktur-
struktur sosial, religius, dan lain-lain, tambahan lagi segala pernyataan intelektual dan artistik
B. Unsur-Unsur
➢ Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
• alat-alat teknologi
• sistem ekonomi
• keluarga
• kekuasaan politik
cara-cara atau teknik memproduksi, memakai, serta memelihara segala peralatan dan
hidup dari pertanian paling sedikit mengenal delapan macam teknologi tradisional (disebut
a) alat-alat produktif
b) senjata
c) wadah
e) makanan
f) pakaian
Perhatian para ilmuwan pada sistem mata pencaharian ini terfokus pada
b) Beternak
d) Menangkap ikan
Sistem kekerabatan merupakan bagian yang sangat penting dalam struktur sosial.
Kekerabatan adalah unit-unit sosial yang terdiri dari beberapa keluarga yang memiliki
hubungan darah atau hubungan perkawinan. Anggota kekerabatan terdiri atas ayah, ibu,
anak, menantu, cucu, kakak, adik, paman, bibi, kakek, nenek dan seterusnya. Dalam kajian
relatif kecil hingga besar seperti keluarga ambilineal, klan, fatri, dan paroh masyarakat.
Di masyarakat umum kita juga mengenal kelompok kekerabatan lain seperti keluarga inti,
d. Bahasa
Bahasa adalah alat atau perwujudan budaya yang digunakan manusia untuk saling
berkomunikasi atau berhubungan, baik lewat tulisan, lisan, ataupun gerakan (bahasa
isyarat), dengan tujuan menyampaikan maksud hati atau kemauan kepada lawan
bicaranya atau orang lain. Melalui bahasa, manusia dapat menyesuaikan diri dengan adat
istiadat, tingkah laku, tata krama masyarakat, dan sekaligus mudah membaurkan dirinya
e. Kesenian
Karya seni dari peradaban Mesir kuno. Kesenian mengacu pada nilai keindahan
(estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat manusia akan keindahan yang dinikmati
dengan mata ataupun telinga. Sebagai makhluk yang mempunyai cita rasa tinggi, manusia
menghasilkan berbagai corak kesenian mulai dari yang sederhana hingga perwujudan
f. Sistem Kepercayaan
kebudayaan. Agama (bahasa Inggris : Religion, yang berasar dari bahasa Latin religare,
yang berarti "menambatkan"), adalah sebuah unsur kebudayaan yang penting dalam
sejarah umat manusia. Dictionary of Philosophy and Religion (Kamus Filosofi dan Agama)
sebuah institusi dengan keanggotaan yang diakui dan biasa berkumpul bersama untuk
beribadah, dan menerima sebuah paket doktrin yang menawarkan hal yang terkait
dengan sikap yang harus diambil oleh individu untuk mendapatkan kebahagiaan sejati.
Agama biasanya memiliki suatu prinsip, seperti "10 Firman" dalam agama Kristen atau "5
rukun Islam" dalam agama Islam. Kadang-kadang agama dilibatkan dalam sistem
pemerintahan, seperti misalnya dalam sistem teokrasi. Agama juga memengaruhi kesenian.
Rumah sakit adalah sebuah institusi perawatan kesehatan profesional yang pelayanannya
disediakan oleh dokter, perawat, dan tenaga ahli kesehatan lainnya. Berikut ini ialah
beberapa jenis-jenis rumah sakit yang akan dijelaskan untuk memberikan gambaran mengenai
Rumah sakit umum biasanya merupakan fasilitas yang mudah ditemui di suatu
negara, dengan kapasitas rawat inap sangat besar untuk perawatan intensif ataupun
jangka panjang. Rumah sakit jenis ini juga dilengkapi dengan fasilitas bedah, bedah
plastik, ruang bersalin, laboratorium, dan sebagainya. Tetapi kelengkapan fasilitas ini bisa
saja bervariasi sesuai kemampuan penyelenggaranya. Rumah sakit yang sangat besar
sering disebut Medical Center (pusat kesehatan), biasanya melayani seluruh pengobatan
modern. Sebagian besar rumah sakit di Indonesia juga membuka pelayanan kesehatan
tanpa menginap (rawat jalan) bagi masyarakat umum (klinik). Biasanya terdapat
Jenis ini mencakup trauma center, rumah sakit anak, rumah sakit manula, atau rumah
sakit yang melayani kepentingan khusus seperti psychiatric (psychiatric hospital), penyakit
pernapasan, dan lain-lain. Rumah sakit bisa terdiri atas gabungan atau pun hanya satu
bangunan. Kebanyakan mempunyai afiliasi dengan universitas atau pusat riset medis
Rumah sakit penelitian/pendidikan adalah rumah sakit umum yang terkait dengan
universitas/lembaga pendidikan tinggi. Biasanya rumah sakit ini dipakai untuk pelatihan
dokter-dokter muda, uji coba berbagai macam obat baru atau teknik pengobatan baru.
Rumah sakit ini diselenggarakan oleh pihak universitas/perguruan tinggi sebagai salah satu
tersebut. Alasan pendirian bisa karena penyakit yang berkaitan dengan kegiatan lembaga
tersebut (misalnya rumah sakit militer, lapangan udara), bentuk jaminan sosial/pengobatan
gratis bagi karyawan, atau karena letak/lokasi perusahaan yang terpencil/jauh dari
rumah sakit umum. Biasanya rumah sakit lembaga/perusahaan di Indonesia juga menerima
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang unik dan kompleks karena ia merupakan
institusi yang padat karya, mempunyai sifat-sifat dan ciri-ciri serta fungsifungsi yang khusus
dalam proses menghasilkan jasa medik dan mempunyai berbagai kelompok profesi dalam
rumah sakit juga mempunyai fungsi pendidikan dan penelitian (Boekitwetan 1997).
Rumah sakit di Indonesia pada awalnya dibangun oleh dua institusi. Pertama
masyarakat umum terutama yang tidak mampu. Kedua adalah institusi keagamaan yang
membangun rumah sakit nirlaba untuk melayani masyarakat miskin dalam rangka
penyebaran agamanya. Hal yang menarik akhir-akhir ini adalah adanya perubahan
orientasi pemerintah tentang manajemen rumah sakit dimana kini rumah sakit pemerintah
digalakkan untuk mulai berorientasi ekonomis. Untuk itu, lahirlah konsep Rumah Sakit
Swadana dimana investasi dan gaji pegawai ditanggung pemerintah namun biaya
operasional rumah sakit harus ditutupi dari kegiatan pelayanan kesehatannya (Rijadi
1994). Dengan demikian, kinirumah sakit mulai memainkan peran ganda, yaitu tetap
melakukan pelayanan publik sekaligus memperoleh penghasilan (laba?) atas
Dalam konteks tersebut, pemahaman atas budaya pada tingkat organisasi ini
merupakan sarana terbaik bagi penyesuaian diri anggota-anggotanya, bagi orang luar
yang terlibat (misalnya pasien dan keluarganya) dan yang berkepentingan (seperti
investor atau instansi pemerintah terkait) maupun bagi pembentukan dan pengembangan
budaya organisasi itu sendiri dalam mengatasi berbagai masalah yang sedang dan akan
dihadapi. Namun sayangnya penelitian atau kajian khusus tentang persoalan ini belum
banyak diketahui, atau mungkin perhatian terhadap hal ini belum memadai. Mengingat
kondisi demikian, maka tulisan ini bertujuan untuk menggambarkan berbagai aspek dan
pembina teknis, dan masyarakat pengguna jasa kesehatan sebagai konsumen. Peran
masyarakat kini begitu dirasakan sejak RS menjadi institusi yang harus mampu
menghidupi dirinya sendiri tanpa mengandalkan subsidi lagi dari PTPN XI. Pada situasi
seperti ini, karyawan menyadari betul fungsi yang harus dimainkan ketika berhadapan
dengan konsumen, yaitu mereka harus memberikan pelayanan terbaik kepada pasien
sebagai fakta atau tidak (kriteria realitas) dan bagaimana sesuatu itu ditentukan
sebagai benar atau tidak (kriteria kebenaran). Kriteria realitas yang dominant berlaku
di RS X adalah realitas sosial yang berarti bahwa sesuatu itu dapat diterima sebagai
fakta bila sesuai dengan kebiasaan yang telah ada atau opini umum yang
dominan bahwa kebenaran lebih ditentukan oleh rasionalitas. Dengan kata lain, sesuatu
lingkungan RS X dan bila telah ditentukan melalui proses yang dapat diterima dalam
saluran organisasi.
• Ketiga, tentang pandangan karyawan berkenaan dengan hakikat sifat dasar manusia.
Sebagian besar karyawan rupanya berasumsi bahwa manusia atau teman sekerja
mereka itu memiliki sifat yang pada dasarnya baik, yaitu rajin bekerja, sangat
memperhatikan waktu kerja (masuk dan pulang kerja tepat waktu), siap membantu
sifat ini tidak selamanya berlaku konsisten. Akan ada selalu godaan atau kondisi yang
dapat mengubah sifat manusia. Mereka percaya betul bahwa tidak ada sifat yang
kekal, sifat baik dapat saja berubah menjadi buruk, begitu pula sifat buruk bisa
menunjukkan bahwa aktivitas manusia itu harmoni atau selaras dengan aktivitas
organisasi. Tidak hanya aktivitas manusia saja yang mampu menentukan keberhasilan
organisasi. Namun mereka juga menolak bahwa aktivitas organisasi semata yang
memandang bahwa aktivitasnya yang meliputi curahan waktu, tenaga, dan pikiran
harus selaras dengan aktivitas organisasi secara keseluruhan yang berupa kinerja
sumber daya manusia, keuangan, aktiva tetap, infra dan supra struktur organisasi.
• Kelima, berkenaan dengan asumsi hakikat hubungan manusia yang hasilnya
kekeluargaan dipahami sebagai hubungan antar inidividu dalam suatu kelompok kerja
sebagai suatu kerja sama kelompok yang lebih berorientasi pada konsensus dan
tidak hanya menjalankan tugas hanya pada bidang tugas yang tertera secara formal
karena ia harus siap membantu bidang tugas yang lain yang dapat ditanganinya.
Seorang perawat di unit bedah dengan tugas khusus sterilisasi tidak hanya menangani
tugasnya saja. Ia harus siap membantu karyawan lainnya untuk juga menangani
Jawaban:
1) kebudayaan adalah sesuatu yang akan memengaruhi tingkat pengetahuan dan meliputi sistem
ide atau gagasan yang terdapat dalam pikiran manusia, sehingga dalam kehidupan sehari-
➢ Menurut Edward Burnett Tylor, kebudayaan merupakan keseluruhan yang kompleks, yang di
dalamnya terkandung pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, hukum, adat istiadat, dan
➢ Ada beberapa pendapat ahli yang mengemukakan mengenai komponen atau unsur
• alat-alat teknologi
• sistem ekonomi
• Keluarga
• kekuasaan politik
• Sistem norma sosial yang memungkinkan kerja sama antara para anggota masyarakat
Rumah sakit adalah suatu organisasi yang unik dan kompleks karena ia merupakan institusi
yang padat karya, mempunyai sifat-sifat dan ciri-ciri serta fungsifungsi yang khusus dalam
proses menghasilkan jasa medik dan mempunyai berbagai kelompok profesi dalam pelayanan
Rumah sakit di Indonesia pada awalnya dibangun oleh dua institusi. Pertama adalah
pemerintah dengan maksud untuk menyediakan pelayanan kesehatan bagi masyarakat umum
terutama yang tidak mampu. Kedua adalah institusi keagamaan yang membangun rumah sakit
nirlaba untuk melayani masyarakat miskin dalam rangka penyebaran agamanya. Hal yang
menarik akhir-akhir ini adalah adanya perubahan orientasi pemerintah tentang manajemen
rumah sakit dimana kini rumah sakit pemerintah digalakkan untuk mulai berorientasi ekonomis.
Untuk itu, lahirlah konsep Rumah Sakit Swadana dimana investasi dan gaji pegawai ditanggung
pemerintah namun biaya operasional rumah sakit harus ditutupi dari kegiatan pelayanan
kesehatannya (Rijadi 1994). Dengan demikian, kinirumah sakit mulai memainkan peran ganda,
yaitu tetap melakukan pelayanan publik sekaligus memperoleh penghasilan (laba?) atas
Mengingat adanya dinamika internal (perkembangan peran) dan tuntutan eksternal yang
semakin berkembang, rumah sakit dihadapkan pada upaya penyesuaian diri untuk merespons
dinamika eksternal dan integrasi potensi-potensi internal dalam melaksanakan tugas yang
semakin kompleks. Upaya ini harus dilakukan jika organisasi ini hendak mempertahankan
memadai bagi kelangsungan hidup organisasi). Untuk itu, ia tidak dapat mengabaikan sumber
daya manusia yang dimiliki termasuk perhatian atas kepuasan kerjanya. Pengabaian atasnya
dapat berdampak pada kinerja organisasi juga dapat berdampak serius pada kualitas
pelayanan kesehatan.
bahwa organisasi mereka didominasi dan sangat dipengaruhi oleh beberapa pihak
eksternal, yaitu pemilik saham, Departemen Kesehatan sebagai pembina teknis, dan
masyarakat pengguna jasa kesehatan sebagai konsumen. Peran masyarakat kini begitu
dirasakan sejak RS menjadi institusi yang harus mampu menghidupi dirinya sendiri tanpa
mengandalkan subsidi lagi dari PTPN XI. Pada situasi seperti ini, karyawan menyadari betul
fungsi yang harus dimainkan ketika berhadapan dengan konsumen, yaitu mereka harus
memberikan pelayanan terbaik kepada pasien dan keluarganya, serta para pengunjung
lainnya.
• Kedua, tentang pandangan karyawan mengenai bagaimana sesuatu itu dipandang sebagai
fakta atau tidak (kriteria realitas) dan bagaimana sesuatu itu ditentukan sebagai benar atau
tidak (kriteria kebenaran). Kriteria realitas yang dominant berlaku di RS X adalah realitas
sosial yang berarti bahwa sesuatu itu dapat diterima sebagai fakta bila sesuai dengan
kebiasaan yang telah ada atau opini umum yang berkembang di lingkungan RS X. Sementara
itu, karyawan RS X juga berpandangan dominan bahwa kebenaran lebih ditentukan oleh
rasionalitas
• Ketiga, tentang pandangan karyawan berkenaan dengan hakikat sifat dasar manusia.
Sebagian besar karyawan rupanya berasumsi bahwa manusia atau teman sekerja mereka itu
memiliki sifat yang pada dasarnya baik, yaitu rajin bekerja, sangat memperhatikan waktu
kerja (masuk dan pulang kerja tepat waktu), siap membantu pekerjaan rekan-rekan lainnya.
Namun demikian mereka juga berpandangan bahwa sifat ini tidak selamanya berlaku
konsisten. Akan ada selalu godaan atau kondisi yang dapat mengubah sifat manusia. Mereka
percaya betul bahwa tidak ada sifat yang kekal, sifat baik dapat saja berubah menjadi buruk,
• Keempat, mengenai asumsi karyawan tentang hakikat aktivitas manusia yang menunjukkan
bahwa aktivitas manusia itu harmoni atau selaras dengan aktivitas organisasi. Tidak hanya
aktivitas manusia saja yang mampu menentukan keberhasilan organisasi. Pada intinya, mereka
memandang bahwa aktivitasnya yang meliputi curahan waktu, tenaga, dan pikiran harus
selaras dengan aktivitas organisasi secara keseluruhan yang berupa kinerja sumber daya
• Kelima, berkenaan dengan asumsi hakikat hubungan manusia yang hasilnya menunjukkan
perawat di unit bedah dengan tugas khusus sterilisasi tidak hanya menangani tugasnya saja.
Ia harus siap membantu karyawan lainnya untuk juga menangani instrumen dan pulih sadar.
Semua pekerjaan itu dilakukan sebagai suatu kerja sama kolektif dalam mencapai efektivitas
organisasi. Hubungan antar karyawan tidak sebatas hubungan kerja, kerapkali mereka jauh
lebih terikat secara pribadi dan saling mengerti tentang karakteristik pribadi lainnya.
RANGKUMAN PEMEBELAJARAN 6 & 7
Dalam sosiologi terdapat perbedaan pandangan antara desease dan illness. Menurut
Conread dan Kern, disease adalah merupakan gejala fiisiologi yang mempengaruhi tubuh.
Sedangkan illness adalah gejala sosial yang menyertai atau mengelilingi disease. Masyarakat
• Persepsi merupakan salah satu proses psikologis yang Mendasar yang banyak
pengaruhnya pada proses Terbentuknya ingatan (memory), pikiran (thinking) dan Proses
• Sehat adalah bukan hanya sekedar sehat secara Jasmani dan badan saja, akan tetapi
hal ini juga Mencakup akan kesehatan kita secara mental jiwa dan Juga spriritual sosial
kita juga.
• Sakit adalah keadaan yang tidak normal atau tidak Sehat(Asmadi, 2001)
• Pandangan orang tentang kriteria tubuh sehat atau Sakit, tidak selalu bersifat obyektif
• Persepsi masyarakat tentang sehat/sakit Dipengaruhi oleh unsur pengalaman masa lalu &
Unsur sosial-budaya.
C. Respon sakit
a. Setiap inidividu memiliki respon sakit Yang berbeda-beda meskipun Menerima
b. Respon yang bervariasi terhadap stimulis Sakit yang identik bukan disebabkan oleh
Perbedaan persepsi rasa sakit tetapi Disebabkan oleh variasi reaksi rasa sakit.
c. Respon individu terhadap gejala sakit (Schuman) terdiri atas beberapa tahap yaitu ;
Tahap pengenalan gejala, tahap asumsi Peranan sakit, tahap kontak dengan
rehabilitasi.
D. Etiologi Sakit
- Host (manusia)
E. Faktor Agent
• Unsur Biologis :
• Unsur Nutrisi :
• Unsur Kimiawi :
Bahan dari Luar tubuh Maupun Dari dalam Tubuh Sendiri (karbon Monoksid, Obat-
• Unsur fisika :
panas, Benturan
(rokok, Alcohol)
• Unsur Fisioloigis
F. Faktor Environment(Ekstrinsik)
2. Lingkungan Fisik
➢ Komponen :
1. Umur: usia lanjut lebih rentang unutk terkena penyakit karsinoma, jantung dan lain-Lain
2. Jenis kelamin (seks) :penyakit kelenjar gondok, kolesistitis, diabetes melitus Cenderung
terjadi pada wanita serta kanker serviks yang hanya terjadi pada Wanita atau penyakit
kanker prostat yang hanya terjadi pada laki-laki atau yang Cenderung terjadi pada laki-
3. Ras, suku (etnik0 : pada ras kulit putih dengan ras kulit hitam yang berbeda dalam Hal
4. Genetik (hubungan keluarga: penyakit yang menurun seperti hemofilia, buta Warna, sickle
cell anemia.
a. Didiamkan saja (no action), Artinya sakit Tersebut Diabaikan dan Tetap Mengambil
Tindakan dengan Melakukan Pengobatan Sendiri (self Treatment atau Self medication).
Kesehatan
Soal Evaluasi Modul 6&7
Jawaban:
Persepsi masyarakat tentang kejadian penyakit berbeda antara daerah yang satu dengan
lainnya, karena tergantung dari kebudayaan yang ada di masyarakat tersebut. Hal ini dapat
turun dari satu generasi kegenerasi berikutnya. Contoh persepsi masyarakat tentang penyakit
Malaria. Masyarakat Papua; makanan pokoknya adalah sagu yang tumbuh di daerah rawa-
rawa dan tidak jauh dari situ ada hutam lebat. Penduduk desa tersebut beranggapan bahwa
hutan itu milik penguasa gaib yang dapat menghukum setiap orang yang melanggar ketentuan.
Pelanggaran dapat berupa menebang, membabat hutan untuk tanah pertanian dan lain-lain
akan diganjar hukuman berupa penyakit dengan gejala demam tinggi, menggigil dan muntah.
Penyakit tersebut dapat sembuuh dengan cara meminta ampun kepada penguasa hutan,
kemudian memetik daun daripohon tertentu yang dapat dibuat ramuan untuk diminum dan
Persepsi masyarakat tentang kejadian penyakit berbeda antara daerah yang satu dengan
lainnya, karena tergantung dari kebudayaan yang ada di masyarakat tersebut. Hal ini dapat
turun dari satu generasi kegenerasi berikutnya. Contoh persepsi masyarakat tentang penyakit
Malaria. Masyarakat Papua; makanan pokoknya adalah sagu yang tumbuh di daerah rawa-
rawa dan tidak jauh dari situ ada hutam lebat. Penduduk desa tersebut beranggapan bahwa
hutan itu milik penguasa gaib yang dapat menghukum setiap orang yang melanggar ketentuan
dimana gejala-gejala ditanggapi, dievaluasi dan diperankan oleh seorang individu yang
mengalami sakit, kurang nyaman, atau tanda-tanda lain dari fungsi tubuh yang kurang baik.
Tingkah laku sakit dapat terjadi tanpa peranan sakit dan peranan pasien. Seorang dewasa
yang bangun tidur dengan leher sakit menjalankan peranan sakit, maka ia harus memutuskan
apakah ia akan minum aspirin dan mengharapkan kesembuhan atau memanggil dokter.
4) Saat Seseorang Mengalami Nyeri, banyak faktor yang dapat mempengaruhi nyeri yang
dirasakan dan cara mereka bereaksi terhadapnya. Faktor-faktor ini dapat meningkatkan atau
menurunkan persepsi nyeri pasien, toleransi terhadap nyeri dan mempengaruhi reaksi terhadap
nyeri (Le Mone & Burke). Reaksi fisik seseorang terhadap nyeri meliputi perubahan neurologis
yang spesifik dan sering dapat diperkirakan. Kenyataannya, setiap orang mempunyai jaras
nyeri yang sama, atau dengan kata lain setiap orang menerima stimulus nyeri pada intensitas
yang sama. Reaksi pasien terhadap nyeri dibentuk oleh berbagai factor yang saling
berinteraksi mencakup umur, sosial budaya, status emosional, pengalaman nyeri masa lalu,
sumber dan anti dari nyeri dan dasar pengetahuan pasien. Ketika sesuatu menjelaskan
seseorang sangat sensitif terhadap nyeri, sesuatu ini merujuk kepada toleransi nyeri seseorang
Globalisasi menyebabkan masyarakat hidup dalam suasana multikultural yang disebabkan karena
migrasi antar daerah dan negara menjadi lebih mudah. Keperawatan transkultural menjadi
komponen utama dalam kesehatan dan menjadi konstituen penting dari perawatan, yang
mengharapkan para perawat kompeten secara budaya dalam praktek sehari-hari. Perawat yang
kompeten dalam budaya memiliki pengetahuan tentang budaya lain dan terampil dalam
mengidentifikasi pola-pola budaya tertentu sehingga dirumuskan rencana perawatan yang akan
membantu memenuhi tujuan yang telah ditetapkan untuk kesehatan pasien (Gustafson, 2005).
Kebudayaan merupakan fenomena yang universal, yang memiliki gambaran yang khas tiap
kelompok tertentu, mencakup pengetahuan, kepercayaan, adat dan ketrampilan yang dimiliki
Keperawatan transkultural adalah area keilmuan budaya pada proses belajar dan praktek
keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan
menghargai asuhan,sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia,keprcayaan dan
a. Budaya adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang di pelajari dan
b. Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih di inginkan atau sesuatu
tindakan yang di pertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan dan
keputusan.
c. Perbedaan budaya dalam asuhan keperawatan merupakan bentuk yang optimal mengacu
asuhan budaya yang menghargai nilai individu kepercayaan dan tindakan termasuk
kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang dating dan individu yang mungkin akan
3) Diversity dalam masyarakat Keragaman suku, agama, budaya, bahasa di Indonesia menjadi
sesuatu hal yang tidak dimiliki oleh Negara lain, karena itu keragaman ini dapat dijadikan
sebagai sesuatu yang positif dalam mendukung pembangunan nasional disegala bidang.
Walaupun menurut beberapa ahli bahwa keragaman itu dapat memberikan pengaruh positif,
namun ada juga yang melihat bawha keragaman tersebut ada pengaruh negative.
a. Integrasi Instrumental, yaitu integrasi yang tampak secara visual (tampak) dari adanya
b. Integrasi Ideologis, yaitu integrasi yang terbentuk karena adanya ikatan spiritual
(Odeologis) yang kuat dan mendasar melalui proses alamiah tanpa adanya suatu
1) adanya persamaan nilai-nilai yang mendasar yang terbentuk atas kehendak sendiri.
a. Aspek Fisik, dilihat dari aspek fisik atau wadahnya, integrasi social bisa berbentuk
b. Aspek Psikis, ditandai dengan adanya kesadaran diri dari setiap orang yang
menyatukan diri dalam suatu wadah tertentu sehingga mereka menjadi bagian yang
utuh, merasa memiliki, dan mempunyai tanggung jawab dalam kehidupan bersama.
c. Aspek Hubungan Sosial, integrasi social bukan hanya ditandai dari intensitas (khusus)
dalam berkomunikasi tetapi intensitas dalam bekerja sama dan bergotong royong
d. Aspek Proses, integrasi social tidak dapat terjadi seketika tetapi melalui proses
a. Tahap Akomodasi, yakni cara penyesuaian untuk mengatasi konflik. Tujuan akomodasi
yakni
b. Tahap Kerjasama, yakni usaha dari dua orang atau lebih atau kelompok dengan
disebabkan oleh:
2) Adanya kewajiban situasional (mempunyai hak dan kewajiban yang sama di antara
anggota)
3) Adanya motif-motif untuk menolong orang lain.
mensejahterakan anggotanya.
kepentingan keuntungan.
1) Kerukunan
tersebut.
3) Kooptasi (Cooptation), yakni kerjasama dalam bentuk mau menerima pendapat dan
b. Besar kecilnya kelompok, yakni semakin kecil suatu kelompok akan semakin mudah untuk
mencapai integrasi.
c. Perpindahan fisik, baik yang datang maupun yang keluar dari suatu kelompok akan
d. Efektivitas dan efisiensi komunikasi, adanya komunikasi yang efektif dan efisien dalam
a. Faktor internal, yakni factor pendorong yang berasal dalam kelompok. Faktornya:
1). Kesadaran diri sebagai makhluk social yaitu makhluk yang selalu hidup bersama
b. Faktor Eksternal, yakni factor pendorong yang berasal dari luar kelompok. Faktornya:
2) Persamaan kebudayaan
3) Terbukanya kesempatan
9) Faktor Pendukung Integrasi antar Kelompok Sosial, untuk bangsa Indonesia factor
pendukungnya yakni:
c. Ideologi Pancasila
5. Jelaskan Pengembangan Sikap Kritis, Sikap Toleransi, dan Empati Sosial dalam Kehidupan
Masyarakat Multikultural
Jawaban:
karena migrasi antar daerah dan negara menjadi lebih mudah. Keperawatan transkultural
menjadi komponen utama dalam kesehatan dan menjadi konstituen penting dari perawatan,
yang mengharapkan para perawat kompeten secara budaya dalam praktek sehari-hari.
Perawat yang kompeten dalam budaya memiliki pengetahuan tentang budaya lain dan
perawatan yang akan membantu memenuhi tujuan yang telah ditetapkan untuk kesehatan
menjadi sesuatu hal yang tidak dimiliki oleh Negara lain, karena itu keragaman ini dapat
dijadikan sebagai sesuatu yang positif dalam mendukung pembangunan nasional disegala
bidang. Walaupun menurut beberapa ahli bahwa keragaman itu dapat memberikan pengaruh
positif, namun ada juga yang melihat bawha keragaman tersebut ada pengaruh negative.
Ika
2) Bidang Ekonomi Dapat menjadi asset nasional yang mendatangkan devisa Negara yang
3) Bidang Sosial Dapat menjadi sarana untuk memajukan pergaulan antar kelompok sosialis
6) Bidang Inovasi Dapat menjadi sumber motivasi dan inspirasi bagi masing-masing daerah
b. Pengaruh Negatif
1) Konflik Bersifat Ideologis, tipe konflik social yang berlatar belakang pembagian system
nilai yang dianut dan dijadikan ideology dari berbagai kesatuan social.
2) Konflik Bersifat Politis, tipe konflik social yang berlatar belakang pembagian status
1) Pengertian Intergrasi Sosial, menurut Abdul Syabu, integrasi social adalah menghubungkan
individu dengan individu yang lainnya sehingga terbentuk menjadi masyarakat; Menurut
Festiger, integrasi social terjadi apabila keseluruhan anggota dalam suatu kelompok
berkemauan untuk tetap dalam kelompoknya, seolah-olah satu sama lain saling terkait;
konflik dan penyimpangan dalam suatu system social, membuat suatu keseluruhan dari
unsure-unsur tertentu.
2) Teori integritas Sosial, Teori Konflik (Menurut Karl Mark) yakni setiap masyarakat selalu
berada dalam ketegangan dan konflik, oleh karena itu agar terjadi integrasi maka perlu
dilakukan tekanan oleh pihak satu kepada pihak yang lainnya; Teori Fungsional (Menurut
Kingley Davis dan Wilbert More) yakni setiap masyarakat selalu stabil dan relative
terintegrasi oleh karena itu agar tetap terintegrasi maka diperlukan adanya consensus
antar anggota-anggotanya.
kelompok atau antara kelompok yang satu dengan kelompok yang lain dalam suatu
masyarakat atas dasar fungsi aktivitas individu atau kelompok yang saling melengkapi
atau antara kelompok yang satu dengan yang lain dalam suatu masyarakat atas
1) Integrasi Internal, yakni proses integrasi dengan cara menyatukan anggota-anggota dalam
satu kelompok.
2) Integrasi Eksternal, yaitu proses integrasi dengan cara menyatukan berbagai macam
kelompok ke dalan suatu kelompok yang lebih besar atau suatu masyarakat. Misalnya:
3) Integrasi Vertikal, yaitu proses integrasi dengan cara melakukan pengendalian tunggal
perbedaan.
4) Integrasi Horizontal, yaitu proses integrasi dengan cara melakukan pengendalian tunggal
terhadap beraneka ragam individu atau kelompok yang memiliki persamaan- persamaan.
c. Integrasi Instrumental, yaitu integrasi yang tampak secara visual (tampak) dari adanya
d. Integrasi Ideologis, yaitu integrasi yang terbentuk karena adanya ikatan spiritual
(Odeologis) yang kuat dan mendasar melalui proses alamiah tanpa adanya suatu ikatan
1) adanya persamaan nilai-nilai yang mendasar yang terbentuk atas kehendak sendiri.
e. Aspek Fisik, dilihat dari aspek fisik atau wadahnya, integrasi social bisa berbentuk
f. Aspek Psikis, ditandai dengan adanya kesadaran diri dari setiap orang yang menyatukan
diri dalam suatu wadah tertentu sehingga mereka menjadi bagian yang utuh, merasa
dalam berkomunikasi tetapi intensitas dalam bekerja sama dan bergotong royong untuk
h. Aspek Proses, integrasi social tidak dapat terjadi seketika tetapi melalui proses panjang
5) Pengembangan Sikap Kritis, Sikap Toleransi, dan Empati Sosial dalam Kehidupan
a. Sikap Kritis, yakni perbuatan yang didasarkan pada pendirian (pendapat atau
keyakinan). Bersifat selalu berusaha menemukan kesalahan atau kekeliruan atau tajam
dalam penganalisaan.
c. Sikap Empati, yakni keadaan mental yang membuat seseorang merasa atau
Dr. Madeline Leininger, seorang perawat yang ahli antropologi, mempunyai andil besar dalam
studi yang erat kaitannya. Ia adalah pelopor keperawatan transkultural dan seorang pemimpin
dalam mengembangkan keperawatan transkultural serta teori asuhan keperawatan yang berfokus
pada manusia.
Leininger juga adalah seorang perawat professional pertama yang meraih pendidikan doctor
dalam ilmu antropologi social dan budaya. Madeline Leininger lahir di Sutton, Nebraska, dan
memulai karir keperawatannya setelah tamat dari program diploma di “St. Anthony’s School of
Nursing” di Denver. Pada tahun 1950 ia meraih gelar sarjana dalam ilmu biologi dari “Benedictine
College, Atchison Kansas” dengan peminatan pada studi filosofi dan humanistik.
Setelah menyelesaikan pendidikan tersebut ia bekerja sebagai instruktur, staf perawatan dan
kepela perawatan pada unit medikal bedah sererta membuka sebuah unit perawatan psikiatri
yang baru dimana ia menjadi seorang direktur pelayanan keperawatan pada St. Joseph’s Hospital
Leininger bersama C. Hofling pada tahun 1960 menulis sebuah buku yang diberi judul ” Basic
Psiciatric Nursing Consept” yang dipublikasikan ke dalam sebelas bahasa dan digunakan secara
luas di seluruh dunia. Selama bekerja pada unit perawatan anak di Cincinnati, Leininger
menemukan bahwa banyak staff yang kurang memahami mengenai faktor-faktor budaya yang
mempengaruhi perilaku anak-anak. Dimana diantara anak-anak ini memiliki latar belakang
strategi lainnya sepertinya tidak menyentuh anak-anak yang memiliki perbedaan latar belakang
budaya dan kebutuhan. Leininger melihat bahwa para perawat lain juga tidak menampilkan suatu
asuhan yang benar-benar adequat dalam menolong anak tersebut, dan ia dihadapkan pada
berbagai pertanyaan mengenai perbedaan budaya diantara anak-anak tersebut dan hasil terapi
yang didapatkan. Ia juga menemukan hanya sedikit staff yang memiliki perhatian dan
Dari studinya yang dalam dan pengalaman pertama dengan masyarakat Gadsup,ia terus
mengembangkan teori perawatan kulturalnya dan metode ethno nursing. Teori dan penelitiannya
telah membantu mahasiswa keperawatan untuk memahami perbedaan budaya dalam perawatan,
Tahun 1950-an sampai 1960-an, Leininger mengidentifikasi beberapa area umum dari
pengetahuan dan penelitian antara perawatan dan anthropologi: formulasi. Konsep keperawatan
transkultural, praktek dan prinsip teori. Bukunya yang berjudul Nursing and anthropology : Two
Words to Blend ; yang merupakan buku pertama dalam keperawatan transkultural, menjadi dasar
perawatan kesehatan. Buku yang berikutnya, ”Transcultural Nursing : Concepts, theories, research,
and practise (1978 )” , mengidentifikasi konsep mayor, ide-ide teoritis, praktek dalam
keperawatan transkultural, bukti ini merupakan publikasi definitif pertama dalam praktek
dan anthropologi bersifat saling melengkapi satu sama lain, menkipun berbeda. Teori dan
kerangka konsepnya mengenai Cultural care diversity and universalitydijelaskan dalam buku ini.
dan praktek keperawatan yang fokus memandang perbedaan dan kesamaan diantara
budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit didasarkan pada nilai budaya manusia,
kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk memberikan asuhan keperawatan
a. Asumsi dasar
Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring adalah esensi dari
dukungan kepada individu secara utuh. Perilaku Caring semestinya diberikan kepada
manusia sejak lahir, dalam perkembangan dan pertumbuhan, masa pertahanan sampai
Budaya (Kultur) adalah norma atau aturan tindakan dari anggota kelompok yang
dipelajari, dan dibagi serta memberi petunjuk dalam berfikir, bertindak dan mengambil
keputusan.
Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan atau
sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu dan melandasi tindakan
dan keputusan.
bentuk yang optimal dari pemberian asuhan keperawatan, mengacu pada kemungkinan
variasi pendekatan keperawatan yang dibutuhkan untuk memberikan asuhan budaya yang
terhadap lingkungan dari individu yang datang dan individu yang mungkin kembali lagi
(Leininger, 1985).
Cultural care universality (Kesatuan perawatan kultural) mengacu kepada suatu
pengertian umum yang memiliki kesamaan ataupun pemahaman yang paling dominan,
memperoleh suatu cara yang memungkinkan untuk menolong orang lain (Terminlogy
universality) tidak digunakan pada suatu cara yang absolut atau suatu temuan statistik
yang signifikan.
yang sesuai dengan latar belakang budaya terhadap empat konsep Sentral keperawatan
• Manusia
Manusia adalah individu, keluarga atau kelompok yang memiliki nilai-nilai dan
norma-norma yang diyakini dan berguna untuk menetapkan pilihan dan melakukan pilihan.
pada setiap saat dimanapun dia berada (Geiger and Davidhizar, 1995).
• Sehat
kehidupannya, terletak pada rentang sehat sakit. Kesehatan merupakan suatu keyakinan,
nilai, pola kegiatan dalam konteks budaya yang digunakan untuk menjaga dan
Klien dan perawat mempunyai tujuan yang sama yaitu ingin mempertahankan keadaan
sehat dalam rentang sehat-sakit yang adaptif (Andrew and Boyle, 1995).
• Lingkungan
Lingkungan didefinisikan sebagai keseluruhan fenomena yang mempengaruhi
totalitas kehidupan dimana klien dengan budayanya saling berinteraksi. Terdapat tiga
bentuk lingkungan yaitu : fisik, sosial dan simbolik. Lingkungan fisik adalah lingkungan alam
atau diciptakan oleh manusia seperti daerah katulistiwa, pegunungan, pemukiman padat
dan iklim seperti rumah di daerah Eskimo yang hampir tertutup rapat karena tidak pernah
ada matahari sepanjang tahun. bersatu seperti musik, seni, riwayat hidup, bahasa dan
• Keperawatan
Asuhan keperawatan adalah suatu proses atau rangkaian kegiatan pada praktik
keperawatan yang diberikan kepada klien sesuai dengan latar belakang budayanya.
nilai-nilai yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan atau
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu
Perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang lebih
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status
kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya merokok
menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang lebih
Jawaban:
1) Sejarah Teori ‘Cultur Care’ Dr. Madeline Leininger, seorang perawat yang ahli antropologi,
mempunyai andil besar dalam meningkatkan riset dalam perawatan trans-kultural dan dalam
teori asuhan keperawatan yang berfokus pada manusia. Leininger juga adalah seorang
perawat professional pertama yang meraih pendidikan doctor dalam ilmu antropologi social
dan budaya.
Tahun 1950-an sampai 1960-an, Leininger mengidentifikasi beberapa area umum dari
keperawatan transkultural, praktek dan prinsip teori. Bukunya yang berjudul Nursing and
anthropology : Two Words to Blend ; yang merupakan buku pertama dalam keperawatan
Nursing : Concepts, theories, research, and practise (1978 )” , mengidentifikasi konsep mayor,
ide-ide teoritis, praktek dalam keperawatan transkultural, bukti ini merupakan publikasi
definitif pertama dalam praktek perawatan treanskultural. Dalam tulisannya, dia menunjukkan
bahwa perawatan treanskultural dan anthropologi bersifat saling melengkapi satu sama lain,
menkipun berbeda. Teori dan kerangka konsepnya mengenai Cultural care diversity and
asuhan budaya yang menghargai nilai budaya individu, kepercayaan dan tindakan termasuk
kepekaan terhadap lingkungan dari individu yang datang dan individu yang mungkin kembali
3) Asumsi dasar
Asumsi mendasar dari teori adalah perilaku Caring. Caring adalah esensi dari
Tindakan Caring dikatakan sebagai tindakan yang dilakukan dalam memberikan dukungan
kepada individu secara utuh. Perilaku Caring semestinya diberikan kepada manusia sejak lahir,
dalam perkembangan dan pertumbuhan, masa pertahanan sampai dikala manusia itu
meninggal. Human caring secara umum dikatakan sebagai segala sesuatu yang berkaitan
dengan dukungan dan bimbingan pada manusia yang utuh. Human caring merupakan fenomena
yang universal dimana ekspresi, struktur dan polanya bervariasi diantara kultur satu tempat
Pengkajian Budaya
Peran perawat dalam transkultural nursing yaitu menjembatani antara sistem Perawatan
Keperawatan yaitu:
yang relevan yang telah dimiliki klien sehingga klien dapat meningkatkan Atau
Intervensi dan implementasi keperawatan pada tahap ini dilakukan untuk membantu
Klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih menguntungkan kesehatan. Perawat
membantu klien agar dapat memilih dan menentukan budaya lain yang Lebih mendukung
peningkatan kesehatan, misalnya klien sedang hamil mempunyai Pantang makan yang berbau
amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber protein Hewani yang lain.
Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila budaya yang dimiliki merugikan status
Kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya hidup klien yang biasanya Merokok
menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih biasanya yang Lebih menguntungkan
Keperawatan dalam konteks budaya digambarkan dalam bentuk matahari terbit (Sunrise
Model). Geisser (1991) menyatakan bahwa proses keperawatan ini digunakan oleh Perawat
sebagai landasan berpikir dan memberikan solusi terhadap masalah klien (Andrew and Boyle,
mengumpulkan data untuk mengidentifikasi masalah Kesehatan klien sesuai dengan latar
• Pengkajian dirancang berdasarkan tujuh komponen yang ada pada”Sunrise Model” Yaitu:
Persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah Kesehatan, alasan
mencari bantuan kesehatan, alasan klien memilih pengobatan Alternative dan persepsi klien
kesehatan ini.
Agama adalah suatu symbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis
Bagi para pemeluknya. Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk Mendapatkan
kebenaran diatas segalanya, bahkan diatas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang
harus dikaji oleh perawat adalah: agama yang dianut, status Pernikahan, cara pandang
klien terhadap penyebab penyakit, cara pengobatan dan Kebiasaan agama yang
Panggilan, umur dan tempat tanggal lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, Pengambilan
d. Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways )
Nilai-nilai budaya adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut Budaya
yang di anggap baik atau buruk. Norma –norma budaya adalah suatu Kaidah yang
mempunyai sifat penerapan terbatas pada penganut budaya terkait.Yang perlu di kaji
pada factor ini adalah posisi dan jabatan yang dipegang oleh Kepala keluarga, bahasa
yang digunakan, kebiasaan makan, makanan yang Dipantang dalam kondisi sakit, perseosi
e. Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors )
Kebijakan dan peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang
Mempengaruhi kegiatan individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya (Andrew and
Boyle, 1995 ). Yang perlu dikaji pada tahap ini adalah: peraturan Dan kebijakan yang
berkaitan dengan jam berkunjung, jumlah anggota keluarga Yang boleh menunggu, cara
Dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh. Faktor ekonomi yang Harus dikaji
oleh perawat diantaranya: pekerjaan klien, sumber biaya pengobatan, Tabungan yang
dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya asuransi, Penggantian biaya dari
Latar belakang pendidikan klien adalah pengalaman klien dalam menempuh jalur Formal
tertinggi saat ini. Semakin tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien Biasanya didukung
oleh bukti-bukti ilmiah yang rasional dan individu tersebut Dapat belajar beradaptasi
terhadap budaya yang sesuai dengan kondisi Kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada
tahap ini adalah: tingkat pendidikan Klien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk
belajar secara aktif mandiri Tentang pengalaman sedikitnya sehingga tidak terulang
kembali.
• Jangan membuat streotif bisa menjadi konflik misalnya: orang Padang Pelit,orang Jawa
halus.
Jawaban:
Sunrise Model dari teori Leininger, Matahari terbit sebagai lambang/ symbol perawatan.
Suatu kekuatan untuk memulai pada puncak dari model ini dengan pandangan dunia dan
keistimewaan struktur sosial untuk mempertimbangkan arah yang membuka pikiran yang mana
ini dapat mempengaruhi kesehatan dan perawatan atau menjadi dasar untuk menyelidiki
berfokus pada keperawatan profesional dan sistem perawatan kesehatan secara umum. Anak
panah berarti mempengaruhi tetapi tidak menjadi penyebab atau garis hubungan. Garis
putus-putus pada model ini mengindikasikan sistem terbuka. Model ini menggambarkan bahwa
tubuh manusia tidak terpisahkan/ tidak dapat dipisahkan dari budaya mereka.
2) Pengkajian dirancang berdasarkan 7 komponen yang ada pada "Sunrise Model" yaitu :
Perawat perlu mengkaji : persepsi sehat sakit, kebiasaan berobat atau mengatasi masalah
kesehatan, alasan mencari bantuan kesehatan, alasan klien memilih pengobatan alternatif
dan persepsi klien tentang penggunaan dan pemanfaatan teknologi untuk mengatasi
• Faktor agama dan falsafah hidup (religious and philosophical factors) Agama adalah
suatu simbol yang mengakibatkan pandangan yang amat realistis bagi para pemeluknya.
Agama memberikan motivasi yang sangat kuat untuk menempatkan kebenaran di atas
segalanya, bahkan di atas kehidupannya sendiri. Faktor agama yang harus dikaji oleh
perawat adalah : agama yang dianut, status pernikahan, cara pandang klien terhadap
penyebab penyakit, cara pengobatan dan kebiasaan agama yang berdampak positif
terhadap kesehatan.
• Faktor sosial dan keterikatan keluarga (kinship and social factors) Perawat pada tahap
ini harus mengkaji faktor-faktor : nama lengkap, nama panggilan, umur dan tempat tanggal
lahir, jenis kelamin, status, tipe keluarga, pengambilan keputusan dalam keluarga, dan
• Nilai-nilai budaya dan gaya hidup (cultural value and life ways) Nilai-nilai budaya
adalah sesuatu yang dirumuskan dan ditetapkan oleh penganut budaya yang dianggap
baik atau buruk. Norma-norma budaya adalah suatu kaidah yang mempunyai sifat
penerapan terbatas pada penganut budaya terkait. Yang perlu dikaji pada faktor ini
adalah : posisi dan jabatan yang dipegang oleh kepala keluarga, bahasa yang
digunakan, kebiasaan makan, makanan yang dipantang dalam kondisi sakit, persepsi sakit
• Faktor kebijakan dan peraturan yang berlaku (political and legal factors) Kebijakan dan
peraturan rumah sakit yang berlaku adalah segala sesuatu yang mempengaruhi kegiatan
individu dalam asuhan keperawatan lintas budaya (Andrew and Boyle, 1995). Yang perlu
dikaji pada tahap ini adalah : peraturan dan kebijakan yang berkaitan dengan jam
berkunjung, jumlah anggota keluarga yang boleh menunggu, cara pembayaran untuk klien
yang dirawat.
• Faktor ekonomi (economical factors) Klien yang dirawat di rumah sakit memanfaatkan
sumber-sumber material yang dimiliki untuk membiayai sakitnya agar segera sembuh.
Faktor ekonomi yang harus dikaji oleh perawat diantaranya : pekerjaan klien, sumber
biaya pengobatan, tabungan yang dimiliki oleh keluarga, biaya dari sumber lain misalnya
asuransi, penggantian biaya dari kantor atau patungan antar anggota keluarga.
pengalaman klien dalam menempuh jalur pendidikan formal tertinggi saat ini. Semakin
tinggi pendidikan klien maka keyakinan klien biasanya didukung oleh buktibukti ilmiah
yang rasional dan individu tersebut dapat belajar beradaptasi terhadap budaya yang
sesuai dengan kondisi kesehatannya. Hal yang perlu dikaji pada tahap ini adalah : tingkat
pendidikan klien, jenis pendidikan serta kemampuannya untuk belajar secara aktif mandiri
keperawatan diberikan sesuai dengan nilai-nilai yang relavan, misalnya budaya berolah raga
setiap pagi.
tahap ini dilakukan untuk membantu klien beradaptasi terhadap budaya tertentu yang lebih
menguntungkan keschatan. Perawat membantu klien agar dapat memilih dan menentukan
budaya lain yang lebih mendukung peningkatan keschatan, misalnya klien sedang hamil
mempunyai pantang makan yang berbau amis, maka ikan dapat diganti dengan sumber
protein hewani atau nabati lain yang nilai gizinya setara dengan ikan.
• Strategi III, Mengubah/mengganti buduya klien Restrukturisasi budaya klien dilakukan bila
budaya yang dimiliki merugikan status kesehatan. Perawat berupaya merestrukturisasi gaya
hidup klien yang biasanya merokok menjadi tidak merokok. Pola rencana hidup yang dipilih
biasanya yang lebih menguntungkan dan sesuai dengan keyakinan yang dianut.
RANGKUMAN PEMBELAJARAN 14
A. Pengertian Transkultural
Bila ditinjau dari makna kata , transkultural berasal dari kata trans dan culture, Trans
berarti perpindahan perpindahan , jalan lintas atau penghubung.Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia; trans berarti lintas, melintas , menembus , melalui. Kebudayaan berarti budaya.
b. Kepercayaan, nilai – nilai dan pola perilaku yang umum berlaku bagi suatu kelompok dan
pada generasi berikutnya, sedangkan budaya berarti: sesuatu yang berkaitan dengan
budaya. Budaya itu sendiri berarti: akal budi, hasil dan adat istiadat. Dan kebudayaan berarti
a. Hasil kegiatan dan penciptaan batin (akal budi) manusia seperti kepercayaan, kesenian dan
adat istiadat.
b.Keseluruhan pengetahuan manusia sebagai makhluk sosial yang digunakan untuk menjadi
• Lintas budaya yang mempunyai efek bahwa budaya yang satu mempengaruhi budaya
lain
• Pertemuan kedua nilai – nilai budaya yang berbeda melalui proses interaksi sosial
• Keperawatan Transkultural merupakan suatu bidang kajian ilmiah yang berkaitan dengan
perbedaan maupun kesamaan nilai-nilai budaya (nilai budaya yang berbeda, yang
mempengaruhi pada seorang perawat saat melakukan asuhan kepada klien / pasien).
Menurut Leininger (1991). B. Konsep Transkultural Kazier Barabara (1983) dalam bukunya
yang berjudul Fundamentals of Nursing Concept and Procedures mengatakan bahwa konsep
pemeliharaan adalah perawatan yang merupakan konfigurasi dari ilmu kesehatan dan seni
merawat yang meliputi ilmu humanistik, philosopi perawatan, praktik klinis, komunikasi dan ilmu
sosial. . Konsep ini ingin memberikan penegasan bahwa sifat seorang manusia yang menjadi
Oleh karena itu, tindakan perawatan harus didasarkan pada tindakan yang komperhensif
sekaligus holistik. Budaya merupakan salah satu wujud nyata atau interaksi yang nyata
sebagai manusia yang bersifat sosial. Budaya yang berupa norma, adat istiadat menjadi
acuan perilaku manusia dalam kehidupan dengan yang lain. Pola kehidupan yang berlangsung
lama dalam suatu tempat, selalu diulangi, membuat manusia terikat dalam proses yang
dijalaninya. Keberlangsungan terus – menerus dan lama merupakan proses internalisasi dari
suatu nilai – nilai yang mempengaruhi pembentukan karakter, pola pikir, pola interaksi perilaku
yang kesemuanya itu akan memiliki pengaruh pada pendekatan intervensi intervensi
Budaya memiliki pengaruh luas terhadap kehidupan individu. Oleh sebab itu,
penting bagi perawat mengenal latar belakang budaya orang yang dirawat (Pasien).
Misalnya kebiasaan hidup sehari – hari, seperti tidur, makan, kebersihan diri, pekerjaan,
kekeluargaaan, peran masing – masing orang menurut umur. Kultur juga terbagi dalam sub
– kultur. Subkultur adalah kelompok pada suatu kultur yang tidak keseluruhan mengaanut
pandangan keompok kultur yang lebih atau anggota makna yang berbeda. Kebiasaan
hidup juga saling berkaitan dengan kebiasaan budaya. Nilai – nilai budaya Timur,
menyebabkan sulitnya wanita yang hamil mendapat pelayanan dari dokter pria.
sebelum melahirkan dari dokter wanita dan bidan. Hal ini menunjukkan bahwa budaya
Timur masih kental dengan hal – hal yang dianggap tabu. Dalam tahun – tahun terakhir ini,
Transkultural merupakan bidang yang relatif baru; ia berfokus pada studi perbandingan
nilai dan budaya tentang kesehatan dan hubungannya dengan perawatannya. Leininger
ilmiah yang berkaitan dengan perbedaan maupun kesamaan nilai budaya (nilai budaya
yang berbeda ras, yang mempengaruhi seseorang perawat saat melakukan asuhan
kepada pasien. Perawatan transkultural adalah hal yang berkaitan dengan budaya yang
berfungsi untuk meningkatkan pemahaman atas tingkah laku manusia dalam kaitan dengan
masa lampau maupun zaman sekarang akan terkumpul persamaan – persamaan. Lininger
adalah pranata sosial yang harus dipelajari dengan cara yang sama seperti mempelajari
pranata sosial umumnya dan bahwa praktik pengobatan asli adalah rasional dari sudut
Beberapa hal yang berhubungan dengan kesehatan (sehat – sakit) menurut budaya
– budaya yang ada di Indonesia diantaranya adalah: 1. Budaya Jawa Menurut orang
Jawa, “sehat adalah keadaan yang seimbang dunia fisik dan batin. Bahkan, semua itu
berakar pada batin. Jika “batin karep ragu nututi”, artinya batin berkehendak, raga /
badan akan mengikuti. Sehat dalam konteks raga berarti “waras”. Jika seseorang mampu
menjalankan peranan sosialnya sehari – hari, misalnya bekerja di ladang , sawah , selalu
gairah bekerja , gairah hidup , kondisii inilah yang dikatakan sehat . Dan ukuran sehat
untuk anak – anak adalah apabila kemauannya untuk makan tetap banyak dan selalu
bersemangat. Untuk menentukan sebab – sebab suatu penyakit ada dua konsep , yaitu
( makhluk gaib , dewa ), makhluk yang bukan manusia ( hantu , roh leluhur , roh jahat ) dan
manusia ( tukang sihir , tukang tenung ) . Penyakit ini disebut “ ora lumrah “ atau “ ora
pengetahuan secara gaib atau supernatural , misalnya melakukan upacara dan sesaji.
Dilihat dari segi personalistik jenis penyakit ini terdiri dari kesiku , kebendhu , kewalat ,
kebulisan , keluban , keguna – guna , atau digawe wong , kampiran bangsa lelembut dan
lain sebagainya .
➢ Pengertian dukun bagi masyarakat Jawa adalah yang pandai atau ahli dalam mengobati
penyakit melalui “Japa Mantera” , yaitu doa yang diberikan oleh dukun kepada pasien.
Ada beberapa kategori dukun pada masyarakat Jawa yang memiliki nama dan fungsi
masing-masing :
• Dukun pijat / tulang (sangkal putung) : Khusus pegangan orang yang sakit terkilir ,
• Dukun klenik : khusus menangani orang yang terkena guna – guna atau “ digawa uwong
“..
• Dukun mantra : khusus menangani orang yang terkena penyakit karena kemasukan roh
halus.
➢ Adapun beberapa contoh pengobatan tradisional masyarakat jawa yang tidak terlepas
• Sedikit gula batu dan dapat juga digunakan sebagai penambah nafsu makan.
• Mahkota dewa untuk menurunkan tekanan darah tinggi, yakni dengan dikeringkan
• Brotowali sebagai obat untuk menghilangkan rasa, peredam panas , dan penambah
nafsu makan.Jagung muda ( yang harus merupakan hasil curian Berhubungan Dengan
➢ Budaya Sunda
Menurut orang sunda , orang sehat adalah yang makan terasa enak walaupun
dengan lauk seadanya, dapat tidur nyenyak dan tidak ada yang dikeluhkan , sedangkan
sakit adalah jika badan terasa sakit , panas atau makan terasa pahit , kalau anak kecil
sakit biasanya pusing , sering menangis , dan serba salah / gelisah Ada beberapa
perbedaan antara sakit ringan dan sakit berat . Orang disebut sakit ringan apabila masih
dapat berjalan kaki , masih dapat bekerja , masih dapat makan – minum dan dapat
sembuh dengan minum obat atau obat tradisional yang dibeli di warung . Orang disebut
sakit berat , apabila badan terasa lemas , tidak dapat melakukan kegiatan sehari – hari ,
sulit tidur , berat badan menurun , harus berobat ke dokter / puskesmas , apabila menjalani
sendiri.:
a) Sakit Kepala
Keluhan yang berbeda antara nyeri kepala ( bahasa sunda = rieut atau nyeri
sirah , kepala terasa berputar / pusing / bahasa sunda = Lieur ), dan sakit kepala
sebelah / migran ( bahasa sunda = rieut jangar ) . Penyebab sakit kepala adalah
dengan menghindari terkena sinar matahari langsung , dan jangan banyak pikiran .
Pengobatan sendiri , sakit kepala dapat dilakukan dengan obat warung yaitu paramek
b) Demam
Demam demam ( bahasa sunda = muriang atau panas tiris ) ditandai dengan
badan terasa pegal – pegal , menggigil , kadang – kadang bibir biru . Penyebab
demam adalah udara kotor , tempat debu kotor . pergantian cuaca , kondisi badan
lemah , kehujanan , kepanasan cukup lama , dan keletihan. Pencegahan demam dengan
menjaga kebersihan udara yang dihisap , makan teratur, olahraga yang cukup , minum
cukup, jika panas tubuh selalu mandi , jangan lupa makan sayuran atau buah-buahan .
Pengobatan sendiri demam dapat dilakukan dengan obat tradisional, yaitu kompres
badan dengan tumbukan daun melinjo, daun cabe atau daun singkong, atau dapat
juga dengan obat warung yaitu Paramek atau Puyer bintang tujuh
c) Keluhan Batuk
Batuk TBC, yaitu batuk yang sampai mengeluarkan darah dari mulut , batuk
biasa (bahasa sunda = fohgoy ), dan batuk yang terus menerus dengan suaranya
kadang hidung rapet , dan kepala sakit ). Penyebab batuk TBC adalah karena orang
tersebut menderita penyakit TBC paru , sedangkan batuk biasa atau batuk adalah
debu dari tanah kering yang baru tertimpa hujan , alergi salah satu makanan , makanan
dasar , masuk angin , makan makanan yang digoreng dengan minyak yang tidak baik
menjaga agar jangan kedinganan , jangan makan makanan basi , paling sering minum
sendiri batuk dapat Pencegahan batuk dilakukan dengan menjaga menjaga agar
jangan kedinganan , jangan makan makanan basi , paling sering minum , menghindari
➢ Budaya Batak
Arti “sakit” bagi orang Batak adalah keadaan dimana seseorang hanya masalah,
dan penyembuhannya melalui cara – cara tradisional , atau ada juga yang membawakan
orang yang sakit tersebut kepada dukun atau “ orang pintar “. Dalam Tindakan
Pengobatan sendiri yang sesuai dengan aturan masih rendah karena umumnya masyarakat
membeli obat secara eceran sehingga tidak dapat memaca keterangan yang tercantum
pengobatan terlebih dahulu , untuk mengetahui bagaimana cara mendekatkan diri pada
pencipta agar manusia tetap sehat dan jauh dari mara bahaya. Bagi orang batak , di
a) Jika mata seseorang bengkak , orang tersebut diyakini telah melakukan perbuatan yang
tidak baik ( mis : mengintip ) . Cara mengatasinya agar yang disebutkan itu sembuh adalah
b) Nama tidak cocok dengan dirinya ( alasan nama ) sehingga membuat orang tersebut
sakit. Cara mengobatinya dengan mengganti nama tersebut dengan nama yang lain , yang
lebih cocok dan didoakan serta diadakan jamuan adat bersama keluarga.
Asal mula manusia menurut orang batak adalah dari ayam dan burung. Obat
dappol si buruk ini dulunya berasal dari burung siburuk yang mana langsung di praktikkan
Siraja Batak menggunakan obat ini dalam kehidupan sehari – hari. Untuk sakit
mengobati mata. Menurut orang batak , mata adalah satu panca indra sekaligus penentu
dalam kehidupan manusia , dan menurut legenda pada mata manusia berdiam Roh Raja
Simosimin , Berdasarkan pesan dari si raja batak , untuk mengeluarkan penyakit dari mata
, maukkan biji sirintak ke dalam mata yang sakit . Setelah itu tutuplah mata dan tunggulah
beberapa saat , karena biji sirintak akan menarik seluruh penyakit yang ada di mata .
Gunakan waktu 1x 19 hari , agar mata tetap sehat. Sirintak adalah tumbuhan Batak yang
Jawaban:
1) Dari segi budaya, melahirkan tidak hanya merupakan suatu proses semata mata berkenaan
dengan lahirnya sang bayi saja, namun tempat melahirkan pun harus terhindar dari berbagai
kotoran tapi “kotor” dalam arti keduniawian, sehingga kebudayaan menetapkan bahwa
proses mengeluarkan unsur unsur yang kotor atau keduniawian harus dilangsungkan di tempat
yang sesuai keperluan itu. Jika dokter memiliki obat obat medis maka dukun bayi punya
banyak ramuan untuk dapat menangani ibu dan janin, umumnya ramuan itu diracik dari
berbagai jenis tumbuhan, atau bahan bahan lainnya yang diyakini berkhasiat sebagai
Menurut pendekatan biososiokultural dalam kajian antropologi, kehamilan dan kelahiran dilihat
bukan hanya aspek biologis dan fisiologis saja, melainkan sebagai proses yang mencakup
pemahaman dan pengaturan hal-hal seperti; pandangan budaya mengenai kehamilan dan
kelahiran, persiapan kelahiran, para pelaku dalam pertolongan persalinan, wilayah tempat
tradisional, cara menolong kelahiran, pusat kekuatan dalam pengambilan keputusan mengenai
Disepanjang daur kehidupannya, manusia akan melewati masa transisi dari awal masa
Dalam asuhan keperawatan budaya, perawat harus paham dan bias mengaplikasikan
pengetahuannya pada tiap daur kehidupan manusia. Menurut Urie Bronfenbrenner (1990)
setidaknya ada 5 (lima) sistem yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak,yaitu:
• Pertama, sistem mikro yang terkait dengan setting individual di mana anak tumbuh dan
tetangga.
• Kedua, sistem meso yang merupakan hubungan di antara mikro sistem,misalnya hubungan
• Ketiga, sistem exo yang menggambarkan pengalaman dan pengaruh dalam setting sosial
yang berada di luar kontrol aktif tetapi memiliki pengaruh langsung terhadap
• Kelima, sistem chrono yang merupakan gambaran kondisi kritis transisional (kondisi
sosiohistorik).
Keempat sistem pertama harus mampu dioptimalkan secara sinergis dalam pengembangan
pergaula termasuk penggunaan media massa, dan pola kebiasaan (budaya) yang koheren
Bila suatu bentuk pelayanan kesehatan baru diperkenalkan ke dalam suatu masyarakat
dimana faktor-faktor budaya masih kuat. Biasanya dengan segera mereka akan menolak dan
memilih cara pengobatan tradisional sendiri. Apakah mereka akan memilih cara baru atau
lama, akan memberi petunjuk kepada kita akan kepercayaan dan harapan pokok mereka
lambat laun akan sadar apakah pengobatan baru tersebut berfaedah , sama sekali tidak
berguna, atau lambat memberi pegaruh. Namun mereka lebih menyukai pengobatan
tradisional karena berhubungan erat dengan dasar hidup mereka. Maka cara baru itu akan
dipergunakan secara sangat terbatas, atau untuk kasus-kasus tertentu saja. Pelayanan
kesehatan yang modern oleh sebab itu harus disesuaikan dengan kebudayaan setempat, akan
sia-sia jika ingin memaksakan sekaligus cara-cara modern dan menyapu semua cara-cara
tradisional . Bila tenaga kesehatan berasal dari lain suku atau bangsa, sering mereka merasa
asing dengan penduduk setempat . ini tidak akan terjadi jika tenaga kesehatan tersebut
berusaha mempelajari kebudayaan mereka dan menjembatani jarak yang ada diantara
mereka. Dengan sikap yang tidak simpatik serta tangan besi, maka jarak tersebut akan
semakin lebar. Setiap masyarakat mempunyai cara pengobatan dan kebiasaan yang
3) Adapun beberapa contoh pengobatan tradisional masyarakat jawa yang tidak terlepas dari
• Temulawak untuk mengobati sakit kuning dengan cara di parut, diperas dan airnya
diminum 2 kali sehari satu sendok makan, dapat ditambah sedikit gula batu dan dapat
• Mahkota dewa untuk menurunkan tekanan darah tinggi, yakni dengan dikeringkan terlebih
• Brotowali sebagai obat untuk menghilangkan rasa nyeri, peredam panas , dan penambah
nafsu makan.
• Jagung muda ( yang harus merupakan hasil curian = berhubungan dengan kepercayaan
) berguna untuk menyembuhkan penyakit cacar dengan cara dioleskan dibagian yang
terkena cacar.
• Cicak dan tokek untuk menghilangkan gatal – gatal. Mandi air garam untuk menghilangkan
sawan.
• Jahe untuk menurunkan demam / panas , biasanya dengan diseduh lalu diminum ataupun
• Air kelapa hijau dengan madu lebah untuk menyembuhkan sakit kuning yaitu dengan cara
1 kelapa cukup untuk satu hari , daging kelapa muda dapat dimakan sekaligus , tidak
• Lintah. berasal dari india, metode ini menempatkan lintah penghisap darah pada kulit
• Lidah buaya. penggunaan tanaman yang disebut lidah buaya ini awalnya berasal dari
zaman romawi kuno dan yunan, yang menggunakan Aloevera untuk perawatan luka.
• Madu. pada zaman kuno, madu ditemukan baik digunakan dalam pengobobatan ulkus
dan luka.saat ini madu pun digunakan untuk mengobati luka bakar ringan dan segala
macam pilek.
• Pijat, banyak peradaban yang menggunakan pijat untuk mengobati sakit otot dan
kecapean.