Anda di halaman 1dari 8

KRITISI JURNAL Diabetes Control With Reciprocal Peer Support (RPS) Versus Nurse Care management (NCM) Disusun

untuk memenuhi tugas sub kelompok dari Mata Kuliah Sistem Endokrin yang dibimbing oleh : Ns.Tony Suharsono,S.Kep,M.Kep Ns.Lilil Supriati W,S.Kep,M.Kep Ns.Dina Dewi Sartika LI,S.Kep,M.Kep

Disusun Oleh : 1. Rahayu Rahmawati


2. Selfi safrida

(0910720074) (0910720083) (0910720094) (0910723003)

3. Winda Rahmatika Sari


4. Ifatul Khoiriyah

Kelompok : 3B

DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS KEDOKTERAN JURUSAN ILMU KEPERAWATAN MALANG 2011

HASIL TELAAH JURNAL Diabetes Control With Reciprocal Peer Support Versus Nurse Care Management
A. Topik/ masalah/ tema Mongontrol diabetes menggunakan 2 metode yang berbeda yaitu dengan dukungan timbal balik teman sebaya dan manajemen asuhan keperawatan. Metode dukungan asuhan timbal balik teman sebaya menggunakan teknik teknik komunikasi antar teman untuk memberi dukungan. Sedangkan metode manajemen keperawatan menggunakan pembelajaran bersama manajer perawat. Dua metode tersebut dibedakan dan dianalisa perubahan kadar HbA1C, tekanan darah, perubahan terapi obat-obatan, tingkat stress, dan dukungan sosial. B. Alasan /Latar belakang masalah/ topik tersebut dipilih Penelitian ini dilakukan karena adanya hambatan sumber daya perawat yang mempersulit manajemen keperawatan diabetes. Dukungan dari teman sebaya dapat membantu pasien mangatasi diabetes mereka. Banyak pasien dengan diabetes akan mendapat manfaat dari bantuan manajemen-diri diantara kunjungan-kunjungan klinik. Dalam banyak percobaan, program manajemen asuhan perawat meningkatkan perawatan-diri diabetes dan kontrol faktor risiko. C. Tujuan Penulisan Untuk membandingkan antara program dukungan timbal balik teman sebaya (RPS) dengan manajemen perawatan perawat (NCM). D. Metode Desain: Randomized controlled trial atau yang disingkat RCT adalah suatu metode penelitian yang mengunakan sample pasien sesungguhnya yang kemudian dibagi atas dua grup yaitu grup kontrol dan grup yang diberi perlakuan. Grup kontrol dan yang diberi perlakuan sifatnya harus sama. Penggolongan pasien masuk ke grup kontrol atau perlakuan dilakukan secara acak (random) dan biasanya juga dengan cara blinding untuk mengurangi kemungkinan subjectivity. Biasa digunakan untuk jurnal-jurnal jenis terapi.

Pasien: 244 pria dengan level HbA1c lebih besar dari 7,5% selama 6 bulan sebelumnya. Setting: 2 fasilitas pelayanan kesehatan U.S. Department of Veteran Affairs (Departemen Urusan Veteran Amerika). Grup kontrol: Nurse Care Management (NCM) (n = 119) Grup perlakuan: Reciprocal Peer Support (RPS) (n = 126) Penjaringan Telepon Langkah pertama adalah penjaringan melalui telepon. 49 provider yang mengijinkan pasien mereka untuk berpartisipasi dikirimi daftar pasien-pasien yang memenuhi syarat, kemudian dihubungi oleh staf peneliti dan menandatangani surat informasi awal yang dikirimkan ke pasien. Peninjau penelitian kemudian menelepon pasien-pasien itu, mendeskripsikan studi ini sebagai perbandingan dari 2 model dukungan manajemen-diri diabetes (untuk menghindari kemungkinan bias pengharapan), dan mengatur kuisioner penjaringan. Pasien yang dilaporkan aktif dalam penyalahgunaan obat, depresi berat, kehilangan pendengaran, sakit terminal, atau berpartisipasi dalam studi diabetes lain, dikeluarkan dari daftar. Pasien yang memenuhi syarat dan tertarik dijadwalkan untuk sesi awal tatap-muka dalam 4 sampai 18 grup. Kita menggonta-ganti perekrutan antara kelompok (cohort) usia 45-66 tahun dan kelompok 65 tahun atau lebih tua untuk memfasilitasi kepaduan grup dalam sesi dan membantu untuk memasangkan pasien dengan partner yang sebaya. Perekrutan dan Penempatan Acak Pada sesi grup awal, partisipan menyelesaikan informed consent tertulis dan pemeriksaan yang dilakukan sendiri, tekanan darah mereka terukur, HbA1c mereka telah diukur dengan Bayer DCA2000+ Analyzer, dan secara acak ditempatkan ke RPS atau NCM. Penempatan grup treatment dan generasi rangkaian acak ditentukan tepat sebelum sesi awal. Rangkaian disembunyikan sampai intervensi diberikan. Pasien, staf peneliti, dan manajer perawatan dibutakan dari hasil randomisasi sampai setelah pemeriksaan data dasar dan pengukuran fisiologis selesai. Assessor data tetap dibutakan terhadap penempatan grup selama studi.

Karena grup RPS memerlukan jumlah pasien genap untuk berpasangan, algoritma randomisasi memastikan alokasi dari jumlah yang genap untuk grup tersebut. Berdasarkan bukti (evidence) bahwa teman sebaya yang lebih dekat umurnya memiliki kemungkinan peningkatan dalam memberikan dukungan teman sebaya yang efektif, pasien-pasien dalam grup RPS dipasangkan menurut usia, setelah penempatan acak, dengan pasangan teman sebaya yang menghadiri sesi awal yang sama. Intervensi Pelatihan Manajer Perawatan Awal Karena ini adalah studi keefektifan, semua manajer perawatan memfasilitasi sesi grup intervensi sebagai bagian dari tugas kerja normal mereka tanpa gaji tambahan. Studi ini dijelaskan kepada manajer perawatan dan provider lain sebagai perbandingan dari 2 model dukungan manajemen-diri diabetes, tanpa penyebutan hipotesis spesifik (untuk menghindari bias). Manajer perawatan menyelesaikan sebuah kursus pelatihan dalam mewawancarai motivasional (motivational interviewing) dan pendekatan yang menguatkan (empowerment-based approaches) selama 4 jam. Manajermanajer ini dilatih untuk memfasilitasi diskusi grup, mendorong pasien untuk mengidentifikasi tujuan perilaku yang berhubungan dengan diabetes yang sesuai dengan tujuan dan nilai-nilai mereka, dan mengembangkan rencana tindakan jangka pendek dari langkah-langkah spesifik untuk mencapai tujuantujuan ini. Manajer perawatan juga menghadiri dua sesi pendorong (booster) 1-jam. Manajer perawatan secara aktif didorong untuk menggunakan pendekatan tingkah laku yang sama ketika berinteraksi dengan pasien di kedua grup, jadi kita dapat mengkaji nilai tambahan dari interaksi dukungan-teman sebaya di grup RPS. Pasien di kedua grup diberi instruksi yang sama tentang algoritma untuk dapat memakai sendiri insulin seperti dengan perawatan biasa dan tidak diinstruksikan untuk memakai sendiri obat antihiperglikemik oral. Manajemen Asuhan Perawat (NCM) Pada follow-up dasar dan 6-bulan, semua pasien studi diperiksa HbA1c dan tekanan darahnya dan diinformasikan hasilnya dan nilai kolesterol terbaru di rekam medis mereka. Pasien di grup NCM kemudian menghadiri sesi 1,5-jam, dipimpin oleh seorang manajer perawatan, untuk meninjau hasil laboratorium

dan tekanan darah mereka, menanyakan pertanyaan, dan menerima informasi pada layanan manajemen perawatan VA. Mereka diberikan kontak informasi manajer perawatan yang ditugaskan pada mereka dan didorong untuk menjadwalkan panggilan telepon follow-up atau kunjungan tatap muka dengan manajer perawatan itu. Tiap pasien juga diberikan materi edukasi manajemen-diri diabetes. Dengan demikian pasien-pasien dalam grup NCM menerima perbaikan perawatan biasanya. Dukungan Teman Sebaya Timbal-balik (RPS) Setelah pengkajian data dasar, pasien di grup RPS menghadiri sesi grup 3jam yang difasilitasi oleh seorang manajer perawatan dan seorang peninjau penelitian. Pada setengah sesi pertama, hasil lab dan tekanan darah pasien ditinjau dan rencana tindakan dikenalkan. Pada setengah sesi kedua, pasien menerima pelatihan singkat dalam kemampuan komunikasi teman sebaya dasar dengan pasien sebaya lainnya di kelompok mereka. Partner sebaya didorong untuk menelepon satu sama lain paling tidak sekali seminggu menggunakan platform telepon interaktif berfasilitas-respon-suara, yang merekam permulan panggilan, frekuensi, dan durasi; memungkinkan partner untuk berhubungan satu sama lain tanpa bertukar nomor telepon dan untuk menetapkan waktu-waktu selama panggilan mana yang dapat diblok; dan menghasilkan reminder (pengingat) otomatis setiap 7 hari jika tidak ada panggilan dari teman sebaya. Pada saat ada panggilan reminder, pasien dapat ditransfer secara otomatis ke nomor partner sebaya mereka. Sistem ini juga mengijinkan pasien untuk meninggalkan pesan suara untuk staf penelti atau manajer perawatan. Pada akhir sesi awal, pasien diberi sebuah DVD yang mendemonstrasikan kemampuan komunikasi teman sebaya dan buku catatan manajemen-diri diabetes yang dapat mereka gunakan untuk membantu membimbing panggilan telepon teman sebaya mereka. Pasien juga ditawarkan 3 sesi grup 1,5-jam pilihan pada bulan ke-1, 3, dan 6. Sesi grup ini benar-benar merupakan sesi yang dikendalikan pasien dimana pasien didorong untuk berbagi perhatian, pertanyaan, strategi, dan kemajuan rencana tindakan mereka. Sesi difasilitasi oleh seorang manajer perawatan dan seorang peninjau peneliti. Peninjau peneliti ada untuk membantu mempertahankan ketepatan intervensi dengan mendorong fasilitasi non-

direktif dari diskusi grup dan untuk melengkapi daftar dari area kunci yang dicakup dan kemampuan komunikasi yang digunakan di tiap sesi. E. Hasil penelitian dalam jurnal

Gambar 1 menunjukkan jumlah pasien yang mengikuti penelitian Jumlah pasien yang terdaftar 244 (21%) dari 1171 pasien yang dihubungi dan memenuhi syarat. 126 secara acak ditugaskan ke kelompok RPS dan 119 ke kelompok NCM. Satu pasien di kelompok RPS tidak menerima intervensi karena ketidakbenaran dalam penulisan informed consent. Dari 244 pasien yang terdaftar, 216 (89%) menyelesaikan penilaian HBA1c dan 231 (95%) menyelesaikan survei penilaian selama 6 bulan

Dari hasil analisis 244 pasien yang terdaftar, 216 (89%) menyelesaikan pemeriksaan HbA1c dan 231 (95%) menyelesaikan pemeriksaan survey atau penelitian selama 6 bulan. Rata-rata level HbA1c menurun dari 8,02% ke 7,73% (berubah, -0,29%) di grup RPS dan meningkat dari 7,93% ke 8,82% (berubah, 0,29%) di grup NCM. Perbedaan dalam perubahan HbA1c di antara kedua grup adalah 0,58% (p = 0,004). Rata-rata tekanan darah relatif baik pada kedua kelompok (ratarata tekanan darah sistolik: 138,4 mmHg) dan menurun sedikit di atas 6 bulan, dengan tidak ada perbedaan yang signifikan antara dua kelompok. Banyak pasien mengawali penggunaan terapi insulin di kelompok RPS daripada di kelompok NCM. Pasien dalam kelompok RPS juga melaporkan peningkatan lebih besar pada dukungan sosial diabetes pada 6 bulan. Dalam dua kelompok tidak ada perbedaan dalam jumlah pemakaian obat lain, kepatuhan terhadap obat, dan kualitas hidup diabetes.

F. Aplikasi hasil penelitian pada setting pelayanan di indonesia Di Indonesia program RPS sudah ada, namun pelaksanaannya belum maksimal dan merata. Program yang selama ini dilaksanakan adalah dukungan dari keluarga, kerabat dekat, dan saudara dengan teknik face-toface bukan dengan teknik penjaringan telepon. Program dukungan sudah ada namun mayoritas bukan dukungan teman sebaya dengan penyakit yang sama. Dengan metode RPS peran perawat lebih terbantu karena dapat mengontrol kadar glikemik daripada hanya menggunakan metode manajemen perawat.

Anda mungkin juga menyukai