Anda di halaman 1dari 7

BAB VI

PEMBAHASAN

BAB ini akan membahas mengenai hasil penelitian yang telah

dilaksanakan yaitu Perbedaan Tingkat Kepatuhan Minum Obat Setelah

Menggunakan Kartu Catatan Pengingat Minum Obat Dan Pesan Teks Pada

Pasien Hipertensi di Wilayah Kerja Puskesmas Kendalsari Kota Malang,

implikasi penelitian dalam profesi keperawatan dan keterbatasan dalam

melaksanakan penelitian.

6.1 Kepatuhan Minum Obat Sebelum dan Sesudah Penggunaan Kartu

Catatan Pengingat

Kepatuhan minum obat adalah istilah yang digunakan untuk

menggambarkan perilaku pasien dalam minum obat secara benar tentang

dosis, frekuensi, dan waktunya (Nursalam, 2007). Berdasarkan hasil

penelitian diketahui bahwa dari 53 jumlah sampel, 27 responden telah

diberikan instrumen pengingat minum obat berupa kartu catatan pengingat

minum obat. Berdasarkan tabel dapat diperoleh informasi bahwa jumlah

kelompok instrumen kartu catatan pengingat yang patuh minum obat

hipertensi sebelum pemberian instrumen adalah sebanyak 4 responden,

sedangkan responden yang tidak patuh minum obat hipertensi sebanyak 23

responden .

Pemberian instrumen dilakukan selama 4 minggu, dengan monitor

tekanan darah yang dilakukan seminggu sekali, dan pada minggu ke 4 akan

dilakukan evaluasi dengan metode pill count, dari hasi penelitian berdasarkan

skor MMAS-8 kemudian dapat diketahui bahwa jumlah responden yang patuh

setelah pemberian kartu catatan pengingat sebanyak 24 responden,

50
51

sedangkan responden yang tidak patuh sebanyak 3 orang. Kepatuhan minum

obat pasien hipertensi dengan instrumen kartu pengingat meningkat

dibanding sebelum pemberian instrumen pengingat.

Metode pill count merupakan salah satu metode tidak langsung yang

digunakan untuk menilai kepatuhan pasien dalam minum obat.

Berdasarkan metode pill count jumlah responden yang patuh setelah

diberikan kartu catatan pengingat adalah sebanyak 26 responden.

Hasil penelitian ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan Dewi

pada tahun 2013 dengan pengingat berupa Reminder Checklist. Penelitian

yang telah dilakukan Dewi mengungkapkan lebih banyak responden yang

patuh minum obat yaitu 34 responden dibanding yang tidak patuh yaitu 2

responden setelah pemberian Reminder Checklist. Hasil penelitian Filipa

2004 juga mengungkapkan hasil yang sama, bahwa kartu pengingat mungkin

memiliki efek positif terhadap kepatuhan minum obat pada pasien yang

minum obat sekali sehari.

6.2 Kepatuhan Minum Obat Sebelum dan Sesudah Penggunaan Pesan Teks

Pesan teks yang murah dalam komunikasi dapat digunakan untuk

menyampaikan pesan kesehatan kepada pemilik telepon genggam sehingga

dapat meningkatkan kepatuhan pasien untuk minum obat. Penelitian

dilakukan dengan 26 responden untuk kelompok yang diberikan instrumen

berupa pesan teks, hasil penelitian menunjukkan kelompok instrumen pesan

teks yang patuh minum obat sebelum pemberian intrumen sebanyak 3

responden, sedangkan responden yang tidak patuh minum obat hipertensi

sebanyak 23 responden.
52

Pemberian instrumen dilakukan selama 4 minggu, dengan monitor

tekanan darah yang dilakukan seminggu sekali, dan pada minggu ke 4 akan

dilakukan evaluasi dengan metode pill count, kemudian dapat diketahui

bahwa jumlah responden yang patuh setelah pemberian kartu catatan

pengingat sebanyak 25 responden, sedangkan responden yang tidak patuh

sebanyak 1 responden. Hasil perhitungan dengan pillcount menunjukkan

setelah pemberian pengingat berupa pesan teks responden yang patuh

sebanyak 24. Hal ini menunjukkan kepatuhan minum obat pasien meningkat

sebelum pemberian instrument.

Perbedaan jumlah responden yang patuh selisih 1 responden antara

perhitungan dengan metode pill count dan skor MMAS-8 dapat terjadi karena

responden tersebut pada kuesioner MMAS merasa bahwa pengobatan

hipertensi rumit, sering mengalami kesulitan mengingat seluruh obat

antihipertensi, dan merasa tubuh lebih buruk ketika minum obat hipertensi..

Penelitian yang dilakukan Alfian (2014) yang berjudul Layanan pesan

singkat pengingat untuk meningkatkan kepatuhan dan menurunkan tekanan

darah pasien hipertensi di RSUD Dr. H. Moch Ansari Saleh Banjarmasin

menyatakan bahwa pemberian layanan pesan singkat pengingat dapat

meningkatkan kepatuhan minum obat pasien hipertensi yang diukur dengan

parameter kuesioner Morisky Medication Adherence Scale (MMAS) dari

3,40,69 menjadi 6,70,82 (p<0,05) dan dapat menurunkan tekanan darah

pasien hipertensi dengan rata-rata sistolik 17,9212,20 mmHg dan rata-rata

diastolik 9,178,9 mmHg (p<0,05).

Ketidakpatuhan pengobatan merupakan salah satu penyebab

kegagalan terapi hipertensi. Ketidakpatuhan tersebut dapat dikarenakan

pasien menolak pengobatan, mengubah dosis atau jadwal minum obat, atau
53

berhenti dari pengobatan hipertensi. Pemberian intervensi berupa layanan

pesan singkat sebagai pengingat bertujuan untuk mengingatkan pasien

minum obat antihipertensi agar tumbuh kesadaran patuh minum obat.

Kepatuhan yang didasari oleh kesadaran yang timbul dari dalam diri sendiri

akan bertahan lebih lama (Aronson, 2007).

6.3 Perbedaan Kepatuhan Minum Obat Pasien yang Menggunakan Kartu

Catatan Pengingat dan Pesan Teks

Berdasarkan hasil pada tabel 5.5 diperoleh informasi bahwa

perbandingan kepatuhan antara kelompok instrumen kartu pengingat dan

pesan teks menghasilkan p-value sebesar 0,321 sedangkan pada

perhitungan pill count tabel 5.6 menghasilkan p-value sebesar 0.534. Nilai p-

value sebesar 0,321 dan 0.534 bernilai lebih dari 0.050 sehingga H1 ditolak

dan disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan tingkat

kepatuhan antara kelompok instrumen kartu pengingat dan pesan teks.

Walaupun menunjukkan perbedaan yang tidak signifikan anatar responden

kartu catatan pengingat dan pesan teks, tetapi dari hasil penelitian diatas

menunjukkan hasil yang sangat baik.

Kepatuhan yang rendah merupakan tantangan bagi tenaga kesehatan

untuk memutuskan strategi pengobatan yang lebih efektif. Jika tenaga

kesehatan memiliki kemampuan untuk mengidentifikasi pasien yang memiliki

kepatuhan rendah, maka dapat dilakukan intervensi yang tepat dan sesuai

untuk meningkatkan kepatuhan pasien dalam manajemen pengobatan

(Alfian,2014)

Salah satu upaya untuk meningkatkan kepatuhan pasien terhadap

pengobatannya adalah dengan pemberian metode pengingat. Berdasarkan


54

hasil penelitian menunjukkan peningkatan kepatuhan menandakan bahwa

memberikan informasi kepada pasien akan manfaat dan pentingnya

kepatuhan untuk mencapai keberhasilan pengobatan. Salah satu intervensi

yaitu dengan mengingatkan waktu saat minum obat setiap harinya, dengan

melakukan pelayanan mengingatkan waktu saat minum obat akan

meningkatkan kepatuhan, mengurangi kelalaian penderita untuk minum obat

dan bermaanfaat bagi petugas sebagai kontrol pelaksanaan terapi.

6.4 Perubahan Tekanan Darah Sistole dan Diastole Setelah Pemberian

Instrumen

Berdasarkan tabel dapat dilihat bahwa distribusi responden

berdasarkan tekanan darah pada lansia kelompok instrumen kartu catatan

pengingat yaitu pada pengukuran tekanan darah awal systole 147,04 mmHg

dan diastole 95,56 mmHg, kemudian pada minggu ke-2 sistole 138,89 mmHg

dan diastole 94,45 mmHg, pada minggu ke-3 sistole 134,44 mmHg dan

diastole 88,89 mmHg, pada minggu terakhir systole 128,89 mmHg, diastole

87,41 mmHg.

Distribusi responden berdasarkan tekanan darah pada lansia

kelompok instrumen pesan teks yaitu pada pengukuran tekanan darah awal

systole 151,16 mmHg dan diastole 96,16 mmHg, kemudian pada minggu ke-

2 sistole 140,76 mmHg dan diastole 92,31 mmHg, pada minggu ke-3 sistole

133,46 mmHg dan diastole 87,31 mmHg, pada minggu terakhir systole 123,85

mmHg, diastole 86,92 SmmHg.

Penurunan tekanan darah sistol dan diastole setelah penggunaan

kartu catatan pengingat dan pesan teks menunjukkan bahwa instrumen yang

diberikan berpengaruh terhadap sikap pasien sehingga akan menimbulkan


55

tindakan untuk patuh terhadap pengobatan. Pada penelitian Alfian (2014) dan

dewi (2013) juga mengungkapkan penurunan tekanan darah setelah

responden diberikan instrumen pesan teks dan reminder checklist penurunan

tekanan darah dapat terjadi karena patuhnya responden pada pengobatan.

6.5 Implikasi Penelitian dalam Profesi Keperawatan

6.5.1 Ilmu Keperawatan

Pasien pada penelitian belum sepenuhnya terpapar informasi tentang

pentingnya keteraturan dalam minum obat hipertensi. Pasien yang telah

mengetahui informasi tersebut, cenderung memiliki ketakutan yang

berlebihan karena harus meminum obat anti hipertensi seumur hidup, disini

peran perawat sebagai konselor harus menekankan bahwa obat anti

hipertensi yang dikonsumsi aman, untuk dikonsumsi seterusnya. Peran

perawat sebagai educator juga dapat memberikan penyuluhan tentang

pentingnya keteraturan kontrol dan memeriksakan tekanan darah dan

meminum obat anti hipertensi yang telah diresepkan.

6.5.2 Implikasi pada Praktik Keperawatan Komunitas

Terapi pengobatan Hipertensi mengutamakan kepatuhan sebagai

satu elemen keberhasilan. Sehingga diperlukan penanganan yang tepat

antara lain dengan mengingatkan pasien untuk minum obat. Berdasarkan

hasil penelitian kepatuhan minum obat antara pesan teks dan kartu catatan

pengingat minum obat menunjukkan hasil yang sama baik. Instrumen tersebut

berpotensi menjadi sarana pelayanan kesehatan melihat keterbatasan

pelayanan yang memiliki keterbatasan jangkauan dan dapat saling

menggantikan bila sarana memadai. Pesan teks dapat dijadikan pelayanan

kesehatan yang efektif dan efisien dalam meningkatkan pengawasan minum


56

obat dengan keuntungan biaya yang relative murah , mobilitas yang tinggi dan

waktu yang digunakan untuk komunikasi sangat cepat.

6.6 Keterbatasan Penelitian

1. Peneliti tidak dapat mengontrol modifikasi gaya hidup pasien yang

mempengaruhi tekanan darah. Modifikasi gaya hidup pasien tidak

dapat diseragamkan.

Anda mungkin juga menyukai