Anda di halaman 1dari 24

BAB III

TINJAUAN KASUS

A. PENGKAJIAN
1. Identitas Pasien dan Penanggung Jawab
Identitas Pasien
 Nama Pasien : Ny. A
 Umur : 54 Tahun
 Jenis Kelamin : Perempuan
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga
 Suku/bangsa : Palembang/Indonesia
 Status Perkawinan : Sudah Kawin
 Pendidikan : SD
 Sumber Informasi : Keluarga
 Keluarga terdekat : Suami
 Tanggal MRS : 28 September 2022
 Tanggal Pengkajian : 29 September 2022
 Nomor RM : 62.86.xx
 Alamat : Karang Rejo

Identitas Penanggung Jawab


 Nama : Tn. S
 Umur : 56 Tahun
 Jenis Kelamin : Laki-laki
 Agama : Islam
 Pendidikan : SLTP
 Pekerjaan : Petani
 Hubungan dengan pasien : Suami
 Alamat : Karang Rejo
2. Riwayat Kesehatan
a. Keluhan Utama saat masuk RS
Pasien datang dengan keluhan mules, berdasarkan laporan rujukan dari
Rumah Sakit Umum Kayu Agung hasil USG ditemukan adanya lilitan
tali pusat pada bayi dan berdasarkan data HPHT prediksi melahirkan
sudah lewat hari.
b. Riwayat perjalanan kesehatan
Pasien mengatakan bahwa sebelumnya ia sudah pernah USG 2 kali
dalam rentan trimester pertama (usia 3 bulan) dan trimester ketiga (usia
9 bulan), dari hasil USG pertama belum terdapat lilitan tali pusar karna
fetus belum berkembang, namun dalam usia perkembangan tahap akhir,
ditemukan adanya lilitan tali pusar.
c. Riwayat Kesehatan Saat Ini (Saat pengkajian)
P : nyeri pada luka post sectio Caesaria
Q : Nyeri yang dirasakan seperti disayat-sayat
R : Nyeri yang dirasakan di daerah perut bagian bawah
S : Skala Nyeri 6
T : Nyeri dirasakan saat pasien bergerak
d. Riwayat kesehatan lalu
pasien mengatakan tidak memiliki riwayat hipertensi. Pasien pernah
dirawat dirumah sakit ketika melahirkan anak kedua dan ketiga.
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Di dalam keluarga pasien tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
menular dan penyakit genetik.
f. Riwayat Sosial
Pasien tinggal bersama suami dan anak-anaknya. Hubungan dengan
tetangga baik, sering ikut kegiatan sosial dan kerja bakti dan tidak ada
gangguan komunikasi.
g. Catatan Penanganan Kasus (dimulai saat pasien di rawat hingga
pengkajian)
Pasien masuk rumah sakit pada tanggal 28 September 2022 dengan
keluhan nyeri yang hilang timbul, pasien mengeluh badan lemas, nafsu
makan berkurang, mual dan muntah tidak ada, sesak nafas tidak ada,
tidak ada demam, BAK berbau amis dan keluar nanah dan darah.
Kemudian ketika pengkajian diketahui bahwa pasien mengalami nyeri
skala 6 pada bagian SC, kemudian urine output dalam 24 jam hanya
400 ml. Belum ada perawatan luka dalam waktu 24 jam setelah SC.

3. Pengkajian (12 Domain Nanda)


a. Peningkatan kesehatan
Pasien telah mengetahui bahwa kondisi fetus terlilit tali pusat
setelah edukasi dari dokter spesialis kandungan, pasien sudah mengerti
tata cara persalinan namun perawatan luka steril pasien belum paham.
Namun kemampuan pasien dalam mengenali rasa sakit dan mengurangi
rasa sakit sudah baik
b. Nutrisi
 Mulut : Tidak ada kelainan pada area mulut dan gusi, gigi
lengkap, Lidah terpantau cukup bersih
 Leher : Leher simetris, kelenjar tiroid normal, kemampuan
menelan baik.
 Kebutuhan Nutrisi dan Cairan :
 Berat badan normal, tidak ada masalah pada pola makan pada
waktu pengkajian. Tidak ada penurunan drastis selama kehamilan
 Pola minum baik, dalam 1 hari menghabiskan sekitar ±2 Liter air.
 Pasien makan 3 kali sehari, porsi makan sesuai asupan gizi yang
disediakan,
 Terdapat bantuan IVD untuk membantu melengkapi nutrisi pasien
dalam rangka menyusui neonatus
 Abdomen :
 Inspeksi terdapat luka post SC di daerah Abdomen Bawah dengan
perban kotor, palpasi terdapat nyeri tekan pada abdomen bawah
akibat post SC, auskultasi bising usus 15x/menit, perkusi bunyi
timpani.
 BAB normal, warna coklat, konsistensi padat, tidak terdapat lendir
atau nanah, tidak ada keluhan kesulitan BAB/ Diare
c. Eliminasi dan Pertukaran
 BAK memakai Folley Chateter, tidak ada keluhan nyeri pada BAK,
konsistensi kuning sedikit oranye, urine output per hari ±400 ml
 BAB konsistensi lembek, berwarna kuning kecoklatan, frekuensi 1
kali sehari.
 Pasien berkeringat hingga membasahi laken
 Dalam 1 hari pasien menghabiskan 10 pembalut, pembalut sering
bocor.
 Tidak ada gangguan batuk atau jalan napas
 sternum simetris, auskultasi vesicular, irama teratur, tidak ada
hambatan jalan napas
d. Aktivitas/Istirahat
 Tidur baik, tidak ada hambatan
 Aktivitas dilakukan secara mandiri kecuali toileting dan berpakaian
masih dibantu oleh keluarga karena hambatan memakai IVD
 Tidak ada nyeri sendi, tonus aktif, refleks patologis (+), refleks
fisiologis (+)
e. Persepsi/ Kognitif
 Terlihat sakit (sedang), rambut berwarna hitam kecoklatan, terdapat
ketombe, tidak ada kelainan di kepala
 Mata jernih, visual 6/6, isokor, reaksi terhadap cahaya normal, tidak
ada alat bantu mata, congjungtiva merah jambu, sklera putih.
 Bibir normal, lidah bersih
 Telinga normal, hidung simetris dan tenggorok tonsil.
f. Persepsi Diri
 Pasien percaya penyakitnya karena kehamilan yang tidak sempurna
 Pasien menganggap dirinya mampu menghadapi penyakit yang
diderita
 Konsep diri pasien baik, tidak ada kecemasan yang dialami pasien
 Pasien tidak terlalu memperdulikan penampilan, cukup rapih dan
bersih.
g. Peran Hubungan
 Pasien melakukan ibadah sesuai kepercayaan, budaya yang dianut
sesuai dengan mayoritas masyarakat Palembang
 Tidak ada permasalahan sosial yang dialami pasien, hubungan pasien
dengan keluarga baik
h. Seksualitas dan Reproduksi
 Vagina terdapat perdarahan berwarna merah segar.
 Anus normal
 Pasien melahirkan anak ke 6, kelahiran anak sebelumnya semuanya
Spontan.
i. Toleransi/ Koping Stress
 GCS : 15 dengan E4V5M6
j. Prinsip Hidup
 Budaya yang dijalankan pasien mengikuti adat yang ada di
Palembang
 Pasien menjalankan ibadah seperti biasanya, pasien merasa bahwa
apapun kondisinya anak tetap merupakan karunia Allah
Subhanawataala
 Pasien ingin cepat bertemu anaknya dan memberikan ASI
 Pasien Kooperatif dan status emosionalnya cemas karena ingin
melihat anaknya.
k. Keselamatan/Perlindungan
 Tingkat kesadaran pasien Composmentis
 Tidak terdapat kelainan pada kulit
 Turgor kulit elastis
 Terdapat perban untuk menutupi bekas sectio caesaria, namun
tampak bekas darah dan kotor.
 Perban belum diganti dalam kurun waktu 1x24 jam.
l. Kenyamanan
 Pasien mengalami nyeri dengan Skala 6 pada bagian abdomen
bawah. Pasien mengatakan pada perawat bahwa sakit nya seperti
tersayat-sayat. Hal ini membuat pasien tidak dapat tenang dan selalu
merasa sakit serta berkeringat.

4. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan darah
Ditemukan bahwa eritrosit dibawah normal dengan nilai 3.88 (nilai
normal 4.0-5.0), hematokrit dibawah rata-rata dengan nilai 34.3 (nilai
normal 35-47). Hal ini dapat terjadi karena perdarahan Post Partum.
5. Terapi Farmakologi

Cara
N Nama Golonga Dosi Kontra
Pemberia Indikasi
o Terapi n Obat s Indikasi
n
Alergi OAINS,
Anti tukak lambung
inflamasi 30
1. Ketorolac Intravena Antinyeri peptik akut,
non mg
Steroid perdarahan KV,
diastesis
Individu degan
riwayat
hipersensitivita
Anti
Ceftriaxon Antibioti 1 s terhadap obat
2. Injeksi Infeksi
e k gram atau golongan
Bakteri
sefalosporin,
riwayat alergi
penicillin
Hipersensitivita
Furosemid Penstabil 20
3. Injeksi Diuretik s terhadap obat,
e urine mg
gagal ginjal
4. RL IVFD Kristaloid Resusitas 500 Riwayat alergi
i Cairan ml atau
hipersensivitas
Terhadap
sesama
kandungan
B. ANALISA DATA

KEMUNGKINAN
DATA (symptoms) MASALAH
PENYEBAB
D.O : Nyeri Akut
P:
nyeri luka SC Lilitan tali pusat
Q:
Rasa seperti disayat-
sayat
Malpresentasi janin
R:
Nyeri dirasakan di
abdomen bawah
S: Tindakan Sectio
Skala Nyeri 6 Caesaria
T:
Nyeri dirasakan saat
bergerak
 Pasien berkeringat ruptur perineum/
 Terdapat luka Post episiotomi
Operasi SC
 Nadi : 90x/menit
 TD : 130/80 mmHg
diskontinuitas jaringan
kulit
D.S :

Pasien mengatakan
merasakan nyeri yang afferent
rasanya seperti di
sayat-sayat dan
kambuh dengan parah Medula Spinalis
di ketika bergerak

Thalamus

Cortex Serebri

Efferent
Nyeri Akut

D.O :
Tindakan Sectio
 Perban luka post
Caesarea
Operasi SC
tampak kotor
karena berkas
darah Ruptur
 Luka belum perineum/episiotomi
dibersihkan dalam
kurun waktu 24 Resiko Infeksi
jam. Jalan masuk Mikroba
dan bakteri
D.S :
Tidak ada data
subjektif
Bakteri berkoloni

Resiko Infeksi

D.O : Resiko
 TD : 130/90 Tindakan Sectio ketidakseimbangan
 Nadi : 90 Caesarea cairan
 Urine output 400
ml
 Eritrosit dibawah
Perubahan sistem
normal
 Hematokrit dbawah reproduksi
normal
 Perdarahan
seukuran 10 Involusi endometrium
pembalut dalam 24
jam

D.S : Perdarahan Lochea


Pasien mengatakan
bahwa ia tidak terlalu
banyak BAK dan Hidrasi menurun
bocor ketika memakai
pembalut

Resiko
Ketidakseimbangan
cairan

C. PRIORITAS MASALAH
Berdasarkan analisa data yang telah dilakukan, didapatkan prioritas masalah
sebagai berikut :
1. Nyeri Akut berhubungan akibat luka SC
2. Resiko Ketidakseimbangan Asupan Cairan Akibat Perdarahan
3. Resiko Infeksi akibat luka pasca SC

D. DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Dari hasil pengamatan terhadap data subjektif dan objektif serta
pengelompokan masalah berdasarkan prioritasnya, maa didapatkan diagnosis
sebagai berikut :
1. Nyeri Akut berhubungan dengan Agen cedera Fisik (Tindakan Operasi
Sectio Caesarea)
2. Resiko Ketidakseimbangan Cairan berhubungan dengan perdarahan
Lochea
3. Resiko Infeksi berhubungan dengan tindakan Invasif (Sectio Caesarea)
E. PLANNING KEPERAWATAN
Dari hasil diagnosis yang telah ditentukan, maka rencana keperawatan yang akan dilakukan adalah sebagai berikut :

Dx KEPERAWATAN TUJUAN INTERVENSI


NO RASIONAL
(D.O dan D.S) (SLKI) (SIDKI)

1.
Nyeri Akut Setelah tindakan Manajemen nyeri :  Mengidentifikasi Dapat
berhubungan dengan
keperawatan mengetahui lokasi dan
Agen cedera Fisik
(Sectio Caesarea) selama 2x24 jam  mengidentifikasi lokasi, pemberian tindakan yang benar
D.O : diharapkan nyeri karakteristik, durasi, terhadap masalah yang dialami
P: dapat terkontrol ferkuensi, kualitas,  Memberikan teknik
nyeri luka SC dengan Kriteria internsitas nyeri nonfarmakologis dapat
Q: Hasil :  Mengidentifikasi skala mengurangi rasa nyeri
Rasa seperti disayat- nyeri disamping pemberian obat-
sayat 1. Melaporkan
 memberikan teknik obatan, diharapkan pasien tidak
R: nyeri terkontrol
Nyeri dirasakan di nonfarmakologis dengan ketergantungan obat dan mampu
(4)
abdomen bawah kompres hangat mengatasi nyeri secara mandiri
2. Kemampuan
S:  memfasilitasi istirahat dan  Memberikan obat untuk
mengenali
Skala Nyeri 6 tidur membuat nyeri hilang dari dalam
T: omset nyeri (4)
 menjelaskan penyebab, tubuh
Nyeri dirasakan saat 3. Dukungan
periode dan pemicu nyeri
bergerak orang terdekat
 Pasien berkeringat (4)  berkolaborasi dengan
 Terdapat luka Post dokter dalam pemberian
Operasi SC obat lambung / analgetik
 Nadi : 90x/menit
 TD : 130/80 mmHg
D.S :

Pasien mengatakan
merasakan nyeri yang
rasanya seperti di
sayat-sayat dan
kambuh dengan parah
di ketika bergerak

2. Resiko Managemen Cairan


Ketidakseimbangan  Dengan memonitor status
Cairan ditandai Setelah tindakan  Monitor status hidrasi dehidrasi dan darah serta
dengan perdarahan keperawatan
 Monitor hasil laboratorium hemodinamik, perkembangan
Lochea selama 2x24 jam
 Monitor status atau penurunan asupan cairan
diharapkan
hemodinamik dapat terkontrol
D.O : keseimbangan
 Catat intake dan output  Dengan pemberian asupan cairan
 TD : 130/90 cairan dpat
dalam hitung balans cairan serta diuretik, dapat
 Nadi : 90 terpenuhi dengan
24 jam memperbaiki ketidakseimbangan
 Urine output 400 ml kriteria hasil
 Berikan asupan cairan dan kebutuhan cairan terpenuhi
 Eritrosit dibawah
normal 1. Asupan cairan Intravena (menggunakan
 Hematokrit dbawah (4) NaCl)
normal 2. Keluaran urine  Kolaborasi pemberian
 Perdarahan seukuran (4) diuretik
10 pembalut dalam 3. Kelembapan
24 jam
membran
D.S : mukosa (4)
Pasien mengatakan 4. Edema (2)
bahwa ia tidak terlalu 5. Dehidrasi (2)
banyak BAK dan
bocor ketika memakai
pembalut

Perawatan Luka :

3. Resiko Infeksi Setelah tindakan


 Monitor karakteristik Luka  Monitor luka dapat mengetahui
berhubungan dengan keperawatan
 Monitor tanda-tanda bagaimana bentuk, ciri khas dan
tindakan Invasif selama 1x24 jam
Infeksi penanganan yang tepat atau
Sectio Caesarea diharapkan tingkat
 Lepaskan balutan dan memastikan bahwa tindakan
infeksi menurun
D.O : plester secara perlahan yang dilakukan sudah benar.
dengan kriteria
 Perban luka post  Bersihkan dengan cairan  Tata cara perawatan luka yang
hasil
Operasi SC tampak NaCl atau pembersih baik akan memperbesar
kotor karena berkas 1. Demam (5) nontoksik kemungkinan terhindar dari
darah 2. Kemerahan (4)  Bersihkan jaringan infeksi
 Luka belum 3. Cairan berbau nekrotik  Tindakan aseptik dapat
dibersihkan dalam busuk (5)  Pasang plester anti air mengurangi masuknya bakteri
kurun waktu 24  Pertahankan teknik steril dan mikroba ke luka yang akan
jam. saat membersihkan luka mengakibatkan infeksi
dan perawatan luka
D.S :  Jelaskan tanda dan gejala
Tidak ada data infeksi
subjektif  Anjurkan makanan tinggi
kalorin dan protein
 Ajarkan perawatan luka
mandiri
 Kolaborasi pemberian
antibiotik
F. IMPLEMENTASI KEPERAWATAN

No Diagnosis Jam Tindakan keperawatan respon Paraf


Dinas pagi 28/09/2022

1 Nyeri akut 09.00 1. Melakukan pengkajian 1. Pasien Perawat


berhbungan nyeri secara mengatakan
dengan agen komperenshif termasuk nyeri pada
cedera Fisik lokasi,frekuensi,kualitas bekas
dan faktor presipitasi operasi,skala ,
kualitas nyeri
2. Mengobservasi reaksi sedang,frekuens
nonverbal dari ketidak i nyeri sering
nyamanan ekspresi pasien
tampak
3. Menggunakan tehnik meringis ketika
komunikasi trapeutik terasa nyeri
untuk mengetahui
pengalaman nyeri 2. Ekspresi pasien
pasien tampak
meringis ketika
terasa nyeri

3. Pasien
merespon
dengan baik
perawat
10.00 Mengajarkan tehnik Pasien di ajarkan
nonfarmakologi tentang reduksi
nyeri dengan
tehnik kompres
hangat,tehnik
nafas dalam dan
dikir

12.00 Memberikan analgetik Pasien diberi asam


untuk mengurangi nyeri mefenamat 500
mg per oral
Dinas Siang 28/09/2022
perawat
1. Nyeri Akut 15.30 1. Melakukan pengkajian
berhubunga nyeri secara 1. Pasien
n dengan komprehensif,termasuk mengatakan
Agen cedera lokasi,frekuensi,kualita masih
Fisik s dan faktor presipitasi merasakan
nyeri,skala
2. Mengobservasi nyeri ,kualitas
kembali tehnik nyeri sedang
nonfarmakologi yang frekuensi nyeri
telah di ajarkan sering

2. Pasien sudah
memahami
tehnik
nonfarmakologi
s yang sudah di
ajarkan

perawat
17.30 1. Memberikan analgetik Injeksi Ketorolac
untuk mengurangi intravena
nyeri membuat pasien
beristirahat
2. Anjurkan pasien untuk
meningkatkan istirahat

Dinas Malam 28/09/2022


perawat
1. Nyeri Akut 20.30 1. Melakukan pengkajian 1. Pasien
berhubunga nyeri secara mengatakan
n dengan komprehensif nyeri
Agen cedera termasuk berkurang,skala
Fisik lokasi,frekuensi,kualit nyeri ,kualitas
as dan faktor nyeri sedang,
presipitas frekuensi nyeri
jarang
2. Mengobservasi
adanya reaksi 2. Exspresi wajah
nonverbal dari pasien sudah
ketidaknyamanan tampak rilex

3. Anjurkan pasien untuk 3. Pasien


istirahat mengangguk
tanda akan
beristirahat

Dinas Pagi 29/09/2022


perawat
1. Nyeri Akut 08.30 1. Melakukan pengkajian 1. Nyeri berada
berhubunga nyeri secara pada abdomen
bawah, kualitas
n dengan komperenshif nyeri sudah
agen cedera termasuk menurun, ketika
Fisik lokasi,frekuensi,kualita bergerak sudah
s dan faktor presipitasi tidak terlalu
sakit
2. Mengobservasi reaksi 2. Pasien merasa
nonverbal dari ketidak jauh lebih baik
nyamanan dibanding
kemarin, pasien
3. Menggunakan tehnik sudah bisa tidur
komunikasi trapeutik tanpa keringat
untuk mengetahui berlebih
pengalaman nyeri 3. Pasien
pasien mengatakan
sudah bisa
duduk dan
dapat tidur lebih
baik. Namun
nyeri masih
terasa sedikit

perawat
2 Resiko 09.30 1. Monitor status hidrasi 1. Status hidrasi
Ketidakseim 2. Monitor hasil menurun
bangan laboratorium 2. Hasil lab darah
Cairan 3. Monitor status eritrosit masih
ditandai hemodinamik dibawah normal
dengan 4. Memberikan cairan 3.88,
perdarahan melalui intravena hematokrit
Post Partum dibawah normal
34.3, ureum
dibawah normal
12 mg/dL.
3. Cairan
intravena Nacl
sudah terpasang

11,00 Mengkaji output dan Pasien minum air perawat


input cairan mineral 1 botol 1,5
L. Cairan
intravena NaCl
0,9% diberikan
500 ml per 6 jam.
BAK terpantau
200 ml
Dinas Siang 29/09/2022
perawat
1. Resiko 14.30 1. Mengkaji output dan Memberikan
ketidakseim input cairan cairan NACL
bangan 2. Memberikan cairan untuk mengganti
cairan melalui intravena cairan tubuh yang
berhubunga hilang
n dengan
perdarahan
Lochea

15.30 Kolaborasi pemberian Memberikan perawat


diuretik furosemide
membuat pasien
mengeluarkan
lebih banyak urine

2. Nyeri Akut 17.30 1. Memantau teknik Pasien sudah dapat perawat


berhubunga nonfarmakologi yang mengkompres
n dengan diajarkan sebelumnya sekitar perutnya
Agen cedera 2. Memberikan obat anti dengan air hangat
Fisik nyeri dan pasien merasa
lebih baik setelah
diberikan obat
antinyeri
Dinas Malam 29/09/2022
perawat
Resiko 20.00 1. Mengkaji output dan Memberikan
ketidakseim input cairan cairan NACL
bangan 2. Memberikan cairan untuk mengganti
cairan melalui inravena cairan tubuh yang
berhubunga hilang
n dengan
perdarahan
Lochea
Dinas Pagi 30/09/2022
perawat
1. Resiko 08.00 1. Monitor status hidrasi
Ketidakseim 2. Monitor hasil 1. Status hidrasi
bamgan laboratorium membaik
cairan 3. Monitor status 2. Hasil lab
Berhubunga hemodinamik lanjutan
n dengan
Perdarahan 4. Memberikan cairan menunjukkan
Lochea melalui intravena kestabilan/berad
5. Memantau output dan a pada batas
input cairan normal
3. Nadi 88x/menit,
TD : 110/80
4. Input cairan
untuk minum
menghabiskan
1,5 L air
mineral, NaCl
0,9% sudah
masuk. Output
cairan BAK
terpantau 900
ml dari
semalam. BAB
normal, tidak
ada muntah
5. furosemid
dihentikan

perawat
2. Resiko 09.00 1. Memonitor 1. Luka post
Infeksi karakteristik Luka operasi baik,
berhubunga 2. Monitor tanda-tanda tidak ada
n dengan Infeksi kemerahan,
Tindakan 3. Melepaskan balutan tidak ada lendir,
Invasif dan plester secara tidak ada
perlahan pembengkakan
4. Membersihkan luka 2. Terdapat
dengan cairan NaCl beberapa
atau pembersih kotoran
nontoksik / betadine disekitar luka,
5. Membersihkan perban kotor,
jaringan nekrotik 3. Pasien merasa
6. memasang plester anti luka nya sudah
air lebih baik, tidak
7. Pertahankan teknik ada kotor
steril saat disekitar luka
membersihkan luka setelah
dan perawatan luka perawatan
luka,perban
diganti
4. Pasien sudah
bisa mandi
secara mandiri
Dinas Siang 30/09/2022
perawat
Resiko 14.00 1. Jelaskan tanda dan 1. Pasien
Infeksi gejala infeksi mengetahui
Berhubunga 2. Anjurkan makanan tanda dan gejala
n dengan tinggi kalorin dan infeksi
tindakan protein 2. Pasien
Invasif 3. Ajarkan perawatan mengetahui
luka mandiri jenis diet apa
yang dapat
mempercepat
penyembuhan
luka
3. Pasien dapat
melakukan
perawatan luka
sendiri di rumah
perawat
15.00 1. Memberikan dosis Pasien merasa
Ceftriaxone sesuai lebih baik
anjuran dokter IV

G. EVALUASI KEPERAWATAN

No Diagnosa Keperawatan Tgl/Jam Evaluasi


Hari pertama Impelementasi
1. Nyeri Akut berhubungan 28/09/2022 S:
Pasien mengatakan nyeri
dengan Agen Cedera Fisik Jam 08.00
pada abdomen bawah seperti
Sectio Caesarea tersayat. Pasien tidak ingin
bergerak ketika ditanya
apakah bisa duduk

O:
P : nyeri luka SC
Q : rasa seperti tersayat
R : nyeri abdomen bawah
S : Skala nyeri 6
T : dirasakan ketika bergerak
 TD : 130/90
 N : 90 x/menit
 Terlihat laken basah karna
keringat

A:
adanya Luka Post Operasi
Sectio Caesarea di abdomen
bawah. Tingkat nyeri sedang
dan terasa saat bergerak

P:
Lakukan pemantauan tiap
sift dan kontrol TTV pasien.
Kolaborasi pemberian Anti
Nyeri
2. Resiko Ketidakseimbangan 28/09/2022 S:
Pasien mengatakan tidak
Cairan berhubungan dengan Jam 17.00
terlalu banyak BAK
Perdarahan Lochea
O:
 TD : 130/90
 N : 90
 Berkeringat banyak
 BAK 400 ml dari kantong
urine
 BAB lancar
 Hasil uji darah eritrosit
dan hematokrit dibawah
normal
 Perdarahan 10 pembalut,
kadang bocor

A:
Pasien mengalami
perdarahan dan TTV
meningkat. Urine tidak
terlalu banyak. Hasil lab
dibawah normal namun
dapat ditoleransi karena
adanya perdarahan

P:
Lakukan pemantauan TTV
tiap sift, berikan NaCl 0,9%
dan furosemide sesuai
anjuran dokter
Hari kedua impelementasi
1. Nyeri Akut berhubungan S:
Pasien mengatakan nyeri
dengan Agen Cedera Fisik
sudah berkurang dan jauh
Sectio Caesarea lebih baik dari kemarin.
Pasien sudah bisa
mengkompres untuk
mengurangi rasa nyeri

O:
P : nyeri luka SC
Q : rasa seperti tersayat
R : nyeri abdomen bawah
S : Skala nyeri 3
T : ketika berjalan
 TD : 110/80
29/09.2022
 N : 88 x/menit
Jam 08.00  Terlihat laken sudah tidak
basah akibat keringat

A:
adanya Luka Post Operasi
Sectio Caesarea di abdomen
bawah menyebabkan pasien
masih merasa sedikit nyeri
ketika berjalan.

P:
Lakukan pemantauan pada
sift selanjutnya dan kontrol
TTV pasien. Kolaborasi
pemberian Anti Nyeri
apakah dihentikan atau tidak
2. Resiko Ketidakseimbangan S:
29/09/2022 Pasien mengatakan BAK
Cairan berhubungan dengan
sudah mulai lancar
Perdarahan Lochea Jam 18.00 WIB
O:
 TD : 110/80
 N : 88 x/menit
 Tidak berkeringat
 BAK 600 ml dari kantong
urine
 BAB lancar
 Hasil uji darah normal
 Perdarahan berkurang

A:
Pasien mengalami
perdarahan akibat post
partum

P:
Lakukan pemantauan TTV
tiap sift, berikan NaCl 0,9%
dan furosemide sesuai
anjuran dokter
Implementasi Hari Ketiga
1. Resiko Ketidakseimbangan S:
Pasien mengatakan BAK
cairan berhubungan dengan
mulai lancar
Perdarahan Lochea
O:
 TD : 110/80
 N : 85 x/menit
 Tidak berkeringat
 BAK 900 ml dari kantong
urine
30/09/2022  BAB lancar
 Hasil uji darah normal
Jam 16.00 WIB
 Perdarahan berkurang

A:
Pasien mengalami
perdarahan akibat post
partum

P:
Tidak ada intervensi
kedepan, masalah teratasi.
2. Resiko Infeksi berhubungan 30/09/2022 S:
-
dengan tindakan invasif Sectio Jam 17.30 WIB
Caesarea O:
 TD : 110/80
 N : 85 x/menit
 Tidak berkeringat
 Perban bersih karena
sudah diganti dan
dibersihkan
 Tidak ada tanda-tanda
lebam, bengkak,
kemerahan dan berair
 Pemberian obat antibiotik

A:
Luka SC perlu dibersihkan
agar tidak terjadi
perkembangbiakan mikroba
yang berakibat infeksi

P:
Memberikan anjuran untuk
makan tinggi serat dan
protein, masalah teratasi.

Anda mungkin juga menyukai