1 ImplementasiKeperawatan
Implementasi atau pelaksanaan adalah inisiatif dari rencana tindakan
untuk mencapai tujuan yang spesifik. Tahap implementasi dimulai setelah
rencana tindakan disusun dan ditujukan pada rencana strategi untuk membantu
mencapai tujuan yang diharapkan. Oleh sebab itu, rencana tindakan yang
spesifik dilaksanakan untuk memodifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi
masalah kesehatan. Tujuan dari implementasi adalah membantu dalam mencapai
tujuan yang telah ditetapkan, yang mencakup peningkatan kesehatan,
pencegahan penyakit, pemulihan kesehatan dan memfasilitasi koping (Efendi &
Makhfudli, 2009).
2.1.2 EvaluasiKeperawatan
Evaluasi adalah tindakan intelektual untuk melengkapi proses
keperawatan yang menandakan seberapa jauh diagnosis keperawatan, rencana
tindakan dan implementasinya sudah berhasil di capai. Tujuan evaluasi adalah
melihat kemampuan pasien dalam mencapai tujuan. Hal ini bisa dilaksanakan
dengan mengadakan hubungan dengan pasien berdasarkan respon pasien
terhadap tindakan keperawatan yang diberikan, sehingga perawat dapat
mengambil keputusan. Proses evaluasi terdiri atas dua tahap yaitu mengukur
pencapaian tujuan pasien yang baik kognitif, afektif, psikomotor dan perubahan
fungsi tubuh serta gejalanya serta membandingkan data yang terkumpul dengan
tujuan dan pencapaian tujuan (Efendi & Makhfudli, 2009).
2.2 Contoh Kasus
I. PENGKAJIAN
Tanggal masuk : 5November 2019
Tanggal pengkajian : 5 November 2019
Nomor register : 123456
Diagnosa Medis : Sepsis + Post Op Kista Ovarium
A. Identitas
Nama : An. A
Jenis kelamin : Perempuan
Usia : 16 tahun
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Pelajar
Status perkawinan : Belum Menikah
Suku bangsa : Bali
Agama : Hindu
Alamat : Gianyar
Penanggung jawab klien
Nama : Ny. A
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
Alamat : Gianyar
Hubungan dengan klien : Orang Tua (Ibu)
B. Status Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama
Pasien diantar oleh keluarga dengan penurunan kesadaran sejak kemarin (4
November 2019)
2. Riwayat Kesehatan Sekarang
Pasien datang diantar keluarga ke IGD dengan penurunan kesadaran sejak 1hari
SMRS (4 November). 3 hari SMRS (2 November) pasien demam disertai batuk
berdahak dengan secret berwarna kehijauan. Saat pengkajian didapatkan data :
kesadaran delirium, TD: 80/50mmHg, Nadi: 110x/menit (lemah), Suhu: 38,80C,
RR :28x/menit, saturasi oksigen 92%, Jantung S1/S2. regular, tachikardi, mur-
mur (-), Gallop (-), Pada abdomenterdapat luka bekas operasi. Hasil
laboratorium; Hb: 17 g/dL, Leukosit:20.000/mm3, Trombosit: 128.000, GDS:
102 mg/dL, Ureum: 110, Kreatinin: 2.3,HCT: 56%.
3. Riwayat Kesehatan Dahulu
Keluarga mengatakan klien pernah menjalani operasi Kista Ovarium namun luka
bekas operasi tidak membaik dan dilakukan operasi kembali.
4. Riwayat Kesehatan Keluarga
Tidak ada anggota keluarga yang mempunyai penyakit serupa seperti An. A
Genogram
An. A adalah anak kedua dari tiga bersaudara. An. A masih tinggal bersama orang
tua dan kakek neneknya. Keluarga An.A tidak ada yang mempunyai riwayat
penyakit menular maupun penyakit keturuan.
Inspeksi IC normal
Perkusi Pekak
3. Paru
Inspeksi Simetris, terdapat penggunaan otot bantu napas
4. Abdomen
Inspeksi terdapat luka operasi ±9cm, tidak ada asites
Perkusi Thympani
5. Ekstremitas
Ekstremitas Atas
Kanan Kiri
Sulit Sulit
Sulit dinilai - - Sulit dinilai - -
dinilai dinilai
Sulit Sulit
Sulit dinilai - - Sulit dinilai - -
dinilai dinilai
- - - - - - - -
Ekstremitas Bawah
Kanan Kiri
Kesemutan Edema Baal Nyeri Kesemutan Edema Baal Nyeri
Tanda-Tanda Vital
Tekanan Darah (mmHg) 80/50
Frekuensi 110
Nadi
Irama Teratur
(kali/menit)
Regangan Teraba lemah
Frekuensi 28
Napas
Irama Teratur
(kali/menit)
Regangan Dangkal
Suhu (oC) 38,8
D. Sistem Persyarafan
1. Fungsi Serebral
Tingkat
Delirium
Kesadaran
Status
Mental GCS E2 M3 V4
Gaya Bicara Meracau
Nervus II (Optikus)
Ketajaman
Sulit dinilai
Penglihatan
Mata Kanan
Lapang Pandang Sulit dinilai
Melihat Warna Sulit dinilai
Ketajaman
Sulit dinilai
Mata Kiri Penglihatan
Lapang Pandang Sulit dinilai
Melihat Warna Sulit dinilai
Nervus III (Okulomotorius)
Pupil bulat,
Bentuk
isokor
Mata Kanan Besar Pupil Diameter 2,5 mm
Reflek
Reflek +
Cahaya
Pupil bulat,
Bentuk
isokor
Mata Kiri Besar Pupil Diameter 2,5 mm
Reflek
Reflek +
Cahaya
Nervus IV (Trochlearis)
Mengunyah Mampu
Menggigit Mampu
Nervus X (Vagus)
Menelan Baik
Nervus XI (Accesorius)
Kanan
Mengangkat bahu
Kiri
Kanan
Pergerakankepala
Kiri
NervusXII (Hypoglasus)
Ektremitas Kanan = 4
atas Kiri =4
Kekuatan otot Ekstremitas
Kanan = 4
bawah
Kiri =4
Refleks biseps
Ka = +/ Ki = +
Refleks triseps
Ka = + / Ki = +
Refleks patella Ka = +/ Ki = +
Refleks achiles Ka = + / Ki = +
E. Sistem Integumen
Mukosa Capilar refill
Warna kulit Turgor Kelainan
bibir time
Pigmentasi, kulit Turgor kulit
Mukosa
merata, warna cukup > 2 detik Tidak ada
bibir lembab
coklat, tekstur halus elastis
F. Sistem Imunitas
Tidak terdapat pembesaran kelenjar limfe dan kelenjar thyroid.
Leukosit 20.000/mm3
G. Status Nutrisi
a. Antropometri
Sebelum masuk rumah sakit:
BB : 50kg TB : 152cm LILA : 24cm
Saat dirawat:
BB : sulit diketahui TB : sulit diketahui LILA : 24 cm
IMT ( Indeks Massa Tubuh )
Nilai standar IMT
Nilai Kategori
<20 Underweight
20-25 BB normal
25-30 Overweight
>30 Obesitas
IMT = BB (kg)
TB (m) ²
50
=
(1,52)2
= 21,64 kg/m2
Kesan: BB Normal
b.Biokimia
Hb : 17gr % (5/11/19)
HCT : 56%
Ureum : 110
Kreatinin : 2,3
c. Penampilan fisik
Lemah, seperti orang bingung
Konjunctiva tidak anemis, sclera tidak ikterik.
d.Diit
Diit Nasi Tim
H. ADL
Bathing Dressing Toileting Transfering Continance Feeding Indeks
KATZ
Dibant Dibantu Dibantu Dibantu Dibantu Dibantu G
u
Keterangan:
Indeks KATZ = G (tidak mandiri untuk semua aktivitas sehari-hari)
I. Status Eliminasi
Sebelum Masuk RS
BAB
Frekuensi Warna Konsistensi
1X Coklat Lembek
BAK
Frekuensi Jumlah Warna Nyeri
5-6x per hari 1500 cc Kuning jernih -
Selama di RS
BAB
Frekuensi Warna Konsistensi
- - -
BAK
Frekuensi Jumlah Warna Nyeri
3-4 x 1000 cc Kuning jernih Sulit dinilai
Kehilangan fungsi
silia sel pernafasan
Pembentukan
prostaglandin di
otak
Merangsang
hipotalmus
meningkatkan set
point
Menggigil,
meningkatkan suhu
basal
Hipertermi
III. Intervensi
Diagnosakeperaw Intervensi
atan Tujuandankriteriahasil Rencanakeperawatan
D.0001 Setelahdiberikanintervensiselam 1. Monitor polanapas
a…….., (frekuensi, kedalaman,
Bersihanjalannap makabersihanjalannapasmening upayanapas)
astidakefektif katdengankriteriahasil: 2. Monitor
bunyinapastambahan
1. Batukefektif
2. Produksi sputum (gurgling, mengi, wheezing,
menurun ronchikering)
3. Mengi, wheezing, 3. Monitor
ronchimenurun adanyasumbatanjalannapas
4. Frekuensipernafasan 4. Pertahankankepatenanjalann
12kali-20kali/menit apas
5. Lakukanpenghisapan lender
kurangdari 15 detik
6. Monitor saturasioksigen
7. Monitor nilai AGD
8. Posisikan semi folweratau
fowler
9. Berikanoksigen
IV. Implementasi
Hari/ N Implementasi Respon Tt
tanggal o d
D
x
Senin, 5 1, Monitor vital sign dansaturasioksigen S:-
November 2
O:
2019
TD : 90/50mmHg
RR : 28kali/menit
Suhu : 38,8℃
Nadi : 110kali/menit
SpO2 : 92%
1 Kajiadanyasuaranapastambahandansumbata S:-
njalannapas
O:
Ronchi (+), sputum
(+)
berwarnakehijauan
1 Berikanpasienposisi fowler atausemifowler S:-
O:
Pasiendiberikanposisi
fowler
denganposisikepalaek
stensi
2 Kajiwarnakulit S:-
O:
Warnakulitkemerahan
2 PemasanganinfusNaCl IV line Infusterpasang (+),
20tpm
1 Kolaborasipemberianbronkodilator&antipire S:-
tik
O:
Reaksialergi (-)
1 Lakukanpermberianoksigen S:-
O:
Oksigendiberikan
5lt/menitdengansungk
up
2 Memberikankompresdinginpadaketiak Pasienkooperatif
1, Melakukanpemeriksaanlaboratorium Hasilbelumkeluar
2
1, Mengkaji vital sign dansaturasioksigen S:-
2
O:
TD : 90/60mmHg
RR : 28kali/menit
Suhu : 38,8℃
Nadi :109kali/menit
SpO2 : 94%
1 Kajiadanyasuaranapastambahandansumbata S:-
njalannapas
O:
Ronchi (+), sputum
(+)
berwarnakehijauan
1 Lakukanpenghisapanlendir S:-
O:
Lendirkeluar (+)
berwarnakehijauan,
dilakukanselama 10
detik
V. Evaluasi
Dx Evaluasi
1 S:-
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
MODS (Multiple Organ Dysfunction Syndrome) adalah keadaan kacaunya
fisiologi sehingga fungsi organ tidak dapat menjaga homeostasis. Faktor risiko utama
terjadinya MODS adalah sepsis dan SIRS, beratnya penyakit, shock dan hipotensi
berkepanjangan, terdapat fokus jaringan mati, trauma berat, operasi besar, adanya
gagal hati stadium akhir, infark usus, disfungsi hati, usia >65 tahun, dan
penyalahgunaan alkohol. Manajemen pasien MODS yang terutama adalah suportif,
sedangkan terapi spesifik diarahkan untuk mengidentifikasi dan menterapi penyakit
dasar.
3.2 Saran
Penulis berharap dengan penyusunan makalah ini dapat menambah
pengetahuan pembaca terkait
tinjauanteorysertaasuhankeperawatanpadapasiendengankasusmultiple organ
dysfunction syndrome.
DAFTAR PUSTAKA