Anda di halaman 1dari 15

SKENARIO ROLE PLAY

ASUHAN KEPERAWATAN TRANSKULTURAL PADA TN. DV DENGAN


UAP PADA BUDAYA AUSTRALIA
“BUDAYA KETIKA MAKAN SELALU MEMAKAI GARPU DAN PISAU
MAKAN”

Oleh:
KELOMPOK III KELAS B14 A
1. NI PUTU AYU WEDHA ASTUTI (213221203)
2. PUTU AGUS DARMAYUDA (213221224)
3. I GEDE AGUS WIGUNA (213221207)
4. DEDEK IRAWAN (213221206)
5. I MADE NGARA YASA (213221235)
6. KADEK DWI CAHYANI (213221213)
7. NI WAYAN GOPI SUDHARMADI (213221214)
8. NI PUTU DIAH SUARMAHADEWI (213221229)
9. NI PUTU ARI FEBRIYANTHI (213221230)
10. KOMANG RESMI AYUNINGSIH (213221220)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN ALIH JENJANG


STIKES WIRA MEDIKA PPNI BALI
2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyusun
makalah ini dengan lancar, serta tepat pada waktunya. Makalah ini disusun untuk
memenuhi tugas “Keperawatan Transkultural” dengan judul “Role Play Asuhan
Keperawatan Transkultural Pada Tuan “DV” Dengan UAP pada Budaya
Australia “Ketika Makan Selalu Memakai Garpu dan Pisau Makan” Makalah ini
telah dibuat berdasarkan dari berbagai sumber dan beberapa bantuan dari berbagai
pihak untuk membantu menyelesaikan makalah ini.
Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam penyusunan makalah ini. kami menyadari bahwa masih
banyak kekurangan yang mendasar pada makalah ini. Oleh karena itu, kami
berharap pembaca untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun.
Kritik dan saran pembaca sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah
selanjutnya.
Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi semuanya.

Denpasar, Mei 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... ii


DAFTAR ISI .................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah................................................................... 2
1.3 Tujuan..................................................................................... 2
1.4 Manfaat................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA............................................................... 3


2.1 Skenario Role Play................................................................. 3
BAB III PENUTUP.......................................................................................11
3.1 Simpulan...................................................................................11
3.2 Saran..........................................................................................11

DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Australia adalah masyarakat yang beragam budaya dengan imigran dan
orang-orang kelahiran asli. Suku Aborigin dan Torres Penduduk Selat adalah
bangsa bangsa pertama yang kaya. Australia telah tumbuh dalam populasi
dalam 50 tahun terakhir dengan imigrasi. Pada tahun 1996 23,3% penduduk
Australia lahir di luar negeri, yang merupakan peningkatan 3% sejak 1971.
Ini terutama karena banyaknya pendatang yang memiliki datang ke negara itu
sejak akhir 1980-an. Pada tahun 1996 sensus, persentase ini telah meningkat
menjadi hampir 17% ketika total populasi Australia hanya di bawah18 juta.
Salah satu perubahan paling signifikan di Australia selama 50 tahun terakhir
telah menjadi pengembangan kebijakan publik dari kulit putih yang sangat
diskriminatif menjadi multikulturaslisme (Leininger, 1995).
Multikulturalisme tetap memiliki penekanan kuat pada kebijakan-
kebijakan kerukunan sosial sebelumnya, tetapi pemerintah mengakui dan
secara positif menerima bahwa Australia adalah, dan akan tetap menjadi,
negara yang beragam secara budaya. Keanekaragaman Australia tercermin
dengan lebih dari 89 bahasa, 80 agama, dan 200 budaya dengan cara hidup
dan perawatan kesehatan yang berbeda praktek. Ada kemungkinan bahwa
keramahan sebagai perawatan dengan
Keperawatan Australia mungkin relevan sebagai perawat dari budaya
dominan berfungsi sebagai tuan rumah bagi imigran atau peduli dengan
budaya asing. Perawat dapat belajar mengidentifikasi dan memberikan
perawatan yang ramah, tetapi itu akan membutuhkan itu perawat menjadi
terdidik untuk mencari keramahan dan tahu terbaik bagaimana
menyediakannya dengan budaya asing. Ide-ide ini telah menyebabkan
beberapa pertanyaan yang tampaknya penting bagi perawat di Australia dan
di tempat lain untuk dipertimbangkan saat seseorang berpindah dari orang
asing ke bukan orang asing menggunakan konstruksi perawatan perhotelan.

1
Mahasiswa-mahasiswa yang pernah belajar ke Australia memiliki
beberapa pengalaman cultural shock diantaranya orang-orang Australia tidak
senang dipanggil tuan, bapak atau nama panggilan seperti di Indonesia., cara
makan mereka juga berbeda seperti mereka lebih senang memakai garpu dan
pisau makan daripada sendok, mereka lebih senang dengan keramahtamahan
dan senang dengan tepat waktu. Melihat hal itu kelompok 3 tertarik membuat
skenario roleplay tentang budaya Australia.

1.2 Rumusan Masalah


Adapun beberapa rumusan permasalahan dapat diuraikan sebagai
berikut:
1. Bagaimanakah Skenario role play asuhan keperawatan
transkultural pada Tn. “DV” dengan UAP pada budaya Australia
“budaya ketika makan selalu memakai garpu dan pisau makan”
1.3 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan makalah ini dapat diuraikan sesuai
dengan rumusan masalah diatas, yaitu:
1. Untuk mengetahui dan memahami Skenario role play asuhan
keperawatan transkultural pada Tn. “DV” dengan UAP pada
budaya Australia “budaya ketika makan selalu memakai garpu
dan pisau makan”
1.4 Manfaat
Sejalan dengan rumusan masalah dan tujuan dari penyusunan makalah
ini, maka manfaat yang bisa kita dapatkan antara lain sebagai berikut:
1. Dapat mengetahui dan memahami Skenario role play asuhan
keperawatan transkultural pada Tn. “DV” dengan UAP pada
budaya Australia “budaya ketika makan selalu memakai garpu
dan pisau makan”

2
BAB II
Skenario Role Play Asuhan Keperawatan Transkultural Tuan “DV” dengan
Unstable Angina Pektoris Pada Budaya Australia

Kasus : Tuan DV umur 40 tahun WNA kebangsaan Australia MRS hari pertama
di ruang Intermediete PJT dengan diagnosa UAP . Pasien riwayat
mengeluh nyeri dada kiri 7 jam yang lalu sampai akhirnya diantar
temannya ke emergency jantung RSUP Sanglah dan akhirnya sekarang di
rawat di Ruang Intermediete Jantung. Pasien pertama kali mengalami
sakit yang seperti ini. Pasien saat tiba di Ruang Intermediete dilakukan
pemeriksaan vital sign dengan pemasangan bedside monitor, dengan
hasil vital signnya: BP: 130/80 mmHG, HR: 90x/menit, RR: 18x/menit,
SPO2: 98%, Skala Nyeri: 4 (NRS). Pasien sudah 6 bulan tinggal di Bali
oleh karena urusan pekerjaan yaitu sebagai pengelola hotel. Di Bali
pasien tinggal di Villa bersama temannya yang berasal juga dari
Australia. Menurut temannya, pasien belum menikah, dan pasien
memiliki 2 saudara, memiliki kakak laki-laki dan semua keluarga tinggal
di Australia. Pasien sehari-harinya memakai bahasa Inggris namun
pasien mengatakan mengerti sedikit-sedikit tentang bahasa Indonesia.
Ketika diberikan penjelasan tentang rencana asuhan oleh perawat , pasien
tampak tidak asertif dalam menjelaskan dengan riwayat penyakitnya dan
pasien tidak senang dipanggil tuan dan lebih senang dipanggil dengan
namanya. Pasien tidak senang dengan yang bertele-tele dan tidak tepat
waktu. Pasien mengingat obat-obatan yang diberikan oleh dokter. Ketika
perawat telat 1 menit memberikan pasien sudah mulai bertanya-tanya dan
menanyakan alasan terlambat diberikan dan marah-marah.
Di saat jam makan siang tiba, makanan pasien diantarkan oleh
pramusaji dan diletakkan di meja pasien. Perawat menyiapkan makanan
pasien dan menawarkan pasien untuk makan siang. Pasien terkejut dan

3
bertanya, apakah tidak ada garpu dan pisau?, karena kebiasaan pasien
makan dengan garpu dan pisau makan, bukan dengan sendok makan.
Perawat akhirnya meminta maaf dan mengamprahkan ke petugas gizi.
Karena jarak dapur dan ruang IW jauh dan perlu waktu. Akhirnya
perawat memberikan penjelasan kepada pasien bahwa nanti perawat yang
akan membantu menyuapi makanannya dan mengajari pasien makan
dengan sendok sambil menunggu pisau dan garpunya datang, pasien
tidak mau dan marah-marah dan tetap ingin menunggu garpunya.
Perawat kembali menjelaskan bahwa jika tidak makan sekarang pasien
akan terlambat minum obat. Karena mendapat penjelasan tersebut pasien
baru mau makan dibantu oleh perawat.
Pemeran :
1. Perawat 1 : Ari Febri
2. Perawat 2 : Resmi
3. Pasien (Tuan DV) : Dedek
4. Teman Pasien : Agus Wiguna
5. Pramusaji : Diah

DI suatu pagi di Ruang IW PJT RSUP Sanglah perawat Ari menerima pasien
pindahan ruang Emergency. Pasien ditemani oleh temannya masuk ke ruang
intermediete jantung. Pasien di rawat di bed 11 dengan perawat Ari sebagai
perawat penangung jawab pasien.
A. Tahap Pengkajian
Perawat Ari : “ Good Morning Mr.”
Mr. David : “ Good Morning “
Perawat Ari :” Good morning sir, I would like to introduce my
name Ari. I am a nurse who takes care of you from
08:00 am until 1:30 pm. May I know your name and
date of birth?

4
Mr. David :’ My name is David Camesh, just call me david. no
need to use sir or mister. My date of birth is 17
February 1982.”
Perawat Ari :” I'm sorry David, I'm allowed to put on cuffs, and
electrodes to monitor blood pressure, pulse and
ECG recordings and do you speak Indonesian?”
Teman Pasien :” Ok welcome, We can speak Indonesian a little bit,
if you want to have a conversation, if you want, you
can use Indonesian, boleh pakai bahasa Indonesia
saja nurse”
Perawat Ari :” Ok David dan Charles, David , boleh saya tahu
keluhan atau bagaimana perasaannya sekarang?”
Mr. David :” I have pain in my left chest but it has subsided,
and perasaan saya baik-baik saja “
Perawat Ari :”kalau misalnya saya berikan nilai 1-10, di nilai
berapakah kira-kira rasa nyeri yang david rasakan?”
Mr. David :” Four” (pasien tampak tidak mau menatap ketika
ditanya).
Tiba-tiba teman pasien mendekati perawat Ari dan berbisik.
Teman pasien :” Nurse, if you can just ask me, because teman saya
sedang badmood”
Perawat Ari :” Ok charles, saya mohon maaf ”
Teman Pasien :” Ok, don”t worry nurse.
Perawat Ari :” David, saya balik dulu ke counter, if you need
anything press the bell beside, now you can rest
first. Later at lunch time I will come here again”
Mr. David : “Ok “
Selang 30 menit suara bel di bed 11 berbunyi, perawat Ari
mendatangi pasien.
Perawat Ari :” Excuse me David, can i help you?”

5
Mr. David :” shouldn't I be getting medicine now? It's been 5
minutes already!”
Perawat Ari :” Sorry, David, the medicine that should have been
given has been stopped now, to take the medicine
later at 12:00, I got 10 milliliters of lactulose”
Mr. David :” why no one tell me? I'll have the doctor come here
to explain.”
Perawat Ari :” Ok, David I call now th doctor”
Dokter residen datang dan menjelaskan kenapa obatnya di stop dan
pasien paham. Setelah 1 jam berlalu, teman pasien mencari perawat Ari ke
counter perawat.
Teman pasien :” Nurse, ada yang perlu saya signature again? atau
perlu data-data tentang pasien lagi?”
Perawat Ari : “ ada Charles, saya mau bertanya sedikit tentang
riwayat penyakit pasien?, kalau boleh tahu Charles
teman atau keluarga pasiennya?”
Teman Pasien :” I Just our Friend, David tinggal di Bali bersama
saya, dia di Bali kurang lebih sudah 6 bulan,
keluarganya semua ada di Ausie”
Perawat Ari :” Jadi Charles yang mengajak David ke Sanglah?”
Teman Pasien :” Oh, Yes!, saya dikasi tahu sama pak satpam di
villa legian yang saya tempati bersama David saat
ini, dibilang Sanglah Hospital merupakan hospital
yang paling lengkap dokter dan peralatannya,
makanya saya ajak kesini”
Perawat Ari :” kurang lebihnya seperti itu charles, boleh saya
tahu, apakah David pernah mengalami sakit yang
seperti ini sebelumnya?”
Teman Pasien :” Kata David baru pertama kali dia mengalami
nyeri dada, selama ini itu kejadiannya pukul 04:00
tadi pagi, setelah itu saya ajak ke sini”

6
Perawat :” Keputusannya sudah benar charles, Pasien
akhirnya cepat mendapat pertolongan, di Bali David
bekerja dimana ?”
Teman Pasien :” David works as a hotel manager in Legian”
Perawat :” Pekerjaan yang bagus, Boleh tahu pendidikan
terakhirnya david apa? Dan apakah keluarganya di
Ausie tahu kondisinya sekarang?”
Teman Pasien :”David graduated from the Department of Tourism
at one of the universities in Sydney, David is a
smart person, but quiet, sementara keluarganya
belum tahu kondisinya saat ini, David jarang
berkomunikasi dengan keluarga karena sibuk
bekerja.”
Perawat Ari :” Apakah David sudah menikah?”
Teman pasien : “ David belum menikah, dia tidak senang terikat, ”
Perawat Ari :” Datanya sudah lengkap, terima kasih charles atas
informasinya, dan saya tidak menyangka Charles
lancar berbahasa Indonesia”
Teman pasien :” Oh, Yes,, saya sudah 4 tahun di Bali, makanya
saya lancar berbahasa Indonesia. Oh, ya saya
mewakili David meminta maaf karena David agak
ketus, budaya Ausienya masih sangat melekat
didirinya, seperti tadi, dia tidak suka dipanggil
mister, tuan atau apalah, karena di Ausie biasa kita
memanggil orang lain dengan namanya saja, dan
satu hal lagi dia tidak suka dengan orang yang tidak
tepat waktu, Ada lagi yang perlu dilengkapi?’’
Perawat Ari : “ Oh tidak apa-apa, kami memaklumi itu semua,
sementara untuk disini tidak ada, tapi nanti minta
tolong ke bagian administrasi ada beberapa hal yang
akan dijelaskan oleh petugas billing”

7
Teman pasien :”okay, ready!”
Perawat Ari membuat dokumentasi tentang data pengkajian yang
diperoleh kemudian membuat diagnosa keperawatan. Diagnosa yang
diperoleh adalah nyeri berhubungan dengan agen pencedera biologis,
iskemik miokard ditandai dengan pasien mengeluh nyeri dada kiri, skala
nyeri 4 dan hambatan interaksi sosial berhubungan dengan ketidaksesuaian
sosiokultural ditandai dengan pasien tidak asertif mengatakan riwayat
penyakitnya, pemarah, tidak mau terikat hubungan dengan orang lain.
Kemudian mendokumentasikannya secara elektronik di SIMARS.
Tidak terasa waktu sudah menunjukkan pukul 11:30 wita, petugas
pramusaji membawakan makan siang pasien.
Pramusaji :” Excuse me mister, I'm a waitress this afternoon,
may I know your name sir?”
Mr. David :” My name is David”
Pramusaji :”I brought lunch and I put it on the table ok sir?”
Mr. David :” ok” (pasien tampak sibuk dengan handphonenya
dia tidak begitu peduli dengan perkataan pramusaji).
Pramusaji :”Excuse me mister”
Pasien tidak menjawab. Datanglah perawat Komang menggantikan
perawat Ari menyiapkan makan siang pasien, karena perawat Ari masih
mengantar pasien lain ke ruang Hemodialisa.
Perawat Komang :” Excuse me David, I am nurse Komang, I am
replacing nurse Ari is preparing lunch, because
nurse Ari is still taking other patients to the
hemodialysis room"
Mr. David :” ok!”
Perawat Komang menyiapkan makanannya di atas meja makan
pasien, sambil bertanya kepada pasien.
Perawat Komang :” David, do you want me to help feed you or do you
want to be alone? “
Mr. David :” I can be alone”

8
Perawat :” Ok, ok ready, the food is ready david”
Tiba-tiba Mr. David terkejut melihat di makanannya tidak ada
garpu dan pisau makan.
Mr. David :” What is this? why no fork and knife? I usually eat
with a fork and a knife, di negara saya, sudah
menjadi kebiasaan makan harus ada pisau makan
dan garpu, even if it's just eating rice”.
Perawat Komang :” I'm sorry David for the inconvenience, now I'll
pass it on to the nutrition department’.
Perawat komang menghubungi petugas gizi mengamprahkan garpu
dan pisau makan yang terbuat dari plastik. Karena jarak dapur ke ruang
Intermediete jauh , perawat komang mencoba memberikan penjelasan
kepada pasien.
Perawat Komang :” David, I’m sorry, mungkin agak telat garpu dan
pisau makannya datang, karena letak dapur dan
ruangan ini cukup jauh, bagaimana kalau David
mulai makan atau saya bantu untuk menyuapi
makananya?
Mr. David :” saya tidak bisa seperti ini, saya mau makan kalau
ada garpu dan pisaunya, saya akan tunggu sampai
garpu dan pisaunya datang.”
Perawat Ari dan teman pasien datang, ketika mendengar suara
teriak-teriak dari bed 11.
Perawat Ari :” Excuse me , David. You have to calm down, why
are you shouting like. if you like this it will affect
your heart rate.”
Teman pasien :” yes that's right david, you need to calm down, we
can have a good talk”
Mr. David :”ok, I need a fork and knife, but they don't provide
it”

9
Perawat Ari :” Bagaimana saya bantu David untuk makan?, saya
bantu menyuapi makannya. Nah, kalau makan
sekarang, minum obatnya juga tidak terlambat kan?,
jam 12 harus minum obat (sambil menunjuk jam).
Teman pasien :” It’s true David, Come on, let's get you out of the
hospital quickly”
Mr. David :” Ok,ok, kamu bantu saya makan” (sambil
menunjuk perawat Ari).
Perawat Ari :” ok , ready”
Akhirnya pasien mau makan dengan dibantu oleh perawat sambil
menunggu pisau dan garpu. Pasien akhirnya minum obat dan teman pasien
meminta maaf kepada perawat atas sikap Mr. David. Perawat Komang dan
Ari memaklumi itu semua, dan mereka meminta maaf juga atas
kekurangannya dalam memahami budaya-budaya di Australia. Sehingga
menjadi pembelajaran dan evaluasi dalam merawat pasien WNA dengan
latar budaya berbeda.

10
BAB III
PENUTUP

1.1 Simpulan
Melihat dari skenario dan kasus diatas disimpulkan bahwa seorang
perawat harus dapat menghadapi perbedaan kultural atau kultural shock dengan
menghargai perbedaan budaya yang ada, dan melakukan perencanaan dan
implementasi bisa dengan mempertahankan budaya, negoisasi budaya, dan
rekontruksi budaya (murdiyanti Prihatin Putri, 2020). Dalam kasus diatas dalam
implementasinya menggunakan teknik negoisasi budaya atau dengan
berkompromi dengan pasien.
1.2 Saran
1.2.1 Institusi pendidikan
Diharapkan makalah ini dapat menjadi sumber ilmu bagi
yang mempelajari ilmu keperawatan terutama keperawatan
transkultural.
3.2.2 Bagi mahasiswa
Diharapkan dengan makalah ini mahasiswa diharapkan
memahami dan mempelajari lebih dalam lagi tentang konsep
keperawatan transkultural.

11
DAFTAR PUSTAKA

Madeleine Leininger, M. R. M. (1995). Transcultural nursing : concepts,


theories, research & practice (3rd ed). Amerika Seikat:The McGraw-Hill
Companies, Inc.
murdiyanti Prihatin Putri, D. (2020). Keperawatan transkultural : pengetahuan
dan praktik berdasarkan budaya. Jakarta: Pustaka Baru Press.

Anda mungkin juga menyukai