Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH PROSES KEPERAWATAN

MENERAPKAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN

OLEH
KELOMPOK 2
KELAS B14.A

1. NI PUTU TRI KUMALAWATI ( 213221236 )


2. NI NYOMAN SUDANI ( 213221231 )
3. NI KETUT SEPTIANI NURHAELY ( 213221232 )
4. NI PUTU YETI ANGGRIYANI ( 213221228 )
5. KADEK WIDIYANI ( 213221211 )
6. SANG AYU MADE ESTY LESTARI ( 213221190 )
7. NI WAYAN SRI JANAWATI ( 213221219 )
8. PUTU AYU LISTIAWATI ( 213221208 )
9. NI KOMANG YULIANI ( 213221237 )
10. NI GUSTI AYU YOGI SWARI ( 213221189 )

PROGRAM ALIH JENJANG S1 KEPERAWATAN


STIKES WIRAMEDIKA
DENPASAR
2021
KATAPENGANTAR

Puji syukur kehadirat TuhanYang Maha Esa atas segala rahmatNya


sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan judul “Menerapkan
Diagnosis Keperawatan” sesuai dengan waktu yang ditentukan.

Semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi


para pembaca, khususnya profesi perawat, sehingga kedepannya dapat
diterapkan di dunia praktek keperawatan. Dalam kesempatan ini kami juga ingin
mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu selama
penyusunan makalah ini.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak memiliki kekurangan,


sehingga masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami mengharapkan
kritik dan saran yang membangun dari pembaca sehingga kami dapat
menyempurnakan makalah ini.

Denpasar, 24 September2021

Penulis

1
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................. 1


DAFTAR ISI............................................................................................................ 2
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................... 3
B. RumusanMasalah ............................................................................................... 3
C. Tujuan ................................................................................................................ 4
D. Manfaat .............................................................................................................. 4
BABIIPEMBAHASAN
A. Sejarah Diagnosis Keperawatan........................................................................5
B. Pengertian Diagnosis Keperawatan...................................................................5
C. Klasifikasi Diagnosis Keperawatan……………………………………
D. Proses Penegakan Diagnosis............................................................................7
E. Prioritas Diagnosis Keperawatan.......................................................................8
F. Sumber Kesalahan Dalam Diagnosis Keperawatan………………………….8
G. Aplikasi Proses Diagnosis Dalam Kasus Dewasa dan Anak.............................8

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...................................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................................ 10

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................................11


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Berpikir merupakan suatu proses yang berjalan secara berkesinambungan mencakup


interaksi dari suatu rangkaian pikiran dan persepsi. Sedangkan berpikir kritis merupakan
konsep dasar yang terdiri dari konsep berpikir yang berhubungan dengan proses belajar dan
kritis itu sendiri berbagai sudut pandang selain itu juga membahas tentang komponen berpikir
kritis dalam keperawatan yang di dalamnya dipelajari karakteristik, sikap dan standar berpikir
kritis, analisis, pertanyaan kritis, pengambilan keputusan dan kreatifitas dalam berpikir kritis.
(Susanto,Tomy Dwi . 2016)
Diagnosis keperwatan merupakan langkah kedua dari proses keperwatan, mengklarifikasikan
masalah kesehatan dalam ruang lingkup keperawatan.Dalam Standar Asuhan Keperawatan
dibutuhkan Standar Diagnosis Keperawatan untuk mengkawal asuhan keperawatan demi
terlaksananya asuhan keperawatan yang optimal bagi klien individu, keluarga dan komunitas.
Diagnosa keperawatan merupakan penilaian klinis terhadap pengalaman atau respon individu,
keluarga, atau komunitas pada masalah kesehatan, pada resiko masalah kesehatan atau pada
proses kehidupan. Penegakan diagnosa keperawatansebagai salah satu komponen standar
asuhan keperawatan perlu dijalankan dengan baik sebagaimana diamanatkan dalam UU no.
38 tahun 2014 tentang keperawatan pasal 30. Hal ini menegaskan wewenang perawat sebagai
penegak diagnosis yang harus memiliki kemampuan diagnostik yang baik sebagai dasar
mengembangkan rencana intervensi keperawatan dalam rangkamencapai peningkatan,
pencegahan dan penyembuhan serta pemulihan kesehatan pasien.
Untuk lebih memahami mengenai proses diagnosa keperawatan maka penulis
membuat makalah yang berjudul “ Menerapkan Diagnosis Keperawatan”

B. Rumusan Masalah
1. Bagaimanakah sejarah diagnosis keperawatan?
2. Apakah itu diagnosis keperawatan?
3. Bagaimanakah klasifikasi diagnosis keperawatan?
4. Bagaimanakah proses diagnosis keperawatan?

3
5. Bagaimanakah peta konsep diagnosis keperawatan
6. Bagaimanakah pengumpulan data, analisis data dan perumusan masalah ?
7. Bagaimankah penentuan prioritas diagnosa keperawatan?
8. Apa sajakah hal hal yang mempengaruhi penetapan prioritas masalah?
9. Apa sajakah sumber kesalahan dalam diagnosis keperawatan ?
10. Bagaimanakah aplikasi proses diagnosa dalam kasus dewasa dan anak?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui sejarah diagnosis keperawatan.


2. Untuk mengetahui pengertian diagnosis keperawatan
3. Untuk mengetahui klasifikasi diagnosa keperawatan
4. Untuk mengetahui proses diagnosa keperawatan
5. Untuk mengetahui konsep diagnosis keperawatan
6. Untuk mengetahui pengumpulan data, analisis data dan perumusan masalah.
7. Untuk mengetahui prioritas diagnosa.
8. Untuk mengetahui hal hal yang mempengaruhi penetapan prioritas masalah
9. Untuk mengetahui sumber kesalahan dalam diagnosis keperawatan .
10. Untuk mengetahui aplikasi proses diagnosis dalam kasus dewasa dan anak.

D. Manfaat
1. Manfaat teoritis dari penyusunan makalah ini agar mahasiswa dan pembaca
memperoleh pengetahuan tambahan dan dapat mengembangkan wawasan mengenai
Proses Keperawatan, khususnya Diagnosis Keperawatan.
2. Manfaat praktis dari penyusunan makalah ini agar para pembaca mengetahui
bagaimana cara berpikir kritis dan bagaimana menentukan diagnosis keperawatan
dalam keperawatan serta dapat menerapkannya dalam melakukan tindakan
keperawatan.

4
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah Diagnosis Keperawatan


Diagnosis keperawatan merupakan suatu penilaian klinis mengenai respons klien
terhadap masalah kesehatan atau proses kehidupan yang dialaminya baik yang berlangsung
aktual maupun potensial. Perawat diharapkan memiliki rentang perhatian yang luas, baik
pada klien sakit maupun sehat.
Diagnosis keperawatan diperkenalkan pertama kali dalam literatur keperawatan
pada tahun 1950 (McFarland dan McFarlane, 1989). Fry (1953) mengajukan formulasi
diagnosis keperawatan dan rencana asuhan keperawatan individu untuk membuat
keperawatan menjadi lebih kreatif. Dibandingkan dengan praktik dependen sesuai anjuran
dokter (misalnya memasukkan obat dan cairan intravena), hal ini lebih menekankan pada
praktik independen perawat (misalnya edukasi klien dan peringanan gejala). Awalnya,
keperawatan profesional tidak mendukung diagnosis keperawatan. Pada tahun 1955, Model
Nurse Practice Act of ANA (1955) melarang terapi diagnosis atau peresepan. Akibatnya,
perawat ragu untuk menggunakan diagnosis keperawatan dalam praktik. Namun, teori
keperawatan mendorong keperawatan definitif dalam hubungannya dengan masalah klien.
Teori sebelumnya, yang mendefinisikan tindakan keperawatan dalam hubunganya
dengan masalah berpusat pada klien, merupakan bagian dari tanggung jawab terhadap
ketertarikan dan penggunaan terakhir diagnosis keperawatan dalam keperawatan terdahulu.

B. Pengertian Diagnosa Keperawatan


Diagnosis keperawatan NANDA (2015): Penilaian klinis tentang respons individu,
keluarga, atau komunitas terhadap masalah kesehatan dan proses kehidupan aktual atau
potensial. Diagnosa keperawatan memberikan dasar pemilihan intervensi.Diagnosa
keperawatan merupakan dasar dalam penyusunan rencana tindakan asuhan
keperawatan.Diagnosis keperawatan sejalan dengan diagnosis medis sebab dalam
mengumpulkan data-data saat melakukan pengkajian keperawatan yang dibutuhkan untuk
menegakkan diagnosa keperawatan ditinjau dari keadaan penyakit dalam diagnosa medis.

5
C. Klasifikasi Diagnosis Keperawatan
Klasifikasi diagnosis keperawatan berdasarkan International Council of Nurses (ICN)
membagi diagnosis keperawatan menjasi lima kategori yaitu fisiologis, psikologis, prilaku,
relasional dan lingkungan. Jenis Diagnosa keperawatan dalam Standar Diagnosa
Keperawatan Indonesia yaitu ;
1. Diagnosa negatif, menunjukan bahwa klien dalam kondisi sakit atauberisiko
mengalami sakit sehingga pemberian intervensi keperawatan berorientasi pada
penyembuhan, pemulihan dan pencegahan.
2. Diagnosa positif, menunjukkan klien dalam kondisi sehat dan dapat mencapai
kondisi yang lebih sehat lagi atau optimal, yang disebut juga Diagnosa
Promosi Kesehatan.
Sedangkan jenis - jenis diagnosis keperawatan dapat diuraikan sebagai berikut
(carpenito,2013; potter & perry,2013) yaitu :
1. Diagnosa aktual, menggambarkan respons klien terhadap kondisi kesehatan atau
proses kehidupannya yang menyebabkan klien mengalami masalah kesehatan.
2. Diagnosa risiko, menggambarkan respon klien terhadap kondisi kesehatan atau
proses kehidupannya yang dapat menyebabkanklien berisiko mengalami masalah
kesehatan.
3. Diagnosa promosi kesehatan, menggambarkan adanya keinginan dan motivasi
klien untuk meningkatkan kondisi kesehatannya ke tingkat yang lebih baik atau
optimal.
Berdasarkan NANDA Internasional diagnosis keperawatan dibedakan mejadi 4 jenis, yakni;
1. Diagnosa keperawatan aktual
Diagnosis aktual adalah masalah klien yang muncul pada saat asesmen
keperawatan. Diagnosis ini didasarkan pada adanya tanda dan gejala terkait.
Diagnosis keperawatan aktual pada prinsipnya tidak bisa dipandang lebih penting
daripada diagnosis risiko, karena pada beberapa kasus diagnosis risiko memiliki
prioritas lebih tinggi daripada diagnosis aktual.
2. Diagnosa keperawatan risiko
Jenis kedua dari diagnosis keperawatan adalah diagnosis keperawatan risiko
yakni penilaian klinis bahwa masalah tidak ada, tetapi adanya faktor risiko
menunjukkan bahwa masalah kemungkinan besar akan berkembang kecuali jika
perawat melakukan intervensi. Individu atau kelompok memiliki rentan
perkembangan masalah karena adanya faktor risiko.

6
3. Diagnosa keperawatan promosi kesehatan
Diagnosis promosi kesehatan adalah penilaian klinis tentang motivasi dan
keinginan untuk meningkatkan kesejahteraan. Diagnosis jenis ini berkaitan dengan
transisi, individu, keluarga, atau komunitas dari tingkat kesehatan tertentu ke
tingkat kesehatan yang lebih tinggi.
4. Syndrome diagnosis
Syndrome diagnosis adalah penilaian klinis yang berkaitan dengan
sekelompok diagnosis keperawatan aktual dan risiko yang diperkirakan muncul
karena situasi atau peristiwa tertentu.
Diagnosis keperawatan memiliki dua komponen utama yaitu masalah (problem) atau
label diagnosis dan indikator diagnostik. Masalah merupakan label diagnosis
keperawatan yang menggambarkan inti dari respons klien terhadap kondisi kesehatan
atau proses kesehatan atau proses kehidupannya. Indikator diagnostik terdiri atas
penyebab (etiologi), tanda (sign) dan gejala (symptom), faktor resiko. Tanda/gejala
dikelompokkan menjadi dua yaitu mayor (tanda/gejala ditemukan sekitar 80%-100%)
untuk validasi diagnosis) dan minor (tanda dan gejala tidak harus di temuan, namun
jika ditemukan dapat mendukung penegakan diagnosa).

D. Proses Penegakan Diagnosis Keperawatan


Proses penegakan diagnosis atau mendiagnosis merupakan suatu proses yang
sistematis yang terdiri atas tiga tahap yaitu menganalisis data, identifikasi data
masalah dan perumusan masalah.
Proses pnegakan diagnosa diuraikan sebagai berikut :
1. Analisa data, dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut ;
a. Bandingkan data dengan nilai normal
b. Kelompokkan data, tanda dan gejala di kelompokkan berdasarkan pola
kebutuhan dasar manusia.
2. Identifikasi masalah, identifikasi masalah actual, resiko atau promosi kesehatan
3. Perumusan diagnosa keperawatan dalam SDKI (Standar Diagnosa Keperawatan
Indonesia) :
a. Penulisan tiga bagian ; metode penulisan ini dilakukan pada diagnosis aktual,
yang terdiri atas masalah, penyebab dan tanda/gejala.
Masalah berhubungan dengan penyebab dibuktikan dengan tanda/gejala

7
b. Penulisan dua bagian ; metode penulisan ini dilakukan pada diagnosis risiko
dan diagnosis promosi kesehatan.

Masalah dibuktikan dengan faktor resiko

Masalah dibuktikan dengan tanda/gejala

E. Prioritas Diagnosa Keperawatan


Menyusun prioritas sebuah diagnosa keperawatan hendaknya diurutkan sesuai dengan
keadaan dan kebutuhan utama klien, Hal hal Yang mempengaruhi penetapan diagnosa
keperawatan :
1. Berdasarkan tingkat Kegawatan
a. Keadaan yang mengancam kehidupan
b. Keadaan yang tidak gawat dan tidak mengancam kehidupan.
c. Persepsi tentang kesehatan dan keperawatan.
2. Berdasarkan Kebutuhan maslow,yaitu Kebutuhan fisiologis,kebutuhan
keamanan dan keselamatan,kebutuhan mencintai dan dicintai,kebutuhan harga
diri dan kebutuhan aktualisasi diri.
Perawat tidak dapat mengatasi semua diagnosa keperawatan dan masalah kolaboratif
yang dialami individual klien, keluarga atau komunitas. Dengan mengidentifikasi suatu
perangkat prioritas suatu kelompok diagnosa keperawatan dan masalah kolaboratif lain maka
perawat akan dapat membedakan diagnosis prioritas dari diagnosis yang penting tetapi tidak
prioritas.
Diagnosis prioritas adalah diagnosis keperawatan atau masalah kolaboratif yang, bila
tidak diatasi sekarang, akan mengganggu kemajuan untuk mencapai hasil atau akan secara
negatif mempengaruhi suatu fungsional klien.apabila masalah tersebut tidak diatasi akan
dapat mengancam kehidupan, mengancam kesehatan dan mempengaruhi perilaku manusia.
Diagnosis penting adalah diagnosa keperawatan atau masalah kolaboratif yang dapat
ditunda sampai waktu selanjutnya tanpa mengganggu status fungsional yang ada.

8
F. Sumber Kesalahan Dalam Diagnosis Keperawatan
1. Pengelompokkan data : data tidak mencukupi, pengkajian terlalu cepat ( prematur)
dan pengelompokan tidak benar.
2. Pemberian label : salah memilih label, tidak dilakukan validasi date ke pasien,
tidak ada petunjuk

G. Aplikasi Proses Diagnosa Dalam Kasus Dewasa Dan Anak.


Contoh pengaplikasian :
1.Pengelompokan Data dan Analisa data
a. Data Subjektif Contoh: “Pasien mengeluh tidak nafsu makan karena nyeri saat
menelan
b. Data Objektif Contoh: Pasien tampak menghabiskan makanan 1 sendok makan.

TB = 165 cm, BB = 45 kg, Otot menelan pasien lamah,

membran mukosa pucat, sariawan, serum albumin turun

2. Interpretasi Data Contoh: Defisit Nutrisi


3. Perumusan diagnosa :
 Problemnya (P) ; Defisit Nutrisi
 Etiologinya (E) : Ketidakmampuan menelan makanan
 Symptomnya (S) : pasien mengeluh tidak nafsu makan. Pasienn tampak
menghabiskan makanannya 1 sendok makan, TB : 165 cm, BB : 45 kg. Otot
menelan pasien lemah, membran mukosa pucat , sariawan dan serum albumin
turun
Diagnosa yang didapat ;
Defisit nutrisi dengan ketidakmampuan menelan makanan diandai dengan pasien
mengeluh tidak nafsu makan. Pasienn tampak menghabiskan makanannya 1
sendok makan, TB : 165 cm, BB : 45 kg. Otot menelan pasien lemah, membran
mukosa pucat , sariawan dan serum albumin turun

9
DAFTAR PUSTAKA

https://gustinerz.com/4-jenis-diagnosis-keperawatan-nanda-i diakses pada tanggal 23


September 2021 .Pukul 21.00 Wita
http://bppsdmk.kemkes.go.id/pusdiksdmk/wp-
content/uploads/2017/11/PRAKTIKA-DOKUMEN-KEPERAWATAN-
DAFIS.pdf Diakses pada tanggal 23 September 2021. PUKUL 19.00 Wita
Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) (2017).Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia. Jagakarsa, Jakarta selatan 12610.

10

Anda mungkin juga menyukai