Kelompok 1
Disusun Oleh :
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Yang Maha Kuasa atas segala rahmat dan Hidayah-Nya
sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun isinya.
Shalawat beserta salam semoga senantiasa terlimpah curahkan kepada baginda tercinta Nabi
Muhammad SAW.
Penulis sangat bersyukur karena dapat menyelesaikan makalah yang menjadi tugas
Ilmu Dasar Keperawatan III tentang hemoroid dan hepatitis Disamping itu, kami
mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kamu selama
pembuatan makalan ini berlangsung sehingga dapat terealisasikanlah makalah ini.
Demikian yang dapat kami sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi
para pembaca. Kami mengharapkan kritik dan saran terhadap makalah ini agar kedepannya
dapat kami perbaiki. Karena kami sadar, makalah yang kami buat ini masih banyak terdapat
kekurangannya.
Penulis
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
BAB II
2.1 PEMBAHASAN
BAB III
3.1 KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
3
Menurut WHO, bayi prematur merupakan bayi lahir hidup yang dilahirkan sebelum 37
minggu. Alat tubuh bayi prematur belum berfungsi seperti bayi matur. Oleh sebab itu, ia mengalami
lebih banyak kesulitan untuk hidup diluar uterus ibunya, seperti sindrom gangguan pernapasan
idiopatik, pneumonia aspirasin, pendarahan intraventikular (>50% pada bayi prematur), fibroplasia
retrolental, hiperbilirubinemia. Makin pendek masa kehamilannya makin kurang sempurna
pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya, dengan akibat makin mudahnya terjadi komplikasi dan
makin tingginya angka kematiannya. Dalam hubungan ini sebagian besar kematian perinatal te pada
bayi-bayi prematur. Karakteristk dari bayi prematur ditandai dengan berat kurang dari sama dengan
2500 gram (BBLR) (Sarwono, 2001)
Menurut data dunia, kelahiran premature mencapai 75-80 % dari seluruh bayi yang
meninggal pada usia kurang dari 28 hari. Data dari WHO (2002) menunjukkan angka yang sangat
memprihatinkan terhadap kematian bayi yang dikenal dengan fenomena dua pertiga. Pertama,
fenomena dua pertiga kematian bayi pada usia 0-1 tahunan terjadi pada masa neonatal (bayi
berumur 0-28 hari). Kedua, dua pertiga kematian bayi pada masa neonatal dan terjadi pada hari
pertama (Comers.com).
Angka kematian bayi di propinsi Lampung menunjukkan angka yang lebih besar dari angka
skala nasional, yakni pada tahun 2003 sebesar 55/1000 kelahiran hidup. Dengan penyebab Asfiksia
34,19%, BBLR termasuk prematur 28,42% pneumonia 3,36 %, diare 1,17 %, TN 0,64 % dan lain-
lainnya 31,41 % (Profil Dinkes Provinsi Lampung, 2007).
Hasil studi pendahuluan di RSUD Ahmad Yani Kota Metro terdapat peningkatan kejadian bayi
prematur dalam waktu dua tahun dari 2009-2010. Tahun 2009 angka bayi prematur berjumlah 114
bayi (12,79%) dari 891 persalinan dan tahun 2010 meningkat menjadi 126 bayi (13,79%) (RSUD
Jendral Ahmad Yani Kota Metro, 2010-2011). Kejadian bayi prematur tahun 2009 tersebut lebih
tinggi dibandingkan dengan RSUD Ryacudu Kotabumi pada tahun 2009 terdapat 3,6% bayi prematur.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelahiran
bayi prematur di Rumah Sakit Ahmad Yani Metro tahun 2010.
4
Abstrak
Angka kejadian persalinan prematur di Provinsi Lampung tahun 2006 berjumlah 1207
kasus, meningkat menjadi 1297 kasus tahun 2007 dan tahun 2008 turun menjadi 1153 kasus.
Di Kota Metro pada tahun 2009 kasus kematian bayi per 1000 kelahiran lebih besar jika
dibandingkan dengan kabupaten/kota lainya, yaitu 11,1%. Tujuan penelitian ini untuk
mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan persalinan prematur ruang kebidanan
Rumah Sakit Umum Daerah Jendral Ahmad Yani Metro tahun 2010. Jenis penelitian analitik
dengan desain cross sectional. Populasi pada penelitian ini ibu bersalin berjumlah 385,
sampel jumlah 80, teknik sampling menggunakan simple random sampling. Data yang
dipergunakan data primer, pengumpulan data dengan menggunakan angke. Analisis data
menggunakan analisa univariat dan bivariat dengan uji Chi Square. Hasil penelitian
berdasarkan bivariat dari 7 variabel, 5 variabel berhubungan secara signifikan dengan
persalinan prematur yaitu status ekonomi (p value = 0.010), anemia dalam kehamilan (p
value = 0,007), komplikasi obsetri (p value = 0,033), paritas (p value = 0,004), pengetahuan
(p value = 0,011), sedangkanvariabel yang tidak berhubungan adalah usia dan perawatan ante
nata.Saran bagi tenaga kesehatan adalalah menjaga kualitas pelayanan petugas kesehatan
bekerja selalu mengacu stándar pelayanan kebidanan yang telah ditentukan.
5
BAB II
PEMBAHASAN
METODE
Desain penelitian ini bersifat deskritif korelatif dengan cara cross sectional yang
bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kelahiran bayi prematur.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh ibu yang melahirkan bayi hidup dari periode
Januari– Juni 2010berjumlah 385. Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian dari ibu yang
melahirkan bayi hidup berjumlah 80. Teknik sampling menggunakan simple random
sampling. Data yang dipergunakan data primer dan pengumpulan data dengan menggunakan
angket. Analisis data menggunakan analisis univariat dan bivariat dengan uji chi square.
Analisis Univariat
Tabel 1
Jumlah %
variabel (n=80)
Kelahiran premature
Prematur 18 22,5
Status Ekonomi
< Rp 678,900 53 66,3
≥ Rp 678,900 27 33,7
Anemia
Ya (<11 gr%) 44 55,0
Tidak anemia (≥11gr%) 36 45,0
Komplikasi obstetric
Ada Komplikasi obstetric 47 58,8
Tidak ada komplikasi
6
obsetrik 33 41,2
Usia Ibu
(<20th dan >35th) 21 26,3
(≥20th-≤35th) 59 73,7
Paritas
>4 anak 10 12,5
≤4 anak 70 87,5
Perawatan antenatal
Tidak standar (<4) 21 26,3
Standar (≥4) 59 73,7 59 73,7
Pengetahuan
Kurang 39 44,8
Baik 41 51,2
Tabel 1 memperlihatkan bahwa dari 80 responden jumlah kelahiran bayi prematur berjumlah
18 (22,5 %), status ekonomi rendah terdapat 53 (66,3%) responden,mengalami anemia
berjumlah 44 (55,0%), sedangkan yang mengalami komplikasi obstetrikberjumlah
47 responden (58,8 %),berusia <20 dan >35 sebanyak 21 (26,3%), paritas > 4 sebanyak 10
(12,5 %), melakukan perawatan ante natal < 4 kali sebanyak 21 responden (26,3%) dan
berpengetahuan kurang berjumlah 39 responden (48,8%).
Analisis Bivariat
Tabel 2
Hasil Analisis Bivariat Antara Varibel Independen dengan Kelahiran Bayi Prematur
variabel Prematur
Ya Tidak Total P Value OR (CI-95%)
n % n % n %
7
Tabel 2
Memperlihatkan hasil analisis bivariat bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
status ekonomi dengan kejadian kelahiran bayi prematur (nilai p = 0.010) dan ibu dengan
dengan status ekonomi rendah berpeluang 12.278 kali untuk melahirkan bayi prematur
dibandingkan ibu yang satus ekonominya tinggi (OR = 12.278).Terdapat hubungan yang
signifikan antara anemia dengan kejadian kelahiran bayi prematur (nilai p = 0.007) dan ibu
dengan anemia berpeluang 8. kali untuk melahirkan bayi prematur dibandingkan ibu yang
tidak mengalami anemia (OR = 8,000). Terdapat hubungan yang signifikan antara
komplikasi obstetrik dengan kejadian kelahiran bayi premature (nilai p = 0,033) dan ibu
dengan komplikasi obstetrik berpeluang 4,688 kali untuk melahirkan bayi prematur
dibandingkan ibu yang tidak mengalami komplikasi obstetrik (nilai OR= 4,688).Tidak ada
hubungan antara usia dengan kelahiran bayi prematur (nilai p = 0,456).Ada hubungan
yang signifikan antara paritas dengan kelahiran bayi prematur (nilai p = 0,004) dan ibu
dengan paritas beresiko (>4) lebih berpeluang 4,385 kali terjadi kelahiran bayi prematur
dibandingkan ibu dengan paritas tidak beresiko (nilai OR=4,385). Tidak ada hubungan
antara perawaran antenatal dengan kejadian kelahiran bayi prematur (nilai p = 0,637)
danterdapat hubungan antara pengetahuan ibu dengan kelahiran bayi prematur (nilai p =
0,011), dengan ibu berpengetahuan kurang berpeluang 5,180 kali untuk melahirkan bayi
Pembahasan
1. Status Ekonomi
8
Hasil analisis penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara
status ekonomi dengan kelahiran premature (p value = 0,010) dan ibu dengan status
ekonomirendah berpeluang 12.278 kali untuk melahirkan bayi prematur dibandingkan ibu
yang status ekonominya tinggi (OR = 12.278). Hasil penelitian ini sesuai dengan tiori
keluarga dengan status ekonomi rendah merupakan factor resiko terjadinya komplikasi
Ibu kurang dapat memenuhi kebutuhannya akan gizi sehingga akan terjadi persalinan
premature. Sosial ekonomi atau pendapatan keluarga adalah jumlah hasil perolehan yang
pendapatan merupakan penghasilan yang didapat setiap bulannya secara rutin. Menurut
menjadi tiga yaitu tingkat atas (pendapatan tinggi). Tingkat menengah (pendapatan cukup
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari) dan tingkat rendah (pendapatan rendah dan tidak
tetap)
Hasil penelitian ini mendukung hasil penelitian Anggraini (2007) bahwa ada
hubungan status ekonomi dengan kelahiran bayi berat badan rendah (p = 0,003).
Berdasarkan hasil penelitian dan tiori diatas maka dapat disimpulkan bahwa ibu hamil
dengan status ekonomi rendah merupakan faktor resiko terjadinya kelahiran bayi
prematur, oleh karena itu ibu hamil dengan status ekonomi rendah harus melahirkan
dipasilitas kesehatan yang lengkap seperti Rumah Sakit untuk mencegah terjadinya
komplikasi pada persalinan antara lain persalinan prematur, dan mencegah kematian bayi.
2. Anemia
Hasil analisis penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan antara
anemia (p value = 0,007) danibu dengan anemia berpeluang 8 kali untuk melahirkan bayi
9
prematur dibandingkan ibu yang tidak mengalami anemia (OR = 8,000 dengan 95% CI:
1.772 - 33.582).
Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataan Sarwono (2006) bahwa anemia dalam
kehamilan memberi pengaruh kurang baik bagi para ibu, baik dalam kehamilan, persalinan
maupun dalam nifas dan masa selanjutnya, berbagai penyulit dapat timbul akibat
anemia,seperti: abortus, partus prematurs, partus lama karena inertia uteri, pendarahan
postpartum karena utoria uteri. abortus, partus prematurs, partus lama karena inertia uteri,
Hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Di RSIA Siti Fatimah
Makassar Tahun 2006 menyatakan hal yang sama bahwa anemia berhubungan dengan
kejadian bayi prematur. Berdasarkan hasil penelitian dan tiori diatas maka dapat
disimpulkan bahwa ibu hamil dengan anemia merupakan factor resiko terjadinya kelahiran
bayi prematur, oleh karena itu ibu hamil dengan anemia harus melahirkan dipasilitas
kesehatan yang lengkap seperti Rumah Sakit untuk mencegah terjadinya komplikasi pada
Karena itu disarankan pada pihak terkait untuk melakukan upaya mengurangi
kejadian anemia pada ibu hamil misalnya dengan cara pemberian tablet Fe dan promosi
3. Komplikasi Obstestrik
Hasil analisis penelitian ini menunjukan adanya hubungan yang signifikan antar
komplikasi obsetri dengan kelahiran bayi premature (p value =0,033) dan ibu yang
dibanding kan ibu yang tidak mengalami komplikasi obsetri(OR = 4,688 95% CI : 01.232
– 17.829. Hasil penelitian ini sesuai dengan teori(Saifuddin, 2002). Komplikasi obstetric
10
dalam kehamilan adalah keadaan patologis yang erat kaitannya dengan kematian ibu atau
Anggraini (2007) di RSUAM ada hubungan komplikasi obstetrik dengan kelahiran bayi
berat badan rendah. Berdasarkan hasil penelitian dan tiori diatas maka perlunya
penanganan komplikasi obstetrikk dengan baik dengan merujuk ibu bersalin yang
mengalami komplikasi obsetrik ke fasilitas kesehatan lengkap seperti Rumah Sakit agar
4. Usia
Hasil análisis penelitian ini menunjukan tidak ada hubungan antara usia dengan
kelahiran bayi prematur (p value = 0.456). Hasil penelitian ini tidak sejalan
pernyataanSarwono (2006) yang mengatakan ibu yang berusia < 20 tahun dikarenakan
organ –organ belum siap untuk menerima kehamilan, sebaliknya semakin tua usia ibu
kondisi dan keelastisan otot–otot panggul semakin berkurang. Usia Kurang dari 20 tahun
dan lebih 35 tahun merupakan usia beresiko untuk hamil dan melahirkan.
tahun untuk melahirkan bayi prematur dibandingkan perempuan berusia kurang dari 20
tahun dan lebih dari 35 tahun.Tidak terdapat hubungan usia dengan kelahiran bayi
prematur dimungkinkan karena data yang ada dominan berusia 20 -35 tahun, pengambilan
data dengan ditanyakan hingga kemungkinan ibu lupa (recall bias) danpengaruh
globalisasi dimana informasi dapat dengan mudah diakses melalui televisi dan internet
5. Paritas
Hasil analisis penelitian menunjukan ada hubungan yang signifikan antara paritas ibu
dengan terjadinya kelahiran bayi premature (p value = 0,069) dan ibu dengan paritas
11
beresiko (>4) lebih berpeluang 4,385 kali terjadi melahrkan bayi prematur dibandingkan
ibu dengan paritas tidak beresiko (OR= 4,385 dengan 95% CI : 1.105 – 17.397).
Hasil penelitian ini sesuai dengan yang dikemukakan oleh Sulaiman (2003)
bahwakehamilan yang optimal adalah kehamilan yang kedua sampai dengan
keempat.Kehamilan pertama dan kehamilan setelah keempat memiliki resiko yang
meningkat. Pada kehamilan grendemulti sering disertai penyulitpenyulit seperti kelainan
letak, ante partum haemorage, post partum haemorage dan sebagainya.
Hasil penelitian ini mendukung penelitian Angraini (2007)yang dilakukan di RSUD
Abdul Moeloek yang menyimpulkan ada hubungan antara paritas dengan kejadian BBLR.
Hasil penelitian ini sesuai dengan teori yang ada dan hasil penelitian terdahulu. Kehamilan
yang optimal adalah kehamilan sampai dengan ke 4.
Paritas adalah keadaan wanita berkaitan dengan jumlah anak yang dilahirkan (Ramli,
1994). Primipara adalah wanita yang telah melahirkan seorang anak, yang cukup besar
untuk hidup didunia luar,sedangkan grandemultipara adalah wanita yang melahirkan 5
orang anak atau lebih (Sulaiman, 2003;).
Promosi kesehatan tentang paritas yang beresiko untuk hamil dan melahirkan kepada
mesyarakat dapat menambah pengetahuan pada ibu paritas yang optimal unruk proses
kehamilan dan persalianan. Dan hendaknya pelayanan KB dapat lebih ditingkatkan guna
mencegah kehamilan yang lebih dari 4 kali.
6. Perawatan Antenatal
Hasil análisis menunjukan tidak ada hubungan antara perawatan ante natal dengan
kelahiran prematur (p value = 0,637). Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang
menyatakan perawatan antenatal berhubungan dengan kelahiran bayi prematur
(Berham,2000). Hal ini mungkin dikarenakan perawatan antenatal saat ini masih
dilakukan dengan pendekatan risiko. Pendekatan risiko yang mempunyai rasionalisasi
bahwa asuhan antenatal adalah melakukan screening untuk memprediksi fakor-faktor
penyakit.
Hasil penelitian ini mendukung hasil studi di Zaire yang membuktikan bahwa 71%
persalinan macet tidak bias diprediksi, 90% ibu yang diidentifikasi berisiko tidak pernah
mengalami komplikasi dan 88% dari wanita yang mengalami komplikasi pasca persalinan
tidak memiliki riwayat yang prediktif (Kusmiyati, 2008).
7. Pengetahuan
Hasil analisis penelitian menunjukan ada hubungan yang signifikan antara
pengetahuan ibu dengan kelahiran bayi premature (p value = 0,011) danibu dengan
12
pengetahuan kurang lebih berpeluang 5.180 kalii melahirkan bayi prematur dibandingkan
ibu dengan pengetahuan baik OR= 5.180 dengan 95% CI: 1.527 – 17.573.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pernyataanNotoatmodjo (2003) bahwa pengetahuan
merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang . Tindakan
yang disertai dengan pengetahuan akan lebih langgeng dari pada yang tidak didasari oleh
pengetahuan. Ibu yang mempunyai pengetahuan yang baik akan lebih memperhatikan
kesehatannya.
BAB III
KESIMPULAN
Penelitian ini dengan simpulan bahwa kejadian bayi prematur di RSUD Jendral
Ahamad Yani Kota Metro tahun 2010 adalah 22,5 %, ibu adengan status ekonomi rendah
66,3%, ibu dengan anemia dalam kehamilan 55,0 %, ibu dengan komplikasi obsetri 58,8
%, Ibu yang berusia < 20 tahun atau > 35 tahun sebanyak 26,3%, ibu dengan paritas > 4
sebanyak 12,5%, ibu yang tidak melakukan ANC sesuai standat (<4 kali) sebanyak
26,3%. Faktor yang berhubungan dengan kelahiran bayi prematur adalah:status ekonomi,
anemia, komplikasi obstetrik, usia ibu,paritas dan pengetahuna ibu, sedangkan variabel
yang tidak berhubungan adalah perawatan antenatal yang tidak sesuai stándar.
Bagi Instansi terkait untuk dapat memberikan penanganan dan perawatan ibu yang
akan melahirkan bayi prematur sesuai dengan protap yang ada, dan bagi Dinas Kesehatan
Kota Metrosebagai bahan masukan dalam upaya peningkatan pelayanan dan penanganan
untuk ibu yang beresiko melahirkan bayi prematur dengan peningkatan promosi
kesehatan tentang faktor yang berhubungan dengan kelahiran bayi prematur.
13
Daftar Pustaka
Anggraini, Rima, (2007) faktor-faktor yang berhubungan dengan BBLR Di RSUD.dr Abdul
Moeloek
Lampung Berhman; at all, 2000, Ilmu Kesehatan Anak. EGC, Jakarta
Riskesdas, 2007, Angka Kematian Bayi, http://www.infodokterku.com/
Kusmiyati,yeni at all, 2008, Perawatan Ibu Hamil, Fitramaya, Jakarta.
Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan, 2009, Angka Kematian Ibu Melahirkan (AKI),
www.menegpp.go.id/aplikasidata/index.php? option=com...
Notoatmodjo, Sukidjo,, 2003, Promosi Kesehatan dan Konsep Perilaku,Rineka Cipta, Jakarta
RSUD Jend. A. Yani Metro. Kota Metro, 2010, Buku Register Persalinan RSUD Jend. A.
Yani Metro.
Kota Metro RSUD Jendral. Ahmad Yani Metro. Kota Metro, 2009, Buku Register Persalinan
RSUD Jend. A. Yani Metro.
Kota Metro Sarwono, Prawirohardjo, 2006, Buku Acuan Nasional Pelayanan
KesehatanMaternal dan Neonatal, JNPKKR, Jakarta.
Sulaiman,Sastrawinata, 2003, Obstetri Fisiologi Bagian Obstetri dan Ginekologi Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran, Bandung Varney, Helen:at all,2007,Buku Ajar Asuhan
Kebidanan,EGC,Jakarta
14