Anda di halaman 1dari 19

ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN SIFILIS & GONOROE

DIMASTYA ANDY SETIAWAN ( P27820119064 )


TINGKAT III REGULER B

Dosen Pembimbing :
HEPTA NUR ANUGRAHINI S.Kep.,Ns.,M.Kep

PRODI DIII KEPERAWATAN SOETOMO


SURABAYA
Pengkajian
IDENTITAS KLIEN ALASAN MASUK RS RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG

Pasien Sifilis mengeluh adanya luka


Sifilis dan Gonorea dapat menyerang Pada Sifilis pasien mengeluh demam,
pada penis/ vagina, disertai malaise,
siapapun pada semua usia dan jenis . gangguan makan ( Anoreksia ) dan
anoreksia, demam. Pada Gonorea
kelamin. lesi pada kulitnya. Pada Gonorhea
pasien mengeluh nyeri saat berkemih
disertai keluar nanah pada saluran perlu dikaji riwayat nyeri dan
kencing pria. penyebab infeksi.

KELUHAN UTAMA RIWAYAT PENYAKIT SEBELUMNYA RIWAYAT KESEHATAN KELUARGA

Biasanya pasien Sifilis mengeluh Riwayat Sifilis dan Gonorhoe pada


Perlu dikaji apakah pasien
demam, anoreksia, dan terdapat lesi anggota keluarga lainnya sangat
sebelumnya menderita sivovitis dan
pada kulit. Pada Gonorea terdapat menentukan.
atritis pada Gonorhea
keluhan nyeri ketika kencing.

Chin, J. 2000. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Ed 17. Jakarta: EGC.


Pola Kesehatan ( Virginia Handerson )
POLA RESPIRASI POLA ISTIRAHAT & TIDUR

01 pada klien peradangan genetalia biasanya fr. 06 Pasien dengan gangguan genetalia biasanya mengalami
gangguan dalam pemenuhan gangguan tidur akibat
pernapasan menuingkat
ketidaknyamanan nyeri dan rasa gatal

POLA NUTRISI & METABOLISME KEBUTUHAN PERSONAL HIEGINE

02 Nafsu makan turun tetapi tergantung dari masing-masin


idividu yang mengalami, biasanya pasien mengalami
07 Pasien dengan gangguan genitalia biasanya mengalami
gangguan dalam pemenuhan kebutuhan personal hygiene
anoreksia.

POLA ELIMINASI POLA AKTIVITAS

03 Pada Gonoroe pasien mengeluh nyeri ketika BAK 08 Pola aktivitas dapat terganggu karena adanya
ketidaknyamanan dan malaise

MEMPERTAHANKAN TEMPERATUR & SIRKULASI GERAK & KESEIMBANGAN TUBUH

04 Pada klien dengan peradangan genitalia mengalami


gangguan dalam temperatur >38 oC. Nadi dan TTD
09 Tubuh klien dengan peradangan genetalia kadang
mengalami gangguan karena nyeri dan ketidaknyamanan
mengalami peningkatan.

Daili, S.F., & Zubier, F. 2005. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 4. Jakarta: Badan Penerbit FKUI
Pola Kesehatan
KEBUTUHAN BERPAKAIAN KEBUTUHAN BERMAIN & REKREASI
10 Klien dengan infeksi genetalia mengalami gangguan dalam
memenuhi kebutuhan berpakaian tersebut 14 Biasanya tiak dapat memenuhi kebutuhan bermain dan
rekreasi karena nyeri dan ketidaknyamanan

KEBUTUHAN KEAMANAN KEBUTUHAN BELAJAR


11 Mengalami gangguan dalam keamanan karenan adanya
nyeri dan ketidaknyamanan serta peningkatan suhu tubuh 15 Bagaimana klien berusaha belajar, menemukan atau
memuaskan rasa ingin tahu yang mengarah pada
perkembangan yang normal, kesehatan dan penggunaan
fasilitas kesehatan yang tersedia

POLA SOSIALISASI
12 Pasien merasa terisolasi atau terpisah karena
terganggungnya komunikasi adanaya perubahan pada ke
biasaan atau perubahan dalam kapasitas fisik

KEBUTUHAN SPIRITUAL

13 Klien yang menganut agama Islam selama keluar darah


nifas / masa nifas tidak diperbolehkan melaksankan ibadah

Daili, S.F., & Zubier, F. 2005. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 4. Jakarta: Badan Penerbit FKUI
Pemeriksaan Fisik

1 2 3 4
KESADARAN TTV KEPALA RAMBUT

Biasanya Rambut
Pasien gangguan Pada pasien
dijumpai mengalami
sistenm genitalia sifilis perlu dikaji
kerontokan pada kerontokan /
biasanya adanya
rambut / alopesia alopesia pada
mengalami kemungkinan
pada sifilis, dan sifilis.
kesadaran hipertensi,
Compos Mentis. arteriosklerosis, pasien dengan
dan penyakit gangguan
jantung reumatik genitalia secara
sebelumnya. umum
mengalamai nyeri
kepala.

Departemen Kesehatan (b). 2008. Infeksi Menular Seksual dan Infeksi Saluran Reproduksi.
www.pppl.depkes.go.id/_asset/_donwload/IMS_dan_ISR. diunduh 9 September 2021 .
Pemeriksaan Fisik

5 6 7 8
MATA & HIDUNG
WAJAH MULUT & GIGI LEHER
Pada sifilis
Pada area leher
Inspeksi : konginental
kebersihan, ada Pada sifilis ditemukan tanda
terdapat kelainan
konginetal gigi limfadenitis /
lesi/tidak ada pada mata
hutchinson benjolan pada
edema/tidak, dan ( keratitis
( incisivus I limfe. Dan pada
tidakpucat, interstisiel ) dan
kanan atas dan sifilis stadium II
sianosis adanya pada hidung
kiri bentuknya secara khusus
kemerahan/tidak Sifilis stadium iii
seperti obeng. biasanya
dapat merusak
terdapat nyeri
tulang rawan
leher.
hidung dan
palatum.

Departemen Kesehatan (b). 2008. Infeksi Menular Seksual dan Infeksi Saluran Reproduksi.
www.pppl.depkes.go.id/_asset/_donwload/IMS_dan_ISR. diunduh 9 September 2021
Pemeriksaan Fisik

9 10 11 12
EKSTREMITAS
THORAK ABDOMEN GENITALIA &
RECTUM
Jarang ditemui Pada staium II Pada
adanya kelainan terjadi gangguan Biasanya pada pemeriksaan
pada thorak , sistem sifilis ditemui lesi kekuatan otot
tidak ada pencernaan yang berisi tangan dan kaki
abnormalitas ( anoreksia ) cairan, pada pria terkadang
pada irama Gonoroe kaji mengalami
jantung maupun keluaran nanah kelumpuhan. Dan
paru. pada penis. kelemah
( malaise )

Departemen Kesehatan (b). 2008. Infeksi Menular Seksual dan Infeksi Saluran Reproduksi.
www.pppl.depkes.go.id/_asset/_donwload/IMS_dan_ISR. diunduh 9 September 2021
Pemeriksaan Diagnostik
SIFILIS GONOREA

Pemeriksaan T. Pallidium Pemeriksaan Spesimen

Pemeriksaan serum dari lesi kulit kemudian dilihat Pada pria lokasi pengambilan spesimen di uretra,
bentuk dan pergerakannya dengan mikroskop lapangan menggunakan swab yang dimasukan dan diputar
gelap. Diperiksa 3 hari berturut-turut jika hasilnya hari I selama 5 detik. Sedangkan pada wanita, swab pada
dan II negatif, kmd lesi dikompres dengan larutan endoservik dan diputar selama 10 detik.
garam faali kmd diperiksa hasilnya negatif bukan berarti
hasilnya bukan sifilis , mungkin karena kumannya
terlalu sedikit
Pemeriksaan Apusan
Hasil dikatakan positif bila ditemukan adanya
Tes Serologis Sifilis ( TSS ) diplokokus gram negatif dengan bentuk seperti ginjal
di dalam dan atau diluar sel lekosit PMN
Untuk mengetahui sensitifitas dan spesifisitas.
Pada S I hasilnya negatif
Pada S II dini reaksi menjadi positif agak kuat, akan
menjadi sangat kuat pada S II lanjut.
Pada S III reaksinya menurun lagi menjadi positif Pemeriksaan Kultur
lemah atau negatif
Saat ini pemeriksaan mikrobiologi yang digunakan
untuk diagnosis infeksi Neisseria gonorrhoeae adalah
kultur dan apusan. Setelah pengambilan sampel,
Daili, S.F., & Zubier, F. 2005. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 4. Jakarta: Badan Penerbit
oleskan dengan segera sampel pada media untuk
FKUI.
kultur kuman ini
Pathway

Nyoman Pande, Wiswantara dkk . 2013. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Sifilis dan Gonoroe . Makalah : STIKES Wira
Medika PPNI Bali
Diagnosa Keperawatan
SIFILIS

1. Gangguan integritas kulit berhubungan dengan


diagnosa sifilis.
2. Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan
dengan proses peradangan.
3. Peningkatan suhu tubuh berhubungan dengan
infasi kuman.
GONOROE

1. Nyeri berhubungan dengan reaksi infeksi


2. Perubahan pola eliminasi urin berhubungan
dengan  proses inflamasi
3. Risiko penularan berhubungan dengan kurang
pengetahuan tentang sifat menular dari penyakit
4. Harga diri rendah berhubungan dengan penyakit

PPNI, T. P. (2016). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia (1 ed.). Jakarta: PPNI.


Intervensi Keperawatan ( Sifilis )
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
1) Gangguan integritas kulit Setelah dilakukan tindakan 1. Menurunkan iritasi
sehubungan dengan keperawatan selama ... x 24 1.        Anjurkan 2. Untuk menyeimbangkan
diagnosa sifilis. jam diharapkan gangguan menggunakan baju katun cairan
integritas kulit teratasi dan hindari baju ketat. 3. Mencegah kerusakan
dengan kriteria hasil : 2.        Pertahankan lebih lanjut.
1. Kembalinya kulit normal. kecukupan masukan cairan 4. Untuk mempercepat
  untuk hidrasi yang adekuat. proses penyembuhan
3.        Berikan dengan
latihan rentang gerak.
4.        Kolaborasi dengan
tim medis lain.

(SIKI,2018)
Intervensi Keperawatan ( Sifilis )
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
2. Gangguan rasa nyaman Setelah dilakukan tindakan 1. Kaji tingkat nyeri 1. Untuk mengetahui rasa
nyeri sehubungan keperawatan selama ... x 24 2. Ajarkan teknik distraksi sakit akut dan
dengan proses jam diharapkan gangguan dan relaksasi. ketidaknyamanan
peradangan. rasa nyaman nyeri teratasi 3. Berikan posisi yang 2. Tekhnik distraksi dan
dengan kriteria hasil : nyaman relaksasi dapat
1. Nyeri berkurang 4. Kolaborasi dengan tim mengurangi rasa nyeri.
  medis pemberian obat 3. posisi yang nyaman
golongan penisilin. dapat meningkatkan
relaksasi sehingga
(SIKI,2018) membantu menurunkan
nyeri.
4. Memberikan penurunan
rasa nyeri
Intervensi Keperawatan ( Sifilis )
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi Rasional
3) Peningkatan suhu tubuh Setelah dilakukan tindakan 1) Anjurkan pasien untuk 1. Agar terjadi pemindahan
sehubungan dengan keperawatan selama ... x 24 memakai baju tipis.. panas.
infasi kuman. jam diharapkan suhu tubuh 2) Pantau suhu tubuh 2. Mengetahui adanya
normal dengan pasien infeksius akut.
kriteria hasil : 3) Beri pasien kompres 3. Untuk menurunkan suhu
1. Suhu tubuh kembali hangat. tubuh.
normal ( 36-37oC ) 4) Kolaborasi dengan tim 4. Untuk mengurangi
  medis pemberian obat demam / menurunkan
anti piretik. suhu tubuh

(SIKI,2018)
Intervensi Keperawatan ( Gonoroe )
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
1) Nyeri berhubungan dengan reaki Setelah dilakukan tindakan 1) Kaji secara komprehensif tentang nyeri
infsfeksi keperawatan selama ... x 24 jam meliputi lokasi, karakteristik, dan onset,
durasi, frekuensi, kualitas, intensitas /
diharapkan nyeri teratasi dengan
beratnya nyeri, dan faktor-faktor presipitasi.
kriteria hasil : 2)  Observasi isyarat-isyarat non verbal dari
1) Mengenali faktor penyebab ketidaknyamanan, khususnya
2) Menggunakan metode pencegahan ketidakmampuan untuk komunikasi secara
non analgetik untuk mengurangi efektif.
nyeri 3) Gunakan komunikasi terapeutik agar klien
dapat mengekspresikan nyeri
3) Menggunakan analgetik sesuai 4)  Berikan dukungan terhadap klien dan
kebutuhan keluarga
4) Melaporkan nyeri yang sudah 5) Kontrol faktor-faktor lingkungan yang dapat
terkontrol mempengaruhi respon klien terhadap
ketidaknyamanan (contoh : temperatur
  ruangan, penyinaran, dll)
6) Ajarkan penggunaan teknik non
farmakologik (contoh : relaksasi, guided
imagery, terapi musik, distraksi, aplikasi
panas-dingin, massage, TENS, hipnotis,
terapi aktivitas)
7) Berikan analgesik sesuai anjuran
8) Tingkatkan tidur atau istirahat yang cukup
9) Evaluasi keefektifan dari tindakan
mengontrol nyeri yang telah digunakan

(SIKI,2018)
Intervensi Keperawatan ( Gonoroe )
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
2) Perubahan pola eliminasi urin Setelah dilakukan tindakan 1) Pantau eliminasi urin meliputi:
berhubungan dengan  proses keperawatan selama ... x 24 jam frekuensi, konsistensi, bau,
inflamasi diharapkan eliminasi urin kembali lancar volume, dan warna dengan tepat
dengan 2) Rujuk pada ahli urologi bila
kriteria hasil : penyebab akut ditemukan
1)  Urin akan menjadi kontinens
2) Eliminasi urin tidak akan terganggu:
bau, jumlah, warna urin dalam (SIKI,2018)
rentang yang diharapkan dan
pengeluaran urin tanpa disertai
nyeri

 
Intervensi Keperawatan ( Gonoroe )
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
3) Risiko penularan berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1) Berikan pendidikan kesehatan
dengan kurang pengetahuan tentang keperawatan selama ... x 24 jam kepada klien dengan menjelaskan
sifat menular dari penyakit diharapkan resiko penularan ddapat tentang: Bahaya penyakit menular
dihentikan dengan & Pentingnya memetuhi
kriteria hasil : pengobatan yang diberikan
1)  Dapat meminimalkan terjadinya 2) Jelaskan cara penularan PMS dan
penularan penyakit pada orang lain perlunya untuk setia pada
pasangan
3) Hindari hubungan seksual sebelum
sembuh dan memakai kondom jika
tidak dapat menghindarinya

(SIKI,2018)
Intervensi Keperawatan ( Gonoroe )
Diagnosa Keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi
4) Harga diri rendah berhubungan Setelah dilakukan tindakan 1) Bantu individu dalam
dengan penyakit keperawatan, klien akan mengidentifikasi dan
mengekspresikan pandangan positif mengekspresikan perasaan
untuk masa depan dan memulai 2) Dorong klien untuk membayangkan
kembali tingkatan fungsi sebelumnya masa depan dan hasil positif dari
dengan kriteria hasil : kehidupan
1) Mengindentifikasi aspek-aspek 3) Perkuat kemampuan dan karakter
positif diri positif (misal: hobi, keterampilan,
2) Menganalisis perilaku sendiri dan penampilan, pekerjaan)
konsekuensinya 4) Bantu klien menerima perasaan
3)  Mengidentifikasi cara-cara positif dan negative
menggunakan kontrol dan 5) Bantu dalam mengidentifikasi
mempengaruhi hasil tanggung jawab sendiri dan kontrol
situas

(SIKI,2018)
IMPLEMENTASI
Implementasi keperawatan yaitu tahap mengevaluasi respons
atau hasil dari tindakan keperawatan yang dilakukan terhadap
01 klien serta mendokumentasikan semua tindakan yang telah
dilaksanakan beserta respon dan hasilnya

EVALUASI
Evaluasi adalah tahap akhir dari proses keperawatan yang
merupakan perbandingan yang sistematis dan terencana
02 antara hasil akhir yang teramati dan tujuan atau kriteria hasil
yang dibuat pada tahap perencanaan

Stillwell, Susan B. (2011). Pedoman keperawatan kritis. Jakarta: EGC


Daftar Pustaka
Chin, J. 2000. Manual Pemberantasan Penyakit Menular. Ed 17. Jakarta: EGC

Stillwell, Susan B. (2011). Pedoman keperawatan kritis. Jakarta: EGC

Daili, S.F., & Zubier, F. 2005. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin. Edisi 4. Jakarta: Badan Penerbit FKUI

Nyoman Pande, Wiswantara dkk . 2013. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan Sifilis dan Gonoroe . Makalah :
STIKES Wira Medika PPNI Bali

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. 2018. Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat Perawat
Nasional Indonesia. Jakarta Selatan.

Tim Pokja SLKI DPP PPNI. 2018. Standar Luaran Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat Perawat
Nasional Indonesia. Jakarta Selatan

Tim Pokja SIKI DPP PPNI. 2018. Standar Intervensi Keperawatan Indonesia. Dewan Pengurus Pusat Perawat
Nasional Indonesia. Jakarta Selatan.

Anda mungkin juga menyukai